Anda di halaman 1dari 11

Repertoar, Vol.3 No.

2, Januari 2023
ISSN: 2746-1718

Peranan Eksistensi Grup Musik Patrol “Putro Nanggal” dalam Perkembangan


Pembangunan Kampung Rungkut Menanggal

Balda Warda
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
Email : balda.18017@mhs.unesa.ac.id
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari peran eksistensi musik patrol
Putro Nanggal dalam perkembangan pembangunan bagi kampung Rungkut Menanggal gang 3,
kec. Gunung Anyar, Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan
menggunakan teknik wawancara dengan narasumber yang bersangkutan. Teori yang digunakan
diantaranya teori peran oleh Biddle dan Thomas serta teori eksistensi menurut Jean Paul Satre.
Grup musik patrol Putro Nanggal memiliki peran yang dibentuk serta dibangun untuk
menghasilkan eksistensi yang membawa dampak bagi perkembangan pembangunan kampung
Rungkut Menanggal, baik yang bersifat material maupun non-material. Peran dibangun dengan 4
golongan : 1. Interaksi sosial antara Putro Nanggal dengan penonton, 2. Perilaku yang muncul
dalam interaksi oleh kedua belah pihak, 3. Kedudukan Putro Nanggal sebagai icon budaya
kampung , 4.keunggulan grup musik patrol Putro Nanggal yang menjadi pembeda dengan grup
musik patrol lainnya.
Kata Kunci : Peran, Eksistensi, Musik Patrol.

Abstract : This study aims to determine the influence of the role of Putro Nanggal's musical patrol
existence in the development of Rungkut Menanggal village, alley 3, Mount Anyar sub-district,
Surabaya. This study uses descriptive qualitative methods and uses interview techniques with the
informants concerned. The theories used include role theory by Biddle and Thomas and the theory
of existence by Jean Paul Satre. The Putro Nanggal patrol music group has a role that was formed
and built to produce an existence that has an impact on the development of the Rungkut Menanggal
village, both material and non-material. Roles are built with 4 groups: 1. Social interaction
between Putro Nanggal and the audience, 2. Behavior that appears in interactions by both parties,
3. Putro Nanggal's position as a village cultural icon, 4. The superiority of Putro Nanggal's patrol
music group which makes a difference with another patrol music group.
Keywords: Role, Existence, Patrol Music.

PENDAHULUAN berkembang, yang mulanya diciptakan dari


bahan-bahan organik, kemudian terciptalah
Perkusi merupakan instrumen yang banyak variasi instrumen perkusi. Contohnya
berusia paling tua. “Instrumen pertama pada di Indonesia terdapat kentongan, dan
zaman prasejarah adalah perkembangan dari kendang sebagai ritmis, lalu ditambahkan
sebuah aksi tepuk tangan dan hentakan kaki. perkusi sebagai melodi, seperti kolintang,
Selain itu mereka (manusia purba) juga dan angklung. Hingga pada akhirnya
menggunakan alat-alat berburu sebagai alat instrument-instrument tersebut menjadi
musik. Memukul objek seperti batu, kayu, simbol atau tradisi seni musik di Indonesia.
juga dawai, yang dimainkan secara perkusif kemudian diperluas menjadi musik
sebagai instrumen pertama” (Blades, tradisional.
1984:35). Perlahan instrumen perkusi mulai
250
Balda Warda
Peranan Eksistensi Grup Musik Patrol “Putro Nanggal” dalam Perkembangan Pembangunan Kampung
Rungkut Menanggal

“Musik tradisional secara luas atau sebagai pemberitahuan warga apabila


digambarkan sebagai musik yang hidup di terjadi suatu bencana, dan juga sebagai media
masyarakat secara turun temurun. membangunkan warga sekitar untuk sahur
Keberadaanya dipertahankan bukan sebagai pada bulan Ramadhan. Masyarakat pada saat
sarana hiburan semata, melainkan digunakan itu menggunakan kentongan sebagai alat
untuk berbagai keperluan, misalnya upacara musiknya. Kentongan yang memiliki ukuran
adat, sarana komunikasi antara manusia
yang berbeda dengan perpaduan ritmis antar
dengan penciptanya, dan ada pula yang
menggunakan sebagai sarana pengobatan. kentongan yang lainnya. Perubahan musik
Apapun tujuannya, musik dipercaya kentongan menjadi musik patrol diawali
mempunyai kemampuan untuk dengan penambahan instrument lainnya
mendamaikan hati yang gundah, sekaligus seperti drum, kenong, gong, quarto hingga
mampu memberikan terapi rekreatif dan tamborin. Di daerah lain, yakni Madura,
menumbuhkan jiwa patriotisme” Larasati musik patrol disebut dengan musik tong-tong
(2014: 116). Musik tradisional adalah musik yang dikombinasikan dengan gamelan.
yang lahir dalam suatu lingkungan itu sendiri. Kemudian berkembang pula menjadi ul-daul.
Seni (musik tradisional) menjadi sebuah Dalam pembahasannya Setyono & Nugroho
hiburan bagi pelaku utama serta (2019) menjelaskan arti kata dari ul-daul,
penikmatnya. Istilah ul-daul sendiri oleh sebagian
Seni (musik) dalam ruang masyarakat Madura berasal dari kata gaul
perkembangannya merupakan “alat ukur yang berkembang menjadi ul-gaul dan
objektif” dalam melihat konstruk budaya menjadi fasih dengan sebutan ul-daul. Musik
masyarakatnya. (Setiawan, 2014). Hal ini ul-daul merupakan pengembangan terhadap
menjelaskan betapa pentingnya “alat ukur musik tong-tong dari segi kuantitas, jenis
objektif”, yaitu nilai yang tumbuh atas instrumen, dan penggunaan teknologi. Tidak
keputusan bersama dalam menghasilkan sedikit pula kampung dari Surabaya menjadi
identitas budaya di suatu lingkungan. Ciri wadah bagi anak-anak kampung
khas kebudayaan juga dapat dilihat dari berkreativitas dengan seni atau mengenalkan
karakter penciptanya. Musik tradisional di berbagai macam seni. salah satunya yakni
Indonesia memiliki banyak jenis dan bentuk kampung Rungkut Menanggal, Surabaya.
musik di setiap daerahnya. Lingkungan yang Perbedaan antara grup musik patrol serta ul-
berbeda akan membuahkan kesenian yang daul yakni variasi dalam instrumen hingga
berbeda, sehingga tidaklah mengherankan penampilan yang disuguhkan.
jika kesenian yang tumbuh dan berkembang Kampung Rungkut Menanggal di
di masyarakat suku bangsa yang satu berbeda Surabaya telah menjadi salah satu sarana
dengan suku bangsa lainnya (Kuntowijoyo, dalam bermusik patrol. Musik patrol pula
dkk, 1986:22) namun ada pula yang yang telah menjadikan kampung Rungkut
memiliki jenis dan bentuk hampir sama tetapi Menanggal sebagai kampung seni. Awal
ciri khas yang berbeda. Salah satu contohnya mula patrol terbentuk di kampung Rungkut
musik patrol dari pulau Jawa. Menanggal sama seperti yang lainnya, yakni
Musik patrol pada awalnya dijadikan sebagai media membangunkan warga sekitar
sebagai media yang digunakan oleh untuk sahur pada bulan ramadhan, hingga
masyarakat pada zaman dahulu untuk ronda, menjadi grup musik patrol yang dikenal di
Surabaya. Dimulai dari lomba kebersihan
251
Repertoar, Vol.3 No. 2, Januari 2023
ISSN: 2746-1718

kampung yang diadakan oleh pemerintah keadaan yang terus berkembang. Kemudian
Surabaya, yaitu “Surabaya Green & Clean”. disimpulkan, peran merupakan individu atau
Program ini merupakan bentuk strategi kelompok yang memiliki kedudukan serta
sosialisasi, edukasi dan apresiasi pada diharapkan dapat menciptakan lingkungan
masyarakat, demi peningkatan kualitas yang dinamis. Peran tidak dapat dilepaskan
lingkungan (Kumalasari, Hanafi & Rozikin dari kata peranan, Menurut Abdulsyani
(2007: 94) “peranan adalah suatu perbuatan
2017). kampung Rungkut Menanggal ikut
seseorang atau sekelompok orang dengan
berpartisipasi dalam lomba tersebut. cara tertentu dalam usaha menjalankan hak
Kampung Rungkut Menanggal tidak hanya dan kewajibannya sesuai dengan status yang
menciptakan lingkungan kampung yang dimilikinya.”. Peran menjadi pelaku, dan
bersih, namun juga memperkenalkan budaya peranan dimaknai sebagai langkah atau tata
kampung, yaitu musik patrol, yang cara, atau konsep yang diciptakan pelaku
dimainkan oleh anak-anak muda kampung dalam menjalankan kewajibannya, serta
Rungkut Menanggal sendiri, yang dinamakan untuk mencapai tujuannya. Salah satu
“Putro Nanggal”. Grup musik patrol juga konsepnya dengan cara menciptakan sebuah
semakin dikenal lewat acara-acara yang eksistensi.
diselenggarakan oleh kecamatan sebagai Penelitian ini juga dilatarbelakangi
penyambutan tamu, atau sebagai pengisi oleh beberapa rumusan masalah. Beberapa
acara, yang pada akhirnya mendapatkan diantaranya,
perhatian oleh dinas pariwisata kota
Surabaya, dan mengundang rasa 1. Bagaimana cara grup musik patrol
“Putro Nanggal” mendapatkan
penasarannya akan jenis musik patrol itu.
peranan eksistensinya guna
Bahkan hampir setiap dinas pariwisata kota perkembangan pembangunan
Surabaya akan mengadakan event, Putro kampung Rungkut Menanggal?,
Nanggal diundang sebagai penyambutan 2. Bagaimana dampak eksistensi grup
tamu, dan pengisi acara dalam event tersebut. music patrol ”Putro Nanggal” bagi
Grup patrol ini juga mengikuti berbagai perkembangan pembangunan
lomba musik patrol, dan tidak sedikit pula kampung Rungkut Menanggal?.
piala dan penghargaan yang mereka bawa
Penelitian ini juga menggunakan
pulang. Hal ini dapat menjadi bahan beberapa penelitian terdahulu yang relevan
pendukung bentuk peranan eksistensi grup dengan judul penelitian diantaranya
musik patrol Putro Nanggal. penelitian jurnal dengan judul “Eksistensi
Setiap peran sosial merupakan Grup Musik Keroncong Gema Irama di Desa
seperangkat hak kewajiban, harapan, norma Gedongmulya Kecamatan Lasem” yang
dan perilaku seseorang untuk menghadapi ditulis oleh Wibi Ardi Alvianto, Wagiman
dan memenuhi (Nani, 2017). Hal ini dapat Joseph dipublikasikan pada tahun 2012.
diartikan bahwasannya peran menjadi Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
pegangan atau harapan suatu lingkungan, dan membahas dan meneliti tentang eksistensi
biasanya diwujudkan oleh individu yang suatu grup seni. Perbedaanya ialah dari topik
memiliki kuasa, atau kedudukan. Menurut penelitian serta subjek, objek dan tempat
soekanto (2009:212-213) peran adalah proses yang diteliti. Wibi dan Wagiman meneliti
dinamis kedudukan (status). Kutipan tersebut eksistensi grup musik keroncong gema irama
menyebutkan kata dinamis yang artinya di desa Gedongmulya kecamatan Lasem.
Eksistensi grup musik keroncong gema irama

252
Balda Warda
Peranan Eksistensi Grup Musik Patrol “Putro Nanggal” dalam Perkembangan Pembangunan Kampung
Rungkut Menanggal

di desa Gedongmulyo dideskripsikan sebagai peran eksistensi grup musik patrol Putro
pelestarian budaya musik keroncong di desa Nanggal untuk perkembangan pembangunan
Gedongmulyo, kelestarian budaya musik kampung.
keroncong di desa Gedungmulyo oleh grup
musik keroncong gema irama telah menjadi Teori peran
esensi dari eksistensi grup musik keroncong Menurut Biddle dan Thomas dalam
gema irama. Eksistensi diperoleh lewat Sarwono (2013:215), menyertakan beberapa
proses pelestarian yang ada di desa
istilah teori peran dalam empat golongan
Gedongmulyo, pelestarian dilakukan dengan
yang menyangkut :
beberapa cara, mulai dari mengisi berbagai
acara yang diselenggarakan di desa 1. Orang-orang yang mengambil bagian
Gedungmulyo, hingga regenerasi anggota dalam interaksi sosial;
grup musik keroncong gema irama, 2. Perilaku yang muncul dalam interaksi
sedangkan penelitian ini membahas peran tersebut;
eksistensi dari grup musik patrol bagi
3. Kedudukan orang-orang dalam
perkembangan pembangunan di kampung
Rungkut Menanggal, eksistensi grup musik berperilaku;
patrol Putro Nanggal didapatkan lewat 4. Kaitan antar orang dan perilaku.
peranannya terlebih dahulu hingga Teori ini yang menjadi bahan bantuan bagi
memperoleh eksistensinya. peneliti dalam menjabarkan peran eksistensi
Penelitian relevan berikutnya ialah grup musik patrol “Putro Nanggal”dalam
“Musik Tongtong Sebagai Pemberdayaan empat golongan tersebut.
Ekonomi dan Identitas Lokal Masyarakat
Kabupaten Sumenep Madura” ditulis oleh Teori eksistensi
Titis Setyono Adi Nugroho pada tahun 2021. Menurut Jean-Paul Sartre
Isi pokok dari penelitiannya Nugroho menjelaskan bahwasannya eksistensi
membahas tentang pemberdayaan ekonomi
manusia mendahului esensinya, artinya
oleh musik tongtong serta identitas
manusia bukanlah sosok yang sudah
masyarakat kabupaten Sumenep, Madura.
Nugroho dalam penelitiannya menjelaskan diketahui esensinya. Manusia akan berproses
musik tong-tong menjadi salah satu media dalam mencapai esensinya. Teori ini juga
untuk pemberdayaan ekonomi di Madura yang membantu bagi peneliti untuk
melalui beberapa kegiatan festival musik mendeskripsikan bagaimana eksistensi grup
tong-tong yang berlangsung satu tahun sekali musik patrol Putro Nanggal dalam mencapai
sekaligus sebagai penyelenggaraan HUT esensinya sehingga membawa sebuah
kabupaten Sumenep, Madura. Kegiatan dampak bagi kampung Rungkut Menanggal.
festival musik tong-tong kemudian dianggap Sartre (dalam Yunus, 2011), juga
sebagai jalan legitimasi musik tong-tong menganggap bahwasannya eksistensi
sebagai identitas asli masyarakat Madura, merupakan sebuah kebebasan untuk memilih
yang menjadi kesamaan dalam penelitian ini jalan hidup yang tidak lepas dari sebuah
dalam membahas tentang musik budaya
tanggung jawab. Eksistensi yang berlaku
lokal daerah. Perbedaanya terletak pada
dalam teori ini bukan hanya terpacu pada
pembahasannya, Nugroho menjelaskan
maksud musik tongtong sebagai eksistensi individu, melainkan sebuah
pemberdayaan ekonomi sedangkan kelompok juga. Dilakukan melalui susunan
penelitian ini menjelaskan tentang suatu yang matang serta proses yang tidak sebentar

253
Repertoar, Vol.3 No. 2, Januari 2023
ISSN: 2746-1718

untuk menciptakan eksistensi yang akan dikumpulkan langsung dari sumber asli dan
membawakan pengaruh baik tentunya bagi tidak melalui perantara, sedangkan data
orang lain. sekunder adalah data yang diperoleh secara
tidak langsung dan melalui media perantara,
METODE PENELITIAN berasal dari sumber-sumber yang telah ada
atau data sudah tersedia dan dikumpulkan
Penelitian dengan judul “Peranan oleh pihak lain (berupa dokumentasi)”.
Eksistensi Grup Musik Patrol ‘Putro Dalam hal ini peneliti mendapatkan sumber
Nanggal’ dalam Perkembangan data primer yakni dengan melakukan
Pembangunan Kampung Rungkut wawancara dengan beberapa narasumber
Menanggal” menggunakan metode yang terlibat dalam penelitian ini, Erik
Maulana sebagai manajer grup musik patrol
penelitian deskriptif dengan pendekatan
Putro Nanggal, Syamsi sebagai pelatih, serta
kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang Chuzaimah sebagai perwakilan pemimpin
digunakan untuk menggambarkan realitas kampung yang menjabat sebagai pemberdaya
yang ada dengan menggunakan pendekatan perempuan dan anak, sedangkan sumber data
kuantitatif. Creswell (2008) mendeskripsikan sekunder peneliti dapat dari beberapa jurnal,
penelitian kualitatif yakni melibatkan proses artikel, serta penelitian terdahulu yang
mengumpulkan data, menganalisis, serta berkaitan dengan penelitian ini. Sebelum
dilakukan wawancara dengan beberapa
menginterpretasikannya. Pengumpulan
narasumber, peneliti melakukan observasi
sampling berupa analisis teks, gambar, atau lapangan yang dilakukan di kampung
representasi informasi dalam bentuk gambar Rungkut Menanggal Gang III. Setelahnya
maupun tabel. Lokasi penelitian berada di dilampirkan beberapa foto yang terkait dalam
kampung Rungkut Menanggal RT03 RW01, penelitian ini.
Kelurahan Rungkut Menanggal, Kecamatan
Gunung Anyar, kota Surabaya.
PEMBAHASAN
Objek dalam penelitian ini adalah
eksistensi grup musik patrol “Putro Nanggal” Sejarah musik patrol di kampung
dan pengaruhnya dalam perkembangan Rungkut Menanggal awalnya sebagai alat
pembangunan di kampung Rungkut membangunkan sahur warga pada bulan
Menanggal, lalu untuk Subjek penelitiannya Ramadhan, dan berkembang menjadi seni
adalah Erik Maulana Saputra selaku pembina pertunjukan musik patrol. Putro nanggal pada
grup musik patrol di kampung Rungkut saat itu bertekad ingin mengembangkan
menanggal, dan Syamsi sebagai pelatih grup musik yang dapat menyalurkan sisi positif,
musik patrol “Putro Nanggal”, serta khususnya bagi pemuda kampung Rungkut
Chuzaimah dari perwakilan RT kampung Menanggal. Tekad ini mereka rancang
Rungkut Menanggal sebagai seksi dengan latihan rutin di setiap hari jumat atau
pemberdayaan perempuan dan anak. sabtu dan waktu senggang para pemain.
(dalam wawancara Erik:2022). Umumnya
Teknik pengumpulan dan analisis data tidak semua menjadi pemain dalam
pertunjukan, selebihnya menjadi tim official
Sumber data penelitian ini dibagi
untuk membantu serta mendukung Putro
dalam dua jenis yakni primer dan sekunder.
Nanggal.
Menurut Syaiful Bahri (2018 ; 81&82) “Data
primer merupakan data yang diperoleh atau

254
Balda Warda
Peranan Eksistensi Grup Musik Patrol “Putro Nanggal” dalam Perkembangan Pembangunan Kampung
Rungkut Menanggal

Cara Grup Musik Patrol “Putro Nanggal” dalam berbagai acara yang kampung
Mendapatkan Peranan Eksistensinya adakan. Target sasaran dalam
Guna Perkembangan Pembangunan interaksi sosial ini diawali untuk
Rungkut Menanggal menarik warga kampung, lalu mulai
meluas kepada penduduk kota
Grup musik patrol Putro Nanggal Surabaya. Rutinitas Putro Nanggal
memiliki peran yaitu sebagai icon budaya dalam membawakan musik patrol
etno bagi kampung Rungkut Menanggal. yang awalnya sebagai hobi mulai
Peran yang dibawa oleh grup musik patrol menimbulkan peristiwa pelestarian
Putro Nanggal beserta tim official menjadi budaya etno musik patrol dalam
bagian dari orang-orang atau kelompok yang kampung.
berpengaruh dalam interaksi sosial, 2. Perilaku yang muncul dalam interaksi
khususnya dalam hal budaya dan bermusik. antara grup musik patrol Putro
Putro Nanggal dan tim official mengajak Nanggal dengan warga kampung
anak-anak hingga pemuda untuk dikenalkan Rungkut Menanggal. Wujud perilaku
budaya musik patrol, hal ini tentu saja dalam peran grup musik patrol Putro
berdampak positif untuk mengisi waktu Nanggal untuk penonton serta warga
luang. Merujuk kepada teori peran oleh kampung ditunjukkan dengan giat
Biddel, 4 golongan teori peran yang latihan dan juga mengamen keliling,
dibawakan oleh grup musik patrol Putro menurut mereka mengamen dapat
Nanggal dapat diuraikan sebagai berikut : digambarkan sebagai latihan mental
serta fisik guna persiapan tampil
1. Grup musik patrol Putro Nanggal
dalam hajatan maupun lomba,
serta pemerintah kampung
beberapa juga menimbulkan harapan-
bekerjasama dalam menjalankan
harapan akan peran yang dibawa oleh
peran masing-masing. Grup musik
grup musik patrol Putro Nanggal.
patrol Putro Nanggal bersama tim
Harapan yang dimaksudkan
official-nya memiliki tugas dan
diantaranya yaitu harapan dari warga
tanggung jawab yang berbeda,
kampung Rungkut Menanggal oleh
menurut grup musik patrol Putro
peran grup musik patrol Putro
Nanggal dan tim official yang
Nanggal yang memiliki dampak
memiliki kedudukan sebagai icon
positif bagi kampung Rungkut
budaya etno dibagi sesuai dengan
Menanggal, kemudian harapan yang
posisi yang ditempati. Pemain (yang
muncul dari hasil peran grup musik
bermain musik) fokus memberikan
patrol Putro Nanggal, hal ini
penampilan yang menarik. Putro
diwujudkan dengan beberapa piala
Nanggal bersama dengan pelatihnya
yang dibawa pulang oleh Putro
(Syamsi) juga bertanggung jawab
Nanggal dalam beberapa lomba
dalam merangkai serta meng-
musik patrol.
aransemen musik patrol untuk
penyajian pementasan, sedangkan tim Warga kampung memiliki nilai pro
official bersama manajer bertugas dan kontra dalam interaksi sosial
antar grup musik patrol Putro
membantu menyiapkan peralatan
serta kebutuhan Putro Nanggal untuk Nanggal dengan warga kampung.
Pendapat dipisah menjadi dua,
pementasan, sedangkan pemerintah
kampung bergerak dalam pendapat yang beranggapan positif
dan negatif akan eksistensi grup
menyumbangkan fasilitas panggung

255
Repertoar, Vol.3 No. 2, Januari 2023
ISSN: 2746-1718

musik patrol Putro Nanggal. Warga 4. Keterkaitan antar orang dan perilaku
yang berpendapat positif menjelaskan ini digambarkan sebagai
berbagai fungsi yang ditimbulkan ketergantungan antar 2 peran
akan eksistensi grup musik patrol (kedudukan) atau lebih. Peran
Putro Nanggal, yaitu dapat mengganti pertama dibawa oleh grup musik
rasa malas menjadi kegiatan yang patrol Putro Nanggal, serta peran
bermanfaat, khususnya anak-anak, kedua dibawakan oleh pemerintah
lalu berfungsi sebagai media hiburan kampung Rungkut Menanggal.
bermusik serta fungsi kelestarian Ketergantungan ini membawa sistem
budaya dalam kampung Rungkut simbiosis mutualisme atau
Menanggal, sedangkan beberapa keuntungan bagi berbagai pihak,
warga yang berpendapat negatif akan dimana peran Putro Nanggal sebagai
eksistensi grup musik patrol Putro seniman musik patrol yang telah
Nanggal menjelaskan membawa nama kampung Rungkut
ketidaksetujuan-nya beberapa orang Menanggal lebih dikenal oleh
tua akan keikutsertaan-nya anak pemerintah kota Surabaya
mereka untuk bergabung dalam grup membawakan keuntungan bagi
musik patrol Putro Nanggal, mereka pemerintah kampung Rungkut
takut jika kegiatan ini dapat Menanggal, contohnya beberapa
mengganggu aktivitas bersekolah fasilitas serta bantuan-bantuan dari
anaknya, namun meskipun begitu pemerintah kota Surabaya oleh
tidak sedikit anak-anak kampung kampung Rungkut Menanggal,
Rungkut Menanggal menginginkan namun grup musik patrol Putro
untuk bergabung dalam grup musik Nanggal juga memiliki
patrol Putro Nanggal. ketergantungan kepada peran
3. Kedudukan dan perilaku grup musik Pemerintah kampung Rungkut
patrol Putro Nanggal dalam perannya Menanggal untuk memperoleh
adalah pembeda antara grup musik perannya. Dukungan dari peran
patrol yang lain dengan Putro pemerintah kampung Rungkut
Nanggal. Putro Nanggal memiliki Menanggal dideskripsikan lewat
banyak pengalaman dalam bantuan yang diberikan oleh
memenangkan lomba serta menjadi pemerintah kampung Rungkut
penampil dalam kegiatan atau acara Menanggal untuk masalah kostum
yang diselenggarakan oleh dan fasilitas tempat berlatih, untuk
pemerintah kota Surabaya. Warga mendapatkan fasilitas tempat berlatih
kampung memunculkan reaksi untuk dibutuhkan perizinan peminjaman
grup musik patrol Putro Nanggal tempat yang kewenangannya hanya
yaitu menjadikan icon budaya dari dapat dimiliki oleh peran pemerintah
kampung Rungkut Menanggal. kampung Rungkut Menanggal.
Kedudukan sebagai icon budaya
kampung dimanfaatkan oleh warga Dampak Eksistensi Grup Musik Patrol
kampung ketika membutuhkan peran “Putro Nanggal” bagi Perkembangan
Putro Nanggal sebagai media hiburan Pembangunan kampung Rungkut
dalam berbagai acara atau hajatan Menanggal
yang diselenggarakan oleh warga 1. Eksistensi Putro Nanggal bagi
kampung. Individu

256
Balda Warda
Peranan Eksistensi Grup Musik Patrol “Putro Nanggal” dalam Perkembangan Pembangunan Kampung
Rungkut Menanggal

Eksistensi grup musik patrol Putro Nanggal dengan beberapa perencanaan oleh
Nanggal secara individu digambarkan untuk pembina, serta pelatih grup musik patrol
anggota atau pemain alat musik patrol dalam Putro Nanggal. Pembina merancang untuk
grup musik patrol Putro Nanggal. Anggota mendaftarkan grup musik patrol Putro
atau pemain alat musik yang memiliki rentan Nanggal dalam berbagai event dan juga
usia remaja dan anak-anak mulai memasuki lomba-lomba musik patrol, sedangkan
pelatih merancang penampilan permainan
eksistensi mereka sebagai individu dalam
musik patrolnya. Perencanaan ini tentunya
mencapai esensinya pada saat para pemain membuahkan hasil, dimana Putro Nanggal
mulai membuat rutinitas-rutinitas positif dapat pulang membawa piala.
dalam hidup mereka. Perubahan ini mengacu
ketika mereka harus membuat manajemen Putro Nanggal kemudian diajak
waktu untuk membagi waktu sekolah, bersama warga kampung Rungkut
belajar, berlatih alat musik patrol, serta Menanggal Gang III untuk berkolaborasi
dalam penampilannya membawakan yel-yel
istirahat, yang mana sebelumnya rutinitas
dalam acara Surabaya Green and Clean,
para pemain dihabiskan dengan bermain
meskipun kampung tidak menjadi juara pada
game online saja ketika pulang sekolah. saat itu, namun ternyata penampilan musik
Pemain alat musik patrol Putro patrol Putro Nanggal menjadi sorotan
Nanggal mendapatkan eksistensi mereka pemerintah kota Surabaya. Kemudian grup
ketika mereka dibebaskan untuk memilih musik patrol Putro Nanggal sering dihubungi
untuk tampil dalam berbagai acara sambutan
dalam beberapa pilihan, seperti contohnya
di kota Surabaya. “Kita diberikan
waktu latihan, pengembangan aransemen kepercayaan oleh pemerintah bukan semena-
musik patrol, dll. Kebebasan yang membawa mena ditunjuk, melainkan kita buktikan
pengembangan individu dalam eksistensi bahwasannya kita punya skill, kita punya
mereka sebagai manusia perlahan mulai kemampuan, dan layak untuk diikuti oleh
tersusun, namun layaknya kehidupan yang pemerintah Surabaya lewat beberapa lomba
pada umumnya terdapat aturan-aturan serta dan acara musik patrol. Salah satunya yang
batasan-batasan dalam membawa makna paling berkesan buat saya ketika Putro
kebebasan, para pemain diberikan tanggung Nanggal dipercaya untuk mewakili kota
jawab akan keputusan-keputusan yang telah Surabaya untuk tampil di Kabupaten Sleman,
mereka pilih, seperti menjaga alat musiknya Yogyakarta pada tahun 2018” (Erik : 2022).
masing-masing, serta tidak telat dalam Salah satu yang menjadi ketertarikan
jadwal latihan. Tanggung jawab inilah yang pemerintah kota Surabaya terhadap
menjadi batasan bagi para pemain yang penampilan musik patrol Putro Nanggal pada
menjadi salah satu bentuk komitmen saat itu adanya tambahan drama dalam
bergabung bersama grup musik patrol Putro penampilannya. Pelatih Putro Nanggal
Nanggal. (Syamsi) sendiri mengungkapkan “dalam
pertunjukannya, biasanya saya kombinasikan
2. Eksistensi Putro Nanggal bagi berbagai macam seni, tidak hanya musik
Kelompok patrol saja, namun ada juga seni dramanya,
seni gaya busananya juga, komponen ini juga
Eksistensi “Putro Nanggal” dalam yang akan menjadi nilai plus bagi grup patrol
bermusik di kampung Rungkut Menanggal
untuk memikat ketertarikan penonton, karena
muncul melalui peran yang telah dibangun ketika penampilan terlihat monoton dan
serta dibentuk oleh grup musik patrol Putro
257
Repertoar, Vol.3 No. 2, Januari 2023
ISSN: 2746-1718

penonton akan mulai merasa bosan, pada Foto 1.3 Kostum Putro Nanggal (sumber :
akhirnya apa yang mereka tampilkan pun Instagram @official_putronanggal)
tidak dapat dinikmati, itu yang menyebabkan Musik yang dibawa dalam
saya mulai menciptakan ide penampilan yang pementasan musik patrol biasanya
menarik seperti menambahkan unsur-unsur menggunakan musik religi, musik adat,
seni yang lainnya” (Wawancara hingga musik-musik modern, disajikan
Syamsi:2022). dengan format pementasan dengan beberapa
Putro Nanggal dalam pertunjukannya instrument, diantaranya kentongan sebagai
menyajikan berbagai macam seni, selain seni pemegang tempo serta variasi pukulan,
musik, Putro Nanggal juga memamerkan bellyra sebagai melodi, drum dan quarto
visual kostum, serta pertunjukan mini drama sebagai ritmis/ritem perkusi, adapun kenong
dalam sela-sela permainan musiknya, ketiga sebagai pembantu melodi, serta gong sebagai
unsur tersebut yang menjadikan Putro bass, dan yang terakhir tamborin sebagai
Nanggal dapat dengan mudah dikenal. penambah suasana.
Kostum yang telah disediakan oleh Putro Mini drama juga menjadi salah satu
Nanggal ada 3 macam. hal yang tidak luput dalam pementasan musik
patrol yang dibawakan oleh Putro Nanggal,
hal ini menjadi sesuatu yang menarik bagi
penonton serta penikmat musik patrol, karena
dengan begitu pementasan tidak terasa
membosankan. Mini drama yang dibawakan
biasanya bertemakan guyon/candaan yang
cukup nyeleneh.

Foto 1.1 Kostum Putro Nanggal (sumber : Peran eksistensi Putro Nanggal bagi
Instagram @official_putronanggal) perkembangan pembangunan kampung
Rungkut Menanggal diwujudkan dengan
adanya sumbangan fasilitas serta perhatian
dari pemerintah kota Surabaya, hal ini
menjadi suatu harapan bagi warga kampung
Rungkut Menanggal, mengingat posisi
kampung Rungkut Menanggal terletak di
ujung timur kota Surabaya, dekat dengan
kabupaten Sidoarjo membuat kurangnya
Foto 1.2 Kostum Putro Nanggal (sumber : atensi pemerintah kota Surabaya, namun
Instagram @official_putronanggal) munculnya peran eksistensi grup musik
patrol Putro Nanggal telah membantu
kampung untuk lebih dikenal dan
diperhatikan oleh pemerintah kota Surabaya.
Chuzaimah selaku seksi pemberdayaan
perempuan dan anak kampung Rungkut
Menanggal Gang 3 juga mengungkapkan
beberapa dampak positif yang ditimbulkan
dengan adanya eksistensi dari grup musik
patrol Putro Nanggal “dampak bagi
lingkungan sangat terasa, sebelum adanya

258
Balda Warda
Peranan Eksistensi Grup Musik Patrol “Putro Nanggal” dalam Perkembangan Pembangunan Kampung
Rungkut Menanggal

putro nanggal kampung ini tuh seperti Putro Nanggal perlahan dilirik oleh
kampung mati, gak punya kegiatan yang pemerintah kota Surabaya, serta menjadikan
berarti gitu, namun semenjak adanya putro Putro Nanggal menjadi grup musik patrol
nanggal anak-anak jadi ada kegiatan yang yang lebih unggul dari grup musik patrol
positif juga bermanfaat bagi mereka, yang lain, sekaligus membawa nama
ditambah lagi kreativitas mereka juga dapat kampung Rungkut Menanggal untuk lebih
dikembangkan lewat musik patrol ini. Putro dikenal penduduk hingga pemerintah kota
nanggal juga membantu pembangunan Surabaya.
kampung kami semenjak dikenal oleh
pemerintah kota Surabaya, karna pada saat Dampak yang ditimbulkan dengan
itu kampung kami terletak di perbatasan kota adanya eksistensi dari Putro Nanggal ada dua
Surabaya-Sidoarjo, kemudian pemerintah bentuk, yakni yang bersifat material dan
kota Surabaya mengakui kampung kami nonmaterial. Beberapa contoh dampak
memasuki wilayah kota Surabaya pada tahun eksistensi grup musik patrol Putro Nanggal
2013 dicanangkan perbatasan kota Surabaya yang bersifat non-material yakni
dan Sidoarjo, juga pada saat itu kami minta pengembangan peran eksistensi individu
bantuan untuk Taman Baca Anak, Taman serta kelompok bagi pemain grup musik
Bermain Anak, Taman kampung, satu tahun patrol Putro Nanggal yang tentunya
itu sudah terealisasikan, dan tentunya membawa pengaruh positif bagi warga
membuat kampung kam lebih hidup ” kampung khususnya anak-anak, dan remaja
(Chuzaimah :2022). dalam mengembangkan kreativitas bermain
musik. Umumnya anak-anak dikenalkan
Grup musik patrol Putro Nanggal berbagai macam teknik permainan oleh
membawa peran eksistensinya untuk pelatih, kemudian pelatih memberikan
mewujudkan harapan kampung Rungkut kebebasan kepada mereka untuk
Menanggal dalam membawa pengaruh yang mengembangkan permainan bermusik patrol.
positif. Sedangkan peran kedudukannya Kebebasan ini juga menjadi salah satu bagian
yakni menjadi icon budaya music etno yang dari kesadaran akan eksistensi mereka
ada di kampung Rungkut Menanggal. sebagai individu untuk membangun
eksistensi grup musik patrol Putro Nanggal.
KESIMPULAN Dampak eksistensi selanjutnya yang bersifat
Grup musik patrol Putro Nanggal material dalam perkembangan pembangunan
memiliki peran yang menghasilkan eksistensi kampung Rungkut Menanggal adalah ketika
bagi grup itu sendiri. Proses pembangunan dikenalnya eksistensi grup musik patrol Putro
peran yang dibawakan oleh grup musik patrol Nanggal oleh pemerintah kota Surabaya.
Putro Nanggal dimulai dengan latihan Putro Nanggal diberikan banyak kesempatan
mental, fisik, hingga teknik bermain musik serta wadah bagi Putro Nanggal untuk tampil
patrol untuk kemudian disuguhkan kepada dalam beberapa acara kota Surabaya,
penonton. Kebiasaan akan latihan ini mulai kemudian pemerintah kota Surabaya
menemukan harapan serta jalan baru bagi memberikan beberapa fasilitas kepada
Putro Nanggal yang dianggap sebagai icon kampung Rungkut Menanggal sebagai
budaya kampung Rungkut Menanggal. Peran bentuk apresiasi akan kelestarian budaya
yang muncul menjadi icon budaya kampung etno, diantaranya yaitu Taman Baca Anak,
Rungkut Menanggal dapat dikatakan sebagai Taman Bermain Anak, serta Taman
nilai positif dari warga setempat akan Masyarakat.
kehadiran atau eksistensi grup musik patrol
Putro Nanggal. Eksistensi grup musik patrol
259
Repertoar, Vol.3 No. 2, Januari 2023
ISSN: 2746-1718

DAFTAR PUSTAKA .987


Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Sartre, Jean Paul. 2002. Eksistensialisme dan
Teori dan Terapan. Jakarta: PT. Bumi Humanisme Penerjemah, Yudhi
Aksara. Murtanto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Blades, James. 1984. Percussion Instrument Sarwono, Sarlito Wirawan. 2015. Teori-
And Their History, London: Faber and Teori Psikologi Sosial. Jakarta:
Faber. Rajawali Pers.
Creswell J.W. 2008. Research Design Setiawan, A. (2014). Musik Tong-Tong Di
Qualitative, Quantitative, and Mixed Madura Timur Dalam Kajian Tekstual
Methods Approaches Third Edition. 1 Dan Kontekstual. Pengkajian Dan
Oliver’s Yard 55 City Road London Penciptaan Seni.
EC1Y 1SP.United Kingdom. SAGE https://jurnalterob.stkw-
Publications Ltd. surabaya.ac.id/index.php/TEROB/articl
e/download/131/113
Joseph, W., & Alvianto, W. A. (2012).
Eksistensi Grup Musik Keroncong Setyono, T., & Nugroho, A. (2019). Musik
Gema Irama Di Desa Gedongmulya Tongtong Sebagai Pemberdayaan
Kecamatan Lasem. Jurnal Seni Musik, Ekonomi dan. 23–30.
2(2), 1–14. https://doi.org/10.52969/jsnc.v7i1.110
Kuntowijoyo, dkk. 1986. Tema Islam dalam Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu
Pertunjukan Rakyat Jawa: Kajian Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers (edisi
Aspek Sosial, Keagamaan dan baru).
Kesenian. Yogyakarta: Javanologi.
Syaiful Bahri. 2018. Metodologi Penelitian
Kumalasari, Vinna dkk. 2005. “Evaluasi Bisnis, (Yogyakarta: ANDI).
Program Surabaya Green And Clean
Yunus, F. M. (2011). Kebebasan Dalam
Berbasis Sustainable Development”, Filsafat Eksistensialisme Jean Paul
http://administrasipublik.studentjourna Sartre. Al-Ulum, 11(2), 267–282.
l.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/1
042, diakses pada 08 April 2023 pukul
11.32.
Larasati, Th. A. 2014. “Calung: Musik
Tradisional Masyarakat Purbalingga,
Jawa Tengah”. Patrawidya. Vol. 15.
No. 1. Maret 2014. Yogyakarta: Balai
Pelestarian Nilai Budaya.
Nani, T. T. (2017). Peran KIM Daerah
Tertinggal dalam Memanage Informasi
untuk Meningkatkan Pengetahuan dan
Keterampilan Masyarakat Sekitar.
Jurnal Komunika : Jurnal Komunikasi,
Media Dan Informatika, 6(1), 30.
https://doi.org/10.31504/komunika.v6i1

260

Anda mungkin juga menyukai