Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern ini persaingan bisnis semakin maju, dalam hal ini

bisnis-bisnis pada umumnya mulai menggunakan teknologi yang modern

sehingga permintaan SDM semakin minim. Industri pariwisata di Indonesia

khususnya di kota Cirebon belum ada perkembangan yang signifikan, dalam

hal ini bisnis pariwisata bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Kota Cirebon memiliki potensial wisata yang sangat besar dan

menguntungkan bagi masyarakatnya. Seperti keraton, wisata religi (makam

sunan gunung jati, petilasan sunan kali jaga) Wisata tersebut sudah dikenal

cukup luas oleh masyarakat Indonesia khususnya yang berada di pulau jawa.

Selain itu kota Cirebon memiliki wisataseni yang dikenal di masyarakat luas,

di antaranya seni tari tradisional serta seni rupa berupa batik.


Kesenian sendiri merupakan salah satu unsur budaya yang dapat

berupa gerakan, suara ataupun wujud yang di dalamnya mengandung unsure

eestetika tersendiri.
Menurut Achsan Permas (2002:15) mengatakan bahwa :
“berkesenian dapat dilakukan secara individu, misalnya menari,
membaca puisi, menyanyi solo, bermain musik, atau berpantonim”.

Salah satu bentuk sukses berkesenian ialah akan dibangunnya

kampung wisata seni yang akan di diterbitkan pada bulan agustus 2019,

kampung wisata seni ini nantinya akan ada sanggar tari yang dikenal dengan

seni tarinya dan permainan alat musik tradisional. Secara umum sanggar

kesenian yang di kenal oleh masyarakat Cirebon diantaranya, sanggar tari

kelapa jajar dimana secara umum kegiatannya adalah mempersiapkan serta

melatih para anggota atau masyarakat sekitar untuk bisa menari secara

1
2

professional. Kegiatan dalam bidang kesenian tarian yang dilakukan oleh para

penari bertujuan untuk pelestarian kesenian tersebut. Selain itu kampong

wisata juga menyediakan beberapa kesenian alat musik seperti gamelan,

angklung dan alat musik tradisional lainnya, jika ada wisatawan yang datang

berkunjung kekampung wisata ini para wisatawan bisa belajar memainkan alat

musik tradisional tersebut dan bisa belajar tarian daerah contohnya adalah tari

topeng, tari putri, tari rimbe. Dan selain sanggar tari ada masjid keraton

kanoman yang bisa wisatawan datangi untuk melihat bangunannya dan

mengetahui sejarah penyebaran agama islam dijawa barat. Selain itu ada juga

tempat pembuatan sirup yang dikenal dengan nama sirup pusaka, sirup pusaka

ini hanya berada di RW.10 kelurahan pekalipan dan tidak dijual di swalayan ,

hanya dijual di toko tertentu sekitar kanoan dan ditoko pembuatan sirup

pusaka tersebut.
Sesuai dengan penjelasan tersebut, maka dalam hal ini kampung

wisata seni adalah salah satu organisasi kesenian yang ada di wilayah keraton

kanoman kelurahan pekalipan di kota Cirebon. Kampung wisata seni ini

nantinya akan menjadi tempat wisata yang sangat potensial, karena mengingat

banyak sekali kesenian yang ada dikampung wisata seni dan akan memberikan

dampak positif bagi para masyarakat karena berpengaruh terhadap ekonomi

masyarakat sekitar
Kota Cirebon sendiri memiliki beberapa kecamatan seperti kecamatan

harjamukti, kejaksan, kesambi, lemah wungkuk dan pekalipan. Kecamatan

pekalipan merupakan strategi yang strategis untuk melakukan bisnis karena

dekat dengan pusat kota, hal ini terbukti dengan banyaknya pertokoan di

kecamatan pekalipan. Terutama di kelurahan pekalipan karena di kelurahan


3

tersebut memiliki potensial yang sangat besar, maka dari itu penulis

mengambil judul
“POTENSI KAMPUNG WISATA SENI DI KELURAHAN

PEKALIPAN KOTA CIREBON”


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dapat merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana Potensi Kampung Wisata Seni di Kelurahan Pekalipan?


2. Bagaimana Perkembangan Kampung Wisata Seni di Kelurahan

Pekalipan?
3. Bagaimana Keterlibatan Warga untuk Kampung Wisata Seni di

Kelurahan Pekalipan

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian yang dilakukan di RW10 kelurahan pekalipan untuk

mengetahui potensial wisata yang bertujuan sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui potensi yang ada di Kampung Wisata Seni

Kelurahan Pekalipan.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan yang ada di Kampung Wisata

Seni Kelurahan Pekalipan.


3. Untuk Mengetahui Keterlibatan Warga di Kampung Wisata Seni

Kelurahan Pekalipan
1.4 . Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang diperoleh penulis selama melakukan

penelitian adalah sebagai berikut :


1. Dapat mengetahui kegiatan kesenian yang dilakukan di kampong

wisata seni.
2. Dapat melihat dampak yang terjadi pada masyarakat sekirar

keratin kanoman.
3. Dapat belajar kesenian sekaligus melakukan penelitian.
4
BAB II

Metode Penelitian

2.1. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2005) menyatakan bahwa “metode

deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas”. Penelitian kualitatif merupakan “penelitian yang

lebih mengutamakan pada masalah proses dan makna/persepsi, di mana

penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi kualitatif

dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna, yang juga tidak

menolak informasi kuantitatif dalam bentuk angka maupun jumlah. Pada tiap-

tiap obyek akan dilihat kecenderungan, pola pikir, ketidakteraturan, serta

tampilan perilaku dan integrasinya sebagaimana dalam studi kasus genetik”

(Muhadjir, 1996: 243).

Lalu, Menurut Menurut Sugiyono (2009:15), pengertian penelitian

kualitatif adalah “penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,

teknik pengumpulan dengan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi”.

5
6

Sugiyono mengemukakan beberapa karakteristik penelitian

kualitatif sebagai berikut:

1. Dilakukan pada kondisi alamiah (sebagai lawannya adalah

eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument

kunci.
2. Penelitian kualitatif bersikap deskriptif. Data yang terkumpul

berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.


3. Penelitian kualitatif menekankan pada proses daripada produk atau

outcome.
4. Penelitian kualitatif merupakan analisis data secara induktif
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)

2.2. Sumber Data

Menurut Moleong (2001:112), “pencatatan sumber data melalui

wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat,

mendengar, dan bertanya” .Menurut Arikunto (1998:144), “sumber data

adalah subjek dari mana suatu data dapat diperoleh.” Dalam penelitian ini,

jenis dan sumber data yang digunakan ialah:

1. Data Primer

Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah “data yang diperoleh

atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan

penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.” Data primer di

dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara lain;

a. Catatan hasil wawancara.


7

b. Hasil observasi lapangan.


c. Data-data mengenai informan.

Peneliti Memperoleh data dari hasil wawancara bersama ibu Dewi

selaku ibu lurah pekalipan beserta Cah mamat selaku tokoh kesenian dan

pengurus sanggar kelapa jajar yang berada di kelurahan Pekalipan

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber telah ada (Hasan,

2002: 58). “Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang

telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku,

dan lain sebagainya.”

2.3. Teknik Pengumpulan Data

2.3.1. Observasi

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa,

“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”

Peneliti Melakukan Pengamatan Langsung di RW 7-12 Kecamatan

Pekalipan Kelurahan Pekalipan Kota Cirebon. Observasi yang dilakukan

adalah dengan cara terjun langsung ke kelurahan pekalipan dari RW.7

sampai RW.12 dan kita menumakan potensial wisata yang berada di

RW.10 yaitu kampung wisata seni.,


8

2.3.2. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) “wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu.”

Peneliti menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data. Pedoman yang

digunakan dalam wawancara jenis ini hanyalah berupa garis – garis besar

yang akan ditanyakan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum

mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehinggga peneliti

lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh

responden(Sugiyono, 2009:140).

Peneliti melakukan wawancara dengan berbagai narasumber

diantaranya ibu dewi selaku ibu lurah, cah mamat selaku kepala sanggar

kelapa jajar, pa izazu selaku ketua RW.10 kelurahan pekalipan, ema cici

selaku pembuat sirup pusaka di RW.10 kelurahan pekalipanpegawai kantor

kelurahan Pekalipan, serta masyarakat sekitarkelurahan pekalipan.

2.3.3. Studi Pustaka

Yaitu teknik pengumpulan data dengan membaca buku-buku baik

dari catatan kuliah ataupun buku perpustakaan sebagai landasan teori

dalam pendukung data pembuatan penelitian ini.


9

Menurut (Sarwono: 2006) “Studi Pustaka adalah mempelajari

berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis

berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan

diteliti.”

Peneliti menggunakan website resmi pemerintah sebagai data, dan

juga Jurnal untuk membandingkan data yang telah di peroleh peneliti.

2.4. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009:244) analisis data adalah proses mencari

dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain secara sistematis sehingga mudah dipahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian alat

analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis deskriptif

kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif merupakan alat analisis yang

mengintepretasi atau menjelaskan data yang diperoleh untuk lebih

dijelaskan kembali sehingga data tersebut lebih bermakna dan lebih jelas

dari data sebelumnya yang didapat. Langkah-langkah yang diambil dengan

melakukan reduksi data, penyajian data dengan bagan dan teks kemudian

dapat ditarik kesimpulan.


10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Kecamatan Pekalipan

Kecamatan pekalipan merupakan bagian dari pemerintah kota Cirebon yang

secara geografis terletak disebelah selatan ibukota, lokasi yang strategis dan

berada ditengah-tengah kota serta kawasan belanja masyarakat kota cirebon

Gambar 3.1

Peta Wilayah Kec.Pekalipan

Sumber : https://kecpekalipan.cirebonkota.go.id/

3.1.1 Kondisi Geografis

Kecamatan Pekalipan merupakan salah satu dari lima kecamatan di

Kota Cirebon. Kcamatan ini terdiri dari empat kelurahan dengan batas-batas

sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Sukalila

11
12

2. Sebelah Timur batas Kecamatan Lemahwungkuk


3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Kriyan
4. Sebelah Barat batas Kecamatan Kesambi

Luas wilayah Kecamatan Pekalipan 1,56 km² dan berada pada

ketinggian 3 DPL/m diatas permukaan laut dengan wilayah kelurahan

terluas adalah Kelurahan Pekalangan diikuti Pekalipan, Jagasatru dan

Pulasaren. Luas masing-masing Kelurahan yaitu :

Luas Wilayah Kecamatan Pekalipan


Berdasarkan Kelurahan

Tabel 3.1

Judul. Luas kec.pekalipan

Kelurahan Luas (km2) Persentasi


Jagasatru 0,35 22,44
Pulasaren 0,29 18,59
Pekalipan 0,41 26,28
Pekalangan 0,51 32,69
Kecamatan 1,56 100
Pekalipan
Sumber : https://kecpekalipan.cirebonkota.go.id/

Jumlah Rukun warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) se

Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon sebanyak 39 (Tiga puluh Sembilan)

RW dan RT yang tersebar di empat(4) Kelurahan yang terbagi sebagai

berikut :

Tabel 3.2
13

Judul. Jumlah RW RT kec. pekalipan

NO KELURAHAN JUMLAH RW JUMLAH RT

1. Jagasatru 10 51

2. Pulasaren 8 40

3. Pekalipan 12 51

4. Pekalangan 9 45

Jumlah 39 187

Sumber : https://kecpekalipan.cirebonkota.go.id/

3.2 Kelurahan Pekalipan

Kelurahan pekalipan merupakan bagian dari kecamatan pekalipan,

Secara geografi terletak di Selatan kota cirebon. Lokasi kelurahan

pekalipan sangat strategis karena berada di tengah kota cirebon yang

berarti menjadi pusat dari bisnis ekonomi dan sosial.

Secara geografis luas kelurahan pekalipan dengan luas dan batasan

sebagai berikut :

1.Sebelah Utara berbatasan dengan : Kelurahan Pekalangan

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Pulasaren

3. Sebelah Timur berbatasan dengan : Kelurahan kesambi

4. Sebelah Utara berbatasan dengan : Kelurahan lemahwungkuk

Kelurahan Pekalipan dekat dengan pusat kota yaitu jalan tentara

pelajar, cipto, tupparev dan Kartini, kelurahan pekalipan juga dekat dengan
14

stasiun parujakan yang hanya berjarak 5 menit yang berarti mudah di

akses oleh wisatawan dari luar kota karena mudah di akses dari stasiun.

3.3 Kampung Wisata Seni


Dari hasil penelitian yang kami lakukan, kelurahan pekalipan

memiliki potensi wisata yang sangat besar terutama di RW.10 yang

nantinya akan dijadikan kampung wisata seni yang rencanya akan di rilis

pada bulan agustus 2019. Di dalam kampung wisata seni tersebut terdapat

beberapa objek wisata diantaranya Sanggar Tari, Masjid Kraton Kanoman

dan Tempat Pembuatan Sirup.


3.3.3. Sanggar Tari
Sanggar tari ini sekarang dikelola oleh Ca Mamat yang didirikan

oleh sang ayah yang bernama P. Agus Djoni Arka Ningrat pada tahun

1970. Disanggar tersebut yang nantinya akan menjadi tempat utama

karena disanggar itu nantinya para wisatawan akan di sambut dengan

berbagai tarian dan musik tradisional.

Gambar 3.2
Anggota sanggar tari kelapa jajar
15

Sumber : Sanggar Tari Kelapa Jajar

Tarian yang akan ditampilkan oleh sanggar kelapa jajar

diantaranya yaitu tari topeng,tari putri, tari rimbe, dan para wisatawan

yang datang berkunjung bisa juga belajar tarian tersebut dan juga belajar

memainkan alat musik tradisional berupa gamelan, angklung, gendang dan

yang lainnya.
Potensi sanggar tari kelapa jajar sangat berpengaruh terhadap

kampung wisata seni karena nantinya para wisatawan yang datang

berkunjung bisa melihat kesenian tari tradisional Cirebon. jika kampung

wisata seni sudah jadi maka perkembangan kelurahan pekalipan RW.10

akan lebih bagus dan akan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Dan

keterlibatan warga RW. 10 sendiri sangat bagus karena banyak warga

sekitar yang menjadi anggota sanggar tari agar bisa menari dan untuk

melestarikan kesenian Cirebon, dan nantinya beberapa warga juga akan

menyediakan home stay untuk para wisatawan yang ingin menginap

dikampung wisata tersebut.

3.3.3. Sirup Pusaka


16

Selain sanggar kelapa jajar dikampung wisata seni juga ada home

industri berupa sirup pusaka, akan tetapi sirup pusaka ini tidak dijual di

swalyan. Sirup pusaka ini hanya dibuat jika ada pesanan saja dan tidak

diproduksi setiap hari. Sirup pusaka ini masih dibuat dengan cara yang

sangat tradisional.
Perkembangan sirup pusaka ini akan sangat bagus nantinya jika

sudah dibangun kampung wisata, karena sirup pusaka ini bisa dijadikan

oleh-oleh dari kampung wisata seni ini karena sirup pusaka hanya dibuat

di RW.10 kelurahan pekalipan.

Gambar 3.3
Sirup Pusaka

Sumber : Ketua RW 10 Pekalipan

Jadi kampung wisata ini akan dipredeksi memiliki potensi yang

besar jika sudah di rilis menurut Bapak Izazu selaku Ketua RW 10 dari

hasil wawancara kami, dan akan memberikan peluang usaha bagi

masyarakat sekitar kelurahan pekalipan khususnya di RW.10.


Dan nanti yang akan menjadi pengurus kampung wisata seni

sendiri ialah pa mamat yang sekaligus menjadi pengurus sanggar seni


17

kelapa jajar, dan Bapak Izazu sendiri menjadi pembina dari kampung

wisata seni tersebut.

3.3.3. Masjid Kanoman

Masjid kanoman adalah salah satu masjid bersejarah yang ada di

nusantara, masjid keraton kanoman ini sempat menjadi tempat penyebaran

agama islam diwilayah jawa barat. Masjid kanoman ini didirikan pada

tahun 1930an oleh pangeran keraton kanoman sendiri. Di masjid kanoman

ini saat perayaan tradisi muludan banyak orang berdatangan dari luar

pulau jawa bahkan dari berbagai pelosok untuk menyaksikan prosesi

malam panjang jimat, karena prosesi malam pnjang jimat ialah acara

puncak peringatan maulid nabi Muhammad S.A.W.

Gambar 3.4
Judul. Bagian dalam masjid keraton kanoman
18

Sumber : https://m.detik.com/travel/domestic-destination/d-
4032090/wisata-ramadan-di-cirebon-masjid-keraton-kanoman
Di masjid kanoman ini juga setiap satu bulan sekali diadakan

kegiatan mengaji yang diadakan setiap malam minggu. Di masjid

kanoman ini sangat berdampak jika kampung wisata seni ini sudah jadi,

karena nantinya masjid ini akan ramai di singgahi oleh masyarakat untuk

melakukan ibadah dan melihat bangunan masjid yang setiap sudut sisi

bangunannya memiliki simbol-simbol penuh makna.

Potensi masjid kanoman ini sangat berpengaruh terhadap kampung

wisata seni, karena nantinya para wisatawan bisa mengetahuai sejarah

perkembangan islam di jawa barat dan masjid ini juga akan dijadikan

tempat ibadah bagi para wisatawan. Perkembangan masjid kanoman ini

sendiri sudah ada beberapa yang mengalami pemugaran bangunan, hal itu

dilakukan untuk menyesuaikan kehadiran pengunjung yang bertambah

banyak, namun hal itu tidak mengubah kelestarian arsitektur bangunannya.

Keterlibatan warga untuk mengurus masjid keraton kanoman ini sudah

cukup bagus, karena warga sekitar masjid kanoman peduli akan

kebersihan sekitar masjid keraton kanoman.


19

3.2. Konsep 4A+1C


1. Attraction (daya tarik)
Kelurahan pekalipan mempunya daya tarik dengan nilai seni

yang sangat tinggi, apalagi nanti setelah dibangun nya kampung wisata

seni, didalam kampung wisata seni terdapat sanggar tari yang dimana

seni tari topengnya yang dikenal diwilayah kesultanan Cirebon. Selain

itu ada sirup pusaka yang hanya diproduksi dikelurahan pekalipan di

RW.10, dan ada masjid keraton kanoman yang dikenal dengan bangunan

nya yang mempunyai arti di setiap sudut bangunannya.


2. Accesability (aksesibilitas)
Akses untuk menuju kampung wisata seni sendiri bisa melalui

pintu utama keraton pasar kanoman, bisa juga melalui gang kelurahan

pekalipann yang berada di RW.7 namun hanya bisa diakses oleh pejalan

kaki dan pengendara bermotor, dan bisa juga melewati jalan astanagarib

yang merupakan jalan alternative ke kampung wisata seni.


3. Amenities (fasilitas)
Adanya fasilitas yang cukup untuk menunjang kebutuhan para

wisatawan ketika berkunjung ke kampung wisata ini, karena nanti

setelah dibangun kampung wisata beberapa masyarakat akan

menyediakan home stay untuk para wisatawan yang datang berkunjung.

Selain itu para wisatawan nantinya bisa belajar menari dan bermain

musik disanggar kelapa jajar untuk mengetahui kesenian tradisional kota

Cirebon. Dan ada masjid keraton kanoman untuk para wisatawan

melakukan ibadah, para wisatawan juga akan menikmati santapan

tradisional makanan khas Cirebon dan ada sirup khas kelurahan

pekalipan yang hanya diproduksi di RW.10.


4. Ancillary (kelembagaan)
20

Setelah dibangunnya kampung wisata seni ini sudah ada

kelembagaan untuk mengurus kampung wisata seni ini agar berjalan

sesuai harapan, pengurus kampung wisata seni ini akan dipegang oleh

cah mamat selaku pengurus sanggar tari kelapa jajar dan pa izazu selaku

ketua RW.10 sebagai Pembina kampung wisata seni di kelurahan

pekalipan.
5. Community Involment

Pembangunan kampung wisata seni ini sangat didukung oleh pemerintah daerah,

karena dari kampung wisata seni ini kota Cirebon bisa makin dikenal oleh banyak

orang dan dapat dikunjungi oleh para wisatawan. Dan masyarakat kelurahan

pekalipan yang akan sangat mendapatkan keuntungan jika kampung wisata ini

sudah diresmikan. Karena dengan adanya kampung wisata seni akan sangat

berdampak baik bagi masyarakat khususnya di bagian ekonomi.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Melalui hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Pekalipan dari

RW07 sampai RW 12 ternyata yang berpotensi untuk di jadikan tempat

wisata hanya berada di RW 10 yaitu :

1. Kampung wisata Seni


Kampung wisata seni tersebut sebenarnya banyak sekali

memiliki potensi wisata baik untuk daerah sekitar ataupun

masyarakat sekitar karna kampung wisata seni nantinya di

harapkan mampu menunjang dan menjadi pelengkap kegiatan

pariwisata yang berada di kelurahan pekalipan. Yang nantinya

kampung wisata seni tersebut akan berintegrasi dengan kelurahan

dan masyarakat sekitar objek wisata tersebut dan akan memberikan

dayatarik bagi para wisatawan yang ingin datang berkunjung ke

kampung wisata kelurahan pekalipan kota cirebon.

2. Sanggar Tari Kelapa Jajar


Sanggar tari kelapa jajar yang didirikan oleh Pangeran Joni

sejak tahun 1970 dan sekarang di turunkan kepada anaknya yang

bernama Pak Mamat, beliau sekarang meneruskan peninggalan

ayahanda Pangeran Joni. Seiring berjalannya waktu kesenian tari

tersebut mengikuti perkembangan jaman yang dahulu adalah tari

21
22

tradisional kemudian di kolaborasikan dengan tarian moderen.

Sanggar tari ini banyak mendapatkan apresiasi dari masyarakat

sekitar karna banyak dari anggota masyarakat ikut andil dalam

kesenian tari tradisional.

3. Masjid Keraton Kanoman


Masjid Keraton Kanoman di bangun pada tahun 1930

masehi oleh Sultan Raja Zulkarnain bersama Sultan Anom Raja

Nurbuat. Masjid Keraton Kanoman ini memiliki sejarah sebagai

syiar islam pada jaman Sultan Raja Zulkarnain bersama Sultan

Anom Raja Nurbuat, Masjid ini menjadi tempat pelaksanaan acara

tradisi yang hingga kini masih di lakukan seperti tradisi Panjang

Jimat atau pembersihan Pusaka Keraton. Arsitektur bangunan ini

seperti bangunan khas Jawa atau Joglo yang tidak memiliki sekat

di ruang utamanya, kendati bangunannya berbentuk joglo Masjid

Keraton Kanoman juga memiliki keunikan yaitu adanya keramik-

keramik khas Tiongkok yang menempel di dinding.

4. Sirup Pusaka
Sirup Pusaka yang ada di RW 10 merupakan kegiatan home

industri tradisional yang sangat langka ditemukan karena produksi

Sirup pusaka dibuat sangat tradisional karna untuk menjaga

kualitas rasa.

4.2. Saran

Untuk pemerintah kota Cirebon :


1. Agar lebih memperhatikan potensi wisata yang berada di setiap

kelurahan agar bisa lebih maju dan berkembang.


2. Menerima masukan masyarakat mengenai pariwisata di wilayah

cirebon.
23

3. Bekerja sama dengan masyarakat untuk meningkatkan peroses

kegiatan pariwisata.

Untuk Kampung Wisata Seni :


1. Mampu merencanakan kegiatan pariwisata dengan matang.
2. Dapat mempertahankan kearifan lokal di wilayah sekitar.
3. Agar tetap menjaga kebersihan dan keindahan kampung wisata

seni

Untuk Sanggar Tari Kelapa Jajar :


1. Mampu mempertahankan nilai seni yang dimiliki.
2. Agar mampu menjalin dan menjaga relasi dengan sesama.

Untuk Masjid Keraton Kanoman :

1. Agar lebih menjaga dan merawat peninggalan yang sudah ada.


2. Mampu menjaga keindahan dan kelestarian lingkungan disekitar

Masjid Keraton Kanoman.

Untuk Sirup Pusaka

1. Agar sirup pusaka ini dapat terkenal dikalangan masyarakat

sebaiknya diadakan promosi yang menarik.


2. Sebaiknya tetap menjaga kualitas Produk agar tetap konsisten.
24

Anda mungkin juga menyukai