Anda di halaman 1dari 5

HIV/AIDS TANPA KOMPLIKASI

No. Dokumen :
No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas Arif Tri Wardoyo, SKM
NIP. 19830307 200501 1 003
Air Molek
Pengertian HIV adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sel – sel
Kekebalan tubuh.

AIDS ata Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah Kumpulan gejala


akibat penurunan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.

Tujuan 1. Sebagai acauan penanganan pasien HIV/AIDS.


2. Sebagai acuan bagi petugas di dalam penatalaksanaan kasus
HIV/AIDS tanpa komplikasi di UPTD Puskesmas Air Molek
3. Mencegah komplikasi.

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Air Molek No. /SK/I/ tentang kebijakan


tahap pelayanan klinis.

Referensi Permenkes RI No 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi


Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

Prosedur/Langkah- 1. Anamnesis (subjective)


langkah Infeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan gejala atau
keluhan tertentu. Pasien datang dapat dengan keluhan:

- Demam (suhu >37,5OC) terus menerus atau intermiten


lebih dari satu bulan.
- Diare yang terus menerus atau intermiten lebih dari satu
bulan.
- Keluhan disertai kehilangan berat badan (BB) >10% dari
berat badan dasar.
- Keluhan lain bergantung dari penyakit yang menyertainya.

Faktor Risiko

- Penjaja seks laki-laki atau perempuan


- Pengguna NAPZA suntik
- Laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-
laki dan transgender
- Hubungan seksual yang berisiko atau tidak aman
- Pernah atau sedang mengidap penyakit infeksi menular
seksual (IMS)
- Pernah mendapatkan transfusi darah
- Pembuatan tato dan atau alat medis/alat tajam yang
tercemar HIV
- Bayi dari ibu dengan HIV/AIDS
- Pasangan serodiskordan – salah satu pasangan positif HIV

2. Pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana (objective)


Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum
 Berat badan turun
 Demam
- Kulit
 Tanda-tanda masalah kulit terkait HIV misalnya kulit
kering dan dermatitis seboroik
 Tanda-tanda herpes simpleks dan zoster atau
jaringan parut bekas herpes zoster
- Pembesaran kelenjar getah bening

- Mulut: kandidiasis oral, oral hairy leukoplakia, keilitis


angularis

- Dada: dapat dijumpai ronki basah akibat infeksi paru

- Abdomen: hepatosplenomegali, nyeri, atau massa

- Anogenital: tanda-tanda herpes simpleks, duh vagina atau


uretra

- Neurologi: tanda neuropati dan kelemahan neurologis

Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium

a. Hitung jenis leukosit :

Limfopenia dan CD4 hitung <350 (CD4 sekitar 30% dari


jumlah total limfosit)
b. Tes HIV menggunakan strategi III yatu menggunakan 3
macam tes dengan titik tangkap yang berbeda, umumnya
dengan ELISA dan dikonfirmasi Western Blot

c. Pemeriksaan DPL

2. Terdapat dua macam pendekatan untuk tes HIV

1. Konseling dan tes HIV sukarela (KTS-VCT = Voluntary


Counseling and Testing)

2. Tes HIV dan konseling atas inisiatif petugas kesehatan


(TIPK –PITC = Provider-Initiated Testing and Counseling)

3. Penegakan diagnosis (assessment)


Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan hasil tes HIV. Stadium klinis harus dinilai pada saat
kunjungan awal dan setiap kali kunjungan
4. Penatalaksanaan komprehensif (plan)
Tatalaksana HIV di layanan tingkat pertama dapat dimulai
apabila penderita HIV sudah dipastikan tidak memiliki
komplikasi atau infeksi oportunistik yang dapat memicu
terjadinya sindrom pulih imun. Evaluasi ada tidaknya infeksi
oportunistik dapat dengan merujuk ke layanan sekunder untuk
pemeriksaan lebih lanjut karena gejala klinis infeksi pada
penderita HIV sering tidak spesifik.

Untuk memulai terapi antiretroviral perlu dilakukan pemeriksaan


jumlah CD4 (bila tersedia) dan penentuan stadium klinis infeksi
HIV.

6.Unit terkait 1. Pendaftaran, Poli Umum, , Laboratorium, Klinik VCT ,Apotek. IGD,
dan Rawat Inap

2/2

7. Rekaman Historis
Yang Diberlakukan
No Halaman Perubahan
dirubah Tgl.

           
           
           

3/3

Anda mungkin juga menyukai