Anda di halaman 1dari 2

HIV AIDS TANPA KOMPLIKASI

Nomor :
Terbit ke : 01
No.Revisi : 00
SOP Tgl.Diberlakuk : 01 Januari 2023
an
Halaman :1/2

PUSKESMAS Khaidir.,S.ST
SEGARAU NIP : 19680924 199003 1007

A. Pengertian HIV /AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1]
atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV,
FIV, dan lain-lain)
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanHIV/AIDS
tanpa komplikasi
C. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Segarau Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis Puskesmas Segarau
D. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 /
MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
E. Prosedur a. Petugas menerima pasien.
b. Petugas melakukan anamnesis singkat tentang perjalanan penyakit,
riwayat faktor resiko, riwayat imunisasi, dan keluhan-keluhan lain .
c. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan.
d. Petugas melakukan vital sign meliputi pengukuran tekanan darah, nadi,
frekuensi pernapasan, dan suhu.
e. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, dari ujung rambut sampai kaki,
petugas mencari tanda-tanda yang menunjukkan penurunan kekbalan
tubuh.
f. Petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan.
g. Petugas melakukan penegakan diagnosis.
h. Tidak tersedia pemeriksaan CD4
Penentuan mulai terapi ARV didasarkan pada penilaian klinis
i. Tersedia pemeriksaan CD4
1. Mulai terapi ARV pada semua pasien dengan jumlah CD4 <350
sel/mm3 tanpa memandang stadium klinisnya.
2. Terapi ARV dianjurkan pada semua pasien dengan TB aktif, ibu hamil
dan koinfeksi Hepatitis B tanpa memandang jumlah CD4
j. Rencana Tindak Lanjut
1. Pasien yang belum memenuhi syarat terapi ARV
Monitor perjalanan klinis penyakit dan jumlah CD4-nya setiap 6 bulan
sekali.
1. Pemantauan pasien dalam terapi antiretroviral
a) Pemantauan klinis
Dilakukan pada minggu 2, 4, 8, 12 dan 24 minggu sejak memulai
terapi ARV dan kemudian setiap 6 bulan bila pasien telah mencapai
keadaan stabil.
b) Pemantauan laboratorium
 Pemantauan CD4 secara rutin setiap 6 bulan atau lebih sering
bila ada indikasi klinis.
 Pasien yang akan memulai terapi dengan AZT maka perlu
dilakukan pengukuran kadar Hemoglobin (Hb) sebelum memulai
terapi dan pada minggu ke 4, 8 dan 12 sejak mulai terapi atau
HIV AIDS TANPA KOMPLIKASI
Nomor :
Terbit ke : 01
No.Revisi : 00
SOP Tgl.Diberlakuk : 01 Januari 2023
an
Halaman :2/2

PUSKESMAS Khaidir.,S.ST
SEGARAU NIP : 19680924 199003 1007

ada indikasi tanda dan gejala anemia


 Bila menggunakan NVP untuk perempuan dengan CD4 antara
250–350 sel/mm3 maka perlu dilakuan pemantauan enzim
transaminase pada minggu 2, 4, 8 dan 12 sejak memulai terapi
ARV (bila memungkinkan), dilanjutkan dengan pemantauan
berdasarkan gejala klinis.
 Evaluasi fungsi ginjal perlu dilakukan untuk pasien yang
mendapatkan TDF.
k. Konseling dan Edukasi
1. Menganjurkan tes HIV pada pasien TB, infeksi menular
seksual (IMS), dan kelompok risiko tinggi beserta pasangan
seksualnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang
penyakit HIV/AIDS. Pasien disarankan untuk bergabung
dengan kelompok penanggulangan HIV/AIDS untuk
menguatkan dirinya dalam menghadapi pengobatan
penyakitnya.

l. Kriteria Rujukan
1. Setelah dinyatakan terinfeksi HIV maka pasien perlu dirujuk ke
Pelayanan Dukungan Pengobatan untuk menjalankan
serangkaian layanan yang meliputi penilaian stadium klinis,
penilaian imunologis dan penilaian virologi.
2. Pasien HIV/AIDS dengan komplikasi.

F. Hal-hal yang Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia


perlu
diperhatikan
G. Unit terkait Ruang Pemeriksaan Umum.
H. Dokumen 1. Rekam Medis
terkait Catatan tindakan
I. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan

1.

J. Rekaman Historis:
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal

Anda mungkin juga menyukai