Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SPESIFIKASI DAN QUALITY CONTROL

IDENTIFIKASI KEGIATAN QUALITY CONTROL

OLEH:
ASRIH AINUN ARIEF (412 20 089)
2B ALIH JENJANG D4 MANAJEMEN KONSTRUKSI

PROGRAM STUDI D4 RPL JASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021/2022
IDENTIFIKASI KEGIATAN QUALITY CONTROL

A. Tahap Persiapan Material di Quarry


1. Melakukan survey lokasi quarry terdekat.
2. Mengecek kualitas material, melakukan pengujian material dahulu dengan
mengambil beberapa sampel.
3. Mengecek akses jalan masuk quarry.
4. Malakukan pertimbangan terhadap biaya lokasi quarry.
5. Melakukan proses perijinan.
6. Menyesuaikan jenis material terhadap alat angkutnya.
7. Menyesuaikan kapasitas alat angkut dengan volume yang akan diangkut.
8. Penyesuaian alat berat yang digunakan untuk melakukan penambangan.
9. Melakukan monitoring atau controlling.
10. Menerapkan K3 pada saat proses pengambilan material di quarry.
11. Melakukan permintaan persetujuan kepada kastker/PPK apabila bahan akan
didatangkan dari luar proyek.

B. Tahap pengangkutan Material


a) Pekerjaan Aspal
12. Mengontrol suhu pada saat pengangkutan aspal cair berkisar 160⁰C maka alat
angkut sebaiknya dilengkapi dengat alat pemanas.
13. Pengangkutan bahan campuran aspal panas dari AMP harus ditutup dengan
terpal karena hal tersebut digunakan untuk menghindari adanya penurunan suhu
dari lokasi pencampuran ke lokasi penghamparan.
14. Semakin jauh lokasi maka suhu campuran aspal dinaikkan dari spesifikasi untuk
mengindari penurunan suhu yang drastis saat tiba di lokasi pekerjaan.
15. Memperhatikan perlunya ada akses jalan sementara.
16. Menyediakan petugas agar melakukan pengaturan lalu lintas dan perlengkapan
jalan sementara pada lokasi pertemuan jalan umum dengan jalan akses ke
lokasi-lokasi pekerjaan.
17. Menyediakan peralatan pengangkutan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan
dalam kontrak.
18. Memperhatikan kendaraan dalam kondisi yang baik untuk mengangkut material
19. Menyesuaikan kapasitas kendaaran yang digunakan untuk mengangkut aspal.
20. Melakukam uji keandalanya di laboratorium dengan mengambil beberapa
sampel sebelum mendatangkan bahan dari luar lokasi pekerjaan.
21. Apabila mutu bahan yang dikirim ke lapangan tidak sesuai dengan mutu yang
telah diperiksa dan diuji maka bahan tersebut harus ditolak dan disingkirkan dari
lapangan dalam waktu 48 jam.
22. Truk untuk mengangkut campuran beraspal harus mempunyai bak terbuat dari
logam yang rapat, bersih dan rata.
23. Truk yang digunakan untuk mengangkut aspal mestri disiram solar terlebih
dahulu agar material campuran tidak lengket pada bak truk.
24. Jumlah alat angkut untuk mengankut campuran beraspal harus cukup agar
peralatan penghampar mampu bekerja terus menerus hingga menghasilkan
permukaan yang rata.
25. Menyiapkan jalan alternatif supaya tidak menganggu lalu lintas masyarakat.

b) Pekerjaan beton
26. Menyesuaikan berat material beton dengan kapasitas pengangkutan alat berat.
27. Meninjau medan yang akan dilalui oleh kendaraan pengangkut.
28. Memperhatikan alat angkut dalam kondisi yang baik.
29. Memperhtikan perlunya akses jalan sementara.
30. Menutup agregat agar menghindari jatuhnya agregat pada saat pengangkutan.
31. Menambahkan rambu hati-hati pada kendaraan bila diperlukan.
32. Agregat yang diangkut ditutup dengan terpal agar terhindar dari basah yang
diakibatkan oleh hujan agar mutu agregat dapat terjaga.
33. Agregat yang diangkut truck mixer harus tetap diputar untuk menghindari
pengendapan campuran.
34. Semen yang dibawah ke instalasi campuran harus ditutup terpal agar terlindungi
dari air.
35. Beton segar yang diangkut dari tempat pencampuran ke lokasi proyek
pengangkutannya harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya keterlambatan
yang akan menyebabkan hilangnya plastisitas beton sebelum dituangkan.
36. Melukan pengecekan terhadap segregasi yang mungkin terjadi pada saat
pengangkutan.
37. Melakukan control pada bahan campuran.
38. Melakukan perhitungan volume material yang datang.
39. Menggunakan bahan tambahan (admixture) yang dapat menunda waktu
pengikatan apabila lokasi proyek jauh.
40. Selama pengankutan harus dijaga agar tidak ada bahan yang tumpah atau
memisahkan diri dari campuran.
41. Untuk menghindari panas yang tinggi dan penguapan pada siang hari maka
pengangukutan dapat dilakukan pada sore hari atau malam hari.

c) Material Alam dari Quarry


42. Menutup material dengan terpal agar tidak terjatuh atau terkena air hujan.
43. Menyesuaikan volume material dengan alat angkutnya.
44. Mengikat material agar tidak terjatuh.
45. Memperhatikan perlunya akses jalan sementara.
46. Memperhatikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik untuk mengangkut
material
47. Memperhitungkan waktu kedatangan kendaraan pengangkut material.
48. Melakukan perhitungan terhadap volume material yang tiba di lokasi.
49. Menambahkan rambu hati-hati pada kendaaran bila diperlukan.

C. Tahap Produksi Campuran


a) Pekerjaan Aspal
50. Melakukan pembuatan rancangan campuran
51. Menguji material secara rutin agar memastikan kualitas atau mutu campuran
52. Setiap kedatangan bahan aspal dan sebelum dituangkan ke tangki penyimpanan
AMP Melakukan uji penetrasi, titik lembek dan stabilitas penyimpanan serta
tempatkan pada tangki sementara sampai hasil pengujian diketahui dan
disetujui.
53. Tangki penyimpanan aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat
dikendalikan dan dilengkapi dengan thermometer.
54. Melakukan penerapan K3 diruangan AMP
55. Melakukan pengecekan terhadap takaran material pada saat melakukan
pencampuran aspal di AMP.
56. Melakukan kalibrasi AMP.
57. Mengecek suhu pada aspal sebelum melakukan penghamparan.
b) Pekerjaan Beton
58. Melakukan pembuatan rancangan campuran
59. Menguji material secara berkala atau secara rutin untuk memastikan kualitas
atau mutu campuran.
60. Melakukan pembatasan antara material satu dengan material lainnya agar
menghindari terjadinya kontaminasi yang menjadikan material kotor atau rusak.
61. Melakukan pengalasan dari tanah dibawahnya agar material tidak
terkontaminasi dengan tanah yang menyebab kandungan lumpurnya besar.
62. Tempat khusus tulangan diberi penyangga untuk menghindari karat.
63. Melakukan kalibrasi terhadap timbangan yang sudah lama
64. Apabila diperlukan bahan tambah pada campuran berupa cairan, bahan tambah
tersebut harus dicampurkan kedalam air sebelum dituang kedalam mesin
pengaduk.
65. Mengecek waktu pencampuran
66. Melakukan pengujian slump pada campuran
67. Apabila melakukan pencampuran dengan mixer, bagian dalam dari wadah alat
pengaduk harus cukup kering.
68. Memperhatikan alat yang digunakan untuk pencampuran harus sesuai standar
yang telah dipersyaratkan.

D. Tahap Pelaksanaan di Lapangan


a) Pekerjaan Aspal
69. Membersihkan lokasi pekerjaan dari material yang dapat mengganggu
pekerjaan.
70. Melakukan pengecekan pada alat penghampar
71. Melakukan pengecekan suhu pada aspal dengan temperatur yang telah
diisyaratkan yaitu 130⁰C - 150⁰C.
72. Melakukan pengontrolan terhadap pelaksanaan dan hasil pekerjaan.
73. Mangamati visual hasil penghamparan dengan memperhatikan warna,
temperature dan kerataan aspal.
74. Melakukan pengecekan pemadatan awal, antara dan akhir.
75. Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan dalam
keadaan kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
76. Memastikan kualitas dan kuantitas aspal telah terpenuhi untuk dilakukan
penghamparan.
77. Kecepatan alat penghampar perlu diatur agar tidak menyebabkan retak
permukaan, koyakan atau ketidakrataan pada permukaan.
78. Mengawasi dan memastikan keceparan alat pemadat tidak boleh melebihi 4
km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu
dijaga rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas
tersebut.
79. Memeriksa hasil dan catatan pengujian setiap hari produksi.
80. Memastikan semua area pekerjaan bersih dan aman setelah penghamparan.

b) Pekerjaan Beton
81. Memeriksa tanah dasar atau bekisting seperti kerataan, kebersihan dan lainnya.
82. Melakukan pemeriksaan terhadap sambungan-sambungan antara tulangan
harus overlap.
83. Memperhatikan kondisi cuaca pada saat pengecoran tidak boleh hujan
dikarenakan air hujan akan mengurangi kekutan atau mutu beton.
84. Melakukan penerapan K3 pada saat pengecoran berlangsung.
85. Apabila pengecoran dilakukan malam hari maka harus diterangi dengan
lampu.
86. Mengambil beberapa sampel untuk dilakukan pengujian mutu di laboratorium
87. Melakukan pengecekan terhadap besi atau tulangan sesuai dengan gambar
kerja.
88. Melakukan pengecekan pengecoran dengan memperhatikan penempatan
adukan, tinggi jatuh, penyebaran, pemadatan dan penggetarannya.
89. Melakukan pengecekan terhadap bekisting dan perancah harus kuat dan
nantinya mudah dibongkar.

E. Tahap Pasca Pelaksanaan


a) Pekerjaan Aspal
90. Mengambil sampel untuk pengujian corel drill untuk mengetahui tebal dan
karakteristik campuran aspal.
91. Melakukan pengecekan terhadap tekstur jalan yang telah dipadatkan.
92. Melakukan pengecekan ekstraksi untuk mengetahui kandungan aspal.
93. Menutup kembali lubang core drill yang digunakan pada saat pengambilan
sampel.
94. Mengecek semua peralatan berfungsi dengan baik.
95. Melakukan evaluasi atau uji kelayakann hasil pekerjaan di laboratorium ataupun
di lapangan.

b) Pekerjaan Beton
96. Melakukan perawatan beton dengan menyiram air atau menutup beton dengan
karung basah untuk menjaga beton dari kehilangan air akibat penguapan
97. Memperhatikan waktu pembongkaran bekisting dan perancah setelah beton
sudah mengeras dengan baik atau telah mencapai umurnya.
98. Melakukan pemeriksaan terhadap permukaan beton dengan memperhatikan
kelurusan dan kerataan dari beton.
99. Memeriksa hasil pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan atau di
laboratorium.
100. Melakukan teguran tertulis maupun lisan terhadap hasil kerja yang tidak
sesuai standar.

Anda mungkin juga menyukai