Dengan Melihat
Informasi Pada Nomor Bearing
Bagian bearing
Outer Ring
Rolling Element
Seal
Cage
Inner Ring
Bearing secara umum kita temui tersusun dari
1.Outer Ring: yang juga berfungsi sebagai Race way atau jalur lintas Rolling Element
2.Inner Ring: sama halnya pada outer pada inner juga terdapat Race Way
4.Cage/Retainer:biasa di sebut sangkar berfungsi untuk meminimalisir gesekan antar Rolling Element
yang sekaligus memberi celah untuk pelumasan, pada bearing yang memiliki inner dan
outer terpisah cage juga berperan sebagai penahan Rolling Element
5.Seal: berfungsi sebagai pelindung dari kontaminasi yang akan masuk ke bearing dan menjaga grease
agar tetap berada di dalam bearing
Jenis bearing
Beberapa hal yang sering berkaitan dengan penomoran bearing yang kita temui antara lain:
Cage/Sangkar
Berdasarkan materialnya Cage dapat terbuat dari
Kuningan(brass) memiliki kekuatan yang tinggi pada suhu putar hingga 250⁰C dan
biassa di gunakan pada perangkat berpelumas oli dan sudah pasti
harganya mahal
plastik(polyamide) Sangat ringan dengan daya gesek rendah sehingga mampu berputar dengan
pelumasan yang terbatas ,Cage jenis ini hanya mampu berputar dengan
suhu 120⁰C
Baja(steel) Berkekuatan tinggi dengan suhu putar hingga 300⁰C, namun sensitif terhadap
pelumasan yang minim
Contoh: 6202 TN9, 2218 EKTN9, NUP 215 ECP, 7205 BECBP
Seal
Berdasarkan materialnya seal terbuat dari besi dan karet
Pada seal karet seal menutupi atau menyentuh permukaan inner bearing, sedangkan seal besi tidak
menempel, mengakibatkan suhu putar seal karet harus lebih rendah dari 100⁰C pada seal besi bisa lebih
dari 100⁰C
Seal karet tahan terhadap kontaminasi air dan debu sedangkan besi hanya tahan terhadap debu
Cara mengetahui material seal dari penomoran bearing , untuk seal karet memiliki akhiran RS / RS1, RSH
Clearance
Clearance di sini dimaksudkan untuk jarak bebas Rolling Element terhadap jalurnya pada inner dan outer
baik sejajar dengan jalur lintas/ race way(Radial) atau tegak lurus dengan raceway(Axial)
Clearance di perlukan untuk mengakomodasi berkurangnya celah karna pemasangan pada shaft dan
housing yang menekan inner dan outer serta pemuaian pada saat berputar dan panas
Bearing di produksi dengan tingkan Clearance yang bermacam macam seperti C1, C2, , NORMAL, C3, C4,
C5, semakin kecil angka C maka clearance semakin kecil atau sempit
Catatan, walaupun bearing di atas memeiliki kelas clearance yang sama (C3) tapi nilai clearance berbeda
Beban/Load
Dalam pemilihan jenis bearing yang tepat untuk komponen mesin kita juga perlu menganalisa arah
beban pada komponen tersebut
Jika beban tegak lurus terhadap poros maka bearing yang akan kita gunakan adalah bearing dengan
beban Radial seperti: Deep Groove Ball Bearing, Cylindrical Roller Bearing, Needle Roller Bearing
Jika beban searah terhadap poros maka bearing yang akan kita gunakan adalah bearing dengan bebean
Axial seperti: Ball Thrust Bearing, cylindrical Roller Thrust Bearing, Needle Roller Thrust Bearing
Jika beban searah dan tegaklurus terhadap poros maka bearing yang akan kita gunakan haruslah dapat
menahan kedua beban tersebut seperti: Tapper Roller Bearing, Spherical Roller Bearing
Dua digit setelahnya menandakan seri dimensi ISO. Digit pertama menunjukkan seri lebar atau tinggi
(dimensi B, T atau H). Digit kedua mengidentifikasi seri diameter (dimensi D).(Dalam beberapa kasus,
digit untuk jenis bantalan atau digit pertama dari identifikasi seri dimensi dihilangkan)
Dua digit terakhir menandakan kode ukuran dari inner bearing/ lubang shaft. Kode ukuran dikalikan
dengan 5 sehingga di dapat diameter dalam(d),
Inner bearing dengan diameter lubang 10, 12, 15 atau 17 mm memiliki kode lain dan tidak dapat di kali 5
uuntuk mendapatkan hasilnya: misalnya 6300-2RSH (d = 10mm), kode 2 angka terakhir:
00 = 10 mm
01 = 12 mm
02 = 15 mm
03 = 17 mm
Untuk (d)<10 mm, atau ≥ 500 mm, diameter lubang umumnya diberikan dalam milimeter (tidak
dikodekan). misalnya 628 / 8-2Z (d = 8 mm) atau 511/530 (d = 530 mm). Ini juga berlaku untuk bantalan
standar sesuai dengan ISO 15: 2011 yang memiliki diameter lubang 22, 28 atau 32 mm, misalnya 62/22
(d = 22 mm).
Dari contoh pembacaan nomor bearing diatas didapati informasi berupa nomor Bearing 6207 – 2RS1
Kesimpulanya
1.Dari angka pertama(6) bearing tersebut berjenis “Single row deep groove ball bearing”
2.Dari angka (2) menunjukkan ketebalan yang semakin tinggi angkanya semakin tebal
3.Dari angka (07) dapat di simpulkan diameter dalam bearing/ukuran shaft 35, di dapat dari 7X5
Contoh lain
5.GJN kode ini di peruntukan untuk bearing dengan grease temperature tinggi