SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (S1)
ELIZABETH APRIYANTI
NIM: 11161088
Keluarga Tercinta
Adikku tersayang terima kasih atas semua dukungannya selama
ini, hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan. Semoga
aku bisa memberikan yang terbaik.
My Best Friends
Buat sahabat dan teman-teman di NUSA MANDIRI, yang selalu
hadir selama skripsi ini berjalan, yang selalu membantu dan
memberikan dukungan. Terima kasih atas bantuan, doa, nasehat,
dan semangat yang kalian berikan selama ini. Semoga keakraban
diantara kita tetap selalu terjaga.
Pembingbing Skripsiku
Ibu Eni Heni Hermaliani selaku dosen pembimbing skripsiku, terima
kasih banyak bu… saya sudah dibantu selama ini, sudah
dinasehati dan diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan
kesabaran dari ibu.
ii
iii
iv
v
PANDUAN PENGGUNAAN HAK CIPTA
Hp : 082112170015
E-mail : ebethelizabetheam@Gmail.com
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kasih dan kebaikanNya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Dimana skripsi ini penulis sajikan dalam bentuk buku
yang sederhana. Adapun judul skripsi ini yang penulis ambil sebagai berikut,
“PENGGUNAAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI
MODEL PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENILAIAN KINERJA
KARYAWAN (Studi Kasus : Himalaya Agung Glass Jakarta)”.
Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan
Program Strata-1 (S-1) STMIK Nusa Mandiri. Sebagai bahan penulisan diambil
bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan
berjalan dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis
Jakarta.
3. Ibu Eni Heni Hermaliani, MM, M.Kom selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Jakarta.
7. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual.
vii
viii
ABSTRAKSI
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
Halaman
xi
BAB V PENUTUP ......……………………………………………….. 51
5.1 Kesimpulan ......………………………………………..... 51
5.2 Saran ......……………………………………..……….... 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan perusahaan yang ingin dicapai.
Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapat kompensasi
yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Karyawan wajib dan terikat untuk
kinerja karyawan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat
dicapai setiap karyawan. Apakah prestasi yang dicapai setiap karyawan baik,
sedang, atau kurang. Penilaian kinerja karyawan penting bagi setiap karyawan dan
Dengan penilaian kinerja berarti para bawahan mendapat perhatian dari atasannya
Himalaya Agung Glass Jakarta adalah perusahaan yang sudah berdiri sejak
lama dan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan kaca secara retail maupun
proyek. Sistem yang berjalan di Himalaya Agung Glass Jakarta dalam penilaian
1
2
karyawan yang masih dilakukan secara manual dan pengolahan datanya belum
membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu, penilaian yang masih bersifat
subyektif dan belum relevan dengan keadaan sebenarnya sehingga tidak dapat
permasalahan yang ada pada Himalaya Agung Glass Jakarta tentang bagaimana
3. Bagaimana nilai hasil akhir dari metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
dan keuletan.
Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat yang telah
ditentukan dalam mencapai kelulusan program Strata Satu (S1) Program Studi
A. Observasi
Himlaya Agung Glass Jakarta untuk mendapatkan data dan informasi yang
B. Wawancara
C. Studi Pustaka
pembanding yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah online dan literature
lainnya.
penilaian kinerja karyawan Himalaya Agung Glass Jakarta dan menentukan bobot
nilai dari hasil pengolahan data responden perhitungan penilaian kinerja karyawan
1.6. Hipotesis
maka dapat disimpulkan hasil dari hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
LANDASAN TEORI
A. Definisi Keputusan
yaitu :
1. Keputusan Terprogram
Ketika situasi tertentu sering terjadi, sebuah prosedur rutin akan dibuat
yang baku.
baru dan belum terstruktur. Tidak ada yang pasti dalam menangani
masalah tersebut, baik karena belum pernah ditemukan situasi yang sama
diartikan sebagai prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja.
merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku, dalam
6
7
tindakannya”. Menurut Mondy dan Noe dalam H. Suwatno dan Donni (2013:197)
tugas-tugasnya”.
karyawan yang dinilai menurut Werther dan Davis dalam Suwatno dan Donni
sebaliknya.
karyawan.
tidak diskriminatif.
tepat mengenai kinerja karyawan yang dinilai. Berkaitan dengan hal ini, penilaian
kinerja membutuhkan standar pengukuran, cara penilaian dan analisa data hasil
pengukuran, serta tindak lanjut atas hasil pengukuran. Elemen pokok dari sistem
penilaian kinerja yang efektif menurut Werther dan Davis dalam Suwatno dan
Performance
Measure
Performance
Related Standard
Measure
Employee
Human Resources
Feedback
Decision
dengan input utamanya persepsi manusia. AHP banyak digunakan karena dapat
yang kaku, baik itu alternatif tindakan, perencanaan ataupun kebijakan. Prosedur
yang pada akhirnya akan digunakan untuk menentukan prioritas atau peringkat
10
dari serangkaian alternatif keputusan yang akan diambil. Prinsip dasar AHP
1. Membuat Hirarki
berikut ini:
Tabel II.1.
Intensitas
Keterangan
Kepentingan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang
3
lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen
7
lainnya
9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
jika untuk aktifitas I mendapat satu angka dibandingkan
Kebalikan dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya
dibandingkan dengan i
Sumber: Kusrini (2007:134)
11
persamaan matematika.
tertentu.
aplikasi DSS yang dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan sebuah
karyawan. Untuk memacu pegawai bekerja lebih baik dan berprestasi, maka suatu
berprestasi”.
12
bahwa “untuk memperoleh informasi yang cepat dan akurat prestasi karyawan
A. Sejarah Perusahaan
Himalaya Agung Glass Jakarta berdiri pada tahun 1975 yang berlokasi di
Jl. Bekasi Timur Raya No. 09 Blok A1-3 Jatinegara Jakarta Timur. Himalaya
Agung Glass Jakarta didirikan oleh Alm. Tanuwijaya. Pada tanggal 01 Februari
2013, Himalaya Agung Glass Jakarta diteruskan oleh anaknya Michael Tan.
Himalaya Agung Glas Jakarta mempunyai 3 ruko yang dijadikan satu dan masing-
digunakan masyarakat sebagai penghias rumah agar keliatan lebih bagus dan
mewah. karena kebutuhan masyarakat mulai meningkat akan minat terhadap kaca
dan aluminium maka berdirilah sebuah Himalaya Agung Glass Jakarta yang
menjual berbagai jenis kaca, misalnya kaca One Way Green, kaca cermin, kaca
B. Struktur Organisasi
terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang
13
sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi,
Pada saat ini, struktur organisasi yang berlaku pada Himalaya Agung
STRUKTUR ORGANISASI
Direktur
Manajer
Operasional
Bagian Bagian
Penjualan Keuangan
Tugas dan fungsi organisasi yang ada pada Himalaya Agung Glass Jakarta
1. Direktur
keseluruhan.
1. Manajer Operasional
2. Bagian Keuangan
Agung Glass.
Jakarta.
3. Bagian Administrasi
setiap hari dalam Buku Kas Harian, sesuai dengan kode posnya.
untuk Direktur.
4. Bagian Penjualan
5. Bagian Pengiriman
pesanan pelanggan.
dibeli pelanggan.
17
6. Staff
selesai.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Perumusan Masalah
Perumusan Tujuan
Penelitian
Identifikasi
Masalah
Studi Literatur
Kriteria Penilaian
Bobot Nilai Per Kriteria
Kinerja Karyawan
Pengumpulan Data
Primer
Deskripsi Hasil
Penelitian
18
19
a. Perumusan Masalah
terjadi dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini mengatur pengolahan data
Glass Jakarta.
c. Identifikasi Masalah
d. Studi Literatur
dan bobot nilai perkriteria. Kriteria dan bobot nilai dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
20
Menentukan variabel dan sumber data yang ada pada Himalaya Agung
keuletan.
berdasarkan data.
f. Pengolahan Data
sehingga data dari kuesioner dapat dengan cepat dianalisis secara statistik.
ambil. Variabel yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari kriteria atau
pada penelitian ini baru akan dirumuskan dalam bentuk struktur hirarki setelah
didapatkan data primer dari hasil kuesioner seluruh responden yang terkait.
berikut :
22
1. Studi Lapangan
a. Observasi
langsung mengenai perilaku tipikal dari objek dapat dicatat segera. Selain
itu dengan observasi, dapat memperoleh data dari subjek apabila tidak
b. Kuesioner
tersebut dapat dengan cepata dianalisis. Data hasil uji coba dianalisis
c. Wawancara
bebas, pertanyaan yang akan diajukan berisi spesifik dan hanya memuat
2. Studi Pustaka
diutamakan adalah kualitas data dari responden, dan tidak tergantung pada
Process (AHP) tidak memiliki perumusan tertentu, namun hanya batas minimum
kriteria mewakili setiap bidang keahlian dan diprioritaskan kepada pakar yang
metodologi.
24
Analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana variabel yang mempengaruhi variabel yang lain agar data yang
digunakan dalam penelitian adalah analisis data kualitatif dan analisis data
apabila data yang terkumpul tidak dapat diangkakan, dalam artiannya hanya
berupa uraian kata menjadi suatu masalah. Sedangkan analisis data kuantitatif
yang diperoleh dapat dibuktikan dengan angka-angka dan juga dalam perhitungan
Pemilihan metode analisis ini harus sesuai dengan jenis riset yang
pengolahan data. Dengan pengolahan data maka dapat diketahui dari data yang
berhasil dikumpulkan. Oleh karena itu, hasil penelitian pun akan segera diketahui.
(AHP).
keseluruhan prioritas
4. Mengukur konsistensi
CI =
CR = CI/RC
CI = Consistency Index
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian
kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil diperhitungkan bisa dinyatakan
benar.
Tabel III.1.
N 1 2 3 4 5 6 7 8
B. Model Hirarki
sebagi berikut :
1. Kehadiran
2. Kedisiplinan
3. Tanggung Jawab
4. Kejujuran
Kejujuran merupakan sifat yang melekat dalam diri seseorang dan merupakan
5. Keuletan
Keuletan merupakan tidak mudah putus asanya karyawan yang didasari oleh
perusahaan.
1. Anto
2. Christin
3. Heri
4. Jul
Sesuai dengan kriteria diatas, maka dapat dibuat model hirarki dalam menentukan
AHP.
Theory. Untuk mendapatkan satu nilai tertentu dari semua nilai tersebut,
kemudian hasil harus dikalikan satu sama lain, kemudian hasil perkalian
Kinerja Karyawan
28
29
Tabel IV.1.
Tabel IV.2.
Pada tabel IV.2 menjelaskan bahwa unsur-unsur pada tiap kolom dibagi
dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif setiap baris.
menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali
30
dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 kriteria), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh :
CI = = = = 0.065
CR = = = 0.058
karyawan menjadi prioritas ke-1 dengan nilai bobot 39.93%, berikut kejujuran
menjadi prioritas ke-2 dengan nilai bobot 19.60%, kemudian kriteria kehadiran
menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 19.18%, kemudian kriteria keuletan
menjadi prioritas ke-4 dengan nilai bobot 11.20% dan yang terakhir kriteria
karyawan yaitu K01 adalah Anto, K02 adalah Christin, K03 adalah Heri dan K04
adalah Jul.
Tabel IV.3.
Tabel IV.4.
Pada tabel IV.4 menjelaskan bahwa unsur-unsur pada tiap kolom dibagi
dengan jumlah total pada kolom yang bersangkutan dan diperoleh bobot relatif
yang dinormalkan. Nilai vector eigen diberikan dari rata-rata nilai bobot relatif
menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali
dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh :
CI = = = = 0.051
CR = = = 0.057
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh urutan prioritas untuk
kriteria kehadiran yakni karyawan Anto menjadi prioritas ke-1 dengan nilai bobot
32.48%, berikutnya karyawan Jul menjadi prioritas ke-2 dengan nilai bobot
26.43%, kemudian karyawan Christin menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot
21.21% dan kemudian yang terakhir karyawan Heri menjadi prioritas ke-4 dengan
Tabel IV.5.
Tabel IV.6.
Pada tabel IV.6 menjelaskan bahwa unsur-unsur pada tiap kolom dibagi
dengan jumlah total pada kolom yang bersangkutan dan diperoleh bobot relatif
yang dinormalkan. Nilai vector eigen diberikan dari rata-rata nilai bobot relatif
menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali
dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh :
CI = = = = 0.045
CR = = = 0.051
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh urutan prioritas untuk
kriteria kedisiplinan yakni karyawan Anto menjadi prioritas ke-1 dengan nilai
bobot 38.82%, berikutnya karyawan Christin menjadi prioritas ke-2 dengan nilai
bobot 26.43%, kemudian karyawan Jul menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot
20.64% dan kemudian yang terakhir karyawan Heri menjadi prioritas ke-4 dengan
Tabel IV.7.
Tabel IV.8.
Pada tabel IV.8 menjelaskan bahwa unsur-unsur pada tiap kolom dibagi
dengan jumlah total pada kolom yang bersangkutan dan diperoleh bobot relatif
yang dinormalkan. Nilai vector eigen diberikan dari rata-rata nilai bobot relatif
menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali
dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh :
CI = = = = 0.024
CR = = = 0.027
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh urutan prioritas untuk
kriteria tanggung jawab yakni karyawan Anto menjadi prioritas ke-1 dengan nilai
bobot 36.68%, berikutnya karyawan Christin menjadi prioritas ke-2 dengan nilai
bobot 26.06%, kemudian karyawan Jul menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot
20.40% dan kemudian yang terakhir karyawan Heri menjadi prioritas ke-4 dengan
Tabel IV.9.
Tabel IV.10.
Pada tabel IV.10 diatas menjelaskan bahwa unsur-unsur pada tiap kolom
dibagi dengan jumlah total pada kolom yang bersangkutan dan diperoleh bobot
relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen diberikan dari rata-rata nilai bobot
menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali
dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh :
CI = = = = 0.068
CR = = = 0.075
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh urutan prioritas untuk
kriteria kejujuran yakni karyawan Anto menjadi prioritas ke-1 dengan nilai bobot
34.02%, berikutnya karyawan Heri menjadi prioritas ke-2 dengan nilai bobot
29.08%, kemudian karyawan Christin menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot
25.09% dan kemudian yang terakhir karyawan Jul menjadi prioritas ke-4 dengan
Tabel IV.11.
Tabel IV.12.
Pada tabel IV.12 diatas menjelaskan bahwa unsur-unsur pada tiap kolom
dibagi dengan jumlah total pada kolom yang bersangkutan dan diperoleh bobot
relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen diberikan dari rata-rata nilai bobot
menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali
dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 kriteria), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh :
CI = = = = 0.069
CR = = = 0.077
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh urutan prioritas untuk
kriteria keuletan yakni karyawan Christin menjadi prioritas ke-1 dengan nilai
bobot 33.89%, berikutnya karyawan Jul menjadi prioritas ke-2 dengan nilai bobot
28.80%, kemudian karyawan Anto menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot
27.78% dan kemudian yang terakhir karyawan Heri menjadi prioritas ke-4 dengan
Pada Gambar IV.1 diatas menjelaskan bahwa sasaran dari penelitian ini
adalah Penilaian Kinerja Karyawan. Kriteria keputusan yang dipakai adalah lima
Kehadiran
yang paling tertinggi hingga terendah adalah Anto, Jul, Christin dan Heri.
42
Kedisiplinan
Kedisiplinan yang paling tertinggi hingga terendah adalah Anto, Christin, Jul dan
Heri.
Tanggung Jawab
Jawab yang paling tertinggi hingga terendah adalah Anto, Christin, Jul dan Heri.
43
Kejujuran
Kejujuran yang paling tertinggi hingga terendah adalah Anto, Heri, Christin dan
Jul.
Keuletan
Keuletan yang paling tertinggi hingga terendah adalah Christin, Jul, Anto dan
Heri.
44
Software Expert Choice 2000 dapat dilihat pada gambar berikut ini :
tujuan pada suatu waktu tertentu. Garis merah vertikal merupakan prioritas tujuan
yang dipilih dan dibaca dari persimpangan sumbu X. Prioritas untuk alternatif
baca dari sumbu Y dan ditentukan oleh perpotongan alternatif ini sejalan dengan
dibandingkan dengan satu sama lain terhadap tujuan dalam suatu keputusan. Salah
satu alternatif yang tercantum di sisi kiri grafik dan lainnya terdaftar di sebelah
kanan. Alternatif disebelah kiri adalah tetap, sementara memilih alternatif yang
berbeda pada grafik dapat menimbulkan variasi atas alternatif di sebelah kanan.
grafik diatas adalah Kedisplinan dan Kehadiran. Alternatif yang paling memiliki
bobot tertinggi adalah Anto dan alternatif yang memiliki bobot terendah adalah
Heri.
50
paling penting bagi responden untuk penilaian kinerja karyawan yakni sebesar
19,1%, kriteria keuletan sebesar 11,3% dan kriteria tanggung jawab besar 10%.
Selanjutnya urutan prioritas kandidat yang pertama adalah Anto sebesar 35,2%,
Christin sebesar 25,8%, Jul sebesar 21% dan Heri sebesar 18%.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
pada Himalaya Agung Glass Jakarta. Kesimpulan yang telah didapatkan penulis
untuk menilai kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan
karyawan dengan kinerja terbaik. Dari kriteria yang dipilih terlihat bahwa
51
52
5.2. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
1. Untuk mendapatkan hasil penilaian kinerja karyawan yang lebih tepat dan
pada alternatifnya.
didapatkan lebih spesifik pula dan oenelitian ini juga dapat dikembangkan
dengan menggunakan metode yang lain seperti SAW, Topsis serta lainnya.
3. Untuk penelitian lebih lanjut agar membuat aplikasi berbasis web dan
53
54
55