A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
A. Uraian Materi
1. Garis Besar Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP)
Secara garis besar, Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dimulai sejak
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan serah terima pekerjaan.
Identifikasi PBJ Persiapan Swakelola Persiapan PBJ Melalui Pelaksanaan PBJ Pelaksanaan PBJ
Penyedia melalui Swakelola melalui Penyedia
Cara Jenis
No Nama Pengadaan Volume Ket
Pengadaan Pengadaan
1 Pembangunan dan 5 Paket Tender Pekerjaan
Rehabilitasi Gedung Konstruksi
Sekolah SD
2 Pembangunan 1 Paket Tender Pekerjaan
Laboratorium Komputer Konstruksi
3 Pembangunan 1 Paket Tender Pekerjaan
Laboratorium IPA Konstruksi
4 Pembangunan 1 Paket Tender Pekerjaan
Perpustakaan Konstruksi
5 Pengadaan Komputer 1 Paket e-purchasing Barang
untuk Lab Komputer
6 Pengadaan Meubelair 2 Paket e-purchasing Barang
7 Pengadaan Buku 1 Paket e-purchasing Barang
8 Pengadaan Jasa 2 Paket Tender Jasa
Konsultan Pengawas Konsultansi
Penyusunan Identifikasi
Kebutuhan Barang/jasa
Spesifikasi
Penyusunan Spesifikasi
teknis/KAK
Pengusulan
Perkiraan Harga/RAB Anggaran
Pekerjaan Konstruksi
JENIS PBJP Jasa Konsultansi
Konstruksi
Jasa Konsultansi
Jasa Konsultansi
NonKonstruksi
Jasa Lainnya
Spesifikasi
Waktu
Pelatihan jika
Merek Satuan Lokasi
perlu
Metode Pemeliharaan
Standarisasi Volume transport dan
pengepakan
Sampel
Spesifikasi
teknik
Spesifikasi
komposisi
Peningkatan Persiapan
Kualitas Perencanaan Pengadaan
Perencanaan
Penentuan
Pengumpulan Identifikasi
Biaya Penyusunan
Data dan Komponen
dan/atau Rincian RAB RAB
Informasi Pekerjaan
harga satuan
f. Strategi Pengadaan
Strategi Pengadaan adalah usaha terbaik yang dilakukan untuk
mencapai tujuan pengadaan dalam mendapatkan barang/jasa yang
tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu, tepat sumber, dan tepat
harga berdasarkan prinsip dan etika pengadaan. Strategi pengadaan
yang ditetapkan diturunkan dalam bentuk pemaketan dan cara
Pengadaan Barang/Jasa.
Setiap paket tersebut kemudian perlu ditetapkan cara pengadaan, yakni
cara memperoleh barang/jasa, baik yang dilakukan sendiri (swakelola)
Y
Dampak/Resiko
X
Ni l a i Penga da a n per Ta hun
Contoh:
1) Laptop untuk keperluan kantor, tidak memerlukan spesifikasi
teknis yang khusus, sehingga proses penyusunan spesifikasi
teknis relative singkat. (routine item);
15 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Pengadaan
Resiko
Bottleneck Critical
i. Cara Pengadaan
PA/KPA menetapkan cara pengadaan (swakelola atau melalui
penyedia) sesuai dengan kriteria sebagaimana telah dibahas pada
Modul 1. Gambaran Umum Pengadaan Barang/Jasa.
j. Jadwal Pengadaan
Selain mengidentifikasi kebutuhan, juga harus ditetapkan kapan
barang/jasa itu dibutuhkan/dimanfaatkan, serta perkiraan waktu yang
dibutuhkan untuk proses pengadaan/pembuatan/pengiriman-nya. Dari
sana bisa ditarik mundur kapan perencanaan dan persiapan
pengadaan harus dimulai. Apabila akan dimanfaatkan segera, maka
persiapan dan pemilihan penyedianya bisa dilaksanakan mendahului
tahun anggaran (pra-DIPA).
5) Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan Swakelola adalah daftar kegiatan yang harus
dilakukan Tim Pelaksana Swakelola dalam rangka mencapai
sasaran output (keluaran) yang telah ditetapkan. Rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan terdiri atas tahap persiapan, pelaksanaan,
tahap pengawasan dan pelaporan.
c) Jasa Lainnya
Perhitungan HPS untuk Jasa Lainnya harus memperhitung-kan
komponen biaya sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan antara
lain:
(1) Upah Tenaga Kerja/Imbalan Jasa Personil;
(2) Penggunaan Bahan/Material/Peralatan;
(3) Keuntungan dan biaya tidak langsung (overhead);
(4) Transportasi; dan/atau
(5) Biaya lain berdasarkan jenis jasa lainnya.
b) Bentuk Kontrak
Pejabat PenAndatangan Kontrak menetapkan bentuk kontrak
dengan memperhatikan nilai kontrak dan jenis pengadaan.
Bukti pendukung untuk masing-masing kontrak diatur sesuai
dengan peraturan Menteri Keuangan dan/atau peraturan
Menteri Dalam Negeri.
Surat Perintah
3 > 50 juta sd ≤ 200 juta > 50 juta sd ≤ 100 juta
Kerja (SPK)
200 juta 200 juta
4 Surat Perjanjian > 200 juta > 200 juta > 200 juta > 100 juta
c) Jenis Kontrak
Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan jenis
kontrak adalah karakteristik pekerjaan, jenis barang/jasa,
spesifikasi teknis/KAK, volume, lama waktu pelaksanaan,
dan/atau kompleksitas dan risiko pekerjaan. Jenis kontrak
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sesuai Pasal 27
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya dibagi menjadi
beberapa jenis sebagai berikut:
1. Lumsum √ √ √ √ √
2. Harga Satuan √ √ √
3. Gabungan
Lumsum dan √ √ √
Harga Satuan
4. Kontrak
√ √ √
Payung
5. Biaya Plus
√ √ √
Imbalan
6. Putar Kunci √
7. Waktu
√ √
Penugasan
Penutup
a. Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui untuk melaksanakan
perjanjian sesuai peraturan perundang- undangan;
b. Tanda tangan para pihak dalam Kontrak dengan dibubuhi materai.
No SSUK KETERANGAN
1 Definisi Untuk menghindari perbedaan interpretasi
2 Penerapan Lingkup, hukum yang digunakan, batasan & ketentuan
penerapan terhadap urutan hierarki dokumen kontrak
3 Asal Material Pendeskripsian asal material/bahan/ jasa
4 Dokumen Memproteksi adanya penyalahgunaan infor-masi dan
kontrak dan kebocoran kerahasiaan dokumen
informasi
5 Hak kekayaan Paten, hak cipta, merek dagang dan merek layanan.
intelektual
6 Jaminan Menjamin kewajiban penyedia dapat terlaksana untuk
pihak terjamin.
7 Asuransi Siapa yang akan menanggung biaya asuransi. Alasan
lain yang menentukan mengapa diperlukannya asuransi
adalah karena beberapa risiko kontraktual harus di
tanggung oleh asuransi.
8 Pembayaran Bagaimana PPK akan melakukan pembayaran atas
barang/jasa yang diterima sesuai kontrak.
9 Harga Jumlah yang harus dibayar (harga satuan, pajak) oleh
Pejabat PenAndatangan Kontrak
10 Personil Tenaga kerja yang disediakan pengguna.
11 Penilaian Diperlukan pada beberapa kontrak Pengadaan
pekerjaan Barang/Jasa yang bersifat jangka panjang dalam
sementara pelaksanaan dan penyelesaiannya. Penilaian pekerjaan
sementara dapat dilakukan oleh PPK melalui personil
teknik (pengawas lapangan) atau dapat dilakukan oleh
konsultan ahli yang ditunjuknya untuk melakukan
pemeriksaan perkembangan kemajuan pekerjaan.
12 Kewajiban para Kewajiban kedua belah pihak (untuk menyederhanakan
pihak-pihak kontrak pemahaman dipakai penyedia dan Pejabat
dalam kontrak PenAndatangan Kontrak.
f) Ketentuan lain
Ketentuan lain yang perlu ditetapkan yang dapat
mempengaruhi penawaran peserta pemilihan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan dituangkan, baik di dalam SSUK
maupun SSKK antara lain ketentuan tentang: Uang muka,
jaminan/garansi, pembayaran prestasi pekerjaan, dan
penyesuaian harga.
4) Metode Kualifikasi
Kualifikasi merupakan evaluasi terhadap kompetensi, kemampuan
usaha, dan pemenuhan persyaratan sebagai penyedia barang/ jasa.
Dalam penerapannya dapat dilakukan pascakualifikasi (evaluasi
kualifikasi yang dilakukan setelah dilakukannya pemasukan
penawaran) atau prakualifikasi (evaluasi kualifikasi dilakukan
sebelum pemasukan penawaran).
Tabel 2. 27 Metode kualifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Administrasi/Legalitas Teknis
Penilaian terhadap persyaratan Penilaian terhadap persyaratan:
antara lain: • Pengalaman Pekerjaan Sejenis
• Ijin Usaha dengan pekerjaan yang akan
• Perpajakan dilaksanakan.
• Kualifikasi dan Klasifikasi • Kemampuan menyediakan sumber
Usaha daya untuk melaksanakan
• Pernyataan pekerjaan
MARGINAL DEVELOP
4) Penelitian
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan
metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data,
dan keterangan yang berkaitan pemahaman dan pembuktian
kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan menarik kesimpulan
ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan/atau
teknologi.
Kegiatan penelitian bertujuan untuk memperoleh inovasi dan invensi
teknologi. Inovasi merupakan kegiatan untuk menambah manfaat
dari teknologi yang sudah ada contoh pengembangan ekstrak daun
sirsak untuk obat kanker sedangkan invensi adalah kegiatan untuk
menemukan sesuatu teknologi yang baru dan belum ada
sebelumnya. Contohnya penemuan bola lampu (lampu pijar).
Pihak-pihak yang terlibat di dalam penelitian dilakukan oleh:
Laporan Rencana
4.
Pendahuluan Aktual
Penyusunan Rencana
5. Rancangan
Aktual
Rekomendasi
Laporan Rencana
6.
Antara Aktual
Penyempurna Rencana
7. an Rancangan
Aktual
Rekomendasi
Rencana
8. Laporan Akhir
Aktual
A. Uraian Materi
1. Kedudukan Jabatan Pimpinan Tinggi, Pimpinan Administrasi, dan
Pengawas di Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Secara umum, di dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pejabat
Pimpinan Tinggi (JPT), baik JPT Utama, Madya, maupun Pratama, biasanya
mengemban tugas dan tanggungjawab sebagai Pengguna Anggaran (PA),
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK). Di lingkungan Kementerian, JPT Madya biasanya menjadi KPA dan
JPT Pratama menjadi PPK. Di Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, JPT
Utama, sebagai Kepala Lembaga, bertindak sebagai Pengguna Anggaran
(PA). Pada LPNK yang anggarannya relatif kecil dan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasanya relatif sedikit, banyak JPT Madya dan JPT Pratamanya,
secara formal tidak bertindak menjadi KPA maupun PPK. Pada kondisi ini, JPT
Madya dan JPT Pratama lebih berperan sebagai pengguna barang/jasa
(users) dan/atau membantu KPA dalam monitoring sehari-hari.
Di lingkungan Pemerintah Daerah, JPT melaksanakan tugas sebagai
PA. Pimpinan Administrasi biasanya melaksanakan tugas sebagai KPA. Di
beberapa Organisasi Perangkat Daerah, terutama yang anggaran dan
kegiatan Pengadaan Barang/Jasanya relatif sedikit, bisa saja tidak diperlukan
KPA.
Secara umum, garis besar hubungan antara Jabatan Pimpinan dan
fungsi Pengadaan Barang/Jasa dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini :
Pejabat yang
berwenang
No Kewenangan
menAndatangani
kontrak
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang proses
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah dipaparkan sebelumnya.
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di bawah
ini:
1. Jelaskan, siapa saja pelaku Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah!
2. Jelaskan tugas dan kewenangan masing-masing pelaku pengadaan!
C. Rangkuman
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dilaksanakan oleh pelaku
pengadaan, mulai dari PA, KPA, PPK, sampai Kelompok Kerja Pemilihan,
dan Pejabat Pengadaan. Sebagai pihak yang mendapat kepercayaan untuk
menggunakan keuangan negara, PA memilik tugas dan wewenang :
1. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja;
2. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran yang
ditetapkan;
3. Menetapkan perencanaan pengadaaan;
4. Menetapkan dan mengumumkan RUP;
5. Melaksanakan konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa;
6. Menetapkan penunjukkan langsung untuk tender/seleksi ulang gagal;
7. Menetapkan pengenaan Sanksi Daftar Hitam;
8. Menetapkan PPK;
9. Menetapkan Pejabat Pengadaan;
10. Menetapkan Penyelenggara Swakelola;
11. Menetapkan tim teknis yang dibentuk dari unsur
Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah untuk membantu,
memberikan masukan, dan melaksanakan tugas tertentu terhadap
sebagian atau seluruh tahapan Pengadaan Barang/Jasa;
12. Menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan melalui Sayembara/
Kontes;
13. Menyatakan Tender/Seleksi gagal dalam hal terjadi KKN yang
melibatkan Pokja Pemilihan/PPK;
14. Menetapkan pemenang pemilihan atau calon Penyedia untuk metode
pemilihan.
15. Tender/Penunjukan Langsung/E-Purchasing untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu
A. Uraian Materi
Kritis adalah sebuah keadaan di ambang batas normal dan berpotensi
menimbulkan masalah dan/atau kegagalan. Titik Kritis adalah titik kejadian pada
alur suatu proses yang harus mendapat perhatian khusus karena apabila
diabaikan dapat menimbulkan masalah yang buruk dan/atau dapat
menyebabkan terjadinya kegagalan. Di dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, titik kritis terdapat pada setiap tahapan proses pengadaan, mulai
dari identifikasi kebutuhan sampai serah terima barang/jasa, bahkan setelahnya.
Secara ringkas, titik kritis dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4. 1 Titik Kritis dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Tahap
Perencanaan
Dampak/
No Tahap/ Kegiatan Titik Kritis Penyebab
Potensi Masalah
A PERENCANAAN
1 Identifikasi • Kelemahan • Budaya feodal/ 1. Barang/jasa tidak
kebutuhan perencanaan dan kekuasaan sesuai kebutuhan:
tata kelola • Tidak bermanfaat
• Rendahnya disiplin
• Membedakan perencanaan, komit • Penggunaan tidak
kebutuhan dan men, konsistensi. optimal
keinginan • Kelemahan tata • Biaya operasional
• Tidak didasarkan Kelola dan pemeliharaan
analisis/kajian/pe- • Rendahnya tinggi
rencanaan atau kompetensi 2.Pemborosan/
Identifikasi inefisiensi
kebutuhan tidak • Kesadaran rendah, 3.Menyulitkan integrasi
sesuai dengan wawasan terbatas sistem
Rencana Kerja • Ego individu/sector
• Belum ada
Standarisasi
barang/ jasa
sesuai kebutuhan
Dampak/
No Tahap/ Kegiatan Titik Kritis Penyebab
Potensi Masalah
B PERSIAPAN PENGADAAN
I PBJ melalui Swakelola
1 Penetapan • Tidak dibuat surat • PA/KPA/PPK tidak • Pekerjaan tidak
Penyelenggara penetapan; memahami tata cara terlaksana atau
Swakelola • Proses penetapan persiapan swakelola terhambat
penyelenggaran • Tidak ada koordinasi • Potensi bermasalah
swakelola tidak jelas antara penyelenggara pada ranah
swakelola administrasi
dan/atau hukum
• Tidak tersedia SDM
yang mencukupi untuk
melaksanakan
swakelola
• Konflik kepentingan
2 Penyusunan • Tidak menyusun • Tim Persiapan tidak • Pekerjaan tidak
Rencana kegiatan rencana kegiatan memahami tata cara terlaksana atau
penyusunan rencana terhambat
kegiatan sesuai teknis • Tahapan pekerjaan
pekerjaan tidak sesuai
• Tidak ada koordinasi kebutuhan lapangan
antara penyelenggara
swakelola
3 Penyusunan • Jadwal pelaksanaan • Tim Persiapan tidak Pelaksanaan pekerjaan
Jadwal dibuat asal-asalan memahami terhambat atau tidak
pelaksanaan penjadwalan sesuai selesai
teknis pekerjaan
4 Reviu • Tidak dilakukan • Tim Persiapan tidak Spesifikasi teknis dan
perencanaan reviu memahami tata cara RAB tidak sesuai
persiapan swakelola kondisi terkini sehingga
• Dokumen perencanaan pekerjaan tidak dapat
tidak lengkap/tidak dilaksanakan atau hasil
tersedia pekerjaan tidak optimal
• Tim Persiapan tidak
memahami tata cara
Dampak/
No Tahap/ Kegiatan Titik Kritis Penyebab
Potensi Masalah
D. PELAKSANAAN KONTRAK
I Secara Swakelola
1 Pelaksanaan • Produktivitas • Pelaksana tidak • PBJP terhambat,
pekerjaan, pelaksana rendah kompeten/tidak disiplin bahkan terancam
pelaporan, • Tidak membuat • Pelaksana tidak tertib gagal;
pembayaran laporan administrasi • Waktu pelaksanaan
• Uang modal kerja • Pengawasan lemah lebih lama dan biaya
digelapkan membengkak
• Konflik kepentingan
• Pelanggaran
prosedur
pengeluaran uang
• Pekerjaan
terindikasi fiktif atau
terjadi mark up
2 Pengawasan • Pengawasan tidak • Tim Pengawas • Pelaksanaan tidak
efektif, bahkan tidak bersikap sungkan sesuai rencana,
dilakukan • Tim pengawas tidak bahkan terancam
• Terdapat deviasi kompeten dan disiplin; gagal
pelaksanaan • Konflik kepentingan
kegiatan swakelola
3 Serah terima • Tidak • Kurang memahami • Apabila ada masalah,
pekerjaan terdokumentasi aturan sulit untuk menelusuri
• Tidak didahului • Kurang memahami • Tidak bisa dijadikan
dengan teknis pekerjaan pembelajaran
pemeriksaan oleh swakelola
Tim Pengawas
Tabel di atas hanya memberi gambaran umum yang diperoleh dari hasil
pengamatan, pendampingan/konsultansi, dan laporan pelaku pengadaan
(evidence base). Pada tahapan-tahapan tertentu, bisa terjadi banyak titik
kritis yang lebih penting.
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang proses
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah dipaparkan sebelumnya.
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan titik kritis yang
paling mungkin terjadi dan pengaruh/dampaknya relative besar pada setiap
tahap proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah!
1. Pada tahap mana, titik kritisnya apa? Penyebabnya apa? Seberapa besar
kemungkinan terjadinya? Serta seberapa besar dampak/pengaruhnya
terhadap Pengadaan Barang/Jasa?
2. Bagaimana mengantisipasi/mencegahnya? Bagaimana mengatasi
dampaknya terhadap Pengadaan Barang/Jasa?
D. Evaluasi Pokok
1. Dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, Kementerian Pertanian
melaksanakan progam intensifikasi pertanian. Salahsatunya adalah
membagikan traktor tangan kepada kelompok tani. Dari hasil pendataan
terdapat 10 ribu kelompok tani yang membutuhkan traktor tangan. Di sisi
lain berdasarkan survei pasar, kapasitas produksi traktor tangan dari
seluruh pabrikan/ATPM hanya 1000 unit per tahun. Dengan kondisi seperti
ini apa yang sebaiknya dilakukan PA/KPA :
A. Mengimpor sebanyak 9000 unit traktor tangan dalam 1 tahun anggaran.
B. Meminta pabrikan/ATPM menaikkan kapasitas produksi sehingga bisa
memenuhi kebutuhan dalam 1 tahun anggaran;
C. Memasukkan kebutuhan tersebut ke dalam Renstra Kementerian dan
diprogramkan pengadaannya setiap tahun, minimal selama 5 tahun;
D. Berkoordinasi dengan K/L terkait untuk mendorong produksi dalam
negeri (investasi) dan memasukkan program tersebut ke dalam RPJMN
dan menjadi program prioritas.
2. Berikut ini lebih menggambarkan keinginan daripada kebutuhan,
KECUALI
E. Kendaraan double gardan untuk sarana mobilitas Kepala Dinas PUPR;
F. Laptop MacPro sebagai penunjang kerja Kepala LAN RI;
G. Mitsubishi Pajero Sport Dakar untuk mobilitas Sekretaris Utama LKPP;
H. Helikopter sebagai sarana mobilitas Gubernur DKI Jakarta.
E. Umpan Balik
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi pokok.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
A. Simpulan
B. Implikasi
C. Tindak Lanjut
1. D
2. A
3. D
4. D
5. D
Peraturan LKPP. 2021. Peraturan LKPP No. 3 Tahun 2021 tentang Pedoman
Swakelola. Berita Negara RI Tahun 2021 No.485. Direktur Jenderal
Kemenkumham RI. Jakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi
https://www.caraprofesor.com/pengertian-kebutuhan-dan-keinginan/
https://adalah.co.id/e-procurement/
https://sepositif.com/pengertian-identifikasi-adalah-arti-proses-contoh-
danbentuk-identifikasi/
https://adalah.co.id/e-procurement/
https://www.ukulele.co.nz/rev
https://www.yuksinau.id/pengertian-Reviu /iew-adalah/
http://www.wikiapbn.org/kerangka-acuan-kerja/
https://www.academia.edu/9256222/STRATEGI_PENGADAAN_BARANG_JAS
A_PEMERINTAH
https://laelyrakhmawati.wordpress.com/2013/11/26/manajemen-dalam-
penyusunan-organisasi
Work Breakdown : Suatu daftar yang bersifat top down dan secara
Structure hierarki menerangkan komponen-komponen yang
harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan
dengannya.