Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan seksama uraian-uraian materi
dalam modul ini.
2. Kerjakan setiap latihan dan evaluasi materi yang ada dalam modul ini,
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki
terhadap materi yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.
A. Latar Belakang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mempunyai peran penting dalam
pelaksanaan pembangunan nasional untuk peningkatan pelayanan publik dan
pengembangan perekonomian nasional dan daerah. Selain itu tujuan pengadaan
Barang/Jasa diharapkan juga mampu memberikan pemenuhan nilai manfaat
yang sebesar-besarnya (value for money), peningkatan penggunaan produk
dalam negeri, meningkatkan peran Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi;
meningkatkan peran pelaku usaha nasional, mendukung pelaksanaan penelitian
dan pemanfaatan barang/jasa hasil penelitian, meningkatkan keikutsertaan
industri kreatif, mewujudkan pemerataan ekonomi dan perluasan kesempatan
usaha dan meningkatkan pengadaan yang berkelanjutan.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini menjelaskan tahapan/proses pengadaan barang/jasa pemerintah,
mulai dari perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan pekerjaan (sampai dengan
serah terima). Secara garis besar, proses pengadaan barang/jasa pemerintah
dapat digambarkan sebagai berikut :
Identifikasi PBJ Persiapan Swakelola Persiapan PBJ Melalui Pelaksanaan PBJ Pelaksanaan PBJ
Penyedia melalui Swakelola melalui Penyedia
Sesuai dengan perannya, para pelaku pengadaan (PA/ KPA/ PPK, yang
sebagian besar ex-officio dijabat oleh Jabatan Pimpinan Tinggi) perlu mengenali
dan memahami proses pengadaan di setiap tahapannya sehinga tujuan
2. Bab III membahas tentang kedudukan dan peran Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama pada setiap tahapan proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari Modul ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
menjelaskan tentang proses pengadaan barang/jasa pemerintah.
2. Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilan setelah mempelajari Modul ini,
peserta mampu:
A. Uraian Materi
1. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh;
Covid19
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh bila kita telah memiliki asset AC merek tertentu yang sudah terbukti
kualitasnya bagus, maka untuk pengadaan AC selanjutnya, dengan merek
tersebut. Karena kualitasnya terbukti bagus, selain itu pemeliharaannya
juga menjadi lebih murah.
e) Kesesuaian Barang
Menilai status kelayakan barang yang ada atau telah tersedia, apabila akan
digunakan/dimanfaatkan/difungsikan kembali apakah layak dari aspek
ekonomi dan keamanan.
i) Persyaratan lainnya
(1) Penyelesaian pekerjaan lebih dari 12 (dua belas) bulan atau lebih dari
1 (satu) Tahun Anggaran; atau
a) Desain konstruksi yang akan diadakan bersifat standar, risiko kecil, tidak
memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikan pekerjaan, atau
Rencana Kerja
Penyusunan Identifikasi
Kebutuhan Barang/jasa
Penyusunan
Spesifikasi teknis/KAK
Pengusulan
Perkiraan Harga/RAB
Anggaran
c) Produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam
negeri;
d) Instansi Pemerintah;
Komponen minimal yang harus terdapat pada spesifikasi teknis antara lain
spesifikasi mutu/kualitas, spesifikasi jumlah, spesifikasi waktu dan
spesfikasi layanan. Setiap komponen spesifikasi tersebut dapat dirinci lagi
sebagai berikut:
(1) Merek.
(2) Standarisasi
(3) Sampel
b) Spesifikasi Jumlah
Untuk menentukan spesifikasi Jumlah dalam Pengadaan Barang/ Jasa,
harus dipertimbangkan jumlah penggunaan barang/jasa di masa lalu
dan memperkirakan kecenderungan kebutuhan barang/ jasa tersebut
di masa yang akan datang.
c) Spesifikasi Waktu
Spesifikasi waktu mencakup di antaranya adalah spesifikasi jadwal
kedatangan barang/jasa, lokasi kedatangan barang, metode
transportasi, dan pengepakan.
d) Spesifikasi Pelayanan
Tingkat layanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
kontrak dan berdampak biaya bagi penyedia barang/jasa, sehingga
akan mempengaruhi besarnya nilai penawaran. Contohnya antara lain
menyediakan jasa bantuan (helpdesk service) yang siap selama 24 jam
tiap hari selama masa percobaan operasi, waktu tanggapan (respond
time) dan ketepatan waktu (fix time) yang jelas, ketika ada keluhan
(misalnya ada kerusakan dari barang yang dikirim), pelatihan, garansi,
layanan purna jual dan masa pemeliharaan.
● Quantity: 4 unit
● Timer
a) Sumber Internal
Data dari sumber internal adalah data atau informasi yang berasal dari
dalam organisasi, seperti informasi mengenai belanja periode
sebelumnya (hasil Spend Analysis). Selain itu, data internal juga bisa
didapat dari satuan kerja atau unit kerja lainnya, atau standar harga
yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan atau Kepala Daerah.
b) Sumber Eksternal
Data dari sumber eksternal adalah data yang berasal dari luar
organisasi (pemerintah), seperti publikasi dari media ataupun sumber
informasi lainnya. Sumber eksternal diperlukan untuk memverifikasi
harga yang ada dalam anggaran internal organisasi terhadap harga
pasar, atau sebagai acuan penentuan harga (benchmark). Informasi
ini bisa didapatkan dari internet, chating lewat online shop (official
store), calon pemasok, asosiasi, atau publikasi daftar harga.
Pengadaan
Genset
persiapan pelaksanaan
pengadaan pemasangan
survey Instalasi
genset
b) Biaya pendukung.
a) Biaya pengumuman;
e) Penggandaan dokumen.
PA/KPA :
K/L/D/I :
Satker/SKPD :
PPK :
Pekerjaan :
Lokasi :
Tahun :
Jumlah IV
V Biaya operasional peralatan
1
2
Jumlah V
Jumlah VIII
Jumlah Seluruh Biaya
PPN 11%
Total Biaya (I+II. .. +VIII)
(3) Swakelola dengan tenaga ahli atau tidak menggunakan tenaga ahli.
Supply Positioning Model adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pengadaan pada suatu satker/instansi
sehingga dapat ditentukan prioritas pengadaan barang/jasa. Supply
Positioning Model (SPM) adalah suatu model yang dikembangkan oleh
Y
Dampak/Resiko
X
Ni l a i Penga da a n per Ta hun
Contoh:
Berdasarkan teori SPM, kompetisi atau pasar yang ideal terjadi pada
kondisi leverage, karena pembelian tinggi dan risiko pengadaannya
rendah sehingga banyak tersedia penyedia barang/jasa. Kondisi ini
akan memungkinkan terjadinya persaingan/kompetisi yang akan
mengakibatkan pengadaan dengan harga yang bersaing. Mengingat
hal tersebut maka strategi yang perlu dilakukan untuk menuju
leverage antara lain:
(1) Meningkatkan Nilai Pengadaan dengan cara mengelompokkan
permintaan/pemaketan yang sama menjadi Kontrak pengadaan,
Menggabungkan permintaan barang/jasa dari beberapa unit
usaha, Beberapa organisasi/instansi membeli barang/jasa yang
sama secara bersamaan (nasional);
(2) Menurunkan Risiko dengan cara memeriksa spesifikasi
barang/jasa untuk menstandarisasi barang/jasa yang dicari,
mencari sumber atau penyedia barang/jasa baru, dan membantu
meningkatkan kemampuan penyedia barang/jasa.
Gambar 2. 11 Hubungan antara supply positioning model dan supplier perception model
a) Ketentuan Pemaketan
c) Manfaat Pemaketan
(3) Waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat pada saat pemilihan
penyedia.
3 Konsumable HD 99.000.000
4 Obat-obatan 188.000.000
Total 677.365.000
Penggabungan
No Pengadaan Harga (Rp)
Pengadaan
1 1 Peralatan Untuk Pasien 125.365.000
Peralatan Cathlab 189.000.000
Konsumable HD 99.000.000
2 2,3,5,6,7 Alkes Disposible 78.000.000
Bahan Medis Habis Pakai 101.000.000
Film Rontgen 85.000.000
4 4 Obat-obatan 188.000.000
9 9 Jasa Konsultan IT RS 54.000.000
Pembangunan gedung Jantung 2.000.000.000
10 10
terpadu
Alat Tulis Kantor 84.000.000
11 11,14,8 Komputer dan TIK 155.000.000
Barang Operasional RS 76.890.900
Media pemasaran RS 26.000.000
12 12,13
Kebutuhan label obat 20.000.000
15 15 Perbaikan Boiler 56.000.000
Total 3.337.255.900
15 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Pengadaan
Risiko
Bottleneck Critical
4) Jadwal Pengadaan
Selain mengidentifikasi kebutuhan, juga harus ditetapkan kapan
barang/jasa itu dibutuhkan/dimanfaatkan, serta perkiraan waktu yang
dibutuhkan untuk proses pengadaan/pembuatan/pengirimannya. Dari sana
bisa ditarik mundur kapan perencanaan dan persiapan pengadaan harus
dimulai. Apabila akan dimanfaatkan segera, maka persiapan dan pemilihan
penyedianya bisa dilaksanakan mendahului tahun anggaran (pra-DIPA).
c) Tipe swakelola;
e) Uraian pekerjaan;
f) Volume pekerjaan;
g) Lokasi Pekerjaan;
h) Sumber dana;
b) Nama Paket;
e) Uraian pekerjaan;
f) Volume pekerjaan;
g) Lokasi Pekerjaan;
h) Sumber dana;
j) Spesifikasi/KAK;
k) Metode pemilihan;
a) Swakelola Tipe I.
(2) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang merupakan bagian dari
Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran sebagai instansi
induk; atau
(7) Mempunyai atau menguasai kantor dengan alamat yang benar, tetap
dan jelas berupa milik sendiri atau sewa; dan
d) Swakelola Tipe IV
(1) memiliki sekretariat dengan alamat yang benar dan jelas di lokasi
tempat pelaksanaan kegiatan; dan
Personil
Tipe
No Tim Tim
Swakelola Tim Pelaksana
Persiapan Pengawas
1 I Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
ditetapkan oleh PA/KPA
2 II Pegawai Pegawai
Kementerian/Lembaga/ Kementerian/Lembaga/
Perangkat Daerah Perangkat Daerah yang
ditetapkan oleh PA/KPA ditetapkan oleh pimpinan
Kementerian/Lembaga/
Perangkat Daerah lain
Pelaksana Swakelola
3 III Pegawai Pengurus/anggota
Kementerian/Lembaga/ Organisasi
Perangkat Daerah Kemasyarakatan yang
ditetapkan oleh PA/KPA ditetapkan oleh pimpinan
organisasi
Kemasyarakatan
pelaksana Swakelola
4 IV Pengurus/anggota Kelompok Masyarakat pelaksana
Swakelola yang ditetapkan oleh pimpinan Kelompok
Masyarakat pelaksana Swakelola
Pada Swakelola Tipe II, III dan IV, Tim Persiapan melakukan reviu atas
proposal Tim Pelaksana yaitu menyesuaikan target/sasaran KAK
perencanaan Swakelola dengan anggaran yang tercantum dalam
DIPA/DPA.
c) Khusus Swakelola Tipe II, kontrak antara PPK dengan ketua Tim
Pelaksana, Tipe III antara PPK dengan pimpinan pelaksana swakelola
dan Tipe IV antara PPK dengan pimpinan Pokmas, sedangkan untuk
Swakelola Tipe I tidak memerlukan Kontrak.
Tahapan persiapan dari Swakelola Tipe I, II, III dan IV dapat dilihat pada
Tabel 2.12, Tabel 2.13, Tabel 2.14 dan Tabel 2.15 .
(7) Penetapan HPS paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja
sebelum batas akhir untuk:
HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain, dan
Pajak Penghasilan (PPh).
B PK JL JK-NK JK-K
1. Lumsum √ √ √ √ √
2. Harga Satuan √ √ √
4. Kontrak Payung √ √ √
6. Putar Kunci √
7. Waktu Penugasan √ √
Jenis
Uraian
Kontrak
1. Ruang lingkup, waktu pelaksanaan, dan produk/ keluaran
dapat didefinisikan dengan jelas;
2. Pembayaran: dengan harga pasti dan tetap, senilai dengan
harga yang tercantum dalam kontrak.
3. Pembayaran dapat dilakukan sekaligus sesuai hasil/ keluaran
atau secara bertahap berdasarkan bagian keluaran yang
dilaksanakan;
Jenis Uraian
Kontrak
Lumsum 1. Waktu pelaksanaan pekerjaan, dan produk/keluaran dapat
didefinisikan dengan jelas;
2. Pembayaran dilakukan dengan jumlah pasti dan tetap, senilai
dengan harga yang dicantumkan dalam kontrak tanpa
memperhatikan rincian biaya;
3. Pembayaran dilakukan berdasarkan produk/keluaran seperti
laporan kajian, gambar desain atau berdasarkan hasil/tahap-an
pekerjaan yang dilaksanakan
Contoh pekerjaan:
1) Konsultan manajemen;
2) Pekerjaan DED (Detail Engineering Design);
3) Perencanaan bangunan;
4) Konsultan perencanaan tata ruang;
5) Pembuatan aplikasi komputer.
Waktu 1. Ruang lingkup pekerjaan belum dapat didefinisikan dengan jelas
Penugas dan mungkin berubah secara substansial;
an
2. Waktu pelaksanaan pekerjaan belum dapat ditetapkan;
3. Nilai akhir kontrak tergantung dengan lama waktu penugasan;
4. Pekerjaan yang ruang lingkupnya kecil dan/atau jangka waktunya
pendek di mana kompensasi cenderung berbasis harga per jam,
per hari, per minggu atau per bulan;
5. Pekerjaan yang tidak umum/spesialis yang membutuhkan
keahlian khusus;
6. Biaya personel dibayarkan berdasarkan remunerasi yang pasti
dan tetap sesuai yang tercantum dalam kontrak untuk setiap
satuan watu penugasan. Biaya non personel dapat dibayarkan
sesuai dengan yang dikeluarkan (at cost). Nilai akhir kontrak yang
dibayarkan, bergantung lama/durasi waktu penugasan.
Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan periode waktu yang
ditetapkan dalam kontrak.
Contoh pekerjaan:
1) Pengawasan Pembangunan;
2) Penasihat;
3) Pendampingan;
4) Pengembangan system/aplikasi yang kompleks;
Model dokumen kontrak dapat diunduh pada aplikasi SPSE sesuai dengan
jenis pengadaan dan jenis kontraknya. Model dokumen kontrak yang dapat
diunduh meliputi Naskah Perjanjian, Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK),
dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK).
a) Pembukaan;
c) Penutup.
Pendahuluan/Pembukaan
a. Judul Kontrak
Menjelaskan jenis barang/jasa dan judul kontrak yang akan
ditandatangani
b. Jenis Kontrak
Mencantumkan jenis kontrak pengadaan barang/jasa yang
telah ditetapkan (dapat menjadi bagian di dalam judul atau
dapat menjadi bagian tersendiri setelah nilai kontrak)
c. Nomor Kontrak
Menjelaskan nomor kontrak yang akan ditandatangani.
Apabila kontrak merupakan perubahan kontrak, maka
nomor kontrak harus berurut sesuai dengan berapa kali
mengalami perubahan.
d. Tanggal Kontrak
Menjelaskan hari, tanggal, bulan dan tahun kontrak
ditandatangani oleh para pihak. Tanggal kontrak tidak boleh
mendahului tanggal Surat Penunjukan Penyedia
barang/Jasa (SPPBJ).
e. Kalimat Pembuka
Merupakan kalimat dalam kontrak yang menjelaskan bahwa
pihak pada hari, tanggal, bulan dan tahun membuat dan
menandatangani kontrak.
f. Para Pihak dalam Kontrak
Penutup
a. Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui untuk
melaksanakan perjanjian sesuai peraturan perundang-
undangan;
b. Tanda tangan para pihak dalam Kontrak dengan dibubuhi
materai.
b) Surat Perjanjian;
c) Surat Penawaran;
5) Ketentuan lain
a) Uang Muka
PPK dapat memberikan uang muka kepada penyedia pada seluruh
jenis barang/jasa untuk dimanfaatkan membiayai persiapan
pelaksanaan pekerjaan, antara lain:
b) Jaminan Pengadaan
Jaminan Pengadaan Barang/Jasa berfungsi untuk pengendalian dan
mitigasi resiko atas kemungkinan kegagalan atau terhambatnya proses
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, baik pada tahap pemilihan
Penyedia dan pelaksanaan Kontrak. Jaminan Pengadaan diterbitkan
dan akan dibayar oleh pihak penjamin apabila peserta Tender atau
Penyedia tidak memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan dalam
Dokumen Pemilihan atau Dokumen Kontrak.
Pengadaan
No Jenis Jaminan B PK JL JK
Terintegrasi
2 Jaminan Penawaran - - -
3 Jaminan Pelaksanaan - -
4 Jaminan Pemeliharaan - - -
5 Jaminan Sanggah - - - -
Banding
6 Sertifikat Garansi - - - -
f) Penyesuaian Harga
PPK menyusun penyesuaian harga dalam rancangan Kontrak.
Penyesuaian harga diberlakukan Untuk Kontrak Tahun Jamak dengan
jenis Kontrak Harga Satuan untuk Pekerjaan Konstruksi atau Jasa
Lainnya, dan jenis Kontrak berdasarkan Waktu Penugasan untuk Jasa
Konsultansi. Berikut merupakan tata cara perhitungan penyesuaian
harga yang dicantumkan di dalam Dokumen Pemilihan dan/atau
perubahan Dokumen Pemilihan:
(6) Jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru sebagai akibat
(2) Sanksi finansial dapat berupa sanksi ganti rugi atau denda
keterlambatan.
(a) 1‰ (satu permil) per hari dari harga bagian Kontrak apabila
penyelesaian masing-masing pekerjaan yang tercantum pada
bagian kontrak tersebut memiiki fungsi yang berbeda dan tidak
tergantung/terkait satu sama lain dalam pencapaian kinerja
pekerjaan; atau
h) Penyelesaian Perselisihan
Dalam Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 (Pasal 85) dijelaskan
bahwa selain proses litigasi (melalui pengadilan), penyelesaian
sengketa kontrak antara PPK dan Penyedia dalam pelaksanaan
Kontrak dapat dilakukan melalui Non-Litigasi yaitu melalui Layanan
Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LPS PBJP), Dewan Sengketa Konstruksi, penyelesaian melalui
pengadilan dan Arbitrase. Beberapa penyelesaian non-litigasi antara
lain :
(1) Konsultasi
Konsultasi adalah suatu tindakan pihak tertentu secara personal
dengan pihak lainnya yang bertindak sebagai konsultan dimana
pihak konsultan memberikan jasanya berupa pendapat atas
permasalahan yang dihadapi.
(2) Negosiasi
Negosiasi adalah bentuk penyelesaian sengketa antara para
pihak sendiri, tanpa bantuan dari pihak lain dengan cara
bermusyawarah atau berunding untuk mencari pemecahan yang
dianggap adil oleh para pihak.
(4) Konsiliasi
Upaya para pihak untuk menyelesaikan sengketa dengan
menggunakan penengah yang bertindak menjadi konsiliator
dengan kesepakatan para pihak dimana konsiliator
mengusahakan solusi penyelesaian atas sengketa yang dapat
diterima para pihak.
(5) Arbitrase
Cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan
umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat
secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.
c. Penilaian Kualifikasi
d. Evaluasi Penawaran
e. Pengelolaan Sanggah
Reviu HPS untuk memastikan bahwa nilai HPS telah cukup dan sesuai
dengan spesifikasi teknis/KAK dan ruang lingkup pekerjaan. Reviu HPS
dapat dilakukan menggunakan perkiraan biaya/RAB yang telah disusunpada
tahap perencanaan pengadaan, data/informasi pasar terkini, dan dengan
cara membandingkan pekerjaan yang sama pada paket yang berbeda atau
memeriksa apakah komponen/unsur pembayaran pada uraian pekerjaan
telah sesuai dengan spesifikasi teknis/KAK dan ruang lingkup pekerjaan.
Pokja Pemilihan juga memeriksa apakah HPS sudah memperhitungkan
kewajiban perpajakan, cukai, asuransi, dan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) atau biaya lain yang
dipersyaratkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
a) Naskah Perjanjian;
7) Analisis Pasar;
Metode Ketentuan
Pemilihan
E-Purchasing Digunakan untuk barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya yang sudah
tercantum dalam Katalog Elektronik atau
Toko Daring.
Pengadaan Langsung Digunakan untuk nilai pengadaan sampai
dengan Rp. 200 juta.
Penunjukan Langsung Digunakan untuk pengadaan yang
memenuhi kriteria keadaan tertentu,
yaitu:
a. penyelenggaraan penyiapan kegiatan
yang mendadak untuk menindaklanjuti
komitmen internasional yang dihadiri oleh
Presiden/Wakil Presiden;
b. barang/jasa yang bersifat rahasia untuk
kepentingan Negara meliputi intelijen,
perlindungan saksi, pengamanan
Presiden dan Wakil Presiden, Mantan
Presiden dan Mantan Wakil Presiden
beserta keluarganya serta tamu negara
setingkat kepala negara/ kepala
pemerintahan, atau barang/jasa lain
bersifat rahasia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Pekerjaan Konstruksi bangunan yang
merupakan satu kesatuan sistem
konstruksi dan satu kesatuan tanggung
jawab atas risiko kegagalan bangunan
yang secara keseluruhan tidak dapat
direncanakan/diperhitungkan
sebelumnya;
d. Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang hanya dapat disediakanoleh
1 (satu) Pelaku Usaha yang mampu;
e. pengadaan dan penyaluran benih unggul
yang meliputi benih padi, jagung, dan
kedelai, serta pupuk yang meliputi Urea,
NPK, dan ZA kepada petani dalam
rangka menjamin ketersediaan benih dan
a) Penilaian Kualifikasi
Kualifikasi secara umum diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki
untuk melakukan suatu pekerjaan. Pada Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, kualifikasi didefinisikan sebagai evaluasi kompetensi,
kemampuan usaha dan pemenuhan persyarataan sebagai penyedia.
Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, untuk memilih penyedia
barang/jasa yang potensial, selain dilakukan penilaian kualifikasi juga
dilakukan evaluasi penawaran. Kualifikasi dapat dilakukan dengan
Pascakualifikasi, dimana penilaian kualifikasi dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan evaluasi penawaran atau Prakualifikasi, dimana
penilaian kualifikasi dilakukan sebelum penyedia barang/jasa
menyampaikan penawaran. Penilaian kualifikasi dilakukan terhadap
aspek-aspek sebagaimana Tabel 2.32.
Administrasi/Legalitas Teknis
● Jasa
Konsultansi
Perorangan.
c. Evaluasi Penawaran
Evaluasi Penawaran dapat didefinisikan sebagai aktifitas menilai
penawaran yang disampaikan peserta pemilihan penyedia barang/jasa
dalam dokumen penawaran dengan mengacu pada ketentuan pemilihan
penyediabarang/jasa yang tercantum dalam dokumen pemilihan. Evaluasi
penawaran dilakukan terhadap 3 (tiga) aspek yaitu:
d. Pengelolaan Sanggah
Dalam kegiatan Pengadaan Barang/Jasa, maka sanggah diartikan
sebagaisebuah bantahan/protes dari peserta pemilihan yang memasukan
dokumen kualifikasi atau dokumen penawaran karena merasa dirugikan
atas keputusan dari pejabat pembuat keputusan hasil prakualifikasi atau
penetapan pemenang pemilihan penyedia barang/jasa.
d) Membuat daftar harga yang lebih lengkap dan sesuai dengan lingkup
kerja atau spesifikasi; dan
b) Penunjukan Langsung;
a) Memperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan
secara teknis dapat dipertanggungjawabkan;
4. Pelaksanaan Pekerjaan
(8) Dalam hal dibantu oleh tenaga ahli yang berasal dari luar
pelaksana Swakelola, jumlah tenaga ahli paling banyak 10%
(sepuluh persen) dari jumlah Tim Pelaksana atau sekurang-
kurangnya berjumlah 1 (satu) orang. Tenaga ahli/pendukung
lapangan termasuk dalam bagian Kontrak Swakelola.
(7) Dalam hal dibantu oleh tenaga ahli yang berasal dari luar
pelaksana Swakelola, jumlah tenaga ahli paling banyak 10%
(sepuluh persen) dari jumlah Tim Pelaksana atau sekurang-
kurangnya berjumlah 1 (satu) orang. Tenaga ahli/pendukung
lapangan termasuk dalam bagian Kontrak Swakelola
berikut:
undangan;
2) Pembayaran.
Dalam pelaksanaan swakelola, pembayaran pelaksanaan Swakelola
dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku di lingkungan K/L/PD. pembayaran swakelola
mengikuti ketentuan yang diatur dalam Kontrak Swakelola.
No Tipe Keterangan
Swakelola
1. I Pembayaran honorarium pelaksana swakelola sesuai
dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Standar Biaya Masukan. Jika pelaksana swakelola
berasal dari unit kerja pemilik anggaran, maka tidak
dapat diberikan honorarium.
2. II Pembayaran pekerjaan swakelola untuk pelaksana
berupa Badan Layanan Umum (BLU) atau Instansi yang
telah memiliki Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
dilakukan sesuai tarif yang ditetapkan oleh instansi
tersebut. Namun jika pelaksana merupakan instansi
pemerintah lain, pembayaran dilakukan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya
Masukan.
3. III Mengikuti standar biaya yang diterbitkan oleh asosiasi
profesi dan sebagainya.
4. IV Mengikuti standar biaya yang berlaku (Contoh: standar
Upah Minimum Regional, standar biaya kepala daerah,
dll).
a) Tipe I.
(1) Pembayaran upah tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil atau
tenaga pendukung) berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan
cara upah borong;
b) Tipe II.
c) Tipe III.
d) Tipe IV.
3) Pengawasan
Pengawasan Swakelola dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan,
sampai serah terima pekerjaan, meliputi aspek administrasi, teknis,
maupun keuangan.
Reviu RAB
Dokumentasi kegiataan
b) Pengawasan teknis
c) Pengawasan keuangan
4) Evaluasi Kinerja
Berdasarkan hasil pengawasan baik dari segi administrasi, teknis dan
keuangan dapat dilakukan evaluasi kinerja pelaksana Swakelola.
5) Sanksi
Sanksi adalah tindakan-tindakan (hukuman) untuk memaksa seseorang
menaati aturan atau menaati ketentuan undang-undang (KBBI, 2021).
Sanksi berikan jika Pelaku Pengadaan melakukan kesalahan atau
pelanggaran dari ketentuan yang diatur dalam ketentuan pelaksanaan
Swakelola, baik untuk Swakelola Tipe I maupun Swakelola Tipe II/III/IV.
Pemberian sanksi dalam rangka pembinaan para Pelaku Pengadaaan
agar dikemudian hari menjadi lebih baik dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan dan/atau sesuai ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak.
2) Penetapan SPPBJ;
10) Mobilisasi;
f) pelaksana kerja.
11) Mobilisasi
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sesuai waktu
yang ditetapkan. Untuk Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, mobilisasi
dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, meliputi:
a) mendatangkan bahan/material dan peralatan terkait yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan;
c) mendatangkan personel.
Selain itu, perlu dilakukan uji petik terhadap data pengendalian kualitas
untuk memberikan informasi yang lebih akurat bagi pemilik pekerjaan.
Uji petik yang dilakukan misalnya dengan melakukan kunjungan
langsung untuk memastikan bahwa peralatan, material, dan tenaga
kerja yang menurut data pengendalian kualitas telah dilakukan
mobilisasi, secara nyata telah tersedia untuk segera digunakan.
Dalam hal Kontrak dihentikan karena keadaan kahar, maka PPK wajib
membayar kepada Penyedia sesuai dengan kemajuan hasil pekerjaan
yang telah dicapai setelah dilakukan pemeriksaan bersama atau
berdasarkan hasil audit.
b) Berakhirnya Kontrak
Kontrak berakhir apabila pekerjaan telah selesai serta hak dan
kewajiban para pihak yang terdapat dalam Kontrak sudah terpenuhi.
Terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak adalah terkait dengan
pembayaran yang seharusnya dilakukan akibat dari pelaksanaan
kontrak. Sebagai contoh meskipun kontrak telah berhenti karena
pekerjaan telah selesai 100% (seratus persen) namun kontrak belum
berakhir apabila masih terdapat sisa pembayaran yang belum
dibayarkan oleh PPK kepada Penyedia. Misalnya pembayaran atas
sisa pekerjaan akibat keterlambatan yang melewati tahun anggaran
atau pembayaran atas penyesuaian harga.
c) Pemutusan Kontrak
Pemutusan Kontrak adalah tindakan yang dilakukan oleh PPK atau
Penyedia untuk mengakhiri berlakunya Kontrak karena alasan
tertentu. Pemutusan kontrak secara sepihak dapat dilakukan
mengecualikan Pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata dengan
dicantumkan di dalam Kontrak.
(b) Sanksi finansial dapat berupa sanksi ganti rugi atau denda
keterlambatan.
Perlu diingat bahwa selain dengan denda ganti rugi, penyedia yang tidak
melaksanakan kontrak, menyelesaikan pekerjaannya dan tidak
melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan juga dapat
berpotensi dikenakan sanksi daftar hitam berupa pencairan jaminan
penawaran dan daftar hitam selama 1 tahun. Konsekuensi dari
dimasukkannya penyedia ke dalam daftar hitam adalah penyedia tidak
mampu untuk mengikuti proses PBJP selama kurun waktu daftar hitam
tersebut.
b) Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan adalah jangka waktu dimana Penyedia wajib
mempertahankan kondisi barang/jasa tetap seperti saat
penyerahan pekerjaan sebagaimana diatur dalam kontrak. Masa
pemeliharaan dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi dan jasa
lainnya, sedangkan dalam pengadaan barang lebih dikenal sebagai
masa garansi. Dalam hal ditemukan kerusakan yang ditemukan
pada masa tersebut, maka Penyedia wajib melakukan perbaikan.
(7) Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang retensi atau
uang pencairan Jaminan Pemeliharaan untuk membiayai
Pembiayaan/ Pemeliharaan maka PPK wajib menyetorkan
kepada Kas Negara.
4) Pengadaan Khusus
a) Pengadaan Barang/Jasa dalam Rangka Penanganan Keadaan
Darurat
Pengadaan Barang/Jasa dalam Penanganan Keadaan Darurat
adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dalam masa status
keadaan darurat yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Penanganan keadaan darurat dilakukan untuk keselamatan/
perlindungan masyarakat atau warga negara Indonesia yang berada
di dalam negeri dan luar negeri yang pelaksanaannya tidak dapat
ditunda dan harus dilakukan segera.
c) Pengecualian
Pengadaan Barang/Jasa yang dikecualikan pada Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah adalah Pengadaan Barang/Jasa yang
ketentuannya dikecualikan baik sebagian atau seluruhnya dari
ketentuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 beserta peraturan
perubahannya. Pengadaan Barang/Jasa yang dikecualikan pada
PengadaanBarang/Jasa Pemerintah meliputi:
(a) Listrik;
(b) Telepon/komunikasi;
(5) Penelitian
B. Latihan
Untuk lebih memahami materi Pokok 2, tugas Anda adalah menjelaskan:
C. Rangkuman
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah meliputi kegiatan
identifikasi Pengadaan Barang/Jasa, penetapan jenis barang/jasa, cara
pengadaan, pemaketan dan konsolidasi, waktu pemanfaatan Barang/ Jasa dan
anggaran pengadaan. Dari sisi cara pengadaan, dibedakan antara Perencanaan
Pengadaan melalui Swakelola dan Perencanaan Pengadaan melalui Penyedia.
Hasil perencanaan pengadaan dimuat dalam Rencana Umum Pengadaan.
Perencanaan Pengadaan menjadi masukan dalam menyusun Rencana Kerja
Anggaran K/L dan Rencana Kerja Anggaran Pemerintahan Daerah.
Ruang lingkup pelaksanaan kontrak secara garis besar meliputi reviu laporan
hasil pemilihan penyedia, penetapan SPPBJ, rapat persiapan penandatanganan
Kontrak, pelaksanaan penandatanganan Kontrak, penyerahan lokasi kerja dan
personel, surat perintah mulai kerja (SPMK)/ surat perintah pengiriman (SPP),
pemberian uang muka, penyusunan program mutu, rapat persiapan pelaksanaan
kontrak,mobilisasi, pemeriksaan bersama, pengendalian kontrak, inspeksi
pabrikasi (apabila diperlukan), pembayaran prestasi pekerjaan, perubahan
kontrak, penyesuaian harga (apabila diperlukan), keadaan kahar, penghentian
kontrak atau berakhirnya kontrak, pemutusan kontrak , pemberian kesempatan
dan denda ganti rugi.
2. SPM dapat menjadi alat bantu bagi organisasi dalam menentukan strategi
pengadaan dengan mempertimbangkan dua faktor berikut ini:
A. PPK
B. Pokja
C. PA
D. PP
4. Pada pengadaan Pekerjaan Konstruksi jika penyanggah melakukan protes
dikarenakan tidak setuju dengan jawaban sanggah maka dapat
menyampaikan protes melalui...
A. Sanggah Ulang
B. Sanggah banding
C. Keberatan
A. Aspek ekonomi
B. Aspek sosial
C. Aspek Kemanusiaan
D. Aspek lingkungan hidup
8. PA selaku penanggung jawab kegiatan, menyusun identifikasi kebutuhan
barang/jasa K/L/PD berdasarkan rencana kerja. Identifikasi kebutuhan
barang/jasa secara umum dilakukan dengan memperhatikan:
Rumus:
80% = baik
0-60% = kurang
A. Uraian Materi
1. Kedudukan Jabatan Pimpinan Tinggi dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Pada dasarnya, peran pimpinan yang diuraikan di bawah ini adalah peran
pimpinan yang menjadi pelaku pengadaan (PA, KPA, PPK). Namun, tidak
semua Jabatan Pimpinan Tinggi, Pimpinan Administrasi, dan Pengawas
terlibat sebagai pelaku pengadaan. Karena itu, sebelum menjelaskan tentang
peran, tugas, dan fungsi pelaku pengadaan (PA, KPA, PPK), akan dijelaskan
peran yang dapat dijalankan oleh Jabatan Pimpinan Tinggi, Pimpinan
Administrasi, dan Pengawas dalam pengadaan Barang/Jasa pemerintah.
Pejabat yang
berwenang
No Kewenangan
menandatangani
kontrak
Pelaku
No Tahap/Kegiatan Keterangan
PA KPA PPK Lain
A PERENCANAAN
1 Identifikasi kebutuhan T S S Disusun oleh PPK/ unit
2 Identifikasi pengadaan T S S kerja perencana
3 Penetapan pengadaan T S
S : Disusun
4 Pemaketan/konsolidasi T S
T : DItetapkan
5 Cara pengadaan T S
6 Spesifikasi Teknis/KAK T S
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang proses
pengadaan barang/jasa pemerintah yang telah dipaparkan sebelumnya. Dalam
latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di bawah ini:
C. Rangkuman
Pengadaan barang/jasa pemerintah dilaksanakan oleh pelaku pengadaan,
mulai dari PA, KPA, PPK, sampai Kelompok Kerja Pemilihan, dan Pejabat
Pengadaan. Sebagai pihak yang mendapat kepercayaan untuk menggunakan
keuangan negara, PA memilik tugas dan wewenang :
A. Simpulan
Proses pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi tahap perencanaan,
persiapan, dan pelaksanaan. Tahap perencanaan dimuai dari identifikasi
kebutuhan sampai diumumkannya Rencana Umum Pengadaan. Tahap
persiapan terdiri atas persiapan pengadaan barang/jasa pemerintah melalui
swakelola dan persiapan pengadaan barang/jasa melalui penyedia. Tahap
pelaksaan terbagi atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara
Swakelola, Pemilihan Penyedia, dan pelaksanaan kontrak. Pemilihan penyedia
sendiri terbagi atas persiapan pemilihan dan pelaksanaan pemilihan penyedia.
B. Implikasi
Setelah mempelajari Modul ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
menjelaskan tentang proses pengadaan barang/jasa pemerintah, termasuk
didalamnya menjelaskan proses dan tahapan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah serta kedudukan dan peran jabatan pimpinan tinggi pratama dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Proses Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah meliputi perencanaan, persiapan, pemilihan Penyedia,
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan serah terima serta Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dengan persyaratan khusus dan/atau spesifik.
Peraturan LKPP. 2021. Peraturan LKPP No. 3 Tahun 2021 tentang Pedoman
Swakelola. Berita Negara RI Tahun 2021 No.485. Direktur Jenderal Peraturan
Perundang-Undangan Kemenkumham RI. Jakarta.
Peraturan LKPP. 2021. Peraturan LKPP Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Berita Negara RI Tahun
2021 No.512. Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan
Kemenkumham RI. Jakarta.
Peraturan LKPP. 2021. Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
PBJP melalui Penyedia. Berita Negara RI Tahun 2021 No.593. Direktur
Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kemenkumham RI. Jakarta.
Republik Indonesia. 2020. Undang – Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja. Lembaran Negara Tahun 2020 No.245. Direktur Jenderal Peraturan
Perundang-Undangan Kemenkumham RI. Jakarta