Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN SEWA MENYEWA

ANTARA
GEREJA ST.FAMILIA WAE NAKENG
DENGAN
PT. BAHTERA NUSANTARA MANDIRI
No. …………………………………..

Perjanjian Sewa Menyewa (Perjanjian") ini dibuat dan ditandatangani pada hari,
…………………………………………………….. ( / / ), oleh dan antara :

1. YOHANES JONINAS : Pemegang Kartu Tanda Penduduk No.5315030804780004


BARUS yang beralamat di Kel/des.Tangge, kec.Lembor, Kab.
Manggarai Barat Dengan ini untuk dan atas nama
GEDUNG AULA GEREJA ST. FAMILIA WAE NAKENG
yg beralamat di kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor,
sebagai Pemilik/Pengelola Gedung, Selanjutnya dalam
perjanjian disebut PIHAK PERTAMA.

2. IRVANSYAH : Mewakili PT. Bahtera Nusantara Mandiri perusahaan


yang didirikan berdasarkan Akta nomor 02 tanggal 17
September 2017 yang dibuat dihadapan Notaris
ASTRI PRIMADIASTI ANDINI,SH,MH,MKn,
berkedudukan di Ruko Rempoa Samping Bona Foto
Jl. Pahlawan No.10 G Ciputat Timur, Tanggerang
Selatan, Banten. Berdasarkan Surat Kuasa No.
008/SKU/LGL-KPI/XII/2019 Tanggal 24 Desember
2019, dengan demikian bertindak untuk dan atas
nama Perusahaan tersebut di atas, selanjutnya
dalam Perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut PIHAK dan secara
bersama-sama disebut PARA PIHAK.

Terlebih dahulu PARA PIHAK menerangkan hal-hal sebagai berikut :


1. Bahwa PIHAK PERTAMA mengelola/menguasai aset berupa GEDUNG AULA
GEREJA PAROKI ST.FAMILIA WAE NAKENG yg beralamat di Kel. Tangge Kec. Lembor,
Kab.Manggarai Barat akan disewakan kepada PIHAK KEDUA ("Obyek Sewa").
2. Bahwa PIHAK KEDUA bermaksud menyewa asset berupa Obyek Sewa
sebagaimana dimaksud butir 1.
3. Bahwa PIHAK PERTAMA setuju untuk menyewakan bangunan dimaksud kepada
PIHAK KEDUA.
4. Untuk melakukan perjanjian itu, masing-masing PIHAK menyatakan telah
memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar masing-masing PIHAK yang berlaku.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK menyatakan telah sepakat untuk
mengikatkan diri ke dalam Perjanjian dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai
berikut:

PASAL 1
RUANG LlNGKUP
PIHAK PERTAMA menyewakan Obyek Sewa kepada PIHAK KEDUA dalam keadaan
apa adanya (as is where is) dan PIHAK KEDUA bersedia menyewa Obyek Sewa yang
hanya akan dipergunakan sebagai tempat kegiatan Presentasi, pengenalan dan
pemasaran Komoditi Teknologi Penunjang Kesehatan dengan menggunakan
Communication Marketing Promotion.

PASAL 2
JANGKA WAKTU
1. Perjanjian berlaku untuk jangka waktu 2 (DUA) bulan terhitung mulai tanggal 21
Juni 2021 sampai dengan tanggal 21 Agustus 2021 ("Jangka Waktu Sewa").
Dengan ketentuan Fitting Out, 1 minggu sebelum tanggal Sewa dan 1 minggu setelah
tanggal selesai Sewa, untuk persiapan dan pengembalian gedung.
2. Dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal
ini, Perjanjian dapat berakhir pada saat sebelum berakhirnya Jangka Waktu Sewa,
apabila memenuhi ketentuan-ketentuan mengenai pengakhiran perjanjian
sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 Perjanjian.
3. Apabila PIHAK KEDUA akan memperpanjang Jangka Waktu Sewa, maka PIHAK
KEDUA wajib mengajukan permohonan tertulis kepada PIHAK PERTAMA
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum Perjanjian berakhir
dan akan dilakukan peninjauan kembali atas isi Perjanjian, terutama mengenai
besarnya Harga Sewa sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Perjanjian.
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak akan memperpanjang Jangka Waktu Sewa dan
sesuai dengan ketentuan ayat (1) Pasal ini, maka PIHAK KEDUA atas beban
biaya dan tanggung jawabnya wajib menyerahkan kembali Obyek Sewa kepada
PIHAK PERTAMA dalam keadaan layak pakai paling lambat 14 (empatbelas) hari
sejak berakhirnya Perjanjian Sewa.

PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
1. PIHAK PERTAMA berhak:
a) Menerima pembayaran Harga Sewa sebagaimana diatur dalam Pasal 5
Perjanjian.
b) Melakukan peninjauan dan pemeriksaan terhadap Obyek Sewa baik secara
berkala maupun apabila dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK PERTAMA wajib membebaskan PIHAK KEDUA dari segala tuntutan dari
pihak lain yang berkaitan dengan kepemilikan Obyek Sewa.
3. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa obyek sewa tidak dalam status sengketa
dengan PIHAK manapun.
4. Bila dikemudian hari PIHAK KEDUA mendapatkan tuntutan dari PIHAK manapun
atas status OBYEK SEWA maka semua biaya atas tuntutan tersebut menjadi
tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
5. Bila PIHAK KEDUA tidak bisa melakukan kegiatan sesuai pasal 1 perjanjian ini
akibat kelalaian PIHAK PERTAMA tentang status Hukum obyek sewa, sehingga
PIHAK KEDUA menderita kerugian, maka PIHAK PERTAMA akan mengganti
kerugian tersebut, besarnya kerugian akan ditentukan kemudian.
6. PIHAK KEDUA berhak menerima dan menggunakan Obyek Sewa sebagaimana
dimaksud pada Pasal 1 Perjanjian.
7. PIHAK KEDUA wajib:
a. Menggunakan Obyek Sewa tersebut hanya untuk tempat pameran dan
pemasaran produk-produk kesehatan serta alat bantu penunjang kesehatan
milik pihak kedua.
b. Merawat dan memelihara Obyek Sewa dimaksud dengan baik.
c. Menanggung segala resiko/akibat yang timbul sehubungan dengan maksud
penggunaan Obyek Sewa ini dan membebaskan PIHAK PERTAMA dari
segala tuntutan berupa apapun dari pihak manapun sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian.
d. Membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala biaya dan kewajiban serta
tuntutan yang berkaitan dengan atau sebagai akibat dari:
1. Segala tindakan kelalaian PIHAK KEDUA, pegawainya, kontraktornya,
maupun pihak lainnya yang diijinkan keluar masuk Obyek Sewa.
2. Segala gugatan baik kerusakan barang-barang atau kecelakaan orang-
orang yang disebabkan oleh pemakaian Obyek Sewa, kecuali yang
disebabkan kesengajaan dan kelalaian PIHAK PERTAMA atau petugas-
petugasnya.
8. PIHAK KEDUA dilarang:
a. Mengubah namun diperbolehkan memodifikasi Obyek Sewa dan atau
melakukan penambahan baru Obyek Sewa seijin tertulis PIHAK PERTAMA.
b. Mengalihkan Obyek Sewa dan/atau hak sewa atas Obyek Sewa kepada pihak
lain.
c. Mengalihkan, mendelegasikan atau memindahkan hak atau kewajibannya
berdasarkan Perjanjian.

PASAL 4
WAKIL PARA PIHAK
1) PIHAK PERTAMA menunjuk MANSUETUS HARIMAN sebagai wakil PIHAK
PERTAMA yang berhak dan berwenang untuk memeriksa kondisi dan
penggunaan Obyek Sewa, memberikan instruksi, pemberitahuan, saran-saran
kepada PIHAK KEDUA, menandatangani Berita Acara dan melakukan hal-hal lain
yang diperlukan untuk pelaksanaan Perjanjian.
2) PIHAK KEDUA menunjuk Staf Survei & Development sebagai wakil PIHAK
KEDUA yang berhak dan berwenang untuk menyampaikan segala sesuatu
mengenai penggunaan dan kondisi Obyek Sewa kepada PIHAK PERTAMA,
menandatangani Berita Acara dan melakukan hal-hal lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan Perjanjian.
PASAL 5
HARGA SEWA
Harga sewa selama Jangka Waktu sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1)
Perjanjian adalah sebesar Rp 25.000.000,- (Dua Puluh Lima Juta rupiah), yang
selanjutnya dalam Perjanjian disebut "Harga Sewa". Dengan ketentuan dan fasilitas yang
diperoleh sebagai berikut:
1. Menggunakan fasilitas yang ada di GEDUNG AULA PAROKI ST.FAMILIA
WAENAKENG, untuk keperluan operasional dan Customer ( Toilet, air bersih
dan lampu penerangan ).
2. Penempatan Staff OB dari Pihak Kedua selama 24 jam ( tidur di dalam Gedung),
dengan tujuan untuk menjaga aset yang ada.
3. Pengelolaan Parkiran oleh PIHAK KEDUA

PASAL 6
CARA PEMBAYARAN
1) PIHAK KEDUA membayar Harga Sewa kepada PIHAK PERTAMA pada saat
penandatanganan Surat Perjanjian ini
2) Pembayaran ditransfer melalui :
No. Rekening : 4728-01-011712-53-3
Bank : BRI
Cabang : Tangge Ruteng
Atas nama : Paroki STA. Familia WAE Nakeng
Berdasarkan Surat Penunjukan dari PIHAK PERTAMA
3) PIHAK KEDUA wajib menyerahkan fotokopi bukti pembayaran atas Obyek Sewa
kepada PIHAK PERTAMA selambat-Iambatnya 14 (empat belas) hari kalender
setelah pembayaran dilakukan.

PASAL 7
PAJAK DAN PUNGUTAN LAIN
1) Bea meterai, dan pungutan lain sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian akan
dibayar oleh PIHAK KEDUA,
2) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku ditanggung PIHAK PERTAMA.

PASAL 8
KEADAAN KAHAR
1) PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan atau
keterlambatan dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian, yang
disebabkan oleh hal-hal di luar kemampuan yang wajar dari PARA PIHAK dan
bukan disebabkan oleh kesalahan salah satu PIHAK ("Keadaan Kahar"), dengan
ketentuan bahwa Keadaan Kahar tidak membebaskan PIHAK KEDUA dari
kewajiban untuk melaksanakan pembayaran atas sewa yang telah dilaksanakan.
2) Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar adalah hal-hal yang mempengaruhi
pelaksanaan Perjanjian, seperti banjir, gempa bumi, topan/badai, petir dan
bencana alam lainnya, kebakaran, epidemik, perang, perang saudara, huru-hara,
tindakan terorisme, kebijakan tertentu yang dikeluarkan pemerintah, putusan
pengadilan, blokade, dan pemogokan tetapi tidak termasuk pemogokan oleh
tenaga kerja PIHAK KEDUA.
3) PIHAK yang mengalami Keadaan Kahar harus memberitahukan PIHAK lainnya
secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya Keadaan
Kahar, disertai dengan bukti pendukung atas adanya Keadaan Kahar dari pejabat
yang berwenang. Dalam hal demikian, PIHAK yang mengalami Keadaan Kahar
akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya dengan cara
komunikasi tercepat yang tersedia, dengan merinci keadaan yang dipercayai
PIHAK tersebut merupakan Keadaan Kahar dan perkiraan jangka waktu
berlangsungnya Keadaan Kahar serta perkiraan jangka waktu perbaikan untuk
memperoleh persetujuan dari PIHAK lainnya.
4) PIHAK yang mengalami Keadaan Kahar harus melakukan usaha terbaik untuk
mengatasi Keadaan Kahar tersebut dan meminimalisasi kerugian yang
ditimbulkannya.
5) PIHAK yang diberitahu dapat menolak atau menyetujui pemberitahuan mengenai
Keadaan Kahar paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah diterimanya
pemberitahuan, bukti pendukung, dan perkiraan jangka waktu Keadaan Kahar dan
perkiraan jangka waktu perbaikannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
Pasal ini.
6) Apabila pemberitahuan Keadaan Kahar ditolak oleh PIHAK lainnya, PARA PIHAK
akan meneruskan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian. Jika
pemberitahuan atas Keadaan Kahar tersebut disetujui oleh PIHAK lainnya, PARA
PIHAK dengan itikad baik akan membuat Addendum dengan memperhitungkan
setiap keterlambatan yang disebabkan oleh Keadaan Kahar.
7) Apabila Keadaan Kahar berlangsung lebih dari 14 (empat belas) hari kalender,
maka PARA PIHAK dapat bersepakat untuk mengakhiri Perjanjian sesuai
ketentuan Pasal 11 ayat (1) Perjanjian.

PASAL 9
KERAHASIAAN
1) PIHAK KEDUA, termasuk tenaga kerjanya, wajib menjaga kerahasiaan semua
data, dokumen, catatan atau informasi dalam bentuk apapun yang diketahui atau
diterima oleh PIHAK KEDUA dari PIHAK PERTAMA dalam rangka pelaksanaan
Perjanjian ("Informasi Rahasia"), dan tidak diperbolehkan untuk
mengungkapkan, memperbanyak, menyebarluaskan, mengalihkan atau
memberikan Informasi Rahasia kepada pihak lain dalam bentuk atau dengan cara
apapun tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
2) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mengambil langkah-Iangkah yang diperlukan
untuk menyimpan, melindungi dan mengamankan semua Informasi Rahasia,
termasuk mewajibkan tenaga kerja PIHAK KEDUA untuk melaksanakan dan
mentaati ketentuan kerahasiaan sebagaimana diatur dalam Perjanjian.
3) Ketentuan dalam ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku untuk setiap informasi yang:
a. Sudah menjadi milik umum (public domain) tanpa melanggar Perjanjian;
atau
b. Diperoleh secara sah dari pihak ketiga yang menurut Perjanjian atau secara
hokum diperbolehkan untuk dipublikasikan.
4) Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian PIHAK KEDUA, termasuk tenaga
kerjanya, menggunakan data, informasi atau hak milik intelektual yang bersifat
rahasia dari pihak lain, maka PIHAK KEDUA, termasuk tenaga kerjanya,
bertanggung jawab penuh terhadap pengungkapan atau pemberian data,
informasi hak milik intelektual kepada PIHAK PERTAMA. Dalam hal terjadi
kerugian yang diderita oleh PIHAK PERTAMA yang diakibatkan oleh kegagalan
PIHAK KEDUA dalam mematuhi ketentuan ayat ini, PIHAK KEDUA harus
mengganti kerugian kepada PIHAK PERTAMA.
5) Apabila PIHAK PERTAMA terikat dalam suatu Perjanjian dengan pemilik
data/informasi (confidentiality/secrecy agreement) berkaitan dengan
data/informasi yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA,
maka dalam hal ini PIHAK KEDUA bersedia untuk membuat suatu Perjanjian
Kerahasiaan baru, baik dengan PIHAK PERTAMA atau pemilik data/informasi,
sesuai atau jika ditentukan dalam confidentiality/secrecy agreement antara PIHAK
PERTAMA dengan pemilik data/informasi rahasia tersebut.
6) PIHAK KEDUA, tanpa ijin pejabat yang berwenang PIHAK PERTAMA, dilarang
menggandakan atau menggunakan Informasi Rahasia untuk tujuan apapun selain
untuk melaksanakan Perjanjian.
7) PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menggandakan atau menggunakan
Informasi Rahasia untuk tujuan apapun di luar lingkungan PIHAK PERTAMA dan
tanpa ijin tertulis pejabat yang berwenang PIHAK PERTAMA.
8) Kewajiban PIHAK KEDUA yang diatur dalam Pasal ini akan tetap berlaku
walaupun terdapat Pengakhiran Perjanjian atau berakhirnya Jangka Waktu Sewa.

PASAL 10
PERUBAHAN PERJANJIAN
1) Ketentuan dan persyaratan dalam Perjanjian hanya dapat diubah oleh masing-
masing PIHAK dengan memberikan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) hari
sebelumnya kepada PIHAK lainnya, yang harus disetujui oleh PIHAK iainnya.
2) Setiap perubahan akan diatur dalam suatu Addendum terhadap Perjanjian yang
akan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari masing-masing PIHAK
dan perubahan tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Perjanjian.

PASAL 11
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak mengakhiri Perjanjian dengan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KEDUA selambat-Iambatnya dalam waktu
7 (tujuh) hari kalender sebelum pengakhiran tersebut berlaku efektif, dalam hal:
a. Memberikan keterangan yang tidak benar, merugikan atau dapat
menimbulkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian.
b. Lalai atau sengaja tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan
dalam Perjanjian ini.
c. Tidak mempergunakan Obyek Sewa sesuai dengan Pasal 3 ayat (3) butir
a Perjanjian.
d. Telah terbitnya putusan Pengadilan Niaga yang mengabulkan permohonan
pernyataan pailit terhadap PIHAK KEDUA
(2) PARA PIHAK dapat bersepakat untuk mengakhiri Perjanjian apabila terjadi
Keadaan Kahar melebihi 14 (empat belas) hari kalender sebagaimana dimaksud
pada Pasal 8 Perjanjian. Dalam hal ini masing-masing PIHAK tidak dapat
menuntut ganti rugi atau kompensasi kepada PIHAK lain dalam bentuk apapun
juga, kecuali pemenuhan hak dan kewajiban sampai dengan terjadinya Keadaan
Kahar.
(3) Apabila terjadi pengakhiran Perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) Pasal ini, PIHAK KEDUA wajib
menyerahkan Obyek Sewa dalam keadaan layak pakai kepada PIHAK
PERTAMA selambat-Iambatnya 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal
pemutusan Perjanjian.
(4) PIHAK PERTAMA berdasarkan alasan mendesak atau kepentingannya sendiri,
sewaktuwaktu berhak secara sepihak mengakhiri Perjanjian dengan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KEDUA, selambat-Iambatnya 30 (tiga
puluh) hari kalender sebelum pemutusan Perjanjian berlaku efektif.
(5) Sehubungan dengan ayat (2) dan ayat (4) Pasal ini PIHAK PERTAMA
berkewajiban mengembalikan uang sewa yang telah dibayar oleh PIHAK KEDUA
dan akan diperhitungkan secara proporsional dengan sisa Jangka Waktu Sewa
yang belum dilaksanakan.
(6) Apabila PIHAK KEDUA tidak ingin melanjutkan sewa atas Obyek Sewa sebelum
Jangka Waktu Sewa berakhir, PIHAK KEDUA tetap berkewajiban membayar
seluruh Harga Sewa kepada PIHAK PERTAMA.
(7) PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dalam hal pengakhiran Perjanjian.

PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1) Setiap perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian terlebih dahulu
akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah diterimanya surat mengenai adanya perselisihan dari
salah satu pihak kepada pihak lainnya.
2) Segala perselisihan yang mungkin timbul dari atau sehubungan dengan perjanjian
ini dan atau pelaksanaan hak dan kewajiban berdasarkan perjanjian ini akan
diselesaikan secara musyawarah diantara para pihak. Dalam hal upaya
penyelesaian secara musyawarah tersebut tidak tercapai, para pihak telah
sepakat dan setuju untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui
Pengadilan Negeri Kab. Manggarai Barat.
3) Mengenai perjanjian ini dan pelaksanaannya serta segala akibatnya, para pihak
memilih tempat tinggal yang tetap dan seumumnya (domicile) di kantor
kepaniteraan Pengadilan Negeri di Kab. Manggarai Barat, dan para pihak tanpa
dapat mencabutnya kembali tunduk pada yurisdiksi dari pengadilan tersebut
sebagai domisili umum dan tetapnya.
4) Bahasa yang akan digunakan di dalam proses arbitrase adalah Bahasa Indonesia.
5) Selama proses Penyelesaian perselisihan, PARA PIHAK harus melanjutkan
pelaksanaan seluruh kewajibannya berdasarkan Perjanjian.

PASAL 13
KETENTUAN LAIN
1) Pemberitahuan:
Setiap pemberitahuan atau komunikasi lainnya berdasarkan Perjanjian akan
dilakukan secara tertulis dan dalam Bahasa Indonesia yang akan diserahkan
langsung atau dikirim dengan faksimili atau komunikasi elektronik lainnya sebagai
berikut:
Apabila kepada PIHAK PERTAMA
Nama : Yohanes Joninas Barus
Alamat :Kel/des. Tangge, kec. Lembor, Kab. Manggarai Barat
No.KTP : 5315030804780004
Telepon : 082339013778

Apabila kepada PIHAK KEDUA :


PT. BAHTERA NUSANTARA MANDIRI
Ruko Rempoa Samping Bona Foto Jl. Pahlawan No.10 FGH,Ciputat Timur,
Tanggerang Selatan, Banten Up IRVANSYAH dengan jabatan Supervisor
Survei & Development.

Apabila tidak ada bukti tanda terima dari penerima dokumen, maka setiap
pemberitahuan atau komunikasi lain akan dianggap telah diterima pada hari
kalender berikutnya setelah pengiriman. Dokumen sudah dianggap diterima
apabila dikirim melalui kurir atau faksimili yang dapat dibuktikan dengan tanda
terima. Masing-masing PIHAK dapat mengubah keterangan dalam ayat ini setiap
saat dengan mengirimkan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK lainnya
2) Hukum Yang Berlaku: Perjanjian diatur, diinterpretasikan dan tunduk pada
peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum Republik Indonesia.
3) Larangan Pengalihan: PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan, mendelegasikan
atau memindahkan hak atau kewajibannya berdasarkan Perjanjian.
4) Seluruh Perjanjian: Perjanjian, Lampiran dan kesepakatan di antara PARA
PIHAK sebelum pelaksanaan Perjanjian ini baik secara lisan maupun tertulis
dikesampingkan dan dianggap tidak berlaku.
5) Keterpisahan: Apabila ketentuan Perjanjian atau penerapannya kepada situasi
atau kondisi apapun dinyatakan tidak sah atau tidak dapat dilaksanakan, maka
ketentuan lainnya dari Perjanjian tidak akan terpengaruh, dan setiap ketentuan
sisanya yang ada adalah sah dan dapat dilaksanakan sepenuhnya sejauh yang
diizinkan oleh hukum. Apabila terjadi ketidakabsahan terhadap ketentuan dalam
Perjanjian secara sebagian tersebut, PARA PIHAK setuju dengan itikad baik
untuk menggantikan ketentuan yang tidak sah atau tidak dapat dilaksanakan
tersebut dengan ketentuan yang sah dan dapat dilaksanakan yang paling
mendekati maksud dari ketentuan yang tidak sah atau tidak dapat dilaksanakan
tersebut.
6) Dengan adanya Perjanjian ini tidak mengurangi hak kepemilikan PIHAK
PERTAMA sebagai satu-satunya pemilik yang sah atas Obyek Sewa.

Demikian Perjanjian ini aslinya dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan ditandatangani di atas
kertas bermeterai cukup oleh PARA PIHAK di Boawae pada hari, tanggal, bulan dan
tahun tersebut di awal Perjanjian ini, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. BAHTERA NUSANTARA MANDIRI

( YOHANES JONINAS BARUS) ( IRVANSYAH )

Anda mungkin juga menyukai