ii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................................vi
GLOSSARY..........................................................................................................................vii
ii
BAB IV EVALUASI HASIL PERBAIKAN MESIN KDR. RINGAN.....103
A. Tujuan.............................................................................................................103
B. Indikator pencapaian kompotensi....................................................103
C. Uraian materi..............................................................................................103
D. Aktifitas peserta didik............................................................................107
E. Latihan / tugas...........................................................................................107
F. Rangkuman..................................................................................................108
G. Umpan balik dan tindak lanjut..........................................................109
H. Kunci jawaban............................................................................................109
iii
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 2.3.11.Penyaluran bahan bakar VE.....................................................................59
Gambar 2.3.12.Pengisapan AB................................................................................................60
Gambar 2.3.13.Pengisapan CD...............................................................................................60
Gambar 2.3.14.Solenoid..............................................................................................................61
Gambar 2.3.15.Konstruksi nosel.............................................................................................62
Gambar 2.3.16.Konstruksi injektor.......................................................................................62
Gambar 2.3.17.Nosel....................................................................................................................63
Gambar 2.4.1 .Saringan bahan bakar...................................................................................65
Gambar 2.4.1 .Saringan bahan bakar...................................................................................65
Gambar 2.4.2 .Sistem kelistrikan sedimenter...................................................................66
Gambar 2.4.3 .Priming pump..................................................................................................67
Gambar 2.4.4 .Pembuangan udara........................................................................................68
Gambar 2.4.5 .Injektor tester....................................................................................................69
Gambar 2.4.6 .Bentuk semprotan pada injektor.............................................................69
Gambar 2.4.7 .Bentuk semprotan pada injektor yang baik.......................................70
Gambar 2.4.8 .Kekedapan bahan bakar..............................................................................70
Gambar 2.4.9 .Menguji peluncuran jarum........................................................................71
Gambar 2.4.10.Posisi katup penyalur..................................................................................71
Gambar 2.4.11.Konstruksi katup penyalur.......................................................................72
Gambar 2.4.12.Drible nozzle....................................................................................................72
Gambar 2.4.13.Pemasangan pipa pemeriksaan..............................................................74
Gambar 2.4.14.Pipa pemeriksaan..........................................................................................75
Gambar 2.4.15.Tanda timing....................................................................................................75
Gambar 2.4.16.Konstruksi saringan udara kering.........................................................77
Gambar 2.4.17.Konstruksi saringan udara basah..........................................................77
vi
Gambar 3.3.4 Komponen system injeksi commonrail.................................................87
Gambar 3.3.5 Skema komponen system injeksi commonrail...................................89
Gambar 3.4.1 Fuel filter..............................................................................................................91
Gambar 3.4.2 Pipa rail.................................................................................................................92
Gambar 3.4.3 Katup control tekanan...................................................................................93
Gambar 3.4.5 Injektor..................................................................................................................94
vii
Glossary
O ve rsl a g A nti Dieseling yaitu salah satu komponen tambahan pada karburator
untuk mencegah berputarnya mesin setelah kunci kontak dimatikan.
Barrel yaitu saluran masuk pada karburator sebagai tempat bercampurnya udara
dan bahan bakar yang telah dikabutkan dari main nozzle.
Charcoal Canister yaitu salah satu komponen sistem bahan bakar yang berfungsi
untuk menampung uap bensin dari tangki bahan bakar dan dari ruang
pelampung pada karburator,kemudian mengeluarkannya pada saat mesin hidup.
Sistem Pemutus Perlambatan (Deceleration Fuel Cut -Off System) yaitu komponen
tambahan pada karburator yang berfungsi untuk memutus aliran bahan bakar
pada saat kendaraan diperlambat.
Economicer jet yaitu bagian karburator yang terletak pada saluran stasioner dan
kecepatan lambat, berfungsi untuk mempercepat aliran bahan bakar.
ECU (Electronic Control Unit) yaitu komponen sistem injeksi bahan bakar
elektronik yang berfungsi untuk mengolah signal-signal dari berbagai sensor
untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam menentukan lamanya injeksi
bahan bakar dan mengatur saat pengapian.
EFI (Electronic Fuel Injection) yaitu sistem injeksi bahan bakar yang dikontr ol
secara elektronik. Sistem ini merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar pada
motor bensin.
Venturi yaitu bagian yang menyempit pada tabung (saluran masuk udara)
karburator.
Idle (stasioner) yaitu suatu kondisi mesin (putaran mesin) tanpa beban, atau
katup gas sedang tertutup
Automatic timer yaitu komponen yang berfungsi memajukan saat injeksi ketika
pada akselerasi.
Prestroke yaitu Langkah plunyer dalam elemen pompa injeksi sebaris dari posisi
saat akan bergerak ke atas sampai menutup lubang masuk
Direct injection yaitu sistem injeksi langsung dari nosel injeksi ke ruang bakar
Control Rack yaitu batang pengatur posisi plunyer melalui pengotrol pinion dan
pengontrol geser
Injection nozzle yaitu komponen pada sistem injeksi yang berfungsi menginjeksi
dan mengabutkan bahan bakar ke dalam silinder.
Delivery valve= katup pada elemen pompa yang berfungsi agar bahan bakar yang
telah diinjeksikan oleh elemen poma tidak mengalir ke dalam elemen pompa
Priming pump yaitu komponen pada pompa injeksi yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar dari tanmgki ke rumah pompa
ix
PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR (BUKU)
Pemeliharaan Mesin
Men
Menerapkandiagnosiscaracarakerusakanperawwatan ssysystem
bahan bakardiesdieselpompapompainjeksiinjeksiIn-
Kendaraan Ringan 4 utama Engine dan mekanisme katup
InLine-Line
ix
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan 4 ( k e l a s XII semester
6) ini berisikan materi peserta didikan peserta didik untuk mencapai kompetensi
dasar pengetahuan dalam memahami cara merawat mesin secara berkala (servis
berkala) dan kompetensi dasar keterampilan dalam merawat mesin secara
berkala (servis berkala). Penjelasan materi dalam buku ini dilengkapi dengan
gambar-gambar teknik otomotif sehingga peserta didik akan mudah untuk belajar
pengetahuan murni secara mandiri dan pengetahuan sebagai pengantar untuk
mempelajari keterampilan. Oleh karena peserta didikan dalam bidang teknik
otomotif sebagian besar sangat memiliki resiko keselamatan kerja bagi peralatan,
bahan maupun manusianya, maka peserta didik harus
mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari guru yang mengampu mata
B. Prasyarat
xi
tes yang ada pada setiap akhir materi, berarti Anda belum memperoleh
ketuntasan dalam belajar. Ulangi lagi pembelajarannya sampai tuntas, setelah
itu diperbolehkan untuk mempelajari materi berikutnya.
7. Setelah Anda merasa benar-benar menguasai seluruh kegiatan belajar dalam
buku ini, mintalah evaluasi dari guru Anda, sekolah dan instritusi pasangan
panjamin mutu Anda untuk dapat dinyatakan benar- benar menguasai
kompetensi tersebut.
C. Tujuan
Setelah mempelajari buku ini diharapkan peserta didik memiliki kompetensi
untuk melaksanakan pemeliharaan atau perawatan atau servis berkala mesin atau
mesin kendaraan ringan yang meliputi :
xii
D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3. Menerapkan,menganalisis,danmengevalua 3.18.Mendiagnosis
si tentang pengetahuan faktual, kerusakan system bahan
konseptual, operasional dasar, dan bakar diesel pompa injeksi
metakognitif sesuai dengan bidang dan In-Line.
lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan 3.19. Mendiagnosis kerusakan
Otomotif pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks, berkenaan dengan system bahan bakar diesel
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, pompa injeksi Rotary.
dan humaniora dalam konteks 3.20. Mendiagnosis
pengembangan potensi diri sebagai bagian
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga kerusakan system bahan
masyarakat nasional, regional, dan bakar diesel Common Rail
internasional. 3.21.Mengevaluasi hasil
perbaikan
mesinkendaraan ringan.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan 4.18. Memperbaiki System
menggunakan alat, informasi, dan bahan bakar diesel pompa
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta injeksi In-Line
memecahkan masalah sesuai dengan
bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan 4.19. Memperbaiki system
Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah bahan bakar diesel pompa
bimbingan dengan mutu dan kuantitas injeksi Rotary.
yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja. 4.20. Memperbaiki system
Menunjukkan keterampilan menalar, bahan bakar diesel
mengolah, dan menyaji secara efektif, Common Rail
kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan 4.21. Melakukan laporan
pengembangan dari yang dipelajarinya di hasil perbaikan mesin
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas kendaraan ringan .
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
xiii
E. Daftar Cek Kemampuan
No Pertanyaan Ya Tidak
Pelajari dengan baik modul/buku ini jika banyak jawaban Anda dengan
“Tidak” dan jika Anda Banyak menjawab “Ya”, maka Anda dapat
melanjutkan dengan mengerjakan “Evaluasi” pada modul/buku ini.
xiv
BAB I
KERUSAKAN SISTEM POMPA INJEKSI IN-LINE
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta didik mampu
melakukan telaah dan mendiagnosa serta memperbaiki sistem bahan bakar diesel
pompa injeksi in-line sesuai dengan spesifikasi pabrik.
C. Uraian Materi
4
langkah mempunyai empat prinsip kerja, yaitu langkah hisap, langkah
kompresi, langkah usaha dan langkah buang. Keempat langkah mesin diesel
ini bekerja secara bersamaan untuk menghasilkan sebuah tenaga yang
menggerakkan komponen lainnya. Berdasarkan efisiensi secara keseluruhan,
motor diesel muncul sebagai mesin pembakaran yang paling efisien dan
bertenaga besar, pada jenis motor diesel putaran rendah dapat mencapai
effesiensi sampai 50 persen atau lebih.
a. Langkah hisap
Pada langkah ini, piston akan bergerak dari titik mati atas (TMA) ke
titik mati bawah (TMB). Selanjutnya, katup hisap akan terbuka
sebelum mencapai TMA dan katup buang akan tertutup. Akibatnya,
akan terjadi kevakuman di dalam silinder yang menyebabkan “udara
murni” masuk ke dalam silinder. (jika pada motor otto yang dihisap
campuran “bahan bakar + udara”).
A B
Gambar 1.3.1. Langkah hisap motor diesel (A) dan motor otto (B)
Sumber : motomodif-world.com
b. Langkah Kompresi
Piston bergerak sebaliknya, yaitu dari TMB ke TMA. Katup hisap
tertutup sementara katup buang akan terbuka. Udara kemudian akan
dikompresikan sampai pada tekanan dan suhunya menjadi 30kg/cm2
5
dan suhu 500 derajat celsius. Perbandingan kompresi pada motor
diesel berkisar diantara 14 : 1 sampai 24 : 1 (motor otto 7 : 1 sampai 12
: 1) Akibat proses kompressi ini udara menjadi panas dan
temperaturnya bisa mencapai sekitar 700 - 900 °C (motor otto = 300 –
600 °C). Pada akhir langkah kompresi injektor/nozel menyemprotkan
bahan bakar ke dalam udara panas yang bertekanan sampai diatas
2000 bar. Solar dibakar oleh panas udara yang telah dikompresikan di
dalam silinder. Untuk memenuhi kebutuhan pembakaran tersebut,
maka temperatur udara yang dikompresikan di dalam ruang bakar
harus mencapai 500 derajat celsius atau lebih. Perbedaan kompresi ini
menghasilkan efisiensi panas yang lebih besar, sehingga penggunaan
bahan bakar diesel lebih ekonomis dari pada bensin. Pengeluaran
untuk bahan bakar pun bisa lebih hemat. Saat penyalaan (semprotan
bahan bakar) 30 – 0 sebelum TMA (motor otto 30 – 5 sebelum TMA)
A B
Gambar 1.3.2. Langkah kompresi motor diesel (A) dan motor otto (B)
Sumber : motomodif-world.com
d. Langkah buang
Hampir sama dengan langkah hisap, yaitu piston bergerak dari TMB
ke TMA. Namun, katup hisap akan tertutup dan katup buang akan
terbuka. Sedangkan piston akan bergerak mendorong gas sisa
pembakaran keluar, dengan suhu gas buang 500-600 °C (motor otto
700-1000 °C)
C D
Gambar 1.4.2. Bentuk ruang bakar bola (C) dan hati (D)
Sumber : ariskaotomotif.blogspot.com
Gambar 1.4.3. Bentuk ruang bakar tidak langsung dengan kamar muka
Sumber : ariskaotomotif.blogspot.com
Gambar 1.4.4. Bentuk ruang bakar tidak langsung dengan kamar pusar
Sumber : ariskaotomotif.blogspot.com
11
1. Pol luar
2. Isolator
3. Pol dalam
4. Kwat pemanas
1. Rumah
2. Keramik
3. Koil pemanas
4. Tabung
12
Kunci kontak pada posisi G, busi pijar dinyalakan 2 – 10 detik,
setelah busi pijar membara, maka motor dapat di starter, selama motor di
starter, system pemanas tetap berfungsi.
13
titik bakar dari bahan bakar. Angka ini diperlukan sebagai batasan pemakaian
bahan bakar terhadap mesin. Apabila angka cetane yang dipergunakan tidak
sesuai dengan rancangan mesin, timbul masalah antara lain:
a. Jika terlalau tinggi, timbul efek panas yang berlebihan terhadap mesin
sehingga komponen mesin cepat rusak.
b. Jika terlalu rendah, mengakibatkan timbulnya gejala
ngelitik/knocking, sehingga opasitas gas buang (ketebalan asap) akan
berlebihan karena pembakaran mesin tidak terjadi dengan sempurna.
Asap gas buangan mesin menjadi hitam pekat.
Proses pembakaran yang terjadi dalam motor diesel dapat dibagi
menjadi beberapa proses diantaranya :
17
HC dan CO dapat pula keluar dari penguapan bahan bakar di tangki dan
blow by gas dari mesin.
Pada motor diesel, besarnya emisi dalam bentuk opasitas (ketebalan
asap) tergantung pada banyaknya bahan bakar yang disemprotkan
(dikabutkan) ke dalam silinder, karena pada motor diesel yang dikompresikan
adalah udara murni. Dengan kata lain semakin kaya campuran maka semakin
besar konsentrasi Nox, CO dan asap. Sementara itu, semakin kurus campuran
konsentrasi Nox, CO dan asap juga semakin kecil. 100% CO yang ada diudara
adalah hasil pembuangan dari mesin diesel sebesar 11% dan mesin Otto 89%
CO adalah Carbon Monoxida; HC (Hydro Carbon); NOx adatah istilah dan
Oxida-Oxida Nitrogen yang digabung dan dibuat satu (NO. N02, N20)
Polusi emisi gas buang dari mesin disel dapat digolongkan berupa :
1.6.1. Partikulat
Gas buang mesin diesel sebagian besar berupa partikulat dan berada
pada dua fase yang berbeda, namun saling menyatu, yaitu fase padat, terdiri
dari residu/kotoran, abu, bahan aditif, bahan korosif, keausan metal, fase cair,
terdiri dari minyak pelumas tak terbakar. Gas buang yang berbentuk cair akan
meresap ke dalam fase padat, gas ini disebut partikel. Partikel-partikel
tersebut berukuran mulai dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron.
Partikulat yang berukuran kurang dari 10 mikron memberikan dampak
terhadap visibilitas udara karena partikulat tersebut akan memudarkan
cahaya. Berdasarkan ukurannya, partikel dikelompokkan menjadi tiga,
sebagai berikut :
¾ 0,01-10 mm disebut partikel smog/kabut/asap;
¾ 10-50 mm disebut dust/debu;
¾ 50-100 mm disebut ash/abu.
Partikulat pada gas buang mesin diesel berasal dari partikel susunan
bahan bakar yang masih berisikan kotoran kasar (abu, debu). Hal itu
dikarenakan pemrosesan bahan bakarnya kurang baik. Bahan bakar diesel di
Indonesia banyak mengandung kotoran, misalnya solar.
18
Tabel 1.5.2. Grafik komposisi gas buang motor diesel
Sumber : Swisscontact, 2000
Biasanya solar tidak berwarna atau bening, namun yang ada di sini
pasti berwarna agak gelap. Ini menandakan adanya kotoran dalam bahan
bakar. Dengan demikian, pada saat terjadi pembakaran, kotoran tersebut
terurai dari susunan partikel yang lain dan tidak terbakar. Semakin banyak
residu dalam bahan bakar (dengan mesin secanggih apa pun) akan dihasilkan
gas buang dengan kepulan asap hitam.
Selain partikulat gas buang motor diesel lain adalah un-burn oil,
komponen ini penyumbang terbesar dalam gas buang, sebesar 40% berasal
dari minyak pelumas dalam silinder yang tidak terbakar selama proses
pembakaran. Komponen ini menyumbangkan asap berwarna keputih-
putihan. Semakin banyak minyak pelumas yang ikut dalam proses
pembakaran, semakin banyak warna putih dalam gas buang. Minyak pelumas
yang tidak terbakar tersebut mengandung susunan karbon (C dan H).
Sulfur pada bahan bakar yang berasal dari fosil berbentuk sulfur
organik dan nonorganik. Pembakaran pada mesin diesel dengan
menggunakan bahan bakar fosil akan menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan
sulfur trioksida (SO3) dengan perbandingan 30:1. Berarti, sulfur dioksida
19
merupakan bagian yang sangat dominan dalam gas buang diesel. Sulfur
dioksida yang ada di udara, jika bertemu dengan uap air akan membentuk
susunan molekul asam. Jika hal ini dibiarkan, bisa terjadi hujan asam yang
sangat merugikan.
Gas buang diesel (8%) merupakan kumpulan dari bermacam-macam
gas beracun, di antaranya CO, HC, CO2, dan NOx. Gas buang tersebut
meskipun hanya dalam jumlah yang kecil (8%) tetap memberikan andil dalam
pencemaran udara. Gas beracun itu bisa dikurangi dengan membuat proses
pembakaran di dalam mesin menjadi lebih sempurna. Caranya dengan
meningkatkan kemampuan kompresi dan injeksi bahan bakar yang tepat
waktu dan jumlah dengan bahan bakar yang lebih sesuai.
Bahan bakar yang tidak terbakar setelah proses pembakaran ada 7%
dari seluruh gas buang diesel. Bahan bakar yang tidak terbakar ini berupa
karbon (C) yang terpisah dari HC akibat perengkahan selama terjadi
pembakaran. Semakin banyak bahan bakar tidak terbakar yang keluar,
semakin hitam warna asap gas buang yang dikeluarkan oleh mesin.
Gambar 1.5.3. Pengaruh campuran udara-bahan bakar terhadap emisi gas buang motor diesel
Sumber : Swisscontact, 2000
20
putihan. Semakin banyak minyak pelumas yang ikut dalam proses
pembakaran, semakin banyak warna putih dalam gas buang. Minyak pelumas
yang tidak terbakar tersebut mengandung susunan karbon (C dan H).
1.6.4. Sulfat
Sulfur pada bahan bakar yang berasal dari fosil berbentuk sulfur
organik dan nonorganik. Pembakaran pada mesin diesel dengan
menggunakan bahan bakar fosil akan menghasilkan sulfur dioksida (SO 2) dan
sulfur trioksida (SO3) dengan perbandingan 30:1. Berarti, sulfur dioksida
merupakan bagian yang sangat dominan dalam gas buang diesel.
Sulfur dioksida yang ada di udara, jika bertemu dengan uap air akan
membentuk susunan molekul asam.
21
1.6.6. Lain-lain
Gas buang diesel (8%) merupakan kumpulan dari bermacam-macam
gas beracun, di antaranya CO, HC, CO2, dan NOx. Gas buang tersebut
meskipun hanya dalam jumlah yang kecil (8%) tetap memberikan andil dalam
pencemaran udara.
Gas beracun itu bisa dikurangi dengan membuat proses pembakaran
di dalam mesin menjadi lebih sempurna. Caranya dengan meningkatkan
kemampuan kompresi dan injeksi bahan bakar yang tepat waktu dan jumlah
dengan bahan bakar yang lebih sesuai.
23
Gambar 1.8.1. Pompa injeksi In-line
Sumber : autoexpose.org
1. Cam shaf
2. Plunger
3. Input feed
4. Rack adjuster
5. Plunger barel
6. Delivery valve
7. Delivery valve holder
8. Sentrifugal advancer
25
oleh sebuah lubang. Bahan bakar yang dikirimkan oleh pompa pemindah
masuk ke pompa injeksi dengan tekanan rendah. Plunyer bergerak turun naik
dengan putaran poros nok pompa injeksi.
Skema aliran bahan bakar pada pengaliran dengan pompa injeksi in-
line ini terlihat pada gambar 1.8.5. sebagai berikut : Fuel tank – feed pump –
fuel filter – injection pump – nozzle – injection pump – fuel filter.
27
Gambar 1.8.5. Skema aliran bahan bakar dengan pompa injeksi jenis in_line
Sumber : bosch gmbh, 2000
28
x Dibagian atas plunger terdapat delivery pipe yang bisa terbuka saat ada
tekanan dari arah pompa namun akan tetap tertutup saat ada tekanan
pada pipa injector
x Sehingga solar tertekan masuk kesaluran pipa injektor dengan
tekanan tinggi.
x Hal itu, akan mendorong solar yang sebelumnya sudah memenuhi
saluran pipa injektor, akibatnya pada ujung nozzle akan terbuka.
x Hal itu menyebabkan solar keluar dengan metode mengabut.
x Ketika kabel gas ditarik, maka rack adjuster akan memperbesar volume
plunger barel. Sehingga suplai solar ketika plunger menekan akan lebih
banyak, yang membuat rpm mesin bisa meningkat.
x Sementara komponen sentrifugal advancer (governor) digunakan untuk
mengatur timing penginjeksian dengan mengatur sudut camshaft
pompa.
29
perubahan besarnya langkah efektif. Langkah efektif adalah langkah
plunger dimulai dari tertutupnya lubang masuk oleh plunger sampai
control groove bertemu dengan lubang masuk. Langkah efektif akan
berubah sesuai dengan posisi plunger dan jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah efektif.
30
Gambar 1.8.8. Delivery valve ( katup penyalur)
Sumber : bp.blogspot.com
31
x Dengan demikian katup penyalur pada pompa injeksi ini menjamin
injektor akan menutup dengan cepat pada saat akhir injeksi, karena
untuk mencegah bahan bakar menetes yang dapat menyebabkan
pembakaran awal (pre-ignition) selama siklus pembakaran berikutnya.
32
kebocoran, pengembunan dan kotor. Untuk membersihkan dan memperbaiki
tangki bahan bakar harus hati-hati karena dapat membahayakan. Bila
perbaikan tangki dilakukan di dekat percikan api, rokok, atau nyala api dapat
mengakibatkan kebakaran.
Langkah pemeriksaan dan perbaikan pada tangki bahan bakar adalah
sebagai berikut:
x Melepaskan tangki dari unit kendaraannya
x Membersihkan tangki dengan air panas atau uap
x Mengeringkan tangki dengan udara kompresor
x Memeriksa kebocoran tangki.
34
.
35
Gambar 1.9.4. Posisi batang pendorong
Sumber : vedc-malang.modul
37
1.9.3. Pemeliharaan / servis saringan bahan bakar
a. Pembongkaran saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar pada mesin diesel secara ideal tidak hanya
satu buah , tetapi dapat berjumlah 3 buah saringan, yairu:
x Saringan pada tangki atau pompa pemindah (filter screen),
untuk penahan partikel besar.
x Saringan primer (primary filter), untuk penyaring partikel kecil
x Saringan sekunder (secondary filter), untuk penyaring partikel
halus.
38
1.9.4. Pemeliharaan / servis pompa injeksi bahan bakar
a. Pembongkaran pompa injeksi
Pembongkaran pompa injeksi didasarkan pada hasil kalibrasi
pompa injeksi pada mesin penguji/kalibrasi (test bench). Bila
ternyata hasil kalibrasi menunjukkan adanya kerusakan, pompa
injeksi dibongkar untuk diperiksa kerusakan tersebut.
Pembongkaran bagian-bagian (part) pompa injeksi diusahakan
menggunakan alat servis khusus (Special Service Tool/SST) yang
telah tersedia sesuai dengan tipe pompa injeksi yang tercantum
pada buku petunjuk servis dari pabrik (manual book).
Pembongkaran meliputi: Governor, control rack, poros nok, tappet
roller, pegas pengontrol, elemen pompa (plunyer dan silinder /
barrel), katup pemberi, dudukan katup pemberi dan pemegangnya
41
penyetel.
Gambar 1.9.16. Bentuk semprotan pada injector (nosel injeksi) yang baik
Sumber : onotomotif.blogspot.com
42
¾ Pengujian kekedapan bahan bakar
Pada tekanan 100 kg/cm2 tidak terdapat kebocoran pada
dudukan katup nosel dan mur pengikatnya.
IV. Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
44
E. Latihan / Tugas
a. Jelaskan perbedaan prinsip kerja antara motor otto dan motor diesel 4 tak
pada saat langkah hisap.
b. Jelaskan mengapa pemakaian bahan bakar motor diesel lebih hemat dari
pada motor otto?
c. Jelaskan mengapa penampang batang torak untuk motor diesel dibuat
miring (tidak lurus)?
d. Jelaskan macam-macam ruang bakar?
e. Jelaskan macam-macam injeksi tidak langsung?
F. Rangkuman
Sebagaimana proses injeksi bahan bakar pada motor diesel dengan
silinder tunggal yakni diberikan pada akhir kompresi juga dilakukan pada
motor-motor diesel dengan 4 silinder atau lebih dimana masing-masing
silinder memperoleh injeksi bahan bakar adalah pada akhir kompresi.
Gerakan-gerakan torak (piston) yang digerakkan oleh poros engkol melalui
batang torak (connecting rod) dirancang agar torak yang satu dengan torak
yang lainnya bergerak secara berurutan dalam ekspansinya sehingga dengan
demikian injeksi bahan bakarnya pun harus diberikan secara bergantian
menurut urutan gerakan torak (piston) tersebut yakni pada akhir gerakkan
kompresinya. Pada motor diesel 4 tak dengan 4 silinder atau lebih langkah-
langkah torak dari masing masing silinder siklusnya ditentukan oleh bentuk
dan posisi bubungan (cam) dari poros bubungan (cam shaft) sebagai
penggerak katup (valve) yang dipasang dan digerakkan oleh poros engkol
(crank shaft) melalui susunan roda gigi, rantai (chain) atau sabuk bergigi
(dikenal dengan “timing belt”) yang distel sedemikian rupa sehingga
diperoleh gerakan dinamis untuk siklus pada masing-masing silinder dan
hubungannya dengan silinder lain. Demikian pula sistem distribusi bahan
bakar terhadap masing-masing silinder diberikan oleh pompa injeksi
(injection pump) yang juga digerakkan oleh poros engkol (crank shaft) melalui
mekanisme tertentu sehingga injeksi bahan bakar pada setiap silinder hanya
45
diberikan pada akhir kompresinya. sebagaimana juga dilakukan pada motor
diesel 4 tak dengan silinder tunggal, injection pump untuk motor diesel ini
pun dilengkapi dengan governor bahkan dengan sistem kerja yang
disempurnakan yakni governor yang bekerja secara pneumatic dan hydraulic
Langkah kerja dalam pemeliharaan/servis sistem dan komponen
injeksi bahan bakar pada motor diesel adalah meliputi pembongkaran,
pembersihan, pemeriksaan, perbaikan, perakitan/pemasangan, dan
pengujian. Pemeliharaan/servis pada tangki bahan bakar berupa
pemeriksaan dari kebocoran dan perbaikan. Pemeliharaan/servis pada
pompa pemindah/pemberi berupa pengujian kapasitas dan tekanan
pemompaan, pembongkaran, pemeriksaan keausan, perbaikan, perakitan
dan pengujian kebocoran. Pemeliharaan/servis pada pompa injeksi
didasarkan pada hasil kalibrasi kemampuan pompa injeksi pada test bench.
Berdasarkan hasil kalibrasi dapat dilakukan penyetelan atau perbaikan.
Perbaikan pada pompa injeksi harus dilakukan pembongkaran bagian (part)
pompa injeksi tersebut dengan menggunakan SST yang tersedia.
Pemeliharaan/servis pada elemen pompa meliputi pemeriksaan kebersihan,
presisi dan keausan pada plunyer dan silindernya. Pemeliharaan/servis
pada katup pemberi adalah juga pada kebersihan, presisi dan keausan pada
katup pemberi dan dudukan katup pemberinya. Pemeliharaan/servis bagian
pompa yang lain juga dilakukan pada tappet roller dengan lubang tappet
tersebut, poros nok dan dudukannya/bantalannya yang dilperiksa
keausannya dan kebengkokannya. Pemeliharaan/servis pada nosel injeksi
meliputi kemampuan tekanan injeksi, kebersihan, presisi dan keausan jarum
nosel terhadap dudukannya.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan fungsi kamar muka
2 Saya dapat menjelaskan fungsi kamar pusar
3 Saya dapat menjelaskan fungsi glow plug
4 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja pompa inkesi In-line
5 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen pompa inkesi In-line
6 Saya dapat menjelaskan cara kerja governor
7 Saya dapat menjelaskan proses pembakaran motor diesel
8 Saya dapat menjelaskan proses pembakaran motor otto
9 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja injeksi langsung
10 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja injeksi tidak langsung
Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa melanjutkan
mempelajari materi berikutnya.
H. Kunci Jawaban
a. Motor diesel yang dihisap hanya udara, isi silinder akan selalu penuh,
sedangkan untuk motor otto (bensin) yang dihisap campuran bahan
bakar & udara, isi silinder akan terisi sesuai dengan posisi katup gas
b. Pemakaian bahan bakar motor diesel lebih hemat dari pada motor otto
karena:
x Perbandingan kompresi yang tinggi
x Perbandingan campuran selalu kurus
c. Pangkal batang torak untuk motor diesel dibuat/dibagi miring agar:
x Tekanan pembakaran pada motor diesel tinggi, diameter bantalan
harus besar
x Dapat dipasang / dibongkar melalui diameter silinder, maka pangkal
batang torak dibuat miring
d. Bentuk bak, setengah bola, bentuk bola, bentuk hati
e. Kamar muka, kamar pusar
47
BAB II
KERUSAKAN SISTEM POMPA INJEKSI ROTARY
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta didik mampu
melakukan telaah dan mendiagnosa serta memperbaiki sistem bahan bakar diesel
pompa injeksi rotary sesuai dengan spesifikasi pabrik.
C. Uraian Materi
2.1. Fungsi
Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor,
pompa injeksinya hanya memiliki satu buah elemen pompa. Dengan
demikian satu elemen pompa akan melayani empat buah silinder mesin diesel
melalui saluran distribusi pada pompa. Sebagai contoh sistem bahan bakar
dengan pompa distributor. Bahan bakar yang diinjeksikan melalui noozle
diatur banyaknya oleh pompa injeksi dengan tekanan tinggi. Untuk fungsi
tersebut, maka pompa injeksi harus mampu dengan akurat mengatur
banyaknya bahan bakar sesuai dengan beban mesin, dalam waktu singkat,
48
untuk periode waktu tertentu dan sesuai dengan setiap kondisi beban mesin.
Pada jenis pompa injeksi ini menggunakan sebuah pompa plunyer untuk
mensuplai bahan bakar ke semua silinder.
2.2. Konstruksi
Pompa injeksi rotary (distributor VE) mempunyai ciri-ciri seperti :
¾ Kecil, ringan (4,5 Kg) dan mampu pada rpm tinggi.
¾ Penghantaran/penekanan bahan bakar dengan cam permukaan dan
plunyer tunggal, sehingga seragam dalam jumlah penginjeksian.
¾ Di dalam unit pompa terdapat governor, mudah dalam
menghidupkan mesin dengan putaran idle yang stabil.
¾ Terdapat juga pengatur saat penyemprotan yang dikontrol oleh
tekanan bahan bakar, dan pompa penyalur/pengisian tipe rotary.
¾ Bahan bakar secara otomatis diputus ketika pengapian dimatikan
¾ Mudah dalam penyetelan jumlah bahan bakar yang di injeksikan
¾ Pelumasan dengan sendirinya.
49
Pompa pengalir (feed pump), pelat nok (cam plate) dan plunyer
(plunger) digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft). Dua pegas plunyer
(plunger spring) menekan plunyer untuk kembali pada posisi semula. Seperti
diilustrasikan pelat nok mempunyai 4 nok (sesuai dengan banyaknya silinder
mesin). Ketika pelat nok berputar permukaan nok menaiki rollers dan secara
simultan mengerakkan plunyer, oleh karena itu dengan satu putaran pelat
nok plunyer juga membuat satu putaran lengkap dengan 4 kali
penyemprotan. Bahan bakar untuk satu silinder disemprotkan pada setiap ¼
putaran saat gerak bolak-balik plunyer.
Plunyer pompa mempunyai 4 alur hisap dan satu pintu/saluran
distribusi. Ada 4 saluran distribusi dalam silinder. Ketika satu dari 4 alur
hisap dalam plunyer bertemu dengan pintu/lubang hisap, penghisapan
berlangsung. Penekanan/penginjeksian bahan bakar terjadi ketika pintu/port
distribusi plunyer bertemu dengan satu dari 4 saluran distribusi silinder dan
bahan bakar diinjeksikan ke setiap silinder oleh injector.
50
Gambar 2.2.3. Aliran bahan bakar pada pompa injeksi distributor DPA
Sumber : vedc-malang-modul
Pompa injeksi distributor tipe DPA saat ini sudah jarang digunakan,
sedangkan pompa injeksi distributor tipe VE masih banyak digunaka. Pompa
injeksi sebaris pada umumnya digunakan untuk mesin diesel bertenaga besar
dengan ruang bakar langsung dan penyemrotan langsung (direct injection),
sedangkan pompa injeksi distributor banyak digunakan untuk mesin diesel
bertenaga menengah dan kecil dengan ruang bakar tambahan
52
Gambar 2.3.1. Saringan bahan bakar dan sedimenter
Sumber : otomotif.blogspot.com
Bila volume air dalam sedimenter telah cukup banyak (200 cc) maka
pelampung akan menghubungkan water switch (lead switch) dengan massa..
Akibatnya arus listrik akan mengalir dari baterai ke lampu filter terus ke
masa, akibantnya lampu filter akan menyala untuk memberi peringatan
kepada pengendara bahwa air yang berada pada sedimenter perlu segera
dikeluarkan.
54
itu perlu pengiriman bahan bakar ke pompa injeksi dengan tekanan tertentu.
Bila tekanan rendah di bawah spesifikasi, elemen pompa tidak mampu
memberikan bahan bakar yang cukup pada kecepatan tinggi. Oleh karena itu,
tekanan pengisian harus di atas 1,8–2,2 kg/cm2 (2,56–3,11 psi.
55
Priming pump untuk pompa injeksi distributor ini dilengkapi dengan
penyaring bahan bakar dan sedimenter. Cara kerja priming pump ini adalah
sebagai berikut : Tekan handle pompa diafragma ke bawah dan bahan bakar
atau udara dalam ruang pompa akan akan membuka outlet check valve dan
mengalir ke saringan bahan bakar. Pada saat yang sama inlet check valve akan
menutup dan mencegah bahan bakar mengalir kembali. Lihat gambar
56
2.3.4. Pompa injeksi bahan bakar (Fuel injection pump)
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan bakar
dengan tekanan yang cukup melalui kerja elemen pompa.
57
pompa injeksi yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke dalam
rumah pompa melalui sedimenter dan filter. Pompa pemberi ini
digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft) dan selama rotor
berputar sudu pompa menekan keluar akibat gaya sentrifugal. Rotor
yang tidak sepusat (eksentrik) ini menyebabkan bahan bakar akan
terisap dan ditekan ke ruang pompa.
Pompa pemberi dan plat nok digerakkan oleh poros penggerak (drive
shaft). Plunyer dan plat nok ditekan oleh dua buah pegas plunyer
melawan roller. Plat nok mempunyai 4 buah muka nok (cam face), yang
bila berputar muka nok berada di atas roller dan plunyer bergerak
maju, sehingga bila plat nok dan plunyer berputar satu kali maka
plunyer bergerak 4 kali maju mundur. Bahan bakar disalurkan ke tiap
silinder setiap ¼ putaran plunyer dan satu kali plunyer bergerak
bolak-balik.
Plunyer mempunyai 4 alur pengisian (suction groove) dan satu lubang
distribusi (distribution port). Dengan demikian pada silinder pompa
terdapat 4 saluran distribusi (distribution passage). Pengisapan terjadi
bila salah satu alur pengisian segaris dengan lubang isap, dan
penyaluran bahan bakar berlangsung bila lubang distribusi segaris
dengan salah satu dari 4 saluran distribusi.
Proses penyaluran bahan bakar terdiri dari pengisapan (suction),
penyaluran (delivery), akhir penekanan (termination), dan penyamaan
tekanan (pressure equalization) dapat dilihat pada gambar berikut.
59
A B
Gambar 2.3.12. Pengisapan (A) dan penyaluran (B) bahan bakar
Sumber : vedc-malang-modul
A B
Gambar 2.3.13. Akhir penekanan (A) dan penyamaan tekanan (B) bahan bakar
Sumber : vedc-malang-modul
60
Gambar 2.3.14. Solenoid penutup bahan bakar
Sumber : vedc-malang-modul
61
sedangkan tipe pin pada umumnya digunakan untuk mesin diesel
yang mempunyai ruang bakar muka (precombustion chamber) dan
ruang bakar pusar (swirl chamber).
Kebanyakan nosel injeksi model pin adalah yang berjenis throttle
yang pada saat permulaan injeksi jumlah bahan bakar yang ditekan
ke dalam ruang bakar muka hanya sedikit, tetapi pada akhir injeksi
jumlah bahan bakar semakin banyak.
63
2.4.1. Pemeliharaan / servis pada tangki bahan bakar
Tangki bahan bakar biasanya mengalami persoalan, yaitu adanya
kebocoran, pengembunan dan kotor. Untuk membersihkan dan memperbaiki
tangki bahan bakar harus hati-hati karena dapat membahayakan. Bila
perbaikan tangki dilakukan di dekat percikan api, rokok, atau nyala api dapat
mengakibatkan kebakaran.
Langkah pemeriksaan dan perbaikan pada tangki bahan bakar adalah
sebagai berikut:
x Melepaskan tangki dari unit kendaraannya
x Membersihkan tangki dengan air panas atau uap
x Mengeringkan tangki dengan udara kompresor
x Memeriksa kebocoran tangki.
64
2.4.2. Pemeliharaan / servis saringan bahan bakar dan sedimenter
Saringan bahan bakar, berfungsi untuk menyaring kotoran yang ada
pada bahan bakar agar tidak masuk ke dalam pompa injeksi. Kotoran yang
ada di dalam tangki bahan bakar dicegah agar tidak masuk ke dalam feed
pump ataupun pompa injeksi. Kotoran tersebut bisa menyebabkan keausan
pada komponen pompa dan mungkin juga menyebabkan penyumbatan pada
aliran bahan bakar, misalnya pada noozle atau katup pengiriman (delivery
valve). Akibatnya, aliran bahan bakar menjadi tidak lancar dan menyebabkan
pembakaran tidak sempurna. Kondisi ini mengakibatkan mesin kurang
tenaga.
a. Pembongkaran saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar pada mesin diesel secara ideal tidak hanya satu
buah , tetapi dapat berjumlah 3 buah saringan, yairu:
x Saringan pada tangki atau pompa pemindah (filter screen), untuk
penahan partikel besar.
x Saringan primer (primary filter), untuk penyaring partikel kecil
x Saringan sekunder (secondary filter), untuk penyaring partikel
halus.
c. Pemeriksaan sedimenter
Sedimenter, bertugas memisahkan air dari dalam bahan bakar agar
tidak masuk ke dalam pompa injeksi. Air dalam sistem bahan bakar
menyebabkan terjadinya korosi pada komponen dan saluran dalam sistem
bahan bakar serta mengganggu proses pembakaran mesin. Untuk mencegah
hal itu, air dipisahkan dalam sedimenter. Apabila jumlah air melebihi batas
maksimal, lampu indikator akan menyala dan air harus dibuang dari dalam
sedimenter.
Gambar 2.4.3. Priming pump pada pompa injeksi rotary dan posisi saat ditekan Sumber
: vedc-malang.modul
71
Gambar 2.4.11. Konstruksi katup penyalur (delivery valve)
Sumber : vedc-malang.modul
73
menyetel/menyesuaikan aliran (debit) bahan bakar yang siap
diinjeksikan agar sesuai dengan kapasitas mesin yang
menggunakannya.
75
b. Pemeriksaan dinamik
Pada saat mesin hidup, digunakan strobo light atau timing light.
Kemudian lakukan kegiatan berikut ini,
¾ Nyalakan mesin, jaga putaran idling mesin sesuai dengan
spesifikasi
¾ Nyalakan timing light, dan arahkan cahayanya ke tanda
timing di puley atau di roda gila.
¾ Apabila tanda timing dipuley tepat dengan tanda di mesin
berarti timing injeksi sudah benar.
¾ Apabila tanda timing tidak tepat maka harus merubah posisi
pompa injeksi hingga tanda timing tepat.
b. Tipe basah
Pada umumnya menggunakan bahan sejenis kertas sebagai media
penyaring dan menggunakan oli untuk menjebak kotoran
sebelum melalui media penyaring. Biasanya digunakan pada
mesin besar dengan pengguanaan statis (generator).
76
Gambar 2.4.16. Konstruksi saringan udara kering
Sumber : teknik-otomotif.com
IV. Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
78
E. Latihan / Tugas
a. Terdapat 2 macam sistem injeksi bahan bahan bakar pada mesin diesel.
Jelaskan persamaan dan perbedaan utama dari 2 macam sistem injeksi
bahan bakar tersebut!.
b. Jelaskan 4 fungsi pokok sistem injeksi bahan bakar mesin diesel!
c. Sebutkan 4 komponen penting sistem injeksi bahan bakar mesin diesel
yang perlu diservis/dipelihara! Apakah dampaknya bila hal itu tidak
dilaksanakan?
d. Jelaskan perbedaan bentuk elemen pompa pada pompa injeksi sebaris
dan pompa injeksi distributor tipe VE !
e. Jelaskan jenis nosel injeksi pada sistem injeksi bahan bakar mesin diesel
dan digunakan pada mesin diesel jenis apa?
F. Rangkuman
1. Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel dibedakan berdasarkan pompa
injeksi yang digunakan, yaitu dengan pompa injeksi sebaris dan dengan
pompa injeksi rotary (distributor). Persamaan kedua sistem injeksi
tersebut adalah mempunyai fungsi menyalurkan bahan bakar dari tangki
ke dalam ruang bakar mesin diesel. Perbedaannya utamanya adalah pada
sistem injeksi dengan pompa sebaris adalah tiab silinder mesin dilayani
oleh satu elemen pompa, sedangkan pada sistem injeksi dengan pompa
rotary (distributor) semua silinder mesin dilayani oleh satu elemen
pompa.
2. Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel memiliki tugas utama:
x Menepatkan saat penginjeksian bahan bahar ke dalam ruang bakar
mesin diesel,
x Mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar,
x Mengendalikan kecepatan penyaluran bahan bakar ke silinder mesin.
x Mengabutkan bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder mesin.
79
3. Komponen-komponen sistem injeksi bahan bakar secara lengkap adalah:
(a) tangki bahan bakar, (b) saringan/filter bahan bakar dan sedimenter air,
(c) pompa pemindah bahan bakar, (d) pompa injeksi bahan bakar, (e)
injector atau nosel injeksi, (f) automatik timer, dan (g) governor. Masing-
masing komponen mempunyai fungsi sendiri dalam rangka memenuhi
fungsi utama sistem injeksi bahan bakar. Bila salah satu komponen
mempunyai masalah maka seluruh sistem injeksi akan mengalami
masalah pula.
4. Filter bahan bakar menjaga agar bahan bakar bersih dari kotoran/deposit
berbentuk padat, sedangan sedimenter menampung air yang tercampur
dalam bahan bakar. Bila tidak ada filter yang baik dalam sistem injeksi
bahan bakar maka elemen pompa yang presisi akan macet. Demikian pula
tanpa sedimenter air dalam sistem injeksi bahan bakar maka air dalam
bahan bakar dapat menyebabkan korosi pada elemen pompa yang
dampaknya elemen pompa tidak dapat berfungsi.
5. Pompa pemindah mempunyai fungsi memompa bahan bakar dari tangki
ke ruang pompa ijeksi. Di samping itu pompa pemindah yang dilengkapi
dengan pompa tangan berfungsi menghilangkan udara (bleiding) dari
sistem injeksi bahan bakar khususnya yang berasal dari aliran tangki ke
pompa injeksi.
6. Elemen pompa injeksi pada kedua jenis pompa injeksi di samping
berbeda jumlahnya juga berbeda bentuknya. Elemen pompa pada pompa
injeksi sebaris mempunyai lubang di dalamnya dan alur pengontrol,
sedangkan elemen pompa pada pompa injeksi distributor tipe VE
mempunyai 4 alur pemasukan dan satu lubang distributor.
7. Baik pada pompa injeksi sebaris maupun pada pompa injeksi distributor
memiliki governor yang berfungsi sama tetapi berbentuk berbeda. Begitu
juga komponen untuk memajukan saat injeksi yaitu automatik timer atau
advancer mempunyai bentuk mekanisme yang berbeda meskipun
mempunyai fungsi yang sama.
80
8. Injektor atau nosel injeksi mempunyai bentuk utama tipe lubang dan tipe
pin. Nosel injeksi tipe lubang mempunyai jenis lubang satu dan lubang
banyak. Nosel tipe pin mempunyai jenis trotlle dan pintle/pasak. Tipe
lubang biasanya digunakan pada mesin diesel dengan injeksi langsung.
Tipe pin biasanya digunakan pada mesin diesel dengan ruang bakar
muka dan ruang bakar pusar
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan fungsi kamar muka
2 Saya dapat menjelaskan fungsi kamar pusar
3 Saya dapat menjelaskan fungsi glow plug
4 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja pompa inkesi rotary
5 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen pompa inkesi rotary
6 Saya dapat menjelaskan cara kerja governor
7 Saya dapat menjelaskan proses pembakaran motor diesel
8 Saya dapat menjelaskan proses pembakaran motor otto
9 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja injeksi langsung
10 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja injeksi tidak langsung
Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa melanjutkan
mempelajari materi berikutnya.
81
H. Kunci Jawaban
a. Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris dan dengan
pompa injeksi distributor. Persamaannya adalah mempunyai fungsi
menyalurkan bahan bakar dari tangki ke dalam ruang bakar mesin diesel.
Perbedaannya adalah pada sistem injeksi dengan pompa sebaris adalah
tiap silinder mesin dilayani oleh satu elemen pompa, sedangkan pada
sistem injeksi dengan pompa distributor semua silinder mesin dilayani
oleh satu elemen pompa.
b. Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel memiliki tugas:
(a) menepatkan saat penginjeksian bahan bahar ke dalam ruang bakar
mesin diesel, (b) mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke
dalam ruang bakar, (c) mengendalikan kecepatan penyaluran bahan bakar
ke dalam silinder mesin, dan (d) mengabutkan bahan bakar yang
diinjeksikan ke dalam silinder mesin.
c. Saringan, pompa pemindah, pompa injeksi dan nosel injeksi. Bila tidak
diservis maka kemungkinan mesin tidak hidup dengan baik dan
komponen tersebut akan cepat rusak
d. Elemen pompa sebaris mempunyai bentuk yang berlubang di tengah dan
satu alur berbentuk helix, sedangkan pada pompa distributor mempunyai
bentuk berlubang ditengah dengan empat alur lurus
e. Injektor atau nosel injeksi mempunyai bentuk utama tipe lubang dan tipe
pin. Nosel injeksi tipe lubang mempunyai jenis lubang satu dan lubang
banyak. Nosel tipe pin mempunyai jenis trotlle dan pintle/pasak. Tipe
lubang biasanya digunakan pada mesin diesel dengan injeksi langsung.
Tipe pin biasanya digunakan pada mesin diesel dengan ruang bakar
muka dan ruang bakar pusar.
82
BAB III
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL COMMON RAIL
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta didik mampu
mendiagnosa dan memperbaiki sistem bahan bakar diesel common rail sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
C. Uraian Materi
88
mengaplikasikan common rail diesels ini untuk produk mereka tidak terkecuali
untuk commercial vehicles. Beberapa Japanese manufacturers, seperti Isuzu,
Toyota, Nissan dan kini Honda, telah pula mengembangkan common rail diesel
engines, bahkan Indian companies pula telah sukses megimplementasikan
technology ini. Salah satu sistim injeksi common rail yang telah diaplikasikan
pada kendaraan bermotor adalah yang digunakan oleh Mercedes Benz
(DaimlerChrysler) untuk kendaraan model 202.133/193 yang lebih popular di
Indonesia dengan Mercedes Benz C-200. Skema sistim aliran bahan bakarnya
seperti tampak pada gambar berikut :
89
3.4. Pemeliharaan / servis system commonrail.
Pengertian pemeliharaan/servis komponen sistem injeksi bahan bakar
motor diesel common rail untuk beberapa komponen nyaris sama dengan
sistem injeksi bahan bakar motor diesel in-line dan rotary, dalam hal ini adalah
meliputi mendiagnosa, pemeriksaan, atau pengujian atau perbaikan
komponen tersebut agar sesuai dengan spesifikasi dari pabrik atau paling
tidak mendekati spesifikasi tersebut. Pemeliharaan/servis tersebut harus
dilakukan secara berkala sesuai dengan tugas komponen dalam sistem
tersebut. metode kerja yang dilakukan dalam pemeliharaan/servis tersebut
adalah meliputi: pembongkaran, pembersihan, perbaikan, penyetelan,
pemasangan dan perngujian. Komponen sistem injeksi bahan bakar motor
diesel common rail meliputi tangki bahan bakar (fuel pump), saringan bahan
bakar (fuel filter), pompa pengalir (pre supply pump), pompa tekanan tinggi
(highpressure pump), Injektor, electronic control unit (ECU) dan sensor-sensor.
Kebersihan fuel filter harus dijaga karena kandungan air dan kotoran
yang terbawa oleh aliran bahan bakar akan menyumbat komponen -
komponen sistem common rail. Injector adalah komponen paling rawan
terkena imbas dari masalah ini. Banyak kejadian Stuck injector yang
disebabkan penyaringan bahan bakar yang tidak maksimal.
Untuk menghindari hal diatas, anda perlu melakukan penggantian
fuel filter secara rutin sesuai jadwal service. Filter ini harus diganti karena
bersifat sekali pakai yang tidak bisa dibersihkan. Penggantian fuel filter
umumnya berada dalam rentangan 30.000 - 40.000 KM
91
3.4.4. Pemeliharaan/servis pompa tekanan tinggi (high pressure pump)
High pressure pump atau pompa tekanan tinggi pada sistem commonrail
berfungsi untuk meningkatkan tekanan bahan bakar di dalam sistem
commonrail.
Ketika plunger bergerak ke bawah maka katup inlet akan terbuka
sehingga bahan bakar akan terhisap masuk kedalam ruangan pompa. Pada
posisi titik mati bawah (TMB) dan plunger mulai bergerak ke arah atas, maka
katup akan tertutup karena katup jenis ini merupakan katup satu arah dan
bahan bakar di dalam ruangan pompa ini akan dikompresikan sehingga
bahan bakar akan terdorong keluar pada saluran outlet.
Pada pompa tekanan tinggi ini terdapat kompoen electromagnetic
switch off yang berfungsi untuk mematikan atau menghentikan aliran bahan
bakar saat kunci kontak off.
92
3.4.6. Pemeliharaan/servis katup kontrol tekanan (pressure control valve)
3.4.10. Injektor
Injektor pada sistem commonrail berfungsi untuk menginjeksikan
bahan bakar ke dalam ruang bakar dengan jumlah yang tepat dan pada waktu
yang tepat pula.
Membuka dan menutupnya injektor ini diatur oleh ECU berdasarkan
dari data pada sensor-sensor yang ada pada mesin.
94
Secara prinsipil, system injeksi bahan bakar diesel commonrail nyaris
sama seperti yang ada pada sistim electronic fuel injection (EFI) pada mesin otto
dan bahkan mesin yang sudah mengadopsi engine modul system (EMS).
Sensor-sensor dapat di deteksi kerusakannya dengan menggunakan
alat bantu khusus yang lazim di sebut dengan scan tool. Pada mesin diesel
common rail anda tidak bisa melakukan pembongkaran walau hanya sebatas
pencabutan socket conector saja. Socket itu akan menghubungkan komunikasi
data antara sensor, aktuator dan ECU. Saat komunikasi itu terputus, maka
check engine akan menyala walau socket sudah terpasang kembali. Hal ini
dikarenakan data eror sebelumnya tidak akan terhapus apabila belum ada
tindak lanjut. Untuk menghilangkanya perlu menggunakan scan tool.
Dalam buku ini, tidak menjelaskan lebih rinci tentang pemeliharaan
sensor, prosessor dan actuator, karena semua telah dijelaskan dalam BAB
sebelumnya menyangkut tentang EFI system dan EMS.
Hanya terletak pada jenis komponen saja namun secara prinsip kerja
adalah sama. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh setiap customer secara
mandiri atau bantuan mekanik khusus guna memperpanjang usia mesin
adalah sama untuk setiap mesin seperti antara lain : pemeriksaan saringan
udara, saringan bahan bakar, saringan oli dan seterusnya, sesuai dengan buku
pedoman service yang di keluarkan pabrik.
Hindari pengguanaan atribut tambahan yang tidak direkomendasikan
oleh pabrik, seperti penggunaan fuel manipulator. Adalah sebuah stand alone
ECU atau piggyback yang dirangkai bersama sistem kontrol common rail yang
bertujuan untuk mendongkrak tenaga dan torsi mesin. Cara kerja sistem ini
dengan memaksakan bahan bakar agar terinjeksi lebih banyak dari jumlah
standar agar pembakaran berlangsung lebih kuat. Karena bersifat
memaksakan, tentu akan menimbulkan efek samping pada komponen
common rail. Jika untuk keperluan racing atau hobi, bukanlah masalah. Tapi
sangat tidak dianjurkan digunakan dalam pemakaian sehari-hari. itupun jika
masih menginginkan mesin lebih awet.
95
D. Aktivitas Peserta Didik
I. Strategi Pembelajaran
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan
sistem yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta didik
akan bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa
peserta didik perlu merencanakan belajarnya kemudian melaksanakannya
dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
IV. Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
96
E. Latihan / Tugas
a. Terdapat 2 macam sistem injeksi bahan bahan bakar pada mesin diesel.
Jelaskan persamaan dan perbedaan utama dari 2 macam sistem injeksi
bahan bakar tersebut!.
b. Jelaskan fungsi rail pressure sensor, pada sistem injeksi bahan bakar
common rail!
c. Jelaskan fungsi Komponen pre supply pump (pompa pengalir) pada
pada sistem injeksi bahan bakar common rail!
F. Rangkuman
a Teknologi diesel common rail ini bisa dibilang sebagai teknologi terbaru
yang nantinya akan menggantikan teknologi system injeksi diesel
konvensional seperti yang sekarang kita gunakan.
b Seiring dengan meningkatnya regulasi gas buang maka menjadikan
teknologi diesel konvensional saat ini tidak memungkinkan lagi memenuhi
standar kualitas dan kuantitas gas buang untuk mesin diesel. Dengan
adanya peraturan peningkatan akurasi dan jumlah gas emisi yang
dikurangi secara signifikan, maka system common rail ini menjadi satu-
satunya jawaban untuk mengoperasikan kebutuhan mesin diesel pada
masa 10-20 tahun ke depan.
c Parameter injeksi sangatlah penting untuk kebutuhan tenaga mesin diesel.
Pada teknologi common rail ini, tekanan injeksi menjadi sangat tinggi,
kontrol injeksi pada setiap langkah pembakaran menjadi akurat. Jumlah,
timing, dan tekanan injeksi dikontrol secara terpisah. Hal ini
memungkinkan kontrol bahan bakar yang jauh lebih akurat apabila
dibandingkan dengan teknologi injeksi mesin bensin yang terbarupun.
d Sistem common rail ini sangatlah berbeda dengan system konvensional
yang terdahulu. Apabila pada teknologi sebelumnya bahan bakar diesel
dibagi-bagi dari pipa tekanan tinggi ke setiap silinder mesin, dengan
common rail bahan bakar diesel yang bertekanan tinggi dikumpulkan pada
sebuah pipa “common rail”. Kondisi ini memungkinkan untuk
97
menghapuskan system kontrol kebutuhan bahan bakar diesel yang
sebelumnya dibagi-bagi berdasarkan jumlah silinder mesin. Hal ini
menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi efektif dan efisien. Pompa
injeksi terus-menerus memompa solar dari tangki menuju pipa common rail,
sampai tekanan common rail yang dibutuhkan tercapai.
e Setiap injektor yang berada diatas setiap silinder mesin kemudian akan
mendistribusikan solar yang bertekanan tinggi kepada setiap nozzle via
pipa common rail. Disini, ECU akan mengontrol timing dan jumlah
pengiriman bahan bakar.
f Contoh Teknologi Common Rail yang sudah beredar dan terpasang di
kendaraan di Indonesia antara lain seperti : Isuzu D-Max, Peugeot 307, 806
dan yang paling fenomenal adalah produk dari Toyota yaitu: Toyota Kijang
Innova Diesel. Untuk produk Toyota Kijang Innova ini menggunakan
common rail tipe ECD-U2P (Denso).
g Untuk menyiasati kondisi dan kualitas bahan bakar solar di Indonesia
sekarang ini, Toyota Kijang Innova menggunakan filter solar yang memiliki
ketahanan hingga 300.000 km. Namun untuk kondisi mesin tidak ada
modifikasi khusus dalam hal ini. Pengetesan Common Rail Sistem ini harus
menggunakan Test Bench dan Nozzle tester khusus yang bertekanan tinggi
untuk penyetelan dan servis.
h Gunakan solar berkualitas. Solar berkualitas wajib digunakan atau kadar
Particulate – Sulphur Content rendah dan angka Cetane yang tinggi, terutama
pada mesin diesel yang sudah menggunakan teknologi Commonrail Direct
Injection. Akibat dari penggunaan solar yang kadar sulfurnya terlalu tinggi,
ini dapat menyebabkan pemampatan pada saluran common rail tersebut.
Jika ini terjadi, maka mesin diesel dapat mati seketika, atau diawali dengan
gejala susah dihidupkan atau tersendat - sendat. Untuk beberapa
kendaraan yang sudah dilengkapi dengan sensor solar, mesin akan mati
dan tidak bisa dihidupkan jika kondisi solar dalam primary filter tidak
bagus ataupun kotor.
98
i Selalu panaskan mesin sebelum digunakan. Memanaskan mesin/
menghidupkan mesin dalam kondisi ideal selama kurang lebih 5 menit
berfungsi memberikan pelumasan yang maksimal ke seluruh bagian mesin.
Utamanya bagian Turbocharger. Turbo yang berputar dengan kecepatan
tinggi membutuhkan pelumasan yang sempurna pada saat pemakaian.
Disamping itu memanaskan mesin juga berfungsi untuk menghindari
depresi pada komponen-komponen yang bergerak dan saling bergesekan.
j Hindari mematikan mesin secara instan. Bagi mesin diesel yang
menggunakan turbocharger, sebaiknya tunggu masa tenggang waktu
sekitar 5-10 menit sebelum mesin dimatikan. Mengapa hal tersebut harus
dilakukan? Setelah bekerja dengan putaran tinggi, komponen dalam turbo
mengalami pemuaian, jika anda langsung mematikan mesin setelah
perjalanan, komponen tersebut tidak sempat didinginkan kembali oleh oli
sehingga akan memicu stress pada komponen dan cepat rusak.Kendaraan
yang sudah dilengkapi Turbo Timer akan menyesuaikan dengan
sendirinya, meskipun kita mematikan kunci kontak, namun mesin masih
tetap hidup sampai temperatur mesin mencapai normal. Jika kendaraan
anda tidak dilengkapi turbo timer, perlakukan seperti kendaraan dengan
turbo timer. Biarkan mesin dalam kondisi idle 5-10 menit atau lihat
temperatur gauge sampai mencapai suhu normal.
k Minyak diesel, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang telah di
distilasi setelah bensin dan minyak tanah dari minyak mentah pada
temperatur 250 - 340°C. Umumnya minyak diesel mengandung belerang
dengan kadar yang cukup tinggi. Disamping itu, minyak diesel jika
tersimpan cukup lama energi potensialnya turun, hal ini karena adanya
tumbuh berkembang-biaknya jamur mikroba dan serta pengaruh oksidasi
alam. Kualitas minyak diesel sangat ditentukan oleh besar kecilnya
angka Partikulate, Sulphur Content, dan angka Cetane. Angka Partikulate
untuk menilai tingkat kebersihan bahan bakar, angka Sulphur Content
untuk emisi kesehatan Catalytic Converter, dan
99
angka Cetane berkaitan dengan kemampuan bahan bakar terhadap putaran
mesin yang tinggi. Kendaraan mesin diesel identik putaran tinggi, dengan
perbandingan kompresi berkisar 15:1 sampai 22:1, sangat jauh bedanya
dibanding kendaraan mesin bensin seperti Grand New Kijang Innova,
Honda CR-V yang ber-rasio kompresi berkisar 9,0:1 sampai 10,5:1. Terlebih
kendaraan mesin diesel Commonrail, dimana cara kerjanya pakai pengontrol
katub Selenoid yang dikendalikan secara elektronik dipastikan minyak
diesel terinjeksi sesuai jumlah yang dibutuhkan. Konsekwensinya harus
pakai jenis minyak diesel sesuai standar yang dibutuhkan mesin diesel
Commonrail, yaitu jenis minyak diesel performa tinggi.
Jika dipaksakan pakai minyak diesel performa rendah dimungkinkan
lubang injektor tersumbat oleh tumpukan deposit (Injector Clogging)
menyebabkan aliran bahan bakar yang diinjeksi ke ruang bakar menjadi
terhambat dan Spray/ semburan menjadi tidak sesuai dengan rancangan
semula. Alhasil, pembakaran di dalam mesin menjadi tidak sempurna dan
menimbulkan dampak negatif dengan menurunnya performa mesin
kendaraan seperti berkurangnya tenaga mesin, konsumsi bahan bakar lebih
boros, dan bahkan dapat merusak komponen mesin seperti Injector,
Catalytic Converter, dan piranti sparepart lainnya.
l Gunakan Oli mesin yang direkomendasikan ATPM
m Bukanlah hal tabu untuk memakai Diesel pada kendaraan penumpang
termasuk sedan mewah sekalipun. A8 4.2 TDI quattro membuktikan bahwa
mesin Diesel memang pantas digunakan. Walau kelas mobilnya tidak
sepadan, mesin Diesel dari yang dipakai oleh Mercedes Benz E420 CDI
sebanding dengan 4.2 TDI milik Audi.
100
G. Umpan Balik dan tindak lanjut
Peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajaran dalam modul ini
diharapkan mempelajari kembali materi atau bagian-bagian yang belum dikuasai
dari modul ini sampai tuntas untuk dipahami secara mendalam. Setelah itu
hendaknya pengetahuan dari modul ini bisa dikembangkan
Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta didik secara jujur harus
mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel dibawah
ini :
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan fungsi kamar muka
2 Saya dapat menjelaskan fungsi kamar pusar
3 Saya dapat menjelaskan fungsi glow plug
4 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja pompa inkesi In-line
5 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen pompa rotary
6 Saya dapat menjelaskan cara kerja governor
7 Saya dapat menjelaskan proses pembakaran motor diesel
8 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja injeksi common rail
9 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja injeksi langsung
10 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja injeksi tidak langsung
Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa melanjutkan
mempelajari materi berikutnya.
101
H. Kunci Jawaban
a. Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris dan dengan
pompa injeksi distributor. Persamaannya adalah mempunyai fungsi
menyalurkan bahan bakar dari tangki ke dalam ruang bakar mesin diesel.
Perbedaannya adalah pada sistem injeksi dengan pompa sebaris adalah
tiap silinder mesin dilayani oleh satu elemen pompa, sedangkan pada
sistem injeksi dengan pompa distributor semua silinder mesin dilayani
oleh satu elemen pompa.
b. Untuk mendeteksi dan mengukur berapa besar tekanan di dalam pipa rel.
Data ukuran yang didapat oleh sensor tekanan ini nantinya akan
dikirimkan ke ECU (Electronic Control Unit) berupa data tegangan signal.
c. Guna menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke pompa bahan
bakar tekanan tinggi. Pre supply pump ini terletak di dalam tangki bahan
bakar.
102
BAB IV
EVALUASI HASIL PERBAIKAN MESIN KENDARAAN RINGAN
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta didik mampu
melakukan telaah perawatan dan perbaikan sesuai dengan buku manual (manual
book) berkala mesin kendaraan ringan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
C. Uraian Materi
104
Tekanan ban, balancing roda depan
x Pelumasan (oli mesin, oli transmisi, oli differensial, pelumasan ball
joint)
x Sistem pendingin mesin (radiator beserta tutupnya, coolant, thermostat,
coolant pump, dll)
x Power steering (cairan power steering)
105
x Sistem roda dan poros penerus (bearing roda, merubah posisi ban,
tekanan ban, balancing roda)
x System pengaturan udara kabin / air conditioning (evaporator, filter
air conditioning).
x System suplai bahan bakar (fuel supply system
106
pemeliharaan, namun memberikan alamat salah satu website yang dapat di
unduh oleh setiap pengguna secara spesifik.
www.quickguideavanza.com atau www.etiosvalco.com
Semoga dapat bermanfaat.
F. Rangkuman
Perawatan berkala pada kendaraan meliputi unit kendaraan secara
keseluruhan, rangkaian beberapa system seperti sistim mesin tenaga, power train,
system rem, system kemudi dan semua system lainnya yang membutuhkan
spesifikasi khusus dalam perawatannya.
Dalam buku ini hanya menjelaskan beberapa perawatan berkala secara
umum, untuk khususnya telah di jabarkan pada tiap BAB sebelum dan
sedudahnya dalam rangkaian buku Pemeliharaan MesinKendaraan Ringan untuk
setiap semesternya. (buku 1,2,3 dan 4).
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan fungsi perawatan
2 Saya dapat menjelaskan saat-saat melakukan perawatan
3 Saya dapat menjelaskan bagian yang di rawat berkala
4 Saya dapat menjelaskan perlunya perawatan berkala
5 Saya dapat menjelaskan garansi perawatan
108
6 Saya dapat menjelaskan tempat pelaksanaan perawatan
7 Saya dapat menjelaskan kemampuan mekanik dalam perawatan
8 Saya dapat menjelaskan factor keamanan dalam perawatan
9 Saya dapat menjelaskan apa akibat jika tidak melakukan
perawatan berkala
10 Saya dapat menjelaskan metode perawatan yang benar.
Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa melanjutkan
mempelajari materi berikutnya.
H. Kunci Jawaban
a. Service berkala 1000 km pertama ini boleh dikatakan service ringan,
karena hampir tidak ada penggantian spare part, kecuali ada anormali
pada produk atau pemakaian. Service mobil 1000 km pertama ini biasanya
mekanik akan menanyakan keluhan yang dialami, kemudian dilakukan
general check up.
General check up ini antara lain meliputi :
x Emisi gas buang
x Body kendaraan
x Chassis (rangka kendaraan, transmisi, differential, suspensi)
System rem ( cairan rem, pad, piston rem, master rem dan
boster) Kopling (cairan kopling, setelan kopling)
Tekanan ban, balancing roda depan
x Pelumasan (oli mesin, oli transmisi, oli differensial, pelumasan ball
joint)
x Sistem pendingin mesin (radiator beserta tutupnya, coolant, thermostat,
coolant pump, dll)
x Power steering (cairan power steering)
b. Pada masa service 10.000 km ini mulai dilakukan penggantian spare part,
penggantian meliputi pelumasan (oli mesin) dan filter oli
109
DAFTAR PUSTAKA
Astra Honda Training Center. Pedoman reparasi astrea prima. Jakarta : PT. Astra
International, Inc.
National Service Division. (1996). New Step 1 : Training Manual. PT. Toyota-Astra
Motor.
Julius Jama, dkk.2008 Teknik Sepeda Motor jilid 1.2.dan 3 untuk SMK, Jakarta,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional
Bagian Publikasi Teknik (2002). Service Manual Yamaha Nouvo. Indonesia : PT.
Yamaha Motor Kencana Indonesia.
https://www.otosia.com/berita/menguak-cara-kerja-mesin-common-
rail-diesel.html
110
Solihin, Iin dan Mulyadi (2003). Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif .
Bandung : Armico
Sri Dadi Hardjono. 1997. Pertolongan Pertamapada Sepeda Motor. Jakarta : puspa
swara. Anggota IKAPI
Sudarminto. 1970. Motor Bakar untuk STM Bagian Mesin dan Umum. Bandung :
carya remadja
Suratman, M, Drs (2003). Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor. Bandung :
CV Pustaka Grafika
TAM____.Materi Pelajaran Engine Group Step 2. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor
Technical Service Division, 2012. PT. Astra Honda Motor - Astra Honda Training
Centre – Technical Training Dept.
Bosch, 2000, Diesel In-Line Fuel-Injection Pumps, Technical Instruction, 3rd Edition,
Robert Bosch GmBH, Germany.
111
Bosch, 1999, Diesel Distributor Fuel-Injection Pumps, Technical Instruction, 4rd Edition,
Robert Bosch GmBH, Germany.
Bosch, 1996, Governor for Diesel In-Line Fuel-Injection Pumps, Technical Instruction,
3rd Edition, Robert Bosch GmBH, Germany.
DaimlerChrysler, 2000, Common Rail Diesel Injection (CDI), Systim Injeksi Bahan
Bakar Diesel, Edisi 1, Central Training Departement PT. DaimlerChrysler
Distribution Indonesia, Jakarta Indonesia
Isuzu, 2001, Buku Pedoman Perbaikan Seri TBR Mesin Isuzu, Isuzu Motor Limited,
Japan.
Scania, 1995 Service-Handbuch Last wagen, Scania AB.
VEDC, 1990, Servis Mobil, VEDC Malang Bagian Automotif, Vocational Education
Development Center Malang, Indonesia
Swisscontact, 2000, Motor Diesel Materi Training, Jakarta Clean Air Project,
Swsisscontact, Jakarta, Indonesia
Toyota, 1980, Toyota Diesel Engine, Service Training Information, Toyota Motor Sales
CO. LTD, Japan.
112
doyock-online.blogspot.com
sugiuser.blogspot.com
ariskaotomotif.blogspot.com
otomediashare.blogspot.com
wahyudisport.blogspot.com
sangpujanggakecil.blogspot.com
yusufblogspeed.blogspot.com
fuadmje.wordpress.com
ahass.wordpress.com
sinarsenor.wordpress.com
aurorafusion.wordpress.com
Indonesian.alibaba.com
Subtech.com
typecs.com
tangomotor.com
karimunestillo.com
vedc-malang.com
teknik-otomotif.com
carid.com
abi-blog.com
113
BIODATA PENYUSUN
Nama : Efriyanto, ST
PENDIDIKAN
1. Taman Kanak-Kanak Bhayangkari Meulaboh Berijazah, Tahun 1979 s/d 1980.
2. Sekolah Dasar Negeri 15 Runding Meulaboh Berijazah, Tahun 1980 s/d 1986.
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Meulaboh Berijazah, Tahun1986 s/d 1989.
4. Sekolah Teknologi Menengah Negeri Meulaboh, Rumpun Mesin Tenaga, Prody Teknik
Otomotif Berijazah, Tahun 1989 s/d 1992.
5. Universitas Iskandarmuda Banda Aceh, Fakultas Teknik, Jurusan Mesin, Bidang Konversi
Energi Berijazah, Tahun 1993 s/d 1998.
6. Universitas Terbuka Banda Aceh, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Bidang
Akta Mengajar IV (empat) berijazah, Tahun 2000 s/d 2001.
114
KEORGANISASIAN DAN JABATAN
1. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam,.Tahun 1994 s/d 1996
2. Ketua Pada Ikatan Guru Berbantuan / Kontrak Se-Kabupaten Aceh Barat, Tahun 2002 s/d
2005
3. Pembina Pada Organisasi Siswa Intra Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Meulaboh,
Tahun 2002 s/d 2005.
4. Kasie Magang Pada Hubungan Masyarakat Industri dalam Dunia Usaha / Dunia Industri
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Meulaboh, Tahun 2002 s/d 2005.
5. Ketua Pada Ikatan Alumni Sekolah Menengah Teknik Se- Kabupaten Aceh Barat, Tahun
2003 s/d 2007.
6. Anggota Badan Kepengurusan Pemuda dan Remaja Mesjid Indonesia.
7. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Pada sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Blangpidie, Tahun 2005 s/d 2006
8. Ketua Umum Pada Mobile Training Unit, Tahun 2005 2/d 2007.
PIAGAM PENGHARGAAN
1. Peringkat 3 Guru berprestasi se kota Banda Aceh, 2015
2. Peringkat 2 Guru berprestasi se Provinsi Aceh, Bidang Kemaritiman, 2016
PEKERJAAN
1. Suplayer Makanan Ringan di Banda Aceh, Tahun 1994 s/d 1995
2. On The job Training Pada PT. Semen Andalas Indonesia, di Power Station (Repair And
Maintenance Diesel Engine Penggerak Generator 6.6 MW, Welder, and Harbour
Maintenance), Tahun 1996
3. Suplayer Product Bayi dalam dan luar kota Banda Aceh, Spesialisasi Driver, maintenance
and Repair (Mekanik) All Armada (Truck,Mini Bus and Pick Up), Pada PT.Mustika Sakti
Banda Aceh, Tahun 1999 s/d 2000
4. Teknisi Elektronika dan Arus Kuat Pada Murni Group, Sebagai Pimpinan, Tahun 1992 s/d
Sekarang.
5. Mekanik (Spesialisasi Engine) Pada Cempala Taxi, Tahun 1996 s/d 1999.
6. Guru Bidang Study Keterampilan (Engine dan Elektronika), pada Madrasah Aliyah Ibnu
Araby, Tahun 1995 s/d 1996
7. Teknisi Pada Ananda Instalatur, Tahun 1998
8. Home Industri Pada Murni Group (Murni Kue), Sebagai Pimpinan, Tahun 1999 s/d 2004
9. Mekanik (Spesialisasi Engine) Pada Murni Group, Sebagai Pimpinan Tahun 1999 s/d 2004
10. Guru Berbantuan Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Meulaboh, Dengan SK
An.Menteri Pendidikan, Bidang Study Mekanik Otomotif, Tahun 2002 s/d 2005.
11. Guru Negeri Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Blangpidie, Bidang Study
Mekanik Otomotif, Tahun 2005 s/d 2009
12. Instruktur Pada Mobile Training Unit III, Bidang Otomotif, Tahun 2005 s/d 2006.
13. Instruktur Pada Mobile Training Unit III, Bidang Sepeda Motor, Tahun 2006 s/d 2007
14. Instruktur Nasional, kurikulum 2013, dan Instruktur Nasional Bidang Otomotif
spesialisasi Sepeda Motor pada Program Keahlian Ganda bagi Guru Non kejuruan, tahun
2015 dan 2017
15. Mekanik (Spesialisasi Engine dan Elektronika Otomotif) Pada Desfrira Service, Sebagai
Pimpinan Tahun 2006 s/d Sekarang.
16. Guru Negeri Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Banda Aceh, Bidang Study
Mekanik Otomotif, Tahun 2009 s/d Sekarang
115