Anda di halaman 1dari 91

UJI EFEKTIVITAS PERASAN DAUN KAMBOJA (Plumeria

acuminata) TERHADAP KEMATIAN LALAT RUMAH (Musca


domestica) DI PETERNAKAN AYAM PT.AYI DESA
SUKAGALIH KECAMATAN CIKALONGKULON
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2020

OLEH :
SUCI MUSTARAM PUTRI
029K.A17.005

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN


LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKES)
YAPKESBI SUKABUMI
2020
UJI EFEKTIVITAS PERASAN DAUN KAMBOJA (Plumeria
acuminata) TERHADAP KEMATIAN LALAT RUMAH (Musca
domestica) DI PETERNAKAN AYAM PT.AYI DESA
SUKAGALIH KECAMATAN CIKALONGKULON
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

OLEH :
SUCI MUSTARAM PUTRI
029K.A17.005

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN


LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKES)
YAPKESBI SUKABUMI
2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN KTI

UJI EFEKTIVITAS PERASAN DAUN KAMBOJA (Plumeria acuminata)


TERHADAP KEMATIAN LALAT RUMAH (Musca domestica)
DI PETERNAKAN AYAM PT.AYI DESA SUKAGALIH
KECAMATAN CIKALONGKULON KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2020

KTI ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


KTI Program Studi Diploma Tiga Kesehatan Lingkuangan
Politeknik Kesehatan (Poltekes) Yapkesbi Sukabumi
Tanggal, 13 Juli 2020

Disusun Oleh :
SUCI MUSTARAM PUTRI
029K.A17.005

Menyetujui,

Program Studi D3 Kesling Pembimbing

Ketua

ii
(Siti Fatimah, SKM,MM.) (Siti Fatimah, SKM,MM.)

PENGESAHAN

UJI EFEKTIVITAS PERASAN DAUN KAMBOJA (Plumeria acuminata)


TERHADAP KEMATIAN LALAT RUMAH (Musca domestica)
DI PETERNAKAN AYAM PT.AYI DESA SUKAGALIH
KECAMATAN CIKALONGKULON KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2020

KTI ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Program Studi D3 Kesehatan Lingkungan Poltekes Yapkesbi Sukabumi
guna memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Kesehatan (A.Md.Kes)
Pada Tanggal 13 Juli 2020

Mengesahkan
Program Studi D3 Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Yapkesbi Sukabumi

Ketua Sidang Penguji

(Siti Fatimah, SKM,MM.) (Reni Anggraeni, S.Kep, Ners, M.Kep, MM.)

iii
iv
PERNYATAAN

1. Karya tulis saya, KTI ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik dan profesi (diploma), baik dari Poltekkes
Yapkesbi maupun Pergurun Tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan naskah pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pertanyaan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainya sesuai dengan norma yang
berlaku diperguruan tinggi ini.

Sukabumi, 13 Juli 2020


Yang membuat pernyataan,

Materai
6000

SUCI MUSTARAM PUTRI


029K.A17.005

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI

Sebagai civitas akademika Poltekes Yapkesbi Sukabumi, saya yang bertanda


tangan dibawah ini :
Nama : Suci Mustaram Putri
NIM : 029KA17005
Program Studi : DIII Kesehatan Lingkungan
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Politeknik Kesehatan Yapkesbi Sukabumi Hak Bebas Royalty Non Eksekutif
(Non-exclusif royality free right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
UJI EFEKTIVITAS PERASAN DAUN KAMBOJA (Plumeria acuminata)
TERHADAP KEMATIAN LALAT RUMAH (Musca domestica) DI
PETERNAKAN AYAM PT. AYI DESA SUKAGALIH KECAMATAN
CIKALONGKULON KABUPATEN CIANJUR 2020.
Berdasarkan perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty
Non Eksekutif ini Politeknik Kesehatan Yapkesbi Sukabumi berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Sukabumi
Pada tanggal : 13 Juli 2020
Yang menyatakan

Materai6000

(SUCI MUSTARAM PUTRI)

vi
ABSTRAK

UJI EFEKTIVITAS PERASAN DAUN KAMBOJA SUCI


(Plumeria acuminata) TERHADAP KEMATIAN LALAT MUSTARAM
RUMAH (Musca domestica) DI PETERNAKAN AYAM PUTRI
PT. AYI DESA SUKAGALIH KECAMATAN 029KA17005
CIKALONGKULON KABUPATEN CIANJUR 2020.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Cianjur tahun 2019 angka penderita


diare semua umur berjumlah 46.159 orang laki-laki dan 43.080 orang perempuan,
di Wilayah Puskesmas Cikalongkulon pada bulan Januari – Maret 2020 berjumlah
124 laki-laki dan 115 perempuan. Berdasarkan survey kepadatan lalat di
peternakan ayam PT. AYI desa Sukagalih kec. Cikalongkulon dengan hasil 15,5
ekor lalat termasuk penilaian padat yaitu (< 2 ekor) dan jarak peternakan ayam
dengan rumah warga kurang dari 10 meter, sedangkan menurut PerMenTan no 40
tahun 2011, jarak antara peternakan ayam dengan lingkungan pemukiman
minimal 500 meter dari pagar terluar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Perasan Daun
Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca
domestica) di Peternakan Ayam PT.AYI Desa Sukagalih Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur 2020. Penelitian ini merupaka penelitian
eksperimen murni (True Experiment), penelitian tergolong verifikatif yaitu
menguji kebenaran hasil penelitian eksperimen sebelumnya. Teknik pengambilan
sampel yaitu total sampling 300 ekor lalat.
Berdasarkan hasil penelitian efektivitas perasan daun kamboja kontak
dengan lalat selama 1 jam dengan konsentrasi 50% jumlah rata-rata kematian lalat
4 ekor, 60% jumlah rata-rata kematian lalat 7 ekor, 70% jumlah rata-rata kematian
lalat 8 ekor dari 15 ekor lalat rumah (Musca domestica) perkontainernya.
Hasil dari Uji ANOVA diproleh P-value = 0,000 berarti < 0,05, maka H(0)
ditolak yang menunjukan ada efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria
acuminata) terhadap kematian lalat rumah (Musca domestica).
Diharapkan setelah penelitian ini peternakan sekitar masyarakat Desa
Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur dapat melakukan upaya
pengendalian lalat rumah dengan menggunakan perasan daun kamboja.

Kata Kunci : Efektivitas perasan daun kamboja terhadap kematian lalat rumah
Daftar Pustaka: 30 (2010-2020)

vii
ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS TEST OF CAMBODIA LEAF SUCI


(Plumeria acuminata) ON THE DEATH OF HOUSE MUSTARAM
FLIES (Musca domestica) IN CHICKEN LIVESTOCK PT. PUTRI
AYI AT SUKAGALIH VILLAGE, CIKALONGKULON 029KA17005
SUBDISTRICT, CIANJUR DISTRICT 2020.

Based on data from the Cianjur Health Office in 2019 the number of
diarrhea sufferers of all ages amounted to 46,159 men and 43,080 women, in the
Cikalongkulon Puskesmas in January - March 2020 there were 124 men and 115
women. Based on a survey of the density of flies in a chicken farm PT. AYI
Sukagalih village, Cikalongkulon sub-district with the results of 15.5 flies
including a solid assessment that is (<2 tails) and the distance of chicken farms to
residents' homes is less than 10 meters, whereas according to PerMenTan no 40
of 2011, the distance between chicken farms with a minimum residential
environment of 500 meters of the outer fence.
The purpose of this study was to determine the Effectiveness of Cambodia
Leaf Extract (Plumeria acuminata) on the death of House Flies (Musca
domestica) in PT.AYI Chicken Farm Sukagalih Village, Cikalongkulon District,
Cianjur 2020 Regency. namely testing the truth of the results of previous
experimental studies. The sampling technique is a total sampling of 300 flies.
Based on the results of research on frangipani leaf juice in contact with flies
for 1 hour with a concentration of 50% the average number of deaths of 4 flies,
60% of the average number of 7 flies deaths, 70% of the average number of flies
deaths 8 out of 15 tails house fly (Musca domestica) per container.
The results of the ANOVA Test obtained by P-value = 0,000 means <0.05,
then H (0) was rejected which indicates an excess of frangipani leaf (Plumeria
acuminata) juice against the death of house flies (Musca domestica).
It is hoped that after this research, the livestock surrounding the community
of Sukagalih Village, Cikalongkulon District, Cianjur Regency can make efforts to
control house flies by using frangipani leaf extracts.

Keywords : Effectiveness of frangipani leaf extract on the death of house flies


Bibliography : 30 (2010-2020)

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “UJI EFEKTIVITAS PERASAN DAUN
KAMBOJA (Plumeria acuminata) TERHADAP KEMATIAN LALAT
RUMAH (Musca domestica) DI PETERNAKAN AYAM PT.AYI DESA
SUKAGALIH KECAMATAN CIKALONGKULON KABUPATEN
CIANJUR TAHUN 2020”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan para sahabat serta keluarga nya. Karya
Tulis Ilmiah ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Diploma III Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Yapkesbi Sukabumi.
Dalam melaksanakan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah

melibatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak H Ofian Ismana, SE., MM. Selaku Ketua BPH Poltekes Yapkesbi

Sukabumi.

2. Bapak Rijar Riyanto, SKM., MM, Kes. Selaku Direktur Poltekes Yapkesbi

Sukabumi.

3. Ibu Siti Fatimah, SKM., MM. Selaku ka. Prodi DIII Kesehatan Lingkungan

sekaligus pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan membantu

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

ix
4. Ibu Reni Anggraeni, S.Kep, Ns, M.Kep, MM. Selaku penguji sidang Karya

Tulis Ilmiah.

5. Kedua orang tua saya, atas do’a dan restunya serta dorongan semangat yang

telah diberikan.

6. Teman-teman Mahasiswa Kesehatan Lingkungan yang telah sama-sama

berjuang sampai akhir selama 3 tahun perkuliahan di Jurusan Kesehatan

Lingkungan.

7. Dan kepada semua pihak yang selalu memberikan do’a dan semangat.

Semoga bantuan yang telah diberikan baik dukungan moril, materil dan

spiritual mendapat pahala dan limpahan rezeki serta hidayah dari Allah SWT dan

mendapat balasan yang setimpal.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini belum dapat

sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan senantiasa mengharapkan

kritik dan saran demi tersusunnya karya tulis ilmiah yang baik. Akhir kata, penulis

memanjatkan do’a semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat-Nya dan

semoga karya tulis ilmiah ini dapat diterima. Aamiin.

Sukabumi, 13 Juli 2020

Penulis

x
xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM.............................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................

PERNYATAAN........................................................................................................

PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................................................

ABSTRAK................................................................................................................

ABSTRACT...............................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

DAFTAR TABEL.....................................................................................................

DAFTAR GAMBAR................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................6

1.4 Ruang Lingkup Penelitian...........................................................6

1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................7

1.6 Keslian Penelitian........................................................................8

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Lalat................................................................9

2.1.1 Klasifikasi Lalat Rumah (Musca domestica)...................9

2.1.2 Ciri-ciri Lalat Rumah (Musca domestica) ......................9

xii
2.1.3 Siklus Hidup Lalat Rumah (Musca domestica) ............10

2.1.4 Tempat Perindukan Lalat Rumah (Musca

domestica) .....................................................................12

2.1.5 Jarak Terbang Lalat Rumah (Musca domestica) ..........12

2.1.6 Kebiasaan Makan Lalat Rumah (Musca

domestica) .....................................................................13

2.1.7 Tempat Istirahat Lalat Rumah (Musca domestica)........13

2.1.8 Temperatur dan Kelembaban.........................................14

2.1.9 Peran Lalat Rumah (Musca domestica) Terhadap

Kesehatan Manusia........................................................14

2.1.10 Usaha Pengendalian Lalat..............................................15

2.2 Insektisida Nabati......................................................................19

2.2.1 Pengertian .....................................................................19

2.3 Kamboja (Plumeria acuminata)................................................20

2.3.1 Pengertian .....................................................................20

2.3.2 Klasifikasi Tanaman Kamboja......................................21

2.3.3 Morfologi Tanaman Kamboja ......................................22

2.3.4 Ciri – Ciri Kamboja.......................................................23

2.3.5 Manfaat Kamboja..........................................................23

2.3.6 Kandungan Kimia Daun Kamboja.................................24

2.3.7 Proses Kematian Lalat Rumah oleh Perasan Daun

Kamboja.........................................................................24

2.4 Kerangka Teori..........................................................................26

xiii
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep ......................................................................27

3.2 Hipotesis....................................................................................28

3.3 Definisi operasional ..................................................................29

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian.................................................................31

4.2 Variabel Penelitian.....................................................................31

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................32

4.4 Instrumen Penelitian..................................................................33

4.5 Metode Pengumpulan Data........................................................36

4.6 Pengolahan Data........................................................................37

4.7 Analisis Data..............................................................................38

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................39

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian...........................................................................40

5.2 Pembahasan.................................................................................47

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan.....................................................................................51

6.2 Saran...........................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL TABEL HALAMAN

Tabel 1.1 Penelitian Perbedaan Berbagai Efektivitas Perasan Daun


Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat
Rumah (Musca domestica) di Peternakan Ayam PT.AYI
Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur Tahun 2020..........................................................................8

Tabel 3.1 Definisi Operasional.......................................................................29

Tabel 5.1 Hasil Perlakuan 1 dengan Konsentrasi 50% Perasan Daun


Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat
Rumah (Musca domestica) di Peternakan Ayam PT.AYI
Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur Tahun 2020........................................................................40

Tabel 5.2 Hasil Perlakuan 2 dengan Konsentrasi 60% Perasan Daun


Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat
Rumah (Musca domestica) di Peternakan Ayam PT.AYI
Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur Tahun 2020........................................................................41

Tabel 5.3 Hasil Perlakuan 3 dengan Konsentrasi 70% Perasan Daun


Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat
Rumah (Musca domestica) di Peternakan Ayam PT.AYI
Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur Tahun 2020........................................................................42

Tabel 5.4 Homogenitas Perbedaan Pada Konsentras Perasan Daun


Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat
Rumah (Musca domestica) di Peternakan Ayam PT.AYI

xv
Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur Tahun 2020........................................................................43

Tabel 5.5 Analysis of variance (ANOVA).....................................................44

Tabel 5.6 Analisis Perbandingan Perbedaan Rata-rata Lalat Rumah


Mati Yang Dipengaruhi Oleh Berbagai Konsentrasi......................45

xvi
DAFTAR GAMBAR

NOMOR JUDUL GAMBAR HALAMAN

Gambar 2.2 Siklus Hidup Lalat Rumah (Musca domestica)..............................10

Gambar 2.2 Daun Kamboja (Plumeria acuminata)...........................................21

Gambar 2.3 Kerangka Teori Lawrence Green...................................................26

Gambar 3.1 Kerangka Konsep...........................................................................27

Gambar 4.1 Rancangan Eksperimen..................................................................36

Gambar 4.2 Pengolahan Data.............................................................................37

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam

rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Salah satu upaya peningkatan

derajat kesehatan adalah melalui perbaikan kesehatan lingkungan yang

ditujukan agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal

melalui terciptanya masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku

yang sehat (Ali, 2016). Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman,

tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Salah satu

unsur yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan yaitu binatang pembawa

penyakit seperti nyamuk, kecoa dan lalat. Serangga yang merupakan vektor

penyakit menular dan umumnya berkembang biak pada habitat di luar hunian

manusia yang kotor, lembab, dan penuh dengan sampah seperti pada lalat

(Yuliana, dkk, 2016).

Lalat rumah (Musca domestica) sebagai hama utama manusia, unggas

dan fasilitas ternak di seluruh dunia. Lalat rumah bertindak sebagai pembawa

agen penyebab penyakit seperti bakteri (E-Coli, Shigella, Salmonella spp.)

yang menyebarkan lebih dari seratus penyakit pada manusia dan hewan

seperti disentri amuba, cacing dan diare dan lain-lain (Iqbal, dkk, 2014).

Keberadaan lalat rumah sangat mengganggu dari segi kebersihan,

ketenangan, keindahan dan juga kesehatan. Lalat dapat menularkan vektor

1
2

penyakit dengan memakan cairan yang berasal dari pembusukan zat organik

atau kotoran manusia dan kotoran hewan, lalu lalat terbang dan hinggap pada

makanan atau minuman setelah itu makanan yang tercemar oleh lalat di

makan atau di minum oleh manusia sehingga menyebabkan manusia menjadi

sakit (Fitriana, 2014).

Kebiasaan dan perilaku masyarakat di sini memiliki kebiasaan tidak

sering menutup makanan yang sudah dimasak atau disajikan dengan tudung

saji sehingga memungkinkan lalat untuk hinggap di makanan tersebut. Lalat

yang hinggap tersebut sudah membawa vektor penyakit salah satunya yaitu

bisa menyebabkan penyakit diare (Suprapto, 2012).

Lalat rumah umumnya hinggap di kotoran manusia dan hewan serta

bahan organik lainnya seperti daging, buah, ikan dan tumbuhan yang segar

maupun yang sudah membusuk. Tempat yang berpotensi sebagai tempat

perkembangbiakan lalat di antaranya adalah tempat– tempat umum seperti

terminal, pasar, warung makan, peternakan, penjual buah, tempat

pengumpulan sampah sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA)

sampah dan permukiman penduduk (Wijayanti, dkk, 2016).

Lalat tidak mungkin diberantas habis, melainkan dikendalikan sampai

batas yang tidak membahayakan. Pengendalian terhadap lalat dapat dilakukan

dengan berbagai macam cara, baik secara fisik, kimia, maupun biologis

(Sayono, dkk, 2012). Salah satu cara pengendalian lalat dengan menggunakan

insektisida. Penggunaan insektisida sintesis dapat menimbulkan beberapa

efek yaitu resistensi terhadap serangga juga pencemaran lingkungan. Oleh


3

karena itu sebagai alternatif pengendalian lalat yang ramah lingkungan

dengan memanfaatkan tanaman yang mengandung zat pestisida sebagai

insektisida nabati yang diperkirakan mempunyai prospek dimasa yang akan

datang (Kathiraysen, 2011).

Salah satu tanaman yang dianggap dapat menjadi insektisida alami

adalah daun kamboja. Tanaman yang sudah dikenal umum di pekarangan area

pemakaman di Indonesia ini mempunyai nama latin Plumeria acuminata.

Tanaman kamboja ini gampang dicari dan sangat mudah diproses menjadi

obat. Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5-6 m,

bengkok, dan mengandung getah. Tumbuhan asal Amerika ini biasanya

ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman, dan umumnya di daerah

pekuburan, atau tumbuh secara liar. Tumbuh di daerah dataran rendah 1-700

m di atas permukaan laut (Farooque, 2012).

Daun kamboja (Plumeria acuminata) mengandung senyawa saponin,

flavonoid, polifenol, dan alkaloid (Utami, dkk, 2016). Saponin adalah

senyawa yang rasanya pahit dan bersifat racun untuk binatang kecil. Alkaloid

adalah senyawa kimia yang dapat melumpuhkan dan mematikan lalat rumah.

Flavanoid menimbulkan kelayuan pada saraf dan kerusakan spirakel pada

serangga (Yuliana, dkk, 2016).

Dalam penelitian Vina Yuliana (2016) perbedaan berbagai konsentrasi

perasan daun kamboja dalam membunuh lalat rumah Musca domestica

jumlah kematian lalat dengan menggunakan perasan daun kamboja pada

konsentrasi 40% yaitu sebesar 26,66% pada konsentrasi 50% yaitu sebesar
4

50,83% dan pada konsentrasi 60% perasan daun kamboja merupakan

konsentrasi efektif dalam membunuh lalat rumah Musca domestica sebesar

76,66%.

Penilitian Risky Indra (2017), perasan daun kamboja berpengaruh

dalam membunuh lalat. Konsentrasi yang paling banyak dalam membunuh

lalat adalah 20% dan kontrol negatif (aseton 1%) yang dilakukan

pengulangan sebanyak 5 kali. Setiap perlakuan diamati pada jam ke 1, 2, 3, 4,

dan 24. Dengan menggunakan rumus Abbott, pengujian Kruskal wallis

menunjukkan nilai p = 0,000 ( p < 0,05) menunjukkan bahwa konsentrasi

memberikan perbedaan yang signifikan terhadap potensi kematian lalat pada

paparan waktu tiap jamnya.

Data WHO tahun 2017 menyatakan, hampir 1,7 miliar kasus diare

terjadi pada anak-anak dan balita dengan angka kematian 525.000 setiap

tahunnya. Kasus di Indonesia penderita diare semua umur yang ditangani

Institusi Kesehatan pada tahun 2018 sebanyak 4.165.789 orang. Cakupan

pelayanan penderita diare semua umur di Jawa Barat tahun 2018 yang

dilayani di Sarana Kesehatan berjumlah 393.434 orang (Data Ditjen P2P,

Kemenkes RI, Data per 7 Februari 2019). Data Dinas Kesehatan Cianjur

tahun 2019 angka penderita diare semua umur berjumlah 46.159 orang laki-

laki dan 43.080 orang perempuan dengan data kasus diare di wilayah

Puskesmas Cikalongkulon pada bulan Januari-Maret 2020 berjumlah 124

orang laki-laki dan 115 orang perempuan.


5

Berdasarkan survey kepadatan lalat yang dilakukan di Peternakan

Ayam Pak Ayi Desa Sukagalih Kec. Cikalongkulon Kab. Cianjur pada hari

rabu tanggal 15 April 2020 pukul 08.00 WIB, dengan hasil 15,4 ekor lalat

termasuk populasi padat atau tinggi yaitu dilihat dari Permenkes RI Nomor 50

Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan

Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serta

Pengendaliannya dimana indeks populasi lalat harus < 2. Peneliti melakukan

survey ke lapangan pada tanggal 15 april 2020, jarak peternakan ayam

dengan rumah warga kurang dari 10 meter, sedangkan menurut Peraturan

Menteri Pertanian No. 40/Permentan/OT.140/7/2011 tahun 2011, jarak antara

peternakan ayam dengan lingkungan pemukiman minimal 500 meter dari

pagar terluar.

Berdasarkan studi pendahuluan penulis tertarik meneliti ”Uji

Efektivitas Perasan Daun Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian

Lalat Rumah (Musca domestica) Dengan Menggunakan Media Semprot” dan

memilih konsentrasi perasan daun kamboja (Plumeria acuminata) sebesar

50%, 60%, 70%.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah Ada Pengaruh Perasan Daun Kamboja

(Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca

domestica)?”
6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Uji Efektivitas Perasan Daun Kamboja (Plumeria

acuminata) Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca domestica).

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria

acuminata) dengan konsentrasi 50% terhadap kematian lalat

rumah (Musca domestica).

2. Mengetahui efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria

acuminata) dengan konsentrasi 60% terhadap kematian lalat

rumah (Musca domestica).

3. Mengetahui efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria

acuminata) dengan konsentrasi 70% terhadap kematian lalat

rumah (Musca domestica).

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah tentang uji efektivitas perasan daun

kamboja (Plumeria acuminata) terhadap kematian lalat rumah (Musca

domestica) di Peternakan Ayam Pak Ayi Desa Sukagalih Kec. Cikalongkulon

Kab. Cianjur tahun 2020 dengan konsentrasi 50%, 60%, dan 70%, dengan

waktu penelitian mulai bulan Mei-Juni 2020. Penelitian ini dilakukan karena

masih banyak kasus Diare dan kepadatan lalat termasuk populasi padat
7

dengan nilai 15,5 ekor lalat termasuk penilaian padat yaitu (>2 ekor).

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni atau True Experiment.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1.5.1.1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bahan

aman dan ramah lingkungan untuk pengendalian keberadaan

lalat rumah (Musca domestica) yang dapat diaplikasikan

dengan menggunakan perasan Daun Kamboja (Plumeria

acuminata).

1.5.1.2 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan

referensi untuk pengembangan bagi peneliti berikutnya dan

menambah kepustakaan khususnya dalam bidang

pengendalian vector dan binatang pengganggu.

1.5.2 Manfaat Praktis

1.5.2.1 Bagi Masyarakat

Sebagai alternatif bagi masyarakat untuk menggunakan

Insektisida nabati yang lebih ramah lingkungan dalam

mengendalikan lalat Musca domestica.


8

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah :

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian Perbedaan Berbagai Efektivitas Konsentrasi Perasan Daun
Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca
domestica) di Peternakan Ayam PT.AYI Desa Sukagalih Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun 2020

No Peneliti Judul penelitian Variabel


Hasil penelitian
1 Vina Yuliana, Keaslian Penelitian 60%=76,66%
Variabel terkait :
dkk (2016) Aplikasi Penyemprotan
Lalat Rumah
Perasan Daun Kamboja
(Musca domestica)
(Plumeria acuminata)
Variabel bebas :
Terhadap kematian Lalat
Perasan Daun
Rumah (Musca
Kamboja
domestica) dengan
(Plumeria
Menggunakan Media
Acuminata).
Semprot.
2 Risky Indra Perbandingan Potensi 20% = 52%
Variabel terkait :
(2017) Ekstrak Etanol Daun
Lalat Rumah
Kamboja Putih
(Musca domestica)
(Plumeria acuminata)
Variabel bebas :
Sebagai Insektisida
Ekstrak Etanol
Terhadap Lalat Rumah
Daun Kamboja
(Musca domestica) Dan
Putih (Plumeria
Dengan Metode
acuminata)
Semprot.
3 Ika Wahyu Variabel terkait : 30% = 97,5%
Utami dan Nyamuk (Aedes
Potensi Ekstrak Daun
Widya Harry aegypti)
Kamboja (Plumeria
(2016) Variabel bebas :
acuminata) sebagai
Ekstrak Daun
Insektisida terhadap
Kamboja
Nyamuk (Aedes aegypti)
(Plumeria
acuminata)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Lalat

2.1.1 Klasifikasi Lalat Rumah (Musca domestica)

Adapun klasifikasi lalat rumah (Musca domestica) sebagai berikuit:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Hexapoda

Ordo : Diptera

Family : Muscidae

Genus : Musca

Species : Musca domestica

2.1.2 Ciri-ciri Lalat Rumah (Musca domestica)

Lalat rumah (Musca domestica) tergolong kelompok Family

Muscidae yang tersebar di seluruh dunia. Lalat dewasa berukuran

sedang dengan panjang 6-8 mm, rongga dada berwarna hitam keabu-

abuan dengan empat garis memanjang gelap pada bagian dorsal toraks

dan satu garis hitam medial pada abdomen dorsal. Matanya pada yang

betina memiliki celah yang lebih besar daripada lalat jantan. Memiliki

tiga ruas antena dengan ruas terakhir yang paling besar dan berbentuk

silinder dengan arista berbulu pada bagian atas dan bawah. Bagian

mulut lalat berfungsi sebagai alat serap dan menjilat makanan berupa

9
10

cairan (Wahyuni, dkk, 2017). Sayapnya mempunyai vena 4 yang

melengkung tajam ke arah kosta mendekati vena 3, Ketiga pasang

kaki lalat ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang bantalan

disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Lalat rumah makanannya

bervariasi tergantung keadaan fisik makanan (Sucipto, 2011).

2.1.3 Siklus Hidup Lalat Rumah (Musca domestica)

Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu

mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa (Sucipto, 2011).

Gambar 2.1 Siklus Hidup Lalat Rumah (Musca domestica)

(Sumber : Putri, 2015)

a. Fase telur

Telurnya berbentuk seperti pisang, berwarnah putih

kekuningan, dan panjangnya kira-kira 1 mm, setiap kali bertelur

akan menghasilkan 75-150 butir telur dan menetas dalam waktu

10-12 jam pada suhu 30°C (Sucipto, 2011).

b. Fase larva

1) Tingkat I : Telur yang baru menetas, disebut instar I berukuran

panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki,


11

amat aktif dan ganas terhadap makanan, setelah 1-4 hari

melepas kulit keluar instar II.

2) Tingkat II : Ukuran besarnya 2 kali instar I, sesudah satu

sampai beberapa hari, kulit mengelupas keluar instar III.

3) Tingkat III : Larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini

memakan waktu sampai 3 sampai 9 hari. Larva diletakkan pada

tempat yang disukai dengan temperatur 30-35°C dan akan

berubah menjadi kepompong dalam waktu 4-7 hari (Purnama,

2015).

c. Pupa

Ketika terjadi pupasi, kulit larva mengkerut dan

membentuk puparium seperti peluru dengan menggelembungkan

kantong berisi darah ke depan kepala. Lama stadium pupa 2-8 hari

atau tergantung dari temperatur setempat. Bentuk bulat lonjong

dengan warna coklat hitam. Stadium ini kurang bergerak atau tidak

bergerak sama sekali. Panjangnya ± 5 mm. Mempunyai selaput

luar yang keras disebut posterior spiracle yang berguna untuk

menentukan jenisnya (Sucipto, 2011).

d. Lalat Dewasa

Proses pematangan menjadi lalat dewasa kurang lebih 15

jam dan setelah itu siap untuk mengadakan perkawinan. Seluruh

waktu yang diperlukan 7-22 hari, tergantung pada suhu setempat,


12

kelembaban dan makanan yang tersedia. Umur lalat dewasa dapat

mencapai 2-4 minggu (Wahyuni, dkk, 2017).

2.1.4 Tempat Perindukan Lalat Rumah (Musca domestica)

Tempat yang disenangi lalat adalah tempat yang basah seperti

sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran

yang menumpuk secara kumulatif (dikandang) (Sucipto, 2011).

a. Kotoran hewan

Tempat perindukan lalat rumah yang paling utama yaitu

pada kotoran hewan yang lembab dan baru (normalnya lebih

kurang satu minggu).

b. Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan

Lalat juga suka berkembang biak pada sampah, sisa

makanan, buah-buahan yang ada di dalam rumah maupun di pasar.

c. Kotoran organik

Kotoran organik seperti kotoran hewan dan manusia,

sampah dan makanan ikan adalah merupakan tempat yang cocok

untuk berkembangbiak lalat.

d. Air kotor.

Lalat rumah berkembangbiak pada permukaan air kotor

yang terbuka.

2.1.5 Jarak Terbang Lalat Rumah (Musca domestica)

Jarak terbang lalat sangat tergantung pada adanya makanan

yang tersedia. Lalat rumah bisa terbang jauh dan bisa mencapai jarak
13

15 km dalam waktu 24 jam. Kebanyakan lalat tetap berada dalam jarak

1,5 km di sekitar tempat pembiakannya, tetapi beberapa bisa sampai

sejauh 50 km (Depkes, 1991 dalam Wahyuni, dkk, 2017).

2.1.6 Kebiasaan Makan Lalat Rumah (Musca domestica)

Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari

seperti gula, susu, makanan olahan, kotoran manusia dan hewan, darah

serta bangkai binatang. Bentuk makanannya cair atau makanan yang

basah, sedang makanan yang kering dibasahi oleh ludahnya terlebih

dulu, baru diisap. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali sehari (Depkes,

1991 dalam Wahyuni, dkk, 2017).

2.1.7 Tempat Istirahat Lalat Rumah (Musca domestica)

Dalam memilih tempat istirahat (resting place), lalat lebih

menyukai tempat yang tidak berangin, tetapi sejuk, dan kalau malam

hari sering hinggap di semak-semak di luar tempat tinggal. Lalat

beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian,

rumput-rumput, kawat listrik dan lain-lain serta sangat disukai tempat-

tempat dengan tepi tajam yang permukaannya vertikal. Tempat

istirahat tersebut biasanya dekat dengan tempat makannya dan tidak

lebih dari 4,5 meter di atas permukaan tanah. Di dalam rumah, lalat

istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat listrik dan tidak aktif

pada malam hari (Depkes, 1991 dalam Wahyuni, dkk, 2017).


14

2.1.8 Temperatur dan Kelembaban

Kelembaban erat hubungannya dengan temperatur setempat

atau lingkungan. Jumlah lalat pada musim hujan lebih banyak dari

pada musim panas. Lalat sangat sensitif terhadap angin kencang,

sehingga kurang aktif untuk keluar mencari makan pada waktu

kecepatan angin yang tinggi. Lalat mulai terbang pada temperatur

15°C dan aktivitas optimumnya pada temperatur 21°C. Pada

temperatur di bawah 7,5°C tidak aktif, dan di atas temperatur 45°C

akan menyebabkan kematian pada lalat (Wahyuni, dkk, 2017).

2.1.9 Peran Lalat Rumah (Musca domestica) Terhadap Kesehatan

Manusia

Lalat dapat berperan sebagai vektor penyakit secara mekanis

karena memiliki bulu-bulu halus disekujur tubuhnya dan suka

berpindah-pindah dari suatu makanan (biasanya bahan organik yang

membusuk ataupun kotoran) ke makanan lain, untuk makan dan

bertelur. Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh lalat seperti

disentri, diare, typhoid, cholera, kasus kecacingan dan penyakit kulit

(Sucipto, 2011).

(Menurut Permenkes RI Nomor 50 Tahun 2017) yaitu tentang

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan

untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serta Pengendaliannya

dimana indeks populasi lalat harus < 2.


15

2.1.10 Usaha Pengendalian Lalat

1. Perbaikan Higiene dan Sanitasi Lingkungan

a. Pengurangan atau eliminasi tempat perindukan (Sucipto, 2011).

1) Kandang ternak

Dibuat lantai padat (semen) dengan saluran yang

baik, kotoran harus dibersihkan dan lantai harus disiram

setiap hari.

2) Kotoran ternak

Kotoran harus diletakkan menggunung untuk

mengurangi luas permukaan dan daerah-daerah dimana

temperatur sangat cocok bagi kehidupan lalat. Sebaiknya

ditutupi dengan plastik. Ini akan menjaga lalat tidak

bertelur dan larva serta pupa akan mati, karena temperatur

yang terbentuk akibat proses pembusukan cukup panas

sehingga lalat tidak bisa muncul. Pada iklim panas kotoran

ternak mungkin akan berserakan di tanah dan mengering

sebelum lalat dapat memanfaatkannya untuk

perkembangan.

3) Sampah dan buangan material organik

Tempat perindukan ini dapat di-eliminir, dengan

menyediakan tempat pengumpulan khusus (dibungkus

plastik, ditutup rapat), disimpan, dibawa dan dibuang.

Apabila sistem pengumpulan tidak ada, sampah dapat


16

dibuang ke lubang galian di tanah. Paling tidak sekali

seminggu, sampah di dalam lubang harus ditimbun dengan

tanah sehat.

2. Pemberantasan Lalat secara Langsung

Cara yang digunakan untuk membunuh lalat secara

langsung adalah cara fisik, cara biologi dan cara kimiawi

(Purnama, 2015).

a. Cara fisik

Cara pemberantasan secara fisik adalah cara yang mudah

dan aman tetapi kurang efektif apabila lalat dalam kepadatan

yang tinggi. Cara ini hanya cocok untuk digunakan pada skala

kecil seperti di rumah sakit, kantor, hotel, supermarket dan

pertokoan lainnya yang menjual daging, tempat produksi

makanan, sayuran, serta buah-buahan.

1) Perangkap Lalat (Fly Trap)

Lalat dalam jumlah yang besar atau padat dapat

ditangkap dengan alat ini. Tempat yang menarik lalat untuk

berkembangbiak dan mencari makan adalah kontainer yang

gelap. Bila lalat mencoba makan dan terbang akan

tertangkap dalam perangkap yang diletakkan di mulut

kontainer yang terbuka itu. Cara ini hanya cocok digunakan

di luar rumah. Sebuah model perangkap akan terdiri dari

kontainer plastik atau kaleng untuk umpan, tutup kayu atau


17

plastik dengan celah kecil dan sangkar di atas penutup.

Celah selebar 0,5 cm antara sangkar dan penutup tersebut

memberi kelonggaran kepada lalat untuk bergerak menuju

penutup. Kontainer harus terisi separo umpan. Lalat yang

masuk ke dalam sangkar akan segera mati dan umumnya

terus menumpuk sampai mencapai puncak serta tangki

harus segera dikosongkan, Perangkap harus ditempatkan

diudara terbuka di bawah sinar cerah matahari, jauh dari

keteduhan pepohonan.

2) Umpan kertas lengket berbentuk pita/lembaran

Di pasaran tersedia alat ini, biasanya di gantung di

atap, menarik lalat karena kandungan gulanya. Lalat

hinggap pada alat ini akan terperangkap oleh lem. Alat ini

dapat berfungsi beberapa minggu bila tidak tertutup

sepenuhnya oleh debu atau lalat yang terperangkap.

3) Perangkap dan pembunuh elektronik

Lalat yang tertarik pada cahaya akan terbunuh

setelah kontak dengan jeruji yang bermuatan listrik yang

menutupi. Sinar bias dan ultraviolet menarik lalat hijau

(blow flies) tetapi tidak terlalu efektif untuk lalat rumah

metode ini harus diuji dibawah kondisi setempat sebelum

investasi selanjutnya dibuat. Alat ini kadang digunakan di

dapur rumah sakit dan restoran.


18

4) Pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela atau

ventilasi.

Pemasangan kawat kasa dapat menangkap lalat

yang akan masuk melalui pintu dan jendela. Hal ini mudah

dilakukan dan dapat berguna untuk waktu yang lama.

5) Fly grill

Fly grill atau yang sering disebut block grill oleh

sebagian orang ini, adalah suatu alat yang dipergunakan

untuk mengukur kepadatan lalat di suatu tempat.

b. Cara kimia

Pemberantasan lalat dengan insektisida harus dilakukan

hanya untuk periode yang singkat apabila sangat diperlukan,

karena menjadi resisten yang cepat. Aplikasi yang efektif dari

insektisida dapat secara sementara memberantas lalat dengan

cepat, yang diperlukan pada KLB kolera, desentri atau

trachoma. Penggunaan pestisida ini dapat dilakukan melalui

cara umpan (baits), penyemprotan dengan efek residu (residual

spraying) dan pengasapan (space spaying).

c. Cara biologi

Pemberantasan lalat dengan cara alamiah dan diperlukan

waktu yang lama untuk menurunkan jumlah kepadatan lalat,

hal ini tergantung pada hewan pemakan lalat yang ada di

sekitar tempat perindukan lalat.


19

2.2 Insektisida Nabati

2.2.1 Pengertian

Insektisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk

membunuh atau mengendalikan serangga hama. Insektisida digunakan

untuk mengendalikan serangga dengan cara mengganggu atau

merusak sistem didalam tubuh serangga (Sucipto, 2011).

Menurut cara masuknya ke dalam tubuh serangga, maka

insektisida digolongkan sebagai berikut (Sucipto, 2011) :

1. Racun kontak, insektisida yang diaplikasikan langsung menembus

integumen serangga (kutikula), trakhea atau kelenjar sensorik dan

organ lain yang berhubungan dengan kutikula.

2. Racun pernafasan, insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

melalui lubang pernafasan (spirakel). Semua fumigan, termasuk

racun pernafasan.

3. Racun perut, insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui

sistem pencernaan, sehingga bahan aktif tertelan/termakan oleh

serangga.

Insektisida nabati secara umum diartikan sebagai suatu

pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan yang

bersifat racun bagi organisme pengganggu, mempunyai kelompok

metabolit sekunder yang mengandung berbagai senyawa bioaktif

seperti alkaloid, terpenoid dan fenolik. Bagian tumbuhan seperti daun,

bunga, buah, kulit, dan batang dan sebagainya dapat digunakan dalam
20

bentuk utuh, bubuk, ataupun ekstraksi (dengan air ataupun pelarut

organik). Insektisida nabati merupakan bahan alami, bersifat mudah

terurai di alam (biodegradable) sehingga tidak mencemari lingkungan

dan relatif aman bagi manusia maupun ternak karena residunya mudah

hilang. (Naria, 2015).

Insektisida nabati memiliki daya tarik bagi banyak pihak,

karena merupakan insektisida alami yaitu insektisida yang didapatkan

dari tanaman. Meningkatnya pamor “kembali ke alam” (back to

nature) membuat segala sesuatu yang berasal dari alam menjadi

diminati, demikian juga dengan insektisida nabati ini. (Sucipto, 2011)

Teknik untuk menghasilkan bahan insektisida nabati dapat

dilakukan antara lain seperti berikut (Kardinan, 2016):

1. Penggerusan, penumbukan, pembakaran, atau pengepresan untuk

menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta.

2. Rendaman untuk produk ekstrak.

3. Ekstrak dengan menggunakan bahan kimia pelarut disertai

perlakuan khusus oleh tenaga terampil.

2.3 Kamboja (Plumeria acuminata)

2.3.1 Pengertian

Tanaman kamboja (Plumeria) merupakan tanaman hias

berbunga yang berasal dari Amerika Tengah dan Afrika. Tanaman ini

termasuk dalam kingdom (kerajaan)  plantae. Tanaman ini diberi


21

nama Plumeria di karenakan untuk menghormati pakar botani yang

pertama kali menemukannya yaitu Charles Plumier (1646 -1706)

berasal dari Prancis.  Namun, tanaman ini sudah menyebar luas ke

berbagai benua terutamanya benua Asia yang banyak

membudidayakan tanaman ini.

Tanaman ini termasuk kedalam famili apocynaceae yang

banyak di temukan di negara mana pun termasuk di Indonesia, dapat

di temukan di wilayah Bali (Kurniawan, 2020).

Gambar 2.2 Daun Kamboja (Plumeria acuminata)

(Sumber : Data Primer, 2020)

2.3.2 Klasifikasi Tanaman Kamboja

a. Divisi : Spermatophyta

b. Subdivisi : Angiospermae

c. Kelas : Dicotiledoneae

d. Bangsa : Apocynales
22

e. Suku : Apocynaceae

f. Marga : Plumeria

g. Jenis : Plumeria Acuminata

( Mursito dan Prihmantoro 2011)

2.3.3 Morfologi Tanaman Kamboja

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada subtropis dan

tropis hingga mencapai ketinggian 1,5 – 6 meter bahkan lebih.

Tanaman kamboja ini memiliki pertumbuhan cepat dan juga

menghasilkan bunga  yang sangat banyak (Kurniawan, 2020).

Berdasarkan morfologi tanaman kamboja ini dapat di bedakan

antara lain :

a. Tanaman

Ketinggian tanaman ini berkisar 3 hingga 7 meter. Batang

halus dan berkilau dengan batang sekulen menyimpan banyak air.

Mengandung getah berwarna putih seperti susu dan lengket. Getah

tanaman ini dapat menimbulkan iritasi bila terkena mata. Memiliki

kayu berwarna putih kekuningan dan lembut dengan percabangan

tebal dan berdaun pada ujungnya (Trubus dalam Putra, 2016).

b. Daun

Daun tanaman ini tumbuh menggumpal pada ujung

cabang. Daun berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 20-40 cm

dan lebar sekitar 7 cm yang tersyusun spiral pada akhir cabang

(Trubus dalam Putra, 2016).


23

c. Buah

Buah kamboja berbentuk elips dengan ujung lancip. Panjang

biah tanaman ini 15-20 cm dengan diameter 1,5-2 cm. Terdapat

banyak biji bersayap di dalamnya (Trubus dalam Putra, 2016).

d. Bunga

Bunganya berwarna putih dengan semburat merah

jambu dan dibagian tengahnya kuning, dan panjang sekitar 5-6 cm.

Tangkai bungannya merah jambu. Bunga kamboja termasuk bunga

biseksual atau disebut juga bunga sempurna (Trubus dalam Putra,

2016).

2.3.4 Ciri – Ciri Kamboja

Kamboja dikenal juga dengan nama Plumeria acuminata

karena bunganya berwarna putih dengan semburat merah jambu

dan dibagian tengahnya kuning. Tangkai bungannya merah jambu.

Tanaman ini berupa pohon dengan ketinggian mencapai 5 m. Daunnya

mengilap dengan warna hijau gelap. Batangnya mudah patah dan

gampang mengeluarkan getah bila terluka. Getahnya lengket

mirip dengan getah karet. Pada musim hujan, biasanya tanaman

ini tumbuh rimbun (Mursito dan Prihmantoro 2011).

2.3.5 Manfaat Kamboja

Kamboja bisa menjadi ramuan tradisional dengan berbagai

kelebihan yang dimilikinya. Mulai dari bunga hingga daun kamboja

bisa dijadikan ramuan tradisional untuk mengobati banyak penyakit.


24

Obat tradisional yang murah, mudah didapat, tapi kaya khasiat.

Penyakit yang dapat disembuhkan yakni mengurangi sakit akibat

bengkak, antibakteri, obat sakit gigi, bisul, kutil, rematik/asam

urat, disentri, demam, batuk, telapak kaki pecah-pecah (Mursito

dan Prihmantoro 2011).

2.3.6 Kandungan Kimia Daun Kamboja

Daun kamboja (Plumeria acuminata) mengandung senyawa

saponin, flavonoid, polifenol, dan alkaloid (Utami, dkk, 2016).

Saponin adalah senyawa yang rasanya pahit dan bersifat racun untuk

binatang kecil. Alkaloid adalah senyawa kimia yang dapat

melumpuhkan dan mematikan lalat rumah. Flavanoid menimbulkan

kelayuan pada saraf dan kerusakan spirakel pada serangga (Yuliana,

dkk, 2016).

2.3.7 Proses Kematian Lalat Rumah oleh Perasan Daun Kamboja

Kandungan bahan aktif perasan daun kamboja (Plumeria

acuminata) yang mendominasi adalah kandungan flavanoid, alkaloid,

saponin dan polifenol. Insektisida nabati yang berupa perasan daun

kamboja merupakan racun kontak dengan masuk ke dalam tubuh lalat

rumah secara kontak langsung.

Senyawa Flavanoid adalah suatu kelompok senyawa fenol

yang terbesar yang tersebar di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan

zat warna merah, ungu, biru dan sebagai zat warna kuning yang

ditemukan dalam tumbuhan (Cania, 2013). Flavanoid masuk ke dalam


25

tubuh serangga melalui sistem pernafasan berupa spirakel yang

terdapat di permukaan tubuh dan menimbulkan kelayuan pada saraf,

serta kerusakan pada spirakel akibatnya tidak dapat bernafas dan

akhirnya mengalami kematian.

Alkaloid memberikan rangsangan yang keras bagi hewan

target, mempengaruhi secara langsung kerja dari otot-otot serangga

sehingga membutuhkan oksigen yang banyak kemudian diikuti

kelumpuhan dan menyebabkan kematian.

Saponin masuk melalui dinding tubuh serangga dan bersifat

racun terhadap serangga. Polifenol menyebabkan denaturasi protein

penyusunan dinding sel sehingga sel akan mengalami gangguan

metabolisme dan fisiologis sehingga menyebabkan kerusakan sel

(Yuliana, dkk, 2016).


26

2.4 Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor Predisposisi :
Kotoran organik (kotoran
hewan dan kotoran
manusia)
Sampah dan sisa makanan
dari hasil olahan yang
menumpuk
SPL rumah tangga
(bahan-bahan organik
yang dibuang dan
membusuk)

Faktor Pemungkin :
Lalat rumah (Musca
Penyakit diare
domestica)

Faktor Penguat :
Pengendalian
menggunakan insektisida
nabati dengan perasan
daun kamboja (Plumeria
acuminata) pada
konsentrasi 50%, 60%,
dan 70%

Gambar 2.3 Kerangka Teori Lawrence Green

Sumber: (Green dikutip dari Notoatmodjo, 2010)


BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN

DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2018).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian Uji Efektivitas Perasan Daun Kamboja
(Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca
domestica) di Peternakan Ayam PT.AYI Desa Sukagalih Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur
2020

Varibel bebas Varibel terikat

Uji efektivitas perasan daun Jumlah kematian lalat rumah


kamboja (Plumeria (Musca domestica)
acuminata)

Varibel Penganggu

Suhu

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel pengganggu

: Efektivitas variabel bebas terhadap variabel terikat

: Efektivitas variabel pengganggu terhadap variabel yang diteliti

27
28

3.2 Hipotesis

Hipotesis di dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara

penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan

dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoadmodjo, 2018).

Jika ada hubungan Variabel X (Independent variable) dan Variabel Y

(Dependent variable) maka dinyatakan Ha. Jika tidak ada hubungan antara

Variabel X (Independent variable) dengan Variabel Y (Dependent variable)

maka dinyatakan H0.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis (Ha)

X1 : Ada efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria acuminata) dengan

konsentrasi 50 % terhadap kematian lalat rumah (Musca domestica).

X2 : Ada efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria acuminata) dengan

konsentrasi 60 % terhadap kematian lalat rumah (Musca domestica).

X3 : Ada efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria acuminata) dengan

konsentrasi 70 % terhadap kematian lalat rumah (Musca domestica).

Hipotesis Nol (H0)

X1 : Tidak ada efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

dengan konsentrasi 50% terhadap kematian lalat rumah (Musca

domestica).

X2 : Tidak ada efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

dengan konsentrasi 60% terhadap kematian lalat rumah (Musca

domestica).
29

X3 : Tidak ada efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

dengan konsentrasi 70% terhadap kematian lalat rumah (Musca

domestica).

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2018).

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Uji Efektivitas Konsentrasi Perasan Daun Kamboja (Plumeria
acuminata) Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca domestica)
di Peternakan Ayam PT.AYI Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur
2020

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Operasional
1 Variabel Independen
Berbagai Variasi perasan Pengukuran Gelas Ukur Rasio Konsentrasi
konsentrasi daun kamboja dalam perasan daun
perasan aquadest yaitu : kamboja
daun a. 50% (50 ml dengan
kamboja perasan daun satuan persen
(Plumeria kamboja + 50 ml (%)
acuminata) aquadest)
b. 60% (60 ml
perasan daun
kamboja + 40 ml
aquadest)
c. 70% (70 ml
perasan daun
kamboja + 30 ml
aquadest)
2 Variabel Dependen
Jumlah Banyaknya lalat Pengamatan Visual Rasio Jumlah lalat
Kematian rumah yang mati rumah yang
Lalat dalam masing- mati dengan
Rumah masing kandang uji satuan ekor
(Musca dan kontrol yang
domestica) ditandai dengan
tidak bergeraknya
30

lalat setelah kontak


dengan perasan
daun kamboja
(Plumeria
acuminata) selama 1
jam.
3 Variabel Pengganggu
Suhu Suhu adalah besaran Letakan pada Termometer Interval O
C
yang menyatakan tempat yang
derajat panas dingin akan diukur.
suatu benda.
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen sungguhan (True

Expriment) yang merupakan suatu penelitian dengan melakukan kegiatan

percobaan (Notoatmodjo, 2012). Di tinjau dari segi tujuan penelitian ini

tergolong penelitian verifikatif yang bertujuan untuk menguji kebenaran hasil

penelitian eksperimen sebelumnya, dengan maksud untuk mengetahui

efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria acuminata) terhadap kematian

lalat rumah (Musca domestica).

4.2 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 3 (tiga)

variabel, yaitu :

1. Variabel bebas (Independent variable) adalah variabel yang

mempengaruhi atau dianggap menentukan variabel terikat (Sayono,

2011).

- Uji efektivitas perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

dengan konsentrasi 50%, 60% dan 70%.

2. Variabel terikat (Dependent variable) adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2018).

31
32

- Jumlah lalat rumah yang mati

3. Variabel penggangu (counfouding) adalah variabel yang secara teoritis

mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti tetapi tidak

dapat dilihat, pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh

variabel bebas terhadap gejala yang diteliti (Notoatmojo, 2018).

- Suhu (200 – 250C)

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmojo, 2018). Yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh lalat rumah (Musca domestica) yang ada di

Peternakan Ayam PT.AYI Desa Sukagalih Kec. Cikalongkulon. Total

populasi lalat yaitu 315 ekor lalat.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,

2018). Sampel penelitian ini adalah sebagian lalat rumah (Musca

domestica) yang ada di Peternakan Ayam tersebut. Total sampel lalat

yaitu 315 ekor lalat yang masing-masing 15 ekor lalat akan di uji

dalam 3 tingkatan konsentrasi yang berbeda.


33

4.4 Instrumen Penelitian

1. Teknik Pembuatan Perasan Daun Kamboja (Plumeria acuminata)

Bahan yang digunakan adalah daun kamboja yang masih muda dan

segar. Selanjutnya dicuci dengan air mengalir dan ditiriskan sampai

kering. Kemudian dipotong-dipotong dengan ukuran kecil, di blender

sampai halus dan diperas menggunakan kain blacu.

2. Teknik Penangkapan Lalat Rumah (Musca domestica)

Sampel penelitian ini adalah lalat rumah (Musca dometica) yang di

ambil di peternakan ayam PT.AYI Desa Sukagalih Kecamatan

Cikalongkulon Kabupaten Cianjur.

Teknik pengambilan lalat yaitu menggunakan Fly Trap sederhana

yang telah disimpan umpan berupa bangkai ayam untuk memancing lalat

rumah (Musca domestica) masuk ke dalam Flay Trap tersebut dan tidak

bisa keluar lagi.

3. Alat dan Bahan Penelitian

a. Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1) Thermometer 8) Alat semprot

2) Pengukur waktu (Stopwatch) 9) Gelas ukur

3) Fly Trap sederhana 10) Pengaduk

4) Kandang uji 11) Pipet

5) Sarung tangan plastik 12) Kain blacu

6) Masker 13) Timbangan


34

7) Blender 14) Alat tulis

b. Persiapan Bahan

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1) Bangkai ayam

Bangkai ayam sebagai pemancing lalat rumah (Musca domestica)

yang berada pada fly trap sederhana.

2) Lalat rumah (Musca domestica)

Lalat rumah diperoleh dari peternakan ayam dengan menggunakan

fly trap sederhana.

3) Aquadest

4) Daun kamboja (Plumeria acuminata)

5) Air bersih

c. Cara Kerja

1) Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.

2) Membuat perasan daun kamboja dengan cara di blender sampai

halus dan diperas menggunakan kain blacu.

3) Mengukur konsentrasi perasan daun kamboja (Plumeria

acuminata) pada gelas ukur sesuai dengan konsentrasi yang

dibutuhkan yaitu pada konsentrasi 50%, 60% dan 70%.

4) Melarutkan perasan daun kamboja (Plumeria acuminata) dengan

Aquadest sesuai dengan perbandingan konsentrasi yang dibutuhkan

dan mengaduknya.

5) Masukan kedalam alat penyemprot dan beri label.


35

6) Banyaknya perasan yang disemprotkan yaitu pada setiap perlakuan

dan pengulangan menggunakan 25 ml larutan per kandang uji.

7) Lamanya kontak lalat rumah dengan berbagai konsentrasi perasan

daun kamboja yaitu berdasarkan metode standar komisi pestisida

yaitu selama 1 jam.

d. Cara Menghitung Besaran Pengulangan

Rancangan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL). Banyaknya perlakuan (t) adalah tiga

macam konsentrasi perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

ditambah satu kontrol, untuk menentukan banyaknya pengulangan (r),

digunakan rumus sebagai berikut (Gomez, 2007) :

t (r – 1) ≥ 15

3 (r – 1) ≥ 15

3r – 3 ≥ 15

3r ≥ 18

r ≥6

Sehingga diperoleh : Enam kali pengulangan dengan tiga perlakuan.

Besaran sampel sesuai dengan banyaknya perlakuan dan

pengulangan ditambah dengan kontrol. Jumlah lalat setiap perlakuan dan

pada kontrol adalah 15 ekor, 3 perlakuan dengan 6 kali pengulangan (15 x

3 x 6 = 270) ditambah control 3 x 15 sehingga besaran sampel 315 ekor

lalat rumah (Musca domestica).


36

4.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakuakan dengan cara sebagai berikut :

Rancangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pretest posttest

dengan kelompok kontrol (pretest-postest with control group). Dalam

rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan anggota-anggota

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemudian dilakukan pretest

(01) pada kedua kelompok tersebut dan diikuti intervensi (X) pada kelompok

eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan posttest (02) pada kedua

kelompok tersebut. Bentuk rancangan ini sebagai berikut (Notoatmodjo,

2018):

Pretest Perlakuan Posttest


01 X 02
R (Kel. Eksperimen) 01 02

R (Kel. Kontrol)
Gambar 4.1

Rancangan Eksperimen

Keterangan:

X : Perlakuan

01 : Jumlah lalat rumah (Musca domestica) sebelum diberi perlakuan.

02 : Jumlah lalat rumah (Musca domestica) setelah diberi perlakuan.

Dengan randomisasi (R), maka kedua kelompok mempunyai sifat yang

sama sebelum dilakukan intervensi (perlakuan). Karena kedua kelompok sama

pada awalnya, maka perbedaan hasil posttest (02) pada kedua kelompok

tersebut dapat disebut sebagai pengaruh dari intervensi atau perlakuan

(Notoatmodjo, 2018).
37

4.6 Pengolahan Data

Dalam suatu pengolahan data merupaka salah satu langkah yang

penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari

penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa, dan belum

siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian sebagai hasil yang berarti

dan kesimpulan yang baik, diperlukan pemilahan data (Notoatmodjo, 2010).

Adapun pengolahan data penelitian ini adalah sebagai berikut :

A= X X01
X11 B= X X01
X21 X11
X31 X21
X41 X31
X51 X41
X61 X51
X61
6

C= X X01
X11
X21
X31
X41
X51
X61

Gambar 4.2 Pengolahan Data


38

Keterangan :

A = Perlakuan 1 dengan 50% konsentrasi perasan daun kamboja (Plumeria

acuminata)

B = Perlakuan 2 dengan 60% konsentrasi perasan daun kamboja (Plumeria

acuminata)

C = Perlakuan 3 dengan 70% konsentrasi perasan daun kamboja (Plumeria

acuminata)

X = Lalat

X01 = Hasil kelompok control

X11 = Hasil pengulangan 1

X21 = Hasil pengulangan 2

X31 = Hasil pengulangan 3

X41 = Hasil pengulangan 4

X51 = Hasil pengulangan 5

X61 = Hasil pengulangan 6

4.7 Analis Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,

2010).

2. Analisa Bivariat
39

Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi

dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif (Saryono,

2011).

Data yang dikumpulkan ditabulasi dan dibahas serta di analisa

dengan komputer menggunakan SPSS. Teknik analisa data dengan

menggunakan Uji Anova. Statistik Uji-F yang digunakan dalam One Way

Anova dihitung dengan rumus (K-1), Uji-F dilakukan dengan

membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Sedangkan derajat bebas

yang digunakan dihitung dengan rumus (n-k), dimana k adalah jumlah

kelompok sampel, dan n adalah jumlah sampel. Untuk mengetahui ada

tidaknya efektivitas sebelum pemberian perasan daun kamboja (Plumeria

acuminata) dan sesudah pemberian perasan daun kamboja (Plumeria

acuminata).

Jika F-hitung > F-tabel maka hipotesa penelitian diterima atau jika p <

0,05 hipotesa penelitian diterima.

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Peternakan Ayam PT.AYI Desa

Sukagalih Kec. Cikalongkulon Kab. Cianjur untuk waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2020.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Hasil Univariat

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga perlakuan

ditambah satu buah kontrol dengan enam kali pengulangan. Data yang

diperoleh dari hasil pengamatan dalam penelitian adalah jumlah lalat

rumah (Musca domestica) yang mati setelah kontak dengan konsentrasi

50%, 60%, 70% perasan daun kamboja (Plumeria acuminata). Waktu

pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 3-5 juni pukul 08.30 –

10.40 WIB.

Tabel 5.1
Hasil Perlakuan 1 Dengan Konsentrasi 50% Perasan Daun Kamboja
(Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca
domestica) Di Peternakan Ayam Pak Ayi Desa Sukagalih Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur
2020

No Perlakuan Kematian Lalat Rumah Satuan Ekor Lalat Suhu (0C)


1 Kontrol X 0 Ekor 28 0C
2 Perlakuan XA1 6 Ekor 28 0C
3 Perlakuan XA2 2 Ekor 28 0C
4 Perlakuan XA3 4 Ekor 28 0C
5 Perlakuan XA4 2 Ekor 28 0C
6 Perlakuan XA5 4 Ekor 28 0C
7 Perlakuan XA6 7 Ekor 28 0C
Rata-rata 4 Ekor 28 0C
Sumber : Data Primer

40
41

Didapat hasil rata-rata pada perlakuan pertama pemberian perasan

daun kamboja (Plumeria acuminata) dengan konsentrasi 50% terhadap

kematian lalat rumah (Musca domestica) yaitu 4 ekor dari 15 ekor lalat

perkontainer dengan Suhu 28 0C dalam waktu 1 jam.

Tabel 5.2
Hasil Perlakuan 2 Dengan Konsentrasi 60% Perasan Daun Kamboja
(Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca
domestica) Di Peternakan Ayam Pak Ayi Desa Sukagalih Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur
2020

No Perlakuan Kematian Lalat Rumah Satuan Ekor Lalat Suhu (0C)


1 Kontrol X 0 Ekor 29 0C
2 Perlakuan XB1 10 Ekor 29 0C
3 Perlakuan XB2 8 Ekor 29 0C
4 Perlakuan XB3 8 Ekor 29 0C
5 Perlakuan XB4 5 Ekor 29 0C
6 Perlakuan XB5 7 Ekor 29 0C
7 Perlakuan XB6 8 Ekor 29 0C
Rata-rata 7 Ekor 29 0C
Sumber : Data Primer

Didapat hasil rata-rata pada perlakuan kedua pemberian perasan

daun kamboja (Plumeria acuminata) dengan konsentrasi 60% terhadap

kematian lalat rumah (Musca domestica) yaitu 7 ekor dari 15 ekor lalat

perkontainer dengan Suhu 29 0C dalam waktu 1 jam.


42

Tabel 5.3
Hasil Perlakuan 3 Dengan Konsentrasi 70% Perasan Daun Kamboja
(Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca
domestica) Di Peternakan Ayam Pak Ayi Desa Sukagalih Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur
2020

No Perlakuan Kematian Lalat Rumah Satuan Ekor Lalat Suhu (0C)


1 Kontrol X 0 Ekor 29 0C
2 Perlakuan XC1 11 Ekor 29 0C
3 Perlakuan XC2 9 Ekor 29 0C
4 Perlakuan XC3 8 Ekor 29 0C
5 Perlakuan XC4 9 Ekor 29 0C
6 Perlakuan XC5 10 Ekor 29 0C
7 Perlakuan XC6 12 Ekor 29 0C
Rata-rata 8 Ekor 29 0C
Sumber : Data Primer

Didapat hasil rata-rata pada perlakuan ketiga pemberian perasan

daun kamboja (Plumeria acuminata) dengan konsentrasi 70% terhadap

kematian lalat rumah (Musca domestica) yaitu 8 ekor dari 15 ekor lalat

perkontainer dengan Suhu 290C dalam waktu 1 jam.

5.1.2 Analisis Bivariat

1. Analisa Homogenitas Variasi Konsentrasi Perasan Daun

Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat

Rumah (Musca domestica).

Sebelum dilakuakan Uji Anova terhadap hasil perlakuan dari

ketiga konsentrasi perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

terhadap kematian lalat rumah (Musca domestica). Dilakuakan

perlakuan homogenitas untuk memenuhi syarat penghitungan untuk


43

anova yaitu varian homogen. Adapun sisi perlakuan homogenitas

adapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4
Homogenitas Perbedaan Konsentrasi Pada Perasan Daun Kamboja
(Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat Rumah (Musca
domestica) Di Peternakan Ayam Pak Ayi Desa Sukagalih Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur
2020

No Perlakuan Rata-rata P-Value


1 Konsentrasi 50% 4
2 Konsentrasi 60% 7 0,174
3 Konsentrasi 70% 8
Sumber : SPSS Versi 17

Berdasarkan tabel 5.4 terlihat p-value homogenitas dengan

nilai sig. 0,174 karena sig. > 0,05 maka H 0 di tolak atau dengan kata

lain hipotesis penelitian ini di terima atau perbedaan ke tiga varian

tersebut memiliki varian identik dengan demikian asumsi kesamaan

varian untuk perlakuan ANOVA terpenuhi.

2. Analysis Of Variance (ANOVA)

Setelah perlakuan homogenitas sebelumnya menunjukan

bahwa setiap vareansi homogen sehingga dapat dilakukan uji Anova

untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara

masing-masing perlakuan dengan konsentrasi 50%, 60%, dan 70%

dengan waktu yang sama yaitu 1 jam. Adapun hasil perlakuan

Anova dapat dilihat yang tertera pada tabel 5.5 berikut ini:
44

Tabel 5.5
Analysis Of Variance (ANOVA)
Kematian Lalat Rumah

Mean
Sum of Squares Df F p-value
Square
Between Groups 232.238 3 77.413 29.245
0,000
Within Groups 45.000 17 2.647
Total 277.238 20
Sumber : SPSS Versi 17

Kaidah keputusan menggunakan Uji ANOVA adalah sebagai

berikut :

a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka menolak H(0) dan menerima

H(a)

b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka menerima H(0) dan menolak

H(a)

c. H0 = Diduga tidak ada pengaruh konsentrasi perasan daun

kamboja (Plumeria acuminata) terhadap kematian lalat rumah

(Musca domestica)

d. Ha = Diduga ada pengaruh konsentrasi perasan daun kamboja

(Plumeria acuminata) terhadap kematian lalat rumah (Musca

domestica).

Uji Hipotesis

Karena nilai signifikasi (P-Value) adalah 0,000 dimna sig. <

0,05 maka hipotesa penelitian diterima. Adanya pengaruh yang

signifikan konsentrasi perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

terhadap kematian lalat rumah (Musca domestica).


45

Kesimpulan

Dari rumus uji ANOVA maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa perasan daun kamboja (Plumeria acuminata) memiliki

pengaruh terhadap kematian lalat rumah (Musca domestica) secara

signifikan.

3. Analisis Perbandingan Perbedaan Rata-rata Lalat Rumah Mati

Yang Dipengaruhi Oleh Berbagai Konsentrasi

Berdasarkan hasil perhitungan Anova, karena hasil uji

menunjukkan Ho ditolak atau ada perbedaan maka uji dilanjutkan

dengan uji Post Hoc Test untuk membandingkan angka rata-rata

antar kelompok perlakuan pada taraf nyata 0,05 dapat dilihat pada

tabel 5.6 berikut ini.

Tabel 5.6
Analisis Perbandingan Perbedaan Rata-rata Lalat Rumah Mati
Yang Dipengaruhi Oleh Berbagai Konsentrasi

Konsentrasi Konsentrasi Beda Rata-rata


No p-value
(I) (J) (I-J)
50% -0,4167* 0,013
1 0 60% -0,7667* 0,000
70% -0,9833* 0,000
0 0,4167* 0,013
2 50% 60% -0,3500* 0,010
70% -0,5667* 0,002
0 0,7667* 0,000
3 60% 50% 0,3500* 0,010
70% -0,2167 0,204
0 0,9833* 0,000
4 70% 50% 0,5667* 0,000
60% 0,2167 0,204
Sumber : SPSS Versi 17
46

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui kematian lalat rumah

adalah benar di pengaruhi oleh konsentrasi perasan daun kamboja

(Plumeria acuminata) yang di gunakan. Semakin tinggi konsentrasi

perasan daun kamboja (Plumeria acuminata) yang digunakan, maka

akan semakin tinggi rata-rata kematian lalat rumah.

Selanjutnya dilihat dari hasil perlakuan Bonferroni yang

dilakukan untuk melihat perbedaan antara perlakuan dengan

efektivitas konsentrasi perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

terhadap kematian lalat rumah. Hasil perlakuan Bonferroni

menunjukkan bahwa tidak semua konsentrasi perasan daun kamboja

(Plumeria acuminata) mempunyai p-value <0,05, yang berarti tidak

semua memiliki perbedaan yang bermakna yaitu perlakuan dengan

konsentrasi (I) 60% dengan konsentrasi (J) 70% terhadap kematian

lalat rumah dimana p-value 0,204 > 0,05 dengan nilai rata-rata

perbedaan yaitu -0,2167.

Berbeda dengan konsentrasi (I) 50% dengan konsentrasi (J)

70% yang memilki perbedaan yang bermakna, terlihat memiliki

nilai rata-rata perbedaan paling tinggi yaitu -0,5667* dimana p-value

0,002 < 0,05. Karena nilai signifikan ini lebih kecil dari α = 0,05,

maka hipotesa penelitian diterima artinya semakin tinggi

konsentrasi perasan daun kamboja maka akan semakin dapat terlihat

perbedaan yang nyata/signifikan dalam membuhuh lalat rumah taraf

nyata 0,05.
47

5.2 Pembahasan

5.2.1 Hasil Penelitian Larutan Lengkuas Terhadap Kematian Lalat

Berdasarkan tabel 5.1, 5.2, dan 5.3 masing-masing perlakuan

diatas, konsentrasi 70% perasan terhadap kematian lalat rumah

memiliki hasil lebih yaitu 8 ekor lalat. Sedangkan dengan konsentrasi

60% perasan daun kamboja terhadap kematian lalat rumah memiliki

hasil lebih yaitu 7 ekor lalat dan konsentrasi 50% perasan daun

kamboja terhadap kematian lalat rumah memiliki hasil lebih yaitu 4

ekor lalat, dari 15 ekor lalat perkontainer. Maka dari itu semakin tinggi

konsentrasi perasan daun kamboja yang digunakan akan semakin

terlihat pengaruh yang signifikan terhadap kematian lalat rumah.

Insektisida berfungsi sebagai racun serangga. Insektisida dapat

mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku,

perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta

aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga,

salah satunya insektisida alami yang terbuat dari bahan alami seperti

tumbuhan, contohnya yaitu daun kamboja.

Daun kamboja dapat digunakan sebagai insektisida alami karena

memiliki kandungan saponin, alkaloid, flavonoida, dan polifenol pada

perasan daun kamboja (Plumeria acuminata) merupakan racun kontak

dengan masuk ke dalam tubuh lalat rumah secara kontak langsung.

Cara kerja zat aktif dalam membunuh lalat adalah dengan

menyerang sistem sarafnya, yaitu apabila tubuh lalat terkena perasan


48

daun kamboja, lalat akan teracuni. Reaksi yang terjadi cukup cepat,

yaitu diawali dengan gerakan tidak teratur dari lalat yang semakin lama

semakin cepat dan tidak terkendali yang mengakibatkan kelumpuhan

yang diikuti dengan kematian (Kardinan, 2016). Hal ini dipengaruhi

oleh flavanoid yang menimbulkan kelayuan pada saraf, serta kerusakan

pada spirakel akibatnya tidak dapat bernafas dan akhirnya mengalami

kematian, dan saponin yang merupakan senyawa aktif permukaan dan

bersifat racun (Yuliana, dkk, 2016).

Suhu dapat berpengaruh terhadap kematian lalat rumah, suhu

optimal untuk aktivitas lalat adalah pada temperatur 21°C. Pada

temperatur di bawah 7,5°C tidak aktif, dan di atas temperatur 45°C akan

menyebabkan kematian pada lalat rumah. Dari hasil pengukuran di

peroleh suhu ruangan penelitian 29oC berdasarkan hal tersebut maka

kematian lalat rumah pada penelitian ini tidak dipengaruhi oleh suhu

udara ruangan, artinya kematian lalat rumah benar-benar disebabkan

oleh adanya pemberian perasan daun kamboja (Santi, 2010).

5.2.2 Homogenitas Perlakuan dan Anova

Berdasarkan hasil perlakuan homogenitas pada tabel 5.4

diperoleh nilai 0,174 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa varian

perasan daun kamboja adalah homogen, sehingga dapat diperlakukan

dengan Anova untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh yang

signifikan antara masing-masing konsentrasi perasan daun kamboja

50%, 60%, dan 70% terhadap kematian lalat rumah.


49

Dalam hasil analisis statistik pada tabel 5.5 dapat dilihat hasil

perlakuan ANOVA yang diperoleh adalah p-value 0,000 < 0,005 yang

berarti hipotesa penelitian diterima, maka dapat dinyatakan bahwa ada

efektivitas yang bermakna secara signifikan pada taraf derajat

kepercayaan 95%.

Berdasarkan tabel 5.6 diatas menunjukkan hasil perlakuan

Bonferroni bahwa tidak semua konsentrasi perasan daun kamboja

mempunyai p-value < 0,05 yang berarti tidak semua memiliki

perbedaan yang bermakna yaitu perlakuan dengan konsentrasi (I) 60%

dengan konsentrasi (J) 70% terhadap kematian lalat rumah dimana p-

value 0,204 > 0,05. Berbeda dengan konsentrasi (I) 50% dengan

konsentrasi (J) 70% yang memilki perbedaan yang bermakna, dimana

p-value 0,002 < 0,05. Karena nilai signifikan ini lebih kecil dari α =

0,05, maka hipotesa penelitian diterima artinya semakin tinggi

konsentrasi larutan lengkuas akan semakin dapat terlihat perbedaan

yang nyata/signifikan dalam membuhuh lalat rumah taraf nyata 0,05.

5.2.3 Hambatan Penelitian

Dalam menjalankan penelitian ini terdapat hambatan-hambatan

yang dialami penulis. Berikut ini beberapa hambatan yang penulis

hadapi dalam melakukan penelitian.

a. Tidak adanya lalat rumah yang berada di peternakan ayam PT.AYI

karena ayam di peternakan tersebut telah di panen hingga harus

menunggu 3 minggu sampai ayam di peternakan cukup dewasa.


50

b. Peralatan yang kurang memadai seharusnya dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan pipet ukur. Tetapi dalam penelitian

ini peniliti menggunakan alat ukur lain yaitu gelas ukur sehingga

penelitian sedikit lebih lambat, dan hati-hati saat pembuatan larutan.

c. Keterbatasan biaya yang kurang memadai dalam penelitian

sehingga peneliti dalam penelitian ini belum maksimal.


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data mengenai Uji Efektivitas

Perasan Daun Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat

Rumah (Musca domestica) maka penulis dapat menarik kesipulan sebagai

berikut:

1. Dari 6 kali pengulangan perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

dengan konsentrasi 50% sebanyak (50 ml) dan campuran aquadest

sebanyak (50 ml) dengan waktu kontak 1 jam jumlah kematian lalat rumah

(Musca domestica) rata-rata 4 ekor dari 15 ekor lalat perkontainer.

2. Dari 6 kali pengulangan perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

dengan konsentrasi 60% sebanyak (60 ml) dan campuran aquadest

sebanyak (40 ml) dengan waktu kontak 1 jam jumlah kematian lalat rumah

(Musca domestica) rata-rata 7 ekor dari 15 ekor lalat perkontainer.

3. Dari 6 kali pengulangan perasan daun kamboja (Plumeria acuminata)

dengan konsentrasi 70% sebanyak (70 ml) dan campuran aquadest

sebanyak (30 ml) dengan waktu kontak 1 jam jumlah kematian lalat rumah

(Musca domestica) rata-rata 8 ekor dari 15 ekor lalat perkontainer.

51
52

6.2 Saran

6.2.1 Bagi peneliti selanjutnya

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan perasan

daun kamboja (Plumeria acuminata) terhadap lalat lain dan

serangga vector lainnya seperti kecoa dan nyamuk.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan

insektisida dari tanaman lain yang mungkin memiliki kemampuan

sebagai insektisida terhadap lalat rumah (Musca domestica)

6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Saran bagi institusi pendidikan Poltekes Yapkesbi Sukabumi

1. Menjadikan perasan daun kamboja ini sebagai hak cipta Poltekes

Yapkesbi Sukabumi.

2. Penambahan buku tentang pengendalian vektor di perpustakaan

Poltekes Yapkesbi Sukabumi.

6.2.3 Masyarakat dan Peternakan Ayam PT.AYI

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi kepada

masyarakat dan peternakan ayam PT.AYI bahwa perasan daun

kamboja dapat dijadikan sebagai alternatif yang ramah lingkungan

dalam upaya pengendalian lalat.

6.2.4 Dinas Kesehatan / Puskesmas

Saran kepada pemerintah terutama Dinas Kesehatan / Puskesmas

agar dapat menggunakan perasan daun kamboja sebagai insektisida

alami untuk membunuh lalat rumah.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Haidina., Desti, D.C., 2016. Efektifitas Ekstrak Daun Pandan Wangi Dalam
Pengendalian Lalat Rumah Di Workshop Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 5 Edisi Oktober. ISSN 2085-1677.
file:///C:/Users/user/Downloads/128-Article%20Text-135-1-10-
20181002%20(1).pdf. Diakses pada 9 April 2020. Jam 11:00.

Cania, E. 2013. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia)
Terhadap Larva Aedes aegypti. Medical Journal of Lampung University
Vol. 2 No. 4 Februari 2013: 52-60.
https://pdfs.semanticscholar.org/20c1/4e3db3d1acc76e5aec013221946a671
19998.pdf. Diakses pada 1 Mei 2020. Jam 15:50.

DINKES CIANJUR, 2019. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Cianjur.


https://cianjurkab.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Lakip-2018-
Dinkes.pdf. Diakses pada 24 April 2020. Jam 15:38.

DINKES JABAR, 2019. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
http://diskes.jabarprov.go.id/dmdocuments/01b3018430a412a520e2b4a4b9d986
4f.pdf. Diakses pada 24 April 2020. Jam 15:44.

Farooque, M.D., Ashraf, Mazumder A, Shambhawee S, and Mazumder R. 2012.


Review On Plumeria acuminata. International Journal of Research in
Pharmacy and Chemistry. ISSN:2231-2781. http://www.ijrpc.com/files/31-
264.pdf. Diakses pada 21 April 2020. Jam 15:00.

Fitriana, 2014. Uji Potensi Minyak Atsiri Daun Selasih Ungu (Ocimum sanctum)
Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Perkembangan Lalat Rumah (Musca
domestica) Di Laboratorium. http://digilib.uin-suka.ac.id/10987/2/BAB
%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. Diakses pada 15
April 2020. Jam 13:00.

Iqbal, W., Malik, M.F., Sarwar, M.K., Azam, I., Iram, N., Rashda, A., 2014. Role
of housefly (Musca domestica, Diptera; Muscidae) as a disease vector; a
review. Journal of Entomology and Zoology Studies 2014; 2 (2): 159-163.
http://www.entomoljournal.com/vol2Issue2/pdf/33.1.pdf. Diakses 13 April
2020. Jam 18:35.

Kardinan, Agus. 2016. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Kathiraysen. (2011). Uji Potensi Ekstrak Biji Pucung (Pangium edule)
sebagai Insektisida Terhadap Lalat Musca domestica. Jurnal Fakultas
Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang. http://old.fk.ub.ac.id. Diakses
pada 16 April 2020. Jam 16:50.

KEMENKES RI, 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia.


https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2018.pdf. Diakses pada 27 April 2020. Jam 07:00.

Khairunnisa, 2012. Teori Lawrance Green.


http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25578/1/
KHAERUNNISA%20-%FKIK.pdf. Diakses pada 5 Mei 2020. Jam 11:20.

Kurniawan, Fredi 2020. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kamboja


http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kamboja/.
Diakses pada 29 April 2020. Jam 11:00.

Kurniawan, Risky Indra. 2017. Perbandingan Potensi Ekstrak Etanol Daun


Kamboja Putih (Plumeria Alba L.) Sebagai Insektisida Terhadap Lalat
Rumah (Musca Domestica) Dan Lalat Hijau (Chrysomya Megacephala)
Dengan Metode Semprot. http://repository.ub.ac.id/4335/. Diakses pada 23
April 2020. Jam 19:00.

Menkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50


Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serta
Pengendaliannya.
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2017/bn1592-2017.pdf.
Diakses pada 26 April 2020. Jam 15:00.

Mursito, B., dan Prihmantoro, H. 2011, Tanaman Hias Berkhasiat Obat, Ed. Kke-
4, Jakarta : Penebar Swadaya.

Naria, Evi. 2015. Insektisida Nabati Untuk Rumah Tangga. Jurnal Universitas
Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/15315/ikm-jun2005-
%20(5).pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses pada 24 April 2020. Jam
10:40.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


Permentan, 2011. Peraturan Menteri Pertanian No. 40/Permentan/OT.140/7/2011.
Tentang PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM RAS YANG BAIK.
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4ee97a9b5ca2c/node/
lt50fcfa35015fb/peraturan-menteri-pertanian-no-
40_permentan_ot.140_7_2011-tahun-2011-pedoman-pembibitan-ayam-ras-
yang-baik. Diakses pada 26 April 2020. Jam 16:25.

Purnama, S.G. 2015. Buku Ajar Pengendalian Vektor. Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/f1712d37210d266896
40e6433276d186.pdf. Diakses pada 28 April 2020. Jam 08:00.

Putra, A.H., Corvianindya Y., Wahyukundari M.A., 2017. Uji Aktivitas


Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kamboja Putih (Plumeria acuminata)
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. e-Jurnal Pustaka Kesehatan,
vol. 5 (no. 3). https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/6013.
Diakses pada 1 Mei 2020. Jam 09:00.

Santi, D.N. 2010. Manajemen Pengendalian Lalat. Fakultas Kedokteran.


Universitas Sumatera Utara.
https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/pengendalian_lalat.pdf. Diakses pada
28 Mei 2020. Jam 20:30.

Saryono, 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit : Mitra Cendikia Press,


Jogjakarta.

Sayono, Sifak, M., Martini, 2012. Pengaruh Aroma Umpan Dan Warna Kertas
Perangkap Terhadap Jumlah Lalat Yang Terperangkap. Jumal Litbang
Universitas Muhammadiyah Semarang.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/LITBANG/article/view/276. Diakses
pada 20 April 2020. Jam 10:35.

Sucipto, C. D. 2011. Vektor Penyakit Tropis. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Sugiyono, 2018. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit


: Alfabeta, CV, Bandung.

Suprapto, 2012. Efektifitas Pengendalian Lalat Rumah (Musca domistica) Dengan


Menggunakan Fly Trap Pada Perimeter Kantor Kesehatan Pelabuhan
Dumai. Jurnal Kesehatan Lingkungan Industri. Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32522. Diakses pada 13 April
2020. Jam 19:30.

Utami, I.W., Cahyati, W.H., November 2016. Potensi Ekstrak Daun Kamboja
Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti. Epidemiologi dan
Biostatistika, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/14001. Diakses
pada 23 April 2020. Jam 14:30.

Wahyuni, D., Makomulamin, Nila, Desember 2017. Buku Ajar Entomologi dan
Pengendalian Vektor. Yogyakarta CV BUDI UTAMA.

WHO. Latifah, Husniati (2018) Hubungan Faktor Lingkungan dan


Sosiodemografi Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita (1-4 Tahun) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kambar Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2018. Universitas Andalas. http://scholar.unand.ac.id/35276/2/BAB
%20I.pdf. Diakses pada 4 Mei 2020. Jam 09:45.

Wijayanti, R.S., Muryoto, Abdul, H.K., 2017. Minyak Kenanga (Canangium


odoratum Baill) Sebagai Repellent Lalat Rumah (Musca domestica).
https://adoc.tips/minyak-kenanga-canangium-odoratum-baill-sebagai-
repellent-la.html. Diakses pada 31 Maret 2020. Jam 14:10.

Yuliana, Vina., Yamtana, Kadarusno, A.H., 2016. Aplikasi Penyemprotan


Perasan Daun Kamboja (Plumeria acuminata) Terhadap Kematian Lalat
Rumah (Musca domestica). Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 13 No. 1.
https://ejournal.kesling-poltekkesbjm.com/index.php/JKL/article/view/
26/23. Diakes pada 30 Maret 2020. Jam 14:30.
ONEWAY Y BY X /STATISTICS DESCRIPTIVES EFFECTS HOMOGENEITY
BROWNFORSYTHE WELCH /MISSING ANALYSIS /POSTHOC=BONFERRONI
ALPHA(0.05).

Oneway

Notes

Output Created 09-Jun-2020 10:08:28

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 24


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based


on cases with no missing data for any
variable in the analysis.

Syntax ONEWAY Y BY X
/STATISTICS DESCRIPTIVES
EFFECTS HOMOGENEITY
BROWNFORSYTHE WELCH
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=BONFERRONI
ALPHA(0.05).

Resources Processor Time 0:00:00.031

Elapsed Time 0:00:00.018


[DataSet0]

Descriptives

KEMATIAN LALAT

95% Confidence
Interval for Mean
Between-
Std. Std. Lower Upper Component
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum Variance

KONTROL X 3 .00 .000 .000 .00 .00 0 0

KONSENTRASI 50% 6 4.17 2.041 .833 2.02 6.31 2 7

KONSENTRASI 60% 6 7.67 1.633 .667 5.95 9.38 5 10

KONSENTRASI 70% 6 9.83 1.472 .601 8.29 11.38 8 12

Total 21 6.19 3.723 .812 4.50 7.89 0 12

Model Fixed Effects 1.627 .355 5.44 6.94

Random Effects 1.996 -.16 12.54 14.538

Test of Homogeneity of Variances

KEMATIAN LALAT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.863 3 17 .174

ANOVA

KEMATIAN LALAT

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 232.238 3 77.413 29.245 .000

Within Groups 45.000 17 2.647

Total 277.238 20

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons

KEMATIAN LALAT
Bonferroni

(I) (J) 95% Confidence Interval


KONSEN KONSEN Mean Difference
TRASI TRASI (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

0 50% -4.167* 1.150 .013 -7.60 -.73

60% -7.667* 1.150 .000 -11.10 -4.23

70% -9.833* 1.150 .000 -13.27 -6.40

50% 0 4.167* 1.150 .013 .73 7.60

60% -3.500* .939 .010 -6.30 -.70

70% -5.667* .939 .002 -8.47 -2.86

60% 0 7.667* 1.150 .000 4.23 11.10

50% 3.500* .939 .010 .70 6.30

70% -2.167 .939 .204 -4.97 .64

70% 0 9.833* 1.150 .000 6.40 13.27

50% 5.667* .939 .000 2.86 8.47

60% 2.167 .939 .204 -.64 4.97

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.


PERHITUNGAN KEPADATAN LALAT

Menurut PERMENKES NO.50 Tahun 2017, cara menghitung kepadatan


lalat adalah dengan melakukan pengamatan selama 30 detik dan pengulangan
sebanyak 10 kali pada titik pengamatan. Dari 10 kali pengamatan diambil 5 (lima)
nilai tertinggi, lalu kelima nilai tersebut dirata-ratakan.

Pengamatan lalat pada kandang ayam PT.AYI. Pada 30 detik pertama,


kedua hingga kesepuluh didapatkan data sebagai berikut :

Nilai Lima Angka Tertinggi

10

11

16

15 16 + 15 + 15 + 17 + 14 = 77
15 77 : 5 = 15,4 ekor lalat.
11

17 Jadi, indeks populasi lalat yaitu 15,4 ekor lalat.


14

10

8
FORM TABEL EKSPERIMEN PERLAKUAN

Kematian Selisih
No Konsentrasi Pengulangan Suhu (0C) Waktu
Lalat Waktu

Kontrol X 0 28 0C 08:30 1 jam

Perlakuan XA1 6 28 0C 09:30 1 menit

Perlakuan XA2 2 28 0C 09:31

1 Konsentrasi 50% Perlakuan XA3 4 28 0C 09:32

Perlakuan XA4 2 28 0C 09:33

Perlakuan XA5 4 28 0C 09:34

Perlakuan XA6 7 28 0C 09:35

Rata-rata 4

Kontrol X 0 29 0C 08:30 1 jam

Perlakuan XB1 10 29 0C 09:30 1 menit

Perlakuan XB2 8 29 0C 09:31 1 menit

2 Konsentrasi 60% Perlakuan XB3 8 29 0C 09:32 1 menit

Perlakuan XB4 5 29 0C 09:33 1 menit

Perlakuan XB5 7 29 0C 09:34 1 menit

Perlakuan XB6 8 29 0C 09:35 1 menit

Rata-rata 7

Kontrol X 0 29 0C 08:30 1 jam

Perlakuan XC1 11 29 0C 09:30 1 menit

Perlakuan XC2 9 29 0C 09:31 1 menit

3 Konsentrasi 70% Perlakuan XC3 8 29 0C 09:32 1 menit

Perlakuan XC4 9 29 0C 09:33 1 menit

Perlakuan XC5 10 29 0C 09:34 1 menit

Perlakuan XC6 12 29 0C 09:35 1 menit

Rata-rata 8
DOKUMENTASI ALAT DAN BAHAN

Alat Semprot Aquadest

Daun Kamboja Masker & Sarung Tangan


Gelas Ukur Batang Pengaduk

Blender Kain Blacu


Bangkai Ayam Fly Trap

Air Bersih Alat Tulis


Kandang Uji
INSTRUMEN PROSEDUR PEMBUATAN PERASAN DAUN KAMBOJA

Menimbang daun kamboja 400g Diiris berukuran kecil

Masukkan ke dalam blender Tambahkan air 400ml


Blender sampai halus Tuangkan ke dalam wadah yang
dilapisi kain blacu

Peras untuk diambil perasan airnya


INSTRUMEN PROSEDUR MENGUKUR KONSENTRASI

Masukkan perasan daun kamboja ke Tambahkan aquadest sesuai konsentrasi


dalam gelas ukur sesuai konsentrasi dan di aduk

Tuangkan ke dalam alat semprot Perasan daun kamboja siap


disemprotkan
Lalat rumah yang mati Lalat rumah yang mati

Lalat rumah yang mati Lalat rumah yang mati


Aquadest yang digunakan untuk Lalat setelah disemprot kontrol
kontrol (aquadest)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Suci Mustaram Putri

NIM : 029K.A17.005

Tempat dan tanggal Lahir : Cianjur, 03 Januari 1999

Agama : Islam

Alamat : Kp. Kebon Kalapa RT 05 RW 03 Desa Sukagalih

Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur

Alamat Email : sucimustaram99@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

- RA Raudhatul Hijaiyyah, lulus tahun 2005

- Sekolah Dasar Negeri 4 Cikalongkulon, lulus tahun 2011

- Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cikalongkulon, lulus tahun 2014

- Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Cianjur, lulus tahun 2017

- Diterima menjadi mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes

Yapkesbi Sukabumi tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai