Kti Full Ani Niawati
Kti Full Ani Niawati
KTI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
OLEH:
ANI NIAWATI
029K.A16.001
Kata kunci : biji kelor (Moringa Oleifera L), limbah cair industri tahu,
Total Suspended Solid (TSS)
Daftar Pustaka : 10 (2008-2017)
Website :5
ii
ABSTRACT
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Sang Pencipta Allah SWT yang telah
Terhadap Penurunan Kadar Total Suspended Solid (TSS) Pada Limbah Cair
Industri Tahu Citamiang Kota Sukabumi Tahun 2019” yang ditujukan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar Diploma III Kesehatan
bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala
dalamnya kepada :
Sukabumi.
3. Siti Fatimah, SKM, MM, selaku Ka. Prodi DIII Kesehatan Lingkungan
4. Kepada kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan doa serta dukungan
iv
6. Semua pihak yang telah menyumbangkan waktu, tenaga, pemikiran, dan
sarana yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT
untuk itu Penulis dengan segala rasa hormat dan kerendahan hati, penulis
Akhir kata Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi Penulis dan umumnya bagi kita semua serta
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
PERNYATAAN..............................................................................................iv
PERNYATAAN PUBLIKASI.......................................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................vi
ABSTRACT......................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN..........................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.....................................................................................6
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
OPERASIONAL
3.2 Hipotesis.................................................................................42
vii
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Nama Lampiran
xii
BAB I
PENDAHULUAN
koagulan alami alternatif yang tersedia secara lokal. Efektivitas koagulasi biji
Selain itu, koagulan alami dapat membentuk flok yang lebih kuat terhadap
(S.D.R utami,2012).
koagulan alami alternatif yang tersedia secara lokal. Biji kelor (Moringa
Oleifera L) yang dipergunakan adalah yang matang atau tua yang memiliki
aktif yang terkandung dalam biji kelor (Moringa Oleifera L) yaitu 4-alfa-4-
menjadi bentuk yang lebih kecil, maka zat aktif dari biji kelor tersebut akan
semakin banyak karena luas permukaan biji kelor semakin besar. Apabila
1
2
menyerap limbah cair semakin kecil karena zat aktif tersebut tidak berada di
permukaan biji kelor tetapi tertutupi oleh air sehingga kelembaban biji kelor
harus kecil.
Limbah, bahwa air limbah adalah air sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan
yang berwujud cair. Air limbah salah satunya dihasilkan dari industri, seperti
oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Tahu mengandung gizi yang baik
sehingga tingkat efisiensi penggunaan sumber daya (air dan bahan baku)
dirasakan masih rendah dan tingkat produksi limbahnya juga relatif tinggi.
Limbah tahu berasal dari buangan atau sisa pengolahan kedelai menjadi
tahu yang terbuang karena tidak terbentuk dengan baik menjadi tahu sehingga
tidak dapat dikonsumsi. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu limbah cair
dan limbah padat. Limbah cair merupakan bagian terbesar dan berpotensi
3
mencemari lingkungan. Limbah ini terjadi karena adanya sisa air tahu yang
yang tidak sempurna serta cairan keruh kekuningan yang dapat menimbulkan
Limbah cair pada proses produksi tahu berasal dari proses perendaman,
dan pengepresan atau pencetakan tahu. Sebagian besar limbah cair yang
dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah
dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih. Cairan ini mengandung
kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah ini sering dibuang
sungai. Sungai - sungai menjadi keruh dan dapat bersifat asam maupun basa,
air menjadi kotor perubahan air dilapisi bahan– bahan berminyak atau bahan
2007).
tahu. Air sungai keruh berbusa dan mengeluarkan bau tak sedap. Sejumlah
desa yang terdampak pencemaran limbah ini antara lain Desa Ngembalrejo,
Kecamatan Bae, Kudus. Limbah tersebut juga sudah berdampak pada air
sumur milik warga, air sumur yang berada di sekitar sungai juga sudah mulai
sungai tersebut. Karena tercemar limbah tahu, warga sulit mendapatkan air
bersih dari sungai tersebut. Hingga saat ini, masih banyak warga yang
pengairan persawahan dan kolam. Warga menemukan ada pabrik tahu yang
sudah mengolah air limbah yang menebarkan bau tidak sedap. Di sepanjang
aliran Sungai Cibuyut oleh limbah tahu sebenarnya sudah berlangsung lama
(PikiranRakyat, 2016).
bakteri e-coli. Hal ini didasarkan pemantauan yang dilakukan petugas Dinas
mandi, cuci, kakus (MCK). Selain itu, bersumber dari industri kecil atau
pelaku usaha kecil yang memproduksi tahu tempe. Di mana, limbah dari
5
(REPUBLIKA.co.id, 2017).
Daerah diketahui bahwa kadar Total Suspended Solid (TSS) limbah cair
industri tahu Abah Sutar Citamiang Tipar Sukabumi yaitu 781 mg/l. Hasil
pengukuran Total Suspended Solid (TSS) tersebut melebihi baku mutu yang
5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah dengan parameter kadar Total
dalam air limbah yang akan diolah. Hal ini akan menyebabkan partikel-
hasil studi pendahuluan kadar Total Suspended Solid (TSS) dalam air limbah
yaitu 781 mg/l Bulan April 2019 secara kimiawi berdasarkan Pemerintah
syarat kesehatan bagi air limbah karena melebihi batas syarat 200 mg/l, maka
6
penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair industri tahu
Suspended Solid (TSS) pada limbah cair industri tahu Citaming Kota
2019.
berasal dari air limbah cair tahu yang berada di Citamiang Kota Sukabumi
pada bulan April - Juli tahun 2019, dengan kadar Total Suspended Solid (TSS)
lapangan.
Tetapi, perbedaannya yaitu terletak pada takaran serbuk biji kelor (Moringa
Tabel 1.1
Efektifitas Penambahan Serbuk Biji Kelor (Moringa Oleifera L)
Dalam Menurunkan Kadar Total Suspended Solid (TSS)
Pada Limbah Cair Industri Tahu
Tahun 2019
Hasil
No Peneliti Judul Penelitian Variabel
Penelitian
1. Harimbi Serbuk Biji Kelor Variabel terikat : Serbuk biji
Setyawati Sebagai Koagulan COD, BOD, TTS kelor 2000
(2017) Pada Proses Koagulai Variabel bebas : mg/l
Flokulasi Limbah Cair Serbuk biji kelor
Pabrik Tahu
2. Ayu Pengaruh Kadar Air, Variabel terikat : Serbuk biji
Ridaniati Dosis Dan Laama Turbiditas, TSS kelor 5000
Bangun Pengendapan Koagulan dan COD mg/L
(2013) Serbuk Biji Kelor Variabel bebas :
Sebagai Alternatif Serbuk biji kelor
Pengolahan Limbah
Cair Industri Tahu
3. Rozanna Pengolahan Limbah Variabel terikat : Tepung biji
Sri Irianty Cair Tahu BOD5, COD dan kelor 2.5
(2011) Menggunakan Biji TSS gram
Kelor Variabel bebas :
(Moringa Oleifera tepung biji kelor
Lamk )
4. Riko Putra Pemanfaatan Biji Kelor Variabel terikat : Serbuk biji
(2013) Sebagai Koagulan Turbiditas, TSS kelor 3000
Pada Proses Koagulasi dan COD mg/L
Limbah Cair Industri Variabel bebas :
Tahu Serbuk Biji Kelor
Dengan Menggunakan
Jar Test
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelor
10
11
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Brassicales
Suku : Moringaceae
Marga : Moringa
flok yang lebih kuat terhadap gesekan pada saat aliran turbulen
salah satu koagulan alami alternatif yang tersedia secara lokal. Biji
atau tua yang memiliki kadar air kurang dari 10% (Riko,2013).
2013).
Dengan pengubahan bentuk menjadi bentuk yang lebih kecil, maka zat
menyerap limbah cair semakin kecil karena zat aktif tersebut tidak
dalam kantong kecil yang terbuat dari kain. Kantong ini kemudian
dicelupkan dan diputar dalam wadah yang berisi air keruh dari Sungai
protein larut air dengan berat molekul yang rendah. Protein ini akan
akan diproses.
2.2 Limbah
adalah air sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.
atau buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah
a. Karakteristik fisik
1) Zat Padat
bisa dideteksi adalah zat padat. Dimana total zat atau biasa
disebut sebagai zat solid yakni seluruh zat padat yang tetap ada
2) Bau
sulfida.
3) Suhu
4) Warna
5) Kekeruhan
b. Karakteristik kimia
1) Bahan Organik
3) DO (Dissolved Oxygen)
ikan adalah 5 ppm, apabila dibawah jumlah ini maka ikan dan
terlarut tersebut.
19
Suharto, 2010).
5) pH
bersifat basa jika pH > 7 dan bersifat asam jika < 7. Air limbah
c. Karakteristik biologi
dan hewan ini bisa ditemukan juga dalam limbah yang dianggap
Tabel 2.1
Tabel Parameter Baku Mutu Air Limbah
Batas Syarat (Peraturan
Menteri Negara
No Parameter Satuan Lingkungan Hidup Nomor
5 Tahun 2014)
Gol I Gol II
A. FISIKA
1. Suhu - 38 40
2. Total Suspended
mg/l 200 400
Solid (TSS)
B. KIMIA
1. Derajat Keasaman
- 6,5 – 9,0 6,5 – 9,0
(pH)
2. Krom Heksavalen
mg/l 0,1 0,5
(Cr6+)
3. Seng (Zn) mg/l 5 10
4. Tembaga (Cu) mg/l 2 3
5. Amonia-nitrogen
mg/l 5 10
(NH3-N)
6. Sulfida (H2S) mg/l 0,5 1
7. BOD5 mg/l 50 150
8. COD mg/l 100 300
C. MIKROBIOLOGI
1. Total Coliform MPN/100ml 10.000 10.000
a. Limbah Padat
b. Limbah cair
c. Limbah gas
seperti uap air, debu, asap, fume dan kabut (Kristanto, 2004).
daya (air dan bahan baku) dirasakan masih rendah dan tingkat
tahu menghasilkan dua macam limbah yaitu limbah padat dan limbah
sampai padat. Setelah air tinggal sedikit, maka cetakan dibuka dan
diangin-anginkan.
tahan lama dan cairan bubuk kunyit untuk tahu berwarna kuning.
24
atas dua jenis yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair
Limbah ini terjadi karena adanya sisa air tahu yang tidak menggumpal,
tidak sedap bila dibiarkan (Nohong, 2010). Limbah industri tahu pada
pembersihan kedelai (batu, tanah, kulit kedelai, dan benda padat lain
yang menempel pada kedelai) dan sisa saringan bubur kedelai yang
disebut dengan ampas tahu. Limbah padat yang berupa kotoran berasal
padat yang terjadi tidak begitu banyak (0,3% dari bahan baku kedelai).
Sedangkan limbah padat yang berupa ampas tahu terjadi pada proses
2007).
25
besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah
cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air
dadih. Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat
yang biasa ditemukan dalam limbah cair tahu adalah oksigen (O2),
(Effendi, 2003).
sifat fisika, kimia, dan biologi. Akan tetapi, air buangan industri
lain-lain.
Sedangkan kimia anorganik meliputi: pH, Pb, Ca, Fe, Cu, Na,
antara lain:
a) Padatan Tersuspensi
c) Nitrogen-Total (N-Total)
berupa gas tidak berwarna dan dapat larut dalam air. Pada
(Herlambang, 2005).
30
(Kaswinarni, 2007).
Bahan anorganik seperti ion fosfat dan nitrat dapat dipakai sebagai
bahan organik dalam air sedikit, oksigen yang hilang dari air akan
segera diganti oleh oksigen hasil proses fotosintesis dan oleh aerasi
dekat dengan sumur maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan
industri tahu secara fisika, proses yang dapat digunakan antara lain
2003).
34
2003).
35
organik dalam limbah cair tahu dan susu kedelai. Hasil yang
seperti biaya investasi dan operasi cukup tinggi, luas lahan yang
dan juga berguna untuk penentuan efesiensi unit pengolahan air (Rahmawati,
2005).
partikel yang terperangkap oleh filter, biasanya dengan ukuran pori tertentu.
Satuan Total Suspended Solid (TSS) adalah miligram per liter (mg/l).
Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida,
sampel. Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik. Pola dan intensitas
sebaran akan berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel
serta materi.
37
ini tidak dapat mengendap dalam periode waktu yang wajar dan tidak dapat
2.5.1 Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada
karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk
flok. Salah satu gaya yang menyebabkan koloid menjadi tidak stabil
adalah gaya Van der Waals. Besarnya gaya tarik menarik Van der
2.5.2 Flokulasi
mengalami destabilisasi.
dan membentuk partikel yang lebih besar yang disebut flok. Proses
masing-masing partikel.
40
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Ph air
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Efektifitas Penambahan Serbuk Biji Kelor (Moringa Oleifera L)
Dalam Menurunkan Kadar Total Suspended Solid (TSS)
Pada Limbah Cair Industri Tahu
Tahun 2019
1. Serbuk Biji Kelor 2000 mg/l Kadar Total Suspended
2. Serbuk Biji Kelor 2500 mg/l Solid (TSS)
3. Serbuk Biji Kelor 3000 mg/l
4. Serbuk Biji Kelor 3500 mg/l
pH Air
Keterangan :
41
42
3.2 Hipotesis
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
Hipotesis dikenal dalam dua bentuk yaitu hipotesis kerja atau hipotesis
atau adanya perbedaan 2 variabel, dan hipotesis nol sering disebut hipotesis
statistik (Ho) yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara 2 variabel atau
biji kelor (Moringa Oleifera L) dan variabel Y dependen yaitu kadar Total
Hipotesis
Hipotesis Nol
pada limbah cair industri tahu Citamiang Kota Sukabumi tahun 2019.
pada limbah cair industri tahu Citamiang Kota Sukabumi tahun 2019..
pada limbah cair industri tahu Citamiang Kota Sukabumi tahun 2019.
pada limbah cair industri tahu Citamiang Kota Sukabumi tahun 2019.
44
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Efektifitas Penambahan Serbuk Biji Kelor (Moringa Oleifera L)
Dalam Menurunkan Kadar Total Suspended Solid (TSS)
Pada Limbah Cair Industri Tahu
Tahun 2019
No. Variabel Definisi Operasional Skala Alat Ukur Cara Ukur Hasil
Ukur
1. Variabel Serbuk Biji Kelor Rasio Timbangan Observasi Mg
Bebas (Moringa Oleifera L) analitik
Serbuk Biji mengandung protein
Kelor kationik dan zat aktif
(Moringa 4-alfa-4-
leifera L) rhamnosyloxybenzil-
isothiocyanate, zat
aktif itu mampu
mengadsorbsi
partikel-partikel air
limbah. Serbuk Biji
Kelor (Moringa
Oleifera L) yang
digunakan 2000mg,
2500mg, 3000mg,
3500mg.
2. Variabel Kadar TSS pada Rasio TSS meter Observasi mg/liter
Terikat limbah yang melebihi
Kadar Total nilai ambang batas
Suspended yaitu 200mg/l /
Solid (TSS) 400mg/l dapat
menimbulkan sungai
menjadi bau dan
berwarna hitam
3 Variabel Ukuran konsentrasi Interval pH meter Observasi < 7 : Asam
Pengganggu ion hidrogen dalam > 7 : Basa
pH air. Diperiksa pada = 7 : Netral
pengambilan sampel
sebagai kontrol
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian percobaan atau eksperimen, ditinjau dari segi tujuan penelitian ini
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
dan mempengaruhi variabel lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu
45
46
2008).
4.3.1 Populasi
volume 500ml.
volume 500ml yang diambil dari sumber limbah cair industri tahu
sebanyak 6 kali.
a. Jeligen
b. Timbangan Analitik
d. Botol Sampel
e. Batang Pengaduk
f. Pipet
g. Label Nama
h. Stopwatch
i. Digital PH Meter
j. Blender
k. Kertas Perkamen
l. Ayakan tepung
m. Termometer
n. Kapas
o. Saringan
2. Bahan
1. Persiapan
lalu dijemur setelah itu diblender agar menjadi serbuk dan di ayak.
(n - 1) (t - 1) ≥ 15
dimana : n = besar penulangan
(n - 1)(4 - 1) ≥ 15
(n - 1)(3) ≥ 15
(n - 1) ≥5
n ≥ 5 +1
n ≥6
3. Cara Kerja
putaran).
75 menit.
menggunakan pipet.
tangan.
4. Pengamatan
sebagai berikut :
5. Kontrol
perlakuan.
Gambar 4.1
Desain Penelitian
X 01
R:
(-) 02
R = Randomisasi
kadar Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi dengan takaran pada serbuk
perlakuan.
52
penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari
siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang
T1 = X XO T2 = X XO
X X1 X X1
X X2 X X2
X X3 X X3
X X4 X X4
X X5 X X5
X X6 X X6
T3 = X XO T4 = X XO
X X1 X X1
X X2 X X2
X X3 X X3
X X4 X X4
X X5 X X5
X X6 X X6
53
Keterangan :
X1 = Hasil pengulangan 1
X2 = Hasil pengulangan 2
X3 = Hasil pengulangan 3
X4 = Hasil pengulangan 4
X5 = Hasil pengulangan 5
X6 = Hasil pengulangan 6
2010).
> F-tabel maka hipotesa penelitian diterima atau jika p < 0,05 hipotesa
penelitian diterima.
4.8.1 Lokasi
Kabupaten Sukabumi.
(TSS) pada limbah cair industri tahu dengan pemberian berbagai jenis
ini :
Tabel 5.1
Hasil Perlakuan 1 atau T1 dengan takaran 2000 mg serbuk biji
kelor (Moringa Oleifera L) pada limbah cair industri tahu
Citamiang Kota Sukabumi Tahun 2019
Hasil
No Perlakuan Waktu Satuan Suhu pH
Pemeriksaan
1. X0 0 menit 988 Mg/liter 42° 4,7
2. X1 20 menit 859 Mg/liter 42° 4,4
3. X2 25 menit 855 Mg/liter 42° 4,4
4. X3 30 menit 835 Mg/liter 42° 4,5
5. X4 35 menit 804 Mg/liter 42° 4,6
6. X5 40 menit 923 Mg/liter 42° 4,6
7. X6 45 menit 774 Mg/liter 42° 4,6
Rata-rata 841,6
Data sekunder hasil pemeriksaan dari Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Sukabumi tahun 2019
55
56
pada limbah cair tahu yaitu 841,6 mg/l dengan ph 4,4 , 4,5 , dan 4,6
menit, 45 menit.
Tabel 5.2
Hasil Perlakuan 2 atau T2 dengan takaran 2500 mg serbuk biji
kelor (Moringa Oleifera L) pada limbah cair industri tahu
Citamiang Kota Sukabumi Tahun 2019
Hasil
No Perlakuan Waktu Pemeriksaa Satuan Suhu pH
n
1. X0 0 menit 896 Mg/liter 37° 4,7
2. X1 20 menit 842 Mg/liter 37° 4,3
3. X2 25 menit 794 Mg/liter 37° 4,2
4. X3 30 menit 779 Mg/liter 37° 4,1
5. X4 35 menit 763 Mg/liter 37° 4,1
6. X5 40 menit 656 Mg/liter 37° 4,3
7. X6 45 menit 637 Mg/liter 37° 4,3
Rata-rata 745,2
Data sekunder hasil pemeriksaan dari Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Sukabumi tahun 2019
pada limbah cair tahu yaitu 745,2 mg/l dengan 4,1 , 4,2 , 4,3 ph dalam
45 menit.
57
Tabel 5.3
Hasil Perlakuan 3 atau T3 dengan takaran 3000 mg serbuk biji
kelor (Moringa Oleifera L) pada limbah cair industri tahu
Citamiang Kota Sukabumi Tahun 2019
Hasil
No Perlakuan Waktu Satuan Suhu pH
Pemeriksaan
1. X0 0 menit 957 Mg/liter 37° 4,7
2. X1 20 menit 949 Mg/liter 37° 4,5
3. X2 25 menit 758 Mg/liter 37° 4,5
4. X3 30 menit 818 Mg/liter 37° 4,3
5. X4 35 menit 803 Mg/liter 37° 4,7
6. X5 40 menit 826 Mg/liter 37° 4,7
7. X6 45 menit 919 Mg/liter 37° 4,7
Rata-rata 845,5
Data sekunder hasil pemeriksaan dari Laboratorium Kesehatan Daerah
Kabupaten Sukabumi tahun 2019
pada limbah cair tahu yaitu 845,5 mg/l dengan 4,3 , 4,5 , 4,7 ph dalam
45 menit.
Tabel 5.4
Hasil Perlakuan 4 atau T4 dengan takaran 3500 mg serbuk biji
kelor (Moringa Oleifera L) pada limbah cair industri tahu
Citamiang Kota Sukabumi Tahun 2019
Hasil
No Perlakuan Waktu Satuan Suhu pH
Pemeriksaan
1. X0 0 menit 913 Mg/liter 42,7° 4,8
2. X1 20 menit 1055 Mg/liter 42,7° 4,8
3. X2 25 menit 1045 Mg/liter 42,7° 4,8
4. X3 30 menit 1038 Mg/liter 42,7° 4,8
5. X4 35 menit 976 Mg/liter 42,7° 4,6
6. X5 40 menit 955 Mg/liter 42,7° 4,6
7. X6 45 menit 1005 Mg/liter 42,7° 4,5
Rata-rata 1012,3
Data sekunder hasil pemeriksaan dari Laboratorium Kesehatan
Daerah Kabupaten Sukabumi tahun 2019
58
pada limbah cair tahu yaitu 1012,3 mg/l dengan 4,8 , 4,6 , 4,5 ph
menit, 45 menit.
Tabel 5.5
Analisa homogenitas perbedaan pengaruh serbuk biji kelor
(Moringa Oleifera L) dalam menurunkan
kadar Total Suspended Solid (TSS)
pada limbah cair tahu Citamiang
Kota Sukabumi tahun 2019
No Perlakuan Rata-rata p- Value
1. Perlakuan 1 841,6
2. Perlakuan 2 745,2
3. Perlakuan 3 845,5 0,223
4. Perlakuan 4 1012,3
Data primer hasil perhitungan menggunakan SPSS
59
nilai sig 0,223 karena sig > 0.05 maka Ho di tolak atau dengan
2000 mg, 2500 mg, 3000 mg, 3500 mg dalam waktu pengendapan
Tabel 5.6
Analisa Of Varians (ANOVA)
Sumber
Derajat Jumlah Rata-rata
Keragama F F p-
Kebebasan kwadrat kwadrat
n hitung tabel value
(DK) (JK) (RK)
(SK)
Variasi
73866.11
Antar 221598.333 3 18.254 3.10 .000
1
Kelompok
Variasi
dalam 80931.000 20 4046.550
kelompok
Total 302529.333 23
Data primer hasil perhitungan menggunakan SPSS
60
a. Bila F hitung sama dan atau lebih kecil dari F tabel maka Ha
diterima.
2008).
Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair industri pada taraf
nyata 0,05.
antar kelompok perlakuan pada taraf nyata 0,05 dapat dilihat pada
Tabel 5.7
Analisis Perbandingan Perbedaan Rata-Rata Kadar
Total Suspended Solid (TSS) yang dipengaruhi
oleh berbagai Perlakuan
Beda Rata-
Perlakuan Perlakuan
No Rata p-value
(I) (J)
(I-J)
takaran 2500 mg 96.500 .071
takaran
1. takaran 3000 mg -3.833 1.000
2000 mg
takaran 3500 mg -170.667 *
.001
takaran 2000 mg -96.50 .071
takaran
2 takaran 3000 mg -100.333 .057
2500 mg
takaran 3500 mg -267.167 *
.000
takaran 2000 mg 3.833 1.000
takaran
3 takaran 2500 mg 100.333 .057
3000 mg
takaran 3500 mg -166.833 *
.001
takaran 2000 mg 170.667 *
.001
takaran
4 takaran 2500 mg 267.167* .000
3500 mg
takaran 3000 mg 166.833 *
.001
Data primer hasil perhitungan menggunakan SPSS
nyata 0,05.
5.2 Pembahasan
(TSS)
mg/l, dengan takaran 2500 mg didapat rata-rata hasil yaitu 745,2 mg/l,
dengan takaran 3000 mg didapat rata-rata hasil yaitu 845,5 mg/l, dan
Suspended Solid (TSS) pada limbah cair tahu terdapat pada takaran
2500 mg, tetapi terjadi penyimpangan pada serbuk biji kelor takaran
volume air limbah tidak sesuai dengan takaran serbuk biji kelor.
0.45 μm maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid.
yang larut dalam air memiliki gugus amino yang bersifat kation (ion
dari media cair bergantung pada jenis dan jumlah suspensi koloid, pH,
2013).
64
biji kelor dalam proses koagulasi dan flokulasi (Rozanna Sri Irianty,
2011).
dengan nilai sig 0,223 terlihat p-value ANOVA dengan nilai 0.00 oleh
karena sig lebih dari 0.05 makan Ho di tolak atau dengan kata lain
dengan takaran 2000 mg, 2500 mg, 3000 mg dan 3500 mg dalam
dialami penulis. Berikut ini beberapa hambatan yang penulis hadapi dalam
melakukan penelitian :
maksimal.
4. Seharusnya volume sampel limbah cair sesuai dengan takaran serbuk biji
kelor.
BAB VI
6.1 Simpulan
terhadap penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair
industri tahu Citamiang Kota Sukabumi tahun 2019 paling efektif dalam
Berdasarkan uji anova didapat hasil p-value 0,000 < 0,05 menunjukan
terhadap penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair
industri tahu Citamiang Kota Sukabumi tahun 2019 paling efektif dalam
Berdasarkan uji anova didapat hasil p-value 0,000 < 0,05 menunjukan
terhadap penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair
industri tahu Citamiang Kota Sukabumi tahun 2019 paling efektif dalam
Berdasarkan uji anova didapat hasil p-value 0,000 < 0,05 menunjukan
66
67
terhadap penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair
industri tahu Citamiang Kota Sukabumi tahun 2019 paling efektif dalam
Berdasarkan uji anova didapat hasil p-value 0,000 < 0,05 menunjukan
6.2 Saran
kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair industri tahu
meter, termometer air, beaker glass ukuran 500 ml dan 1000 ml,
eksperimen.
Arif Zulkifli. Dasar – Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta : Salemba Teknika; 2014.
Ayu Ridaniati Bangun. Pengaruh Kadar Air, Dosis Dan Lama Pengendapan
Koagulan Serbuk Biji Kelor Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah
Cair Industri Tahu. Vol. 2, No. 1. Medan : Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara; 2013
Harimbi Setyawati. Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Pada Proses Koagulasi
Flokulasi Limbah Cair Pabrik Tahu . Malang : Program Studi Teknik
Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional; 2017
Nuhandoko. Buang Limbah ke Sungai, Warga Protes Pabrik Tahu. 16 Agt 2016.
[Diunduh 30 April 2019]. Tersedia dari : https://www.pikiran-
rakyat.com/jawa-barat/2016/08/16/buang-limbah-ke-sungai-warga-
protes-pabrik-tahu-377485.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014 Tentang Baku
Mutu Air Limbah
Riga Nurul Iman. Sungai di Kota Sukabumi Masih Tercemar E-Coli. 23 Mar 2017
[Diunduh 30 April 2019]. Tersedia dari :
https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/03/23/on9d3j28
4-sungai-di-kota-sukabumi-masih-tercemar-ecoli.
Riko Putra. Pemanfaatan Biji Kelor Sebagai Koagulan Pada Proses Koagulasi
Limbah Cair Industri Tahu Dengan Menggunakan Jar Test. Vol. 2,
No. 2. Medan : Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara; 2013
Rozanna Sri Irianty. Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Biji Kelor
(Moringa Oleifera Lamk ). Pekanbaru : Fakultas Teknik Universitas
Riau Kampus Binawidya; 2011
Suharto, IGN. 2011. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air.
Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET
Wikha Setiawan. Keruh dan Bau, Sungai Dawe Diduga Tercemar Limbah Tahu.
07 November 201. [Diunduh 30 April 2019]. Tersedia dari :
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3716978/keruh-dan-bau-
sungai-dawe-diduga-tercemar-limbah-tahu.
Descriptives
Kadar_TSS
95% Confidence
Interval for Mean
Kadar_TSS
1.591 3 20 .223
ANOVA
Kadar_TSS
Total 302529.333 23
Multiple Comparisons
Kadar_TSS
Tukey HSD