Anda di halaman 1dari 85

HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA CUCI TANGAN PAKAI

SABUN PADAKEPALA KELUARGA DENGAN KEJADIAN


DIARE DI RW 04 DESA CISARUA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LIMBANGAN
KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2019

OLEH:
NUNIK YUNIKA
029K.A16.008

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN YAPKESBI
KOTA SUKABUMI
2019
HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA CUCI TANGAN PAKAI
SABUN PADAKEPALA KELUARGA DENGAN KEJADIAN
DIARE DI RW 04 DESA CISARUA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LIMBANGAN
KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

OLEH:
NUNIK YUNIKA
029K.A16.008

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN YAPKESBI
KOTA SUKABUMI
2019
ii
iii
iv
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA CUCI NUNIK YUNIKA


TANGAN PAKAI SABUN PADA KEPALA 029K.A16.008
KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE
DI RW 04 DESA CISARUA WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LIMBANGAN KABUPATEN
SUKABUMI TAHUN 2019
Menurut Data Word Health Organization (WHO), menyatakan hampir 1,7
miliar kasus DIARE terjadi pada anak dengan angka kematian sekitar 525.000
pada anak balita tiap tahunnya. Secara global terjadi peningkatan kejadian DIARE
dan kematian akibat DIARE pada balita dari tahun 2015-2017. Pada tahun 2015,
diare menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan 499.000 kematian di seluruh
dunia.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia (Kemenkes RI, 2017).
DIARE merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dengan jumlah
kasus DIARE sekitar 7 juta dan paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat
dengan 1,2 juta kasus. Berdasarkan kasus yang ditemukan di Puskesmas
Limbangan sebanyak 1.415 Kasus pada tahun 2015, pada tahun 2016 sebanyak
1.414 kasus penyakit DIARE, pada tahun 2017 sebanyak 1.414 kasus penyakit
diare dan pada tahun 2018 sebanyak 1.415 kasus penyakit DIARE dan pada tahun
2019 sebanyak 131 kasus, hanya pada bulan januari-april.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada kepala keluarga dengan kejadian DIARE
pada kepala keluarga di rw 04 desa cisarua wilayah kerja puskesmas limbangan
kabupaten sukabumi tahun 2019.
Desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional,
populasi pada penelitian ini sebanyak 365 kepala keluarga. Jumlah sampel 78
orang dengan teknik pengambilan sampel dengan Accidental sampling.
Berdasarkan pengetahuan responden, sebagian besar memiliki
pengetahuan kurang yaitu 55 responden (70,5%). Berdasarkan kejadian DIARE,
sebagian besar kepala keluarga menderita DIARE yaitu sebanyak 23 kepala
keluarga (29,5%).
Hasil uji statistic diperoleh nilai P value 0.001 berarti < 0.05, maka H0
ditolak yang menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan kepala keluarga
tentang cara cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare di rw 04 desa cisarua
wilayah kerja puskesmas limbangan kabupaten sukabumi tahun 2019.
Diharapkan setelah penelitian ini tenaga medis di puskesmas limbangan
dapat meningkatkan dan terus mempertahankan yang sudah baik dalam pelayanan
terutama dalam penanganan penyakit DIARE dan melakukan pendidikan
kesehatan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit DIARE serta
penelitian ini dapat menjadi acuan untuk menekan kejadian penyakit DIARE di
puskesmas limbangan kabupaten sukabumi.
Kata Kunci : Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun, Kejadian Diare
Daftar Pustaka : 15 (2010-2019)
Website :2

v
ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE ABOUT NUNIK YUNIKA


HOW TO WASH HANDS WITH SOAP WITH 029K.A16.008
DIARRHEA IN FAMILY FAMILIES ON RW 04,
CISARUA VILLAGE, LIMBANGAN PUBLIC HEALTH
CENTER WORK AREA, SUKABUMI DISTRICT
IN 2019.

According to the Data Health Organization (WHO) data, nearly 1.7


billion cases of DIARE occur in children with a mortality rate of around 525,000
in children under five each year. Globally there has been an increase in the
incidence of DIARE and deaths from DIARE in infants from 2015-2017. In 2015,
diarrhea caused around 688 million people to get sick and 499,000 deaths
worldwide.
Based on data from the Indonesian Health Profile (Indonesian Ministry of
Health, 2017). DIARE is one of the health problems in Indonesia with the number
of cases of DIARE around 7 million and most of them occur in the province of
West Java with 1.2 million cases. Based on the cases found in Limbangan Health
Center as many as 1,415 cases in 2015, in 2016 there were 1,414 cases of DIARE
disease, in 2017 there were 1,414 cases of diarrheal disease and in 2018 1,415
cases of DIARE disease and in 2019 131 cases, only in January-April.
The purpose of this study was to determine the relationship between
knowledge of how to wash hands with soap (CTPS) on the head of the family with
the incidence of DIARE in the head of household in 04 the village of Cisarua the
working area of the Limbangan district of Sukabumi in 2019.
Descriptive analytic research design with cross sectional approach, the
population in this study were 365 families. The number of samples is 78 people
with sampling techniques with accidental sampling.
Based on the knowledge of the respondents, the majority had less
knowledge, namely 55 respondents (70,5%). Based on the incidence of DIARE,
most of the heads of families suffer from DIARE as many as 23 families (29,5%).
The statistical test results obtained P value 0.001 which means <0.05, then
H0 is rejected which indicates that there is a relationship between the knowledge
of the head of the family about how to wash hands with soap with the incidence of
diarrhea in 04 cisarua village in the area of 2019 Sukabumi district.
It is expected that after this study medical personnel in the Limbangan
health center can improve and continue to maintain good service, especially in
managing DIARE disease and conduct health education about factors related to
DIARE and this research can be a reference to suppress the incidence of DIARE
in health centers limbangan sukabumi district.

Keywords : Knowledge of how to wash hands with soap, the incidence of


diarrhea
Bibliography : 15 (2010-2019)
Website :2

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb…

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat

dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Pada

Kepala Keluarga Dengan Kejadian Diare Di RW 04 Desa Cisarua Wilayah

Kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019’’.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi syarat

menyelesaikan pendidikan pada Program Studi D-III Kesehatan Lingkungan

Poltekes Yapkesbi Sukabumi. Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis

banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak baik moral maupun material,

maka penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. H. Ofian Ismana, SE, MM. selaku Ketua Yayasan Poltekes Yapkesbi

Sukabumi.

2. Achmad Zainuri, S.Pd, I,MM, selaku Direktur Poltekes Yapkesbi Sukabumi.

3. Reni Anggraeni, S.Kep., Ners, MM. Selaku Wakil Direktur Poltekes Yapkesbi

Sukabumi.

4. Siti Fatimah, S.K.M, MM selaku Ka.Prodi D-III Kesehatan Lingkungan dan

selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah.

5. Kepada kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan doa serta dukungan

moril dan materil.

vii
6. Rekan Mahasiswa Kesehatan Lingkungan yang selalu memberikan motivasi

dan doa selama penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pihak yang telah menyumbangkan waktu, tenaga, pemikiran, dan

sarana yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT

membalas segala amal ibadah kita, Amin.

Wasalamualaikum wr.wb

Sukabumi 11 Mei 2019

Penyusun

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM...................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii

PERNYATAAN..............................................................................................iv

ABSTRAK.......................................................................................................v

ABSTRACT......................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ..........................................................................................xii

DAFTAR BAGAN..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................3

1.3 Tujuan.....................................................................................4

1.4 Ruang Lingkup Penelitian......................................................4

1.5 Kegunaan Penelitian...............................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun.........................7

2.2 Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)..........................................14

ix
2.3 Konsep Diare..........................................................................17

2.4 Kerangka Teori.......................................................................28

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep....................................................................29

3.2 Hipotesis.................................................................................30

3.3 Definisi Operasional...............................................................30

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian..............................................................32

4.2 Variabel Penelitian..................................................................33

4.3 Populasi dan Sample Penelitian..............................................33

4.4 Instrumen Penelitian...............................................................35

4.5 Metode Pengumpulan Data.....................................................37

4.6 Pengolahan Data.....................................................................38

4.7 Analisa Data............................................................................39

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................41

4.9 Etika Penelitian.......................................................................41

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian.......................................................................44

5.2 Pembahasan ...........................................................................47

x
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ................................................................................51

6.2 Saran ......................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL TABEL HALAMAN

Tabel 2.1 Penilaian Derajat Dehidrasi Berdasarkan Kehilangan Berat


Badan.........................................................................................25

Tabel 3.1 Definisi Operasional..................................................................31

Tabel 5.1 Distibusi Frekuensi Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai


Sabun Pada Kepala Keluarga Di RW 04 Desa Cisarua
Wilayah Kerja Puskemas Limbangan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2019..............................................................44

Tabel 5.2 Distibusi Frekuensi Kejadian Diare Di RW 04 Desa


Cisarua Wilayah Kerja Puskemas Limbangan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2019..............................................................45

Tabel 5.3 Hubungan pengetahuan kepala kelurga tentang cara cuci


tangan pakai sabun dengan Kejadian Diare di rw 04 desa
cisarua wilayah kerja puskesmas limbangan kabupaten
sukabumi tahun 2019................................................................46

xii
DAFTAR BAGAN

NOMOR JUDUL BAGAN HALAMAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori..........................................................................28

Bagan 3.1 Kerangka Konsep......................................................................29

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

No Nama Lampiran

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Lampiran 3 Lembar Kuesioner

Lampiran 4 Master Tabel

Lampiran 5 Hasil SPSS

Lampiran 6 Lembar Konsul

Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare adalah buang air besar pada anak-anak lebih dari 3 kali sehari

disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan

darah yang berlangsung kurang dari satu minggu (Juffrie dan Soenarto, 2012)

Menurut World Health Organization (WHO) diare adalah kejadian

buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi

tiga kali atau lebih dalam periode 24 jam. Diare merupakan penyakit berbasis

lingkungan yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri,

virus, parasit, protozoa, dan penularannya secara fekal-oral. Diare merupakan

penyakit endemis di Indonesia dan merupakan penyakit potensial Kejadian

Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian Diare dapat

mengenai semua kelompok umur baik balita, anak-anak dan orang dewasa

dengan berbagai golongan social. Diare merupakan penyebab utama

morbiditas dan mortalitas di kalangan anak-anak.

Data WHO (2017) menyatakan, hampir 1,7 miliar kasus diare terjadi

pada anak dengan angka kematian sekitar 525.000 pada anak balita tiap

tahunnya. Secara global terjadi peningkatan kejadian diare dan kematian

akibat diare pada balita dari tahun 2015-2017. Pada tahun 2015, diare

menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan 499.000 kematian di seluruh

dunia.

1
3

karena itu berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Hubungan Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian

Diare Pada Kepala Keluarga Di Rw 04 Desa Cisarua Wilayah Kerja

Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan kasus yang ditemukan di Puskesmas Limbangan sebanyak

1.415 Kasus pada tahun 2015, pada tahun 2016 sebanyak 1.414 kasus

penyakit diare, pada tahun 2017 sebanyak 1.414 kasus penyakit diare dan

pada tahun 2018 sebanyak 1.415 kasus penyakit diare dan pada tahun 2019

sebanyak 131 kasus, hanya pada bulan januari-april.

Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan wawancara pada

kepala keluarga rw 04 desa cisarua yang dilaksanakan pada tanggal 24 april

2019 didapatkan 5 dari 10 warga pernah mengalami diare yang disebabkan

karena tidak melakukan cuci tangan pakai sabun dengan baik dan benar.

maka di dapatkan rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Hubungan

Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Kepala Keluarga Dengan

Kejadian Diare Pada Kepala Keluarga Di Rw 04 Desa Cisarua Wilayah Kerja

Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019”.


4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Hubungan Hubungan Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun

Dengan Kejadian Diare Pada Keluarga Keluarga Di Rw 04 Desa

Cisarua Wilayah Kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi

Tahun 2019”.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Pada

Kepala Keluarga Di Rw 04 Desa Cisarua Wilayah Kerja

Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019”.

2. Mengetahui Kejadian Diare Pada Kepala Keluarga Di Rw 04 Desa

Cisarua Wilayah Kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten

Sukabumi Tahun 2019

3. Mengetahui Hubungan Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai

Sabun Dengan Kejadian Diare Pada Kepala Keluarga Di Rw 04

Desa Cisarua Wilayah Kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten

Sukabumi Tahun 2019.

1.4 Ruang Lingkup

Mengingat banyaknya hal yang berhubungan dengan kegiatan

penelitian ini, serta adanya berbagi keterbatasan dalam penelitian ini, maka

agar diperoleh hasil yang optimal, ruang lingkup peneliti hanya membahas
5

”Hubungan Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian

Diare Pada Kepala Keluarga Di Rw 04 Desa Cisarua Wilayah Kerja

Puskesmas limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019”. Yang dijadikan

populasi adalah seluruh pasien kejadian diare di wilayah kerja puskesmas

Limbangan. Dengan jumlah sampel 78 responden. Penelitian ini akan

dilaksanakan pada April-Mei 2019.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Guna teoritis

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangan berguna untuk menambah wawasan

dalam penelitian dan sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang

telah di dapatkan selama kuliah dan dapat di jadikan dasar-dasar

untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

institusi pendidikan dan dapat menjadi masukan untuk menambah

wawasan mahasiswa / mahasiswi Poltekkes Yapkesbi Kota

Sukabumi, serta sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya.


6

1.5.2 Guna Praktis

1. Bagi Responden

Diharapkan dapat menambahkan pengetahuan pada

responden, agar dapat menurunkan angka diare dan pentingnya

pengetahuan cara CTPS

2. Bagi Profesi

Penelitian ini dapat di jadikan sebagai pengembangan ilmu

kesehatan lingkungan dalam pentingnya PHBS.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu

pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang

berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2012)

Sedangkan Menurut Imayanti (2010) pengetahuan adalah

informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang

7
8

yang tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip,

dan prosedur. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai

gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan

indrawi.

Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indra atau

akal budaya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum

pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya, misalnya ketika seseorang

mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan

pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman

inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan

aposteriori.

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan menurut Notoadmodjo (2010) adalah

sebagai berikut :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.


9

2. Memahami (Comprehention)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterprestasikan data secara benar.

3. Aplikasi (Apllication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang tidak memahami

objek yang dimaksudkan dapat menggunakan dan

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang

dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemapuan seseorang untuk menjabarkan dan

atau memisakan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam sati hubungan yang dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan jastifikasi atau penilain terhadap suatu objek

tertentu.Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu


10

kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di

masyaarakat.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang menurut Mubarak (2011) diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat

dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin

mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya

pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

3. Umur

Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan

aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar,

pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori kategori : perubahan

ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan

timbulnya ciri-ciri baru. Secaraa teori umur < 20 tahun secara


11

biologis mentalnya belum belum optimal dengan emosi dengan

emosi yang cenderung labil, mental yang belum matang sehingga

mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan

kekurangannya perhatian terhadap terhadap pemenuhan kebutuhan

zat gizi terkait dengan penurunan daya tahan tubuh serta berbagaai

penyakit yang sering menimpa di usia ini.

4. Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap

pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita

hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan sikap apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap

menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersiahan

lingkungan.

5. Informasi

Kemudahn untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

6. Pengelaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulangi kembali pengetahuan yang diperoleh adalah

memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu.


12

2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat

dikelompokan menjadi 2 acara, yaitu :

1. Cara tradisional atau kuno, cara ini dipakai untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau

metode penemuan secara sitematik dan logis.

2. Cara modern atau ilmiah merupakan cara baru untuk memperoleh

pengetahuan lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut

“Metode penelitian ilmiah” atau lebih popular disebut metodologi

penelitian.

2.1.5 Pengukuran Pengetahuan

Menurut Skinner bila seseorang mampu menjawab materi

tertentu baik secara lisan maupun tulisan maka dikatakan mengetahui

bidang itu.Sekumpulan jawaban yang diberikan orang itu dinamakan

pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

akan diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam

pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita

sesuaikan dengan tingkatn-tingkatannya.


13

Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum dapat dikelompokan menjadi dua jenis,

yaitu :

1. Pertanyaan subjektif, misalnya pertanyaan essay. Pertanyaan essay

disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk pertanyaan ini

melibatkan faktor subjektif dari penilai, sehingga nilainya akan

berbeda dari seorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain

dari satu waktu ke waktu yang lain.

2. Pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple

choise), betul salah dan pertanyaan menjodohkan. Disebut

pertanyaan objektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai

secara pasti oleh penilai. Dari kedua jenis pertanyaan tersebut,

pertanyaan objektif khusunya pertanyaan pilihan ganda lenih

disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengetahuan

karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan

diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Notoatmodjo, 2010).

Pengukuran Tingkat Pengetahuan:

1. Baik (Jika 76 %-100% pertanyaan dijawab benar)

2. Cukup (Jika 56%-75% pertanyaan dijawab benar)

3. Kurang (Jika <55% pertanyaan dijawab benar)

(Notoatmodjo, 2010)
14

2.2 Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

2.2.1 Pengertian Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang

penting. Selain itu mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok

dengan sabun secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan

kuat dan ringkas yang kemudian dibilas di bawah air yang mengalir

(Potter, 2011).

Menurut Garner dan Fayero (1986) dalam Potter dan Perry

(2010), mencuci tangan paling sedikit 10-15 detik akan memusnahkan

mikroorganisme transient paling banyak dari kulit, jika tangan tampak

kotor, dibutuhkan waktu yang lebih lama.

Menurut Depkes (2010),cuci tangan pakai sabun adalah salah

satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari

menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan

memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun

dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Mencuci

tangan dengan air saja tidak cukup. Penggunaan sabun selain

membantu singkatnya waktu cuci tangan, dengan menggosok jemari

dengan sabun menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/

lemak/ kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi.

Perpaduan kebersihan, bau wangi dan perasaan segar merupakan hal

positif yang diperoleh setelah menggunakan sabun.


15

2.2.2 Tujuan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Tujuan utama mencuci tangan adalah membersihkan dan

membunuh kuman penyebab penyakit yang berada di tangan, guna

mencegah terjadinya penyakit pada seseorang dan mengurangi

kejadian penularan penyakit lewat tangan. Menurut Susiati dalam sari

(2013) untuk mengangkat mikroorganisme yang ada ditangan,

mencegah infeksi silang (cross infection), menjaga kondisi steril,

melindungi diri dan pasien dari infeksi, memberikan perasaan segar

dan bersih. Selain itu tangan yang bersih dapat mencegah penularan

penyakit seperti Diare, disentri, typus, dan lain-lain. Dengan mencuci

tangan akan menjadi bersih dan bebas dari kuman (Proverawati,

2012).

2.2.3 Indikasi Waktu Mencuci Tangan

Waktu yang Tepat untuk Cuci Tangan Menurut Depkes (2011),

waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah:

a. Sebelum dan setelah makan

b. Sebelum memegang makanan

c. Sebelum melakukan kegiatan jari-jari ke dalam mulut atau mata

d. Setelah bermain/berolahraga

e. Setelah BAK dan BAB

f. Setelah buang ingus

g. Setelah buang sampah


16

h. Setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan peliharaan

i. Sebelum mengobati luka

2.2.4 Cara Cuci Tangan yang Benar

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di

bawah air yang mengalir. Sedangkan menurut Depkes (2009),

langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai

berikut :

a. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.

b. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan.

c. Gosokkan kedua telapak tangan. Gosokkan sampai ke ujung jari.

d. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau

sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling)

antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut.

Lakukan sebaliknya.

e. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan

saling mengunci.

f. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan

berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

g. Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya

dengan gerakan ke depan, ke belakang dan berputar. Lakukan

sebaliknya.
17

h. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan

gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.

i. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

j. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila

menggunakan kran, tutup kran dengan tissue.

2.3 Konsep Diare

2.3.1 Pengertian Diare

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar

dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan

frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu

hari (Depkes RI, 2011). Sedangkan menurut Wong (2008), diare

merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi

pencernaan, penyerapan dan sekresi. Diare disebabkan oleh

transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Diare

merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau

tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume,

keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali sehari (Hidayat, 2006).

Diare merupakan perubahan pada konsistensi feses serta

frekuensi yang meningkat saat buang air besar. Seseorang yang

dikatakan mengalami diare apabil feses yang dikeluarkan lebih

banyak berair dari biasanya, atau jika buang air besar dalam sehari

bisa tiga kali atau lebih, dan atau buang air besar yang berair tapi tidak
18

berdarah dalam wakru 24 jam dan penyakit ini merupakan suatu

kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang dapat

disebabkan oleh beberapa organisme seperti bakteri, virus dan parasit.

(Kemenkes RI, 2015)

2.3.2 Insiden Kejadian Diare

Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia,

karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Pada tahun

2000 sampai tahun 2010 survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit

Diare Departemen Kesehatan didapatkan insiden diare meningkat.

Pada tahun 2000 insiden diare yaitu 301/1000 penduduk, tahun 2003

insiden diare naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 insiden

diare naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 insiden diare

menjadi 411/1000 penduduk (Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare

merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi

kematian 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare

merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah TB dan

Pneumonia (Kemenkes RI, 2011). Prevalensi diare dalam riskesdas

tahun 2007 diare klinis adalah 9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi

di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sebesar 18,9% dan

terendah di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta sebesar 4,2%. Beberapa


19

provinsi yang mempunyai prevalensi diare klinis >9% (NAD,

Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan Papua).

Data dari laporan hasil riskesdas Provinsi Banten tahun 2007,

menunjukkan prevalensi diare di Provinsi Banten pada kelompok

umur 5 – 14 tahun yang pernah didiagnosis diare oleh tenaga kesehaan

dalam satu bulan terakhir sebesar 4,8%, sedangkan yang menyatakan

pernah, ditanya apakah dalam satu bulan tersebut pernah menderita

buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan kotoran lembek/cair

sebesar 10,3%, serta yang menderita diare sudah minum oralit atau

cairan gula garam sebesar 33,8%.

2.3.3 Penyebab Diare

Etiologi Diare Menurut Setyowati dan Hurhaeni dalam Hidayat

(2006), faktor penyebab diare dibedakan atas:

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enternal yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran

pencernaan dan merupakan penyebab utama terjadinya diare.

Infeksi enternal meliputi:a)Infeksi bakteri: Vibrio, E. Coli,

Salmonela, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas.

b. Infeksi virus: Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie

Poliomyelitis, Adenovirus, Rotanirus dan Astovirus).c)Infeksi


20

parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),

Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lambia,

Trichomonas horminis), dan Jamur (Candida albicans).

2. Faktor parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat

pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis,

Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini

terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

3. Faktor Malabsorpi

a. Malabsorpsi kabohidrat: disakarida (intoleransi laktosa,

maltose dan sukrosa), Monosakarida (intoleransi glukosa,

fruktosa dan galaktosa), pada bayi dan anak yang terpenting

dan tersering (intoleransi laktosa).

b. Malabsorpsi lemak Adalah terganggunya absorpsi lemak

dalam mukosa usus, menyebabkan terjadinya gerakan

makanan (lemak) terdigesti yang tidak memadai dari usus

halus kedalam darah atau sistem limpatika.

c. Malabsorpsi proteinMerupakan kegagalan dalam melakukan

absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat

kemudian akan terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga

usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga

terjadilah diare.

4. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.


21

5. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas. Walaupun jarang, dapat

menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

Penyebab yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara

klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan (Depkes

RI, 2011).

2.3.4 Cara Penularan dan Faktor Risiko Diare

Menurtu Subagyo B dan Nurtjahjo BS (2010), cara penularan

diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman

yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau

tidak langsung melalui lalat (melalui 5F = faeces, flies, food, fluid,

finger). Berdasarkan penelitian Budi (2006), faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian diare pada anak adalah sebagai berikut:

1. Sumber Air

Didapatkan ada hubungan yang signifikan antara sumber air

dengan kejadian diare. Penyakit seperti diare, disentri, dan

paratipus dapat dipengaruhi oleh sumber air. Penggunaaan air

minum dari sumber air yang tercemar, dapat menyebarkan banyak

penyakit salah satunya diare. Dan jika pipa air minum dan

persediaan air kita disambung kurang benar, berarti kita membuka

diri sendiri terhadap banyak penyakit seperti diare, disentri,

paratipus dan lain sebagainya. Masyarakat dapat mengurangi

resiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air


22

bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari

sumbernya sampai penyimpanan di rumah.

2. Jamban

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya

penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam

penurunan resiko terhadap penyakit diare. Jamban yang baik

sebaiknya berjauhan dengan sumber air minum, paling sedikit 10

meter.

3. Kebiasaan Jajan

Kebiasaan jajan anak usia sekolah dasar sangat berpengaruh

pada penyakit diare. Demikian pula dengan anak jalanan yang

sebagian besar berusia usia sekolah dasar. Mereka lebih sering

jajan berupa es atau kue-kue. Tidak banyak anak yang

memperoleh kesempatan mempunyai uang saku yang banyak,

karena itulah mereka cenderung memilih jenis jajanan yang

murah, biasanya makin rendah harga suatu barang atau jajanan

makin rendah pula kualitasnya. Hal ini berakibat digunakannya

bahan-bahan makanan yang kurang baik dan biasanya sudah

tercemar oleh kuman. Itulah sebabnya anak-anak yang telah mulai

suka jajan sering terkena penyakit diare.

4. Kebiasaan Cuci Tangan Sebelum Makan

Perilaku cuci tangan yang buruk berhubungan erat dengan

peningkatan kejadian diare dan penyakit yang lain. Perilaku cuci


23

tangan yang baik dapat menghindarkan diri dari diare. Apabila

kita selalu mencuci tangan, kondisi tangan kita selalu bersih,

sehingga dalam melakukan aktivitas terutama makan tangan yang

kita gunakan selalu bersih sehingga tidak ada kuman yang masuk

ke dalam tubuh.

2.3.5 Jenis dan Klasifikasi Diare

Menurut Depkes RI (2011), jenis diare ada dua, yaitu diare akut,

diare persisten atau diare kronik. Diare akut adalah diare yang

berlangsung kurang dari 14 hari, sementara diare persisten atau diare

kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Menurut

Hidayat (2005), klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi lima

yaitu:

1. Diare Dehidrasi Berat : Diare dehidrasi berat jika terdapat tanda

sebagai berikut letargis atau mengantuk atau tidak sadar, mata

cekung, serta turgor kulit jelek

2. Diare Dehidrasi Sedang atau Ringan : Diare ini mempunyai tanda

seperti gelisah atau rewel, mata cekung, serta turgor kulit jelek.

3. Diare Tanpa Dehidrasi : Diare tanpa dehidrasi jika hanya ada salah

satu tanda pada dehidrasi berat atau ringan.

4. Diare Persisten : Diare persisten apabila terjadi diare sudah lebih

dari 14 hari
24

5. Disentri : Apabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada

tanda gangguan saluran pencernaan.

2.3.6 Manifestasi Klinis Diare

Infeksi usus menimbulkan gejala gastrointestinal serta gejala

lainnya bila terjadi komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi

neurologik. Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan

muntah. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada

penyebabnya.

Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang

mengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat.

Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan

kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat

menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipovolemia.

Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena

dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian

bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut

tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik

(hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat

dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang

atau dehidrasi berat (Juffrie, 2010).


25

2.3.7 Komplikasi Diare

Akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit secara

mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :

1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat). Untuk menilai derajat

dehidrasi dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1
Penilaian Derajat Dehidrasi
Berdasarkan Kehilangan Berat Badan
Derajat Dehidrasi Kehilangan Berat Badan
Dehidrasi Ringan < 5% (<5ml/KgBB)
Dehidrasi Sedang 5-10% (50-100ml/KgBB)
Dehidrasi Berat >10% (>100ml/KgBB)
Sumber: Nursalam (2008)

Kondisi dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan

keseimbangan asam basa (metabolic asidosis), karena kehilangan

natrium bikarbonat bersama tinja, adanya ketosis dan metabolisme

lemak yang tidak sempurna sehingga benda keton tertimbun dalam

tubuh, terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia

jaringan, produk metabolisme yang bersifat asam meningkat

karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadioligouri dan

anuria), dan pemindahan ion natrium dan cairan ekstraseluler ke

dalam cairan intraseluler.Secara klinis, asidosis dapat diketahui

dengan memperhatikan pernapasan yang bersifat cepat, teratur dan

dalam (pernafasan kusmaul).


26

2. Renjatan hipovolemik.

Sebagai akibat diare yang dengan atau tanpa disertai

muntah, maka dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa

renjatan atau syok hipovolemik. Akibat perfusi jaringan berkurang

dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat sehingga dapat

mengakibatkan perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun, dan

bila tidak segera di tolong maka penderita dapat meninggal.

3. Hipokalemia (gejala meteorismus, hipotoni otot lemah, dan

bradikardi),

4. Intoleransi laktosa sekunder akibat kerusakan vili mukosa dan

defisiensi enzim laktosa.

5. Hipoglikemi.Hipoglikemia terjadi 2-3 % dari anak-anak yang

menderita diare dan lebih sering terjadi pada anak yang

sebelumnya sudah menderita KKP (Kekurangan Kalori Protein),

karena penyimpanan persediaan glikogen dalam hati terganggu

dan adanya gangguan absorbsi glukosa (walaupun jarang

terjadi).Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar gulakosa

darah menurun 50% pada anak-anak. Hal tersebut dapat berupa

lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok,

kejang sampai koma.


27

2.3.8 Pencegahan Diare

Pengobatan diare penting jika seseorang telah menderita diare.

Akan tetapi bagi anak yang masih sehat akan lebih bermakna jika

pencegahan diare dapat dilakukan. Karena mencegah lebih baik dari

pada mengobati. Menurut WHO (2009) dalam Ernawati (2012),

mencuci tangan dengan sabun telah terbukti mengurangi kejadian

penyakit diare kurang lebih 40%. Mencuci tangan disini lebih

ditekankan pada saat sebelum makan maupun sesudah buang air

besar. Cuci tangan menjadi salah satu intervensi yang paling cost

effective untuk mengurangi kejadian diare pada anak. Disamping

mencuci tangan pencegahan diare dapat dilakukan dengan

meningkatkan sanitasi dan peningkatan sarana air bersih. Sebab 88%

penyakit diare yang ada di dunia disebabkan oleh air yang

terkontaminasi tinja, sanitasi yang tidak memadai, maupun hygiene

perorangan yang buruk.


28

2.4 Kerangka Teori

Bagan 2.1
Kerangka Teori
Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian Diare
Pada Kepala Keluarga Di Rw 04 Desa Cisarua Wilayah Kerja
Puskesmas limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019

Cara penularan diare melalui 5


F (faeces, fly, food, fluid,
finger) (Subagyo B dan
Nurtjahjo BS (2010)
Faktor yang mempengaruhi
kejadian diare :
Sumber air
Jamban
Kebiasaan jajan
Kebiasaan cuci tangan
Budi (2006)

Beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi pengetahuan:
Pendidikan
Pekerjaan
Umur Kejadian Diare
Kebudayaan lingkungan
sekitar
Informasi
Pengalaman
(Mubarak, 2011)

Pengetahuan cara cuci tangan


pakai sabun

Sumber : (Lawrence green dalam Notoatmodjo, 2010)


BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS

DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan Antara konsep satu dengan konsep lainnya, atau Antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti.

(Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan diatas peneliti membuat kerangka teori yang

menggambarkan hubungan pengetahuan cara cuci tangan pakai sabun dengan

kejadian diare pada kepala keluarga di rw 04 desa cisarua wilayah kerja

puskesmas limbangan kabupaten sukabumi tahun 2019, untuk memudahkan

dalam penelitian ini peneliti membuat kerangka konsep seperti dibawah ini:

Bagan 3.1
Hubungan Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan
Kejadian Diare Pada Kepala Keluarga Di RW 04 Desa Cisarua Wilayah
Kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Cara
Cuci Tangan Pakai Kejadian Diare
Sabun

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Hubungan

29
30

3.2 Hipotesis

Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,

patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan

dalam penelitian. Setelah melalui pembuktian dan hasil penelitian maka

hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.

Hipotesis atau kesimpulan sementara dalam penelitian ini adalah

terdapat hubungan pengetahuan cara cuci tangan pakai sabun dengan kejadian

diare di rw 04 desa cisarua wilayah kerja puskesmas limbangan kabupaten

sukabumi tahun 2019. Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Ha : Ada hubungan pengetahuan cara cuci tangan pakai sabun dengan

kejadian diare pada kepala keluarga di rw 04 desa cisarua wilayah

kerja puskesmas limbangan kabupaten sukabumi tahun 2019.

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan cara cuci tangan pakai sabun

dengan kejadian diare pada kepala keluarga di rw 04 desa cisarua

wilayah kerja puskesmas limbangan kabupaten sukabumi tahun 2019.

3.3 Definisi Operasional, Variabel Dan Cara Pengukuran

Definisi operasional variabel adalah penarikan batasan yang lebih

menjelaskan cirri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep.

Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada

pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan

serta mengembangkan instrument (alat ukur).


31

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Definisi Alat
Variabel Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
Pengetahuan Pengetahuan cara Quesioner Wawancar 1. Baik (Jika Ordinal
cara CTPS CTPS pada kepala a 76-100%)
keluarga di rw 04 2. Cukup (Jika
desa cisarua. 56-75%)
Segala sesuatu yang 3. Kurang (Jika
diketahui seseorang <55%)
untuk
membersihkan
tangan dan jari
jemari
menggunakan air
mengalir dan sabun
saat sebelum dan
sesudah makan.

Kejadian Kejadian Diare di Quesioner Wawancar Ya : 1 Nominal


Diare rw 04 desa cisarua. a Tidak : 0
Riwayat BAB
dengan Konsistensi
lembek / cair,
bahkan dapat
berupa air saja dan
frekuensinya lebih
sering (biasanya
tiga kali / lebih)
dalam jangka waktu
tiga bulan terakhir
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan kerangka acuan peneliti untuk

mengkaji hubungan antarvariabel dalam suatu penelitian. Jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi.

Penelitian analitik adalah suatu peristiwa atau kejadian untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya. Sedangkan penelitian Korelasional yaitu mengkaji

tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain

berdasarkan koefisien korelasi dan bertujuan apakah terdapat hubungan

antara dua variabel atau lebih serta seberapa jauh korelasi yang ada antara

variabel yang.(Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross sectional yaitu suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko

dengan efek,dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat (point time approach) artinya tiap subjek penelitian

hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status

karakter atau variable subjek pada saat pemeriksaan.

Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan" Hubungan Pengetahuan

Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian Diare Pada Kepala

Keluarga di RW 04 Desa Cisarua Wilayah kerja Puskesmas Limbangan

Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 “

32
33

4.2 Variabel Penelitian

Variabel menurut (Nursalam, 2009) adalah perilaku atau karakteristik

yang memberikan nilai beda terhadap suatu (benda, manusia, dan lain-lain).

Sedangkan menurut Sustrisno Hadi yang dikutip oleh (Arikunto, 2010)

mendefinisikan variable adalah objek penelitian yang bervariasi misalnya

jenis kelamin, berat badan, dan lain sebagainya.

4.2.1 Variabel Independen (Variable Bebas)

Variabel independen (bebas) adalah variable yang nilainya

menentukan variable lain. (Nursalam, 2009)

Variabel independen dala penelitian ini adalah pengetahuan cara

cuci tangan pakai sabun.

4.2.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel Dependen (terikat) adalah variabel yang nilainya

ditentukan oleh variabel lain. (Nursalam, 2009)

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Kejadian Diare.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan. (Nursalam, 2009). Sedangkan menurut (Arikunto, 2010)

populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini

yang dijadikan populasi adalah Kepala Keluarga RW 04 Desa Cisarua

Wilayah kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun

2019 dengan jumlah 365 orang.


34

4.3.2 Sampel

Sempel terdiri dari bagian populasi yang terjangkau yang

terdapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling

(Nursalam, 2009). Sedangkan menurut (Arikunto, 2010) sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Sampel pada penelitian ini adalah warga yang bertempat tinggal

di RW 04 Desa Cisarua yang terkena penyakit diare sebanyak 78

orang.

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagai atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2009) Menurut Hidayat (2009) sampel merupakan bagian

populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah dari karakteristik

yang di miliki oleh populasi. Teknik pengambilan sempel

menggunakan teknik accidental sampling. Pengambilan sempel ini

dilakukan dengan mengambil kasus dan responden yang kebetulan

ada atau tersedia, dimana jumlah semua populasi yaitu warga rw 04

desa cisarua yang terkena penyakit diare.

Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin :


N
n=
1+ N e 2
Keterangan:

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Ukuran populasi
35

e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel

yang masih bisa ditolerir; e = 0,1

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin

adalah antara 10-20 % dari populasi penelitian. Berdasarkan

keterangan diatas maka diperoleh hasil sebagai berikut :

N 365 365
n= 2
= 2
=
1+ N e 1+131(0,1 ) 1+131(0,01)

365 365
n= = =78,4
1+1,01 2,01

78,4 dibulalatkan menjadi 78 responden.

Berdasarkan perhitungan diatas jumlah sampel yang didapat

dengan perhitungan jumlah kejadian diare keseluruhan sebanyak 365

orang sehingga didapatkan hasil 78 sampel yang akan diteliti.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpul data ada adalah alat yang digunakan oleh peneliti

dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik dalam arti cepat, lengkap, sistematis.

4.4.1 Jenis Instrumen

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar berkerja lebih mudah


36

dan hasilnya lebih baik,dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah di olah (Arikunto, 2010)

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini untuk

memperoleh jumlah kejadian diare Instrument Pengumpul Data yang

digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Lembar wawancara / kuesioner untuk mendapatkan data dan

keterangan dari responden, yang berisi tentang daftar pertanyaan dan

dilengkapi dengan alternatif jawaban untuk memperoleh data aspek

hubungan prilaku mencuci tangan pakai sabun pada Kepala Keluarga

di RW 04 Desa Cisarua Wilayah kerja Puskesmas Limbangan

Kabupaten Sukabumi Tahun 2019.

1. Yang terdiri dari data umum dan data khusus.

2. Alat tulis digunakan untuk mencatat berbagai data dan infomasi

yang di dapat.

3. Kamera, alat yang digunakan untuk mengambil gambar baik atau

wawancara.

4. Kuesioner pengetahuan cara cuci tangan pakai sabun.

(Mengadopsi dari skripsi Alif Nurul Rosyidah UIN Jakarta Tahun

2014, Judulnya Hubungan pengetahuan dan perilaku Cuci Tangan

Terhadap Kejadian Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat)

5. Kuesioner tentang kejadian diare. ( Mengadopsi dari skripsi Alif

Nurul Rosyidah UIN Jakarta Tahun 2014, Judulnya Hubungan


37

pengetahuan dan perilaku Cuci Tangan Terhadap Kejadian Diare

Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat)

4.5 Metode Pengumpulan Data

4.5.1 Data Primer

Data primer adalah dalam penelitian ini merupakan data yang

diperoleh secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran

kuesioner. Menurut Notoatmojo (2010), kuesioner adalah bentuk

penjabaran variable-variabel yang terlibat dalam tujuan penelitian dan

hipotesis.

Data primer dari penelitian ini didapatkan dari hasil kuesioner

kepada responden yaitu kepala keluarga di rw 04 desa cisarua wilayah

kerja puskesmas limbang Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 yang

terkena penyakit diare.

4.5.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh seorang peneliti

secara tidak langsung dari objeknya tetapi melalui sumber lain baik

lisan maupun tulisan.

Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari instansi terkait

meliputi: perpustakaan Poltekkes Yapkesbi Sukabumi, perpustakaan

daerah Kota Sukabumi, data dari Puskesmas Limbangan, dan data dari

kepala keluarga di RW 04 Desa Cisarua Wilayah kerja Puskesmas

Limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019.


38
39

4.6 Pengolahan data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan

atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus tertentu

(Notoatmodjo, 2010). Pengolahan dan analisis data meliputi kegiatan sebagai

berikut :

4.6.1 Penyunting (Editing)

Editing adalah memeriksa kembali data yang telah terkumpul

untuk mengecek kelengkapan dan kebenaran data jika ada kekeliruan

akan diperbaiki.

4.6.2 Pengkodean (Coding)

Pemberian atau pembuatan kode-kode dan tiap-tiap data yang

termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat

dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang memberikan

petunjuk/identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.

4.6.3 Memasukan Data (Entry)

Entry data dilakukan dengan memasukkan data pada jawaban

yang telah terkumpul sesuai dengan kategori yang telah ditentukan

4.6.4 Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan dan kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi

(Notoatmodjo, 2010).
40

4.7 Analisis Data

Analisa data menjelaskan tentang metode statistik yang digunakan

dalam menganalisa data hasil penelitian, termasuk didalamnya adalah perlu

tidaknya menggunakan uji statistik.

4.7.1 Analisa Univariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk mengetahui distribusi

frekuensi dan proporsi dari variabel - variabel yang diamati. Tujuan

dari analisis ini adalah memaparkan secara sederhana sehingga dapat

dibaca dan dianalisis secara sederhana..

Dilakukan untuk melihat gambaran masing-masing variable

penelitian, yaitu hubungan pengetahuan cara cuci tangan pakai sabun

dengan kejadian diare pada kepala keluarga di RW 04 Desa Cisarua

Wilayah kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun

2019. Nilai persentase dikelompokkan menurut batasan sebagai

berikut :

F
p= x 100 %
N

Keterangan :

P : Persentase

F : Jumlah sesuai kategori

N : Jumlah seluruh responden

Adapun analisis univariat pada penelitian ini untuk mengukur

perilaku cuci tangan pakai sabun dibagi menjadi 4 kategori :


41

1. Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Kategori Baik jika

nilai ≥ 76-100% (jawaban benar)

2. Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Kategori Cukup Jika

nilai 56-75% (jawaban benar)

3. Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Kategori Kurang jika

nilainya ≤ 55% (jawaban benar)

Analisa ini menggunakan distribusi frekuensi untuk mengetahui

gambaran variabel yang diteliti.

Analisa data pada penelitian ini untuk mengetahui kejadian diare

pada kepala keluarga di RW 04 Desa Cisarua Wilayah kerja

Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi dengan kategori :

1. Ya, jika buang air besar dengan frekuensinya tiga kali atau lebih

dalam satu hari

2. Tidak, jika tidak buang air besar dengan frekuensinya tiga kali

atau lebih dalam satu hari.

4.7.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara dua

variabel independen dengan variabel dependen, untuk mengetahui

hubungan antar kedua variabel digunakan uji Chi-square dengan

derajat kepercayaan 95% (p < 0.05). Bila hasil analisa diperoleh nilai

p < 0.005 maka secara statistik disebut bermakna dan jika nilai p >

0.05 maka hasil perhitungan disebut tidak bermakna.


42

Chi square digunakan untuk menganalisis data yang

dikategorikan yaitu ordinal namun bisa juga data dengan skala

nominal (Notoatmodjo, 2010)

Rumus uji Chi-square :

X² =∑(fo-fe)²

Keterangan :

Oi = data atau frekuensi observatif

Ei = data atau frekuensi expected (yang diharapkan)

i = sel-sel pada tabel data

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.8.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RW 04 Desa Cisarua Wilayah

kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019.

4.8.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April-Mei 2019.

4.9 Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu membawa rekomendasi dari

institusinya untuk pihak lain dengan cara mengajukan permohonan izin

kepada institusi/lembaga tempat penelitian yang dituju oleh peneliti (Hidayat,

A. Aziz Alimu, 2011).


43

Menurut (Hidayat, A. Aziz Alimu, 2011) masalah etika penelitian

merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat

penelitian tersebut berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika

penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara

lain:

4.9.1 Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya.

4.9.2 Menghormati Martabat

Penelitian yang dilakukan harus menjungjung tinggi martabat

seseorang (subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi

subjek harus dihargai.

4.9.3 Asas Kemanfaatan

Penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan manfaat

dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila

manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risiko yang akan terjadi.

Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan

harus menjaga kesejahteraan manusia.

4.9.4 Berkeadilan

Dalam melakukan penelitian, perlakuannya sama dalam artian

setiap orang diberlakukan sama berdasar moral, martabat, dan hak


44

asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subjek juga harus

seimbang.

4.9.5 Tanpa Nama (Anonimity)

Tanpa nama (anonimity) tujuannya untuk menjaga kerahasiaan

identitas dari responden dalam penelitian dengan cara tidak membuat

nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

4.9.6 Aspek Kerahasiaan

Data yang diperoleh akan dijamin kerahasiannya, kerahasiaan

subjek penelitian harus dijamin, dan penggunaan data tersebut hanya

untuk kepentingan penelitian saja.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian pada sampel dengan jumlah 78 orang

responden yang berada di Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi,

selanjutnya peneliti melakukan proses pengolahan data menganalisa data.

Hasil penelitian yang menjelaskan hubungan pengetahuan cara cuci tangan

pakai sabun dengan kejadian diare di RW 04 Desa Cisarua Wilayah Kerja

Puskesmas Limbangan kabupaten Sukabumi tahun 2019 sebagai berikut :

5.1.1 Analisa Univariat

1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden

Tabel 5.1
Distibusi Frekuensi Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai
Sabun Pada Kepala Keluarga Di RW 04 Desa Cisarua
Wilayah Kerja Puskemas Limbangan
Kabupaten Sukabumi Tahun 2019
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Baik 11 14,1%
Cukup 37 47,4%
Kurang 30 38,5%
TOTAL 78 100%
(sumber hasil kuesioner di rw 04 desa cisarua wilayah kerja
puskesmas limbangan kabupaten sukabumi 16-18 Mei 2019)

Berdasarkan Tabel 5.1 diperoleh data bahwa dari 78

responden, 11 responden (14,1%) pengetahuan baik, dan 37

responden (47,4%) pengetahuan cukup dan 30 responden (38,5%)

pengetahuan kurang.

45
46

2. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare

Tabel 5.2
Distibusi Frekuensi Kejadian Diare Di RW 04 Desa Cisarua
Wilayah Kerja Puskemas Limbangan
Kabupaten Sukabumi Tahun 2019
Diare Frekuensi Persentase
Tidak 55 70,5%
Ya 23 29,5%
TOTAL 78 100%
(sumber hasil kuesioner di rw 04 desa cisarua wilayah kerja
puskesmas limbangan kabupaten sukabumi,16-18 tahun 2019 )

Berdasarkan Tabel 5.2 diperoleh data bahwa dari 78

responden, 55 responden (70,5%) tidak mengalami diare, dan 23

responden (29,5%) mengalami diare.

5.1.2 Analisa Bivariat

Hasil analisa ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan

antara pengetahun cara mencuci tangan pakai sabun dengan kejadian

diare di rw 04 desa cisarua wilayah kerja puskesmas limbangan

kabupaten sukabumi. Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:
47

1. Hubungan pengetahuan kepala kelurga tentang cara cuci

tangan pakai sabun dengan Kejadian Diare di rw 04 desa

cisarua wilayah kerja puskesmas limbangan kabupaten

sukabumi tahun 2019.

Tabel 5.3
Hubungan pengetahuan kepala kelurga tentang cara cuci
tangan pakai sabun dengan Kejadian Diare di rw 04 desa
cisarua wilayah kerja puskesmas limbangan
kabupaten sukabumi tahun 2019
Kejadian Diare
Total
Pengetahuan Ya Tidak P-value
F % F % F %
Baik 0 0% 11 100% 11 100%
Cukup 7 18,9% 30 81,1% 37 100%
0,001
Kurang 16 53,3% 14 46,7% 30 100%
TOTAL 23 29,5% 55 70,5% 78 100%
(sumber hasil kuesioner di rw 04 desa cisarua wilayah kerja
puskesmas limbangan kabupaten sukabumi, 16-18 tahun 2019 )

Berdasarkan tabel 5.3 dapat di lihat bahwa niali P value =

0,001 berarti < 0.05 berdasarkan teori apabila niali p-value <0,05

berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang menunjukan terdapat

terdapat hubungan pengetauhan cara mencuci tangan pakai sabun

dengan kejadian diare di rw 04 desa cisarua wilayah kerja

puskesmas limbangan kabupaten sukabumi tahun 2019.


48

5.2 Pembahasan

Setelah peneliti melakukan penelitian di rw 04 desa cisarua wilayah

kerja puskesmas limbangan kabupaten sukabumi dari tanggal 16-18 mei 2019

kepada 78 responden kepala kelurga, brdasarkan hasil kuesioner yang telah

disususn sebelumnya kemudian dianalisa dan menunjukan hasil bahwa ada

hubungan pengetahuan cara mencuci tangan pakai sabun pada kepala

keluarga dengan kejadian diare di rw 04 desa cisarua wilayah kerja

puskesmas limbangan kabupaten sukabumi tahun 2019 sebagai berikut :

5.3.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai

Sabun Pada Kepala Kelurga di Rw 04 Desa Cisarua Wilayah

Kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019

Berdasarkan table 5.1 menunjukan bahwa dari 78 responden, 11

responden (14,1%) pengetahuan baik, 37 responden (47,4%)

pengetahuan cukup, 30 responden ( 38,5%) pengetahuan kurang.

Pengetahuan merupakan hasil “ tahu” dan ini terjadi setelah

seseorang melekukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melelui panca indra manusia dan sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(notoatmodjo,2011).

Dari hasi penelitian pengetahuan kepala kelurga tentang cara

cuci tangan pakai sabun kebanyakan cukup dan kurang ini dikarnakan

tingkat pengetahuan dan pendidikan responden yang rendah dan

informasi yang kurang tentang cara mencuci tangan pakai sabun


49

sehingga responden tidak mengetahui tentang cara mencuci tangan

pakai sabun. Kurang pengetahun responden ini juga di sebabkan karna

factor umur responden, pada umur ini seseorang bnyak mengelami

kemunduran terutama dalam berfikir sehingga kemempuan dalam

menerimapesan atau informasi menjadi sangan terbatas.

Oleh karena itu baiknya tenaga kesehatan memperbanyak

penyuluhan pada kepala kelurga untuk menambah pengetahun dan

memperbanyak informasi tentang cara mencuci tangan pakai sabun.

Hal ini di dukung oleh, hasil penelitian Prasetyoningsih (2015)

dengan judul “ Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Cuci Tangan

Yang Benar Dengan Kejadian Diare Pada Lansia Di Puskesmas

Nguntoronadi I Wonogiri. Sebagian hasil penelitian berkaitan dengan

pengetahuan tentang cuci tangan yang benar pada lansia di Puskesmas

Nguntoronadi I Wonogiri mayoritas mempunyai pengetahuan cukup

yaitu sebanyak 40 orang (44,0%)dimana ada kesalahan yang sama

dalam menjawab kuesioner yang peneliti buat. Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fajar, NA dan

Mirnaniarti (2011) yang menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang

cuci tangan pakai sabun masyarakat mayoritas tergolong pengetahuan

cukup yaitu sebanyak 43,8% dan sebagian kecil termasuk mempunyai

pengetahuan baik yaitu sebanyak 18 (21,2%). Di samping itu menurut

penelitian Kustantya (2013) bahwa hampir seluruhnya sebanyak 55

responden (91,7%) lansia memiliki pengetahuan yang cukup dan


50

76,6% lansia memiliki pengetahuan yang cukup tentang perilaku

hidup bersih dan sehat.

5.3.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Diare Di Rw 04 Desa Cisarua

Wilayah Kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi

Tahun 2019

Berdasarkan table 5.2 menunjukan bahwa dai 78 responden, 55

responden (70,5%) tidak menderita diare dan 23 responden ( 29,5% )

menderita diare.

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar

dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan

frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu

hari (Depkes RI, 2011)

Banyak nya responden yang mengalami diare di rw 04 desa

cisarua wilayah kerja puskesmas limbangan salah satunya kurang nya

pengetahuan kepala kelurga tentang faktor penyebab terjadinya diare

misalnya prilaku mencuci tangan setelah buang air besar tau buang air

kecil, makanan yang tidak bersih dan sehat, lingkungan yang kotor

menyebabkan pertumbuhan bakteri yang sangat cepat dan bisa

menyebabkan berbagai penyakit salah satunya yaitu penyakit diare di

rw 04 desa cisarua wilayah kerja puskesmas limbangan banyak kepala

kelurga yang jarang mencuci tangan menggunakan sabun setelah

buang air kecil atau buang air besar dan banyak warga yang masih
51

membuang sampah sembarangan hal ini menyebabkan banyaknya

warga yang masih terkena penyakit diare. Salah satu cara untuk

menanggulanginya dengan cara melakukan penyuluhan tentang

prilaku hidup baik dan sehat kepada kepala kelurga dan masyarakat

sehingga pengetahuan kepala keluarga dan masyarakat meningkat.

Hal ini di dukung oleh, hasil penelitian Prasetyoningsih (2015)

dengan judul “ Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Cuci Tangan

Yang Benar Dengan Kejadian Diare Pada Lansia Di Puskesmas

Nguntoronadi I Wonogiri. Sebagian besar terjadi diare yaitu sebanyak

59orang (62,1%) dan sebagian yang lain tidak terjadi diare yaitu

sebanyak 36 pasien (37,9%).Kejadian diare pada lansia di negara

berkembang utamanya dipengaruhi oleh faktor kontaminasi patogen

yang menyebar melalui jalur fecal-oral.Perubahan kondisi sanitasi

lingkungan sangat berperan dalam menurunkan kejadian diare di

negara-negara berkembang(Subagyo dkk, 2012).Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Dekawati

(2014) yang menunjukkan bahwa dari 43 lansia yang menjadi

responden yang mengalami diare 74,4 %.

Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan

melalui jalur fecal oral penularannya dengan memasukkan ke dalam

mulut cairan atau benda tercemar (terutama kotoran/tinja), misalnya

air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panci yang

dicuci dengan air tercemar. Kebiasaan perorangan yang berhubungan


52

dengan penularan kuman penyebab diare adalah kebiasaan mencuci

tangan, terutama saat selesai buang air besar, sesudah membuang

kotoran/sampah sebelum menyiapkan makanan, dan sebelum

makan(Depkes RI, 2015).

5.3.3 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Cara Cuci Tangan

Pakai Sabun Pada Kepala Keluarga Dengan Kejadian Diare Di

Rw 04 Desa Cisarua Wilayah Kerja Puskesmas Limbangan

Kabupaten Sukabumi Tahun 2019

Berdasarkan tabel 5.3 dapat di lihat bahwa niali P value = 0,001

berarti <0.05 , berdasarkan teori apabila nilai p-value <0,05 berarti H0

ditolak dan H1 diterima yang menunjukan terdapat hubungan

pengetahuan cara mencuci tangan pakai sabun pada kepala kelurga

dengan kejadian diare di rw 04 desa cisarua wilayah kerja puskesmas

limbangan kabupaten sukabumi tahun 2019.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar

kepala kelurga dengan pengetahun kurang dan hanya sebagian kecil

kepala kelurga dengan pengetahuan baiktenteng cara mencuci tangan

pakai sabun. Hal ini di sebabkan karena bnyak kepala keluarga dengan

pendidikan rendah dan kurangnya informasi mengenai cara cuci

tangan pakai sabun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian properawati 2012

bahwa dampak pengetahaun cara mencuci tangan pakai sabun


53

terhadap kejadin diare cukup besar, yang berarti jika pengetahuan

kepala keluarga tentang faktor penyebab terjadinya diare ditingkatkan

maka kejadian diare akan berkurang.

Hal ini di dukung oleh, hasil penelitian Prasetyoningsih (2015)

dengan judul “ Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Cuci Tangan

Yang Benar Dengan Kejadian Diare Pada Lansia Di Puskesmas

Nguntoronadi I Wonogiri. Berdasarkan hasil analisis Chi-Square (c2)

diketahui bahwa nilai Chi-square sebesar 17,830 dengan nilai

probabilitas 0,000(p-value < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho

ditolak, artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan tentang cuci tangan yang benar dengan kejadian diare

pada lansia di Puskesmas Nguntoronadi I Wonogiri, artinya bahwa

semakin baik dan meningkat pengetahuan tentang cuci tangan yang

benar maka semakin menurun angka kejadian diare pada lansia di

Puskesmas Nguntoronadi I Wonogiri.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Pengetahuan kepalam keluarga tentang cara cuci tangan pake sabun dari

78 responden sebagian besar pengetahuannya kurang sebanyak 30

responden (38,5%)

2. Kejadian diare pada kepala keluarga didapatkan hasil sebnyak 55

responden (70,5%) tidak menderita diare dan 23 responden (29,5%)

menderita diare

3. Terdapat hubungan pengetahuan cara cuci tangan pake sabun pada kepala

keluarga dengan kejadian diare di RW 04 Desa Cisarua Wilayah kerja

Puskesmas Limbangan Kabupaten Sukabumi dengan nilai P value =0,001

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka saran yang

dapat peneliti berikan untuk kemudian menjadi masukan dan bermanfaat bagi

beberapa pihak, diantaranya sebagai berikut :

6.2.1 Teoritis

1. Penelitian Selanjutnya

Sebagai kerangka acuan agar dapat dimanfaatkan sebagai

perbandingan untuk penelitian selanjutnya agar lebih

mmeningkatkan wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang

54
55

hubungan Pengetahuan cara cuci tangan pake sabun dengan

kejadian diare.

2. Bagi Institut Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan dapat menambah referensi

atau jurnal dan serta dapat menambah ilmu pengetahuan tentang

cara cuci tangan pake sabun dengan baik dan benar.

6.2.2 Praktis

1. Bagi Responden

Diharapkan dapat menambah pengetahuan responden atau

kepala keluarga tentang cara cuci tangan pake sabun di RW 04

Desa Cisarua Wilayah Kerja Puskesmas Limbangan Kabupaten

Sukabumi.

2. Bagi Puskesmas Limbangan

Diharapkan pihak Puskesmas lebih meningkatkan kegiatan

penyuluhan tentang cara cuci tangan dengan baik dan benar

kepada warga RW 04 Desa Cisarua Wilayah Kerja Puskesmas

Limbangan Kabupaten Sukabumi. Serta penelitian ini menjadi

acuan untuk menambah pengetahuan bagi Puskesmas Limbangan.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.


Jakarta.
Data Kabupaten sukabumi Tahun 2019.
Data Puskesmas Limbangan Tahun 2019.
Departemen Kesehatan RI, 2011, Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare, Jakarta,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Hidayat. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
Irmayanti. 2010. Statistik Kesehatn Paramatrik, Non Paramatrik, Validitas, dan
Reabilitas. Nuha Medika: Yogyakarta
Juffrie. 2010. Gastroenterologi-hepatologi jilid 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Kemenkes RI. 2017. Profil Data Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI, 2011, Situasi Diare di Indonesia, Jakarta.
Notoatmodjo S. Ilmu Pengetahuan-pengetahuan Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta ; 2010.
Notoatmodjo, S, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. Metodeologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010
Soenarto Y., 2012. Diare Kronis dan Diare Persisten. Juffrie M., Buku Ajar
Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid 1. Pp 122. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI.
https://id.scribd.com/document/368423528/Pengertian-Cuci-Tangan (22 april
2019)
htpps://www.stastistikian.com/20l2/ l0/penelitian-experimen.html/amp (23 april
2019)
INFORMED CONSENT

KUESIONER TENTANG HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA CUCI


TANGAN PAKAISABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA WARGA
DI RW 04 DESA CISARUA WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LIMBANGAN KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2019

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan hormat,
Perkenalkan nama saya Nunik Yunika. Saya mahasiswi DIII Kesehatan
Lingkungan Poltekes Yapkesbi Kota Sukabumi. Sedang melaksanakan penelitian
sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Kesehatan
Lingkungan (Amd. Kes ).
Dengan ini bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul
“Hubungan Pengetahuan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian Diare
Pada Warga Rw 04 di Desa Cisarua Wilayah Kerja Puskesmas Limbangan
Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 “penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat
yang merugikan bagi bapak/ibu sebagai responden. Akan tetapi, dapat
memberikan manfaat bagi bapak/ibu untuk menambah pengetahun tentang prilaku
mencuci tangan dan penyakit diare.
Saya ucapkan banyak-banyak terimakasih atas bantuan dan keikut sertaan
Bapak/Ibu dalam penelitian ini ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tertanda

(Responden)
LEMBAR KUESIONER
PENGETAHUAN CARA CUCI TANGAN PAKAI SABUN

Initial Nama :
Jenis Kelamin :
No Pertanyaan Benar Salah
1 Mencuci Tangan adalah membersihkan tangan dan jari
jemari menggunakan air mengalir dan sabun
2 Mencuci tangan dengan bersih dapat mencegah
penyakit dan memutus mata rantai kuman
3 Mengusapkan antiseptic (seperti antis, detol) pada
tangan dan jari merupakan bagian dari cuci tangan
4 Sebelum dan sesudah makan diperlukan mencuci
tangan pakai sabun
5 Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah kita
bermain/berolahraga
6 Waktu yang tepat cuci tangan pakai sabun adalah
setelah buang air kecil
7 Setelah buang air besar diperlukan mencuci tangan
pakai sabun
8 Setelah buang ingus harus mencuci tangan pakai sabun
9 Waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah
setelah buang sampah
10 Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah
menyentuh hewan/unggas termasuk hewan peliharaan
11 Mencuci tangan pakai sabun tidak diperlukan sebelum
tidur
12 Apabia tidak mencuci tangan pakai sabun dapat
menyebabkan diare
No Pertanyaan Benar Salah
13 Selain diare, apabila tidak mencuci tangan pakai sabun
dapat menyebabkan infeksi cacing
14 Setelah mencuci tangan diperlukan mengeringkan
tangan dengan lap kering/tissue
15 Cuci tangan pakai sabun dapat menghindarkan kita dari
kuman penyakit

Keterangan :
1. Apabila responden menjawab semua pertanyaan dengan benar maka
responden tersebut berada dalam kategori baik.
2. Apabila responden menjawab 7 dari 15 pertanyaan diatas dengan benar maka
responden tersebut berada dalam kategori cukup.
3. Apabila responden menjawab 5 dari 15 pertanyaan diatas dengan benar maka
responden tersebut berada dalam kategori kurang.
KUESIONER KEJADIAN PENYAKIT DIARE

1. Apakah pernah diare ( BAB lebih dari tiga kali dalam sehari selama tiga bulan
terakhir ( … )
 Ya Pernah  Tidak Pernah
2. Bila ya, bulan apa kamu pernah diare dan berapa lama ?
MASTER TABEL
PENGETAHUAN
Kejadian
No JK NO SOAL
Jumlah % Kategori Diare
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Pr 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10 67 cukup Tidak
2 Pr 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 8 53 kurang Ya
3 Pr 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 80 baik Tidak
4 Lk 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 10 67 cukup Ya
5 Pr 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 9 60 cukup Tidak
6 Pr 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 8 53 kurang Ya
7 Lk 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 9 60 cukup Ya
8 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 12 80 baik Tidak
9 Lk 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 7 47 kurang Ya
10 Pr 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 8 53 kurang Ya
11 Pr 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 8 53 kurang Ya
12 Pr 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 10 67 cukup Tidak
13 Pr 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 11 73 cukup Tidak
14 Pr 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 8 53 kurang Ya
15 Lk 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 9 60 cukup Tidak
16 Lk 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 8 53 kurang Ya
17 Lk 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 11 73 cukup Ya
18 Lk 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 8 53 kurang Tidak
19 Lk 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 8 53 kurang Ya
20 Lk 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 8 53 kurang Ya
21 Pr 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 10 67 cukup Ya
22 Lk 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 8 53 kurang Tidak
23 Lk 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 10 67 cukup Ya
24 Lk 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 8 53 kurang Tidak
25 Lk 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 8 53 kurang Ya
26 Lk 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 8 53 kurang Ya
27 Lk 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 9 60 cukup Tidak
28 Lk 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8 53 kurang Ya
29 Lk 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 10 67 cukup Tidak
30 Lk 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 8 53 kurang Ya
31 Pr 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 8 53 kurang Ya
32 Lk 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 9 60 cukup Tidak
33 Lk 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 10 67 cukup Ya
34 Lk 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 10 67 cukup Tidak
35 Lk 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 11 73 cukup Tidak
36 Lk 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 9 60 cukup Tidak
37 Pr 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 53 kurang Ya
38 Lk 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 73 cukup Tidak
39 Lk 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 8 53 kurang Ya
40 Lk 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 11 73 cukup Ya
41 Pr 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 9 60 cukup Tidak
42 Pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 12 80 baik Tidak
PENGETAHUAN
Kejadian
No JK NO SOAL
Jumlah % Kategori Diare
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
43 Lk 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 8 53 kurang Tidak
44 Lk 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8 53 kurang Tidak
45 Lk 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 8 53 kurang Tidak
46 Lk 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 11 73 cukup Tidak
47 Lk 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8 53 kurang Tidak
48 Lk 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 11 73 cukup Tidak
49 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 12 80 baik Tidak
50 Lk 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 10 67 cukup Tidak
51 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 12 80 baik Tidak
52 Lk 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 10 67 cukup Tidak
53 Pr 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 8 53 kurang Tidak
54 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 12 80 baik Tidak
55 Lk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 12 80 baik Tidak
56 Lk 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 8 53 kurang Tidak
57 Lk 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 8 53 kurang Tidak
CROSSTABS /TABLES=pengetahuan BY kejadiandiare /FORMAT=AVALUE
TABLES /STATISTICS=CHISQ CC RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND
CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 13-Jun-2019 15:19:42

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 57

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=pengetahuan BY kejadiandiare
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC RISK
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.031

Elapsed Time 0:00:00.046

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762


[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengetahuan * kejadiandiare 57 100.0% 0 .0% 57 100.0%

pengetahuan * kejadiandiare Crosstabulation

kejadiandiare

tidak ya Total

pengetahuan baik 76-100% Count 7 0 7

% within pengetahuan 100.0% .0% 100.0%

cukup 56-75% Count 17 7 24

% within pengetahuan 70.8% 29.2% 100.0%

< 55% Count 10 16 26

% within pengetahuan 38.5% 61.5% 100.0%

Total Count 34 23 57

% within pengetahuan 59.6% 40.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 10.832a 2 .004

Likelihood Ratio 13.262 2 .001

Linear-by-Linear Association 10.630 1 .001

N of Valid Cases 57

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2.82.
Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .400 .004

N of Valid Cases 57

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for pengetahuan a

(baik 76-100% / cukup 56-75%)

a. Risk Estimate statistics cannot be computed.


They are only computed for a 2*2 table without
empty cells.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA

Nama : Nunik Yunika

Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 15 Juni 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kp. Cipari RT. 02 RW. 05 Desa Pasir Ipis

Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

SDN 1 Pasir Ipis : 2004 - 2010

SMPN 1 Surade : 2010- 2013

SMAN 1 Surade : 2013 - 2016

D III Kesehatan Lingkungan Poltekes Yapkesbi : 2016 – 2019

Anda mungkin juga menyukai