Nama Asisten :
Digunakan B = 1,20 B
= 1.20 . 25
= 30 m
A 30 h + h2
R =
=P
30 + 2.828 h
( 30 h + h2 2/3 1/2
= 35 30 + 2.828 h ( 0.0035 )
30 h+ h2 2.828 h 2/3
= 2.07063
30 +
e. Debit Aliran (Q )
.
Q = A . V
2 30 h + h2 2/3
80 = ( 30 h + h ) 2.07063 30 +2.828 h
2.07063 ( 30 h + h2 ) 5/3
80 =
( 30 + 2.828 h ) 2/3
1
Dengan menggunakan metode Trial and Error :
= 2.07063 ( 30 h + h2 ) 5/3
( 30 + 2.828 h ) 2/3
2.0706 . (30 . 0.7126000 + 0.7126000²) 5/3 = 35.2 m3/det.
=
(30 + 2.828 . 0.7126000²) 2/3
Diperoleh tinggi muka air banjir ( h ) = 0.71260 m
Bila pada pintu pengambilan dipasangi pintu sorong, maka koefesien debit untuk bukaan
dibawah permukaan air dengan kehilangan tinggi energi kecil digunakan µ = 0.80
jika kehilangan tinggi energi ( Z ) sekitar 10 cm, maka ujung bawah teggelam 20 cm.
Digunakan tinggi bukaan maksimum ( a ) = 1.00 m
Persamaan yang digunakan : Qn = µ. b. a. √2. g.
z
Bp. = ( 1.00 . 2) + (1 . 1) = 3m
Ba = 60 % . Bp.
= 60 % . 3
= 1.80 ( digunakan 1.90 m )
2
B. Tinggi energi dan muka air banjir diatas mercu
1. Direncanakan menggunakan mercu Bendung dengan type bulat, dengan :
Jari - jari = 1.0 m
Tinggi Mercu = 2.50 m
Kemiringan hulu = 1 : 0.67
Kemiringan hilir = 1 : 1
Untuk bendung dengan type bulat, tinggi muka air di atas mercu ( debit banjir ),
yang melimpas dapat dihitumg dengan persamaan :
C0 = Koefesien untuk Bendung untuk mercu bulat sebagai fungsi dari nilai
banding H1/ r
C1 = Koefesien untuk Bendung untuk mercu bulat sebagai fungsi dari nilai
banding P/H1 dan H1/Hd
C1 = Koefesien untuk Bendung untuk mercu bulat sebagai fungsi dari nilai
banding P/H1 dengan muka hulu miring
1,22
1,208
H1 0.891495
= = 0.891495
r 1.00
P 2.5
= = 2.804278207
H1 0.891495
0,89
2,80
1,007
0,994
Cd = C0 . C1 . C2
= 1.220 . 0.994 . 1.007
= 1.22117 ~ 1.20 ( mendekati asumsi )
3
Menentukan lebar efektif mercu ( Be ) :
Be = 28 - 0.24 H1
= 28 - 0.24 . 0.891495
= 27.786 m
Parameter : Q = 80 m3/det. H1 = 0.891495 m
P = 2.50 m Be = 27.79 m
Diperoleh tinggi muka air banjir dengan meggunakan metode Trial and Error :
h0= V1 /2g
2
Asumsi h0 h1 = H1- h0 H = P+h1 A = Be . H V1 = Q / A
(m) (m) (m) ( m2 ) ( m/s ) (m)
0.021311 0.870184 3.370184 93.643933 0.854299876 0.037198
Elevasi garis energi setelah terjadi = Elevasi muka air hilir Bendung + V 2 / 2g
degradasi = + 22.413 + 0.037198 0
= + 22.450
H1 0.891
= = 0.891
r 1.00
0,200
Dari grafik tekanan pada mercu bulat sebagai fungsi perbandingan H1/r
diperoleh :
( P/πg ) = 0.200
H1
H1 ( P/πg )
Tekanan minimum pada mercu = .
r H1
= 0.891 . 0.200
= 0.18 m
Karena Bendungnya terbuat dari pasangan batu, besar tekanan harus kurang dari -1.00 m
Untuk mercu dari pasangan batu dibatasi sampai -1.00 m Tekanan air
Untuk mercu dari beton dibatasi sampai -4.00 m Tekanan air ( KP - 02 hal. 42
Elevasi tanggul diperhitungkan harus aman terhadap muka air banjir rencana ( Q 100 )
= 80 m3 Untuk itu ditetapkan tinggi = 1.50 m diatas elevasi muka air banjir.
jagaan
Elevasi tanggul hulu = Elevasi muka air banjir dihulu + tinggi jagaan
= + 26.070 + 1.50
= + 27.570
Elevasi tanggul hilir = Elevasi muka air banjir dihilir + tinggi jagaan
= + 22.413 + 1.50
= + 23.913
4
Menentukan sifat aliran
Pengaliran sempurna apabila hz < 2/3 h1 sedangkan untuk pengaliran tidak sempurna
jika hz > 2/3 h1 :
2 ∆h 2. ( 26.070 - 22.413 )
L = = 2,090.048 m = 2.09005 km
i 0.0035
5
II. PERENCANAAN KOLAM OLAK
Q 80
q = Be = = 2.879 m3/dt/m
27.786
3 q2/g 3
2.879²
yc = = = 0.945 m
9.81
Kecepatan aliran ( V1 ) :
V = 2 g ∆z Hd = 1.67 H1
= 2 . 9.81 . 4.239 = 1.67 . 0.891
= 9.120 m/det = 1.489 m
q 2.879
yu = V = 9.120= 0.316 m
V 9.120
Angka froude ( Fr ) = g . yu = 9.81 .0.316 = 5.180
1 + 8 . Fr2 - 1
0.316 1 + 8 . ( 5.180² ) -1
y2 = ½.yu
= 1/2 .
= 2.162 m
Pada mercu bagian hilir dilengkapi dengan blok muka untuk memperkuat pusaran,
serta pada kolam olak dilengkapi pula dengan ambang ujung ( End Sill ).
Ambang pemantap aliran ini di tempatkan pada jarak :
L = 5 - 7 ( y2-y u )
L = 7 ( 2.162 - 0.316 )
= 12.922 m ( diambil 13.00 m )
Kedalaman minimum air hilir adalah 1,1 kali yd ; y2 + n ≥ 1.1 yd (menurut bucket )
y2 + n ≥ 1.1 . yd ; n 1 = 1,25 y u
2.162 + 0.68 ≥ 1.1 . 2.538 = 1.25 . 0.316
2.84 ≥ 2.7918 Ok……. ; = 0.395 ~ 0.38 m
( tinggi ambang u/. pasangan )
Elevasi dasar kolam = Elevasi muka air hilir - y2 - n2
n2 = 0.68 ( tinggi total ambang )
= + 22.413 - 2.162 - 0.68
= + 19.575 yd = y2 +n1
= 2.162 + 0.38
= 2.538 m
6
III. PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMBILAN ( INTAKE ),
KANTONG LUMPUR DAN SALURAN PEMBILAS
A. Bangunan Pengambilan
V = µ . 2 .g . Z
= 0.80 2 . 9.81 . 0.20
= 1.585 m/det.
Vc3 1.8973666 3
c. Untuk membatasi masuknya pasir, kerikil dan batu, ambang pintu pengambilan
perlu dibuat pembilas bawah ( Undersluice ), dengan tinggi 0,50 - 150 m
diatas tinggi dasar rata-rata sungai.
Dalam perhitungan ini di dapat tinggi undersluice = 2.15 m
Pada pintu pengambilan dibuatkan pula plat penahan banjir ( Banjir skerm )
dengan ukuran tebal 0,20 m ; lebar 1,50 m dan untuk tingginya sama dng elevasi tanggul hulu.
Plat banjir ini berada 1,00 meter diatas dasar lantai pengambilan.
7
C. Perencanaan kantong lumpur
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perencanaan kantong lumpur adalah sebagai berikut ;
Qn 2.00
An = = = 5.00 m2
Vn 0.40
An 5
hn = B = 7.90569415 = 0.63 m
On = B + 2 hn √ 1+ m2
= 6.01 + 2 . 0.6324555 1 + 1.50 2
= 8.29 m
Rn = An = 5
On 8.2886784 = 0.60 m
2 2/3 2
in = vn / ( R . Ks )
= 0.40 2 / ( 0.60 2/3
. 45 ) 2
= 0.0001107
0.63 m
6.01
7.91
4. Kemiringan pembilasan ( Ls )
Sedimen didalam kantong lumpur berupa pasir halus. Untuk asumsi awal dalam
menentukan ( is ) kecepatan aliran untuk pembilasan di ambil Vs = 1,50 m/det.
Untuk pembilasan diambil Qs = 4,80 m/det., koefesien kekasaran Ks = 40
As = Qs = 2.40
1.60 m2
=
Vs 1.50
As 1.60
hs = = = 0.27 m
B 6.01
As 1.60
Rs = = Os 6.01 + 2.
0.27
= 0.24 m
2
Is = =
Vs Rs2/3 Ks 1.50 2
8
Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, kecepatan aliran harus dijaga
agar tetap subkritis atau Fr < 1
V 1.500
Fr = g .hs = =
9.81 . 0.266297 0.928
ґ = ρ g hs is
= 1000 . 9.81 . 0.27 . 0.009192
= 24.014 N/m2 Partikel-partikel yang lebih kecil dari 25 mm akan
terlibas ( Dilihat pada grafik )
0.27
6.01
Potongan melintang kantong lumpur dalam keadaan kosong
25
+ 23.850
23.650 0.0001107 + 23.643
+ 23.218
0.009192236
+ 22.629
64 m
Potongan memanjang kantong lumpur
6. Kontrol Efisiensi
Dari diagram Camp ( KP-02 hal. 151 ) efisiensi kantong lumpur untuk berbagai
diameter sedimen dapat ditentukan . Dengan panjang ( L ) = 64 m dan kedalaman air
rencana ( hn ) = 0.63 m serta kecepatan ( Vn ) 0.40 m/det.
=
Kecepatan endap rencana ( w ) dapat disesuaikan.
hn = L hn . Vn 0.632456 . 0.40
w Vn = w = L = 64 = 0.00395 m/det
Diameter yang sesuai d0 = 0.060 mm ( dapat diperoleh dari grafik 7.40 KP-02 hal. 143 )
9
D. Bangunan Pembilas
Kedalaman air pembilas = 0.27 m pada debit pembilas rencana Qs = 2.40 m3/det.
Kecepatannya diambil = 1.500 m/det. Debit satuan antar pilar pintu pembilas
harus
menghasilkan kecepatan yang sama. Luas basah pada pintu harus ditambah
dengan cara menambah kedalaman air. b . hs = bnf . hf
Dimana : b = lebar dasar kantong 6.0 m
hs = kedalaman air pembilasan 0.3 m
+ 22.896 bnf = lebar bersih bukaan pembilas.
hf = kedalaman air pada bukaan pembilas.
+ 22.629 + 22.540
E. Saluran Pembilas
Kecepatan pada saluran pembilas diambil =
1.50 m/det. untuk membilas sedimen
ke sungai.
Direncanakan : Panjang saluran pembilas = 50 m
Elevasi dasar sungai = + 148.752
Elevasi muka air hilir = + 150.914
Kemiringan talud = 1 : 1
Af = ( n + m ) h2
1.60 = ( 2.50 + 1) h2 h = 0.68 m
= 0.676 m b = 1.67294 ~ 1.70 m
if =
n2 v2 0.02857 2 .
1.50 2
= 0.52 4/3
R 4/3
= 0.004359548
Elevasi muka air sebelah hilir pada saat kantong lumpur penuh :
= + 23.850 - 0.20 - ( 64 . 0.0001107 )
= + 23.643
+ 24.275
+ 24.175
0.43 m
+ 23.743
+ 23.643
+ 23.110
Qn = µ h1 . b1 √ 2 g z
1
IV. ANALISA STABILITAS BENDUNG
a. Kohesi ( C ) = 0 kg/cm2
b. Sudut geser dalam ( Ø ) = 27.5 °
c. Berat jenis tanah ( γ ) = 1.70 t/m3
d. Kedalaman Pondasi ( Df ) = 5.60 m
e. Lebar Pondasi ( B ) = 6.60 m
qu = C Nc + Df γ Nq + 0.50 γ B Nγ
Nc = 27.35
Nq = 16.01
Nγ = 11.5
qu = 0 . 27.35 + 5.60 . 1.70 . 16.01 + 0.50 . 1.70 . 6.60 . 11.50
= 216.930 t/m2
216.9302
σ izin = = 108.465 t/m2
2 Fs = 2 ( Angka Keamanan )
Perhitungan panjang rembesan dan gaya angkat ( Up Life ) kondisi air normal
Panjang Rembesan
LV LH 1/3 LH Lx Hx ∆H Px
Titik Garis
m m m m Ton/m Ton/m Ton/m
A0 0 2.50 0 2.50
A0 - A1 1.50
A1 1.50 4.50 0.458426295 4.04
A1 - A2 0.50 0.167
A2 1.67 4.50 0.50936255 3.99
A2 - A3 1.10
A3 2.77 2.90 0.845541833 2.05
A3 - A4 2.83 0.943
A4 3.71 2.90 1.133841036 1.77
A4 - A5 1.10
A5 4.81 4.50 1.470020319 3.03
A5 - A6 0.50 0.167
A6 4.98 4.50 1.520956574 2.98
A6 - A7 1.10
A7 6.08 2.90 1.857135857 1.04
A7 - A8 2.58 0.860
A8 6.94 2.90 2.119966932 0.78
A8 - A9 1.10
A9 8.04 4.50 2.456146215 2.04
A9 - A10 0.50 0.167
A10 8.20 4.50 2.50708247 1.99
A10 - A11 1.10
A11 9.30 2.90 2.843261753 0.06
A11 - A 2.83 0.943
A 10.25 2.90 3.131560956 -0.23
A-B 2.10
B 12.35 5.00 3.773357769 1.23
B-C 0.80 0.267
C 12.61 5.00 3.854855777 1.15
C -D 1.50
D 14.11 3.50 4.313282072 -0.81
D -E 1.5 0.500
E 14.61 3.50 4.466090837 -0.97
E- F 1.50
F 16.11 5.00 4.924517131 0.08
F -G 2.00 0.667
G 16.78 5.00 5.128262151 -0.13
G -H 1.00
H 17.78 6.00 5.433879681 0.57
H-I 1.88 0.627
I 18.41 6.00 5.6254 0.37
Beban Horizontal
Gaya Luas x Tekanan Gaya Lengan Momen
Ton m Ton.m
W1 1/2 . 2.50 . 2.50 3.125 4.33 13.531
W2 -0.2 . 2.10 -0.486 2.05 -0.997
1/2 . ( 1.23 - -0.23156 . 2.10 1.531 1.70 2.603
W3 -0.8133 . 1.50 1.220 1.75 2.135
1/2 . ( 1.15 - -0.81328 . 1.50 -1.469 1.50 -2.203
W4 -1.0 . 1.50 -1.449 1.75 -2.536
1/2 . ( .08 - -1.0 ) . 1.50 0.781 1.50 1.172
W5 -0.13 . 1.00 -0.128 0.5 -0.064
1/2 . ( .57 - -0.13 ) . 1.00 0.347 0.33 0.115
W6 1/2 . 2.00 . 0.37 -0.375 0.67 -0.251
S1 1/2 . 0.368 ( 1.70 - 1.00 ) . 6² 4.637 2 9.274
ΣH= 7.734 Σ MH = 22.778
1
Stabilitas Bendung saat debit rendah
Beban Vertikal
Gaya Luas x Tekanan Gaya Lengan Momen
ton m ton.m
G1 1/2 . 2.50 . 1.68 . 2.2 -4.620 5.51 -25.456
G2 1.0 . 2.50 . 2.2 -5.225 4.48 -23.408
G3 2.5 . 2.50 . 2.2 -13.750 3.17 -43.588
G4 1.0 . 5.12 . 2.2 -11.264 4.07 -45.844
G5 0.8 . 1.50 . 2.2 -2.640 6.23 -16.447
G6 0.5 . 1.50 . 2.2 -1.485 5.68 -8.435
G7 1/2 . 1.00 . 1.00 . 2.2 -1.100 1.17 -1.287
G8 1.5 . 2.00 . 2.2 -6.600 2.88 -19.008
G9 0.5 . 1.37 . 2.2 -1.507 1.20 -1.808
G10 1/2 . 0.50 . 0.50 . 2.2 -0.275 0.34 -0.094
G11 1.9 . 2.00 . 2.2 -8.272 0.94 -7.776
Σ RV = -41.292 ton
Σ RH = + 7.734 ton
Σ MV = -151.175 ton.meter
Σ MH = + 22.778 ton.meter
Σ M0 = -128.397 ton.meter
1
Garis tangkap gaya resultan :
Mh + 22.778
h = Rh = + 7.734 = 2.945 m
Mv -151.1745897 3.661 m
v = Rv = -41.29151694
=
6.6 -128.397
= 2 - -41.292
= 0.190 m < 1.1..............................Ok !!!
( Bangunan aman tarhadap bahaya guling
selama terjadi debit rendah )
41.292 6 . 0.190479
σ maks = 1 +
6.6 6.6
= 7.340 t/m2 < 108.465 t/m2
………Ok !!!
41.292 1 - 6 . 0.190479
σ min = 6.6 6.6
= 5.173 t/m2
2
ep1 = 0.50 ( ρs - ρw ). g . 0.50 h . Tg ( 45° + φ/2 )
= 0.50 . ( 1.70 - 1.00 ) . 9.81 . 0.50 . 2.40 Tg2 (45 + 27.5/2 )
= 11.190 t/m = tan² ( 58.75 )
= 2.716
dimana :
ad = n ( ac . Z ) m ; ad
E = g
2
ad = percepatan gempa rencana , cm/dt
n, m = koefesien jenis tanah ( 1.56 dan 0.89 )
ac = percepatan gempa dasar, = 160 cm/dt 2
E = koefesien gempa
g = percepatan gravitasi, cm/dt2 ( 9.81 )
z = faktor yang bergantung kepada letak ( 0.56 )
geografis
85.247
E = = 0.08689799 < 0.10 diambil E
981
= 0.10
1
Gaya horizontal tambahan ke arah hilir adalah :
He = E . ΣG = 0.10 . 56.738 = 5.6738 ton
Tekanan tanah :
Rv B 1 + 6e B
σ =
-
41.292 1 + 6 . 0.595
σ maks = 6.6
6.6
Gelincir :
S = f Rv
Rh + He - ΣEp
41.292
= 0.50
7.734 + 5.674 - 6.714
41.292
= 0.50 6.694
= 3.084 > 1.25 ………Ok !!!
Perhitungan panjang rembesan dan gaya angkat ( Up Life ) kondisi air banjir
Panjang Rembesan
LV LH 1/3 LH Lx Hx ∆H Px
Titik Garis Line
m m m m Ton/m Ton/m Ton/m
A0 0 3.37 0 3.37
A0 - A1 1.50
A1 1.50 5.37 0.296769933 5.07
A1 - A2 0.50 0.167
A2 1.67 5.37 0.32974437 5.04
A2 - A3 1.10
A3 2.77 3.77 0.547375654 3.22
A3 - A4 2.83 0.943
A4 3.71 3.77 0.734010967 3.04
A4 - A5 1.10
A5 4.81 5.37 0.951642251 4.42
A5 - A6 0.50 0.167
A6 4.98 5.37 0.984616688 4.39
A6 - A7 1.10
A7 6.08 3.77 1.202247973 2.57
A7 - A8 2.58 0.860
A8 6.94 3.77 1.372396067 2.40
A8 - A9 1.10
A9 8.04 5.37 1.590027351 3.78
A9 - A10 0.50 0.167
A10 8.20 5.37 1.623001788 3.75
A10 - A11 1.10
A11 9.30 3.77 1.840633073 1.93
A11 - A 2.83 0.943
A 10.25 3.77 2.027268386 1.74
A-B 2.10
B 12.35 5.87 2.442746292 3.43
B-C 0.80 0.267
C 12.61 5.87 2.495505391 3.37
C -D 1.50
D 14.11 4.37 2.792275324 1.58
D -E 1.5 0.500
E 14.61 4.37 2.891198635 1.48
E- F 1.50
F 16.11 5.87 3.187968568 2.68
F -G 2.00 0.667
G 16.78 5.87 3.319866316 2.55
G -H 1.00
H 17.78 6.87 3.517712938 3.35
H-I 1.88 0.627
I 18.41 6.87 3.641696821 3.23
13.10 15.92 5.307
1
Perhitungan gaya dan momen untuk kondisi air banjir
Beban Horizontal
Gaya Lengan Momen
Gaya Luas x Tekanan
Ton m Ton.m
0.87 . 2.50 2.175 4.75 10.333
W1
1/2 . ( 4.37 - 0.87 ) . 2.50 4.375 4.33 18.944
W2 1.74 . 2.10 3.660 2.05 7.503
1/2 . ( 3.43 - 1.74 ) . 2.10 1.769 1.70 3.007
W3 1.58 . 1.50 -2.367 1.75 -4.142
1/2 . ( 3.37 - 1.58 ) . 1.50 -1.348 1.50 -2.021
W4 1.48 . 1.50 2.218 1.75 3.882
1/2 . ( 2.68 - 1.48 ) . 1.50 0.902 1.50 1.354
W5 2.55 . 1.00 2.550 0.5 1.275
1/2 . ( 3.35 - 2.55 ) . 1.00 0.401 0.33 0.132
W6 1/2 . 2.00 . 3.23 -3.228 0.67 -2.163
S1 1/2 . 0.368 . ( 1.70 - 6² 1.00 ) . 4.637 2 9.274
ΣH= 15.745 Σ MH = 47.378
Stabilitas Bendung saat debit banjir
Beban Vertikal
Gaya Lengan Momen
Gaya Luas x Tekanan
ton m ton.m
Σ RV = -45.467 ton
Σ RH = + 15.745 ton
Σ MV = -156.390 ton.meter
Σ MH = + 47.378 ton.meter
Σ M0 = -109.012 ton.meter
Mh + 47.378 Mv -156.390
h = = = 3.009 m v = = = 3.440 m
Rh + 15.745 Rv -45.467
6.6 -109.012
= 2 - -45.467
= 0.902 m < 1.1..............................Ok !!!
( Bangunan aman tarhadap bahaya guling
selama terjadi debit rendah )
Tekanan tanah : Rv + 6e
σ = 1
B - B
45.467 6 . 0.9023633
= 1 +
6.6 6.6
= 12.540 t/m2 < 108.465 t/m2 ………Ok !!!
45.467 1 - 6 . 0.9023633
σ min = 6.6 6.6
= 1.238 t/m2
2
ep1 = 0.50 ( ρs - ρw ). g . 0.50 h . Tg ( 45° + φ/2 )
= 0.50 . ( 1.70 - 1.00 ) . 9.81 . 0.50 . 2.40 Tg2 (45 + 27.5/2 )
= 11.190 t/m
Rv
S = f Rh - Ep
= 0.50 45.467
15.745 - 6.714
= 2.517 > 2 ………Ok !!!
q 2.879
d = = = 0.26 m
v 10.96
d
p =
.g
v 0.26 10.96²
= = 1.133 t/m2
. 2 2.838
r 9.81
1
Gaya sentrifugal resultance :
Fc = p . ( π/4 ) . R