Anda di halaman 1dari 16

TUGAS IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II

Diberikan kepada : RAHMAT HIDAYAT

No. Stambuk : 16.1.05.2.1.006

Nama Asisten :

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK


Diskripsi Tugas :
Data teknis sebuah Bendung irigasi sbb :
1. Bendung dari pasangan batu kali.
2. Bendung direncanakan berdasarkan banjir rancangan dengan kala ulang 100
tahun…… 21.700 ( DPL )
3. Elevasi dasar sungai pada site Bendung berada pada ketinggian
4. Mercu Bendung direncanakan tipe ( Ogee, Bulat ) puncaknya pada ketinggian
( 2.0 m; 2.5 m ; 3.0 m ; 3.5 m ; ) dari site Bendung.
5. Peredam energi tipe ( Bucket atau USBR ) ……… USBR Type II
6. Tanah dasar pondasi termasuk pasir lempung δ t ( 1.5 ; 1.55 ; 1.6 ; 1.65 ;
1.7 ; 1.75 ; 1.80 ) t/m dan sudut geser dalam
3
Ø ( 20 ; 22.5 ; 25 ; 27.5 ;
30 ; 32.5 ; 35 ) * derajat
7. Debit air yang dibutuhkan di Intake Bendung ( 1.00 ; 1.50 ; 2.00 ; 2.50 ; 3.0 ;
3.50 ; 4.00 ; ) * m3/detik.
8. Tabel debit rencana dan rerata lebar sungai ( ditentukan asisten ) * ( lingkari yang sekolom )
Notasi A B C D E F G
Q
40 80 100 120 140 180 200
m3/det.
B rerata
20 25 30 35 45 50 60
(m)

Saudara diminta untuk menghitung dan merencanakan Bendung tersebut meliputi :


1. Mercu Bendung, Kolam Olak / Peredam Energi, Lantai depan, Intake Bendung,
Kantong Lumpur, Saluran Penguras Lumpur, dan Intake Primer.
2. Hitung Stabilitas Bendung terhadap daya dukung tanah dasar, gaya guling dan gaya
gelincir pada kondisi air normal dan banjir, serta pada kondisi gempa.
3. Gambar hasil desain Bendung tersebut diatas kertas kalkir ukuran A1.
4. Perencanaan Bendung mengacu pada Kriteria Perencanaan Irigasi ( KP 02 )

I. PERENCANAAN HIDROLIS BENDUNG

1. Menentukan Lebar Bendung


Diketahui : Lebar rerata sungai ( Bo ) = 25 m
Syarat lebar bendung B ≤ B≤ 1,2 B ( KP- 02 hal. 55 )

Digunakan B = 1,20 B
= 1.20 . 25
= 30 m

2. Menentukan tinggi muka


a. Debit banjir rencana
b Elevasi dasar sungai
c Kemiringan dasar
d Persamaan Strikcler
det.
a. Luas Penampang
A = (b+
= ( 30 2h + m2
= 30 h 2h + 1²
2.828 h
c. Jari -jari Hidrolis ( R

A 30 h + h2
R =
=P
30 + 2.828 h

d. Kecepatan Aliran : V = K . R2/3 . I2/3

( 30 h + h2 2/3 1/2
= 35 30 + 2.828 h ( 0.0035 )

30 h+ h2 2.828 h 2/3
= 2.07063
30 +

e. Debit Aliran (Q )

.
Q = A . V
2 30 h + h2 2/3
80 = ( 30 h + h ) 2.07063 30 +2.828 h
2.07063 ( 30 h + h2 ) 5/3
80 =
( 30 + 2.828 h ) 2/3

1
Dengan menggunakan metode Trial and Error :

= 2.07063 ( 30 h + h2 ) 5/3

( 30 + 2.828 h ) 2/3
2.0706 . (30 . 0.7126000 + 0.7126000²) 5/3 = 35.2 m3/det.
=
(30 + 2.828 . 0.7126000²) 2/3
Diperoleh tinggi muka air banjir ( h ) = 0.71260 m

Elevasi dasar sungai pada site Bendung = + 21.700

Elevasi muka air hilir Bendung = + 21.700 + 0.71260


= + 22.413

Elevasi mercu Bendung = + 21.700 + 3.5


= + 25.200

3. Menentukan dimensi mercu Bendung


Perencanaan mercu menggunakan mercu type bulat dengan kemiringan hulu 1 : 0.67
dan tinggi mercu ( P ) = 2.50 m

A. Perhitungan lebar efektif mercu


Untuk menentukan lebar efektif ( Be ), terlebih dahulu menetukan lebar pintu pengambilan
dan lebar pintu penguras.

1. Lebar Pintu Pengambilan.


Diketahui debit aliran yang dibutuhkan ke Intake ( Qn) = 2.0 m3/det.
untuk memenuhi kebutuhan debit pengurasan dari kantong lumpur, maka debit kebutuhan
ditambah 20 % sehingga debit pengambilan menjadi :

Qn = 1.20 Qn = 1.20 . 2.00 = 2.40 m3/det.

Bila pada pintu pengambilan dipasangi pintu sorong, maka koefesien debit untuk bukaan
dibawah permukaan air dengan kehilangan tinggi energi kecil digunakan µ = 0.80
jika kehilangan tinggi energi ( Z ) sekitar 10 cm, maka ujung bawah teggelam 20 cm.
Digunakan tinggi bukaan maksimum ( a ) = 1.00 m
Persamaan yang digunakan : Qn = µ. b. a. √2. g.
z

Dimana : Qs = Debit rencana, 2.40 m3/det.


µ = Koefesien debit ( = 0.80 pengambilan tenggelam )
b = Lebar bersih bukaan ( m
)
a = Tinggi bukaan maksimum 1.00 m
g = Percepatan gravitasi 9.81 m/det.2
z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan 0.20 m

maka : Q1 = µ.b. a. √2. g. z

2.40 = 0.80 . N . 1.00 2 . 9.81 .0.20


2.40 = 1.5847 b
b = 2

Digunakan lebar bukaan, b = 3 m.


Direncanakan 2 bukaan masing-masing lebarnya = 1.00 m
dengan tebal pilar pembagi direncanakan 1.00 m
Lebar total pintu pengambilan ( Bp )

Bp. = ( 1.00 . 2) + (1 . 1) = 3m

2. Lebar Pintu Penguras ( Ba )


Lebar pintu penguras termasuk pilarnya diambil 60 % dari lebar total pintu
pengambilan ( Bp ), ( KP- 02 hal. 88 )

Ba = 60 % . Bp.
= 60 % . 3
= 1.80 ( digunakan 1.90 m )

Direncanakan pintu penguras dengan 2 bukaan, masing-masing lebarnya


1 0.95 m dan pilar setebal = 1.00 m

Lebar total pintu penguras = ( 1.0 . 2) + (1 . 1)


= 3m

3. Menentukan lebar bersih Bendung ( Bn )

Bn = B - Lebar total pilar buah pilar dengan lebar masing-masing


= 30 - 2 1.00 m = 2m
= 28 m

4. Menentukan lebar efektif Bendung Be ( KP- 02 hal. 57 )


Dengan memasukan faktor koefesien kontraksi pilar dan abutmen :

Be = Bn - 2 ( n. Kp.+ Ka ) H1 Kp = 0.01 ( Pilar berujung bulat )


= 28 - 2 (2 . 0.01 + 0.1 ) H1 Ka = 0.1 ( Pangkal tembok bulat )
= 28 - 0.24 H1 n = 2 ( Jumlah pilar pembagi -
yang digunakan )

2
B. Tinggi energi dan muka air banjir diatas mercu
1. Direncanakan menggunakan mercu Bendung dengan type bulat, dengan :
Jari - jari = 1.0 m
Tinggi Mercu = 2.50 m
Kemiringan hulu = 1 : 0.67
Kemiringan hilir = 1 : 1
Untuk bendung dengan type bulat, tinggi muka air di atas mercu ( debit banjir ),
yang melimpas dapat dihitumg dengan persamaan :

Q = 2/3 . Cd . √2/3.g. Be. H 1.5


1

di mana : Q = Debit banjir rencana ( Q100 ) = 80 m3/det.


Cd = Koefesien debit C1x C2xC3, dicoba Cd = 1.20
Be = Lebar efektif mercu
H1 = Tinggi energi hulu
g = Percepatan gravitasi 9.81 m/det.2
1,5
Q = 2/3 . Cd ⅔ . g ( 28 - 0.24 H1 ) H
1
1,5
80 = 2/3 . 1.20 2/3 . 9.81 ( 28 - 0.24 H1 ) H
1,5
80 = ( 57 - 0.49101 H1 ) H 1
1
80 = ( 57 - 0.49101 . .8914950 ) 0.891495 1.5

= 47.61077 m3/det. 0.891495 m

Dengan cara coba-coba diperoleh H1 = 0.891495 m

Mencari nilai C0, C1, C2 :

C0 = Koefesien untuk Bendung untuk mercu bulat sebagai fungsi dari nilai
banding H1/ r
C1 = Koefesien untuk Bendung untuk mercu bulat sebagai fungsi dari nilai
banding P/H1 dan H1/Hd
C1 = Koefesien untuk Bendung untuk mercu bulat sebagai fungsi dari nilai
banding P/H1 dengan muka hulu miring

1,22

1,208

Kontrol koefesien debit ( Cd ) :

H1 0.891495
= = 0.891495
r 1.00

Dari grafik perbandingan H1/r diperoleh nilai C0 = 1.220

P 2.5
= = 2.804278207
H1 0.891495

0,89

2,80

1,007

0,994

Dari grafik perbandingan P/H1 dengan C1, diperoleh nilai C1 = 0.994


Akibat kemiringan hulu 1 : 0.67 dan P/H1 = 2.804278207
maka dari grafik perbandingan P/H1 dengan C2, diperoleh nilai C2 = 1.007

Cd = C0 . C1 . C2
= 1.220 . 0.994 . 1.007
= 1.22117 ~ 1.20 ( mendekati asumsi )

Diperoleh tinggi energi diatas mercu ( H1 ) = 0.891495 m

3
Menentukan lebar efektif mercu ( Be ) :

Be = 28 - 0.24 H1
= 28 - 0.24 . 0.891495
= 27.786 m
Parameter : Q = 80 m3/det. H1 = 0.891495 m
P = 2.50 m Be = 27.79 m

Diperoleh tinggi muka air banjir dengan meggunakan metode Trial and Error :

h0= V1 /2g
2
Asumsi h0 h1 = H1- h0 H = P+h1 A = Be . H V1 = Q / A
(m) (m) (m) ( m2 ) ( m/s ) (m)
0.021311 0.870184 3.370184 93.643933 0.854299876 0.037198

Elevasi energi hulu ( diatas mercu


= Elevasi mercu + H1
)
= + 25.200 + 0.891
= + 26.091

Elevasi garis energi setelah terjadi = Elevasi muka air hilir Bendung + V 2 / 2g
degradasi = + 22.413 + 0.037198 0

= + 22.450

Elevasi muka air banjir diatas = Elevasi mercu Bendung + h1


mercu = + 25.200 + 0.870
= + 26.070 m

kontrol bahaya Kavitasi lokal ( KP -02 ) :

H1 0.891
= = 0.891
r 1.00

0,200

Dari grafik tekanan pada mercu bulat sebagai fungsi perbandingan H1/r
diperoleh :
( P/πg ) = 0.200
H1
H1 ( P/πg )
Tekanan minimum pada mercu = .
r H1
= 0.891 . 0.200
= 0.18 m

Karena Bendungnya terbuat dari pasangan batu, besar tekanan harus kurang dari -1.00 m

0.18 > -1.00...........................................Ok

Untuk mercu dari pasangan batu dibatasi sampai -1.00 m Tekanan air
Untuk mercu dari beton dibatasi sampai -4.00 m Tekanan air ( KP - 02 hal. 42

) Menentukan elevasi tanggul :

Elevasi tanggul diperhitungkan harus aman terhadap muka air banjir rencana ( Q 100 )
= 80 m3 Untuk itu ditetapkan tinggi = 1.50 m diatas elevasi muka air banjir.
jagaan

Elevasi tanggul hulu = Elevasi muka air banjir dihulu + tinggi jagaan
= + 26.070 + 1.50
= + 27.570

Elevasi tanggul hilir = Elevasi muka air banjir dihilir + tinggi jagaan
= + 22.413 + 1.50
= + 23.913

4
Menentukan sifat aliran
Pengaliran sempurna apabila hz < 2/3 h1 sedangkan untuk pengaliran tidak sempurna
jika hz > 2/3 h1 :

hz = Elevasi muka air di hilir - elevasi ; ⅔ h1 = ⅔ . 0.870184


mercu
= + 22.413 - ( + 25.200 ) = 0.580123 m
= -2.787 m
hz < ⅔ h1
-2.787 < 0.580123 m ( Sifat aliran sempurna )

Menentukan aliran balik ( Back Water ) :

Elevasi muka air hilir = + 22.413


Elevasi muka air diatas mercu = + 26.070
Kemiringan dasar sungai ( i ) = 0.0035
Panjang aliran balik :

2 ∆h 2. ( 26.070 - 22.413 )
L = = 2,090.048 m = 2.09005 km
i 0.0035

5
II. PERENCANAAN KOLAM OLAK

Q desain = 80 m3/det. Be = 27.786 m

Debit aliran tiap satuan lebar ( q ) :

Q 80
q = Be = = 2.879 m3/dt/m
27.786

Kedalaman air kritis ( hc ) :

3 q2/g 3
2.879²
yc = = = 0.945 m
9.81

Kecepatan aliran ( V1 ) :

∆z = ( ∆H + Hd) - H1 ∆h = + 26.091 - ( + 22.450 )


= ( 3.642 + 1.489 ) - 0.891 = 3.642 m
= 4.239 m

V = 2 g ∆z Hd = 1.67 H1
= 2 . 9.81 . 4.239 = 1.67 . 0.891
= 9.120 m/det = 1.489 m

Kedalaman air di kolam :

q 2.879
yu = V = 9.120= 0.316 m

V 9.120
Angka froude ( Fr ) = g . yu = 9.81 .0.316 = 5.180

( Oleh karena Fr > 1, berarti aliran adalah superkritis,


digunakan kolam olak solid bucket, jika 2.5 < Fr < 4,5 )
Kedalaman air di hilir :

1 + 8 . Fr2 - 1
0.316 1 + 8 . ( 5.180² ) -1
y2 = ½.yu
= 1/2 .
= 2.162 m

Pada mercu bagian hilir dilengkapi dengan blok muka untuk memperkuat pusaran,
serta pada kolam olak dilengkapi pula dengan ambang ujung ( End Sill ).
Ambang pemantap aliran ini di tempatkan pada jarak :

Panjang loncat air :

L = 5 - 7 ( y2-y u )
L = 7 ( 2.162 - 0.316 )
= 12.922 m ( diambil 13.00 m )

Kedalaman minimum air hilir adalah 1,1 kali yd ; y2 + n ≥ 1.1 yd (menurut bucket )

y2 + n ≥ 1.1 . yd ; n 1 = 1,25 y u
2.162 + 0.68 ≥ 1.1 . 2.538 = 1.25 . 0.316
2.84 ≥ 2.7918 Ok……. ; = 0.395 ~ 0.38 m
( tinggi ambang u/. pasangan )
Elevasi dasar kolam = Elevasi muka air hilir - y2 - n2
n2 = 0.68 ( tinggi total ambang )
= + 22.413 - 2.162 - 0.68
= + 19.575 yd = y2 +n1

= 2.162 + 0.38

= 2.538 m

6
III. PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMBILAN ( INTAKE ),
KANTONG LUMPUR DAN SALURAN PEMBILAS

A. Bangunan Pengambilan

Kebutuhan pengambilan rencana untuk bangunan pengambilan adalah ( Qn ) = 2 m3/det.


Dengan adanya kantong lumpur, debit rencana pengambilan ditambah 20% sehingga
debit rencana pengambilan menjadi :
Qs = 1.20 Qs
= 1.20 . 2.00
= 2.40 m3/det.
Dimana : Qs = Debit rencana, 2.40 m3/det.
µ = Koefesien debit ( = 0.80 pengambilan tenggelam )
b = Lebar bersih bukaan ( m )
a = Tinggi bukaan maksimum 1.00 m
g= Percepatan gravitasi 9.81 m/det.2
z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan 0.20 m

maka : Q1 = µ.b. a. √2. g. z


2.40 = 0.80 . b . 1.00 2 . 9.81 .0.20
2.40 = 1.5847 b
b = 2

Digunakan lebar bukaan, b = 3 m.


Direncanakan 2 bukaan masing-masing lebarnya = 1.00 m
dengan tebal pilar pembagi direncanakan 1.00 m
Lebar total pintu pengambilan ( Bp )
Bp. = ( 1.00 . 2) + (1 . 1 = 3 m
+ 25.2 )
0.10
+ 25.1
20
0. + 24.9
0.05
1.00
+ 23.9 + 23.7
+ 23.2
+22

Potongan melintang bangunan pengambilan

a. Tinggi muka air di depan pintu pengambilan direncanakan 0.10 m di bawah


mercu, sehingga elevasi muka air di depan pintu :
= + 25.200 - 0.10
= + 25.100

b. tinggi muka air di pintu pengambilan pada saat kehilangan energi :


= + 25.100 - 0.20
= + 24.900

c. Tinggi bukaan maksimum, a = 1,00 m dan kehilangan energi, z = 20 cm


sehingga elevasi dasar lantai pengambilan menjadi :
= + 25.100 - 0.20 - 0.05 - 1.00
= + 23.850

c. Kecepatan air pada pintu pengambilan :

V = µ . 2 .g . Z
= 0.80 2 . 9.81 . 0.20
= 1.585 m/det.

d. Diameter butir yang terangkat :

V = 10 . ( d )0.50 ( d )0.50 = 0.158472711


1.5847 = 10 . ( d )0.50 d = 0.0251 m = 2.51 cm

B. Perencanaan pintu penguras


Dari perhitungan sebelumnya diperoleh lebar pintu penguras = 0.95 m

a. Kecepatan kritis yang diperlukan untuk pengurasan :

Vc = 1.50 . c . d0.50 dimana : c = koefesien untuk sedimen


= 1.50 . 4 . 0.100 ( diambil c = 4
= 1.897 m/det d = diameter sedimen
( di asumsikan d = 0.10 m )
b. Debit minimum persatuan lebar :

Vc3 1.8973666 3

qmin = = = 0.70 m3/dt/m


g 9.81

c. Untuk membatasi masuknya pasir, kerikil dan batu, ambang pintu pengambilan
perlu dibuat pembilas bawah ( Undersluice ), dengan tinggi 0,50 - 150 m
diatas tinggi dasar rata-rata sungai.
Dalam perhitungan ini di dapat tinggi undersluice = 2.15 m
Pada pintu pengambilan dibuatkan pula plat penahan banjir ( Banjir skerm )
dengan ukuran tebal 0,20 m ; lebar 1,50 m dan untuk tingginya sama dng elevasi tanggul hulu.
Plat banjir ini berada 1,00 meter diatas dasar lantai pengambilan.

7
C. Perencanaan kantong lumpur

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perencanaan kantong lumpur adalah sebagai berikut ;

a. Sedimen layang yang terangkut berukuran 70 µm = 0.00007 m = 0.070 mm


= 0.5 %
b. Kandungan sedimen yang terangkut =
c. Interval pembilasan 7 hari ( 1 miggu )

1. Menentukan kecepatan endapan partikel rencana ( KP-02 hal. 143 )


Di asumsikan kecepatan terjadi pada suhu air berkisar 20° dengan diameter 70 µm
kecepatan endap w menjadi :
w = 4 mm/det. = 0.004 m/det

Diketahui debit pengambilan ( Qn ) = 2 m3/det.


sehingga debit di kantong lumpur adalah :
Qs = 1.20 Qs
= 1.20 . 2.00
= 2.40 m3/det.

volume kantong lumpur ( VKL ) :

VKL = 0.0005 . Qn . T ( dimana T adalah jarak waktu pembilasan, detik )


= 0.0005 . 2.00 . (7 . 24 . 3600 )
= 604.8 m3

2. Menentukan luas rata-rata permukaan :


Qn 2.00
LB = = = 500 m3
w 0.004

Syarat : L/B > 8 B ( KP-02 hal.141 )


L > 8 B
> 8 . 500
> 8 . 500
> 63.25 m

Dengan parameter diatas maka, B :


500
B = 63.25 7.91 m
=

maka, B dan L harus memenuhi syarat sebagai berikut :


B < 7.91 m
L > 63.25 m

3. Menentukan kemiringan kantong lumpur :


Terdapat dua kemiringan dalam konstruksi yaitu kemiringan normal ( Ln )
dan kemiringan pembilas ( Ls ).
Untuk mencegah vegetasi dan agar partikel-partikel yang lebih besar tidak langsung
mengendap di hilir pengambilan, maka kecepatan eksploitasi normal ( Vn )
diambil 0,40 m/det. Dan harga koefesien kekasaran dinding ( Ks ) dapat diambil
45 ( Untuk saluran pasangan batu KP-03 hal. 40 )

Qn 2.00
An = = = 5.00 m2
Vn 0.40

An 5
hn = B = 7.90569415 = 0.63 m

On = B + 2 hn √ 1+ m2
= 6.01 + 2 . 0.6324555 1 + 1.50 2
= 8.29 m

Rn = An = 5
On 8.2886784 = 0.60 m

2 2/3 2
in = vn / ( R . Ks )
= 0.40 2 / ( 0.60 2/3
. 45 ) 2

= 0.0001107

0.63 m

6.01
7.91

Potongan melintang kantong lumpur dalam keadaan penuh

4. Kemiringan pembilasan ( Ls )
Sedimen didalam kantong lumpur berupa pasir halus. Untuk asumsi awal dalam
menentukan ( is ) kecepatan aliran untuk pembilasan di ambil Vs = 1,50 m/det.
Untuk pembilasan diambil Qs = 4,80 m/det., koefesien kekasaran Ks = 40

As = Qs = 2.40
1.60 m2
=
Vs 1.50

As 1.60
hs = = = 0.27 m
B 6.01

As 1.60
Rs = = Os 6.01 + 2.
0.27
= 0.24 m

2
Is = =
Vs Rs2/3 Ks 1.50 2

0.24 2/3 . 40 = 0.009192236

8
Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, kecepatan aliran harus dijaga
agar tetap subkritis atau Fr < 1
V 1.500
Fr = g .hs = =
9.81 . 0.266297 0.928

Untuk mengetahui partikel yang mampu terbilas, dapat dihitung dengan


persamaan :

ґ = ρ g hs is
= 1000 . 9.81 . 0.27 . 0.009192
= 24.014 N/m2 Partikel-partikel yang lebih kecil dari 25 mm akan
terlibas ( Dilihat pada grafik )

0.27

6.01
Potongan melintang kantong lumpur dalam keadaan kosong

25

5. Menentukan panjang kantong


VKL = 604.8 m3
VKL = 0.50 . B . L + 0.50 ( Is - In ) L2 B
604.8 = 0.50 . 7.91 . L + 0.50 ( 0.009192 - 0.0001107 ) L2 . 7.91
604.8 = 3.955 L + 0.035917584 L2
604.8 = 3.955 . 63.245553 + 0.035917584 ( 63.245553 )
= 393.806
L = 64.00 m

+ 23.850
23.650 0.0001107 + 23.643
+ 23.218

0.009192236
+ 22.629
64 m
Potongan memanjang kantong lumpur

6. Kontrol Efisiensi
Dari diagram Camp ( KP-02 hal. 151 ) efisiensi kantong lumpur untuk berbagai
diameter sedimen dapat ditentukan . Dengan panjang ( L ) = 64 m dan kedalaman air
rencana ( hn ) = 0.63 m serta kecepatan ( Vn ) 0.40 m/det.
=
Kecepatan endap rencana ( w ) dapat disesuaikan.

hn = L hn . Vn 0.632456 . 0.40
w Vn = w = L = 64 = 0.00395 m/det
Diameter yang sesuai d0 = 0.060 mm ( dapat diperoleh dari grafik 7.40 KP-02 hal. 143 )

Fraksi rencana 0,07 mm dengan kecepatan endap 0,004 m/det.


Efisiensi pengendapan sekarang dapat dihitung sebagai berikut :

w = 0.004 m/det ; w0 = 0.00395 m/det ; V0 = 0.40 m/det.


w 0.004
= = 1.011928851 ; w 0.004
= = 0.01
w0 0.003952847 V0 0.40

Dari grafik Camp, diperoleh nilai efisiensi 84%

9
D. Bangunan Pembilas

Kedalaman air pembilas = 0.27 m pada debit pembilas rencana Qs = 2.40 m3/det.
Kecepatannya diambil = 1.500 m/det. Debit satuan antar pilar pintu pembilas
harus
menghasilkan kecepatan yang sama. Luas basah pada pintu harus ditambah
dengan cara menambah kedalaman air. b . hs = bnf . hf
Dimana : b = lebar dasar kantong 6.0 m
hs = kedalaman air pembilasan 0.3 m
+ 22.896 bnf = lebar bersih bukaan pembilas.
hf = kedalaman air pada bukaan pembilas.

+ 22.629 + 22.540

Potongan memanjang pada bangunan pembilas


Direncanakan ada 3 bukaan @ 1.50 m dan 2 pilar @ 1.00 m
bnf = 3 . 1.50 = 4.50 m
AT = 6.01 . 0.27 = 4.50 . hnf hnf = 0.356 m
Jadi kedalaman tambahan 0.35556 - 0.27 = 0.09 m harus diberikan ke dasar
bangunan bilas.

Lebar total bangunan pembilas :


Bnf = 3 . 1.50 + 2+ 1.00
= 6.50 m

Elevasi muka air hilir kantong pada saat kosong :


= + 23.218 - 0.588303093 = + 22.629
= + 22.629 + 0.27 = + 22.896

E. Saluran Pembilas
Kecepatan pada saluran pembilas diambil =
1.50 m/det. untuk membilas sedimen
ke sungai.
Direncanakan : Panjang saluran pembilas = 50 m
Elevasi dasar sungai = + 148.752
Elevasi muka air hilir = + 150.914
Kemiringan talud = 1 : 1

dengan menggunakan nilai banding b/h 2,5 :

Af = ( n + m ) h2
1.60 = ( 2.50 + 1) h2 h = 0.68 m
= 0.676 m b = 1.67294 ~ 1.70 m

Kemiringan rencana ( i ) ditentukan dengan rumus Manning :


1 1 R 0.52 m
n = = = = 0.028571429
K 35

if =

n2 v2 0.02857 2 .
1.50 2

= 0.52 4/3
R 4/3
= 0.004359548

Elevasi muka air rencana di hilir pintu pembilas menjadi :


+ 150.914 + 50 . 0.00435955 = + 151.132

Elevasi dasar titik temu sungai adalah :


+ 150.914 - 0.68 = + 150.234
maka, di sungai diperlukan bangunan terjun dengan tinggi jatuh 1.482 m
F. Bangunan pengambilan saluran primer
Ambang pengambilan di saluran primer diambill 0,10 m diatas muka kantong lumpur
dalam keadaan penuh.

Elevasi muka air sebelah hilir pada saat kantong lumpur penuh :
= + 23.850 - 0.20 - ( 64 . 0.0001107 )
= + 23.643

Elevasi muka air disebelah hulu pengambilan primer adalah :


= + 23.643 + 0.63
= + 24.275

Di asumsikan kehilangan tinggi energi 0,10 m diatas bangunan pengambilan.

+ 24.275
+ 24.175
0.43 m
+ 23.743
+ 23.643

+ 23.110

Qn = µ h1 . b1 √ 2 g z

2 = 0.90 . 0.43246 . 2 . 9.81 . 0.10

b1 = 3.67 m ( Lebar bersih )

Dengan menggunakan 4 bukaan, masing-masing 1.20 m , diperlukan 3 pilar


masing-masing 1.00 m , lebar total menjadi ;
B1 = 4 . 1.20 + 3 . 1.00 = 7.80 m

1
IV. ANALISA STABILITAS BENDUNG

1. Daya dukung tanah.


Dari data perencanaan diperoleh data-data sebagai berikut :

a. Kohesi ( C ) = 0 kg/cm2
b. Sudut geser dalam ( Ø ) = 27.5 °
c. Berat jenis tanah ( γ ) = 1.70 t/m3
d. Kedalaman Pondasi ( Df ) = 5.60 m
e. Lebar Pondasi ( B ) = 6.60 m

Untuk menghitung daya dukung tanah digunakan persamaan Terzaghi :

qu = C Nc + Df γ Nq + 0.50 γ B Nγ

Untuk sudut geser dalam ( Ø ) = 27.5° diperoleh :

Nc = 27.35
Nq = 16.01
Nγ = 11.5
qu = 0 . 27.35 + 5.60 . 1.70 . 16.01 + 0.50 . 1.70 . 6.60 . 11.50
= 216.930 t/m2

Tegangan tanah yang di izinkan (σ izin )

216.9302
σ izin = = 108.465 t/m2
2 Fs = 2 ( Angka Keamanan )

Perhitungan panjang rembesan dan gaya angkat ( Up Life ) kondisi air normal
Panjang Rembesan
LV LH 1/3 LH Lx Hx ∆H Px
Titik Garis
m m m m Ton/m Ton/m Ton/m
A0 0 2.50 0 2.50
A0 - A1 1.50
A1 1.50 4.50 0.458426295 4.04
A1 - A2 0.50 0.167
A2 1.67 4.50 0.50936255 3.99
A2 - A3 1.10
A3 2.77 2.90 0.845541833 2.05
A3 - A4 2.83 0.943
A4 3.71 2.90 1.133841036 1.77
A4 - A5 1.10
A5 4.81 4.50 1.470020319 3.03
A5 - A6 0.50 0.167
A6 4.98 4.50 1.520956574 2.98
A6 - A7 1.10
A7 6.08 2.90 1.857135857 1.04
A7 - A8 2.58 0.860
A8 6.94 2.90 2.119966932 0.78
A8 - A9 1.10
A9 8.04 4.50 2.456146215 2.04
A9 - A10 0.50 0.167
A10 8.20 4.50 2.50708247 1.99
A10 - A11 1.10
A11 9.30 2.90 2.843261753 0.06
A11 - A 2.83 0.943
A 10.25 2.90 3.131560956 -0.23
A-B 2.10
B 12.35 5.00 3.773357769 1.23
B-C 0.80 0.267
C 12.61 5.00 3.854855777 1.15
C -D 1.50
D 14.11 3.50 4.313282072 -0.81
D -E 1.5 0.500
E 14.61 3.50 4.466090837 -0.97
E- F 1.50
F 16.11 5.00 4.924517131 0.08
F -G 2.00 0.667
G 16.78 5.00 5.128262151 -0.13
G -H 1.00
H 17.78 6.00 5.433879681 0.57
H-I 1.88 0.627
I 18.41 6.00 5.6254 0.37

13.10 15.92 5.307

Angka rembesan menurut Lane :

∑ Lv + 1/3 ∑ LH 13.10 + 5.307


Cw = Hw = 5.625 = 3.27

ka = tan² (45 - Ө1/2)


= tan² (45 - 27.5/2 )
= tan² (31.25) = 0.368

Perhitungan gaya dan momen untuk kondisi air normal

Beban Horizontal
Gaya Luas x Tekanan Gaya Lengan Momen
Ton m Ton.m
W1 1/2 . 2.50 . 2.50 3.125 4.33 13.531
W2 -0.2 . 2.10 -0.486 2.05 -0.997
1/2 . ( 1.23 - -0.23156 . 2.10 1.531 1.70 2.603
W3 -0.8133 . 1.50 1.220 1.75 2.135
1/2 . ( 1.15 - -0.81328 . 1.50 -1.469 1.50 -2.203
W4 -1.0 . 1.50 -1.449 1.75 -2.536
1/2 . ( .08 - -1.0 ) . 1.50 0.781 1.50 1.172
W5 -0.13 . 1.00 -0.128 0.5 -0.064
1/2 . ( .57 - -0.13 ) . 1.00 0.347 0.33 0.115
W6 1/2 . 2.00 . 0.37 -0.375 0.67 -0.251
S1 1/2 . 0.368 ( 1.70 - 1.00 ) . 6² 4.637 2 9.274
ΣH= 7.734 Σ MH = 22.778

1
Stabilitas Bendung saat debit rendah
Beban Vertikal
Gaya Luas x Tekanan Gaya Lengan Momen
ton m ton.m
G1 1/2 . 2.50 . 1.68 . 2.2 -4.620 5.51 -25.456
G2 1.0 . 2.50 . 2.2 -5.225 4.48 -23.408
G3 2.5 . 2.50 . 2.2 -13.750 3.17 -43.588
G4 1.0 . 5.12 . 2.2 -11.264 4.07 -45.844
G5 0.8 . 1.50 . 2.2 -2.640 6.23 -16.447
G6 0.5 . 1.50 . 2.2 -1.485 5.68 -8.435
G7 1/2 . 1.00 . 1.00 . 2.2 -1.100 1.17 -1.287
G8 1.5 . 2.00 . 2.2 -6.600 2.88 -19.008
G9 0.5 . 1.37 . 2.2 -1.507 1.20 -1.808
G10 1/2 . 0.50 . 0.50 . 2.2 -0.275 0.34 -0.094
G11 1.9 . 2.00 . 2.2 -8.272 0.94 -7.776

W7 1/2 . ( 3.43 + 3.37 ) . 0.80 2.721 6.23 16.951


1.6 . 0.45 0.710 5.60 3.976
W8
1/2 . ( 3.37 - 1.58 ) . 0.45 0.404 5.68 2.296
W9 1/2 . ( 1.58 + 1.48 ) . 1.50 2.293 4.63 10.615
W10 1/2 . ( 2.68 + 2.55 ) . 2.00 5.233 2.88 15.070
W11 1/2 . ( 3.35 + 3.23 ) . 1.88 6.186 0.94 5.815
W12 1/2 . 2.50 . 1.68 -2.100 6.07 -12.747
ΣV= -41.292 ΣMV = -151.175

Gaya-gaya yang bekerja pada Bendung :

Σ RV = -41.292 ton
Σ RH = + 7.734 ton
Σ MV = -151.175 ton.meter
Σ MH = + 22.778 ton.meter
Σ M0 = -128.397 ton.meter

1
Garis tangkap gaya resultan :

Mh + 22.778
h = Rh = + 7.734 = 2.945 m

Mv -151.1745897 3.661 m
v = Rv = -41.29151694
=

Eksentrisitas : e = ( B/2 ) - ( M0 / Rv ) Syarat : e < 1/6 B

6.6 -128.397
= 2 - -41.292
= 0.190 m < 1.1..............................Ok !!!
( Bangunan aman tarhadap bahaya guling
selama terjadi debit rendah )

Tekanan tanah : Rv B 1 + 6eB


σ =
-

41.292 6 . 0.190479
σ maks = 1 +
6.6 6.6
= 7.340 t/m2 < 108.465 t/m2
………Ok !!!
41.292 1 - 6 . 0.190479
σ min = 6.6 6.6
= 5.173 t/m2

Keamanan terhadap gelincir :

Tekanan tanah pasif ( ep1 )

2
ep1 = 0.50 ( ρs - ρw ). g . 0.50 h . Tg ( 45° + φ/2 )
= 0.50 . ( 1.70 - 1.00 ) . 9.81 . 0.50 . 2.40 Tg2 (45 + 27.5/2 )
= 11.190 t/m = tan² ( 58.75 )
= 2.716

Tekanan tanah pasif menjadi :


Ep1 = 1/2 ( 0.50 h . ep1 )
= 1/2 ( 0.50 . 2.40 . 11.190 )
= 6.714 ton

Keamanan terhadap gelincir sekarang menjadi ( dengan f = 0,50) :


Rv
S = f = 0.50
41.292
Rh - Ep 7.734 - 6.714

= 20.244 > 2 ………Ok !!!

Keamanan terhadap erosi bawah tanah ( Piping ) :

S = s ( 1 + a/s ) Dimana : S = Faktor tekanan ( S= 2 )


hs s = Kedalaman tanah
a = Tebal lapisan lindung 2.40 m
0.50 m
2.40 (1 + 0.50 / 2.40 ) hs = Tekanan air pada titik nol
S =
2.03 = ( 2.40 - .37 ) = 2.03

= 1.43 > 2 Tidak Ok

Keamanan terhadap gempa


Dari peta zona gempa Indonesia, dapat dihitung koefesien gempa sebagai berikut :

dimana :
ad = n ( ac . Z ) m ; ad
E = g

2
ad = percepatan gempa rencana , cm/dt
n, m = koefesien jenis tanah ( 1.56 dan 0.89 )
ac = percepatan gempa dasar, = 160 cm/dt 2
E = koefesien gempa
g = percepatan gravitasi, cm/dt2 ( 9.81 )
z = faktor yang bergantung kepada letak ( 0.56 )
geografis

ad = 1.56 ( 160 . 0.56 ) 0.9


=
85.247

85.247
E = = 0.08689799 < 0.10 diambil E
981
= 0.10

1
Gaya horizontal tambahan ke arah hilir adalah :
He = E . ΣG = 0.10 . 56.738 = 5.6738 ton

Momen tambahan yang dipakai adalah :


He x h = 5.674 . 2.9451023 = +16.710 t.m

Jumlah momen sekarang menjadi :


M = -128.397 + 16.7099 = -111.687 t.m

Stabilitas Bendung sekarang menjadi :

Eksentrisitas ( Guling ) : e = ( B/2 ) - ( M0 / Rv )


6.60 111.687
= 2.00 - 41.292
= 0.595 < 1.1 ……….Ok !!!
( Bangunan aman tarhadap bahaya guling
selama terjadi debit rendah )

Tekanan tanah :
Rv B 1 + 6e B
σ =
-

41.292 1 + 6 . 0.595
σ maks = 6.6
6.6

= 9.641 t/m2 < 108.465 t/m2 ………Ok !!!

Gelincir :

S = f Rv
Rh + He - ΣEp
41.292
= 0.50
7.734 + 5.674 - 6.714
41.292
= 0.50 6.694
= 3.084 > 1.25 ………Ok !!!

Perhitungan panjang rembesan dan gaya angkat ( Up Life ) kondisi air banjir
Panjang Rembesan
LV LH 1/3 LH Lx Hx ∆H Px
Titik Garis Line
m m m m Ton/m Ton/m Ton/m
A0 0 3.37 0 3.37
A0 - A1 1.50
A1 1.50 5.37 0.296769933 5.07
A1 - A2 0.50 0.167
A2 1.67 5.37 0.32974437 5.04
A2 - A3 1.10
A3 2.77 3.77 0.547375654 3.22
A3 - A4 2.83 0.943
A4 3.71 3.77 0.734010967 3.04
A4 - A5 1.10
A5 4.81 5.37 0.951642251 4.42
A5 - A6 0.50 0.167
A6 4.98 5.37 0.984616688 4.39
A6 - A7 1.10
A7 6.08 3.77 1.202247973 2.57
A7 - A8 2.58 0.860
A8 6.94 3.77 1.372396067 2.40
A8 - A9 1.10
A9 8.04 5.37 1.590027351 3.78
A9 - A10 0.50 0.167
A10 8.20 5.37 1.623001788 3.75
A10 - A11 1.10
A11 9.30 3.77 1.840633073 1.93
A11 - A 2.83 0.943
A 10.25 3.77 2.027268386 1.74
A-B 2.10
B 12.35 5.87 2.442746292 3.43
B-C 0.80 0.267
C 12.61 5.87 2.495505391 3.37
C -D 1.50
D 14.11 4.37 2.792275324 1.58
D -E 1.5 0.500
E 14.61 4.37 2.891198635 1.48
E- F 1.50
F 16.11 5.87 3.187968568 2.68
F -G 2.00 0.667
G 16.78 5.87 3.319866316 2.55
G -H 1.00
H 17.78 6.87 3.517712938 3.35
H-I 1.88 0.627
I 18.41 6.87 3.641696821 3.23
13.10 15.92 5.307

Hw = ( + 26.091 ) - ( + 22.450 ) = 3.64 m


Cw = 5.05

1
Perhitungan gaya dan momen untuk kondisi air banjir
Beban Horizontal
Gaya Lengan Momen
Gaya Luas x Tekanan
Ton m Ton.m
0.87 . 2.50 2.175 4.75 10.333
W1
1/2 . ( 4.37 - 0.87 ) . 2.50 4.375 4.33 18.944
W2 1.74 . 2.10 3.660 2.05 7.503
1/2 . ( 3.43 - 1.74 ) . 2.10 1.769 1.70 3.007
W3 1.58 . 1.50 -2.367 1.75 -4.142
1/2 . ( 3.37 - 1.58 ) . 1.50 -1.348 1.50 -2.021
W4 1.48 . 1.50 2.218 1.75 3.882
1/2 . ( 2.68 - 1.48 ) . 1.50 0.902 1.50 1.354
W5 2.55 . 1.00 2.550 0.5 1.275
1/2 . ( 3.35 - 2.55 ) . 1.00 0.401 0.33 0.132
W6 1/2 . 2.00 . 3.23 -3.228 0.67 -2.163
S1 1/2 . 0.368 . ( 1.70 - 6² 1.00 ) . 4.637 2 9.274
ΣH= 15.745 Σ MH = 47.378
Stabilitas Bendung saat debit banjir
Beban Vertikal
Gaya Lengan Momen
Gaya Luas x Tekanan
ton m ton.m

G1 1/2 . 2.50 . 1.68 . 2.2 -4.620 5.51 -25.456


G2 0.95 . 2.50 . 2.2 -5.225 4.48 -23.408
G3 2.50 . 2.50 . 2.2 -13.750 3.17 -43.588
G4 1.00 . 5.12 . 2.2 -11.264 4.07 -45.844
G5 0.80 . 1.50 . 2.2 -2.640 6.23 -16.447
G6 0.45 . 1.50 . 2.2 -1.485 5.68 -8.435
G7 1/2 . 1.00 . 1.00 2.2 -1.100 1.17 -1.287
G8 1.50 . 2.00 . 2.2 -6.600 2.88 -19.008
G9 0.50 . 1.37 . 2.2 -1.507 1.20 -1.808
G10 1/2 . 0.50 . 0.50 2.2 -0.275 0.34 -0.094
G11 1.88 . 2.00 . 2.2 -8.272 0.94 -7.776

W7 1/2 . ( 3.43 + 3.37 ) . 0.80 2.721 6.23 16.951


1.58 . 0.45 0.710 5.60 3.976
W8
1/2 . ( 3.37 - 1.58 ) . 0.45 0.404 5.68 2.296
W9 1/2 . ( 1.58 + 1.48 ) . 1.50 2.293 4.63 10.615
W10 1/2 . ( 2.68 + 2.55 ) . 2.00 5.233 2.88 15.070
W11 1/2 . ( 3.35 + 3.23 ) . 1.88 6.186 0.94 5.815
W12 1/2 . ( 4.37 + .87 ) -1.901 5.79 -11.009
W13 1/2 . ( .87 + 0.95 ) . 0.95 -0.862 4.48 -3.864
W14 1/2 . 2.65 . 2.65 -3.511 0.88 -3.090
ΣV= -45.467 ΣMV = -156.390

Gaya-gaya yang bekerja pada Bendung :

Σ RV = -45.467 ton
Σ RH = + 15.745 ton
Σ MV = -156.390 ton.meter
Σ MH = + 47.378 ton.meter
Σ M0 = -109.012 ton.meter

Garis tangkap gaya resultan :

Mh + 47.378 Mv -156.390
h = = = 3.009 m v = = = 3.440 m
Rh + 15.745 Rv -45.467

Eksentrisitas : e = ( B/2 ) - ( M0 / Rv ) Syarat : e < 1/6 B

6.6 -109.012
= 2 - -45.467
= 0.902 m < 1.1..............................Ok !!!
( Bangunan aman tarhadap bahaya guling
selama terjadi debit rendah )

Tekanan tanah : Rv + 6e
σ = 1
B - B
45.467 6 . 0.9023633
= 1 +
6.6 6.6
= 12.540 t/m2 < 108.465 t/m2 ………Ok !!!

45.467 1 - 6 . 0.9023633
σ min = 6.6 6.6
= 1.238 t/m2

Keamanan terhadap gelincir :

Tekanan tanah pasif ( ep1 )

2
ep1 = 0.50 ( ρs - ρw ). g . 0.50 h . Tg ( 45° + φ/2 )
= 0.50 . ( 1.70 - 1.00 ) . 9.81 . 0.50 . 2.40 Tg2 (45 + 27.5/2 )
= 11.190 t/m

Keamanan terhadap gelincir dengan tekanan tanah pasif ;

Rv
S = f Rh - Ep

= 0.50 45.467
15.745 - 6.714
= 2.517 > 2 ………Ok !!!

Tanpa menghitung gesekan, kecepatan air pada elevasi + 19.951 adalah :

V = 2g(H+z) = 2. 9.81 ( 0.870 + 5.249 ) = 10.96 m/det

Tebal pancaran air :

q 2.879
d = = = 0.26 m
v 10.96

Tekanan sentrifugal pada kolam:

d
p =
.g
v 0.26 10.96²
= = 1.133 t/m2
. 2 2.838
r 9.81

1
Gaya sentrifugal resultance :

Fc = p . ( π/4 ) . R

= 1.1331065 . ( 3.14 / 4) . 2.838

= 2.526 t/m2 ( bekerja arah vertikal saja )

Anda mungkin juga menyukai