Anda di halaman 1dari 3

Saudara terkasih,

Satu bulan telah berlalu sejak pecahnya perang di Ukraina yang menimbulkan
penderitaan begitu hebat yang mendera dan melukai rakyatnya setiap hari serta mengancam
perdamaian dunia. Pada saat yang kelam ini, Gereja merasa sangat terpanggil untuk memohon
di hadapan Sang Raja Damai dan menunjukkan kedekatannya pada mereka yang secara
langsung terdampak oleh konflik ini. Kami bersyukur karena banyak orang telah, dengan
begitu murah hati, menanggapi seruan Kami untuk berdoa, berpuasa dan melakukan amal
kasih.

Kini, sebagai tanggapan atas begitu banyak permintaan dari Umat Allah, secara khusus,
Kami hendak mempercayakan negara-negara yang tengah berperang kepada Perawan Maria
yang Terberkati . Sebagaimana telah Kami umumkan kemarin di bagian penutup Doa Malaikat
Tuhan, bahwa tanggal 25 Maret, pada Hari Raya Kabar Sukacita, Kami bermaksud untuk
melakukan Doa Konsekrasi secara meriah seluruh umat manusia, dan khususnya Rusia dan
Ukraina, kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda. Karena patutlah bagi kita untuk memohon
perdamaian disertai hati yang telah diperbaharui oleh pengampunan Allah, maka Doa
Konsekrasi ini akan berlangsung dalam sebuah Perayaan Tobat yang akan diselenggarakan di
Basilika Santo Petrus pada pukul 5 sore, waktu Roma. Doa Konsekrasi itu sendiri akan
berlangsung sekitar pukul 6.30 sore.

Doa Konsekrasi ini dimaksudkan sebagai sikap Gereja Universal, yang dalam situasi
dramatis ini menyerahkan jerit tangis mereka yang menderita, kepada Allah, melalui
IbundaNya dan kita semua, seraya memohon agar kekerasan ini dihentikan, serta
mempercayakan masa depan keluarga umat manusia kepada Sang Ratu Damai. Kami meminta
Saudara untuk bergabung dalam Doa Konsekrasi ini dengan mengundang para Imam, para
Biarawan-biarawati, dan segenap Umat Beriman untuk berkumpul di gereja-gereja dan tempat-
tempat doa masing-masing pada tanggal 25 Maret, sehingga Umat Kudus Allah dapat
memanjatkan ungkapan hati dan himpunan permohonannya kepada Maria Bunda kita. Kami
mengirimkan Saudara teks Doa Konsekrasi, sehingga kita semua dapat mendoakannya pada
hari tersebut dalam persekutuan persaudaraan.

Kami berterima kasih atas perhatian yang akan Saudara diberikan terhadap permintaan
ini dan untuk kerjasamanya. Dengan penuh kasih, Kami memberkati Saudara dan seluruh Umat
Beriman yang dipercayakan pada reksa pastoral Saudara. Semoga Yesus memberkati Saudara
dan Perawan Suci menjaga Saudara. Dengan sangat Kami pun mohon agar Saudara mendoakan
Kami.

Salam Persaudaraan,

Dari Basilika Santo Yohanes Lateran, 21 Maret 2022


Doa Konsekrasi
Kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda
Basilika Santo Petrus
25 Maret 2022

Ya Maria, Bunda Allah dan Bunda kami, di saat pencobaan ini kami berpaling
kepadamu. Sebagai Ibu, engkau mencintai dan memahami kami: tiada isi hati kami yang
tersembunyi darimu. Ya Bunda yang berbelas kasih, betapa sering kami mengalami
perlindungan dan kehadiranmu yang menentramkan! Tak pernah putusnya kau membimbing
kami kepada Yesus, Sang Raja Damai.

Namun kami telah menyimpang dari jalan perdamaian. Kami telah lupa akan pelajaran
dari tragedi di abad yang silam, kami lupa akan pengorbanan jutaan manusia yang gugur dalam
dua perang dunia. Kami telah mengabaikan kesepakatan yang telah kami buat sebagai
komunitas bangsa-bangsa. Kami telah mengkhianati impian bersama akan perdamaian dan
harapan kaum muda. Kami telah dijangkiti ketamakan dan hanya memikirkan bangsa dan
kepentingan kami sendiri, kami menjadi tidak acuh dan terperangkap oleh egoisnya keinginan
dan nafsu kami. Kami memilih untuk mengabaikan Allah, dan dipuaskan oleh ilusi
kesombongan dan sikap agresif. Kami memilih untuk mematikan hidup mereka yang tidak
bersalah dan menimbun senjata. Kami tidak lagi menjadi penjaga sesama kami dan pelayan
bagi rumah kami bersama. Kami telah merusak taman bumi dengan peperangan dan dengan
perbuatan dosa, kami telah mematahkan Hati Bapa Surgawi, yang menghendaki kami menjadi
saudara dan saudari. Kami telah bersikap tidak acuh pada semua orang dan segala hal, kecuali
pada diri kami sendiri. Kini dengan penuh rasa sesal, kami berseru: ampunilah kami, ya Tuhan!

Ibu yang suci, di tengah penderitaan dosa kami, di tengah perjuangan dan kelemahan
kami, di tengah misteri kelaliman dan kejahatan perang, engkau mengingatkan kami bahwa
Allah tidak pernah meninggalkan kami, namun terus memandang kami dengan tatapan kasih
yang siap untuk mengampuni dan mengangkat kami pada hidup yang baru. Allah telah
memberikan engkau kepada kami dan menjadikan Hatimu yang Tidak Bernoda sebagai tempat
pengungsian bagi Gereja dan seluruh umat manusia. Dengan kehendak Allah yang murah hati,
engkau selalu bersama kami; bahkan dalam situasi yang amat sulit bagi kami saat ini, engkau
ada di sini untuk membimbing kami dengan kasih yang lembut.

Kini kami berpaling padamu dan mengetuk pintu hatimu. Kami adalah anak-anakmu
yang terkasih. Di setiap masa engkau menampakkan dirimu kepada kami, engkau mengundang
kami untuk bertobat. Di saat yang kelam ini, tolonglah kami dan anugerahkanlah kami
penghiburanmu. Ucapkanlah kepada kami sekali lagi: “ Bukankah aku, Ibumu, ada di sini?”
Engkau mampu mengurai simpul hati kami dan juga simpul dunia kami ini. Kepadamu kami
letakkan kepercayaan kami. Kami yakin bahwa, khususnya di masa-masa pencobaan, engkau
tidak akan mengacuhkan permohonan kami dan akan datang menolong kami.

Itulah yang kau lakukan dulu di Kana Galilea, saat engkau meminta kepada Yesus dan
Ia melakukan mukjizat pertamaNya. Untuk menyelamatkan sukacita pesta perkawinan, engkau
berkata kepadaNya “ Mereka kehabisan anggur” (Yoh 2,3). Kini, Ya Ibu, ulangilah perkataan
dan doa itu, karena kini kami pun kehabisan anggur pengharapan, sukacita telah sirna,
persaudaraan telah meredup. Kami telah melupakan kemanusiaan kami dan telah menyia-
nyiakan anugerah perdamaian. Kami telah membuka hati kami bagi kekerasan dan kehancuran.
Betapa kami mendambakan pertolongan keibuanmu!

Oleh karena itu, Ya Ibu, dengarkanlah doa kami.


Bintang Laut, jangan biarkan kami kandas diterpa peperangan.
Tabut Perjanjian Baru, ilhamilah setiap usaha dan langkah rekonsiliasi.
Ratu Surgawi, pulihkanlah damai Allah di dunia.
Hapuskanlah kebencian dan hausnya balas dendam, serta ajarkanlah kami
pengampunan.
Bebaskanlah kami dari perang, lindungi dunia kami dari ancaman senjata nuklir.
Ratu Rosario, buatlah kami menyadari betapa kami membutuhkan doa dan cinta kasih.
Ratu Keluarga Umat Manusia, tunjukkanlah kepada para bangsa jalan persaudaraan.
Ratu Damai, perolehkanlah damai bagi dunia kami.

Ya Ibu, semoga seruan kepedihanmu mengubah kerasnya hati kami. Semoga air mata
yang kau teteskan mengubah lembah yang penuh kebencian kami ini menjadi baru. Di tengah
gemuruh senjata, semoga doamu mengubah jalan pikiran kami kepada perdamaian. Semoga
sentuhan keibuanmu menghibur mereka yang menderita dan melarikan diri dari derasnya hujan
bom. Semoga dekapan keibuanmu menghibur mereka yang terpaksa meninggalkan rumah dan
tanah airnya. Semoga Hatimu yang berdukacita menggerakkan kami untuk berbelas kasih dan
mengilhami kami membuka pintu-pintu kami untuk menolong saudara-saudari kami yang
terluka dan terbuang.

Bunda Allah yang suci, saat kau berdiri di kaki salib, Yesus, sambil melihat murid yang
tinggal di sampingmu, dan berkata kepadamu; “Lihat, inilah anakmu” (Yoh 19,26). Dengan
demikian Ia mempercayakan kami masing-masing kepadamu. Kepada sang murid, dan juga
kepada kami, Dia berkata: “ Lihat, inilah Ibumu” (ay. 27). Ibu Maria, kini kami rindu untuk
menyambutmu di dalam hidup dan sejarah kami ini. Saat ini, kemanusiaan yang lelah dan putus
asa berdiri di sisimu di kaki salib, sambil mempercayakan dirinya kepadamu dan, melaluimu,
menguduskan dirinya kepada Kristus. Rakyat Ukraina dan Rusia, yang menghormatimu
dengan cinta yang sedemikian besar, kini berpaling padamu, sebagaimana hatimu berdetak
penuh belas kasih pada mereka dan pada semua orang yang hancur karena perang,
ketidakadilan dan kelaparan.

Oleh karena itu, ya Bunda Allah, dan Bunda kami, kepada Hatimu yang Tak bernoda,
dengan sepenuh hati kami percayakan dan kuduskan diri kami, Gereja, dan seluruh umat
manusia, khususnya Rusia dan Ukraina. Terimalah pemberian diri kami yang penuh
kepercayaan dan kasih. Anugerahkanlah agar perang dapat diakhiri dan kedamaian melingkupi
seluruh dunia. “Fiat” yang meluap dari hatimu telah membuka pintu sejarah bagi Sang Raja
Damai. Kami percayakan, melalui hatimu, semoga kedamaian akan terbit sekali lagi.
Kepadamu kami serahkan masa depan seluruh umat manusia dengan segala kebutuhan, cita-
cita, kecemasan dan harapan semua bangsa di dunial

Melalui perantaraanmu, semoga belas kasih Allah tercurah ke atas dunia dan alunan
lembut perdamaian kembali mewarnai hari-hari kami. Bunda “Fiat”, yang dinaungi Roh
Kudus, pulihkanlah di antara kami keselarasan yang berasal dari Allah. Semoga engkau, yang
adalah “mata air hidup pengharapan”, mengairi kekeringan hati kami. Di dalam rahimmu
Yesus menjadi manusia; bantulah kami untuk memperkuat tumbuhnya persatuan. Engkau yang
dulu menapaki jalan-jalan dunia kami; pimpinlah kami sekarang di jalan perdamaian. Amin.

Anda mungkin juga menyukai