FIDE
Disampaikan oleh :
PENDAHULUAN Hal. 3
PERATURAN PERTANDINGAN :
Pasal 6 : Jam Catur Hal. 15
Pasal 7 : Penyimpangan Hal. 20
Pasal 8 : Mencatat Langkah Hal. 21
Pasal 9 : Permainan Berakhir Remis Hal. 23
Pasal 10 : Poin Hal. 25
Pasal 11 : Perilaku Pemain Hal. 26
Pasal 12 : Peran wasit Hal. 27
LAMPIRAN :
A : Catur Cepat Hal. 29
B : Catur Kilat Hal. 30
C : Notasi Aljabar Hal. 31
D : Peraturan main dengan Pecatur Buta dan Penglihatannya cacat Hal. 33
PEDOMAN
I : Partai Tunda Hal. 35
II : Peraturan Catur 960 Hal. 37
III: Permainan Tanpa Tambahan Waktu Langsung Selesai Hal. 41
3
PENDAHULUAN
Teks berbahasa Inggris yang asli dari peraturan catur ini yang disahkan pada
Kongres FIDE ke-88 di Goynuk, Antalya, Turkye berlakukan pada 1 Januari 2018
Komentar dan pendapat ditulis dalam kotak dan dengan huruf miring / italic.
KATA PENGANTAR
Peraturan Catur ini tidak dapat mencakup semua kemungkinan masalah yang dapat
terjadi selama permainan berlangsung, juga tidak bisa mengatur segala masalah
administrasi. Bila terdapat kasus yang tidak diatur secara rinci dalam salah satu
Pasal dalam Peraturan ini, keputusan yang tepat masih mungkin dicapai dengan
menelaah situasi mirip yang dibahas dalam Peraturan ini. Peraturan menganggap,
para Wasit memiliki wewenang yang diperlukan, pertimbangan sehat dan objektifitas
yang mutlak. Peraturan yang terlalu rinci akan membatasi kebebasan penilaian
FIDE menghimbau semua pemain dan Federasi Catur untuk menerima pandangan
ini.
Syarat agar pertandingan dapat diakui oleh FIDE adalah harus bermain mengikuti
Sangat dianjurkan untuk pertandingan catur yang tidak diakui oleh FIDE agar
bermain mengikuti Peraturan Catur FIDE ini. Federasi Catur dapat menanyakan
Penjelasan :
1. Hal ini menyatakan bahwa Peraturan tidak dapat mencakup semua situasi
yang terjadi. Untuk itu Wasit diberikan kompetensi yang diperlukan untuk
lebih obyektif dan logis.. Wasit yang baik, tidak ingin Peraturan yang terlalu
1.1 Permainan catur dimainkan oleh dua pihak yang berlawanan dengan
memindahkan buah catur di atas papan bujur sangkar yang dinamakan "papan
catur".
1.2 Pemain dengan buah putih memulai permainan dengan membuat langkah
pertama, kemudian pemain hitam bergiliran melangkah.
1.3 Seorang pemain dikatakan "giliran melangkah" bilamana lawannya sudah
selesai melangkah
1.4 Tujuan dari setiap pemain ialah untuk "menyerang" Raja lawan sedemikian
rupa, sehingga lawan tidak punya langkah sah lagi.
1.4.1 Pemain yang mencapai tujuan ini dikatakan telah "me-mat-kan" Raja lawan
dan memenangkan pertandingan. Membiarkan Raja sendiri diserang buah
lawan, atau menjalankan Raja kearah serangan buah lawan dan juga
"memukul" Raja lawan tidak diperkenankan.
1.4.2 Lawan yang Rajanya sudah di-mat-kan itu adalah pihak yang kalah.
1.5 Kalau terjadi posisi yang tidak ada pemain bisa mematikan Raja lawannya,
permainan dinyatakan remis ( lihat butir 5.2.2 )
2.1 Papan catur terdiri atas 8x8 persilangan dari 64 petak bujur sangkar yang sama
besar, yang silih berganti berwarna terang (petak "putih") dan gelap (petak
"hitam"). Papan catur diletakkan diantara kedua pemain sedemikian rupa,
sehingga petak sudut terdekat sebelah kanan setiap pemain berwarna putih.
2.2 Pada permulaan permainan, seorang pemain mempunyai 16 buah catur
berwarna terang (buah catur "putih"), yang lain mempunyai 16 buah catur yang
berwarna gelap (buah catur "hitam")
Buah catur dimaksud adalah sebagai berikut :
2.3 Kedudukan awal semua buah pada papan catur adalah sebagai berikut :
2.4 Delapan jajaran petak yang vertikal dinamakan "lajur". Delapan jajaran petak
yang horizontal dinamakan "baris". Jajaran petak sewarna, yang menyerong dari
tepi ke tepi papan catur dinamakan "diagonal".
3.1 Tidak diperkenankan melangkahkan buah catur ke petak yang diduduki oleh
buah yang sama warna.
3.1.1 Jika buah catur dijalankan ke petak yang diduduki oleh buah catur lawan,
maka buah catur lawan itu dipukul dan disingkirkan ke luar papan catur
sebagai bagian dari langkah tersebut.
3.1.2 Buah catur dikatakan menyerang buah catur lawan, jika buah itu bisa
memukul ke petak itu sesuai Pasal 3.2 sarnpai 3.8
3.1.3 Buah catur dianggap menyerang suatu petak walaupun dibatasi langkahnya
ke petak itu kerena langkah tersebut akan membiarkan atau menempatkan
rajanya dalam keadaan terkena ancaman sekak.
3.2 Gajah boleh melangkah ke setiap petak sepanjang diagonal yang
ditempatinya.
3.3. Benteng boleh melangkah ke setiap petak sepanjang lajur atau baris yang
ditempatinya.
3.4 Menteri boleh melangkah ke setiap petak sepanjang lajur, baris atau diagonal
yang ditempatinya.
3.5 Ketika melakukan langkah ini, Gajah, Benteng dan Menteri itu tidak boleh
melompati buah catur lain.
3.6 Kuda melangkah ke petak terdekat dari tempatnya berada, tapi tidak pada baris,
lajur atau diagonal yang sama
3.7.2 Pada Langkah pertamanya, boleh maju seperti pada butir (a), atau dia boleh
maju sejauh dua petak sepanjang lajur, asal saja petak-petak itu kosong, atau
3.7.3 .Bidak boleh dijalankan ke petak yang diduduki buah lawan yang terletak pada
diagonal di depannya pada lajur berdekatan, sambil memukul buah itu.
3.7.4.1 Bidak yang menyerang petak yang dilintasi oleh bidak lawan yang maju dua
petak dari tempat awalnya, boleh memukul bidak lawan tersebut seolah-olah bidak
itu dimajukan hanya satu petak.
3.7.4.2 Pemukulan ini hanya sah dilakukan sebagai jawaban langsung terhadap
langkah maju tadi dan dinamakan pemukulan "es passant".
3.7.5.1 Bila sebuah bidak mencapai petak terakhir dalam perjalanannya, bidak itu
harus segera ditukar, sebagai bagian dari langkah yang sama, dengan
Menteri, Benteng, Gajah atau Kuda yang sewarna dengan bidak itu.
3.7.5.2 Pilihan pemain (pemilik bidak) tidak terbatas pada buah catur yang sudah
dipukul sebelumnya.
3.7.5.3 Pertukaran bidak ini dengan buah catur lain itu dinamakan “promosi” dan
buah catur yang promosi itu segera mempunyai kekuatan.
9
3. 8 Ada dua Cara melangkahkan Raja, yaitu :
3.8.1 Melangkah ke petak sekelilingnya yang tidak terancam oleh buah lawan
3.9 1 Raja dikatakan terkena skak, bilamana diserang oleh satu atau lebih buah
catur lawan; walau buah lawan itu sendiri tidak bisa digerakkan ke petak itu
karena Rajanya sendiri akan terkena skak pula.
3.9.2 Tidak diperkenankan menjalankan buah catur yang mengakibatkan Raja
sendiri terkena skak buah catur lawan.
3.10.1.Sebuah langkah adalah sah (legal) ketika langkah tersebut sesuai dengan
Pasal 3.1-3.9
3.10.2 Sebuah langkah adalah tidak sah (ilegal) ketika langkah tersebut tidak sesuai
dengan salah satu Pasal 3.1 – 3.9
3.10.3 Sebuah posisi adalah tidak sah (ilegal) jika tidak mungkin terjadi dari
serangkaian langkah yang legal
Posisi tidak sah adalah hal baru. Posisi tidak sah bisa terjadi dalam beberapa
situasi. Jika seorang pemain memiliki 2 gajah petak terang (punya 2 gajah
dengan warna petak yang sama) serta pada saat yang sama memiliki 8 pion,
maka posisi tersebut dikatakan tidak sah. Tetapi, jika pemain tersebut memiliki 7
pion, maka posisi tersebut disebut sah, karena hal itu bisa terjadi karena 1 pion
promosi menjadi gajah (meskipun kedua pemain menyangkal bahwa telah
terjadi promosi)
4.2.2 Buah catur yang tersentuh secara pisik dapat dianggap menyentuh buah
catur tersebut, kecuali sentuhan itu secara jelas tidak sengaja.
4.3. Terkecuali dinyatakan pada butir 4.2 Jika seorang pemain yang giliran
melangkah menyentuh buah catur diatas papan catur dengan maksud untuk
melangkah atau memukul
4.3.1 satu atau beberapa buah catur miliknya sendiri, dia harus menjalankan buah
catur yang pertama-tama di sentuhnya yang dapat di langkahkan;
4.3.2 satu atau beberapa buah catur lawan, dia harus memukul buah catur lawan
yang pertama-tama disentuhnya yang dapat dipukul
4.3.3 satu buah catur miliknya dan satu buah catur milik lawan, dia harus memukul
buah lawan itu dengan buah caturya tadi atau jika hal itu tidak sah, dia harus
melangkahkan atau memukul buah catur yang pertama-tama di sentuhnya
(yang dapat dilangkahkan atau dipukul). Jika tidak jelas buah catur mana
yang disentuh terlebih dahulu, maka buah catur pemain bersangkutan harus
dianggap sebagai buah catur pertama yang di sentuhnya sebelum menyentuh
buah catur lawan.
4.4 Jika seorang pemain giliran melangkah :
4.4.1 Dengan sengaja menyentuh Raja dan Bentengnya, dia harus rokade dengan
Benteng itu kalau hal itu sah
4.4.2 Dengan sengaja menyentuh Benteng dan kemudian Raja, tidak dibenarkan
rokade dengan Benteng itu dan dia harus melangkah sesuai ketentuan 4.3.1
4.4.3 Bila rokade, menyentuh Raja dan kemudian Bentengnya, akan tetapi rokade
dengan benteng itu tidak sah, maka pemain harus membuat langkah sah yang
lain dengan rajanya. Kalau Raja itu tidak bisa dilangkahkan secara sah, maka
pemain itu memilih langkah lain yang sah.
4.4.4 Pion Promosi, pilihan buah catur pengganti selesai dilakukan, ketika buah
catur pengganti telah menyentuh petak promosi
4.5 Jika tak satupun buah catur yang disentuh itu sesuai dengan Pasal 4.3 atau
Pasal 4.4 yang bisa dilangkahkan atau dipukul secara sah, pemain itu bebas
memilih langkah lain yang sah.
4.6 Tindakan promosi dapat dilakukan dengan beberapa cara :
4.6.1 Bidak tidak harus ditempatkan pada petak promosi yang dituju
4.6.3 Jika masih ada buah catur lawan pada petak promosi tersebut, maka buah
catur itu harus dimakan.
Pasal 4.6 ini adalah aturan baru yang menyatakan bahwa bidak tidak harus
diletakkan atau dimajukan terlebih dahulu pada petak tujuan promosi. Langsung
mengganti dengan buah catur baru pada petak promosi dinyatakan sebagai
langkah yang sah.
4.7 Bila sebuah Langkah yang sah atau merupakan bagian dari langkah yang sah,
satu buah catur sudah dilepas pada satu petak, maka buah itu tidak bisa lagi
dipindahkan ke petak yang lain. Langkah itu dianggap sudah dilakukan
4.7.1 Dalam kasus pemukulan, bila buah yang dipukul itu sudah diambil dari papan
catur dan pemain itu sudah meletakkan buah caturnya sendiri di petak itu dan
melepaskan dari tangannya
4.7.2 Dalam kasus rokade, bila tangan si pemain sudah melepaskan Bentengnya
pada petak yang dilintasi Raja. Ketika si pemain melepaskan Raja dari
tangannya, langkah itu belum selesai, tetapi pemain itu tdak punya hak lagi
melakukan langkah lain kecuali rokade ke sisi itu, kalau hai itu sah, namun
jika rokade kesisi itu tidak sah maka pemain itu harus melakukan langkah lain
yang sah dengan Rajanya ( bisa rokade dengan Benteng lain ). Jika langkah
Raja tidak ada yang sah maka bebas melakukan langkah sah yang lain.
4,7.3 Dalam kasus promosi bidak, ketika tangan pemain telah meletakkan buah
catur baru pada petak promosi dan bidak sudah dipindahkan dari papan catur.
4.8 Seorang pemain kehilangan hak untuk menuntut lawannya yang telah melanggar
Pasal 4.1 – 4.7, begitu dia sendiri dengan sengaja menyentuh buah catur
dengan maksud akan melangkah atau memukul.
4.9 Jika pemain tidak dapat melangkahkan buah catur, maka seorang asisten, yang
disetujui oleh wasit, dapat membantu pemain untuk melakukannya.
5.1.1 Permainan dimenangkan oleh pemain yang telah me-mat-kan Raja lawannya
dengan langkah yang sah. Hal ini serta merta mengakhiri permainan, asal saja
langkah yang menyebabkan posisi mat itu adalah sah.
5.1.2 .Permainan dimenangkan oleh pemain yang lawannya sudah menyatakan
menyerah. Hal ini serta merta mengakhiri permainan.
5.2.1 Permainan selesai dengan remis bilamana pemain yang giliran melangkah
tidak memiliki langkah sah sedangkan Rajanya tidak dalam keadaan skak.
Permainan itu dinyatakan berakhir dengan stalemate /"pat". Hal ini serta
merta mengakhiri permainan, asal saja langkah yang menyebabkan posisi
pat itu adalah sah dan sesuai dengan Pasal 3 dan Pasal 4.2-4.7
5.2.2 Permainan selesai dengan remis apabila terjadi posisi dimana tidak seorang
pemainpun dapat me-mat-kan Raja lawannya dengan rangkaian langkah sah.
Permainan dikatakan berakhir dengan "posisi buntu”. Hal ini serta merta
mengakhiri permainan, asal saja langkah yang menyelesaikan posisi itu
adalah sah dan sesuai dengan Pasal 3 dan Pasal 4.2-4.7
5.2.3 Permainan selesai dengan remis atas persetujuan kedua pemain setelah ada
paling sedikit 1 ( satu ) langkah dijalankan pada saat bertanding. Hal ini serta
merta mengakhiri permainan.
PERATURAN PERTANDINGAN
6.1 "Jam Catur" adalah jam dengan dua petunjuk waktu, yang saling
dihubungkan sedemikian rupa, sehingga hanya salah satu dari petunjuk
waktu itu yang bisa jalan pada suatu ketika.
"Jam" dalam pengertian Catur FIDE adalah salah satu dari kedua petunjuk
waktu itu.
"Bendera Jatuh" berarti habisnya jatah waktu yang tersedia bagi seorang
pemain.
6.2 .1. Selama permainan berlangsung, setiap pemain yang sudah menyelesaikan
langkahnya di atas papan catur, harus menghentikan jam caturnya sendiri
dan menjalankan jam catur lawannya (dengan kata lain, ia harus menekan
jam caturnya). Ini menandakan bahwa langkahnya “telah selesai”. Langkah
juga dianggap telah selesai jika :
6.2.1.1 Langkah yang dibuatnya itu serta merta mengakhiri permainan (lihat Pasal
5.1.1, 5.2.1, 5.2.2, 9.6.1, dan 9.6.2)
6.2.3. Seorang pemain harus menekan jam caturnya menggunakan tangan yang
sama dengan yang digunakan untuk melangkahkan buah catur. Jari tangan
pemain dilarang untuk selalu berada di atas tombol jam catur atau
"diambangkan" di atasnya
6.2.4. Pemain harus memperlakukan jam catur secara wajar. Dilarang memukul jam
catur keras-keras, mengangkatnya atau menjatuhkannya, menekan jam
sebelum melangkah. Perlakuan tidak wajar terhadap jam catur harus
dikenakan hukuman sesuai ketentuan Pasal 12.9
6.2.5 Hanya pemain yang jam caturnya sedang berjalan-lah yang boleh untuk
membetulkan letak buah catur
6.2.6 Jika ada pemain yang tidak mampu memakai jam catur, seorang
pembantunya, yang disetujui oleh Wasit, dapat diajukan oleh pemain itu untuk
melakukan tugas tersebut. Wasit boleh menyesuaikan waktu pada jam catur
itu secara pantas. Penyesuaian waktu pada jam catur tidak harus sama bagi
pemain yang cacat.
6.3.1 Ketika menggunakan jam catur, setiap pemain harus membuat sejumlah
langkah atau seluruh Langkah dalam batas waktu yang ditentukan; atau bisa
juga diberikan tambahan waktu setelah langkah dijalankan. Semua ini harus
ditetapkan sebelumnya
6.3.2. Waktu yang dapat dihemat oleh seorang pemain selama waktu periode akan
ditambahkan kepada jatah waktunya untuk periode berikutnya, kecuali kalau
menggunakan cara "time delay". Dalam cara "time delay" kedua pemain
memperoleh "jatah waktu pikir utama". Mereka juga mendapat jatah
tambahan waktu untuk setiap langkah yang dijalankan. Perhitungan waktu
mundur dari waktu pikir utama hanya dimulai setelah jatah tambahan
waktunya berakhir. Kalau seorang pemain dapat menghentikan jam caturnya
sebelum tambahan waktunya berakhir, maka waktu pikir utamanya tidak akan
berubah, tanpa mengindahkan berapa banyak tambahan waktu yang sudah
terpakai.
6.4. Setiap petunjuk waktu dilengkapi dengan "bendera". Segera setelah bendera
itu jatuh, persyaratan seperti dimaksud oleh pasal 6.3.1 harus diperiksa.
6.5 Sebelum pertandingan dimulai, Wasit menetapkan di sisi mana jam catur
akan ditempatkan.
6.6 Pada saat yang ditentukan untuk memulai pertandingan, jam catur pemain
Putih segera dijalankan.
6.8 Bendera jam catur dianggap sudah jatuh kalau Wasit menyaksikan kejadiannya
atau atas tuntutan yang sah dari pemain.
6.9 Kecuali jika berlaku Pasal 5.1.1, 5.1.2, 5.2.1, 5.2.2 dan 5.2.3, maka jika seorang
tidak memenuhi syarat jumlah langkah yang harus dibuatnya dalam jatah waktu
yang sudah ditetapkan, maka pemain itu dinyatakan kalah. Namun,
pertandingan dinyatakan remis, kalau posisi yang terjadi menyebabkan
lawannya tidak mungkin me-mat-kan pemain itu dengan rangkaian langkah sah
yang bagaimanapun, walau menghadapi pemain yang sama sekali tidak
terampil.
Pasal 6.9 : Pemain yang jamnya jatuh tidak otomatis kalah. Jika posisi yang
terbentuk adalah posisi buntu, atau bangunan dimana tidak mungkin terjadi
skak-mat, maka pertandingan dinyatakan remis. Contoh kasus : Pemain yang
memiliki Raja dan Benteng vs Pemain yang memiliki Raja dan Kuda. Jika
Pemain yang memiliki Raja dan Benteng jamnya jatuh tanpa ada tuntutan remis
sebelumnya, maka pemain tersebut dinyatakan kalah. Karena terdapat
rangkaian langkah yang sah untuk membentuk bangunan skak-mat pada
bangunan Raja dan Benteng vs Raja dan Kuda. Bagaimanapun bangunan
tersebut secara tidak wajar dapat terjadi.
Yang dimaksud walau menghadapi pemain yang sama sekali tidak terampil adalah
misal : Pemain Putih memiliki Raja, beberapa pion dan beberapa perwira.
Sedangkan Pemain Hitam memiliki Raja dan Satu pion. Pemain Putih jamnya
jatuh, maka Pemain hitam dinyatakan menang. karena pemain Putih yang
jamnya jatuh dianggap sama sekali tidak terampil dan Hitam mempunyai
serangkaian langkah sah untuk bisa mematikan Raja Putih, dengan cara
memakan habis semua perwira dan bidak Putih dan Hitam mempromosikan
bidaknya menjadi Menteri.
6.10.1 Setiap petunjuk waktu yang diberikan oleh jam catur dianggap menentukan
dalam hal ini tidak terdapat kerusakan yang nyata. Jam catur yang jelas-jelas
rusak haruslah diganti. Wasit hendaklah mempertimbangkan sebaik-baiknya
dalam menetapkan berapa waktu yang harus tertera pada jam catur
pengganti itu
6.10.2 Bila selama pertandingan ditemukan kerusakan yang nyata dalam jam catur,
pemain atau wasit harus menghentikan jam catur dengan segera. Wasit
harus memperbaiki jam dan mempertimbangkan hitungan langkah dalam
menetapkan berapa waktu yang tertera pada jam catur yang diperbaiki;
6.11.1 Kalau permainan terpaksa dihentikan, maka Wasit harus mematikan kedua
jam catur
6.11.2 Seorang pemain hanya boleh mematikan jam catur kalau dia memerlukan
Bantuan Wasit, misalnya langkah promosi sudah dijalankan, tetapi buah
yang diinginkan tIdak tersedia
6.11.3 Wasit harus memutuskan kapan permainan bisa dimulai kembali.
6.11.4 Jika seorang pemain mematikan jam catur untuk meminta bantuan Wasit,
maka Wasit akan menilai apakah perbuatan itu memiliki alasan yang tepat.
Jika ternyata pemain itu tidak memiliki alasan yang tepat ketika mematikan
jam catur, maka dia harus dihukum sesuai dengan Pasal 12.9.
Pasal 7: Penyimpangan
7.1 Jika terjadi kekeliruan dan buah catur harus dikembalikan ke posisi semula,
wasit harus secara bijaksana menentukan waktu pikir pada jam catur. Wasit
berhak untuk tidak mengubah waktu pikir pada jam catur. Jika diperlukan, wasit
diperbolehkan untuk membetulkan hitungan langkah
Pasal 7.1 Memberikan hak kepada wasit untuk tidak menyetel ulang jam catur saat
terjadi kekeliruan. Hal ini untuk mencegah terganggu-nya jadwal turnamen
(waktu pertandingan bisa mundur).
7.2.1.J ika selama permainan masih berlangsung, diketahui bahwa letak awal buah
catur keliru, maka permainan itu dibatalkan dan diadakan permainan baru.
7.2.2 Jika selama permainan masih berlangsung, diketahui bahwa letak papan
catur yang bertentangan dengan Pasal 2.1, maka permainan tetap dilanjutkan
tetapi bentuk posisi yang sudah tercapai dipindahkan ke papan catur yang
letaknya benar.
7.3 Jika pertandingan dimulai dengan wama terbalik, maka bila kurang dari 10
( sepuluh ) langkah, permainan harus diulang dan apabila sudah 10 langkah
atau lebih permainan tetap diteruskan.
7.4.1. Jika seorang pemain merobohkan satu atau beberapa buah catur, dia harus
menata ulang posisi buah catur tersebut sementara jam caturnya tetap jalan.
7.4.2 Kalau perlu, si pemain atau lawannya boleh menghentikan jam catur untuk
meminta bantuan Wasit.
7.4.3 Wasit boleh menghukum pemain yang telah merobohkan buah catur itu.
7.5.1. Langkah tidak sah sudah selesai bila jam catur sudah ditekan. Jika selama
permainan masih berlangsung, diketahui telah terjadi Langkah tidak sah,
maka posisi sebelum terjadinya kasus itu harus ditata kembali. Kalau posisi
sebelum kasus itu tidak bisa diidentifikasi, maka permainan dilanjutkan dari
posisi yang bisa diidentifikasi sebelum langkah tidak sah itu terjadi. Pasal 4.3
dan 4.7 berlaku untuk menggantikan langkah tidak sah. Permainan dilanjutkan
dari posisi yang sudah diperbaiki.
7.5.2 Jika pemain memajukan bidaknya sampai ke petak promosi, lalu menekan jam
catur sebelum menggantinya dengan buah catur yang baru, maka itu disebut
langkah tidak sah. Bidak itu harus diganti dengan Menteri di petak promosi
yang warnanya sama dengan bidak.
7.5.3 Jika pemain menekan jam catur tanpa membuat langkah, itu dapat dianggap
langkah tidak sah (illegal move) dan dijatuhi pinalti.
7.5.5 Setelah ketentuan berdasarkan Pasal 7.5.1 sampai 7.5.4 diberlakukan, untuk
pertama kali langkah tidak sah yang dilakukan seorang pemain, Wasit
memberikan waktu ekstra dua menit kepada lawannya. Untuk pelanggaran
langkah tidak sah yang dilakukan untuk kedua kalinya oleh pemain yang
sama, maka pemain tersebut dinyatakan kalah oieh Wasit. Akan tetapi
permainan berakhir remis jika posisi Iawannya tidak dapat me-mat-kan
dengan serangkaian langkah yang sah.
7.6 Jika selama permainan berlangsung ada buah catur yang bergeser dari
petaknya, maka posisi sebelum terjadinya keadaan itu harus diatur kembali.
Jika posisi sebelum terjadinya keadaan itu tidak bisa dipastikan, maka
permainan dilanjutkan berdasarkan posisi terakhir sebelum terjadinya keadaan
itu yang dapat diketahui. Kemudian permainan dilanjutkan dari posisi yang
diperbaiki.
8.1.3 Jika mau, setiap pemain boleh saja membalas dulu langkah lawan sebelum
mencatatnya. Dia harus mencatat langkah terdahulu, sebelum membuat
langkah berikutnya.
8.1.4 Kertas notasi (scoresheet) hanya digunakan untuk mencatat langkah, waktu
dalam jam catur, tawaran remis, atau hal lain yang berkaitan dengan klaim.
8.1.5. Kedua pemain harus mencatat tawaran remis pada kertas notasi dengan
simbol (=)
8.1.6. Jika seorang pemain tidak bisa menulis notasi, maka atas persetujuan Wasit,
dia dapat menunjuk seorang pembantunya untuk mencatat langkah. Jatah
waktu pikimya harus dikurangi pada awal pertandingan.Wasit boleh
menyesuaikan waktu pada jam catur itu secara pantas.
Pasal 8.1 Notasi yang wajib dipakai adalah notasi aljabar menggunakan bahasa
Internasional yaitu bahasa Inggris. Pemain hanya diperbolehkan menggunakan
bahasa lain yaitu bahasa setempat dimana turnamen tersebut diselenggarakan.
8.2 Kertas notasi harus bisa terlihat oleh Wasit setiap saat.
Kertas notasi harus diletakkan diatas meja dan harus dapat dilihat oleh wasit dari
samping atau dari belakang pemain selama pertandingan, terutama mengenai
jumlah langkah yang telah dimainkan. Meletakkan atau menulis notasi diatas
lutut atau dibawah meja adalah hal yang tidak diperbolehkan.
Pasal 8.3 Banyak pemain yang menghalangi lawannya bila lawannya ingin
meminjam notasinya. Dalam hal ini wasit harus memberikan pengertian kepada
pemain bahwa meminjam notasi adalah hal yang diperbolehkan. Yang perlu
diperhatikan adalah pemain yang akan meminjam notasi lawan adalah pada
saat ia giliran melangkah, bukan pada saat lawan giliran melangkah.
8.4 Jika waktu pikir seorang pemain tersisa kurang dari lima menit pada suatu
periode waktu dan tidak ada tambahan 30 detik atau lebih untuk setiap
langkahnya, maka dia tidak diwajibkan mematuhi Pasal 8.1.1
8.5.1 Jika kedua pemain tidak wajib membuat notasi berdasarkan Pasal 8.4, maka
Wasit atau pembantunya harus berupaya untuk hadir dan membuat notasi.
Dalam kasus semacam ini, segera setelah bendera jam catur jatuh, Wasit
harus menghentikan kedua jam catur. Kemudian kedua pemain harus
melengkapi catatan notasinya berdasarkan catatan Wasit itu atau catatan
notasi lawannya .
8.5.2 Kalau hanya satu pemain yang tidak wajib membuat notasi berdasarkan
Pasal 8.4. Dia harus melengkapi catatan notasinya setelah salah satu
bendera jam catur jatuh sebelum membuat langkah berikutnya. Asal saja dia
sedang giliran melangkah, dia boleh menggunakan catatan notasi lawannya
(untuk ditiru) tetapi harus mengembalikan catatan notasi itu sebelum
menjalankan langkah berikutnya .
8.5.3 Jika tidak ada catatan notasi yang lengkap, maka para pemain harus
merekontruksi ulang permainannya pada papan catur lain di bawah
pengawasan Wasit atau asistennya. Sebelum itu dia harus mencatat posisi
yang sudah terjadi, waktu yang tertera pada jam catur dan jumlah langkah
yang dimainkan jika datanya dapat diperoleh, sebelum rekontruksi dilakukan.
8.6 Kalau catatan notasi tidak bisa dilengkapi, yang bisa memperlihatkan seorang
pemain melampaui batas waktu pikirnya, maka langkah berikutnya dianggap
sebagai langkah pertama untuk jatah waktu berikutnya, kecuali kalau terdapat
bukti-bukti bahwa ada kelebihan langkah yang sudah dijalankan.
9.1.1 Dalam peraturan permainan boleh dibuat aturan pemain tidak boleh remis
dalam batasan langkah yang sudah ditentukan tanpa persetujuan Wasit.
9.1.2.2 Tawaran remis harus dicatat pada kertas notasi oleh setiap pemain dengan
pemberian symbol (=)
9.1.2.3 Tuntutan remis berdasarkan Pasal 9.2,atau 9.3 harus dianggap sebagai
tawaran remis
Banyak pemain tidak mencatat tawaran remis, padahal hal ini akan sangat
membantu wasit sekaligus sebagai bukti apabila lawannya mengganggu dengan
terus-menerus menawarkan remis. Banyak pemain tidak menyadari bahwa klaim
remis berkaitan dengan pengulangan langkah seperti pada Lampiran G adalah juga
merupakan tawaran remis.
9.2.1 Permainan berakhir remis, atas tuntutan yang benar dari seorang pemain
yang giliran melangkah, apabila posisi yang sama, paling sedikit untuk ketiga
kalinya (tidak perlu melalui pengulangan langkah) :
9.2.1.1 Sedang akan terjadi, asal saja sebelumnya dia menuliskan langkah itu di
atas kertas notasi dan memberitahukan kepada Wasit bahwa dia
bermaksud menjalankan langkah itu, atau
9.2.1.2 Baru saja terjadi, dan pemain yang menuntut remis itu pada giliran
melangkah.
9.2.2 Posisi dianggap sama, kalau pemain yang sama sedang giliran
melangkah, buah catur dengan jenis dan warna yang sama menduduki petak-
petak yang sama, dan kemungkinan melangkah bagi semua buah catur dari
kedua pemain itu juga tetap sama.
Posisi itu tidak sama jika :
9.2.2.1 Ada bidak yang tadinya bisa dipukul en pasant
9.2.2.2 Raja atau benteng memiliki hak rokade, tetapi hilang setelah melangkah.
Hak untuk rokade hilang setelah raja atau benteng dilangkahkan.
Pasal 9.2 Sangat penting untuk wasit memastikan siapa yang sedang giliran
melangkah. Seringkali prosedur klaim remis adalah keliru, disebabkan karena
pemain telah menjalankan langkahnya dan telah menekan jam caturnya, sehingga
dia kehilangan hak untuk mengklaim remis.
9.3 Permainan berakhir remis, atas tuntutan yang benar dari pemain yang giliran
melangkah jika :
9.3.1 Dia menulis langkahnya di atas kertas notasi, yang tidak dapat diubah dan
menyatakan kepada Wasit bahwa dia akan membuat langkah yang akan
menyebabkan 50 langkah terakhir sudah dijalankan oleh setiap pemain tanpa
ada langkah bidak dan tanpa ada langkah pemukulan, atau
9.3.2 50 langkah terakhir yang sudah dijalankan oleh setiap pemain tanpa ada
langkah bidak dan tanpa ada langkah pemukulan
9.4 Jika seorang pemain menyentuh buah catur seperti yang diatur di pasal 4.3,
maka dia kehilangan hak untuk menuntut seperti dimaksud oleh Pasal 9.2
atau 9.3 pada langkah itu.
9.5.1 Jika seorang pemain menuntut remis seperti dimaksud oleh Pasal 9.2 atau
9.3, dia atau wasit harus segera menghentikan kedua jam catur (Lihat Pasal
6.12.1 atau 6.12.2). Dia tidak dibenarkan untuk menarik kembali tawaran itu.
9.5.2 Jika ternyata tuntutan itu benar, partai segera berakhir remis
9.5.3 Jika ternyata tuntutan itu tidak benar, maka Wasit harus menambahkan dua
menit kepada waktu pikir lawannya, selanjutnya permainan dilanjutkan. Jika
klaim itu berkaitan dengan langkah yang akan dimainkan, maka langkah ini
harus sesuai dengan pasal 3 dan 4
9.6 Jika salah satu atau kedua hal dibawah ini terjadi, maka pertandingan
dinyatakan remis :
9.6.1 Posisi yang sama terjadi, seperti pada pasal 9.2 2, setidaknya lima kali dalam
serangkaian langkah yang dimainkan masing-masing pemain
9.6.2 Rangkaian 75 langkah berurutan telah dimainkan oleh kedua pemain tanpa
ada langkah bidak dan tanpa pemukulan
Pasal 9.6 ini adalah aturan baru dan membutuhkan perhatian extra bagi para wasit.
Wasit dapat memutuskan pertandingan berakhir remis jika kedua kondisi diatas
terjadi.
Pada kasus 9.6.1 ini membutuhkan pengamatan dari wasit bahwa ada posisi yang
sama terjadi 5 kali dalam 8 langkah. Mengulang posisi setiap tiga langkah tidak
termasuk dalam aturan ini.
Pada kasus 9.6.2 wasit memiliki tugas yang sulit. Ia harus melihat kertas notasi
untuk menemukan berapa langkah yang telah dimainkan tanpa pemukulan atau
tanpa langkah bidak. Tetapi, informasi pada kertas notasi terkadang tidak jelas
karena langkah pemukulan tidak lagi harus ditandai dengan tanda x.
Wasit juga harus menghitung langkah dan mencari langkah perulangan pada waktu
yang sama.
10.1 Kecuali kalau diumumkan sebelumnya pemain yang menang atau menang w.o.
memperoleh angka satu (1), pemain yang kalah atau w.o. memperoleh angka
nol (0), pemain yang remis memperoleh angka setengah (½).
10.2 Total skor permainan tidak akan melebihi nilai maksimal yang biasanya
diberikan untuk setiap pertandingan. Nilai yang diberikan kepada seorang
pemain harus sesuai secara umum untuk pertandingan., misalnya ¾ - ¼ , ini
tidak diijinkan.
11.1 Para pemain diharapkan tidak berperilaku yang dapat menyebabkan olahraga
catur ternoda.
11.2.3.3 Seseorang selain pemain dan wasit diperbolehkan untuk masuk dalam
area pertandingan.
11.2.4. Peraturan pertandingan boleh menetapkan bahwa lawan dari pemain yang
giliran melangkah jika ingin meninggalkam pertandingan harus
memberitahukan kepada wasit.
11.3.3. Wasit dapat meminta pemain untuk memperbolehkan baju, tas, atau item
yang lain untuk diperiksa secara pribadi. Wasit atau orang yang ditunjuk oleh
wasit untuk melakukan pemeriksaan kepada pemain harus sama jenis
kelamin - nya dengan pemain. Jika pemain menolak untuk bekerja sama
dengan aturan ini, maka wasit harus memutuskan sesuai dengan pasal 12.9
11.3.4 Merokok diperbolehkan hanya pada tempat yang ditentukan oleh Wasit.
11.4 Para pemain yang sudah selesai bertanding, dianggap sebagai penonton.
11.6 Pelanggaran terhadap bagian-bagian ketentuan pada Pasal 11.1 sampai 11.5
harus dikenakan hukuman sesuai dengan Pasal 12.9
11.7 Pemain yang terus menerus menolak mematuhi Peraturan Permainan Catur
dinyatakan kalah. Angka buat lawannya ditentukan oleh Wasit.
11.8 Kalau kedua pemain ternyata bersalah menurut Pasal 11.7, maka kedua
pemain dinyatakan kalah.
11.9 Seorang pemain memiliki hak untuk meminta penjelasan wasit mengenai
peraturan permainan catur.
11.10 Kecuali jika peraturan menentukan lain, seorang pemain boleh melakukan
protes terhadap keputusan wasit, meskipun pemain tersebut telah
menandatangani kertas notasi (lihat Pasal 8.7)
11.11 Kedua pemain harus membantu Wasit dalam segala situasi menyangkut
rekonstruksi permainan, termasuk klaim remis.
11.12 Memeriksa tiga kali bangunan yang sama atau klaim 50 (lima puluh) langkah
adalah tugas pemain, dibawah pengawasan Wasit.
12.2.6 Memberikan perhatian kepada pemain yang cacat dan pemain yang
membutuhkan pertolongan medis.
12.5. Wasit dapat menambahkan jatah waktu pikir kepada seorang atau kedua
pemain dalam hal terjadi gangguan eksternal.
12.6. Wasit tidak boleh ikut campur dalam permainan kecuali sebagaimana diatur
oleh Peraturan Permainan Catur. Dia tidak boleh memberitahukan jumlah
langkah yang sudah dijalankan, kecuali dalam pelaksanaan Pasal 8.5 ketika
sedikitnya seorang pemain sudah kehabisan waktu. Wasit harus menahan
diri untuk tidak memberikan informasi kepada pemain bahwa lawannya sudah
melangkah atau pemain belum menekan jam caturnya.
Pasal 12.6 : Ini membatasi peran wasit. Akan menjadi sulit ketika seorang pemain
menanyakan kepada wasit untuk memastikan jumlah langkah yang telah
dimainkan dan wasit tidak boleh mengatakan-nya.
LAMPIRAN
Lampiran A. Catur Cepat
A.1 Permainan “Catur Cepat” adalah permainan dimana seluruh langkah harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yaitu lebih dari 10 menit dan kurang
dari 60 menit untuk masing-masing pemain termasuk menggunakan waktu
tambahan (increment) hingga 60 langkah .
A. 2 Pemain tidak wajib mencatat langkahnya, tetapi tidak menghilangkan hak atas
klaim yang biasanya berdasarkan notasi. Pemain berhak mendapatkan notasi.
Lampiran A.2 Karena tidak ada catatan notasi, maka klaim remis karena perulangan
langkah atau klaim remis 50 langkah adalah sulit untuk dibuktikan.
Jika pemain tidak melakukan klaim dan wasit tidak ikut campur,
maka langkah tidak sah tersebut menjadi sah dan pertandingan dilanjutkan.
Ketika lawan telah menjalankan langkah selanjutnya, langkah tidak sah
tersebut tidak bisa diperbaiki kecuali disepakati oleh kedua pemain tanpa
campur tangan dari wasit.
A.4.3. Untuk menuntut menang waktu, si penuntut harus menghentikan kedua jam
catur dan memberitahu Wasit. Akan tetapi pertandingan dinyatakan remis jika
posisi yang tercapai tidak memungkinkan lagi terjadinya skak mat melalui
rangkaian langkah-langkah yang sah.
A.4.4. Jika wasit melihat kedua Raja dalam keadaan skak, atau pion berada dipetak
promosi,Wasit harus menunggu setelah langkah selanjutnya dijalankan.
Kemudian jika posisi tidak sah masih terjadi, maka wasit harus menyatakan
draw.
A.4.5. Wasit berhak menyatakan bendera jatuh bila melihatnya.
A.5 Sebuah kompetisi harus menyebutkan apakah Pasal A.3 atau Pasal A.4
diterapkan pada Pertandingan tersebut.
Untuk menuntut menang waktu, si penuntut harus memiliki wakt yang tersisa
pada jam caturnya setelah jam catur dihentikan
B1. "Permainan Catur Kilat" adalah pertandingan yang semua langkahnya harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yaitu 10 menit atau kurang untuk
masing-masing pemain termasuk tambahan waktu ( increment ) hingga 60
langkah.
B2. Hukuman yang disebutkan pada Pasal 7 dan 9 pada peraturan Pertandingan
adalah 1 menit bukan 2 menit.
B.3.1. Peraturan Pertandingan berlaku sepenuhnya jika :
B.3.1.1. Satu wasit mengawasi 1 papan.
B.3.1.2. Setiap partai dicatat oleh wasit atau asisten-nya, jika memungkinkan
dengan menggunakan peralatan elektronik.
B.3.2. Pemain yang giliran melangkah boleh setiap saat untuk mengoreksi notasinya
kepada wasit / asisitennya paling banyak 5 (lima) kali selama pertandingan.
Permintaan lebih dari itu dianggap mengganggu lawan.
B.4. Jika tidak bisa diberlakukan B.3 maka harus diberlakukan aturan Catur Cepat
seperti pada Lampiran A.2 dan A.4
B5. Sebuah kompetisi harus menyebutkan apakah Pasal B3 atau Pasal B.4
diterapkan pada pertandingan tersebut.
FIDE hanya mengakui satu system notasi untuk turnamen dan dwitarung yang
resmi, yaitu Sistem Aljabar, dan menganjurkan notasi catur yang seragam ini untuk
literatur catur serta berkala catur. Catatan notasi yang menggunakan sistem notasi
lain dari Aljabar, tdak dapat digunakan sebagai bukti dalam kasus-kasus yang
biasanya memerlukan catatan notasi untuk maksud itu. Wasit yang menyaksikan
pemain menggunakan system notasi yang lain dari Aljabar, hendaklah
memperingatkan pemain tersebut tentang persyaratan ini.
C1. Dalam pengertian Sistem Penulisan Notasi Aijabar ini, Initial yang dipergunakan
hanya untuk Perwira (R, M, B, K, G) guna membedakannya dengan Bidak.
C2.Setiap buah catur ditandai dari huruf pertama namanya, pakai huruf
besar.Contoh : K = king, Q = queen, R = rook, B = bishop, N = knight (dalam hal
knight ini, huruf N digunakan untuk membedakannya dari King).
C3.Untuk huruf pertama dari nama perwira catur ini, setiap pemain bebas
menggunakan huruf pertama yang lazim belaku di negaranya. Contoh : F = fou
(istilah Gajah dalam bahasa Perancis), L = loper (istilah Gajah dalam bahasa
Belanda). Dalam penerbitan yang tercetak, dianjurkan penggunaan figurin untuk
buah perwira (Untuk Indonesia yang dipakai ialah : R = Raja, M = Menteri, B =
Benteng, G = Gajah, dan K = Kuda).
C4. Bidak (pion) tdak ditandai dari huruf pertamanya, tetapi dikenal karena tanpa
huruf pertama. Contoh : e5, d4, a5.
C5. Delapan lajur (dari kiri ke kanan untuk Putih dan dari kanan ke kiri untuk Hitam)
masing-masing ditandai dengan huruf kecil a, b, c, d, e, f, g, dan h.
C6. Delapan baris (dad bawah ke atas untuk Putih dan dari atas ke bawah untuk
Hitam) masing-masing diberi angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Sebagai akibatnya,
dalam posisi awal buah catur perwira dan bidak putih ditempatkan pada baris
pertama dan kedua, buah catur perwira dan bidak hitam pada baris kedelapan
dan ketujuh.
C7. Sebagai kelanjutan dari ketentuan sebelumnya, setiap petak dari enampuluh
empat petak papan catur secara tetap ditandai oleh kombinasi yang unik dari
satu huruf dan satu angka.
C8. Setiap langkah dari buah catur ditandai oleh (a) huruf pertama dari buah perwira
yang bersangkutan dan (b) petak tujuannya. Tidak ada jarak antara (a) dan (b).
Contoh : Be5, Nf3, Rdl. Dalam hal yang menyangkut bidak, Cuma petak
tujuannya yang ditulis. Contoh : e5, d4, a5
C9. Jika buah catur melakukan pemukulan, tanda x diselipkan antara (a) huruf
pertama dari buah catur bersangkutan dan (h) petak tujuannya Contoh : Bxe5,
Nxf3, Rxdl. Jika bidak melakukan pemukulan, tidak Cuma petak tujuannya yang
dituliskan tetapi harus juga lajur salnya disusul oleh tanda x. Contoh : dxe5, gxf3,
axb5. Dalam hal pemukulan "en passant" petak tujuan dari bidak yang
melakukan pemukulan itu yang dituliskan dan singkatan "e.p." ditambahkan
pada notasi. Contoh : exd6 e.p.
C10. Jika dua buah catur sejenis bisa melangkah ke petak yang sama, maka buah
catur yang dilangkahkan dituliskan sebagai berikut :
1. Jika kedua buah catur itu berada pada baris yang sama : dengan (a) huruf
pertama dari buah catur yang bersangkutan, (b) lajur pemberangkatan, dan
(c) petak tujuan
2. Jika kedua buah catur itu berada pada lajur yang sama : by (a) huruf pertama
dari buah catur yang bersangkutan, (b) nomor baris pemberangkatan, dan (c)
petak tujuan
3. Jika kedua buah catur itu berada pada lajur dan baris yang berbeda, cara (1)
lebih disukai
Dalam hal pemukulan, tanda x harus diselipkan antara (b) dan (c). Contoh :
Ada dua Kuda dipetak g1 dan el, dan satu diantaranya melangkah f3 bisa
dituliskan kgf3 atau kef3, sesuai kuda yang dijalankan.
Ada dua Kuda dipetak g5 dan g1, dan satu di antaranya melangkah f3 bisa
dituliskan k5f3 atau klf3, sesuai kuda yang dijalankan
Ada dua kuda dipetak h2 dan h4, dan satu di antaranya melangkah f3 bisa
dituliskan khf3 atau kdf3, sesuai kuda yang dijalankan
Jika terjadi pemukulan pada petak f3, contoh sebelumnya berubah dengan
menyelipkan tanda x : (1) bisa Kgxf3 atau Kexf3, (2) bisa K5xf3 atau K1 xf3, (3)
bisa Khxf3 atau Kdxf3, sesuai kuda yang dijalankan.
C11.Jika dua bidak bisa memukul buah atau bidak yang sama dari lawan, maka
bidak yang memukul ditandai dengan (a) huruf dari lajur pemberangkatan, (b)
tanda x,(c) petak tujuan. Contoh : Jika ada bidak putih pada c4 dan e4 serta
bidak atau perwira hitam pada petak d5, notasi untuk langkah putih bisa cxd5
atau exd5, sesuai bidak yang dilangkahkan.
C12. Dalam hal promosi bidak, dituliskan Langkah bidak yang dimainkan, disusul
langsuing oleh huruf pertama dari buah catur baru. Contoh : d8M, f8K, b1B,
g1B