Definisi :
Pemain : Seseorang yang bermain bulutangkis.
Pertandingan : Pertandingan di bulutangkis antara dua sisi berlawanan yang
masing- masing terdiri atas 1 atau 2 pemain.
Tunggal : Suatu pertandingan dimana ada 1 pemain di masing-masing sisi
yang berlawanan .
Ganda : Suatu pertandingan dimana ada 2 pemain di masing-masing sisi
yang berlawanan .
Sisi servis : Sisi atau pihak yang berhak untuk melakukan servis.
Sisi penerima : Sisi atau pihak yang berlawanan dengan sisi servis.
Reli : Rangkaian pukulan yang diawali dengan servis sampai satel kok
tidak dalam permainan.
Pukulan : Gerakan raket pemain kea rah depan
1
2. SATEL KOK
2.1. Satel kok dapat dibuat dari bahan alamiah dan atau sintesis. Dari bahan apapun
satel kok dibuat, karakteristik terbang secara umum harus mirip dengan satel
kok yang dibuat dari bulu alamiah dengan gabus yang ditutup selapis kulit
tipis;
2.2. Satel kok dari bulu :
2.2.1. Satel kok harus mempunyai 16 helai bulu yang tertancap pada gabus;
2.2.2. Bulu harus diukur dari ujungnya kepuncak gabus dan setiap helai satel kok
harus sama panjangnya. Panjangnya boleh antara 62 mm - 70mm;
2.2.3. Ujung-ujung bulu harus membentuk sebuah lingkaran dengan diameter
antara 58 mm - 68 mm;
2.2.4. Bulu-bulu tersebut diikat secara kokoh dengan benang atau bahan lain
yang sesuai;
2.2.5. Diameter gabus harus antara 25 mm - 28 mm dan dibulatkan pada bagian
bawahnya;
2.2.6. Berat satel kok harus antara 4,47 gr – 5,50 gr.
2.3. Satel kok bukan dari bulu:
2.3.1. Tiruan atau bulu imitasi dari bahan sintesis menggantikan bulu alamiah;
2.3.2. Gabus seperti dijelaskan pada peraturan 2.2.5;
2.3.3. Ukuran dan berat harus seperti pada peraturan 2.2.2, 2.2.3, dan 2.2.6.
Bagaimanapun juga, disebabkan oleh perbedaan massa, jenis dan sifat-
sifat dari bahan sintetis dibandingkan dengan bulu, variasi sampai dengan
10% dapat diterima;
2
2.4. Sehubungan dengan tidak adanya variasi pada desain secara umum, kecepatan
dan terbang dari satel kok, modifikasi pada spesifikasi seperti tersebut di atas
diperkenankan dengan persetujuan Persatuan Bulutangkis yang bersangkutan
untuk hal-hal:ditempat-tempat, dimana kondisi atmosfer dikarenakan oleh
ketinggian atau iklim yang membuat satel kok standar menjadi tidak cocok.
4. RAKET
4.1. Panjang keseluruhan kerangka raket tidak boleh melebihi 680 mm dan lebarnya
tidak boleh melebihi 230 mm. Bagian-bagian utama sebuah raket dijelaskan
pada peraturan 4.1.1 – 4.1.5, dan diilustrasikan pada diagram C.
4.1.1. Pegangan adalah bagian raket yang dipegang oleh pemain;
4.1.2. Area yang disenari adalah bagian raket dimana dengannya pemain
memukul satel kok;
3
4.1.3. Kepala yang membatasi area yang disenari;
4.1.4. Batang menghubungkan pegangan dengan kepala (tergantung peraturan
4.1.5);
4.1.5. Leher (bila ada) menghubungkan batang dengan kepala;
4
5. PENGAKUAN PERALATAN (EQUIPMENT COMPLIANCE)
BWF mengatur dan menetapkan apakah raket, satel kok, atau peralatan lainnya
atau prototype yang dipergunakan dalam permainan bulutangkis mengikuti
spesifikasinya. Putusan ini dapat diambil atas inisiatif federasi atau karena aplikasi
salah satu pihak yang berkepentingan termasuk pemain, produsen peralatan, atau
Assosiasi bulutangkis atau anggotanya.
6. UNDIAN (TOSS)
6.1. Sebelum permainan dimulai harus dilakukan undian dari pihak pemenang
undian boleh memilih seperti pada peraturan 6.1.1. atau 6.1.2.
6.1.1. Untuk melakukan servis atau menerima servis;
6.1.2. Untuk memulai permainan dengan memilih tempat atau yang lain;
6.2. Pihak yang kalah undian mendapatkan pilihan yang tersisa
5
8.1.3. Di game ketiga, bila salah satu pihak sudah memperoleh angka 11.
8.2. Bila pemain lupa untuk melakukan perpindahan tempat seperti dalam 8.1,
mereka harus melakukannya segera setelah kesalahan tersebut diketahui dan
satel kok tidak berada dalam permainan (shuttle not in play). Kedudukan angka
dilanjutkan.
9. SERVIS
9.1. Servis yang benar :
9.1.1. Kedua belah pihak tidak boleh memperlambat terjadinya servis bila pelaku
servis dan penerima servis sudah siap diposisinya masing-masing. Gerakan
kepala raket pemain kearah belakang (sesuai dengan peraturan 9.2) dapat
dianggap sebagai sebuah upaya memperlambat permainan.
9.1.2. Pelaku servis dan penerima servis harus berdiri berhadapan secara diagonal
dalam kotak servis (Diagram A) tanpa menyentuh garis-garis yang
membatasi kotak servis;
9.1.3. Sebagian dari kedua kaki baik pelaku servis maupun penerima servis harus
tetap berada pada permukaan lapangan dalam posisi diam atau tidak
bergerak dari saat servis mulai dilakukan (peraturan 9.2) sampai servis telah
dilakukan (peraturan 9.3);
9.1.4. Perkenaan raket pelaku servis ketika servis terjadi pada bagian gabus satel
kok;
9.1.5. Keseluruhan satel kok harus berada di bawah pinggang pelaku servis pada
saat satel kok dipukul oleh raket pelaku servis. Pinggang yang dimaksud
adalah garis imajiner sekitar tubuh setinggi bagian terbawah dari rusuk
pemain;
9.1.6. batang raket pelaku servis pada saat memukul satel kok harus mengarah
kebawah sedemikian rupa;
9.1.7. Gerakan raket pelaku servis harus berkesinambungan ke depan setelah
awalan (start) dari servis (peraturan 9.3);
9.1.8. Terbangnya satel kok harus ke atas dari raket pelaku servis untuk melampaui
net, sehingga bila tidak dihalangi akan jatuh di kotak servis penerima servis
(tepat di atas garis atau di dalam garis batas kotak servis); dan
9.1.9. Dalam upaya melakukan servis, pelaku servis harus berhasil memukul satel
kok jangan sampai luput mengenai satel kok. (shall not miss the shuttle).
6
9.2. Sekali para pemain sudah siap melakukan servis, gerakan ke depan pertama
dari kepala raket pelaku servis adalah awalan (start) dari servis.
9.3. Sekali servis telah dimulai (peraturan 9.2), dianggap telah dilakukan bila satel
kok dipukul oleh raket pelaku servis atau dalam percobaan untuk melakukan
servis, pelaku servis luput mengenai shuttle.
9.4. Pelaku servis tidak boleh melakukan servis sebelum penerima servis siap, tetapi
penerima servis sudah dianggap siap bila berusaha mengembalikan servis.
9.5. Dalam permainan ganda, selama servis akan dilakukan (peraturan 9.2, 9.3)
pasangannya boleh mengambil posisi dimana saja, asal tidak menghalangi
pandangan pelaku servis atau servis lawannya.
7
11. GANDA (DOUBLES)
11.1. Lapangan pihak pemegang dan penerima servis (serving and receiving court).
11.1.1. Seorang pemain dari pihak pemegang servis harus melakukan servis dari
sisi lapangan sebelah kanan pada awal game atau bila pihak penerima
servis belum memperoleh angka atau bila telah memperoleh angka genap
pada game tersebut;
11.1.2. Seorang pemain dari pihak pemegang servis harus melakukan servis dari
sisi lapangan sebelah kiri bila pihak pemegang servis telah memperoleh
angka ganjil pada game tersebut.
11.1.3. Seorang pemain dari pihak penerima servis yang menerima servis terakhir
harus berada di kotak servis, yang sama dengan kotak servis ketika
menerima servis. Pola kebalikannya berlaku juga untuk pasangannya.
11.1.4. Pemain dari pihak penerima servis yang berdiri secara diagonal berada di
lapangan yang bersebrangan dengan pemegang servis harus menjadi
penerima servis.
11.1.5.Para pemain dari pihak penerima servis tidak boleh berpindah dari
lapangan servis mereka masing-masing sampai mereka memenangkan satu
angka pada saat mereka melakukan servis.
11.1.6. Servis dalam setiap giliran melakukan servis harus dilakukan dari lapangan
servis yang berbeda, kecuali seperti tertera dalam peraturan 12 (mengenai
service court error)
11.2 . cara bermain dan posisi di lapangan (order of play and position on court)
Setelah servis dikembalikan, satel kok dapat dipukul secara bergantian oleh
pemain dari pihak pemegang servis atau permainan dari pihak penerima
servis dari berbagai posisi di sisi lapangan tersebut di depan net, sampai satel
kok meninggalkan permainan (peraturan 15).
11.3. Perhitungan angka dan melakukan servis
11.3.1. Bila pelaku servis menang dalam suatu reli (peraturan 7.3), maka
pemegang servis memperoleh satu angka. Selanjutnya, pemegang
servis harus melakukan servis lagi dari sisi lapangan servis berikut;
11.3.2. Bila penerima servis menang dalam suatu reli (peraturan 7.3), maka
penerima servis memperoleh satu angka. Penerima servis menjadi
pelaku servis yang baru.
8
11.4. Urutan melakukan servis
Dalam setiap game, hak melakukan servis harus berjalan secara berurutan:
11.4.1 Dari pemegang servis awal yang memulai game dari kotak servis sebelah
kanan;
11.4.2. Untuk partner dari penerima servis awal servis dilakukan dari sebelah
kiri lapangan servis.
11.4.3. Untuk pemain dari pihak yang pertama melakukan servis
11.4.4. Untuk pemain dari pihak yang pertama menerima servis
11.4.5.Untuk pemain dari pihak yang pertama melakukan servis dan seterusnya
11.5. Tidak seorang pemainpun diperkenankan melakukan servis atau menerima
servis di luar gilirannya, atau menerima 2 servis secara berturut-turut dalam
game yang sama, kecuali seperti tertera pada peraturan 12;
11.6. Salah satu pemain dari pihak pemenang harus melakukan servis pertama pada
game berikutnya, dan salah satu pemain dari pihak yang kalah dapat menerima
servis
9
13.3.3. Tidak berhasil melewati net;
13.3.4. Menyentuh langit-langit atau tembok samping;
13.3.5. Menyentuh orang atau pakaian seorang pemain
13.3.6. Menyentuh objek lain atau orang di luar lingkungan lapangan;
(Bila diperlukan karena struktur bangunan, otoritas bulutangkis setempat,
dengan syarat hak veto dari asosiasi bulutangkisnya, bila membuat
peraturan sendiri untuk kasus dimana satel kok menyentuh suatu
halangan)
13.3.7. Tertangkap atau tertahan di raket dan kemudian menggelusur di raket
sewaktu melakukan pukulan;
13.3.8. Terpukul dua kali secara berurutan oleh pemain yang sama dengan dua
pukulan. Bagaimanapun juga dianggap tidak fault jika satel kok kena
kepala raket dan area yang disenari tetapi dengan satu kali pukulan
13.3.9. Terpukul oleh seorang pemain dan pasangannya secara berurutan
13.3.10. Menyentuh raket seorang pemain dan berlanjut tidak menuju kea rah
lapangan lawan
13.4. Jika, dalam permainan seorang pemain :
13.4.1. Menyentuh net atau penyangganya dengan raket, orang atau pakaian;
13.4.2. Melanggar lapangan lawan dia tas net dengan raket atau orang kecuali
merupakan gerak lanjut pukulan dimana perkenaan raket dengan kok
terjadi di sisi lapangan si pemukul
13.4.3. Melanggar lapangan lawan di bawah net dengan raket atau orang yang
mengakibatkan lawan terganggu; atau
13.4.4. Bila dalam permainan, secara sengaja mengganggu lawannya, misalnya
menghalangi lawan untuk melakukan pukulan yang menyebabkan raketnya
melewati atas net.
13.4.5. Bila dalam permainan seorang pemain secara sengaja mengganggu
lawannya dengan suatu aksi seperti berteriak atau membuat gerakan-
gerakan tertentu.
13.5. Bila seorang pemain bersalah secara menyolok, berulang atau secara terus-
menerus melanggar seperti ditentukan dalam peraturan 16.
10
14. PERMAINAN ULANG (LETS)
14.1. “ Ulang (Let)” diucapkan oleh wasit atau oleh seorang pemain (bila tidak
ada wasit) untuk menghentikan permainan.
14.2. Let harus diucapkan, jika:
14.2.1. Pelaku servis melakukan servis sebelum penerima servis siap
14.2.2. Pada waktu servis, pelaku dan penerima servis di “fault” secara
bersamaan.
14.3. Setelah servis dilakukan, satel kok:
14.3.1. Tersangkut dan bertengger di puncak net: atau
14.3.2. Setelah melewati net tersangkut di net;
14.3.3. Jika dalam permainan satel kok terdisintegrasi dan gabus secara total
terpisah dari sisa satel kok;
14.3.4. Jika pandangan wasit, permainan terganggu oleh pemain lawan merasa
terganggu yang disebabkan “coaching” pelatih.
14.3.5. Jika seorang hakim garis tidak melihat atau ragu-ragu dan wasit tidak
dapat memberikan keputusan;
14.3.6. Terjadi sesuatu yang tidak terlihat atau peristiwa yang kebetulan.
14.4. Bila “Ulang” terjadi, permainan sejak servis terakhir tidak dihitung dan
pemain yang mengulang melakukan servis kembali.
11
16. PERMAINAN YANG TERUS BERLANGSUNG, PERILAKU YANG
TIDAK BAIK, DAN HUKUMAN (CONTINUOS PLAY, MISCONDUCT,
AND PENALTIES)
16.1. Permainan harus tetap berlangsung (continuous) dari servis pertama sampai
permainan berakhir, kecuali seperti diperbolehkan pada peraturan 16.2. dan
16.3.
16.2. Istirahat :
16.2.1. Tidak melebihi 60 detik selama setiap game bila salah satu pihak
memperoleh 11 angka; dan
16.2.2. Tidak melebihi 120 detik antara game pertama dan kedua, dan antar game
kedua dan ketiga diperbolehkan pada semua pertandingan (matches).
(Untuk suatu partai pertandingan yang disiarkan TV, referee dapat
memutuskan sebelum pertandingan tersebut, bahwa istirahat atau interval
seperti tertera pada peraturan 16.2 adalah keharusan dan durasinya
tetap)
16.3. Penundaan dalam permainan
16.3.1. Bila dibutuhkan karena keadaan yang diluar kontrol para pemain, wasit
dapat menunda permainan untuk jangka waktu tertentu seperti yang
diperlukan menurut pertimbangan wasit;
16.3.2. Di saat keadaan khusus referee dapat menginstrusikan wasit untuk
menunda permainan;
16.3.3. Bila permainan ditunda, angka yang ada tetap berlaku dan permainan
dilanjutkan dari angka tersebut.
16.4. Keterlambatan pada permainan
16.4.1. Dalam keadaan bagaimanapun juga tidak diperkenankan memperlambat
permainan yang membuat pemain dapat memperoleh kembali kekuatannya
atau nafasnya atau menerima nasehat.
16.4.2. wasit harus menjadi satu-satunya pengadil yang baik dari keterlambatan
pada permainan.
16.5. Nasihat dan meninggalkan lapangan
16.5.1. Hanya ketika satel kok tidak berada dalam permainan (peraturan 15),
seorang pemain diijinkan menerima nasihat selama pertandingan dari
pelatih;
12
16.5.2. Tidak seorangpun pemain boleh meninggalkan lapangan selama
pertandingan tanpa ijin wasit.
16.6. Seorang pemain tidak boleh :
16.6.1. Secara sengaja menyebabkan keterlambatan atau penundaan
permaianan;
16.6.2. Secara sengaja memodifikasi atau merusak satel kok dengan maksud
merubah kecepatan atau sifat terbangnya
16.6.3. Berkelakuan agresif (Affesive Manuver), atau
16.6.4. Bersalah berkelakuan tidak baik yang tercover oleh peraturan
permainan bulutangkis
16.7. Pengadministrasian Pelanggaran
16.7.1. Wasit harus menindak setiap pelanggaran peraturan 16.4, 16.5, atau 16.6,
dengan cara :
16.7.1.1. Memberikan sebuah peringatan kepada pihak yang melanggar
16.7.1.2. Melakukan “fault” pada pihak yang melanggar. Bila sebelumnya
telah diberi peringatan, wasit harus melaporkan pihak yang
melanggar kepada referee, bila diperlukan men’fault” pihak yang
melanggar untuk kedua kalinya, atau
16.7.2. Dalam hal pelanggaran yang menyolok atau terus-menerus atau
melanggar peraturan 16.2. wasit dapat mem “Fault” pihak yang
melanggar dan melaporkannya secepatnya kepada referee, sebagai
petugas yang memiliki wewenang untuk mendiskualifikasikan pihak
yang melakukan pelanggaran.
13
17.5. Suatu keputusan dari pejabat lapangan adalah bersifat final pada hal yang
menjadi tanggung jawabnya, kecuali jika dalam pandangan wasit, hal tersebut
tidak rasional dimana hakim garis secara jelas melakukan kesalahan, dan wasit
harus melakukan overrule atas keputusan hakim garis tersebut
17.6. Seorang wasit harus :
17.6.1. Menegakan dan menjalankan Peraturan Permainan Bulutangkis dan
menyebut “Fault” atau “Ulang” bila salah satunya terjadi.
17.6.2. Memberikan suatu keputusan pada suatu banding yang berhubungan
dengan suatu perselisihan, sebelum servis berikutnya dilakukan,
17.6.3. Memastikan bahwa pemain dan penonton selalu mendapat informasi
mengenai perkembangan permainan;
17.6.4. Menunjuk atau mengeluarkan hakim garis atau hakim servis dengan
konsultasi dengan referee;
17.6.5. Bila tidak ada pejabat lapangan lainnya yang ditunjuk, mengambil alih
tugas pejabat tersebut.
17.6.6. Bila seseorang pejabat ditunjuk tidak melihat (unsighted), maka wasit
dapat mengambil tugas pejabat tersebut atau menerapkan “Ulang”.
17.6.7. Mencatat dan melaporkan ke referee segala kejadian yang berhubungan
dengan peraturan 16; dan
17.6.8. Menyampaikan ke referee semua banding ketidakpuasan yang hanya
mempertanyakan peraturan saja (banding seperti ini harus dibuat sebelum
servis berikut dilakukan atau bila pada akhir game, sebelum pihak yang
melakukan banding meninggalkan lapangan).
14
REKOMENDASI PEJABAT TEKNIK LAPANGAN
(RECOMMENDATION TO TECHNICAL OFFICIALS)
1. PENDAHULUAN (INTRODUCTION)
1.1. Rekomendasi kepada pejabat teknik lapangan dikeluarkan oleh BWF dengan
tujuan untuk menstandarisasi pengontrolan terhadap permainan ini disemua
Negara dan sesuai dengan peraturan-peraturan;
1.2. Maksud dari rekomendasi ini adalah untuk memberi saran kepada wasit
bagaimana mengontrol satu pertandingan secara tegas dan adil, tanpa
berlebihan, sembari memastikan, bahwa semua peraturan permainan ditaati.
Rekomendasi ini juga memberikan tuntunan kepada hakim servis dan hakim
garis bagaimana mereka menjalankan tugasnya.
1.3. Semua pejabat teknikal lapangan harus memahami bahwa permainan adalah
milik pemain.
2.1. Seorang wasit harus melaporkan dan bertindak di bawah otorita referee
(peraturan 17.2) (atau pejabat yang bertanggung jawab bila tidak ada referee);
2.2. Seorang hakim servis biasanya ditunjuk oleh referee, tetapi dapat diganti oleh
referee atau wasit berdasarkan konsultasi satu sama lain;
2.3. Para hakim garis biasanya ditunjuk oleh referee, tetapi dapat diganti oleh
referee atau wasit berdasarkan konsultasi satu sama lain;
2.4. Suatu keputusan dari pejabat adalah bersifat final pada segala aspek yang
secara nyata menjadi tanggung jawabnya, kecuali jika dalam pandangan wasit,
hal tersebut tidak rasional dimana hakim garis secara jelas melakukan
kesalahan, dan wasit harus melakukan overrule atas keputusan hakim garis
tersebut (17.5). Jika menurut wasit, hakim garis tersebut harus diganti, maka
wasit harus memanggil referee (peraturan 17.6.4, rekomendasi 2.3);
2.5. Ketika pejabat lain ragu-ragu, wasit harus membuat keputusan. Ketika wasit
tidak dapat membuat keputusan, maka let harus diucapkan (17.6.6);
15
2.6. Wasit harus menjadi pemimpin dilapangan dan yang ada disekitarnya.
wewenang wasit harus ada sejak masuk lapangan sebelum pertandingan
dimulai sampai meninggalkan lapangan setelah pertandingan selesai (17.2).
3. REKOMENDASI KEPADA WASIT (RECOMMENDATION TO UMPIRES)
16
game. (Ini memungkinkan pemeriksaan setiap saat untuk memastikan
bahwa para pemain berada pada kotak servis yang benar.
3.2.Untuk memulai suatu pertandingan wasit harus mengumumkan pertandingan
tersebut dengan menggunakan kata-kata pengumuman yang sesuai, mulai
pemain yang ada disebelah kanan wasit dan sebelah kiri wasit (W, X, Y, Z
untuk nama pemain dan A, B, C, untuk nama negara)
Tunggal
Perorangan
“Hadirin, disebelah kanan saya ‘X, A’; dan disebelah kiri saya ‘Y, B’ ’X’
melakukan servis; kosong sama, main”.
Beregu
“Hadirin, disebelah kanan saya ‘A’ diwakili oleh ‘X’ dan disebelah kiri saya
‘B’ diwakili oleh ’Y’, ‘A’ melakukan servis; kosong sama, main”.
Ganda
Perorangan
Hadirin; disebelah kanan saya ‘W, A’ dan ’X, B’; dan disebelah kiri saya
‘Y,C dan ‘Z, D’. ‘X’ melakukan servis kepada ‘Y’; kosong sama, main”.
Beregu
Hadirin; di sebelah kanan saya ‘A’ diwakili oleh ‘W’ dan ‘X’ dan disebelah
kiri saya ‘B’ diwakili oleh ‘Y’ dan ‘Z’. ‘A’ melakukan servis; kosong sama,
main”.
17
“pindah servis”
diikuti oleh angka (skor) pelaku servis yang baru. Jika diperlukan, saat
yang sama tunjuk dengan tangan pelaku servis yang baru dan pada
kotak servis yang sesuai.
18
Dalam istirahat (16.2.1) selama game pertama dan kedua, dan game
ketiga setelah pemain pindah tempat, setiap pemain hanya boleh
menerima couching dari dan tidak lebih dari dua orang. Kedua orang
ini harus meninggalkan lapangan ketika wasit mengucapkan ” .....20
detik”.
Untuk memulai game setelah istirahat, ulangi mengucapkan angka
dan diikuti dengan ”main”.
Jika pemain tidak meminta untuk tidak istirahat (6.2.1.), permainan
tersebut harus dilajutkantanpa istirahat.
3.3.7. Game yang diteruskan / diperluas (extended game)
3.3.7.1. Ketika satu pihak mencapai angka 20, dalam setiap game,
ucapkan ”game point” atau ” match point”.
3.3.7.2. Ketika satu pihak mencapai angka 29, dalam setiap game untuk
setiap pihak, ucapkan ”game point” atau ” match point”
3.3.7.3. Pengucapan dalam rekomendasi 3.3.7.1. dan 3.3.7.2. harus selalu
dengan segera dikuti angka pelaku servis dan penerima servis.
3.3.8. Pada akhir setiap game . “game” harus selalu disebut segera setelah reli
yang menentukan berakhir, tanpa menghiraukan tepukan tangan. Bila
terjadi, ini merupakan awal dari waktu istirahat seperti yang
diperbolehkan pada peraturan 16.2.2.
Setelah game pertama berakhir, ucapkan:
Pada akhir setiap game, jika ada hakim servis, maka hakim servis harus
meyakinkan bahwa lapangan dibersihkan selama istirahat dan
menempatkan tanda (papan) istirahat ditengah bawah net.
19
Jika game terakhir selesai, maka ucapkan:
”Pertandingan dimenangkan oleh ....... (nama pemain), atau tim (dalam
kejuaraan beregu) .......(angka)”
3.3.9. Dalam istirahat antara game pertama dengan game kedua dan antara
game kedua dengan game ketiga (peraturan 16.2.2.), setelah 100 detik
berlalu, ucapkan:
Dalam istirahat (16.2.2.) antara dua game, orang (pelatih) yang boleh
memberikan couching tidak lebih dari 2 orang. Kedua orang ini
diperbolehkan memberikan couching setelah pemain pindah tempat,
dan harus meninggalkan lapangan ketika wasit mengucapkan ”........20
detik”
3.3.10. Untuk memulai game kedua, sebut :
3.3.11. Dalam game ketiga, atau dalam satu game terakhir, ketika angka
mencapai 11 (8.3.1.) ucapkan ”pindah servis”, diikuti oleh angka dan
istirahat; pindah tempat. Untuk memulai game setelah istirahat, ulangi
pengucapan angkanya dan diikuti oleh ”main”
3.3.12. Setelah berakhir suatu pertandingan, segera lengkapi score-sheet dan
serahkan ke referee.
3.4. Ucapan hakim garis (line call)
3.4.1. Wasit harus selalu melihat ke hakim garis bila satel kok mendarat dekat
garis dan selalu bila shuttle keluar bagaimanapun jauhnya. Hakim garis
bertanggung jawab penuh untuk memberi keputusan. Kecuali
Rekomendasi 3.4.2 di bawah ini;
20
3.4.2. Jika menurut wasit, hakim secara jelas membuat keputusan yang salah,
maka wasit harus mengucapkan:
3.4.2.1. “Koreksi in”, jika satel kok jatuh di dalam lapangan”; atau
3.4.2.2. “Koreksi out”, jika satel kok jatuh di luar lapangan”.
3.4.3. Dalam hal yang tidak diketahui oleh hakim garis atau hakim garis
merasa ragu-ragu, wasit harus sesegera mungkin mengucapkan:
3.4.3.1. ”Out” sebelum pengucapan skor ketika satel kok jatuh diluar
lapangan;
3.4.3.2. Skor, ketika satel kok jatuh di dalam lapangan;
3.4.3.3. ”let” ketika wasit juga ragu.
3.5. Selama pertandingan, situasi berikut ini harus diperhatikan oleh wasit:
3.5.1. Seorang pemain melempar raket ke lapangan lawan atau meluncur
dibawah net (dan menyebabkan lawan terganggu atau terintangi), maka
harus di fault sesuai dengan peraturan 13.4.2 atau 13.4.3.
3.5.2. Satel kok yang masuk dari lapangan lain, tidak secara otomatis dianggap
”ulang”. Suatu let harus diberikan, jika menurut wasit, invasi semacam
itu:
3.5.2.1. Kok tersebut tidak diketahui oleh pemain; atau
3.5.2.2. Tidak merintangi atau mengganggu pemain;
3.5.3. Seorang pemain berteriak kepada partner yang akan memukul satel kok
tidak perlu dianggap sebagai upaya mengganggu lawan. Pengucapan
“jangan dipukul” merupakan pelanggaran, dan lain-lain, harus
dianggap sebagai sebuah gangguan (13.4.5);
3.5.4. Pemain meninggalkan lapangan:
3.5.4.1. Memastikan bahwa para pemain tidak meninggalkan lapangan
tanpa seijin wasit, kecuali selama istirahat, seperti dijelaskan pada
peraturan 16.2 (peraturan 16.5.2).
3.5.4.2. Pemain harus diingatkan bahwa meninggalkan lapangan harus
seizin wasit (peraturan 16.5.2). jika diperlukan, peraturan 16.7
seharusnya diterapkan. Bagaimanapun juga, pergantian raket
dipinggir lapangan selama bermain diperbolehkan.
3.5.4.3. Selama pertandingan, jika pemain sedang tidak berlangsung,
pemain diperbolehkan dengan cepat mengambil handuk dan atau
minum sesuai dengan kebijakan wasit;
21
3.5.4.4. Jika lapangan membutuhkan untuk di pel, para pemain
diharuskan berada dilapangan sampai pengepel selesai.
3.5.5. Memperlambat dan penundaan
Pastikan bahwa pemain tidak memperlambat dalam bentuk apapun atau
menunda permainan (peraturan 16.4). berjalan dilapangan yang tidak
diperlukan hendaknya dihindari. Jika diperlukan, peraturan 16.7
seharusnya diterapkan”
3.5.6. Pelatih memberikan intruksi dari luar lapangan
3.5.6.1. Pelatih memberikan intruksi dari luar lapangan (peraturan 16.5.1)
dalam bentuk apapun selama satel kok dalam permainan
hendaknya dihindari.
3.5.6.2. Pastikan bahwa:
Pelatih duduk di tempat yang telah disediakan dan tidak berdiri
dipinggir lapangan selama pertandingan, kecuali pada saat
istirahat yang diperbolehkan (peraturan 16.2)
Tidak ada gangguan dari pelatih manapun.
3.5.6.3. Jika wasit mempunyai anggapan, permainan terganggu atau pemain
terganggu oleh pelatih dari pinggir lapangan, ”let” hendaknya
diumumkan. Segera panggil referee. Referee akan memberikan
peringatan kepada pelatih tersebut.
3.5.6.4. Jika hal serupa berulang untuk kedua kalinya. Referee dapat
menyuruh pelatih tersebut pindah dari arena tersebut, jika
diperlukan.
3.5.7. Pergantian satel kok
3.5.7.1. Pergantian satel kok selama pertandingan harus adil. Wasit
harus memutuskan jika satel kok harus diganti.
3.5.7.2. Jika diperlukan, satel kok yang kecepatan dan karakteristik
terbangnya telah dipengaruhi harus dibuang sesuai dengan
peraturan 16.7.
3.5.8. Cedera atau sakit selama pertandingan
3.5.8.1. Cedera atau sakit selama pertandingan harus ditangani secara
hati-hati dan fleksibel. Wasit harus secepat mungkin menentukan
ringan beratnya problem. Jika perlu referee dipanggil ke lapangan;
22
3.5.8.2. Referee harus memutuskan apakah petugas medis atau
beberapa orang lain diperlukan masuk lapangan. Petugas medis
harus menentukan kepada pemain dan memberikan menasehati
kepada pemain tentang berat ringannya sedera atau sakit. Jika ada
pendarahan, game harus ditunda sampai pendarahan dihentikan.
3.5.8.3. Referee harus memberikan nasehat kepada wasit mengenai
waktu yang dibutuhkan oleh pemain untuk melanjutkan permainan.
Wasit harus memonitor waktu yang berlalu.
3.5.8.4. Wasit harus memastikan lawannya tidak dirugikan. Peraturan
16.4, 16.5, 16.6.1, dan 16.7 harus diterapkan.
3.5.8.5. Ketika cedera, sakit, atau gangguan lain tidak terelakan,
katakan kepada pemain:
23
game berikutnya. Pengucapan yang sesuai dengan rekomendasi 3.3.10
harus mengikuti pengucapan dalam rekomendari 3.7.3 sampai 3.7.5.
Setelah itu, ucapkan pindah servis dan diikuti oleh angka.
Pada saat yang bersamaan angkat lengan kanan yang memegang kartu
kuning keatas kepala wasit.
3.7.4. Ketika wasit harus menghentikan permainan sesuai dengan peraturan
16.4, 16.5, atau 16.6. dengan memberikan faulting kepada pihak yang
melakukan pelanggaran (peraturan 16.7.1.2), maka katakan: “Kemari”
kepada pemain yang melanggar peraturan dan ucapkan:
24
melakukan pelanggaran (16.7.2.), laporkan pula kepada referee
sesegera mungkin untuk dipertimbangkan apah diperlukan
diskualifikasi. Katakan ”Kemari” kepada pemain yang melakukan
pelanggaran dan ucapkan:
25
4.6. Berilah motivasi rekan pejabat teknik lapangan anda, misalnya dengan secara
diam-diam mengakui keputusan hakim garis dan membuat kerja sama yang
baik dengan mereka.
Peraturan 9.1.6.
Pada saat memukul shuttle, batang raket tidak mengarah ke
bawah sedemikian rupa sehingga keseluruhan kepala raket
secara jelas berada di bawah tangan pelaku servis yang
memegang raket.
Peraturan 9.1.5.
Keseluruhan shuttle tidak berada di bawah pinggang pelaku
servis pada saat dipukul.
26
Peraturan 9.1.1., 9.4., dan 9.1.7.
Memperlambat tidak sebagaimana mestinya pelaksanaan servis.
Sekali para pemain sudah berada diposisi mereka, gerakan ke
depan pertama dari kepala raket pelaku servis adalah awal
(start) dari servis. Gerakan raket harus berkesinambungan ke
depan.
Peraturan 9.1.4.
Titik awal kontak dengan shuttle tidak pada gabus shuttle.
27
6.3. Bila tidak terlihat, beritahu wasit segera dengan meletakkan kedua tangan
menutupi mata.
6.4. Jangan menyebut atau mensignal sampai satel kok menyentuh lantai;
6.5. Sebutan harus selalu dilakukan dan tidak ada antisipasi dilakukan kepada
keputusan wasit, misalnya bahwa shuttle mengenai seorang pemain.
28