Anda di halaman 1dari 77

DESAIN RAMAH LINGKUNGAN, HEMAT ENERGI SERTA

ENAM KREASI PENANAMAN TUMBUHAN DI


FARMHOUSE DAN FLOATING MARKET, LEMBANG

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

INDRIYANI 161710017
M. HISYAM SUGIMAN 161710101
RANI MAHADIKA GUMANTI 161710232
SIERRA PUTRI RAMADHANI 161710158

KELAS XII IPA 1

SMA NEGERI 2 CIKARANG SELATAN


Jalan Delima Raya Blok D Bumi Cikarang Makmur Desa Sukadami Kecamatan
Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi

2018
DESAIN RAMAH LINGKUNGAN, HEMAT ENERGI SERTA
ENAM KREASI PENANAMAN TUMBUHAN DI FARMHOUSE
DAN FLOATING MARKET, LEMBANG

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Diajukan kepada SMA Negeri 2 Cikarang Selatan Sebagai Tugas
Akhir Sekolah

Oleh:
INDRIYANI 161710017
M. HISYAM SUGIMAN 161710101
RANI MAHADIKA GUMANTI 161710232
SIERRA PUTRI RAMADHANI 161710158

Kelas XII IPA 1

SMA NEGERI 2 CIKARANG SELATAN


Jalan Delima Raya Blok D Bumi Cikarang Makmur Desa Sukadami Kecamatan
Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi

2018
i
ABSTRAK
Desain ramah lingkungan dan hemat energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan
di Kawasan Farmhouse dan Flaoting Market Lembang Kabupaten Bandung Barat
sebagai Media Pembelajaran sekaligus memenuhi tugas akhir penulis.

Farmhouse dan Floating Market Lembang merupakan dua dari sekian


banyak objek wisata yang ada di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
Provinsi Jawa Barat. Suhu rata-rata Farmhouse adalah 24C dengan kelembapan
76%. Sedangkan suhu rata-rata Floating Market adalah 26C dengan kelembapan
73%. Farmhouse dan Flaoting Market juga merupakan objek wisata yang ramah
lingkungan dan hemat energi, serta mempunyai berbagai bentuk kreasi penanaman
tumbuhan yang unik dan menarik. Hal ini dibuktikan dengan pengamatan yang
dilakukan kelompok kami pada tanggal 18 Desember 2018. Pengamatan dan
penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berbagai macam bentuk
desain bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi serta berbagai bentuk
kreasi penanaman tumbuhan yang unik dan menarik. Penulisan karya tulis ilmiah
bertujuan untuk memenuhi tugas akhir penulis. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode jelajah (cruise method). Analisis data penelitian
dilakukan secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk foto. Terdapat 55 foto
hasil pengamatan kelompok kami mengenai desain ramah lingkungan dan hemat
energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan yang ada di Farmhouse dan Flaoting
Market Lembang. Beberapa diantaranya adalah Kedai-Kedai yang terdapat di
bagian luar Farmhouse, Rumah Hobbit, Rumah Eropa ala Farmhouse, Rumah yang
ada di Floating Market, Tempat Penukaran Koin di Floating Market, Gazebo yang
terdapat di Floating Market, dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua bangunan
tersebut dibangun menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan hemat
energi sehingga dapat mengurangi dampak buruk akibat pemanasan global. Selain
itu, di Farmhouse dan Floating Market juga terdapat berbagai bentuk kreasi
penanaman tumbuhan yang bervariatif, kreatif, unik, serta menarik. Dalam
penanamannya pun menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan
penempatannya yang hemat energi sehingga dapat mengurangi jumlah produksi
sampah dan mengurangi penggunaan energi dari bumi agar tidak boros.

Kata kunci : Desain, Ramah Lingkungan, Lingkungan, Hemat Energi

ii
Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Koordinator
Karya Tulis Ilmiah Wali Kelas XII IPA 1

Vina Fitriani, S.TP, M.Pd Muh Amat Idris, S.E


NIP. 197708201001 1 004

Tanggal: ................................. Tanggal: .....................................

Guru Penguji 1 Guru Penguji 2

Finda Septina, S.Pd Dian Ludiawati, S.Pd

Tanggal: ................................. Tanggal: .....................................

Mengetahui,

Kepala Sekolah Wakasek Bidang Kurikulum

Drs. Anung Edy Purwanto, M.Pd Muh Amat Idris, S.E


NIP. 19660406 198901 1 002 NIP. 197708201001 1 004

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa karya tulis yang saya susun
sebagai Tugas Akhir Sekolah di SMA Negeri 2 Cikarang Selatan seluruhnya
merupakan hasil karya kelompok saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu
dalam penulisan tugas akhir yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah
dituliskan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma, kaidah, serta etika
akademis.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi-sanksi dari SMA Negeri 2 Cikarang Selatan sesuai
peraturan yang berlaku di SMA Negeri 2 Cikarang Selatan.

Bekasi, 4 Desember 2018

Yang mewakili pernyataan,

(Sierra Putri Ramadhani)

iv
PRAKATA

Puji dan syukur terhingga penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan karuniaNya sehingga tugas akhir yang berjudul “Desain
Ramah Lingkungan, Hemat Energi serta 6 Kreasi Penanaman Tumbuhan di
Farmhouse dan Floating Market, Lembang”, dapat diselesaikan sesuai harapan.
Tugas akhir ini penulis susun dengan mengerahkan segala daya dan upaya
yang ada, termasuk bantuan dan bimbingan serta sumbang saran dari berbagai pihak
baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Kepala SMA Negeri 2 Cikarang Selatan, yang telah memberikan bantuan
secara moril dan memfasilitasi berbagai kepentingan studi, selama penulis
menempuh pembelajaran di SMA Negeri 2 Cikarang Selatan;
2. Vina Fitriani, S.TP, M.Pd, selaku guru pembimbing, yang dengan gaya dan
pola komunikasi yang khas, telah melecut semangat, motivasi, dan harapan
penulis selama penelitian dan penulisan naskah, sehingga tugas akhir ini
dapat terwujud dengan baik sesuai harapan;
3. Wakil Kepala Sekolah, yang telah banyak membantu selama penulis
mengikuti studi dan menyelesaikan penulisan tugas akhir ini;
4. Bapak/ibu guru pengajar, yang telah banyak membantu dan memotivasi
penulis selama perjalanan studi dan penyusunan tugas akhir;
5. Rekan-rekan seangkatan di SMA Negeri 2 Cikarang Selatan yang dengan
karakternya masing-masing telah banyak berkontribusi membentuk
kedirian penulis selama menjalani studi dan penyelesaian tugas akhir;
6. Orang tua penulis, yang telah banyak membantu secara material dan moral
selama perjalanan studi yang penulis lakoni di SMA Negeri 2 Cikarang
Selatan;
7. Semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyelesaian akhir ini.
Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh
keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan, mencari sumber dan
pengalaman, sehingga tulisan ini banyak kekurangan. Semoga tugas akhir ini dapat
v
menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca. Akhirnya penulis
berharap semoga tugas akhir yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Bekasi, Desember 2018

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iv
PRAKATA .................................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Deskripsi Teori ....................................................................................... 5
2.2 Konsep Bangunan Desain Ramah Lingkungan .................................... 14
2.3 Manfaat Pembangunan Ramah Lingkungan ........................................ 15
2.4 Contoh Objek Wisata yang Ramah Lingkungan .................................. 15

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................... 20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 20
3.3 Sumber Data ......................................................................................... 20
3.4 Fokus Penelitian ................................................................................... 21
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 21

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

vii
4.1 Deskripsi Data ...................................................................................... 23
4.2 Analisis Data ........................................................................................ 26
4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 59

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .............................................................................................. 59
5.2 Saran ..................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 61


LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 63

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


Gambar 4.1 Area Masuk Farmhouse ......................................................... 25
Gambar 4.2 Area Pintu Masuk Floating Market ........................................ 26
Gambar 4.3 Kedai Roti Bakar dan Kukus ala Farmhouse ......................... 27
Gambar 4.4 Kedai Kaktus ala Farmhouse .................................................. 27
Gambar 4.5 Kedai Topi Cowboy ala Farmhouse ....................................... 28
Gambar 4.6 Kedai Gelas Cantik ala Farmhouse ........................................ 28
Gambar 4.7 Photocorner ala Farmhouse .................................................... 28
Gambar 4.8 Tempat Bersantai ala Farmhouse ........................................... 29
Gambar 4.9 Kedai Souvenir ala Farmhouse .............................................. 29
Gambar 4.10 Kedai Asesoris dan Gantungan ala Farmhouse .................... 29
Gambar 4.11 Tempat Pembelian Voucher Tambahan di Farmhouse ........ 30
Gambar 4.12 Kedai Mainan Anak ala Farmhouse ..................................... 30
Gambar 4.13 Kasir ala Farmhouse ............................................................. 30
Gambar 4.14 Rumah Hobbit ala Farmhouse .............................................. 31
Gambar 4.15 Rumah Hobbit ala Farmhouse .............................................. 31
Gambar 4.16 Rumah Hobbit ala Farmhouse .............................................. 31
Gambar 4.17 Toko Bunga dan Souvenir ala Farmhouse ........................... 32
Gambar 4.18 Rumah My Secret Farmhouse .............................................. 32
Gambar 4.19 Perosotan Taman Bermain Anak ala Farmhouse ................. 32
Gambar 4.20 Kandang Domba Merino di Farmhouse ............................... 33
Gambar 4.21 Delman Tiruan ala Farmhouse ............................................. 33
Gambar 4.22 Dapur Rumah Eropa ala Farmhouse .................................... 33
Gambar 4.23 Peralatan Memasak di Rumah Eropa farmhouse ................. 34
Gambar 4.24 Tempat Duduk Bersantai di Floating Market ....................... 34
Gambar 4.25 Salah satu Rumah Adat di Floating Market ......................... 34
Gambar 4.26 Kandang Kelinci di Floating Market .................................... 35
Gambar 4.27 Tempat Penukaran Koin di Floating Market ........................ 35
Gambar 4.28 Gazebo di Floating Market ................................................... 35
ix
Gambar 4.29 Toko Oleh-Oleh ala Farmhouse ........................................... 38
Gambar 4.30 Tempat Duduk Santai ala Farmhouse .................................. 38
Gambar 4.31 Toko Mainan Miniatur Anak ala Farmhouse ....................... 39
Gambar 4.32 Area Menuju Rumah Hobbit di Farmhouse ......................... 39
Gambar 4.33 Rumah Eropa ala Farmhouse ............................................... 42
Gambar 4.34 Tempat Cuci Tangan ala Farmhouse .................................... 44
Gambar 4.35 Jalan Sekitar My Secret Farmhouse ..................................... 44
Gambar 4.36 Jalan Sekitar My Secret Farmhouse ..................................... 44
Gambar 4.37 Tempat Duduk dan Jendela Kayu di Farmhouse ................. 46
Gambar 4.38 Area My Secret di Farmhouse .............................................. 46
Gambar 4.39 Ruang Baca di Rumah Eropa Farmhouse ............................ 47
Gambar 4.40 Ruang Dapur di Rumah Eropa Farmhouse .......................... 47
Gambar 4.41 Pemandangan Sekitar Rumah Eropa di Farmhouse ............. 47
Gambar 4.42 Dayung Sampan di Floating Market .................................... 48
Gambar 4.43 Penggunaan Sabut Kelapa Sebagai Pot ................................ 50
Gambar 4.44 Penggunaan Sabut Kelapa Sebagai Pot ................................ 50
Gambar 4.45 Penggunaan Sabut Kelapa Sebagai Pot ................................ 51
Gambar 4.46 Penggunaan Batang Kayu Sebagai Pot ................................ 52
Gambar 4.47 Penggunaan Batang Kayu Sebagai Pot ................................ 52
Gambar 4.48 Penggunaan Gelas Susu Bekas Sebagai Pot ......................... 53
Gambar 4.49 Penggunaan Jeriken Sebagai Pot .......................................... 53
Gambar 4.50 Penggunaan Jeriken Sebagai Pot .......................................... 54
Gambar 4.51 Penggunaan Wajan Sebagai Pot ........................................... 54
Gambar 4.52 Penempatan Tanaman di Balkon .......................................... 55
Gambar 4.53 Penempatan Tanaman di Balkon .......................................... 55
Gambar 4.54 Penempatan Tanaman dengan Digantung ............................ 56
Gambar 4.55 Penempatan Tanaman dengan Ditempel pada Dinding ....... 57
Gambar 4.56 Penempatan Tanaman dengan Diletakan di Meja ................ 57
Gambar 4.57 Penempatan Tanaman Diletakan dalam Rak ........................ 58

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman

1. Lembar Pengamatan ............................................................................... 63

2. Dokumentasi .......................................................................................... 65

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Saat ini kerusakan alam sudah banyak terjadi di berbagai lini kehidupan dan
memicu beragam bencana alam. Kenaikan harga bahan bakar minyak yang juga
semakin meroket, sementara daya beli masyarakat menurun, mendorong
masyarakat untuk mengevaluasi rencana atau yang telanjur tengah melakukan
proses pembangunan agar bersikap hemat dan tidak menambah kerusakan alam.
Sejumlah masyarakat pun gencar menyuarakan perbaikan dan keseimbangan
lingkungan. Salah satu di antara program tersebut ialah konsep bangunan ramah
lingkungan atau disebut juga green building.
Secara umum, bangunan ramah lingkungan atau green building yang juga
dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan, mengacu pada
struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan
dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunannya mulai dari
penentuan tapak, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, penggunaan atau
pengoperasian, pemeliharaan, renovasi hingga pembongkarannya.
Bagi seorang arsitek, merancang bangunan ramah lingkungan sesungguhnya
adalah sebuah proses. Tujuannya bukanlah untuk menciptakan arsitektur bangunan
yang sempurna, melainkan untuk menciptakan arsitektur bangunan yang lebih baik
dan lebih nyaman bagi penggunanya dengan memperhatikan serta bertanggung
jawab terhadap aspek-aspek lingkungan hidup di sekitarnya. Menuju bangunan
yang ramah lingkungan dapat dicapai dengan mengukur dampak pada lingkungan
luar bangunan yang akan ditimbulkannya dan membantu memperbaiki lingkungan
dalam bangunan sehingga menghasilkan rancang-bangun arsitektur yang lebih
bertanggung jawab terhadap kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan serta
lingkungan di sekitarnya. Biasanya beberapa aspek yang diperhatikan antara lain:
1. Rancangan arsitektur bangunan (baik secara Passive Design maupun Active
Design);
2. Metodologi membangun;
1
3. Material bangunan;
4. Efisiensi penggunaan energi;
5. Efisiensi penggunaan air;
6. Life cycle ecological living.
Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam
menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan
bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan
anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan
dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran
sehingga bangunan tetap berkualitas.
Bahan baku yang ramah lingkungan berperan penting dalam menjaga
kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi proses produksi terus
dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat dengan alam.
Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan bahan
bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.
Pada intinya, untuk dapat mendesain (merancang) bangunan yang ramah
lingkungan, seorang perencana atau arsitek harus belajar tentang masalah
lingkungan hidup. Pendidikan arsitektur atau perencanaan bangunan harus dapat
menumbuhkan kepeduliaan terhadap lingkungan dan memperkenalkan masyarakat
kepada etika lingkungan, serta mengembangkan keahlian berdasarkan ilmu
pengetahuan. Pengembangan keahlian berdasarkan ilmu pengetahuan adalah
penting, tetapi perubahan gaya hidup dan sikap terhadap lingkungan tidak kalah
pentingnya.
Mengenai desain ramah lingkungan dapat dijumpai pada salah satu objek wisata
yang ada di Lembang, Bandung, yaitu Farmhouse dan Floating Market.
Bangunannya tergolong unik dengan mengedepankan desain arsitektur pedesaan
ala Eropa. Material bahan bangunan yang digunakan pun ramah lingkungan,
sehingga tak heran tempat ini sangat direkomendasikan untuk dikunjungi dan
desainnya yang ramah lingkungan patut dicontoh bagi desain pembangunan rumah,
gedung, dan bangunan lainnya.

2
Tidak hanya ramah lingkungan, melainkan juga hemat energi. Desain bangunan
yang hemat energi adalah dengan membatasi lahan terbangun, layout sederhana,
ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah
lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap yang memiliki
nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau
bertambah).
Di Farmhouse dan Floating Market juga terdapat berbagai kreasi penanaman
tumbuhan yang unik dan berperan penting dalam konsep ramah lingkungan atau
green living. Konsep ramah lingkungan dan hemat energi yang terdapat di
Farmhouse dan Floating Market sangat menarik untuk diobservasi dan dikaji lebih
jauh sehingga penulis berniat untuk melakukan pengamatan terhadap desain yang
ada di Farmhouse dan Floating Market.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan desain ramah lingkungan dan hemat energi?
2. Bagaimana bentuk desain yang ada di Farmhouse dan Floating Market?
3. Bagaimana bentuk kreasi penanaman tumbuhan yang terdapat di Farmhouse
dan Floating Market?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan analisis terkait definisi desain ramah lingkungan dan hemat
energi
2. Mengetahui berbagai bentuk desain ramah lingkungan dan hemat energi
yang ada di Farmhouse dan Floating Market
3. Mengetahui berbagai bentuk kreasi penanaman tumbuhan yang terdapat di
Farmhouse dan Floating Market
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk akademis

3
a. Menambah bahan bacaan mengenai desain ramah lingkungan dan hemat
energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan yang ada di Farmhouse
dan Floating Market.
b. Diharapkan dapat menjadi acuan dan penyumbang pemikiran-pemikiran
mengenai desain ramah lingkungan dan hemat energi serta enam kreasi
penanaman tumbuhan yang ada di Farmhouse dan Floating Market.
2. Untuk masyarakat
a. Memberi informasi dan pengetahuan tentang desain ramah lingkungan
dan hemat energi serta 6 kreasi penanaman tumbuhan yang ada di
Farmhouse dan Floating Market.
b. Diharapkan dapat menjadi panduan untuk diterapkan pada kehidupan
masyarakat.
3. Untuk penulis
a. Menambah pengalaman sekaligus informasi tentang desain ramah
lingkungan dan hemat energi serta 6 kreasi penanaman tumbuhan yang
ada di Farmhouse dan Floating Market.
b. Diharapkan dapat menjadi masukan dan menambah wawasan penulis,
serta mampu menjadi acuan bagi penulis yang lainnya.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori


1. Deskripsi Desain
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai
pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa
digunakan, baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja,
desain memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan objek baru”.
Sebagai kata benda, desain digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah
proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk
benda nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetika, dan
berbagai macam aspek lainnya dengan sumber data yang didapatkan dari riset,
pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari
desain, sehingga muncul istilah “perancangan proses”.
Desain secara etimologi, istilah Desain berasal dari beberapa serapan
bahasa yaitu kata “designo” (Italia) yang bermakna:
 To make preliminary sketches of
 To plan and carry out experiment
 To form in the mind
Kata “designare” (Latin) yang bermakna a plan, scheme, a project.
Dan kata “design” (Bahasa Inggris), istilah ini melengkapi kata
“rancang/rancangan/merancang” yang dinilai kurang mengekspresikan
keilmuan, keluasan, dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, kalangan
insinyur menggunakan istilah “rancang bangun“, sebagai pengganti istilah
desain. Namun di kalangan keilmuan seni rupa, istilah “desain” tetap secara
konsisten dan formal dipergunakan.

5
Penggunaan istilah design atau desain bermula dari gambar teknik arsitektur
(gambar potong untuk bangunan) serta di awal perkembangan, istilah desain
awalnya masih berbaur dengan seni dan kriya. Dimana, pada dasarnya seni
adalah suatu pola pikir untuk membentuk ekpresi murni yang cenderung fokus
pada nilai estetis dan pemaknaan secara privasi. Sedangkan desain memiliki
pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental seni dengan tidak
hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga aspek fungsi dan latar
industri secara massa, yang memang pada realitanya pengertian desain tidak
hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja, namun juga dalam bidang
teknologi, rekayasa, dan lain-lain.
Pengertian desain menurut beberapa kamus dan ensiklopedia yang disusun
oleh ahli bahasa dan kaum profesional (Sachari, 2005) adalah sebagai berikut:
1. Desain adalah garis besar, sketsa, rencana, seperti dalam kegiatan seni,
bangunan, gagasan tentang mesin yang akan diwujudkan (The American
Collage Dictionary).
2. Desain adalah gambar atau garis besar tentang sesuatu yang akan dikerjakan
atau dibuat (Readers Dictionary, Oxford Progressive English).
3. Desain merupakan susunan garis atau bentuk yang menyempurnakan
rencana kerja “seni” dengan memberi penekanan khusus pada aspek
proporsi, struktur, gerak, dan keindahan secara terpadu; identik dengan
pengertian komposisi yang berlaku pada berbagai cabang seni, meskipun
secara khusus kerap dikaji sebagai “seni terapan” (Encyclopedia Britanica)
4. Desain merupakan susuna elemen rupa pada satu pekerjaan seni (McGraw-
Hill Dictionary of Art).
5. Desain adalah sketsa gagasan yang memuat konsep bentuk yang akan
dikerjakan (Webster Dictionary).
6. Desain adalah dorongan keindahan yang diwujudkan dalam suatu bentuk
komposisi; rencana komposisi; sesuatu yang memiliki kekhasan; atau garis
besar suatu komposisi, misalnya bentuk yang berirama, desain motif,
komposisi nada, dan lain-lain (Encyclopedia of The Art).

6
Menurut Sachari terdapat beberapa pengertian-pengertian desain yang bersifat
rasional, sebagai berikut:
1. Desain merupakan pemecahan masalah dengan satu target yang jelas
(Archer, 1965)
2. Desain merupakan temuan unsur fisik yang paling objektif (Alexander,
1963)
3. Desain adalah tindakan dan inisiatif untuk mengubah karya manusia (Jones,
1970)
Dari beberapa pendapat diatas mengenai pengertian, dapat disimpulkan bahwa:
“Desain merupakan suatu hasil karya kreatif yang menggabungkan berbagai
seni dan arsitektur. Proses desain bukan hanya sekadar perancangan bernilai
estetika, akan tetapi juga dibutuhkan pertimbangan pemikiran, rasa, dan
gagasan. Selain itu juga melibatkan faktor internal (jiwa seni, ide, dan
kreativitas perancang) ataupun faktor eksternal (berupa hasil penelitian dari
berbagai bidang ilmu, teknologi, lingkungan, budaya dan sebagainya. Desain
berkaitan dengan konfigurasi, komposisi, arti, nilai dan tujuan dari fenomena
buatan manusia. Design is a blend of art, science and technology”.

2. Deskripsi Ramah Lingkungan


Ramah lingkungan adalah segala sesuatu yang tidak menyebabkan
kerusakan lingkungan, baik itu tindakan, keputusan, inovasi, program, dan
semua hal yang menyangkut lingkungan, sehingga bumi dan alam sekitar tetap
terjaga, lingkungan tetap bersih, sehat, nyaman dan layak untuk ditempati.
Asal kata ramah lingkungan berasal dari bahasa Yunani, yaitu techne, yang
berari keterampilan atau seni. Secara luas, teknologi dapat diartikan sebagai
sekumpulan teknik atau pengetahuan manusia tentang cara menggabungkan
sumber daya untuk memproduksi yang diinginkan, memecahkan masalah,
memenuhi kebutuhan, memuaskan keinginan, serta mencakup metode teknis,
keterampilan, proses, alat, dan bahan baku.

3. Deskripsi Lingkungan

7
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik
adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban,
cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang
bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikroorganisme (virus dan
bakteri). Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan adalah ilmu
lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "Lingkungan Hidup". Definisi
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain. Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang
ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal
balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan
komponen lainnya.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting dalam
pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen
biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup
mencakup seluruh makhluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia,
tumbuhan, jamur, dan benda hidup lainnya. Sedangkan komponen abiotik
adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan
lain sebagainya.
Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut Undang-
Undang No. 23 Tahun 2007 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau
8
kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah
lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.
Lingkungan hidup dapat mengalami kerusakan. Kerusakan pada lingkungan
hidup terjadi karena dua faktor baik faktor alami maupun karena tangan-tangan
jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan
oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak
maksimal pada lingkungan tersebut.
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan
lingkungan hidup.
 Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab
terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa
banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung
meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia
maupun mahkluk hidup lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya
lingkungan.
 Faktor buatan
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi
dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup
sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan
kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk
kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya
penebangan liar yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan
pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut akan
menimbulkan pencemaran.
Lantas perlu adanya upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain:
a. Penanaman kembali hutan yang gundul;
b. Pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang tempat;
c. Pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan;
9
d. Menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan;
e. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air,
udara, dan lingkungan.

4. Deskripsi Hemat Energi


Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi
jumlah penggunaan energi. Menghemat energi berarti tidak menggunakan
energi listrik untuk suatu hal yang tidak berguna. Penghematan energi dapat
dicapai dengan penggunaan energi secara efisien di mana manfaat yang sama
diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan
mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan
energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya
nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan.
Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan
melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri
dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghematan
energi.
Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan
energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan
energi per kapita, sehingga dapat mengurangi peningkatan kebutuhan energi
akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi peningkatan biaya energi, dan
dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi.
Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam
memilih metode produksi energi.
Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan
bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan
energi juga mempermudah pergantian sumber-sumber yang tak dapat
diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan
energi merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi,
dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan
meningkatkan produksi energi.
10
5. Deskripsi Bangunan Ramah Lingkungan
Green architecture atau green building yang dikenal sebagai konstruksi
hijau atau bangunan ramah lingkungan adalah praktek membuat struktur dan
menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber
daya yang efisien di seluruh bangunan, mulai dari tapak untuk desain,
konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi. Bangunan ramah
lingkungan didefinisikan sebagai sebuah istilah yang menggambarkan tentang
ekonomi, hemat energi, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi
pembangunan berkesinambungan. Tujuan umumnya bahwa bangunan hijau
dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan dari lingkungan yang
dibangun pada kesehatan manusia dan lingkungan alam oleh:
1. Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lain;
2. Kesehatan penghuni;
3. Melindungi dan meningkatkan produktivitas karyawan;
4. Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan.
Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building didorong menjadi
trend dunia. Bangunan ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi menahan
laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Dalam pemanasan
global, hal yang perlu diperhatikan adalah dengan penghematan air dan energi
serta penggunaan energi terbarukan. Arsitektur ramah lingkungan, yang juga
merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan
lingkungan alamnya.
Bentuk desain bangunan yang baik dan ramah lingkungan adalah bangunan
yang memperhatikan lingkungan sekitarnya, seperti membuat taman di
lingkungan rumah dan gedung. Selain itu, kurangi jumlah penggunaan kaca
pada rumah atau bangunan gedung kantor. Untuk desain interior, menggunakan
interior yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan listrik yang sangat
berlebihan. Selain itu, digunakan bahan-bahan seperti kayu, mengurangi
penggunaan kaca dan lampu, atau interior lainnya yang mengandung bahan
kaca. Sedangkan pada desain eksterior, dengan menghindari penggunaan bahan
bangunan yang berbahaya dan diganti dengan yang ramah lingkungan. Dengan
11
memperbanyak taman hijau dan taman yang memang dibutuhkan untuk
mengatur keseimbangan lingkungan sekitar. Atap-atap bangunan
dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki
nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau
bertambah).
Pemilihan material yang ramah lingkungan dapat dijabarkan menjadi dua
hal yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, pemilihan
bahan sebaiknya menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak
bertentangan dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material
kayu, batu alam ataupun bahan bangunan yang mengandung racun seperti
asbeston. Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah
lingkungan, misalnya menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED
yang rendah konsumsi listrik, semen instan yang praktis dan efisien, ataupun
memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume
tertentu.

6. Deskripsi Bangunan Hemat Energi


Bangunan hemat energi menurut Ir. Jimmy Priatman, M.Arch. IAI adalah
bangunan yang dirancang dengan konsep arsitektur yang didasarkan pada
sebuah pemikiran untuk meminimalkan energi listrik, tanpa mengubah dan
membatasi fungsi dan kenyamanan bangunan serta produktivitas penghuninya.
Dalam definisi lain secara umum dinyatakan bahwa bangunan hemat energi,
yaitu bangunan yang tidak banyak memakai energi dari bumi serta tidak
membuat polusi yang mencemarkan lingkungan sekitar. Dengan kondisi bumi
yang mengalami pemanasan global (global warming) saat ini membuat
bangunan hemat energi sangat berguna untuk mengurangi efek yang lebih besar
dari global warming tersebut.
Dari kedua definisi tadi maka bisa didapatkan sebuah konsep utama dari
bangunan hemat energi (green building) yakni meminimalkan sumber daya
alam serta tidak merusak lingkungan. Untuk menjadikan bangunan berstatus
atau memiliki kriteria green building (bangunan hemat energi) maka ada

12
beberapa prinsip yang harus dipenuhi. Meski tidak bersifat baku dan mengikat
karena bisa disesuaikan dengan kebutuhan, tapi panduan atau kriteria-kriteria
ini akan membantu dalam menetapkan ciri bangunan hemat energi. Prinsip
dasar bangunan hemat energi (green building) tersebut yaitu:

 Hemat energi (conserving energy). Sesuai dengan namanya, maka


bangunan hemat energi akan mengusung konsep hemat energi, yaitu sebisa
mungkin dapat meminimalkan penggunaan energi listrik. Sebagai solusinya
maka bangunan hemat energi ini bisa menggunakan energi alternatif dari
alam.
 Memperhatikan kondisi iklim (working with climate). Maksudnya adalah
bangunan hemat energi harus memiliki desain yang didasarkan pada iklim
setempat sehingga ramah lingkungan serta hemat sumber energi.
 Minimizing new resources, yaitu desain bangunan menggunakan material
yang tidak merugikan ekosistem dan sumber daya alam, serta
memaksimalkan sumber daya alam baru yang tidak cepat habis hingga masa
yang akan datang.
 Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni
bangunan tersebut (Respect for site), dimana bangunan yang ada tidak
memiliki efek negatif bagi kesehatan penghuninya serta tidak merusak
lingkungan sekitar dengan tidak mengubah tapak aslinya (tidak merusak
lingkungan yang ada).
 Merespon keadaan tapak dari bangunan (Respect for user), yakni membuat
nyaman penghuninya karena bangunan yang memenuhi semua kebutuhan
dari penghuni yang tinggal di bangunan tersebut.
Bangunan hemat energi juga memiliki manfaat. Tidak hanya untuk
mencegah kerusakan bumi semakin parah serta mengurangi efek pemanasan
global (global warming), bangunan hemat energi juga mempunyai beberapa
manfaat lain seperti:
 Menghemat biaya pengeluaran untuk listrik. Hal ini dikarenakan bangunan
hemat energi menggunakan energi alam di sekitar bangunan.

13
 Menyehatkan penghuni karena udara, air dan tanah disekitar bangunan
terhindar dari polusi atau pencemaran.
 Menciptakan kenyamanan bagi penghuninya, karena bangunan hemat
energi menggunakan bahan-bahan (material) yang ramah lingkungan.
 Ketika penghuninya sudah nyaman dan sehat, maka bangunan hemat energi
akan menghadirkan produktivitas pada setiap pekerjaan atau aktivitas yang
dikerjakan di dalamnya.

2.2 Konsep Bangunan Desain Ramah Lingkungan (Green Building)


Beberapa aspek utama green building antara lain:
1. Material
Material yang digunakan untuk membangun harus diperoleh dari alam, dan
merupakan sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan. Daya
tahan material bangunan yang layak sebaiknya teruji, namun tetap mengandung
unsur bahan daur ulang, mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan
kembali atau didaur ulang.
2. Energi
Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan.
Selain itu, bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat
penggunaan energi, terutama lampu dan AC. Untuk siang hari, jendela
sebaiknya dibuka agar mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya juga
dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya. Green building
juga harus menggunakan lampu hemat energi, peralatan listrik hemat energi,
serta teknologi energi terbarukan, seperti turbin angin dan panel surya.
3. Air
Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air
hujan. Cara ini akan mendaur ulang air yang dapat digunakan untuk menyiram
tanaman atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti
pancuran air beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi,
menggunakan toilet hemat air, dan memasang sistem pemanas air tanpa listrik.
4. Kesehatan

14
Penggunaan bahan-bahan bagunan dan furnitur harus tidak beracun, bebas
emisi, rendah atau non-VOC (senyawa organik yang mudah menguap), dan
tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas
udara dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-
alat pengatur kelembaban udara.

2.3 Manfaat Pembangunan Ramah Lingkungan (Green Building)


1. Manfaat Lingkungan
a. Meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem
b. Memperbaiki kualitas udara
c. Memperbaiki kualitas air
d. Mereduksi limbah
e. Konservasi sumber daya alam
2. Manfaat Ekonomi
a. Mereduksi biaya operasional
b. Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau
c. Meningkatkan produktivitas penghuni
d. Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi
3. Manfaat Sosial
a. Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni
b. Meningkatkan kualitas estetika
c. Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal

2.4 Contoh Objek Wisata yang Ramah Lingkungan


Objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang
merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.
Menurut SK MENPARPOSTEL No. KM. 98/PW.102/MPPT-87, objek wisata
adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang
dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan
sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.

15
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi
atau liburan. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan
perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan
rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani
jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman
dan jaa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dan lain-lain. Dan
juga menawarkan tempat istirahat, budaya, pelarian, petualangan, pengalaman baru
dan berbeda lainnya.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud
dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah
dan pemerintah daerah. Contoh objek wisata yang ramah lingkungan adalah
Farmhouse dan Floating Market yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung.
Farmhouse Lembang Bandung merupakan tempat wisata baru yang terdapat di
Lembang, berdiri dan dibuka sejak bulan Desember 2015. Farmhouse Lembang
memiliki luas sekitar 2 hektar dan menjelma menjadi tempat wisata Lembang yang
paling diminati. Kondisi alam yang sejuk dan indah ditambah konsep wisata yang
bertemakan Eropa menjadikan Farmhouse Lembang wisata Nusantara, namun
bercitarasakan Eropa. Farmhouse Lembang Bandung memang sangat cocok untuk
dijadikan wisata keluarga Anda, karena selain pemandangannya yang indah, tempat
yang strategis juga didukung oleh konsep wisata yang modern dan berimajinasi
tinggi membuat Farmhouse Lembang beda dari yang lainnya.
Farmhouse Lembang Bandung sebenarnya masih satu grup dengan tempat
wisata Floating Market Lembang, De Ranch dan Rumah Sosis, maka tak heran jika
konsep penjualan tiketnya pun tidak jauh berbeda dengan ketiga tempat wisata
Lembang tersebut, dimana setiap tiket masuk dapat ditukar dengan satu cup susu
sapi atau satu sosis bakar yang lezat.
Farmhouse Lembang menyajikan Taman Bunga berornamen Eropa walaupun
tidak sama persis seperti di Eropa, namun tetap saja akan membuat Anda merasa
16
layaknya sedang berada di Eropa. Biasanya setiap pengunjung akan mengabadikan
momen di spot wisata ini dengan cara berfoto ria.
Farmhouse Lembang juga menyajikan Rumah Hobbit ala Hobbiton di New
Zealand yang memang didesain mirip dengan yang ada di film. Wisatawan harus
membungkukkan badan jika ingin masuk ke Rumah Hobbit karena sesuai dalam
film, rumah ini sangat mungil.
Tidak hanya spot wisata khas Eropa yang dapat Anda nikmati, khususnya bagi
kaum hawa dapat menikmati bagaimana rasanya menjadi gadis Eropa yang
menawan layaknya di Film Zoro. Para kaum hawa dapat menyewa kostum maid
dan memakai kostum tersebut sambil bergaya layaknya Cinderella.
Selain seru, Farmhouse Lembang juga merupakan tempat yang romantis. Bagi
wisatawan muda dan mudi yang ingin mengabadikan perasaan cinta bersama
pasangan dengan cara gembok cinta layaknya di Jembatan Pont des Arts Perancis,
Farmhouse Lembang menyediakan sarana tersebut. Tentunya suasana Prancis dan
romantis akan kental terasa ketika Anda dan kekasih melakukan gembok cinta di
spot yang ada di Farmhouse Lembang ini.
Farmhouse Lembang Bandung memiliki peternakan mini yang bisa wisatawan
lihat bersama anak-anak. Hal ini tentunya akan membuat anak-anak semakin betah
dan gembira, beberapa hewan tersebut yaitu: Iguana, Kelinci, Angsa, Burung,
Kambing, dan lain-lain. Semua hewan tersebut bisa diajak bermain oleh wisatawan
dengan langsung menyentuhnya.
Selain Farmhouse, ada pula Floating Market Lembang yang bila diartikan ke
dalam Bahasa Indonesia berarti “Pasar Terapung” terletak di Lembang dan
merupakan satu-satunya pasar terapung yang terdapat di Bandung, bahkan di Jawa
Barat. Berbeda dengan jenis pasar terapung yang ada di daerah lain di Indonesia
yang menjadikan sungai sebagai jalur transportasinya, maka pasar terapung di
Lembang ini menggunakan situ atau danau sebagai pusat aktifitasnya.
Konsep tempat wisata di Lembang ini adalah ‘Desa dan Kampung Wisata’ yang
menawarkan jenis wisata dengan latar alam khas pedesaan yang asri dan sejuk. Di
sekitar Lembang memang dikenal sejuk udaranya dan indah pemandangan

17
alamnya. Floating Market diresmikan operasionalnya pada tanggal 12 Desember
2012, Floating Market kini menjadi wisata unggulan daerah Lembang.
Floating Market Lembang sendiri sebenarnya berada di atas air kawasan situ
seluas 7,2 hektar yang terdapat di Lembang, bernama Situ Umar dan Situ Karang
Putri. Keberadaan lokasi wisata ini selain berfungsi sebagai cagar wisata situ-situ
Bandung yang hampir punah karena banyak yang telah berubah fungsi menjadi
areal perumahan serta perekonomian, juga kawasan wisata pasar apung lembang ini
menjadi pemberdaya ekonomi masyarakat sekitar dan objek penyumbang
pendapatan asli daerah [PAD] Bandung.
Sensasi wisata yang ditawarkan Floating Market Lembang untuk pengunjung
adalah selain menawarkan keindahan alam sekitar situ atau danau yang asri dan
indah, pengunjung juga disuguhkan dengan beragam aneka menu kuliner khas Jawa
Barat atau Sunda yang lezat dan nikmat, dijajakan di atas perahu-perahu yang
berjumlah sekitar 46 buah yang berjajar rapi di sepanjang tepian kawasan danau.
Menu kuliner serta jajanan seperti Baso Tahu, Colenak, Siomay, Tahu Lembang,
Surabi, Sosis Bakar, Tempe Mendoan, Batagor, Lotek, Jagung Bakar, Karedok,
Otak-Otak, Ketan Bakar, Duren Bakar, Jamur, Dimsum, dan masih banyak menu
kuliner menarik lainnya yang bisa dinikmati hanya dengan kisaran harga mulai
Rp.5000 sampai Rp.35.000.
Sebagai pusat wisata kuliner dengan konsep wisata alam berupa danau,
maka Floating Market Lembang juga memiliki beberapa fasilitas pendukung yang
akan menjadikan kawasan wisata ini menjadi lebih beragam serta cocok untuk
dijadikan tempat wisata keluarga yang terbaik. Berikut adalah fasilitas serta
kegiatan yang bisa ditemukan selama berwisata di sini:
 Memberi makan ikan, angsa, dan kelinci
 Kano
 Sampan
 Perahu Kayuh
 Sepeda Air
 ATV
 Flying Fox
18
 Kebun petik stroberi
 Kebun sayur organik
 Restoran
 Factory Outlet
Untuk harga tiket masuk atau HTM di berbagai wahana permainan yang ada
di Floating Market Lembang memiliki beragam harga, akan tetapi secara
keseluruhan HTM wahana permainan di sini berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp
70.000. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah untuk membeli sesuatu maupun
bermain di berbagai wahana permainan Floating Market, Anda tidak bisa
menggunakan uang tunai, akantetapi harus ditukarkan terlebih dahulu dengan
sejumlah koin yang nantinya digunakan sebagai alat transaksi. Koin khusus ini ada
4 jenis dengan 4 warna berbeda sesuai dengan nilai koin tersebut. Nilai Rp 5.000
(kuning), Rp 10.000 (biru), Rp 50.000 (merah muda), dan Rp 100.000 (jingga).
Selain itu, di tempat ini juga tersedia Gazebo, Dengan harga sewa Rp 65.000,
maka tempat ini bisa dijadikan sebagai tempat pelepas lelah atau beristirahat
bersama keluarga, setelah lelah dan kenyang menikmati beragam aneka menu
kuliner atau jajanan favorit. Di Gazebo Anda bisa melihat aktifitas wisata di sekitar
danau sambil merasakan hembusan angin yang sejuk serta pemandangan indah.
Harga tiket masuk Floating Market Lembang adalah sebesar Rp.10.000/orang
yang kemudian bisa ditukarkan dengan aneka wellcome drink seperti Choco Latte,
Coffee Late, Milo atau Lemon Tea, kemudian untuk kendaraan seperti mobil
dikenai biaya masuk Rp.5.000/mobil.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif lapangan. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang dilakukan untuk memahami fenomena tentang yang
dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan cara dideskripsikan dalam
bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Prosedur penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif (Margono, 2010).
Moleong (2009) mengungkapkan tentang penelitian kualitatif lapangan, yaitu
peneliti melakukan pengambilan data di lapangan untuk mengadakan pengamatan
tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah atau ‘in situ’.
Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistik. Moleong (2009)
menyatakan pendekatan naturalistik digunakan untuk mencari dan menemukan
pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks
khusus.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Farmhouse dan Floating Market, Lembang, Bandung,
Jawa Barat. Waktu penelitian dilakukan selama satu hari, yaitu tanggal 18
Desember 2018 dengan pengambilan sampel desain ramah lingkungan dan hemat
energi, serta enam kreasi penanaman tumbuhan sebanyak 6 kali.

3.3 Sumber Data


1. Data Primer
Data merupakan segala keterangan atau informasi mengenai segala hal yang
berkaitan dengan tujuan penelitian (Idrus, 2007). Data Primer merupakan data
yang didapat dari sumber pertama misalnya hasil wawancara (Sugiharto, et al,
2003). Sumber data utama dalam penelitian kualitatif yaitu kata-kata, tindakan,
dan selebihnya adalah data tambahan (Moleong, 2009). Data primer dalam
penelitian ini adalah desain bangunan yang ramah lingkungan dan hemat
20
energi, serta berbagai bentuk kreasi penanaman tumbuhan yang ditanam di
Farmhouse dan Floating Market, Lembang, Bandung, Jawa Barat.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari peneliti selain data
utama atau data pendukung (Moleong, 2007). Data sekunder dalam penelitian
ini adalah dokumentasi, indikator lingkungan, ensiklopedi desain ramah
lingkungan dan hemat energi serta kreasi penanaman tumbuhan, buku, internet,
dan catatan lapangan.

3.4 Fokus Penelitian


Fokus utama dalam penelitian adalah desain ramah lingkungan dan hemat
energi serta 6 kreasi penanaman tumbuhan yang terdapat di Farmhouse dan Floating
Market, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Identifikasi mengacu pada desain yang
ramah lingkungan dan hemat energi serta kreasi penanaman tumbuhan untuk
mengetahui manfaatnya pada lingkungan dan kehidupan. Hasil identifikasi
digunakan untuk melengkapi karya tulis ilmiah yang diajukan guna memenuhi nilai
akhir penulis.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dokumentasi, pengambilan sampel dan identifikasi.
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses melihat, mengamati, mencermati
dan merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu
(Herdiansyah, 2010).
Observasi dilakukan sebagai langkah awal untuk memperoleh
informasi dan gambaran objek yang akan diteliti. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengamati berbagai kreasi desain penanaman tumbuhan yang ramah
lingkungan dan hemat energi yang akan digunakan sebagai bahan untuk
melakukan identifikasi.
2. Wawancara

21
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara
tidak berstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2015). Wawancara
digunakan sebagai data pendukung penelitian, untuk mengetahui keadaan
kawasan Farmhouse dan Floating Market, dan jumlah peneliti yang
melakukan penelitian di Farmhouse dan Floating Market. Hasil wawancara
akan dituliskan dalam bentuk catatan lapangan.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengambil objek gambar
pada desain yang ramah lingkungan dan hemat energi serta kreasi
penanaman tumbuhan pada saat pengambilan sampel. Hasil foto objek
nantinya dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk identifikasi
setelah dicocokkan dengan ensiklopedia bergambar dari desain ramah
lingkungan dan hemat energi.
4. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel desain ramah lingkungan dan hemat energi
serta kreasi penanaman tumbuhan dilakukan dengan cara menelusuri
wilayah penelitian. Lahan Farmhouse seluas 2 hektar, sedangkan Floating
Market memiliki luas sekitar 7 hektar. Penelitian ini hanya terfokus pada
wilayah yang terdapat desain ramah lingkungan dan hemat energi serta
kreasi penanaman tumbuhan. Pengumpulan data lapangan menggunakan
metode jelajah (cruise method) khususnya jelajah di area luar, tengah dan
dalam kawasan.
5. Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan buku atau artikel yang
ada di internet mengenai identifikasi desain ramah lingkungan dan hemat
energi serta kreasi penanaman tumbuhan.

22
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

4.1 Deskripsi Data


Kegiatan pengamatan terhadap desain ramah lingkungan dan hemat energi,
serta enam kreasi penanaman tumbuhan telah dilakukan di Farmhouse Susu
Lembang dan Floating Market Lembang pada hari Selasa, 18 Desember 2018.
Dengan destinasi pertama, yakni Farmhouse Susu Lembang, kemudian barulah
Floating Market Lembang. Hal tersebut dikarenakan dari Kecamatan Cikarang
Selatan, Kabupaten Bekasi menuju Farmhouse Susu Lembang berjarak 121 km,
sementara untuk menuju Floating Market Lembang sedikit lebih jauh 2 km, yakni
berjarak 123 km.

1. Deskripsi Wilayah Lembang


Lembang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat, Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 22 km dari Ibukota Kabupaten
Bandung Barat ke arah timur laut melalui Cisarua. Pusat pemerintahannya
berada di Desa Lembang. Kecamatan Lembang merupakan kecamatan paling
timur dan terkenal sebagai tujuan wisata di Jawa Barat. Lembang memiliki luas
95,56 km2 dan memiliki batas wilayah, yakni Utara: Kabupaten Subang ;
Selatan: Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi ; Barat:
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Purwakarta dan Kota Cimahi ; Timur:
Kabupaten Sumedang.
Kecamatan Lembang berada pada ketinggian antara 1.312 hingga 2.084
meter di atas permukaan laut. Titik tertinggi terdapat di puncak Gunung
Tangkuban Perahu. Sebagai daerah yang terletak di pegunungan, suhu rata-rata
berkisar antara 17-27C. Potensi alam yang baik menjadikan Lembang
menjadi pusat pendidikan dan penelitian untuk pertanian dan peternakan,
sekaligus sebagai tempat wisata yang dapat dikunjungi dengan segala
keindahan alam yang ada. Objek-objek wisata alam tersebar sedikitnya di ¾

23
desa yang ada di Kecamatan Lermbang. Lembang merupakan kecamatan yang
unggul dalam variasi konsep wisata alam. Selain itu, wisata kuliner dan
penginapan menjadi daya tarik tersendiri.
Ada banyak sekali objek wisata yang bisa ditemukan di kawasan Lembang,
misalnya Gunung Tangkuban Perahu, Floating Market Lembang, Taman
Miniatur Kereta Api, Kampung Gajah Wonderland, Farmhouse Susu
Lembang, dan masih banyak lagi. Dari banyaknya objek wisata yang terdapat
di Lembang, kami melakukan penelitian di dua objek wisata di Lembang, yakni
Farmhouse Susu Lembang dan Floating Market.

2. Deskripsi Farmhouse Susu Lembang


Farmhouse Susu Lembang merupakan tempat wisata yang terletak di Jalan
Raya Lembang No. 108 Gudangkahuripan, Lembang, Bandung Barat yang
dibuka sejak bulan Desember 2015. Sekitar 1,5 hektar luas lahan parkir
Farmhouse Susu Lembang atau 75% dari 2 hektar lahan Farmhouse.
Farmhouse merupakan salah satu tempat wisata yang paling banyak diburu
oleh para wisatawan saat berlibur dan menjadi salah satu destinasi wisata
populer di Bandung. Farmhouse memiliki konsep wisata bernuansa Eropa.
Perpaduan antara konsep suasana pedesaan, pertanian, peternakan, dan
aglikultur abad pertengahan menjadikan Farmhouse sebagai tempat wisata
yang sangat unik dan menarik.
Farmhouse memiliki lokasi yang strategis dan aksesnya sangat mudah
karena terletak pada jalan utama. Rute Farmhouse hanya sekitar 2 km sebelum
Hotel Grand Lembang, dekat dengan warung-warung yang banyak menjual
sate kelinci di sepanjang Jalan Raya Lembang. Dan apabila ingin melakukan
perjalanan, maka untuk rute dari Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten
Bekasi menuju Jalan Raya Lembang No. 108 Gudangkahuripan, Lembang,
Kabupaten Bandung Barat sejauh 121 km. Di sekitar Farmhouse terdapat
Warung Sate Kelinci Pak Sapri, Pondok Kahuripan, Baker Street Farmhouse,
dan Brew Coffee Farmhouse.

24
Gambar 4.1 Area masuk Farmhouse Susu Lembang
(Sumber : dokumentasi pribadi)

3. Deskripsi Floating Market Lembang


Floating Market merupakan tempat wisata yang beralamatkan di Jalan
Grand Hotel No. 33 E Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia.
Floating Market mengusung konsep wisata berupa pasar terapung tradisional
mirip seperti yang ada di Langkat Sumatera Utara atau Sungai Kuin yang ada
di Kalimantan. Hawa sejuk serta panorama pegunungan yang indah menambah
area wisata ini menjadi tempat yang menyenangkan. Floating Market sendiri
memiliki tempat untuk wisata kuliner, wisata edukasi, dan arena bermain.
Tidak heran jika setiap akhir pekan, Floating Market Lembang selalu ramai
dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah. Dan dari tahun ke tahun
terjadi kenaikan jumlah pengunjung. Para wisatawan yang berkunjung ke
Floating Market bisa merasakan sesuatu yang berbeda dan unik, yaitu
berbelanja di atas perahu yang sedang terapung di atas danau. Barang-barang
yang dijual seperti sayur-mayur, lauk-pauk, ikan segar, jajanan, camilan hingga
makanan berat, dan lain sebagainya.
Floating Market Lembang ini awalnya berupa danau alami yang bernama
“Situ Umar” yang juga merupakan kolam pemancingan. Pada awal Desember
2012 tempat ini dibuka dengan konsep Floating Market atau pasar apung

25
dengan tujuan sebagai tempat wisata keluarga di Lembang Bandung. Khusus
untuk food court dan pusat oleh-oleh khas Sunda yang dijual terapung hanya
buka di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Sedangkan taman bermain dan
restoran-restoran yang tersedia tetap dibuka saat hari biasa. Tempat yang
memiliki konsep unik ini menempati lahan seluas 7,2 hektar dan masih akan
terus dikembangkan.
Akses menuju Floating Market Lembang cukup mudah. Apabila
menggunakan kendaraan pribadi, maka jalur yang dapat dipilih adalah melalui
Cipaganti, Setiabudhi, Ledeng, Lembang, sementara dari arah Subang dapat
melalui Ciater. Dan apabila ingin melakukan perjalanan, maka untuk rute dari
Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi menuju Floating Market
Jalan Grand Hotel No. 33 E Lembang, Bandung Barat sejauh 123 km. Di
sekitar Floating Market terdapat Taman Miniatur Kereta Api, Flying Fox
Adventure, dan Stadion Bentang.

Gambar 4.2 Area Pintu Masuk Floating Market


(Sumber : dokumentasi pribadi)

4.2 Analisis Data


1. Analisis Desain Ramah Lingkungan
Ramah lingkungan berarti hemat. Fakta akibat pemanasan global
mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus berkembang dalam
dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau
26
menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material
bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu
ke depan. Desain bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk
memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Hanya sedikit yang
menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari.

Gambar 4.3 Kedai Roti Bakar dan Kukus ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.4 Kedai Kaktus ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

27
Gambar 4.5 Kedai Topi Cowboy ala Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.6 Kedai Gelas Cantik ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.7 Photocorner ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
28
Gambar 4.8 Tempat untuk Bersantai ala Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.9 Kedai Souvenir ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.10 Kedai Asesoris dan Gantungan ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
29
Gambar 4.11 Tempat Pembelian Voucher Tambahan di Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.12 Kedai Mainan Anak ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.13 Kasir ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
30
Gambar 4.14 Rumah Hobbit di Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.15 Rumah Hobbit di Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.16 Rumah Hobbit di Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
31
Gambar 4.17 Toko Bunga dan Souvenir ala Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.18 Rumah yang ada di My Secret Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.19 Perosotan Taman Bermain Anak ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
32
Gambar 4.20 Kandang Domba Merino di Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.21 Delman Tiruan ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.22 Dapur Rumah Eropa ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
33
Gambar 4.23 Peralatan Masak di Rumah Eropa Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.24 Tempat Duduk untuk Bersantai di Floating Market


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.25 Salah Satu Rumah Adat di Floating Market


(Sumber : dokumentasi pribadi)
34
Gsambar 4. 26 Kandang Kelinci di Floating Market
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.27 Tempat Penukaran Koin di Floating Market


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.28 Gazebo di Floating Market


(Sumber : dokumentasi pribadi)
35
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi
lingkungan
c. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita bisa semakin dekat
dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata
mengingatkan kita pada tanah dan kayu mengingatkan kita pada pepohonan)
d. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau
proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk
memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya batu bata,
semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan
atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu
kriteria saja, seperti kayu yang semakin sulit didapat, tetapi bila dipakai dengan
hemat dan benar bisa membuat kita merasa semakin dekat dengan alam karena
mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan gambar-gambar di
atas, dapat dilihat bahwa bangunan-bangunan yang terdapat di Farmhouse Susu
Lembang dan Floating Market Lembang semuanya terbuat dari kayu. Karena
kayu dapat menyerap karbon dioksida sehingga tidak perlu menghabiskan
banyak energi. Kayu juga lebih mudah diperoleh, mudah diolah, dan dapat
dibentuk sesuai keinginan (berbeda dengan bambu yang memerlukan keuletan
lebih untuk memotong dan membentuknya, bahkan butuh keahlian khusus
untuk membentuk anyaman bambu sesuai bentuk yang diinginkan).
Proses pembuatan kayu pun relatif singkat dan cepat (berbeda dengan
bambu yang perlu diisik-isik atau dibuat lembaran-lembaran terlebih dahulu
bila ingin dibuat anyaman). Selain itu, kedai-kedai yang ada di Farmhouse Susu
Lembang memanfaatkan kayu sebagai bahan dasar bangunan karena modalnya
yang lebih sedikit dan kayu lebih mudah ditemukan daripada bambu.
Dibandingkan dengan bambu yang harus membeli selonjor (dibeli per
batangan), kayu dapat diperoleh dengan memanfaatkan limbah industri
36
pengolahan kayu, mebel, dan perabotan rumah tangga. Limbah tersebut berupa
sisa-sisa potongan, serpihan dan serbuk gergaji yang seringkali hanya
digunakan sebagai kayu bakar atau dibuang begitu saja. Namun ditangan orang
kreatif, limbah kayu tersebut dapat menjadi benda seni bernilai tinggi. Selain
tidak memerlukan modal besar, usaha kreatif berbahan limbah kayu juga
terjaga ketersediaan bahan mentahnya selama industri pengolahan kayu dan
mebel tetap berjalan. Semua jenis kayu dapat digunakan sebagai bahan dasar
baik itu untuk bahan bangunan maupun kerajinan. Namun untuk menghasilkan
bangunan maupun kerajinan yang kuat dan memiliki tekstur yang bagus,
sebaiknya gunakan limbah kayu jati atau sonokeling. Kedua bahan tersebut
memiliki serat yang halus dan awet.
Berbagai jenis pohon dapat menghasilkan kayu yang memiliki sifat-sifat
yang berbeda. Bahkan, dalam satu pohon dapat diperoleh kayu dengan sifat
berbeda. Oleh karena itu, pemanfaatan kayu untuk suatu tujuan tertentu harus
disesuaikan dengan sifat-sifat kayu yang akan dipakai dan persyaratan teknis
yang diperlukan. Seperti kayu yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
pada tempat-tempat di Farmhouse Susu Lembang dan Flaoting Market
Lembang, maka harus dipilih kayu yang memiliki sifat kuat, awet, dan keras.
Sifat-sifat kayu tersebut ada pada kayu jati, kepur, kempas dan keruing. Dan
dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain, kayu termasuk yang lebih
tahan terhadap tekanan dan benturan.
Tidak hanya bangunannya saja, melainkan berbagai peralatan dan benda-
benda yang ada di dalam bangunan tesebut juga memanfaatkan kayu sebagai
bahan dasarnya. Misalnya pada gambar 4.24 dapat dilihat, bahwa di Flaoting
Market Lembang meja dan bangkunya terbuat dari kayu. Tidak hanya di
Flaoting Market saja, namun juga di Farmhouse Susu Lembang terdapat meja
dan bangku yang terbuat dari kayu, tetapi adapula bangku yang terbuat dari
batang pohon. Di dalam Rumah Eropa yang ada di Farmhouse Susu Lembang
banyak terdapat peralatan rumah tangga yang terbuat dari kayu, seperti
peralatan memasak, peralatan makan, dan peralatan rumah tangga lainnya.

37
Farmhouse maupun Floating Market, keduanya banyak memanfaatkan kayu
dan batang pohon sebagai bahan bangunan beserta isinya.
Selain kayu, digunakan pula batang jerami sebagai atap bangunan-bangunan
tersebut. Pendayagunaan batang jerami sebagai bahan bangunan dapat
memberikan nuansa yang unik dan berbeda, sebab warna alami jerami dapat
menonjolkan kesan tradisional dan alami. Selain sebagai atap, batang jerami
yang disusun dengan rapi juga dapat menampilkan kesan yang atraktif dalam
eksterior sebuah bangunan. Batang jerami yang dimanfaatkan untuk
menggantikan dinding bata, kayu atau gipsum ternyata dapat menghasilkan
insulasi yang sangat baik bila disusun dengan baik. Tidak hanya murah, tetapi
juga berkelanjutan karena jerami tumbuh sangat cepat di alam.

Gambar 4.29 Toko Oleh-Oleh ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.30 Tempat Duduk Bersantai ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
38
Gambar 4.31 Toko Mainan Miniatur Anak ala Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.32 Area menuju Rumah Hobbit di Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
Berdasarkan gambar-gambar di atas, bahwa bangunan-bangunan tersebut
memanfaatkan batu alam sebagai bahan dasarnya. Batu alam tidak hanya
digunakan sebagai bahan eksterior bangunan saja, namun digunakan juga
dalam lansekap dan mempercantik interior bangunan. Batu-batuan alam
umumnya awet dan perawatannya mudah. Batu-batuan alam memiliki
kelebihan dibandingkan dengan bahan bangunan lainnya, yaitu mudah
ditemukan, awet, bersifat estetika (dapat dilihat dari segi keindahan), dan
perawatannya yang mudah. Material ini memiliki nilai keberlanjutan yang
cukup tinggi. Alasannya adalah karena batu alam tidak memerlukan
pengolahan rumit lebih lanjut ketika diambil dari alam. Batu dapat langsung
digunakan sebagai bahan bangunan baik dalam maupun luar ruangan bahkan

39
untuk struktural. Artinya, batuan alam mengeluarkan sangat sedikit emisi CO2.
Selain itu selama masa penggunaannya, umumnya batuan tidak mengeluarkan
zat sampingan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Apabila diaplikasikan
dengan tepat, batu juga dapat menyimpan panas dan melepaskannya secara
perlahan.
Batuan alam biasanya tidak meninggalkan bahan sisa seperti kayu dan
papan gipsum. Batuan alam umumnya tidak mudah tergores, terendam air
maupun bernoda, dan mudah dibersihkan. Di luar ruangan, batu dapat
digunakan untuk teras menuju trotoar, dinding penahan untuk kebun dan
lansekap yang umumnya panjang. Dan daya tahan batu yang tinggi merupakan
investasi cerdas apabila batu alam dirawat dengan baik, karena itu artinya
batuan tidak perlu diganti dalam jangka waktu yang lama.
Sedangkan pada atap-atap bangunan, atap dikembangkan menjadi taman
atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi, yaitu
menurunnya atau berkurangnya suhu udara sehingga suhu udara rendah,
berkurangnya pencemaran, dan semakin bertambahnya ruang hijau.
Keberadaan taman atap memiliki peran penting serta ruang hijau lainnya.
Ancaman terhadap keberadaan ruang hijau akibat pembangunan infrastruktur
kota dapat diimbangi atau dikompensasi dengan mengembangkan taman atap.
Secara umum, manfaat dari taman atap (Rooftops Hijau, 2008, Holladay,
2006), yaitu:
a) Mengurangi tingkat polusi udara. Vegetasi pada taman atap dapat
mengubah polutan (toksin) di udara menjadi senyawa berbahaya melalui
reoksigenation. Taman atap juga berperan dalam menstabilkan jumlah gas
rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfer kota sehingga untuk menekan
efek rumah kaca.
b) Menurunkan suhu. Kehadiran taman atap dapat mengurangi efek radiasi
panas dari matahari dan dari dinding tanah (panas efek pulau).
c) Konservasi air. Taman atap dapat menyimpan sebagian besar air yang
berasal dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-
transpirasi yang lebih efisien.
40
d) Mengurangi polusi suara atau kebisingan. Komposisi vegetasi pada taman
atap memiliki potensi yang baik dalam mengurangi kebisingan yang berasal
dari luar bangunan (kebisingan dari kendaraan bermotor atau kegiatan
industri).
e) Menampilkan keindahan aspek bangunan (estetika), serta fungsi dari taman
pada umumnya. Taman atap (atap hijau) memberikan aspek pembangunan
keindahan yang terlihat lebih hidup, indah, dan nyaman.
f) Meningkatkan keanekaragaman hayati keragaman kota. Taman atap dapat
berfungsi sebagai penghubung bagi gerakan serta organisme habitat (satwa)
antara ruang hijau di daerah perkotaan.
Berdasarkan jumlah biaya (maintenance) yang dibutuhkan, kedalaman
tanah (media tanam) dan jenis tanaman yang digunakan, roof garden dibagi
menjadi tiga macam, yaitu (The Site.org Lingkungan, 2006):
1) Roof garden ekstensif (Green Roof). Jenis biaya roof garden dengan
pemeliharaan cukup rendah, media tanam (tanah) dangkal, dan tanaman
yang digunakan adalah tanaman hias ringan. Roof garden ekstensif
memiliki skala bangunan yang ringan dan sempit sehingga banyak
digunakan di rumah yang tidak terlalu luas seperti garasi, atap, teras atau
dinding.
2) Roof garden ekstensif semi (Semi-Extensive Green Roof). Taman atap yang
memiliki kedalaman media tanam (tanah) lebih dari sebuah taman atap yang
luas, dapat menampung sejumlah besar tanaman dan lebih dekoratif. Taman
atap ini membutuhkan struktur yang lebih kuat dan berat.
3) Roof Garden Intensif (Intensive Green Roof). Taman atap ini memiliki
ukuran luas dari struktur yang besar dan kuat, mampu menampung berbagai
jenis tanaman kecil dan besar (pohon). Taman atap jenis ini banyak
digunakan pada bangunan besar (pencakar langit) dan dapat digunakan
sebagai sarana rekreasi.
Taman atap juga memiliki berbagai keuntungan atau manfaat. Berikut
keuntungan dari taman atap adalah sebagai berikut:
1) Keuntungan Ekologi
41
 Dapat menciptakan iklim mikro yang sejuk.
 Mengundang hewan-hewan seperti burung dan unggas lainnya.
 Melestarikan tanaman lain.
 Mengurangi polusi udara.
2) Keuntungan Teknis
 Sebagai penghambat laju air hujan.
 Sebagai pelindung atas atap, sehingga beton menjadi lebih tahan lama.
 Dapat mengurangi kebisingan perkotaan.
3) Keuntungan bagi pemilik bangunan
 Atap bangunan lebih tahan lama sehingga biaya perawatan lebih hemat.
 Menambah ruang baru yang akan digunakan.
 Dapat meningkatkan daya jual bangunan tersebut.

Gambar 4.33 Rumah Eropa ala Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
Selain memanfaatkan kayu sebagai bahan dasar bangunannya, digunakan
pula kaca nako sebagai jendela pada Rumah Eropa di Farmhouse Susu
Lembang. Kaca nako memiliki desain yang simple namun mempunyai manfaat
yang sangat berpengaruh pada lingkungan dan penggunanya, sehingga kaca
nako dapat dikatakan sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan. Kaca
nako merupakan kaca berbentuk persegi panjang yang terpasang pada sebuah
rangka yang terbuat dari besi atau aluminium. Kerangka tersebut nantinya
dengan mudah digeser membuka atau menutup dan memudahkan Anda untu
mengatur sirkulasi udara di rumah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
kaca nako biasanya berbentuk persegi panjang dengan ukuran 30 cm x 15 cm

42
atau tergantung dari desain yang diinginkan. Selain berfungsi sebagai
pelengkap daun jendela, kaca nako juga memiliki manfaat lain, diantaranya:
a) Kaca nako sebagai pengatur sirkulasi udara yang baik. Salah satu fungsi
utama dari jendela adalah sebagai pengatur sirkulasi udara. Bangunan yang
memiliki banyak jendela, memudahkan proses sirkulasi udara itu sendiri.
Ada kalanya, udara yang keluar masuk melalui jendela terlalu dingin atau
angin bertiup sangat kencang dari luar. Tidak perlu khawatir, kaca nako
dapat mengatur sirkulasi udara sesuai dengan kebutuhan. Kaca nako
aluminium memiliki sifat yang ringan dibandingkan besi, sehingga mudah
digeser ke atas atau ke bawah sesuai dengan keinginan.
b) Materialnya yang ringan. Kaca nako aluminium memiliki sifat material
yang ringan dan mudah dibuka tutup. Perawatan kaca nako aluminium juga
cukup mudah, Anda hanya perlu membuka tutupnya secara teratur agar
menghindari macet pada bagian porosnya. Material yang ringan pada kaca
nako aluminium tentunya menguntungkan bagi penggunanya, karena
material yang ringan juga mengurangi beban pada dinding sehingga
bangunan lebih aman.
c) Mudah dibersihkan. Anda hanya membutuhkan pembersih kaca biasa untuk
membersihkan kaca nako yang terdapat pada bangunan. Saat membersihkan
kaca nako, jangan lupa untuk membersihkan kedua sisinya supaya bersih
maksimal. Jangan lupa juga untuk membersihkan kerangkanya, karena
banyaknya kotoran yang menempel pada kerangka dapat membuat kaca
nako tidak dapat digerakkan dengan fleksibel.
d) Anti Karat. Kelebihan kaca nako aluminium dibandingkan material besi
adalah anti karat. Bahannya yang tahan air sangat cocok jika dipasang
sebagai kaca jendela bagian luar suatu bangunan. Kaca nako aluminium
juga lebih ringan dibandingkan berbahan besi. Tidak mudah macet dan
memiliki umur lebih panjang juga menjadi alasan mengapa kaca nako
aluminium digunakan pada Rumah Eropa Farmhouse Susu Lembang dan
pada bangunan ramah lingkungan lainnya.

43
Gambar 4.34 Tempat Cuci Tangan ala Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

,s
Gambar 4.35 Jalan di sekitar My Secret Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.36 Jalan di sekitar My Secret Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
44
Berdasarkan ketiga gambar tersebut dapat dilihat, bahwa batang pohon kayu
dapat dimanfaatkan sebagai tempat cuci tangan maupun paving block. Hal ini
tentunya sangat ramah lingkungan, karena bahan yang digunakan pun berasal
dari tumbuhan yang ada di alam. Pohon dapat menyerap karbon dioksida
dengan baik sehingga tidak akan merusak lingkungan. Selain itu,
kemampuannya dalam menyerap karbon dioksida membuat setiap pengunjung
yang ada di sekitarnya maupun yang menggunakannya akan merasa sejuk dan
terbebas dari polusi udara. Selain itu, penggunaan batang pohon sebagai tempat
cuci tangan dan paving block tidak memerlukan modal besar karena hanya
memanfaatkan batang pohon besar yang sudah tua. Paving block yang
memakai potongan batang kayu dapat memberikan nuansa eksotik. Biasanya,
sebelumnya batang kayu dari aneka pohon yang dipilih dipotong-potong
setinggi 25-30 cm atau tergantung kedalaman tanah yang dibuat supaya sejajar
dengan lantai taman.
Pemanfaatan potongan batang kayu dapat menghemat energi serta ramah
lingkungan karena menggunakan bahan yang alami. Selain itu, dapat
menghemat modal karena perawatannya pun mudah dibanding jenis penutup
dan pengerasan tanah lainnya. Saat kondisi kotor karena tanah atau noda
lainnya, Anda hanya perlu menyikatnya dengan sabun colek dan air bersih.
Namun, jika sudah terlanjur berlumut, dapat dibersihkan dengan cara
menyemprotkan cairan fungisida. Paving block dengan bahan dari potongan
batang kayu memiliki sifat berdaya serap baik. Meski paving block terlihat
seperti dibuat terkunci, namun pelapis tanah ini mampu menjaga keseimbangan
air tanah agar tetap terjaga sehingga mampu menopang beban di atasnya. Tak
hanya itu, penggunaan paving block sebagai pelapis tanah memiliki bobot lebih
ringan dibanding beton atau aspal dan mudah diganti apabila mengalami
kerusakan, yaitu hanya dengan mengangkat bagian yang rusak dan
menggantinya dengan yang baru.

2. Analisis Desain yang Hemat Energi

45
Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada
penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan
buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu,
bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim
ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan
energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan
dirancang dengan konsep hemat energi.

Gambar 4.37 Tempat Duduk dan jendela kayu di Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.38 Area My Secret di Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

46
Gambar 4.39 Ruang Baca di Rumah Eropa Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.40 Ruang Dapur di Rumah Eropa Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.41 Pemandangan sekitar Rumah Eropa Di Farmhouse


(Sumber : dokumentasi pribadi)
47
Perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara pasif dan aktif. Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi
melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan
energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan
kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu
“mengantisipasi” permasalahan iklim luar. Perancangan pasif umumnya
dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena
radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutuhan
penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas hanya
akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya.
Strategi perancangan bangunan secara pasif bisa dijumpai pada Rumah
Eropa dan My Secret di Farmhouse Susu Lembang, dimana tiap-tiap ruangan
memiliki jendela yang menghadap ke sumber cahaya, yakni cahaya matahari
sehingga ruangan bisa mendapat penerangan. Namun, sinar matahari yang
masuk ke ruangan melalui jendela tidak memberi efek panas karena bangunan
didesain dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan, seperti kayu, bambu,
dan batang pohon sehingga ruangan terasa sejuk tanpa harus menggunakan
penyejuk udara seperti AC.

Gambar 4.42 Dayung Sampan di Floating Market


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Di Floating Market Lembang terdapat berbagai wahana permainan air,


diantaranya kereta air, kano, sampan keluarga, paddle boat anak, dan sepeda
air. Wahana air yang terdapat di Floating Market memanfaatkan konsep hemat

48
energi, misalnya dayung sampan. Pengunjung dapat berkeliling danau dengan
menaiki perahu sampan kayu yang disewakan seharga Rp 50.000 untuk durasi
30 menit. Untuk menggerakkan perahu sampan kayu pengunjung harus
menggunakan dayung. Hal ini tentu sangat hemat energi karena perahu sampan
tidak digerakkan dengan mesin maupun listrik, melainkan menggunakan energi
manusia.

3. Analisis Kreasi Penanaman Tumbuhan


Tidak ada aturan mutlak bagi kreasi penanaman tumbuhan karena
penanaman tumbuhan bisa dilakukan dengan berbagai cara bergantung pada
kebutuhan dan keinginan manusia. Penanaman tumbuhan dapat dilakukan
dengan berbagai ide kreasi agar lebih menarik sehingga selain untuk
penghijauan, juga dapat mempercantik suatu ruang. Kreasi penanaman
tumbuhan yang baik bisa dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang
bekas yang sudah tidak terpakai dan bahan-bahan dari alam sebagai tempat dan
media tanamnya. Barang bekas dan bahan dari alam lebih hemat energi dan
ramah lingkungan sehingga tidak merusak lingkungan. Manfaat lainnya dari
penggunaan barang bekas dan bahan alam sebagai media penanaman
tumbuhan, diantaranya dapat menghemat biaya, mudah ditemukan, mudah
diolah, dan mudah diganti apabila mengalami kerusakan. Meski demikian,
penggunaan barang bekas dan bahan alam sebagai media penanaman tumbuhan
tetap dapat dibuat menarik dan memiliki nilai estetika.
Selain kreasi penanaman dengan menggunakan barang bekas dan bahan dari
alam sebagai media penanaman tumbuhan, kreasi penanaman lainnya juga
dapat dilakukan pada tata cara penempatan tanaman itu sendiri. Penempatan
tanaman dapat disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya tanaman digantung di
balkon rumah, ditempel di dinding, diletakkan di sudut ruangan, dan lain
sebagainya. Kreasi-kreasi penanaman tumbuhan dapat dijumpai di Farmhouse
Susu Lembang dan Floating Market Lembang. Berikut kreasi penanaman
tumbuhan yang terdapat di Farmhouse dan Floating Market Lembang

49
berdasarkan bahan pot yang digunakan dan penempatan tumbuhan itu sendiri
adalah sebagai berikut:
a. Kreasi Menggunakan Sabut Kelapa sebagai Pot Tanaman

Gambar 4.43 Penggunaan Sabut Kelapa sebagai Pot


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.44 Penggunaan Sabut Kelapa sebagai Pot


(Sumber : dokumentasi pribadi)

50
Gambar 4.45 Penggunaan Sabut Kelapa sebagai Pot
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Analisis :
Kreasi ini menggunakan sabut kelapa sebagai media penanaman. Sabut
kelapa digunakan untuk tanaman hias berukuran sedang. Tanaman yang
ditanam memiliki batang yang lemah dan menjalar. Tanaman hias yang
terdapat di Farmhouse Susu Lembang banyak mengunakan sabut kelapa
sebagai media tanamnya. Sabut kelapa adalah serat-serat kasar yang berasal
dari buah kelapa. Sabut kelapa merupakan media tanam yang ramah
lingkungan. Sabut kelapa sangat baik untuk digunakan sebagai media tanam
karena memiliki beberapa kelebihan, seperti memiliki daya serap air yang
cukup tinggi sehingga cocok untuk menanam dengan sistem hidroponik,
memiliki jangka waktu yang yang lebih lama karena tahan terhadap jamur dan
tidak mudah membusuk, memiliki ruang untuk pertukaran udara, mengandung
berbagai macam unsur hara sehingga mengurangi penggunaaan pupuk. Sabut
kelapa juga memiliki daya lentur yang tinggi sehingga dapat dibentuk sesuai
kerangka besi yang digunakan sebagai pot. Sabut kelapa yang digunakan
sebelumnya telah melewati beberapa proses seperti perendaman dengan air
untuk menghilangkan minyak dan zat tanin yang kurang baik bagi
pertumbuhan tanaman, dan proses pemukulan untuk membuka serat-seratnya.

51
b. Kreasi Menggunakan Batang Kayu sebagai Pot Tanaman

Gambar 4.46 Penggunaan Batang Kayu sebagai Pot


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.47 Penggunaan Batang Kayu sebagai Pot


(Sumber : dokumentasi pribadi)
Analisis :
Kreasi ini menggunakan batang kayu yang bagian tengahnya diberi lubang
sebagai tempat untuk menanam. Tumbuhan yang ditanam merupakan tanaman
hias yang berukuran sedang dan memiliki batang yang tegak dan kokoh. Di
Farmhouse Susu Lembang juga terdapat kayu bekas berukuran besar yang
digunakan sebagai pot untuk menanam tanaman hias. Batang pohon kayu ini
memiliki usia yang sudah tua. Beberapa kelebihan dari pot kayu, yaitu mampu
menyerap air dan CO2 dengan baik, kuat dan tidak mudah pecah, serta memiliki
daya tarik tersendiri karena memiliki kesan unik.

52
c. Kreasi Menggunakan Gelas Susu Bekas sebagai Pot Tanaman

Gambar 4.48 Penggunaan Gelas Susu Bekas sebagai Pot


(Sumber : dokumentasi pribadi)
Analisis :
Kreasi ini menggunakan gelas susu bekas yang sudah tidak terpakai sebagai
pot untuk menanam tanaman hias yang berukuran kecil. Saat mengunjungi
Farmhouse Susu Lembang, Anda dapat menukarkan tiket masuk dengan satu
gelas susu yang memiliki varian rasa, seperti rasa vanila, cokelat, stroberi,
maupun murni yang dikemas menggunakan paper cup. Limbah dari cup ini
dapat digunakan sebagai pot tanaman hias berukuran kecil. Tumbuhan yang
ditanam berupa tanaman yang tidak memerlukan banyak air seperti kaktus. Pot
berbahan dasar paper cup ini memiliki tekstur yang tebal sehingga tidak mudah
rusak saat terkena air. Keunggulan lainnya dari penggunaan pot ini adalah dapat
mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan pengunjung sehingga ramah
lingkungan dan hemat energi. Pot ini berukuran kecil sehingga dapat diletakan
ditempat yang sempit.
d. Kreasi Menggunakan Jeriken Bekas sebagai Pot Tanaman

Gambar 4.49 Penggunaan Jeriken sebagai Pot


(Sumber : dokumentasi pribadi)
53
Gambar 4.50 Penggunaan Jeriken sebagai Pot
(Sumber : dokumentasi pribadi)
Analisis :
Kreasi ini menggunakan jeriken bekas berukuran lebih kurang 2 liter dan
adapula yang berukuran sedang. Jeriken ini diberi lubang pada bagian samping
dan dipotong bagian tengahnya untuk tempat menanam tanaman. Tanaman
yang dapat ditanam menggunakan jeriken adalah tanaman yang berukuran
kecil dan sedang. Jeriken yang digunakan sebagai pot menjadi salah satu cara
untuk mengolah limbah atau barang bekas agar ramah lingkungan. Jeriken
yang memiliki ukuran lebih kurang 2 liter cocok untuk tanaman yang memiliki
batang menjalar tetapi tidak terlalu menjuntai karena penempatannya yang
digantung pada pagar besi. Sedangkan jeriken yang berukuran sedang cocok
untuk tanaman yang memiliki batang berkayu berukuran sedang yang dalam
masa pertumbuhan.
e. Kreasi dengan Menggunakan Wajan Bekas

Gambar 4.51 Penggunaan Wajan sebagai Pot


(Sumber : dokumentasi pribadi)

54
Analisis :
Kreasi ini menggunakan limbah wajan, panci, dan peralatan masak lainnya.
Wajan, panci, dan peralatan masak yang digunakan sebagai pot ini memiliki
ukuran cukup besar sehingga tanaman yang dapat ditanam pun mulai dari
tanaman yang berukuran sedang hingga tanaman yang berukuran besar. Wajan
merupakan alat memasak yang berbahan logam sehingga sulit untuk diuraikan.
Dengan memanfaatkan wajan bekas sebagai pot sama artinya dengan mendaur
ulang bahan bekas. Penampatannya pun diletakan di atas rak kayu sehingga
ramah lingkungan dan hemat energi.
f. Kreasi Penanaman di Balkon

Gambar 4.52 Penempatan Tanaman di Balkon


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 4.53 Penempatan Tanaman di Balkon


(Sumber : dokumentasi pribadi)
Analisis :
Di Farmhouse Susu Lembang banyak terdapat tempat yang memiliki dua
lantai namun tetap memiliki konsep ruangan terbuka. Berbagai macam balkon

55
dimanfaatkan sebagai tempat menanam tanaman hias yang memiliki batang
menjalar dan tanaman berbunga yang indah. Balkon-balkon yang semula
menjadi tempat membosankan menjadi sangat indah dan cantik saat kita
melihatnya di Farmhouse Susu Lembang. Cara penanaman dengan
memanfaatkan balkon ini dapat kita terapkan di tempat perkotaan yang
memiliki tempat terbatas. Untuk membuat kreasi ini kita membutuhkan pot
plastik yang berbentuk persegi panjang dan tidak telalu lebar. Untuk media
tanamnya bisa menggunakan sabut kelapa atau spons yang dapat menyerap dan
menyimpan air sehingga bisa menggunakan sistem hidroponik. Dengan cara
ini kita dapat membuat kebun minimalis walaupun tempatnya terbatas.
g. Kreasi Penanaman dengan Penggantungan Pot

Gambar 4.54 Penempatan Tanaman dengan digantung


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Analisis :
Teknik ini dilakukan dengan cara menggantung pot pada atap rumah, pagar
besi, dan pohon yang memiliki batang besar dan kuat. Teknik menggantung
pot sudah tidak asing bagi masyarakat. Teknik ini adalah teknik termudah
untuk memiliki banyak tanaman namun tidak membutuhkan banyak lahan.
Untuk menggantung tanaman hanya membutuhkan kawat sebagai pengait
antara pot dengan tempat untuk menggantung. Tanaman yang digunakan
merupakan tanaman hias berukuran kecil.

56
h. Kreasi Penanaman dengan Penempelan di Dinding

Gambar 4.55 Penempatan Tanaman dengan ditempel pada Dinding


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Analisis :
Teknik ini menggunakan dinding sebagai sandaran untuk menempelkan pot.
Teknik seperti ini dilakukan dengan cara menempelkan pot ke dinding
menggunakan paku sebagai perekatnya. Tanaman yang digunakan berukuran
kecil hingga sedang dan ditanam menggunakan media tanam yang ringan
seperti arang sekam, spons, dan sabut kelapa. Hal ini bertujuan agar pot tidak
terlalu berat dan tanaman tidak terus-menerus disiram karena media tanam
mampu menyerap air dengan baik.
i. Kreasi Penanaman diletakan di Atas Meja dan Dalam Rak

Gambar 4.56 Penempatan Tanaman dengan diletakan di Meja


(Sumber : dokumentasi pribadi)
57
Gambar 4.57 Penempatan Tanaman dengan diletakan Dalam Rak
(Sumber : dokumentasi pribadi)
Analisis :
Banyak tanaman hias yang berukuran kecil yang dapat diletakan diatas meja
ataupun rak yang memiliki banyak ruang tetapi tidak memakan tempat yang
banyak. Teknik yang terakhir merupakan teknik yang paling sering kita jumpai
dan paling sederhana. Bahan yang digunakan tidak terlalu rumit hanya
membutuhkan rak atau meja yang dapat diletakkan di sudut ruangan. Tanaman
yang bisa dipakai seperti kaktus karena tidak membutukan banyak air untuk
menyiram.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini terbatas pada waktu penelitian. Penulis telah melakukan
penelitian selama satu hari dan tidak melakukan pengulangan. Maka selanjutnya
perlu diteliti mengenai desain ramah lingkungan dan hemat energi, serta enam
kreasi penanaman tumbuhan yang ada di Farmhouse dan Floating Market,
Lembang, Bandung, Jawa Barat. Keterbatasan waktu penelitian mengakibatkan
kelompok kami memiliki keterbatasan metode penelitian sehingga kelompok kami
tidak melakukan metode wawancara, melainkan observasi, dokumentasi, teknik
pengambilan sampel, dan identifikasi.

58
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai desain ramah
lingkungan dan hemat energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan yang ada di
Farmhouse dan Floating Market, Lembang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Desain bangunan ramah lingkungan dapat didefinisikan sebagai sebuah istilah
yang menggambarkan tentang ekonomi, hemat energi, ramah lingkungan, dan
dapat dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan. Tujuannya
untuk mengurangi dampak buruk secara keseluruhan baik bagi lingkungan
alam di sekitar bangunan yang dibangun maupun bagi kesehatan manusia.
Desain ramah lingkungan artinya bangunan dirancang menggunakan bahan-
bahan yang berasal dari alam dan ramah lingkungan sehingga tidak merusak
lingkungan. Bangunan hemat energi, yaitu bangunan yang tidak banyak
memakai energi dari bumi serta tidak membuat polusi yang mencemarkan
lingkungan sekitar. Dengan kondisi bumi yang mengalami pemanasan global
(global warming) saat ini membuat bangunan hemat energi sangat berguna
untuk mengurangi efek yang lebih besar dari global warming tersebut. Jadi,
hemat energi berarti tidak menggunakan energi dari bumi secara berlebihan.
2. Bentuk desain bangunan ramah lingkungan dan hemat energi adalah bangunan
yang memperhatikan lingkungan sekitarnya, seperti yang terdapat di
Farmhouse Susu Lembang dan Floating Market Lembang, keduanya banyak
memanfaatkan kayu maupun bambu, batu alam, dan batang pohon sebagai
bahan bangunan. Selain itu, penggunaan kaca nako di Rumah Eropa
Farmhouse juga dapat dikatakan ramah lingkungan dan hemat energi karena
bahannya yang terbuat dari aluminium sehingga ramah lingkungan. Untuk
desain interior, menggunakan interior yang ramah lingkungan dan mengurangi
penggunaan listrik yang berlebihan. Penggunaan bahan kayu sebagai bahan
bangunan adalah bentuk ramah lingkungan yang diterapkan di Farmhouse dan

59
Floating Market, serta mengurangi penggunaan lampu sebagai sumber cahaya
adalah bentuk penghematan energi. Sedangkan pada desain eksterior, dengan
menghindari penggunaan bahan bangunan yang berbahaya dan diganti dengan
yang ramah lingkungan. Dengan memperbanyak taman hijau dan taman yang
memang dibutuhkan untuk mengatur keseimbangan lingkungan sekitar seperti
di Farmhosue dan Floating Market, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Atap-atap
bangunannya pun dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof)
yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang,
ruang hijau bertambah).
3. Bentuk kreasi penanaman tumbuhan yang ada di Farmhouse dan Floating
Market sangat beragam dan kreatif. Banyak tanaman yang ditanam
menggunakan pot dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai seperti bekas
gelas susu Farmhouse, bekas wajan dan panci yang sudah tidak terpakai, sabut
kelapa, dan lain-lain. Media tanamnya pun banyak menggunakan arang sekam
dan spons karena hemat energi serta ramah lingkungan. Selain menggunakan
pot dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai, penempatan tanamannya pun
variatif. Ada yang di tempel di dinding, adapula yang potnya digantung di atap
rumah, dan diletakkan di atas meja serta dalam rak sebagai tanaman hias yang
mempercantik ruangan.

5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut mengenai desain
ramah lingkungan dan hemat energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan
yang ada di Farmhouse Susu Lembang dan Floating Market Lembang.
2. Publikasi tentang desain ramah lingkungan dan hemat energi serta bentuk
kreasi penanaman tumbuhan masih terbatas dan perlu ditingkatkan,
sehingga penelitian lebih lanjut tentang desain ramah lingkungan dan hemat
energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan sangat disarankan.
3. Perlu dilakukan pengembangan media belajar menjadi pengembangan
modul pembelajaran bagi para siswa dan siswi.

60
DAFTAR PUSTAKA

Bluprin. 2018. “Lima Manfaat Kaca Nako untuk Aplikasi di Rumah Ramah
Lingkungan”. https://blog.bluprin.com/5-manfaat-kaca-nako-untuk-aplikasi-di-
rumah-ramah-lingkungan. Diunduh tanggal 27 Desember 2018.

Dewi, Mutiara Anisa. 2014. “Bangunan Hemat Energi”


http://amdewi.blogspot.com/2014/09/bangunan-hemat-energi.html. Diunduh
tanggal 26 Desember 2018.

Kompas. 2008. “Bangunan Hijau, Hemat dan Ramah Lingkungan”.


https://megapolitan.kompas.com/read/2008/05/29/14062635/Bangunan.Hijau.He
mat.dan.Ramah.Lingkungan.. Diunduh tanggal 14 Desember 2018.

Kurnia, Rexy. 2014. “Green Building”.


http://archikets.blogspot.com/2014/10/green-building.html. Diunduh tanggal 14
Desember 2018.

Makshum, Rofi. 2014. “Perbedaan Bahan Dasar Kayu dan Bambu”.


https://rofikmakshum.wordpress.com/2014/02/06/perbedaan-bahan-dasar-kayu-
dan-bambu/. Diunduh tanggal 26 Desember 2018.

Mualia, Arhuel Fachrhy. 2011. “Sejarah, Manfaat dan Aplikasi Roof Garden
(Taman Atap)”. tanamsatupohon.blogspot.com/2011/09/sejarah-manfaat-dan-
aplikasi-roof.html?m=1. Diunduh tanggal 26 Desember 2018

Pertamina, Anak. 2016.“Pengertian Ramah Lingkungan Menurut Para Ahli”.


http://anakpertamina.over-blog.com/2016/12/apa-pengertian-ramah-lingkungan-
menurut-para-ahli.html. Diunduh tanggal 13 Desember 2018.

61
Wikipedia. 2018. “Lingkungan”. https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan.
Diunduh tanggal 14 Desember 2018.

Wikipedia. 2018. “Penghematan Energi”.


https://id.wikipedia.org/wiki/Penghematan_energi. Diunduh tanggal 14 Desember
2018.

62
Lampiran 1
Lembar Pengamatan

Hari, tanggal : Selasa, 18 Desember 2018


Pukul : 10.30 WIB
Tempat : 1. Farmhouse Susu Lembang
2. Floating Market Lembang
Hasil Pengamatan :
No. Area Suhu Kelembapan Tekanan Arah Kekuatan
Udara Angin Sinar UV

1. Farmhouse
Susu
Lembang,
Gudangkah 24C 76% 1018 atm Angin UV Lemah
uripan, Timur
Kecamatan Laut 7
Lembang, km/j
Kabupaten
Bandung
Barat
2. Floating
Market,
Kecamtan
Lembang, 26C 73% 1016 atm Angin UV Kuat
Kabupaten Utara
Bandung 10 km/j
Barat,
Tabel Lampiran 1
Pengamatan Wilayah Farmhouse Susu Lembang dan Floating Market
Lembang dilakukan pada tanggal 18 Desember 2018 dengan rentang waktu pukul
63
10.30 – 16.30 WIB. Pengamatan dilakukan menggunakan aplikasi AccuWeather
untuk mengetahui suhu di sekitar tempat pengamatan, kelembapan, dan lain
sebagainya. Destinasi pengamatan pertama yang dikunjungi, yaitu Farmhouse Susu
Lembang (gambar selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.1) dengan objek
pengamatannya adalah bangunan-bangunan memiliki desain ramah lingkungan dan
hemat energi yang terdapat di Farmhouse Susu Lembang, serta kreasi penanaman
tumbuhan yang ada disana.
Memasuki pukul 12.00 WIB kelompok kami menghentikan sejenak
kegiatan pengamatan karena ada kegiatan makan siang dan solat zuhur. Kemudian
barulah destinasi kedua, yaitu Flaoting Market Lembang yang terletak cukup dekat
dengan Farmhouse Susu Lembang karena memang keduanya masih satu daerah,
yakni Lembang. Di Floating Market Lembang (gambar selengkapnya dapat dilihat
pada gambar 4.2) dengan sasaran pengamatan yang masih sama seperti di
Farmhouse Susu Lembang, yaitu bangunan-bangunan yang terdapat di Floating
Market Lembang yang ramah lingkungan dan hemat energi, serta kreasi penanaman
tumbuhannya.

64
Lampiran 2
Dokumentasi

65

Anda mungkin juga menyukai