Oleh:
INDRIYANI 161710017
M. HISYAM SUGIMAN 161710101
RANI MAHADIKA GUMANTI 161710232
SIERRA PUTRI RAMADHANI 161710158
2018
DESAIN RAMAH LINGKUNGAN, HEMAT ENERGI SERTA
ENAM KREASI PENANAMAN TUMBUHAN DI FARMHOUSE
DAN FLOATING MARKET, LEMBANG
Karya Tulis ini Diajukan kepada SMA Negeri 2 Cikarang Selatan Sebagai Tugas
Akhir Sekolah
Oleh:
INDRIYANI 161710017
M. HISYAM SUGIMAN 161710101
RANI MAHADIKA GUMANTI 161710232
SIERRA PUTRI RAMADHANI 161710158
2018
i
ABSTRAK
Desain ramah lingkungan dan hemat energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan
di Kawasan Farmhouse dan Flaoting Market Lembang Kabupaten Bandung Barat
sebagai Media Pembelajaran sekaligus memenuhi tugas akhir penulis.
ii
Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:
Koordinator
Karya Tulis Ilmiah Wali Kelas XII IPA 1
Mengetahui,
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa karya tulis yang saya susun
sebagai Tugas Akhir Sekolah di SMA Negeri 2 Cikarang Selatan seluruhnya
merupakan hasil karya kelompok saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu
dalam penulisan tugas akhir yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah
dituliskan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma, kaidah, serta etika
akademis.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi-sanksi dari SMA Negeri 2 Cikarang Selatan sesuai
peraturan yang berlaku di SMA Negeri 2 Cikarang Selatan.
iv
PRAKATA
Puji dan syukur terhingga penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan karuniaNya sehingga tugas akhir yang berjudul “Desain
Ramah Lingkungan, Hemat Energi serta 6 Kreasi Penanaman Tumbuhan di
Farmhouse dan Floating Market, Lembang”, dapat diselesaikan sesuai harapan.
Tugas akhir ini penulis susun dengan mengerahkan segala daya dan upaya
yang ada, termasuk bantuan dan bimbingan serta sumbang saran dari berbagai pihak
baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Kepala SMA Negeri 2 Cikarang Selatan, yang telah memberikan bantuan
secara moril dan memfasilitasi berbagai kepentingan studi, selama penulis
menempuh pembelajaran di SMA Negeri 2 Cikarang Selatan;
2. Vina Fitriani, S.TP, M.Pd, selaku guru pembimbing, yang dengan gaya dan
pola komunikasi yang khas, telah melecut semangat, motivasi, dan harapan
penulis selama penelitian dan penulisan naskah, sehingga tugas akhir ini
dapat terwujud dengan baik sesuai harapan;
3. Wakil Kepala Sekolah, yang telah banyak membantu selama penulis
mengikuti studi dan menyelesaikan penulisan tugas akhir ini;
4. Bapak/ibu guru pengajar, yang telah banyak membantu dan memotivasi
penulis selama perjalanan studi dan penyusunan tugas akhir;
5. Rekan-rekan seangkatan di SMA Negeri 2 Cikarang Selatan yang dengan
karakternya masing-masing telah banyak berkontribusi membentuk
kedirian penulis selama menjalani studi dan penyelesaian tugas akhir;
6. Orang tua penulis, yang telah banyak membantu secara material dan moral
selama perjalanan studi yang penulis lakoni di SMA Negeri 2 Cikarang
Selatan;
7. Semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyelesaian akhir ini.
Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh
keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan, mencari sumber dan
pengalaman, sehingga tulisan ini banyak kekurangan. Semoga tugas akhir ini dapat
v
menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca. Akhirnya penulis
berharap semoga tugas akhir yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iv
PRAKATA .................................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................... 3
vii
4.1 Deskripsi Data ...................................................................................... 23
4.2 Analisis Data ........................................................................................ 26
4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 59
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .............................................................................................. 59
5.2 Saran ..................................................................................................... 60
viii
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
2. Dokumentasi .......................................................................................... 65
xi
BAB I
PENDAHULUAN
2
Tidak hanya ramah lingkungan, melainkan juga hemat energi. Desain bangunan
yang hemat energi adalah dengan membatasi lahan terbangun, layout sederhana,
ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah
lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap yang memiliki
nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau
bertambah).
Di Farmhouse dan Floating Market juga terdapat berbagai kreasi penanaman
tumbuhan yang unik dan berperan penting dalam konsep ramah lingkungan atau
green living. Konsep ramah lingkungan dan hemat energi yang terdapat di
Farmhouse dan Floating Market sangat menarik untuk diobservasi dan dikaji lebih
jauh sehingga penulis berniat untuk melakukan pengamatan terhadap desain yang
ada di Farmhouse dan Floating Market.
3
a. Menambah bahan bacaan mengenai desain ramah lingkungan dan hemat
energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan yang ada di Farmhouse
dan Floating Market.
b. Diharapkan dapat menjadi acuan dan penyumbang pemikiran-pemikiran
mengenai desain ramah lingkungan dan hemat energi serta enam kreasi
penanaman tumbuhan yang ada di Farmhouse dan Floating Market.
2. Untuk masyarakat
a. Memberi informasi dan pengetahuan tentang desain ramah lingkungan
dan hemat energi serta 6 kreasi penanaman tumbuhan yang ada di
Farmhouse dan Floating Market.
b. Diharapkan dapat menjadi panduan untuk diterapkan pada kehidupan
masyarakat.
3. Untuk penulis
a. Menambah pengalaman sekaligus informasi tentang desain ramah
lingkungan dan hemat energi serta 6 kreasi penanaman tumbuhan yang
ada di Farmhouse dan Floating Market.
b. Diharapkan dapat menjadi masukan dan menambah wawasan penulis,
serta mampu menjadi acuan bagi penulis yang lainnya.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Penggunaan istilah design atau desain bermula dari gambar teknik arsitektur
(gambar potong untuk bangunan) serta di awal perkembangan, istilah desain
awalnya masih berbaur dengan seni dan kriya. Dimana, pada dasarnya seni
adalah suatu pola pikir untuk membentuk ekpresi murni yang cenderung fokus
pada nilai estetis dan pemaknaan secara privasi. Sedangkan desain memiliki
pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental seni dengan tidak
hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga aspek fungsi dan latar
industri secara massa, yang memang pada realitanya pengertian desain tidak
hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja, namun juga dalam bidang
teknologi, rekayasa, dan lain-lain.
Pengertian desain menurut beberapa kamus dan ensiklopedia yang disusun
oleh ahli bahasa dan kaum profesional (Sachari, 2005) adalah sebagai berikut:
1. Desain adalah garis besar, sketsa, rencana, seperti dalam kegiatan seni,
bangunan, gagasan tentang mesin yang akan diwujudkan (The American
Collage Dictionary).
2. Desain adalah gambar atau garis besar tentang sesuatu yang akan dikerjakan
atau dibuat (Readers Dictionary, Oxford Progressive English).
3. Desain merupakan susunan garis atau bentuk yang menyempurnakan
rencana kerja “seni” dengan memberi penekanan khusus pada aspek
proporsi, struktur, gerak, dan keindahan secara terpadu; identik dengan
pengertian komposisi yang berlaku pada berbagai cabang seni, meskipun
secara khusus kerap dikaji sebagai “seni terapan” (Encyclopedia Britanica)
4. Desain merupakan susuna elemen rupa pada satu pekerjaan seni (McGraw-
Hill Dictionary of Art).
5. Desain adalah sketsa gagasan yang memuat konsep bentuk yang akan
dikerjakan (Webster Dictionary).
6. Desain adalah dorongan keindahan yang diwujudkan dalam suatu bentuk
komposisi; rencana komposisi; sesuatu yang memiliki kekhasan; atau garis
besar suatu komposisi, misalnya bentuk yang berirama, desain motif,
komposisi nada, dan lain-lain (Encyclopedia of The Art).
6
Menurut Sachari terdapat beberapa pengertian-pengertian desain yang bersifat
rasional, sebagai berikut:
1. Desain merupakan pemecahan masalah dengan satu target yang jelas
(Archer, 1965)
2. Desain merupakan temuan unsur fisik yang paling objektif (Alexander,
1963)
3. Desain adalah tindakan dan inisiatif untuk mengubah karya manusia (Jones,
1970)
Dari beberapa pendapat diatas mengenai pengertian, dapat disimpulkan bahwa:
“Desain merupakan suatu hasil karya kreatif yang menggabungkan berbagai
seni dan arsitektur. Proses desain bukan hanya sekadar perancangan bernilai
estetika, akan tetapi juga dibutuhkan pertimbangan pemikiran, rasa, dan
gagasan. Selain itu juga melibatkan faktor internal (jiwa seni, ide, dan
kreativitas perancang) ataupun faktor eksternal (berupa hasil penelitian dari
berbagai bidang ilmu, teknologi, lingkungan, budaya dan sebagainya. Desain
berkaitan dengan konfigurasi, komposisi, arti, nilai dan tujuan dari fenomena
buatan manusia. Design is a blend of art, science and technology”.
3. Deskripsi Lingkungan
7
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik
adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban,
cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang
bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikroorganisme (virus dan
bakteri). Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan adalah ilmu
lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "Lingkungan Hidup". Definisi
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain. Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang
ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal
balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan
komponen lainnya.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting dalam
pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen
biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup
mencakup seluruh makhluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia,
tumbuhan, jamur, dan benda hidup lainnya. Sedangkan komponen abiotik
adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan
lain sebagainya.
Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut Undang-
Undang No. 23 Tahun 2007 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau
8
kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah
lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.
Lingkungan hidup dapat mengalami kerusakan. Kerusakan pada lingkungan
hidup terjadi karena dua faktor baik faktor alami maupun karena tangan-tangan
jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan
oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak
maksimal pada lingkungan tersebut.
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan
lingkungan hidup.
Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab
terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa
banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung
meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia
maupun mahkluk hidup lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya
lingkungan.
Faktor buatan
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi
dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup
sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan
kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk
kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya
penebangan liar yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan
pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut akan
menimbulkan pencemaran.
Lantas perlu adanya upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain:
a. Penanaman kembali hutan yang gundul;
b. Pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang tempat;
c. Pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan;
9
d. Menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan;
e. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air,
udara, dan lingkungan.
12
beberapa prinsip yang harus dipenuhi. Meski tidak bersifat baku dan mengikat
karena bisa disesuaikan dengan kebutuhan, tapi panduan atau kriteria-kriteria
ini akan membantu dalam menetapkan ciri bangunan hemat energi. Prinsip
dasar bangunan hemat energi (green building) tersebut yaitu:
13
Menyehatkan penghuni karena udara, air dan tanah disekitar bangunan
terhindar dari polusi atau pencemaran.
Menciptakan kenyamanan bagi penghuninya, karena bangunan hemat
energi menggunakan bahan-bahan (material) yang ramah lingkungan.
Ketika penghuninya sudah nyaman dan sehat, maka bangunan hemat energi
akan menghadirkan produktivitas pada setiap pekerjaan atau aktivitas yang
dikerjakan di dalamnya.
14
Penggunaan bahan-bahan bagunan dan furnitur harus tidak beracun, bebas
emisi, rendah atau non-VOC (senyawa organik yang mudah menguap), dan
tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas
udara dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-
alat pengatur kelembaban udara.
15
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi
atau liburan. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan
perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan
rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani
jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman
dan jaa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dan lain-lain. Dan
juga menawarkan tempat istirahat, budaya, pelarian, petualangan, pengalaman baru
dan berbeda lainnya.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud
dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah
dan pemerintah daerah. Contoh objek wisata yang ramah lingkungan adalah
Farmhouse dan Floating Market yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung.
Farmhouse Lembang Bandung merupakan tempat wisata baru yang terdapat di
Lembang, berdiri dan dibuka sejak bulan Desember 2015. Farmhouse Lembang
memiliki luas sekitar 2 hektar dan menjelma menjadi tempat wisata Lembang yang
paling diminati. Kondisi alam yang sejuk dan indah ditambah konsep wisata yang
bertemakan Eropa menjadikan Farmhouse Lembang wisata Nusantara, namun
bercitarasakan Eropa. Farmhouse Lembang Bandung memang sangat cocok untuk
dijadikan wisata keluarga Anda, karena selain pemandangannya yang indah, tempat
yang strategis juga didukung oleh konsep wisata yang modern dan berimajinasi
tinggi membuat Farmhouse Lembang beda dari yang lainnya.
Farmhouse Lembang Bandung sebenarnya masih satu grup dengan tempat
wisata Floating Market Lembang, De Ranch dan Rumah Sosis, maka tak heran jika
konsep penjualan tiketnya pun tidak jauh berbeda dengan ketiga tempat wisata
Lembang tersebut, dimana setiap tiket masuk dapat ditukar dengan satu cup susu
sapi atau satu sosis bakar yang lezat.
Farmhouse Lembang menyajikan Taman Bunga berornamen Eropa walaupun
tidak sama persis seperti di Eropa, namun tetap saja akan membuat Anda merasa
16
layaknya sedang berada di Eropa. Biasanya setiap pengunjung akan mengabadikan
momen di spot wisata ini dengan cara berfoto ria.
Farmhouse Lembang juga menyajikan Rumah Hobbit ala Hobbiton di New
Zealand yang memang didesain mirip dengan yang ada di film. Wisatawan harus
membungkukkan badan jika ingin masuk ke Rumah Hobbit karena sesuai dalam
film, rumah ini sangat mungil.
Tidak hanya spot wisata khas Eropa yang dapat Anda nikmati, khususnya bagi
kaum hawa dapat menikmati bagaimana rasanya menjadi gadis Eropa yang
menawan layaknya di Film Zoro. Para kaum hawa dapat menyewa kostum maid
dan memakai kostum tersebut sambil bergaya layaknya Cinderella.
Selain seru, Farmhouse Lembang juga merupakan tempat yang romantis. Bagi
wisatawan muda dan mudi yang ingin mengabadikan perasaan cinta bersama
pasangan dengan cara gembok cinta layaknya di Jembatan Pont des Arts Perancis,
Farmhouse Lembang menyediakan sarana tersebut. Tentunya suasana Prancis dan
romantis akan kental terasa ketika Anda dan kekasih melakukan gembok cinta di
spot yang ada di Farmhouse Lembang ini.
Farmhouse Lembang Bandung memiliki peternakan mini yang bisa wisatawan
lihat bersama anak-anak. Hal ini tentunya akan membuat anak-anak semakin betah
dan gembira, beberapa hewan tersebut yaitu: Iguana, Kelinci, Angsa, Burung,
Kambing, dan lain-lain. Semua hewan tersebut bisa diajak bermain oleh wisatawan
dengan langsung menyentuhnya.
Selain Farmhouse, ada pula Floating Market Lembang yang bila diartikan ke
dalam Bahasa Indonesia berarti “Pasar Terapung” terletak di Lembang dan
merupakan satu-satunya pasar terapung yang terdapat di Bandung, bahkan di Jawa
Barat. Berbeda dengan jenis pasar terapung yang ada di daerah lain di Indonesia
yang menjadikan sungai sebagai jalur transportasinya, maka pasar terapung di
Lembang ini menggunakan situ atau danau sebagai pusat aktifitasnya.
Konsep tempat wisata di Lembang ini adalah ‘Desa dan Kampung Wisata’ yang
menawarkan jenis wisata dengan latar alam khas pedesaan yang asri dan sejuk. Di
sekitar Lembang memang dikenal sejuk udaranya dan indah pemandangan
17
alamnya. Floating Market diresmikan operasionalnya pada tanggal 12 Desember
2012, Floating Market kini menjadi wisata unggulan daerah Lembang.
Floating Market Lembang sendiri sebenarnya berada di atas air kawasan situ
seluas 7,2 hektar yang terdapat di Lembang, bernama Situ Umar dan Situ Karang
Putri. Keberadaan lokasi wisata ini selain berfungsi sebagai cagar wisata situ-situ
Bandung yang hampir punah karena banyak yang telah berubah fungsi menjadi
areal perumahan serta perekonomian, juga kawasan wisata pasar apung lembang ini
menjadi pemberdaya ekonomi masyarakat sekitar dan objek penyumbang
pendapatan asli daerah [PAD] Bandung.
Sensasi wisata yang ditawarkan Floating Market Lembang untuk pengunjung
adalah selain menawarkan keindahan alam sekitar situ atau danau yang asri dan
indah, pengunjung juga disuguhkan dengan beragam aneka menu kuliner khas Jawa
Barat atau Sunda yang lezat dan nikmat, dijajakan di atas perahu-perahu yang
berjumlah sekitar 46 buah yang berjajar rapi di sepanjang tepian kawasan danau.
Menu kuliner serta jajanan seperti Baso Tahu, Colenak, Siomay, Tahu Lembang,
Surabi, Sosis Bakar, Tempe Mendoan, Batagor, Lotek, Jagung Bakar, Karedok,
Otak-Otak, Ketan Bakar, Duren Bakar, Jamur, Dimsum, dan masih banyak menu
kuliner menarik lainnya yang bisa dinikmati hanya dengan kisaran harga mulai
Rp.5000 sampai Rp.35.000.
Sebagai pusat wisata kuliner dengan konsep wisata alam berupa danau,
maka Floating Market Lembang juga memiliki beberapa fasilitas pendukung yang
akan menjadikan kawasan wisata ini menjadi lebih beragam serta cocok untuk
dijadikan tempat wisata keluarga yang terbaik. Berikut adalah fasilitas serta
kegiatan yang bisa ditemukan selama berwisata di sini:
Memberi makan ikan, angsa, dan kelinci
Kano
Sampan
Perahu Kayuh
Sepeda Air
ATV
Flying Fox
18
Kebun petik stroberi
Kebun sayur organik
Restoran
Factory Outlet
Untuk harga tiket masuk atau HTM di berbagai wahana permainan yang ada
di Floating Market Lembang memiliki beragam harga, akan tetapi secara
keseluruhan HTM wahana permainan di sini berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp
70.000. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah untuk membeli sesuatu maupun
bermain di berbagai wahana permainan Floating Market, Anda tidak bisa
menggunakan uang tunai, akantetapi harus ditukarkan terlebih dahulu dengan
sejumlah koin yang nantinya digunakan sebagai alat transaksi. Koin khusus ini ada
4 jenis dengan 4 warna berbeda sesuai dengan nilai koin tersebut. Nilai Rp 5.000
(kuning), Rp 10.000 (biru), Rp 50.000 (merah muda), dan Rp 100.000 (jingga).
Selain itu, di tempat ini juga tersedia Gazebo, Dengan harga sewa Rp 65.000,
maka tempat ini bisa dijadikan sebagai tempat pelepas lelah atau beristirahat
bersama keluarga, setelah lelah dan kenyang menikmati beragam aneka menu
kuliner atau jajanan favorit. Di Gazebo Anda bisa melihat aktifitas wisata di sekitar
danau sambil merasakan hembusan angin yang sejuk serta pemandangan indah.
Harga tiket masuk Floating Market Lembang adalah sebesar Rp.10.000/orang
yang kemudian bisa ditukarkan dengan aneka wellcome drink seperti Choco Latte,
Coffee Late, Milo atau Lemon Tea, kemudian untuk kendaraan seperti mobil
dikenai biaya masuk Rp.5.000/mobil.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
21
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara
tidak berstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2015). Wawancara
digunakan sebagai data pendukung penelitian, untuk mengetahui keadaan
kawasan Farmhouse dan Floating Market, dan jumlah peneliti yang
melakukan penelitian di Farmhouse dan Floating Market. Hasil wawancara
akan dituliskan dalam bentuk catatan lapangan.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengambil objek gambar
pada desain yang ramah lingkungan dan hemat energi serta kreasi
penanaman tumbuhan pada saat pengambilan sampel. Hasil foto objek
nantinya dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk identifikasi
setelah dicocokkan dengan ensiklopedia bergambar dari desain ramah
lingkungan dan hemat energi.
4. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel desain ramah lingkungan dan hemat energi
serta kreasi penanaman tumbuhan dilakukan dengan cara menelusuri
wilayah penelitian. Lahan Farmhouse seluas 2 hektar, sedangkan Floating
Market memiliki luas sekitar 7 hektar. Penelitian ini hanya terfokus pada
wilayah yang terdapat desain ramah lingkungan dan hemat energi serta
kreasi penanaman tumbuhan. Pengumpulan data lapangan menggunakan
metode jelajah (cruise method) khususnya jelajah di area luar, tengah dan
dalam kawasan.
5. Teknik Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan buku atau artikel yang
ada di internet mengenai identifikasi desain ramah lingkungan dan hemat
energi serta kreasi penanaman tumbuhan.
22
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
23
desa yang ada di Kecamatan Lermbang. Lembang merupakan kecamatan yang
unggul dalam variasi konsep wisata alam. Selain itu, wisata kuliner dan
penginapan menjadi daya tarik tersendiri.
Ada banyak sekali objek wisata yang bisa ditemukan di kawasan Lembang,
misalnya Gunung Tangkuban Perahu, Floating Market Lembang, Taman
Miniatur Kereta Api, Kampung Gajah Wonderland, Farmhouse Susu
Lembang, dan masih banyak lagi. Dari banyaknya objek wisata yang terdapat
di Lembang, kami melakukan penelitian di dua objek wisata di Lembang, yakni
Farmhouse Susu Lembang dan Floating Market.
24
Gambar 4.1 Area masuk Farmhouse Susu Lembang
(Sumber : dokumentasi pribadi)
25
dengan tujuan sebagai tempat wisata keluarga di Lembang Bandung. Khusus
untuk food court dan pusat oleh-oleh khas Sunda yang dijual terapung hanya
buka di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Sedangkan taman bermain dan
restoran-restoran yang tersedia tetap dibuka saat hari biasa. Tempat yang
memiliki konsep unik ini menempati lahan seluas 7,2 hektar dan masih akan
terus dikembangkan.
Akses menuju Floating Market Lembang cukup mudah. Apabila
menggunakan kendaraan pribadi, maka jalur yang dapat dipilih adalah melalui
Cipaganti, Setiabudhi, Ledeng, Lembang, sementara dari arah Subang dapat
melalui Ciater. Dan apabila ingin melakukan perjalanan, maka untuk rute dari
Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi menuju Floating Market
Jalan Grand Hotel No. 33 E Lembang, Bandung Barat sejauh 123 km. Di
sekitar Floating Market terdapat Taman Miniatur Kereta Api, Flying Fox
Adventure, dan Stadion Bentang.
27
Gambar 4.5 Kedai Topi Cowboy ala Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)
37
Farmhouse maupun Floating Market, keduanya banyak memanfaatkan kayu
dan batang pohon sebagai bahan bangunan beserta isinya.
Selain kayu, digunakan pula batang jerami sebagai atap bangunan-bangunan
tersebut. Pendayagunaan batang jerami sebagai bahan bangunan dapat
memberikan nuansa yang unik dan berbeda, sebab warna alami jerami dapat
menonjolkan kesan tradisional dan alami. Selain sebagai atap, batang jerami
yang disusun dengan rapi juga dapat menampilkan kesan yang atraktif dalam
eksterior sebuah bangunan. Batang jerami yang dimanfaatkan untuk
menggantikan dinding bata, kayu atau gipsum ternyata dapat menghasilkan
insulasi yang sangat baik bila disusun dengan baik. Tidak hanya murah, tetapi
juga berkelanjutan karena jerami tumbuh sangat cepat di alam.
39
untuk struktural. Artinya, batuan alam mengeluarkan sangat sedikit emisi CO2.
Selain itu selama masa penggunaannya, umumnya batuan tidak mengeluarkan
zat sampingan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Apabila diaplikasikan
dengan tepat, batu juga dapat menyimpan panas dan melepaskannya secara
perlahan.
Batuan alam biasanya tidak meninggalkan bahan sisa seperti kayu dan
papan gipsum. Batuan alam umumnya tidak mudah tergores, terendam air
maupun bernoda, dan mudah dibersihkan. Di luar ruangan, batu dapat
digunakan untuk teras menuju trotoar, dinding penahan untuk kebun dan
lansekap yang umumnya panjang. Dan daya tahan batu yang tinggi merupakan
investasi cerdas apabila batu alam dirawat dengan baik, karena itu artinya
batuan tidak perlu diganti dalam jangka waktu yang lama.
Sedangkan pada atap-atap bangunan, atap dikembangkan menjadi taman
atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi, yaitu
menurunnya atau berkurangnya suhu udara sehingga suhu udara rendah,
berkurangnya pencemaran, dan semakin bertambahnya ruang hijau.
Keberadaan taman atap memiliki peran penting serta ruang hijau lainnya.
Ancaman terhadap keberadaan ruang hijau akibat pembangunan infrastruktur
kota dapat diimbangi atau dikompensasi dengan mengembangkan taman atap.
Secara umum, manfaat dari taman atap (Rooftops Hijau, 2008, Holladay,
2006), yaitu:
a) Mengurangi tingkat polusi udara. Vegetasi pada taman atap dapat
mengubah polutan (toksin) di udara menjadi senyawa berbahaya melalui
reoksigenation. Taman atap juga berperan dalam menstabilkan jumlah gas
rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfer kota sehingga untuk menekan
efek rumah kaca.
b) Menurunkan suhu. Kehadiran taman atap dapat mengurangi efek radiasi
panas dari matahari dan dari dinding tanah (panas efek pulau).
c) Konservasi air. Taman atap dapat menyimpan sebagian besar air yang
berasal dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-
transpirasi yang lebih efisien.
40
d) Mengurangi polusi suara atau kebisingan. Komposisi vegetasi pada taman
atap memiliki potensi yang baik dalam mengurangi kebisingan yang berasal
dari luar bangunan (kebisingan dari kendaraan bermotor atau kegiatan
industri).
e) Menampilkan keindahan aspek bangunan (estetika), serta fungsi dari taman
pada umumnya. Taman atap (atap hijau) memberikan aspek pembangunan
keindahan yang terlihat lebih hidup, indah, dan nyaman.
f) Meningkatkan keanekaragaman hayati keragaman kota. Taman atap dapat
berfungsi sebagai penghubung bagi gerakan serta organisme habitat (satwa)
antara ruang hijau di daerah perkotaan.
Berdasarkan jumlah biaya (maintenance) yang dibutuhkan, kedalaman
tanah (media tanam) dan jenis tanaman yang digunakan, roof garden dibagi
menjadi tiga macam, yaitu (The Site.org Lingkungan, 2006):
1) Roof garden ekstensif (Green Roof). Jenis biaya roof garden dengan
pemeliharaan cukup rendah, media tanam (tanah) dangkal, dan tanaman
yang digunakan adalah tanaman hias ringan. Roof garden ekstensif
memiliki skala bangunan yang ringan dan sempit sehingga banyak
digunakan di rumah yang tidak terlalu luas seperti garasi, atap, teras atau
dinding.
2) Roof garden ekstensif semi (Semi-Extensive Green Roof). Taman atap yang
memiliki kedalaman media tanam (tanah) lebih dari sebuah taman atap yang
luas, dapat menampung sejumlah besar tanaman dan lebih dekoratif. Taman
atap ini membutuhkan struktur yang lebih kuat dan berat.
3) Roof Garden Intensif (Intensive Green Roof). Taman atap ini memiliki
ukuran luas dari struktur yang besar dan kuat, mampu menampung berbagai
jenis tanaman kecil dan besar (pohon). Taman atap jenis ini banyak
digunakan pada bangunan besar (pencakar langit) dan dapat digunakan
sebagai sarana rekreasi.
Taman atap juga memiliki berbagai keuntungan atau manfaat. Berikut
keuntungan dari taman atap adalah sebagai berikut:
1) Keuntungan Ekologi
41
Dapat menciptakan iklim mikro yang sejuk.
Mengundang hewan-hewan seperti burung dan unggas lainnya.
Melestarikan tanaman lain.
Mengurangi polusi udara.
2) Keuntungan Teknis
Sebagai penghambat laju air hujan.
Sebagai pelindung atas atap, sehingga beton menjadi lebih tahan lama.
Dapat mengurangi kebisingan perkotaan.
3) Keuntungan bagi pemilik bangunan
Atap bangunan lebih tahan lama sehingga biaya perawatan lebih hemat.
Menambah ruang baru yang akan digunakan.
Dapat meningkatkan daya jual bangunan tersebut.
42
atau tergantung dari desain yang diinginkan. Selain berfungsi sebagai
pelengkap daun jendela, kaca nako juga memiliki manfaat lain, diantaranya:
a) Kaca nako sebagai pengatur sirkulasi udara yang baik. Salah satu fungsi
utama dari jendela adalah sebagai pengatur sirkulasi udara. Bangunan yang
memiliki banyak jendela, memudahkan proses sirkulasi udara itu sendiri.
Ada kalanya, udara yang keluar masuk melalui jendela terlalu dingin atau
angin bertiup sangat kencang dari luar. Tidak perlu khawatir, kaca nako
dapat mengatur sirkulasi udara sesuai dengan kebutuhan. Kaca nako
aluminium memiliki sifat yang ringan dibandingkan besi, sehingga mudah
digeser ke atas atau ke bawah sesuai dengan keinginan.
b) Materialnya yang ringan. Kaca nako aluminium memiliki sifat material
yang ringan dan mudah dibuka tutup. Perawatan kaca nako aluminium juga
cukup mudah, Anda hanya perlu membuka tutupnya secara teratur agar
menghindari macet pada bagian porosnya. Material yang ringan pada kaca
nako aluminium tentunya menguntungkan bagi penggunanya, karena
material yang ringan juga mengurangi beban pada dinding sehingga
bangunan lebih aman.
c) Mudah dibersihkan. Anda hanya membutuhkan pembersih kaca biasa untuk
membersihkan kaca nako yang terdapat pada bangunan. Saat membersihkan
kaca nako, jangan lupa untuk membersihkan kedua sisinya supaya bersih
maksimal. Jangan lupa juga untuk membersihkan kerangkanya, karena
banyaknya kotoran yang menempel pada kerangka dapat membuat kaca
nako tidak dapat digerakkan dengan fleksibel.
d) Anti Karat. Kelebihan kaca nako aluminium dibandingkan material besi
adalah anti karat. Bahannya yang tahan air sangat cocok jika dipasang
sebagai kaca jendela bagian luar suatu bangunan. Kaca nako aluminium
juga lebih ringan dibandingkan berbahan besi. Tidak mudah macet dan
memiliki umur lebih panjang juga menjadi alasan mengapa kaca nako
aluminium digunakan pada Rumah Eropa Farmhouse Susu Lembang dan
pada bangunan ramah lingkungan lainnya.
43
Gambar 4.34 Tempat Cuci Tangan ala Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)
,s
Gambar 4.35 Jalan di sekitar My Secret Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)
45
Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada
penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan
buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu,
bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim
ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan
energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan
dirancang dengan konsep hemat energi.
46
Gambar 4.39 Ruang Baca di Rumah Eropa Farmhouse
(Sumber : dokumentasi pribadi)
48
energi, misalnya dayung sampan. Pengunjung dapat berkeliling danau dengan
menaiki perahu sampan kayu yang disewakan seharga Rp 50.000 untuk durasi
30 menit. Untuk menggerakkan perahu sampan kayu pengunjung harus
menggunakan dayung. Hal ini tentu sangat hemat energi karena perahu sampan
tidak digerakkan dengan mesin maupun listrik, melainkan menggunakan energi
manusia.
49
berdasarkan bahan pot yang digunakan dan penempatan tumbuhan itu sendiri
adalah sebagai berikut:
a. Kreasi Menggunakan Sabut Kelapa sebagai Pot Tanaman
50
Gambar 4.45 Penggunaan Sabut Kelapa sebagai Pot
(Sumber : dokumentasi pribadi)
Analisis :
Kreasi ini menggunakan sabut kelapa sebagai media penanaman. Sabut
kelapa digunakan untuk tanaman hias berukuran sedang. Tanaman yang
ditanam memiliki batang yang lemah dan menjalar. Tanaman hias yang
terdapat di Farmhouse Susu Lembang banyak mengunakan sabut kelapa
sebagai media tanamnya. Sabut kelapa adalah serat-serat kasar yang berasal
dari buah kelapa. Sabut kelapa merupakan media tanam yang ramah
lingkungan. Sabut kelapa sangat baik untuk digunakan sebagai media tanam
karena memiliki beberapa kelebihan, seperti memiliki daya serap air yang
cukup tinggi sehingga cocok untuk menanam dengan sistem hidroponik,
memiliki jangka waktu yang yang lebih lama karena tahan terhadap jamur dan
tidak mudah membusuk, memiliki ruang untuk pertukaran udara, mengandung
berbagai macam unsur hara sehingga mengurangi penggunaaan pupuk. Sabut
kelapa juga memiliki daya lentur yang tinggi sehingga dapat dibentuk sesuai
kerangka besi yang digunakan sebagai pot. Sabut kelapa yang digunakan
sebelumnya telah melewati beberapa proses seperti perendaman dengan air
untuk menghilangkan minyak dan zat tanin yang kurang baik bagi
pertumbuhan tanaman, dan proses pemukulan untuk membuka serat-seratnya.
51
b. Kreasi Menggunakan Batang Kayu sebagai Pot Tanaman
52
c. Kreasi Menggunakan Gelas Susu Bekas sebagai Pot Tanaman
54
Analisis :
Kreasi ini menggunakan limbah wajan, panci, dan peralatan masak lainnya.
Wajan, panci, dan peralatan masak yang digunakan sebagai pot ini memiliki
ukuran cukup besar sehingga tanaman yang dapat ditanam pun mulai dari
tanaman yang berukuran sedang hingga tanaman yang berukuran besar. Wajan
merupakan alat memasak yang berbahan logam sehingga sulit untuk diuraikan.
Dengan memanfaatkan wajan bekas sebagai pot sama artinya dengan mendaur
ulang bahan bekas. Penampatannya pun diletakan di atas rak kayu sehingga
ramah lingkungan dan hemat energi.
f. Kreasi Penanaman di Balkon
55
dimanfaatkan sebagai tempat menanam tanaman hias yang memiliki batang
menjalar dan tanaman berbunga yang indah. Balkon-balkon yang semula
menjadi tempat membosankan menjadi sangat indah dan cantik saat kita
melihatnya di Farmhouse Susu Lembang. Cara penanaman dengan
memanfaatkan balkon ini dapat kita terapkan di tempat perkotaan yang
memiliki tempat terbatas. Untuk membuat kreasi ini kita membutuhkan pot
plastik yang berbentuk persegi panjang dan tidak telalu lebar. Untuk media
tanamnya bisa menggunakan sabut kelapa atau spons yang dapat menyerap dan
menyimpan air sehingga bisa menggunakan sistem hidroponik. Dengan cara
ini kita dapat membuat kebun minimalis walaupun tempatnya terbatas.
g. Kreasi Penanaman dengan Penggantungan Pot
Analisis :
Teknik ini dilakukan dengan cara menggantung pot pada atap rumah, pagar
besi, dan pohon yang memiliki batang besar dan kuat. Teknik menggantung
pot sudah tidak asing bagi masyarakat. Teknik ini adalah teknik termudah
untuk memiliki banyak tanaman namun tidak membutuhkan banyak lahan.
Untuk menggantung tanaman hanya membutuhkan kawat sebagai pengait
antara pot dengan tempat untuk menggantung. Tanaman yang digunakan
merupakan tanaman hias berukuran kecil.
56
h. Kreasi Penanaman dengan Penempelan di Dinding
Analisis :
Teknik ini menggunakan dinding sebagai sandaran untuk menempelkan pot.
Teknik seperti ini dilakukan dengan cara menempelkan pot ke dinding
menggunakan paku sebagai perekatnya. Tanaman yang digunakan berukuran
kecil hingga sedang dan ditanam menggunakan media tanam yang ringan
seperti arang sekam, spons, dan sabut kelapa. Hal ini bertujuan agar pot tidak
terlalu berat dan tanaman tidak terus-menerus disiram karena media tanam
mampu menyerap air dengan baik.
i. Kreasi Penanaman diletakan di Atas Meja dan Dalam Rak
58
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai desain ramah
lingkungan dan hemat energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan yang ada di
Farmhouse dan Floating Market, Lembang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Desain bangunan ramah lingkungan dapat didefinisikan sebagai sebuah istilah
yang menggambarkan tentang ekonomi, hemat energi, ramah lingkungan, dan
dapat dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan. Tujuannya
untuk mengurangi dampak buruk secara keseluruhan baik bagi lingkungan
alam di sekitar bangunan yang dibangun maupun bagi kesehatan manusia.
Desain ramah lingkungan artinya bangunan dirancang menggunakan bahan-
bahan yang berasal dari alam dan ramah lingkungan sehingga tidak merusak
lingkungan. Bangunan hemat energi, yaitu bangunan yang tidak banyak
memakai energi dari bumi serta tidak membuat polusi yang mencemarkan
lingkungan sekitar. Dengan kondisi bumi yang mengalami pemanasan global
(global warming) saat ini membuat bangunan hemat energi sangat berguna
untuk mengurangi efek yang lebih besar dari global warming tersebut. Jadi,
hemat energi berarti tidak menggunakan energi dari bumi secara berlebihan.
2. Bentuk desain bangunan ramah lingkungan dan hemat energi adalah bangunan
yang memperhatikan lingkungan sekitarnya, seperti yang terdapat di
Farmhouse Susu Lembang dan Floating Market Lembang, keduanya banyak
memanfaatkan kayu maupun bambu, batu alam, dan batang pohon sebagai
bahan bangunan. Selain itu, penggunaan kaca nako di Rumah Eropa
Farmhouse juga dapat dikatakan ramah lingkungan dan hemat energi karena
bahannya yang terbuat dari aluminium sehingga ramah lingkungan. Untuk
desain interior, menggunakan interior yang ramah lingkungan dan mengurangi
penggunaan listrik yang berlebihan. Penggunaan bahan kayu sebagai bahan
bangunan adalah bentuk ramah lingkungan yang diterapkan di Farmhouse dan
59
Floating Market, serta mengurangi penggunaan lampu sebagai sumber cahaya
adalah bentuk penghematan energi. Sedangkan pada desain eksterior, dengan
menghindari penggunaan bahan bangunan yang berbahaya dan diganti dengan
yang ramah lingkungan. Dengan memperbanyak taman hijau dan taman yang
memang dibutuhkan untuk mengatur keseimbangan lingkungan sekitar seperti
di Farmhosue dan Floating Market, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Atap-atap
bangunannya pun dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof)
yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang,
ruang hijau bertambah).
3. Bentuk kreasi penanaman tumbuhan yang ada di Farmhouse dan Floating
Market sangat beragam dan kreatif. Banyak tanaman yang ditanam
menggunakan pot dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai seperti bekas
gelas susu Farmhouse, bekas wajan dan panci yang sudah tidak terpakai, sabut
kelapa, dan lain-lain. Media tanamnya pun banyak menggunakan arang sekam
dan spons karena hemat energi serta ramah lingkungan. Selain menggunakan
pot dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai, penempatan tanamannya pun
variatif. Ada yang di tempel di dinding, adapula yang potnya digantung di atap
rumah, dan diletakkan di atas meja serta dalam rak sebagai tanaman hias yang
mempercantik ruangan.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut mengenai desain
ramah lingkungan dan hemat energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan
yang ada di Farmhouse Susu Lembang dan Floating Market Lembang.
2. Publikasi tentang desain ramah lingkungan dan hemat energi serta bentuk
kreasi penanaman tumbuhan masih terbatas dan perlu ditingkatkan,
sehingga penelitian lebih lanjut tentang desain ramah lingkungan dan hemat
energi serta enam kreasi penanaman tumbuhan sangat disarankan.
3. Perlu dilakukan pengembangan media belajar menjadi pengembangan
modul pembelajaran bagi para siswa dan siswi.
60
DAFTAR PUSTAKA
Bluprin. 2018. “Lima Manfaat Kaca Nako untuk Aplikasi di Rumah Ramah
Lingkungan”. https://blog.bluprin.com/5-manfaat-kaca-nako-untuk-aplikasi-di-
rumah-ramah-lingkungan. Diunduh tanggal 27 Desember 2018.
Mualia, Arhuel Fachrhy. 2011. “Sejarah, Manfaat dan Aplikasi Roof Garden
(Taman Atap)”. tanamsatupohon.blogspot.com/2011/09/sejarah-manfaat-dan-
aplikasi-roof.html?m=1. Diunduh tanggal 26 Desember 2018
61
Wikipedia. 2018. “Lingkungan”. https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan.
Diunduh tanggal 14 Desember 2018.
62
Lampiran 1
Lembar Pengamatan
1. Farmhouse
Susu
Lembang,
Gudangkah 24C 76% 1018 atm Angin UV Lemah
uripan, Timur
Kecamatan Laut 7
Lembang, km/j
Kabupaten
Bandung
Barat
2. Floating
Market,
Kecamtan
Lembang, 26C 73% 1016 atm Angin UV Kuat
Kabupaten Utara
Bandung 10 km/j
Barat,
Tabel Lampiran 1
Pengamatan Wilayah Farmhouse Susu Lembang dan Floating Market
Lembang dilakukan pada tanggal 18 Desember 2018 dengan rentang waktu pukul
63
10.30 – 16.30 WIB. Pengamatan dilakukan menggunakan aplikasi AccuWeather
untuk mengetahui suhu di sekitar tempat pengamatan, kelembapan, dan lain
sebagainya. Destinasi pengamatan pertama yang dikunjungi, yaitu Farmhouse Susu
Lembang (gambar selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.1) dengan objek
pengamatannya adalah bangunan-bangunan memiliki desain ramah lingkungan dan
hemat energi yang terdapat di Farmhouse Susu Lembang, serta kreasi penanaman
tumbuhan yang ada disana.
Memasuki pukul 12.00 WIB kelompok kami menghentikan sejenak
kegiatan pengamatan karena ada kegiatan makan siang dan solat zuhur. Kemudian
barulah destinasi kedua, yaitu Flaoting Market Lembang yang terletak cukup dekat
dengan Farmhouse Susu Lembang karena memang keduanya masih satu daerah,
yakni Lembang. Di Floating Market Lembang (gambar selengkapnya dapat dilihat
pada gambar 4.2) dengan sasaran pengamatan yang masih sama seperti di
Farmhouse Susu Lembang, yaitu bangunan-bangunan yang terdapat di Floating
Market Lembang yang ramah lingkungan dan hemat energi, serta kreasi penanaman
tumbuhannya.
64
Lampiran 2
Dokumentasi
65