MODUL I
Tujuan instruksional :
KEGIATAN BELAJAR 1.
Ad. a.
The Chance of loss artinya kans kerugian yaitu dengan kemungkinan
timbulnya kerugian kerena berbagai faktor eksternal diluar dirinya .
Ad. b.
The Possibility of Loss yaitu kemungkinan kerugian yang mengandung
probabilitas untuk terjadinya kerugian terletak antara nol dengan satu.
Ad. c.
The Uncertainty adalah kesadaran seseorang bahwa tidak ada suatu
kejadian yang dapat dipastikan hasilnya karena terlalu banyak variabel
bebas yang ikut mempengaruhi proses kejadian maupun hasilnya,
Ad. d.
The dispersion of actual from expected result yaitu penyimpangan dari
kenyataan terhadap hasil yang diharapkan memberi arti bahwa secara
sadar betapa hebatnya teori yang digunakan dan baiknya perencanaan
yang dibuat namun kenyataannya tetap terjadi penyimpangan hasil dari
waktu kewaktu. Dalam ilmu statistik hal ini disebut deviasi dari nilai rata-
rata.
Ad. e.
The probability of any outcome different from the one expected yaitu
probabilitas dari berbagai hasil yang berbeda dari suatu yang
diharapkan.. Dengan menggunakan konsep standar deviasi terhadap
nilai rata-rata maka resiko diukur sebagai akar dari varian hasil yang
terjadi.
3
Risk
RANGKUMAN :
Resiko adalah sesuatu yang tidak diharap untuk terjadi namun jika akan terjadi
maka itu diharapkan telah dapat diramalkan sebelumnya dan telah dapat
deperkirakan kerugian yang akan dihadapi besarnya. Untuk meramalkan
besarnya resiko yang akan dihadapi itu maka perlu dikenali beberapa jenis
resiko dan penggolongan terhadap ancaman kerugian sesuai dengan jenis
resiko tersebut. Bebarapa para ahli telah mencoba menggolong-golongkan
resiko untuk memudahkan manusuia dalam meremalakan berbagai ancaman
kerugian bagi individu maupun bagi perusahaan.
6
Resiko rugi atau laba = Total hasil penjualan - Biaya harga pokok penjualan - Biaya tetap operasionil.
( volume x harga/unit) (biaya variable/unit) (Biaya pmsrn,adm., umum)
Dimana :
FC = Fixed Cost
S = Total Sales
V = Variable Cost
BEP = BEP dalam unit penjualan.
FC
BEP (Q) = ------------------------------
( S /unit - VC/unit )
Contoh :
PT. Kedukan Bukit adalah sebuah perusahaan industri meubel.
Penjualan meubel sebulan adalah 100 unit dengan harga Rp.
1.000.000,- per unit. Biaya variabel per unit Rp. 600.000,- dan
biaya
Tetap perbulan Rp. 20.000.000,- Pertanyaan : Hitung BEP ?
20.000.000
BEP = ------------------------------ ----
1.000.000 - 600.000
20.000.000.
BEP = ----------------------
400.000
9
BEP = 50 unit
Dimana :
FC = Fixed cost.
S = Total sales
VC = Variable cost total
BEP = BEP dalam nilai rupiah.
VC
Sales BEP = FC + ---------------- Sales BEP
Sales BEP
VC
Sales BEP - --------------- sales BEP = FC
Sales BEP
VC
Sales BEP ( 1 - ------------- ) = FC
Sales
FC
Sales BEP = ---------------------------
VC
1 - ----------
Sales
berbeda-beda dari satu periode ke periode lain, tapi jelas bahwa semakin
tinggi tingkat leverage maka semakin tinggi resiko yang dihadapi serta
semakin besar penghasilan yang diharapkan.
Leverage dibagi kedalam tiga jenis yaitu ; Operating leverage,
financial leverage dan total leverage . Ketiga jenis laverage ini dapat
dianalisa secara statis dan secara dinamis. Analisa laverage statis adalah
penilaian laverage untuk satu waktu tertentu saja, sedangkan analisa
laverage dinamis adalah untuk melihat perubahan nilai laverage
perusahaan dari waktu ke waktu. Operating laverage dan financial leverage
dapat digambarkan dengan menggunakan laporan rugi laba, dalam format
sbb :
EBIT
Pengukuran operating laverage statis adalah : -------------------------
Penjualan bersih
E A T : Jml Saham
Pengukuran Financial laverage statis adalah : ---------------------------
EBIT
3.000.000
Operating Laverage Statis = ----------------- = 0,3 = 30 %
10.000.000
Operating laverage statis 0,3 artinya nilai EBIT yang diperoleh dari
hasil penjualan bersih adalah 30 %. Adapun biaya yang digunakan dalam
operasi adalah sebesar Penjualan bersih - EBIT = 70 % (yaitu 100 % - 30
%). Dengan demikian resiko operasi bisnis dapat dihitung yaitu ( 70 % - 30
% ) : 30 % = 1,25 Semakin besar nilai operating laverage statis berarti
semakin kecil nilai resiko bisnis.
E A T : jml Saham
Finacial Laverage statis = ------------------------------
EBIT
periode . Semakin besar nilai total laverage statis ini berarti semakin besar
nilai laba perlembar saham yang dapat diperoleh dari hasil penjualan
bersih. Dan berarti semakin rendah resiko bisnis perusahaan secara
keseluruhan.
66,6 %
DOL = ------------------ = 1,332
50 %
DFL = 50 % : 66 % = 0,75
Sistem Kurs Tetap, yaitu menyatakan bahwa setiap mata uang anggota
IMF harus dikaitkan atau dapat ditukar dengan mas dalam nilai tertentu.
Misalnya ; US$ 1 = 0,35 gram mas, selanjutnya setiap mata uang
15
Negara lain dikaitkan dengan mata uang dolar sebagai mata uang
utama dunia. Misalnya US$ 1 = Rp. 450,- sistem ini berlaku sejak tahun
1945 sd 1971.
Sistem Kurs Mengambang, yaitu nilai tukar suatu mata uang ditentukan
oleh kekuatan permintaan dan penawaran di pasar valuta asing.
Peranan pemerintah tidak ada dalam mengatur kurs.
Sistem Kurs Tertambat, yaitu suatu nikai tukar yang mengaitkan nilai
mata uang suatu Negara dengan mata uang lainnya atau sejumlah
mata uang lainnya. Contoh; kurs mata uang dolar dikaitkan dengan
kurs mata uang EEC (European Economic Country) yang dikenal
sebagai ECU (European Currency Unit) yang berfluktuasi hanya dalam
batas 2,25 % dari kurs tengah.
Transaksi pada pasar valuta asing terbagi dalam dua jenis, yaitu ;
a. transaksi sport yaitu transaksi valas yang biasanya selesai dalam satu
hari atau maksimal dalam dua hari kerja. Transaksi sport terbagi tiga
jenis, (1) transaksi cash yaitu pembayaran suatu mata uang dan
pengiriman mata uang lain diselesaikan pada hari yang sama (2)
transaksi tom (tomorrow) yaitu transaksi pembayaran hari ini dan
pengiriman mata uang lain dilakukan pada hari berikutnya (3) sport
yaitu transaksi hari ini dan pengirimannya dilakukan dalam jangka
panjang.
b. transkai forward merupakan transaksi pada hari ini tapi pengiriman mata
uang dilakukan pada suatu tanggal tertentu dimasa mendatang.
Sedangkan kurs telah ditetapkan pada saat kontrak disetujui. Jangka
waktu kontrak bervariasi antara dua minggu sampai satu tahun, dalam
transaksi ini unsure resiko menjadi besar karena jatuh tempo yang
cukup lama.
2. Kontrak Options, yaitu kontrak yang berisi hak untuk membeli suatu
valuta asing (call oprtions) atau kontrak untuk menjaul suatu valuta
asing (put options) pada harga tertentu per unit valas untuk suatu
periode tertentu sampai jatuh temponya. Sedangkan pihak pemegang
hak options tidak mempunyai kewajiban untuk melaksanakan hak
tersebut apabila tidak memperoleh keuntungan dari pelaksanan options
tersebut. Untuk hal ini pembeli mengeluarkan sejumlah biaya sebagai
premi harga. Options diperdagangkan di tiga jenis pasar yaitu ; (1)
pasarantar bank (2) bursa untuk options (3) international monetary
market.
1.c. Hedging penjualan bila harga pasar phisik naik dan harga pasar
berjangka turun.
1.d. Hedging penjualan bila harga pasar phisik turun dan harga pasar
berjangka naik.
2. Spekulator.
Para speculator memasuki bursa komoditi atau pasar berjangka ini
adalah untuk mengambil mamfaat dari fluktuasi perubahan harga yang
terjadi di masa datang sehingga dapat menghasilkan keuntungan pada
transaksi spekulatif. Kehadiran speculator ini sangat diperlukan untuk
meningkatkan likuiditas pasaar berjangka yang ada dan untuk
selanjutnya akan meningkatkan efisiensi bursa komoditi.
22
6. untuk penilaian laba perusahaan pada saat laba dari anak perusahaan
dikonsolidasikan dan ditranslasikan ke dalam valuta yang
mendenominasi laporan keuangan perusahaan induk.
2. Peramalan Fundamental.
3. Permalan Berbasis Pasar.
3. Peramalan Basis Pasar, yaitu pemakaian nilai tukar yang ada di pasar
yang diindikasikan oleh kecenderungan kurs sport dan kurs forward
untuk meramalkan perkembangan kurs di masa depan. Dengan
memperhatikan perkembangan kurs spot yang terjadi dipasar valuta
asing maka dapat diramalkan kecenderungan pergerakan harga valas
dan ekspetasi terhadap perubahan kurs dalam waktu pendek dimasa
depan. Contoh , jika kurs spot rupiah memiliki kecenderungan menguat
terhadap dollar Amerika maka para spekulan akan menjual dollar dan
menggantinya dengan memegang rupiah sampai suatu saat kurs spot
US dollar kembali menguat maka investor akan membeli kembali dollar.
a. Memprediksi ekposure transaksi dari arus kas netto, yaitu arus kas
masuk masa depan dalam satu valuta asing setelah dikurangi dengan
arus kas luar masa depan dalam nilai tukar relatif
b. Eksposure transaksi berbasis pariabilitas valuta asing yang diukur
dengan angka standar deviasi dari pergerakan nilai masing-masing
valuta asing.
c. Eksposure transaksi berdasarkan korelasi kurs antara valuta asing
h. Currency risk sharing yaitu membagi resiko mata uang asing dengan
mengembangkan kontrak customized hedging yang melekat pada
transaksi perdagangan tersebut, biasanya ini berbentuk clausul
penyesuaian harga yang mencerminkan perubahan kurs tertentu,
dimana kedua belah pihak sepakat untuk membagi resiko valuta asing
bila telah melewati zona netral yaitu suatu zona dimana rentang kurs
resiko tidak dibagi.
27
i. Foreign Currency Options yaitu bila aliran kas keluar dari valuta asing
tidak diketahui maka dilakukan pembelian currency forward sebaliknya
bila jumlah aliran kas keluar dari valas tersebut diketehui sebaiknya
dibeli call options pada mata uang tersebut.
4. Dampak jangka panjang, yaitu periode di atas lima tahun dimana aliran
kas perusahaan akan dipengaruhi oleh reaksi para pesaing maupun
potensi perubahan kurs dalam kondisi ketidak seimbangan.
pos laporan laba rugi yang berbeda dan secara subjeksif memprediksi
masing-masing post tersebut berdasarkan ramalan kurs valuta asing.
2. Analisis regresi terhadap data histories dari aliran kas dan perubahan
kurs dari waktu ke waktu.
Mata uang local atau mata uang fungsional adalah mata uang yang
digunakan dilingkungan tempat perusahaan beroperasi dan memperoleh
cash flownya. Sedangkan mata uang reporting adalah mata uang yang
dipakai perusahaan untuk menyusun laporan keuangannya.
Rangkuman Modul 5 :
Pertanyaan Modul 5 :
2. Apa yang dimaksud dengan resiko ekonomi spekulatif ?
3. Sebutkan 2 golongan utama resiko ekonomi spekulatif !!
4. Sebutkan 4 jenis resiko ekonomi spekulatif perdagangan !!
5. Apa yang dimaksud resiko spekulatif bisnis perusahaan dagang ?
6. Jelaskan 2 metode mengukur resiko bisnis perusahaan dagang ?
7. Buatlah 2 macam rumus BEP yang biasa dikenal !!
8. Buatlah gambar curve BEP yang normatif !!
9. Apa yang dimaksud dengan metode analisa laverage ?
10. Jelaskan 3 jenis laverage sebagai pengukur resiko !!
11. Apa yang dimaksud resiko spekulatif perdagangan valuta asing ?
12. Sebutkan 3 jenis sistim kurs yang pernah berlaku didunia !!
13. Sebutkan 6 pelaku dalam pasar valuta asing !!
14. Jelaskan transaksi spot dan transaksi forward pada valuta asing !!
15. Apa yang dimaksud arbitrase internasional pada valuta asing ?
16. Jelaskan 3 jeinis arbitrase internasional di pasar valuta asig !!
Jelaskan alat-alat antisipasi resiko bisnis valuta asing
32
MODUL 6 .
Tujuan instruksional :
2. Investasi pada Fixed assets yaitu investasi pada aktiva tetap yang
memiliki langka waktu penanaman modal dalam jangka menengah
atau jangka panjang Ada dua jenis investasi pada fixed assets ini,
yaitu :
a. Investasi jangka menengah pada Leasing.
b. Investasi jangka panjang pada Aktiva tetap.
2. Resiko tidak sistimatis yaitu jenis resiko yang secara khusus menimpa
setiap bentuk investasi sesuai dengan karakteristik dari investasi
tersebut. Oleh karena itu jenis resiko ini dapat dieliminir melalui
diversifikasi investasi pada portofolio.
Bentuk resiko tidak sistimatis ini adalah :
34
Contoh :
Situasi Probabilitas Expected return
Baik 0,3 20 %
Sedang 0,4 10 %
Buruk 0,3 -10 %
E(r) = P1 r1 + P2 r2 + ..…. + Pn rn = P t rt
σ =
dimana :
Ri = keuntungan pada situasi ke i
∑ ( Ri – R ) 2 = expected return value.
Pi = probability pada situasi ke i
= [ 1,5 % ]½
= 12,25 %
D1 Pn
36
Po = ---------- + ----------
1 + E(R) 1 + E(R)
Apabila dianggap investor akan memegang saham untuk dua tahun dan
akan memperoleh dividen tahun kedua,- maka :
D1 D2 Pn
Po = ------------- + ----------- + -----------
1 + E(R)1 1 + E(R)2 1 + E(R)n
D1 D2 Dn
Po = ----------- + ---------- + …….. + -----------
1 + E(R)1 1 + E(R)2 1 + E(R)n
Po [1 + E(R)] - Po = D
Po + Po (E(R)] - Po = D
Po [E(R)] = D
D
E (R) =
-------
Po
Kesimpulan diatas ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan
yang disyaratkan adalah sama dengan jumlah dividen yang diterima dibagi
dengan harga beli saham tersebut. Namun demikian bagi investor yang
ingin menjual kembali saham akan mengharapkan harga saham itu akan
naik jauh melebihi harga pembeliannya ditambah dengan harapan
keuntungan yang diperoleh dari deviden yang akan diterima. Berdasarkan
37
dimana :
Xi , Xj = proporsi dana pada saham i dan Xj = proporsi dana pada
saham j
Cov.(Ri,Rj) = covariance keuntungan saham i dengan saham j
Rf adalah risk free rate yaitu tingkat bunga bebas resiko, yang
dicerminkan oleh suku bunga SBI atau obligasi pemerintah.
10. Par Value, yaitu harga pasar obligasi sama denga nilai nominal.
11. At Premium Value, yaitu harga pasar obligasi itu lebih tinggi
dari nilai nominalnya.
12. At Discount Value, yitu harga pasar obligasi itu lebih rendah
dari nilai nominalnya.
b M
Vd = ∑ ------------- + -----------
(1 + r )t (1 + r )n
Vd = 1 (PVIFA r,n) + M (PIVP r,n)
Dimana :
Vd = nilai absolut obligasi
b = nilai kupon bunga
M = nilai nominal jatuh tempo
r = Keuntungan (return) yang diharapkan
PVIFA = Present value interest factor of annuity
PVIF = Present value intrest factor
45
Jawab :
50.000 50.000 1.000.000
Vd = --------------- + ………………+ --------------- + ---------------
(1 + 0,05)1 (1 + 0,05)10 (1 + 0,05)10
Vd =
=========================================================
Di Amerika serikat ada lembaga keuangan seperti standard and poor’s
yang melakukan penyusunan peringkat (ranking) bagi obligasi yang beredar di
bursa efek. Di Indonesia ada PT. Pefindo (Pemeringkat efek Indonesia) yang
berdiri tahun 1994 dengan tugas untuk menyusun peringkat dari obligasi yang
beredar di bursa efek dan commercial paper yang beredar di pasar uang.
Diharapkan dengan peringkat yang dikeluarkan oleh PT. Pefindo ini maka para
investor dapat memperkirakan premi resiko yang wajar untuk setiap obligasi yang
diterbitkan oleh berbagai perusahaan.
Sampai akhir tahun 2000 belum ada obligasi perusahaan yang beredar di
pasar modal Indonesia yang mengalami kegagalan karena masih terbatasnya
jumlah perusahaan yang menerbitkan obligasi serta beberapa perusahaan yang
menerbitkan obligasi adalah perusahaan pemerintah. Akan tetapi dengan makin
banyaknya penerbitan obligasi yang dilakukan oleh perusahaan dewasa ini maka
ada kemungkinan terdapatnya obligasi yang gagal.
=========================================================
47
atau
49
Harga
Obligasi
|
|
|
|
|
___________________________________________ YTM
Duration atau durasi adalah ukuran rata-rata jatuh tempo dari arus
pembayaran kupon bunga yang terkait dengan obligasi atau rata-rata
tertimbang dari aliran pendapatan kupon bunga dari jangka waktu sejak
obligasi dibeli sampai sisa pembayaran dilakukan. Ada dua ukuran durasi
yaitu pertama menurut formulasi Frederick Macaulay yang diperkenalkan
pertama kali pada tahun 1938. Macaulay mendepinisikan durasi sebagai
rata-rata tertimbang dari arus kas sebuah sekuritas yang berpenghasilan
tetap sampai saat jatuh temponya. Adapun formula matematik durasi
menurut Macaulay adalah sebagai berikut :
Macaulay Duration = D = Σ t x Wt
CF t / (1 + y)
Dimana : Wt = ------------------------
Bond Price
D
Modified Duration = D * = -----------------------
(1+y)
Harga Pasar
Obligasi
| Harga aktual
|
| hasil y *
| Curva Convexitas
|
|
|
-----------------------------------------------------------------------Yield Obligasi.
Y*
Kesimpulan Modul 6.
55
Tujuan instruksional :
Depinisi lain yaitu resiko yang terkait pada terjadinya ketidak pastian atas
earnig pada suatu institusi perbankan dalam trading fortfolio sebagai akibat
dari perubahan market conditions seperti assets price, interest rate, market
volatility dan market liquidity.
Neraca Bank
PT. Bank Bagus Kuning
Per 31 Desember 2009
(dalam milyar rupiah)
---------------------------------------------------------------------------------------------
No. Pos Aktiva Rupiah Valas ! No. Pos Pasiva Rupiah Valas
------------------------------------------!--------------------------------------------------
1. Kas ... ... ! 1. Giro .. ..
2. Bank Indonesia .. .. ! 2. Call Money .. ..
3. Tagihan pd bank lain ! 3. Tabungan masy. .. ..
1. Giro .. .. ! 4. Deposito berjangka .. ..
2. Call money .. .. ! 5. Kewajiban lainnya .. ..
3. Deposito .. .. ! 6. Surat berharga .. ..
4. Kredit antar bank .. .. ! 7. Pinjaman yg diterima .. ..
4. Surat berhaga, dll. .. .. ! a. dr Bank Indonesia .. ..
5 Kredit yg diberikan .. .. ! b. Subordinasi. .. ..
6. Penyertaan modal .. .. ! c. Lainnya .. ..
7. Cadangan aktiva .. .. ! 8. Rupa-rupa pasiva .. ..
8. Aktiva tetap .. .. ! 9. Modal disetor .. ..
9. Rupa-rupa .. .. ! 10. Agio , cadangan. .. ..
! 11. Laba ditahan .. ..
--------------------------------------------------------------------------------------------
Dua jenis Resiko Pasar, yaitu :
1. Spesifik market risk, yaitu resiko yang diterima suatu bank akibat
perubahan harga pasar suatu sekuritas tertentu dikarenakan
pengaruh faktor tertentu pula. Contoh : turunnya harga pasar
obligasi A yang disebabkan oleh kemelut manajemen atau
turunnya nilai rating pada perusahaan issuer menyebabkan nilai
assets bank yang melakukan perdagangan pada obligasi A
tersebut ikut turun karenanya.
59
a.. Faktor fundamental ekonomi seperti tingkat inflasi yang tinggi, kurs mata
uang lokal yang merosot, perkembangan sektor riil yang lambat, pertumbuhan
sektor ekonomi yang rendah, jumlah cadangan devisa nasional yang
mengecil, dan sebagainya yang akan mempengaruhi ekspektasi masyarakat
terhadap harga-harga berbagai market instrument yang ada.
e. Faktor Likuiditas pasar yaitu tingginya volume bisnis yang ada dipasar
modal akibat dari banyaknya market makers seperti jumlah broker, agen,
trading company, serta banyaknya transaksi atau dan dealing yang terjadi
perhari di bursa efek . Tersedianya pasar primer yang kuata,pasar sekunder
yang besar, pasar over the counter (OTC) yang luas dan pasar elektronik
yang berskala besar. Kesemuanya memungkinkan terjadinya likuiditas
perniagaan yang tinggi terhadap berbagai market instrumen yang
diperdagangkan.
61
Total inport
The IR = -------------------------------------------
Total foreign exchange reserves
Real Investment
The Inv. R. = ----------------------------
GNP
65
Adalah Resiko yang diderita oleh sebuah bank disuatu negara atas
terjadinya default dalam pelunasan kembali pokok pinjaman dan bunga
hutang oleh suatu badan usaha di dalam negeri akibat dari memburuknya
perekonomian negara tersebut
Contoh : Sebuah bank nasional di Indonesia memberi pinjaman pada
sebuah perusahaan textil di Indonesia, beberapa waktu kemudian
perekonomian Indonesia memburuk sehingga perusahaan textil tadi
mengalami kesulitan keuangan dan gagal memenuhi kewajibannya pada bank
pemberi kredit tersebut. Maka perusahaan tersebut mengalami default credits
risk dan bank itu mengalami corporate credit risk.
Pemberian kredit kepada badan usaha di dalam negeri dalam arti
sermpit berbentuk pemberian pinjaman yang secara tradisional digunakan
untuk modal kerja, untuk belanja barang dan untuk pembiayaan investasi.
Disamping itu pembeian kredit kepada badan usaha dalam arti luas juga
mencakup untuk pembelian surat berharga (sekuritas) seperti untuk
pembelian obligasi negara atau obligasi perusahaan dan surat saham.
Dalam situasi tertentu dapat pula terjadi dimana sovereign credit risk
akan menyebabkan terjadinya default credit pada hutang perusahaan,
misalnya sebuah bank di Amerika Serikat memberikan pinjaman kepada
sebuah perusahaan di Indonesia. Segala feasibility study atas kelayakan
kredit yang akan diberikan kepada perusahaan tersebut telah dilakukan
dengan lengkap dan disimpulkan bahwa perusahaan itu sangat layak tampa
catatan untuk menerima kredit bank Amerika Serikat itu. Namun dalam
perjalanan waktu kemudian perekonomian di Indonesia mengalami krisis yang
hebat sehingga indonesia mengalami sovereign credit risk yaitu pemerintah
Indonesia menghadapi default risk terhadap kreditor nya. Akibat selanjutnya
adalah pemerintah Indonesia akan melakukan pelarangan transper devisa ke
luar negeri terhadap semua perusahaan swasta, termasuk untuk pembayaran
hutang perusahaan kepada bank di AS.
Y = a + b 1 X1 + b 2 X2
Dimana :
X1 = Net Working Capital to Total Assets Ratio.
X2 = Retained Earning to Total Assets Ratio.
X3 = Earning Before Interest and Taxes to Total assets Ratio.
X4 = Market value of Common stock to Long term debt Ratio.
X5 = Sales to Total Assets Ratio.
VAR = P x 1,65 x σ
Dimana :
P adalah Loan market value dan
σ adalah st.deviasi loan value.
EL = PD x EAD x LGD
Yaitu resiko kerugian yang terjadi pada bank karena pemberian kredit
kepada personal finance baik yang berjaminan real estate (mortgage lending)
maupun yang tampa jaminan (consumer lending) dan kredit bagi small
business activities
Berdasarkan pengamatan perbankan terhadap keadaan resiko yang
dihadapi perbankan menunjukkan perbandingan yang relatif sama besar
antara eksposure resiko kredit perusahaan dengan eksposure resiko kredit
personal. Kalau dilihat bahwa eksposure resiko kredit perusahaan tertinggi
dan terbanyak pada pembelian surat-surat berharga serta keikutsertaan
dalam sindikasi pijaman berskala besar maka eksposure resiko kredit
personak tertinggi dan terbanyak pada pembiayaan personal seperti
penerbitan kredit card. Mungkin itulah sebabnya bank sangat memperhatikan
kedua bidang resiko kredit ini.
Kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit
kepada nasabah pada bank-bank besar kini telah banyak berubah.
Sebelumnya kebijaksanaan pemberian kredit lebih banyak diserahkan kepada
kantor cabang dengan alasan kantor cabang lebih banyak mengetahui
71
Adanya resiko kerugian yang terjadi akibat resiko operasi suatu bank
telah mengharuskan bank untuk melakukan kuantifikasi terhadap dampak dari
setiap kejadian selama bank melakukan operasi bisnisnya dan selanjutnya
dilakukan pengalokasian dana modal bank dalam jumlah tertentu untuk
melindungi bank dari ancaman kerugian yang diterima melalui resiko
operasional bank tersebut. Ketentuan tentang keharusan suatu bank untuk
melakukan penyisishan dana modal kusus untuk mengurangi kerugian akibat
dari resiko operasi suatu bank mulai efektif berlaku setelah tahun 2007.
Besarnya dana modal yang harus disisihkan oleh sebuah bank untuk
mengantisipasi kerugian akibat resiko operasional tersebut diharapkan rata-
rata sebesar 12 % dari jumlah modal bank. Namun karena pengukuran resiko
operasional bank itu bukanlah ilmu pasti disebabkan oleh dasar perhitungan
operasional risk itu berbeda-beda antara bank yang satu dengan bank yang
lain. maka besarnya persentase penyisihan dana modal itu berbeda-beda
pula antara bank yang satu dengan yang lainnya.
Pengukuran eksposure resiko operasional bank pada awalnya
dilakukan melalui penilaian Capital Adequacy ratio. Dalam perkembangan
selanjutnya (sejak 2001) disarankan untuk menggunakan tiga pendekatan
yang lebih menggunakan pendekatan statistik dalam menentukan besarnya
modal yang diperlukan untuk disisihkan sebagai perlindungan dari terjadinya
resiko operasional bank selama periode satu tahun.
Net Profit = Value Added = Net Interest income + Net Non Interest income
79
Dimana : = alpha = 15 %
Net Prodfit adalah rata-rata selama tiga tahun.
E (L) = E I x P E x LGE
Capital charge = K = E ( L ) x
Yaitu resiko kerugian yang diderita suatu bank akibat dari kegiatan
yang dilakukan oleh departemen treasury yang terdapat pada bank itu sendiri,
Treasury risk merupakan resiko lintas sumber penyebab karena resiko
treasury ini mencakup kegiatan bank yang mencakup pengendalian atas
likuiditas bank serta resiko-resiko yang terkait dengan hal itu seperti
pengendalian interest rate risk dan liquidity risk serta capital management risk.
Fungsi Departement treasury pada sebuah bank pada umumnya
adalah fungsi pengendalian atas likuiditas bank serta pengendalian atas
segala resiko yang terkait dengan pengendalian likuiditas tersebut. Terutama
pengendalian atas resiko suku bunga pada catatan pembukuan bank serta
resiko atas likuiditas suatu bank.
Namun dalam hal bank melakukan kegiatan bisnis dalam finacial
instrumen seperti perdagangan saham, obligasi dan derivative sekurities
maka pengertian resiko treasuy menjadi lebih luas sebagai resiko manajemen
pengendalian assets dan liabilitiy perbankan
Pengertian yang lebih luas tentang cakupan Major treasury related
risk yaitu aktivitas gabungan manajemen resiko yang mencakup 1) Market
risk, 2) Credit risk,3) Operational risk 4) Liquidity risk.
Pelaksanaan terhadap manajemen treasury risk ini dilakukan melalui
penerapan Asset Liability Management (ALMA) yaitu suatu cakupan
pengendalian resiko departemen treasury yang melibatkan unsur-unsur lain
diluar treasury departement yang mencakup hampir semua dimensi kegiatan
operasional perbankan. Tujuan pokok penerapan Alma ini adalah untuk 1)
mengendalikan resiko perbankan 2) menjaga stabilitas bank 3) menjaga
business value bank.
Kesimpulan modul 7:
Pertanyaan Modul 7:
1. Apa yang dimaksud dengan resiko pasar perbankan ?
2. Apa prasyarat tejadinya resiko pasar
3. Sebutkan 2 jenis resiko pasar
4. Apa yang dimaksud resiko kredit perbankan
5. Sebutkan3 golongan resiko kredit perbankan
6. Jelaskan 3 metode menilai resiko kredit pada pemerintah !
7. Sebutkan 4 unsur penilaian resiko kredit pada perusahaan !
8. Jelaskan 3 model credit scuoring pengukur resiko kredit !
9. Jelaskan 3 aspek penilaian resiko kredit personal !
10. Jelaskan 3 kelompok resiko operasi perbankan
11. Jelaskan ciri-ciri 4 sel matrik resiko operasi perbankan !
12. Jelaskan 7 jenis loss Event yang wajib diwaspadai perbankan !
13. Apakah pengertian luas dari najor treasury related risk ?
..
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan sukur saya haturkan kepada Allah swt. Atas
segala rahmat dan karunianya yang berupa kesehatan dan
kesempatan untuk saya dapat menyelesaikan SAP, Sillabus dan
modul untuk mata ajar Manajemen resiko pada fakultas ekonomi
Universitas sriwijaya.
85
Wassalam,
H.Samadi w.Bakar.
MODUL
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2012
DAFTAR REFERENSI.
Doherty, Neil,. 2000,. Integrated Risk Management,. Mc Graw Hill, New York,
USA.
Voughan ,J,Emmett,. 1997., Risk Management ,.John Willey & sons, Inc,
Canada.l
Williams ,C, Athur, Michael Smith, & Peter C.Young., 1998., Risk Management
and Insurance ,. Mc Grow Hill, Boston , USA.