Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH: MANAJEMEN RISIKO


WAKTU: 10.30-12.10
NAMA : MUHAMMAD IKHWAL
NIM : 2018401006

1. Buatlah diagram pemetaan risiko dan jelaskan?


2. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik pengelolaan risiko?
3. Menurut pendapat Saudara faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan dalam
mengelola risiko?
4. Insiden kilang minyak Pertamina di Balongan, Kabupaten Indramayu, diduga
mengandung unsur kelalaian. Ada beberapa indikasi , salah satunya tiada tanggapan
dari pihak Pertamina ketika warga melaporkan bau gas menyengat beberapa jam
sebelum terjadi ledakan. Oleh karena itu Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan
Islam (MDKAHI) mendorong agar Polda Jawa Barat mengusut dugaan kelalaian
tersebut. Langkah tersebut perlu dilakukan sebab warga yang tinggal dekat dengan
lokasi telah dirugikan seperti kehilangan mata pencarian, korban luka dan kerusakan
lingkungan (sumber AYOBANDUNG.COM)
Sementara itu kerugian PT. Pertamina atas kejadian terbakarnya empat tangki
bahan bakar minyak di kilang Balongan ditaksir Rp.112 miliar (Sumber
BISNIS.COM).
Berdasarkan informasi tersebut diatas maka berikanlah pendapat Saudara
mengenai risiko apa saja yang dihadapi oleh PT. Pertamina dan teknik penanganannya
Jawaban :
1.
Diagram pemetaan risiko
tinggi

Risiko II Risiko I
Risiko berbahaya Mengancam
yang jarang terjadi pencapaian tujuan
perusahaan
Risiko IV Risiko III
Risiko Risiko yang terjadi
tidak berbahaya secara rutin
Rendah Sedang Tinggi

Probabilitas

Dimensi pertama, probabilitas, menyatakan tingkat kemungkinan suatu risiko akan


terjadi. Semakin tinggi kemungkinan suatu risiko terjadi, semakin perlu mendapat perhatian.
Sebaliknya, semakin rendah kemungkinan suatu risiko terjadi, semakin rendah pula
kepentingan manajemen untuk memberi perhatian kepada risiko yang bersangkutan.
Umumnya, probabilitas di bagi ke dalam tiga ketegori: tinggi, sedang, rendah. Diagram
pemetaan risiko Risiko II Risiko I Risiko berbahaya yang jarang terjadi Mengancam
pencapaian tujuan perusahaan Risiko IV Risiko III Risiko tidak berbahaya Risiko yang terjadi
secara rutin Rendah Sedang Tinggi Probabilitas Gambar 2 Diagram Pemetaan Risiko
Dimensi kedua berupa dampak. Yaitu tingkat kegawatan atau biaya yang terjadi kalau risiko
yang bersangkutan benar-benar menjadi kenyataan. Semakin tinggi dampak suatu risiko,
semakin perlu mendapat perhatian khusus. Sebaliknya, semakin rendah dampak yang terjadi
dari suatu risiko, semakin rendah pula kepentingan manajemen untuk mengalokasikan
sumber daya untuk menangani risiko yang bersangkutan. Umumnya, dimensi dampak dibagi
ke dalam tiga tingkat: tinggi, sedang, dan rendah. Matriks antara kedua dimensi meghasilk
kan empat kuadran utama. Kuadran I merupakan área dengan tingkat probabilitas sedang
sampai tinggi dan tingkat dampak sedang sampai tinggi. Kuadran I terdiri dari risiko-risiko
yang masuk ke dalam prioritas I, atau prioritas utama. Kuadran II merupakan área yang
dihuni oleh risiko-risiko dalam prioritas II. Ciri dari risiko dalam kuadran II adalah mereka
yang memiliki tingkat probabilitas kejadian antara rendah sampai sedang, namun dampaknya
bila risiko tersebut menjadi kenyataan tinggi. Ini tinggi Dewi Cahyani Pangestuti Manajeme
Risiko Bisnis 3 artinya, risiko-risiko dalam kuadran II cukup jarang terjadi. Mungkin hanya
setahun sekali, atau bahkan bisa kurang. Tetapi kalau sampai terjadi, tujuan dan target
perusahaan bisa tidak tercapai. Dalam kondisi terburuk, perusahaan bisa tutup atau
dinyatakan bangkrut. Kuadran III dihuni oleh risiko-risiko dengan skala prioritas III. Risiko
dalam kelas ini memiliki tingkat probabilitas kejadian yang tinggi, namun dampaknya
rendah. Risiko yang secara rutin terjadi ini tidak terlalu mengganggu pencapaian tujuan dan
target perusahaan. Kadang-kadang terasa mengganggu bila risiko yang bersangkutan muncul
menjadi kenyataan. Namun, biasanya perusahaan mampu dengan cepat mengatasi dampak
yang muncul. Contohnya : Salesman mungkin selalu ada yang sakit atau tidak masuk. Tetapi,
ketidakhadiran satu orang salesman dalam satu hari tidak mengganggu pencapaian tujuan dan
target. Kendaraan kantor selalu ada yang masuk bengkel setiap hari. Tetapi operasi
perusahaan tidak terganggu gara-gara móbil silih berganti masuk bengkel. Kuadran IV dihuni
oleh berbagai risiko dengan skala prioritas IV. Risiko dalam kelas ini memiliki tingkat
probabilitas kejadian yang rendah. Kalaupun terjadi, dampaknya kecil bagi pencapaian tujuan
dan target perusahaan. Risiko yang masuk dalam kuadran IV cenderung dapat diabaikan
sehingga perusahaan tidak perlu mengalokasikan sumber dayanya untuk menangani risiko
tersebut. Namun, manajemen tetap perlu memonitor risiko dalam kuadran IV. Suatu risiko
besifat dinamis. Risiko yang saat ini masuk ke dalam kuadran IV bisa pindah ke kuadran lain
bila ada perubahan kondisi eksternal maupun internal secara signifikan.

2. Teknik-teknik Pengelolaan Manajemen Risiko


a. PENGHINDARAN RISIKO ( RISK AVOIDANCE )
Alternatif penghindaran risiko pada umumnya dapat dilakukan pada tahap
perencanaan dimana kemungkinan-kemungkinan risiko yang terjadi dapat diatasi dengan
berbagai tindakan pencegahan.

Misalnya risiko melanggar peraturan pengelolaan bank yang dapat dilakukan dengan


mempersiapkan seluruh dokumen  dan persyaratan yang terkait dengan pengelolaan
bank atau risiko adanya penuntutan (komplain) dari konsumen terhadap produk  bank yang
dihasilkan dapat dihindari dengan mencantumkan spesifikasi produk-produk perbankan yang
jelas dan rinci kepada nasabah.  

Namun untuk risiko murni (Pure Risk) dengan kemungkinan terjadinya rendah serta
sukar diprediksi  teknik penghindaran tidak dapat digunakan. Bank  secara sengaja
melakukan aktivitas bisnis perbankan untuk memperoleh keuntungan. Dalam melakukan
bisnis tersebut, bank menghadapi risiko yang berkaitan dengan aktivitas tersebut. Karena itu ,
risiko semacam itu tidak bisa dihindari.

b. PENANGGUNGGAN ATAU PENAHANAN RISIKO ( RISK RETENTION )

Alternatif lain dari manajemen risiko adalah perusahaan/bank menanggung sendiri


risiko yang muncul ( menahan risiko tersebut atau risk retention ). Pada suatu kondisi dengan
pertimbangan tertentu bank berani menanggung berbagai kemungkinan risiko yang terjadi.
Namun demikian, bank tetap berupaya agar risiko itu tidak terealisasi/terjadi atau juga
mencadangkan sejumlah anggaran dengan pola tertentu sebagai antisipasi bila kondisi
terburuk terjadi. Berikut ini beberapa bentuk risiko dan kondisi sehingga bank berani
menanggung risiko yang mungkin terjadi.

Penahanan Yang direncanakan dan yang Tidak Direncanakan

Yang dimaksud dengan penahanan risiko direncanakan adalah dimulai dari upaya
untuk mengetahui seluruh risiko yang mungkin timbul, atau mengindentifikasi risiko yang
ada kemudian menyusun berbagai tindakan yang akan diambil. Pada kondisi ini tindakan
yang diambil menjadi tanggung jawab bank sendiri dan tidak dialihkan pada pihak lain atau
pihak ketiga diluar bank.

Sedangkan penahanan risiko tidak direncanakan adalah merupakan bentuk kegagalan


bank dalam mengindentifikasi risiko yang mungkin terjadi sehingga pada saat risiko itu
terjadi bank tidak memiliki anggaran atau tidak memiliki tindakan yang telah terencana
dalam mengatasinya

c. PENGALIHAN RISIKO ( RISK TRANSFER )

Alternatif lain dari manajemen risiko adalah memindahkan risiko ke pihak lain
(mentransfer risiko ke pihak lain). Pihak lain tersebut biasanya mempunyai kemampuan yang
lebih baik untuk mengendalikan risiko, baik karena skala ekonomi yang lebih baik sehingga
bisa mendiversifikasikan risiko lebih baik. Risiko transfer dilakukan melalui beberapa cara :

Asuransi

Asuransi merupakan metode transfer risiko yang paling umum, khususnya untuk
risiko murni (pure risk). Asuransi adalah kontak perjanjian antara yang diasuransikan
(insured) dan perusahaan asuransi ( insurer ), di mana insurer bersedia memberikan
kompensasi atas kerugian yang dialami pihak yang diasuransikan, dan pihak pengasuransi
( insurer ) memperoleh premi asuransi sebagai balasannya.

Empat hal diperlukan dalam transaksi asuransi :

§ Perjanjian kontrak

§ Pembayaran premi

§ Tanggungan ( benefit ) yang dibayarkan jika terjadi kerugian seperti yang disebutkan
dalam kontrak

§ Penggabungan ( pool ) sumber daya oleh perusahaan asuransi yang diperlukan untuk
membayar tanggungan.

Hedging atau lindung nilai merupakan salah satu bentuk risk transfer dengan
melibatkan pihak lain sebagai penanggung jawab bila terjadi kejadian yang tidak diinginkan
terjadi. Hedging biasanya terkait dengan perlindungan terhadap kewajiban membayar atau
kebutuhan akan uang asing. Misalnya kewajiban untuk dapat membayar hutang dalam dolar
atau dalam mata uang asing lainnya. Perubahan kurs mata uang asing terhadap rupiah
misalnya dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar misalnya saja waktu kejadian
kerusuhan Mei 1998 yang mendorong dollar terapresiasi terhadap rupiah yang mencapai
500%. Pada kondisi ini perusahaan yang melakukan hedging dengan kepemilikan atau opsi
membeli dollar dimasa depan akan sangat tertolong mengingat sesuai dengan perjanjian
forward atau future yang bersangkutan tidak harus membeli pada kurs yang akan datang
tetapi berdasarkan kesepakatan yang berlaku dalam kontrak. Untuk kondisi seperti ini
hedging sangat mirip dengan asuransi.

Incorporated atau membentuk perseroan terbatas merupakan alternatif transfer risiko,


karena kewajiban pemegang saham dalam perseroan terbatas hanya terbatas pada modal yang
disetorkan. Kewajiban tersebut tidak akan sampai ke kekayaan pribadi. Secara efektif,
sebagian risiko perusahaan ditransfer ke pihak lain, dalam hal ini biasanya kreditur
(pemegang hutang). Jika perusahaan bangkrut, maka pemgang saham dan pemegang hutang
akan menanggung risiko bersama, meskipun dengan tingkatan yang berbeda. Pemegang
hutang biasanya mempunyai prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemegang
saham. Misalkan perusahaan bangkrut, asetnya dijual, hasil penjualan aset tersebut akan
diberikan ke pemegang hutang. Jika masih ada sisa, pemegang saham baru bisa memperoleh
bagiannya

3. Faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan dalam mengelola risiko

Dari setiap tipe risiko yang harus dihadapi di daftar prioritas Anda, Anda bisa
mengatasinya dengan strategi pengelolaan risiko. Setidaknya, ada empat pilihan strategi
pengelolaan risiko yang bisa dilakukan, yakni : dikontrol, ditransfer ke pihak lain, dibiayai
sendiri, dan dihindari.

1. dikontrol (Risk Control)

Risiko yang dikontrol ini artinya Anda melakukan upaya -upaya agar probabilitas
terjadinya risiko yang telah diidentifikasi menjadi berkurang. Mengontrol risiko ini juga
dimaksudkan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi.

2. ditransfer ke pihak lain (Risk Transfer)

Strategi pengelolaan risiko dengan cara ditransfer ke pihak lain ini dilakukan dengan
upaya -upaya yang secara sadar dengan jalan memindahkan risiko yang dihadapi terhadap
pihak lain. Untuk melakukan hal ini, dapat dilakukan dengan memindahkan risiko terjadinya
kebakaran toko pada perusahaan asuransi.

3. dibiayai sendiri (Risk Retention)

Dibiayai sendiri atau risk retention ini adalah strategi pengelolaan risiko yang


dilakukan dengan upaya -upaya mendanai dampak yang mungkin ditimbulkan oleh risiko.
Maksudnya, konteks mendanai risiko ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan
menyiapkan dana cadangan (allowance) khusus guna mendanai risiko, atau tanpa membuat
dana cadangan.

4. dihindari (Risk Avoidance)

Pengelolaan risiko dengan dihindari, yakni suatu tindakan yang dilakukan secara
sadar untuk menghindari risiko yang dihadapi. Sebagai contoh, apabila selama satu minggu
ke depan ada prediksi hujan akan turun dengan lebat, maka apabila Anda memiliki bisnis
restoran, Anda akan disarankan untuk menghindari penjualan berbagai macam minuman
dingin atau aneka es.
Menurut saya untuk mengelola resiko bisa juga di lakukan dengan cara :

Pahami bahwa risiko yang dihadapi bukan penghambat bagi Anda untuk maju. Risiko
justru mesti diambil sebagai bentuk konsekuensi karena Anda menginginkan suatu hal yang
lebih baik atau suatu keberhasilan tertentu. Semakin tinggi hasil yang diinginkan, maka
semakin besar pula risiko yang harus dihadapi dan dikelola.

Jangan panik. Tahap pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mengidentifikasi
risiko apa yang berpotensi untuk muncul. mulailah dari lingkungan yang ada di sekitar Anda
untuk melakukan identifikasi risiko. Bisa juga identifikasi risiko dilakukan dengan melihat
hubungan dengan para pemasok, pelanggan, atau pun pesaing.

Dari risiko yang sudah teridentifikasi, maka Anda bisa menentukan seberapa sering
risiko tersebut mungkin muncul.

Tentukan seberapa besar potensi dampak yang mungkin terjadi dari risiko yang telah
diidentifikasi tadi.

Siapkan langkah -langkah mitigation risk, hanya untuk risiko yang dominan atau pada
prioritas saja. Ini dilakukan karena banyak hal yang mesti dilakukan dalam bisnis. Jika terlalu
fokus pada risiko -risiko yang bukan prioritas, maka waktu Anda justru akan habis dan
membuat Anda jadi ragu -ragu atau takut dalam melanjutkan bisnis.

Untuk melakukan mitigation risk, pastikan Anda mampu menghitung dengan benar biaya
yang harus dikeluarkan untuk mengelola risiko. Pastikan pula manfaat yang diperoleh dari
pengelolaan risiko tersebut bisa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.

4. Insiden kilang minyak Pertamina di Balongan, Kabupaten Indramayu, diduga


mengandung unsur kelalaian. Ada beberapa indikasi , salah satunya tiada tanggapan
dari pihak Pertamina ketika warga melaporkan bau gas menyengat beberapa jam
sebelum terjadi ledakan. Oleh karena itu Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan
Islam (MDKAHI) mendorong agar Polda Jawa Barat mengusut dugaan kelalaian
tersebut. Langkah tersebut perlu dilakukan sebab warga yang tinggal dekat dengan
lokasi telah dirugikan seperti kehilangan mata pencarian, korban luka dan kerusakan
lingkungan (sumber AYOBANDUNG.COM)
Sementara itu kerugian PT. Pertamina atas kejadian terbakarnya empat tangki bahan
bakar minyak di kilang Balongan ditaksir Rp.112 miliar (Sumber BISNIS.COM).
Berdasarkan informasi tersebut diatas maka berikanlah pendapat Saudara
mengenai risiko apa saja yang dihadapi oleh PT. Pertamina dan teknik penanganannya

Note : Kuning : Resiko Operasional (2)


Merah : Resiko Lingkuangan (1)
Abu abu : Resiko Strategis (1)
Biru : Resiko Keuangan (1)

Anda mungkin juga menyukai