Risiko II Risiko I
Risiko berbahaya Mengancam
yang jarang terjadi pencapaian tujuan
perusahaan
Risiko IV Risiko III
Risiko Risiko yang terjadi
tidak berbahaya secara rutin
Rendah Sedang Tinggi
Probabilitas
Namun untuk risiko murni (Pure Risk) dengan kemungkinan terjadinya rendah serta
sukar diprediksi teknik penghindaran tidak dapat digunakan. Bank secara sengaja
melakukan aktivitas bisnis perbankan untuk memperoleh keuntungan. Dalam melakukan
bisnis tersebut, bank menghadapi risiko yang berkaitan dengan aktivitas tersebut. Karena itu ,
risiko semacam itu tidak bisa dihindari.
Yang dimaksud dengan penahanan risiko direncanakan adalah dimulai dari upaya
untuk mengetahui seluruh risiko yang mungkin timbul, atau mengindentifikasi risiko yang
ada kemudian menyusun berbagai tindakan yang akan diambil. Pada kondisi ini tindakan
yang diambil menjadi tanggung jawab bank sendiri dan tidak dialihkan pada pihak lain atau
pihak ketiga diluar bank.
Alternatif lain dari manajemen risiko adalah memindahkan risiko ke pihak lain
(mentransfer risiko ke pihak lain). Pihak lain tersebut biasanya mempunyai kemampuan yang
lebih baik untuk mengendalikan risiko, baik karena skala ekonomi yang lebih baik sehingga
bisa mendiversifikasikan risiko lebih baik. Risiko transfer dilakukan melalui beberapa cara :
Asuransi
Asuransi merupakan metode transfer risiko yang paling umum, khususnya untuk
risiko murni (pure risk). Asuransi adalah kontak perjanjian antara yang diasuransikan
(insured) dan perusahaan asuransi ( insurer ), di mana insurer bersedia memberikan
kompensasi atas kerugian yang dialami pihak yang diasuransikan, dan pihak pengasuransi
( insurer ) memperoleh premi asuransi sebagai balasannya.
§ Perjanjian kontrak
§ Pembayaran premi
§ Tanggungan ( benefit ) yang dibayarkan jika terjadi kerugian seperti yang disebutkan
dalam kontrak
§ Penggabungan ( pool ) sumber daya oleh perusahaan asuransi yang diperlukan untuk
membayar tanggungan.
Hedging atau lindung nilai merupakan salah satu bentuk risk transfer dengan
melibatkan pihak lain sebagai penanggung jawab bila terjadi kejadian yang tidak diinginkan
terjadi. Hedging biasanya terkait dengan perlindungan terhadap kewajiban membayar atau
kebutuhan akan uang asing. Misalnya kewajiban untuk dapat membayar hutang dalam dolar
atau dalam mata uang asing lainnya. Perubahan kurs mata uang asing terhadap rupiah
misalnya dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar misalnya saja waktu kejadian
kerusuhan Mei 1998 yang mendorong dollar terapresiasi terhadap rupiah yang mencapai
500%. Pada kondisi ini perusahaan yang melakukan hedging dengan kepemilikan atau opsi
membeli dollar dimasa depan akan sangat tertolong mengingat sesuai dengan perjanjian
forward atau future yang bersangkutan tidak harus membeli pada kurs yang akan datang
tetapi berdasarkan kesepakatan yang berlaku dalam kontrak. Untuk kondisi seperti ini
hedging sangat mirip dengan asuransi.
Dari setiap tipe risiko yang harus dihadapi di daftar prioritas Anda, Anda bisa
mengatasinya dengan strategi pengelolaan risiko. Setidaknya, ada empat pilihan strategi
pengelolaan risiko yang bisa dilakukan, yakni : dikontrol, ditransfer ke pihak lain, dibiayai
sendiri, dan dihindari.
Risiko yang dikontrol ini artinya Anda melakukan upaya -upaya agar probabilitas
terjadinya risiko yang telah diidentifikasi menjadi berkurang. Mengontrol risiko ini juga
dimaksudkan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi.
Strategi pengelolaan risiko dengan cara ditransfer ke pihak lain ini dilakukan dengan
upaya -upaya yang secara sadar dengan jalan memindahkan risiko yang dihadapi terhadap
pihak lain. Untuk melakukan hal ini, dapat dilakukan dengan memindahkan risiko terjadinya
kebakaran toko pada perusahaan asuransi.
Pengelolaan risiko dengan dihindari, yakni suatu tindakan yang dilakukan secara
sadar untuk menghindari risiko yang dihadapi. Sebagai contoh, apabila selama satu minggu
ke depan ada prediksi hujan akan turun dengan lebat, maka apabila Anda memiliki bisnis
restoran, Anda akan disarankan untuk menghindari penjualan berbagai macam minuman
dingin atau aneka es.
Menurut saya untuk mengelola resiko bisa juga di lakukan dengan cara :
Pahami bahwa risiko yang dihadapi bukan penghambat bagi Anda untuk maju. Risiko
justru mesti diambil sebagai bentuk konsekuensi karena Anda menginginkan suatu hal yang
lebih baik atau suatu keberhasilan tertentu. Semakin tinggi hasil yang diinginkan, maka
semakin besar pula risiko yang harus dihadapi dan dikelola.
Jangan panik. Tahap pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mengidentifikasi
risiko apa yang berpotensi untuk muncul. mulailah dari lingkungan yang ada di sekitar Anda
untuk melakukan identifikasi risiko. Bisa juga identifikasi risiko dilakukan dengan melihat
hubungan dengan para pemasok, pelanggan, atau pun pesaing.
Dari risiko yang sudah teridentifikasi, maka Anda bisa menentukan seberapa sering
risiko tersebut mungkin muncul.
Tentukan seberapa besar potensi dampak yang mungkin terjadi dari risiko yang telah
diidentifikasi tadi.
Siapkan langkah -langkah mitigation risk, hanya untuk risiko yang dominan atau pada
prioritas saja. Ini dilakukan karena banyak hal yang mesti dilakukan dalam bisnis. Jika terlalu
fokus pada risiko -risiko yang bukan prioritas, maka waktu Anda justru akan habis dan
membuat Anda jadi ragu -ragu atau takut dalam melanjutkan bisnis.
Untuk melakukan mitigation risk, pastikan Anda mampu menghitung dengan benar biaya
yang harus dikeluarkan untuk mengelola risiko. Pastikan pula manfaat yang diperoleh dari
pengelolaan risiko tersebut bisa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.