Norman Fairclough's Critical Discourse Analysis Journal On News - En.id
Norman Fairclough's Critical Discourse Analysis Journal On News - En.id
com
Rida Nurlatifasari
Universitas Sebelas Maret, Indonesia e-
mail: Rydanurlatifasari21@gmail.com
Sumarlam
Universitas Sebelas Maret, Indonesia
email: sumarlam@staff.uns.ac.id
Abstrak
Saat ini seluruh dunia sedang diserang virus yang bernama Corona Virus atau Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS-CoV-2)
merupakan jenis virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut COVID-19. COVID-19 merupakan polemik
yang meresahkan masyarakat karena penyebarannya yang begitu cepat bahkan menyebabkan banyak kematian, termasuk di Indonesia. Kondisi
situasi sosial ini membuat banyak pemberitaan yang dilakukan, salah satunya terkait pencegahan dengan social distancing yang dipublikasikan
Detikcom. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kritis terhadap artikel tentang COVID-19 di Detikcom. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif. Objek penelitian adalah artikel berjudul "Tentang Jarak Sosial, Cara Pemerintah Cegah Penyebaran Virus Corona" yang dirilis pada Senin, 16
Maret 2020, oleh Detikcom. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis wacana kritis Fairclough. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks
dalam wacana telah dipilih menggunakan kata-kata yang tepat untuk mewakili harapan dari kebijakan social distancing dan juga mampu mewakili
kondisi sosial masyarakat yang panik dengan merebaknya COVID-19. Wacana dalam teks tersebut juga telah mampu memberikan umpan balik berupa
kondisi sosial masyarakat yang bisa sedikit tenang dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks dalam
wacana telah dipilih menggunakan kata-kata yang tepat untuk mewakili harapan dari kebijakan social distancing dan juga mampu mewakili kondisi
sosial masyarakat yang panik dengan merebaknya COVID-19. Wacana dalam teks tersebut juga telah mampu memberikan umpan balik berupa kondisi
sosial masyarakat yang bisa sedikit tenang dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks dalam wacana telah
dipilih menggunakan kata-kata yang tepat untuk mewakili harapan dari kebijakan social distancing dan juga mampu mewakili kondisi sosial
masyarakat yang panik dengan merebaknya COVID-19. Wacana dalam teks tersebut juga telah mampu memberikan umpan balik berupa kondisi sosial
yang telah dirilis serta peran langsung pemerintah dan kredibilitas Detikcom. Ideologi tersebut
terkait dengan mempengaruhi masyarakat dalam menerapkan social distancing untuk
mensukseskan program-program Pemerintah. Dengan demikian, penelitian ini akan menumbuhkan
kepercayaan masyarakat dalam menghadapi virus corona ini dan pengaruhnya untuk menerapkan
social distancing selama pandemi COVID-19.
Kata kunci: virus corona, analisis wacana kritis, media massa, portal berita
1. PERKENALAN
Berita wabah virus corona menjadi tema utama dalam berbagai aspek kehidupan
manusia di muka bumi ini. Virus ini pertama kali muncul pada 2019, 17 November 2019, di
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Virus menyebar sangat cepat dan ada 266 orang di
Wuhan pada akhir 2019. Kasus mulai menyebar ke negara lain pada 13 Januari 2020, dan
menyebar ke Indonesia pada 2 Maret 2020. Kuartal pertama 2020 adalah periode yang
mengejutkan. bagi negara-negara di dunia. Guncangan yang menimbulkan kekhawatiran
masyarakat dunia disebabkan oleh virus yang kini menjadi pandemi global, yaitu
Coronavirus Disease 19 (COVID-19) (David et al., 2020).
Di Indonesia, menurut data pada Desember 2020 jumlah pasien yang terkena virus ini
mencapai 727.000 kasus sehingga masalah ini penting bagi masyarakat Indonesia untuk
menjaga kesehatan diri dan selalu menjaga kebersihan agar terhindar dari virus ini. Pesatnya
penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia mendorong Pemerintah untuk mengambil langkah-
langkah pencegahan penularan virus tersebut. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah
penyebaran virus COVID-19 antara lain pembatasan aktivitas masyarakat, social distancing,
penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun, dan lain-lain. Hal ini dilakukan oleh Pemerintah
agar masyarakat dapat tetap beraktivitas seperti biasa dan juga menjaga perekonomian
masyarakat dan negara secara keseluruhan di tengah wabah COVID-19 (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Upaya yang dilakukan Pemerintah dalam pengendalian COVID-19 tidak akan
berjalan dengan baik jika kebijakan tersebut tidak disosialisasikan dengan baik kepada
masyarakat. Hal ini membuat komunikasi menjadi penting. Komunikasi atau lebih
tepatnya adalah sosialisasi tindakan preventif kepada masyarakat agar masyarakat
mengetahui dan mematuhi kebijakan tersebut. Dengan demikian, komunikasi menjadi
salah satu kunci terpenting dalam meminimalisir kasus baru di Indonesia. Komunikasi
adalah sarana penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada
komunikan. Berbagai media komunikasi kini hadir yang memudahkan proses
komunikasi dengan media baru. Maraknya kasus COVID-19 di Indonesia serta adanya
informasi regulasi dan langkah kebijakan pemerintah dalam pencegahan COVID-19
menjadi pemberitaan di berbagai media komunikasi, termasuk salah satunya adalah
portal berita.
Wartawan menyampaikan berita melalui portal berita (koran) dengan menggunakan
teks untuk menyampaikan pesan. Interpretasi teks dan penjelasan makna teks dari
surat kabar dapat dilakukan dengan menggunakan analisis wacana kritis (Amer, 2009).
Salah satu prinsip dasar analisis wacana kritis adalah pemeriksaan ideologi (Fairclough et
al., 2011). Ideologi, khususnya dalam forum publik seperti media, dapat ditelusuri melalui
penggunaan bahasa yang mengusung ideologi. Ideologi dapat berbentuk teks formal atau
informal, metafora, proses dan partisipan, nominalisasi, kalimat deklaratif, kalimat
imperatif dan interogatif, kalimat aktif dan pasif, dan modalitas positif/negatif, dan kita
perlu menyelidiki skema yang dibangun oleh teks-teks tersebut ( Norman Fairclough,
1989). Oleh karena itu, penting untuk mendefinisikan ideologi pemberitaan dalam konteks
analisis wacana kritis, karena berita selalu menyampaikan pesan yang mencerminkan
kekuatan (Fauzan, 2018).
Analisis model analisis wacana kritis van Dijk yang dilakukan oleh Maghfiroh melaporkan bahwa terdapat kecenderungan ideologis yang terletak pada aspek tema
tuturan yang digunakan untuk mengajak (sengaja ditujukan) pendidik dan semua pihak untuk memasuki dunia pendidikan dan meyakini serta bertindak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Penelitian terkait ideologi yang terkandung dalam sebuah berita dilaporkan oleh Fauzan (2018) dalam analisis wacana kritisnya, bahwa pola retorika berita meliputi
judul, orientasi, urutan peristiwa, dan penutup. Ideologi tertanam dalam berbagai unit wacana, memaksakan kekuasaan dan hegemoni sebagai alat analisis wacana kritis yang
mempengaruhi perubahan sosial. Analisis wacana kritis peliputan pencegahan COVID-19 di Indonesia dilakukan oleh Alfaritsi et al. (2020) menggunakan Teun A. Metode analisis Van
Dijk yang dijelaskan berdasarkan tiga struktur, yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Penelitian ini mengkaji objek yang serupa namun dilakukan dengan menggunakan
metode analisis wacana kritis yang berbeda, yaitu metode analisis Norman Fairclough yang terdiri dari dimensi tekstual, produksi teks, dan sosial budaya. Metode ini tidak hanya
menjelaskan makna dan interpretasi berita tetapi juga keandalan pembuat berita dan pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan dan menelaah ideologi yang terkandung di
dalamnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan ideologi pemberitaan COVID-19 di portal berita Detikcom melalui analisis wacana
kritis Norman Fairclough. Penelitian ini mengkaji objek yang serupa namun dilakukan dengan menggunakan metode analisis wacana kritis yang berbeda, yaitu metode analisis
Norman Fairclough yang terdiri dari dimensi tekstual, produksi teks, dan sosial budaya. Metode ini tidak hanya menjelaskan makna dan interpretasi berita tetapi juga keandalan
pembuat berita dan pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan dan menelaah ideologi yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui makna dan ideologi pemberitaan COVID-19 di portal berita Detikcom melalui analisis wacana kritis Norman Fairclough. Penelitian ini mengkaji objek yang serupa
namun dilakukan dengan menggunakan metode analisis wacana kritis yang berbeda, yaitu metode analisis Norman Fairclough yang terdiri dari dimensi tekstual, produksi teks, dan
sosial budaya. Metode ini tidak hanya menjelaskan makna dan interpretasi berita tetapi juga keandalan pembuat berita dan pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan dan
menelaah ideologi yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan ideologi pemberitaan COVID-19 di portal
berita Detikcom melalui analisis wacana kritis Norman Fairclough. Metode ini tidak hanya menjelaskan makna dan interpretasi berita tetapi juga keandalan pembuat berita dan
pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan dan menelaah ideologi yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
makna dan ideologi pemberitaan COVID-19 di portal berita Detikcom melalui analisis wacana kritis Norman Fairclough. Metode ini tidak hanya menjelaskan makna dan interpretasi berita tetapi juga keandalan pembuat
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Massa
Media massa adalah setiap media yang digunakan untuk menyampaikan komunikasi massa,
yaitu pesan-pesan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang dikirim melalui suatu
alat transmisi kepada khalayak atau pasar yang besar dalam waktu yang bersamaan. Media massa
dapat disebut sebagai suatu fungsi dalam komunikasi massa yang terlihat melalui pembawa sinyal
untuk tujuan multi-point: seperti bahasa, desain, ekspresi wajah, cetak, radio, televisi, telepon
seluler, papan reklame dan alat musik, dll (Subba, 2019). Komunikasi massa adalah perpanjangan
dari akulturasi publik yang dilembagakan di luar batas-batas tatap muka dan interaksi yang
dimediasi secara pribadi lainnya. Ini menjadi mungkin hanya ketika sarana teknologi
tersedia dan organisasi sosial muncul untuk produksi massal dan distribusi
pesan (Ells, 2019).
Media massa adalah sebuah kata kecil yang memiliki justifikasi yang sangat luas. Mulai dari surat
kabar hingga televisi bahkan media sosial adalah media massa. Hampir seluruh penduduk suatu negara
bergantung pada media massa dan oleh karena itu dipengaruhi olehnya. Pengaruhnya tidak selalu positif
tetapi mempengaruhi pikiran orang, terutama anak muda dalam banyak hal termasuk efek yang salah.
Media massa mempublikasikan suatu model dengan perawakan dan penampilan yang tegas yang
membuat publik percaya bahwa penampilan yang dipublikasikan adalah sempurna dan oleh karena itu
publik pada umumnya memandang model yang ditampilkan terutama dari segi penampilan. Dengan
demikian, media massa memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan dan menegakkan fakta
tentang manusia yang sempurna (Keswani et al., 2018).
Media massa dapat dianggap sebagai wahana penyampaian karya jurnalistik. Media
massa merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat dimana
berita tersebut dipublikasikan. Karya jurnalistik jurnalis diterbitkan melalui media massa. Setiap
cerita dalam jurnalistik menjadi tidak berarti tanpa didukung atau dipublikasikan di media. Jadi,
media massa adalah tempat penyampaian berita. Penyampaian informasi jurnalis dalam
bentuk berita membutuhkan saluran komunikasi yang disebut media. Istilah media massa
karena mengacu pada penggunaan bacaan publik. Media massa memberikan informasi
tentang perubahan, cara kerjanya dan hasil yang dicapai atau yang ingin dicapai. Fungsi utama
media massa adalah memberikan informasi tentang kepentingan yang luas dan mengiklankan
produk (Saragih, 2019).
2020). Pengaruh media pada persepsi publik lebih sering diasumsikan, meskipun beberapa
bukti telah dilaporkan Liputan media dapat sangat membentuk sikap publik. Pencarian
informasi yang selektif dan pasar media yang semakin terfragmentasi dapat membatasi
pengaruh media tertentu dalam membentuk persepsi publik. Berita memiliki kapasitas yang
lebih terbatas untuk membentuk persepsi publik (Hopkins et al., 2017).
Analisis wacana kritis adalah alat analisis yang paling efektif, telah digunakan
dalam berbagai pengaturan linguistik, di antaranya transitivitas telah dibahas sebagai
alat analisis (Shuo et al., 2014). Ada berbagai pendekatan metode analisis wacana
kritis, diantaranya adalah metode Fairclough, Van Dijk, dan Wodak (Amoussou &
Allagbe, 2018).
penjelasan tentang hubungan antara wacana dan realitas sosial dan budaya
(Amoussou & Allagbe, 2018).
Pendekatan Fairclough dalam menganalisis teks dianggap lengkap karena mencoba
menyatukan tiga tradisi yaitu (Kartikasari, 2020):
sebuah. Dimensi tekstual (mikrostruktural), meliputi representasi, relasi, dan
identitas.
b. Dimensi praktik produksi teks (meso-struktural) meliputi produksi teks,
diseminasi teks dan konsumsi teks.
c. Dimensi praktik sosial budaya (makrostruktural), meliputi situasional,
kelembagaan, dan sosial.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data sekunder dalam penelitian
ini adalah artikel berita yang dimuat di portal berita detik.com. Data penelitian ini adalah
artikel berita COVID-19 di portal berita Detikcom tentang social distancing dengan judul “
Tentang Social Distance, Cara Pemerintah Cegah Penyebaran Virus Corona” dirilis pada
Senin, 16 Maret 2020.
3.2 Instrumen
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa hasil
studi kepustakaan berupa artikel berita di portal Detikcom. Kata-kata dalam artikel dan
juga sumber produksi yaitu portal Detikcom akan diidentifikasi dalam penelitian ini.
4. TEMUAN
Data penelitian berupa artikel dalam portal berita Detikcom dianalisis
berdasarkan analisis wacana kritis Norman Fairclough yang terdiri dari tiga
dimensi yang diuraikan sebagai berikut:
sebuah. Dimensi tekstual
1) Representasi
Pada aspek representasi, makna teks-teks dalam artikel dijelaskan dan kemudian diinterpretasikan
dengan makna-makna yang terkandung dalam teks tersebut. Dalam artikel-artikel yang diulas dalam
penelitian ini, terdapat kata “meminta" pada kalimat pertama dan kedua yang merupakan harapan yang
diungkapkan dengan perintah untuk melakukan social distancing. Harapan itu
dimaksud dalam hal ini dijelaskan lebih lanjut dengan penggunaan kata “mencegah" dan "tidak
panik“. Cegah merupakan peristiwa menyerang COVID-19 yang dapat menimpa siapa saja. Kata,
tidak panik melambangkan bahwa masyarakat sedang mengalami kekhawatiran akibat pandemi
COVID-19. Dengan demikian, penggunaan kata tersebut melambangkan bahwa social distancing
adalah hal baru. Harapannya, pemerintah berupaya membuat masyarakat hidup tenang dan
meminimalisir penularan COVID-19 di masa pandemi COVID-19.
2) Hubungan
Dalam aspek relasi, melakukan kajian terkait pihak-pihak yang terlibat dan
pola relasinya. Artikel yang diulas itu melibatkan presiden Indonesia, Forbes, dan
publik. Aktor yang terlibat dalam artikel ini adalah Presiden Republik Indonesia
sebagai sumber informasi tentang kebijakan terkait social distancing dan Forbes
sebagai pendukung istilah social distancing. Orang-orang disebut sebagai korban
penyebaran virus COVID-19.
3) Identitas
Aspek identitas berbicara tentang bagaimana wartawan disajikan dan dikonstruksi dalam
teks berita. Dalam artikel ini, wartawan memberikan informasi tambahan tentang dampak virus
COVID-19 bagi masyarakat. Informasi tambahan ini menghadirkan jurnalis sebagai pihak yang
dapat memperkuat bukti kasus COVID-19 yang sangat berbahaya bagi masyarakat dan perlu
dilakukan tindakan nyata untuk mencegahnya.
Berbeda dengan media lain, detikcom telah menyediakan web untuk mengirimkan artikel dengan
login terlebih dahulu, https://news.Detikcom/kolom/kirim, baik melalui akun Facebook maupun Gmail.
Semua konten baik berupa teks maupun foto yang dikirimkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pengirim. Detikcom tidak bertanggung jawab atas isi materi tersebut. Redaksi berhak mengedit materi
yang dikirimkan. Pengeditan terkait ejaan termasuk menambahkan ilustrasi yang mendukung, tanpa
mengubah konten. Detikcom menolak untuk mempublikasikan materi yang mengandung unsur SARA,
pornografi, mendorong tindakan kekerasan, menyudutkan kelompok atau kelompok tertentu, dan
menyebarkan kebencian.
2) Tingkat institusi
Penulisan teks berita artikel di detikcom melibatkan Presiden Indonesia sebagai narasumber,
yaitu Presiden Joko Widodo. Dengan hadirnya narasumber dalam teks tersebut, Detikcom mencoba
menyampaikan kepada pembaca bahwa kebijakan social distancing merupakan upaya penting yang
harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.
3) Tingkat sosial
Detikcom sebagai news aggregator tertarik membahas social distancing sebagai upaya
pencegahan penyebaran virus COVID-19. Deticcom mencoba menggiring opini pembaca bahwa
sebagai media agregator berita, mereka selalu mengikuti perkembangan isu-isu sosial yang
terjadi di sekitar masyarakat Indonesia, dan berusaha memberikan informasi yang jelas
tentang apa itu social distancing. Hal ini karena social distancing adalah istilah yang tidak
semua orang ingin pahami dengan baik. Melalui penjelasan pemahaman disertai data
pendukung bagi korban, Detikcom ingin memberikan persuasi kepada pembaca bahwa
COVID-19 adalah sesuatu yang membahayakan kesehatan, namun tidak perlu khawatir jika
salah satu upaya pencegahannya adalah social distancing. Artinya Detikcom memahami situasi
sosial yang dibutuhkan masyarakat selama pandemi COVID-19.
5. DISKUSI
Analisis wacana kritis adalah analisis hubungan dialektis antara wacana, termasuk
bahasa, bahasa tubuh atau gambar visual, dan elemen lain dari praktik sosial. Wacana
mencakup representasi tentang bagaimana segala sesuatunya serta representasi tentang
bagaimana seharusnya walikota. Penggunaan wacana Fairclough mengacu pada
penggunaan bahasa sebagai praktik sosial, bukan aktivitas individu atau untuk
merefleksikan sesuatu. Pertama, wacana adalah bentuk tindakan, seseorang
menggunakan bahasa sebagai tindakan di dunia dan terutama sebagai bentuk
representasi dari realitas yang ada. Kedua, implikasi hubungan timbal balik antara wacana
dan struktur sosial (Siswanto, 2017).
Pada dimensi tekstual menggambarkan suatu wacana yang dianggap sebagai tindakan seseorang
dalam menggunakan bahasa yang mewakili realitas yang ada. Dimensi tekstual menjelaskan bagaimana
wartawan menggunakan pilihan kata yang tepat untuk mewakili suatu situasi sosial. Dalam hal ini,
wartawan menggunakan kata-kata untuk bertanya, mencegah, dan tidak panik dalam mewakili
keprihatinan sosial yang terjadi pada masyarakat Indonesia akibat penyebaran COVID-19. Kata-kata
tersebut digunakan wartawan untuk merepresentasikan bahwa social distancing merupakan harapan baru
yang diupayakan pemerintah untuk membuat masyarakat hidup tenang dan meminimalisir penularan
COVID-19 di masa pandemi COVID-19.
Teks dianggap sebagai contoh aktual dari bahasa yang digunakan (Fairclough, 2003).
Analisis pada level ini dapat menggunakan pilihan kebahasaan, termasuk kosakata yang
mudah dipahami oleh masyarakat. Pilihan bahasa dan interaksi antara unsur linguistik dan
visual dapat membangun wacana yang saling terkait. Hal ini sebagaimana dikemukakan
oleh Ksress & van Leeuwen (2006) antara tiga tingkat komposisi teks multimodal yang
saling terkait, yaitu nilai elemen informasi, distribusinya dalam teks, dan signifikansi
kontribusinya terhadap konstruksi makna; arti penting; dan membingkai.
Analisis kedua berkaitan dengan pihak-pihak yang terlibat yang dihadirkan dalam teks yang
dapat memberikan gambaran tentang situasi sosial. Aktor yang terlibat dalam Detikcom
artikel yang berkaitan dengan presiden dan Forbes serta masyarakat menggambarkan perlunya
persuasi kepada masyarakat mengenai pencegahan COVID-19 dengan melibatkan Presiden dan juga
para ahli yang dapat menjelaskan definisi kata-kata yang digunakan untuk mencegah COVID-19,
dalam hal ini adalah adalah jarak sosial. Analisis ini berkaitan dengan interaksi berbagai faktor dan
aktor yang terlibat dalam aktivitas sosial yang ditampilkan dalam wacana (Kress & van Leeuwen,
2006).
Pada bagian penutup berita ini, aspek identitas berbicara tentang bagaimana wartawan
disajikan dan dikonstruksikan dalam teks berita. Menurut Fairclough, aspek ini berkaitan dengan
bagaimana jurnalis memposisikan dan mengidentifikasi dirinya dengan kelompok sosial tertentu.
Apakah wartawan ingin mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari khalayak atau
mengidentifikasi diri mereka secara mandiri (Eriyanto, 2001). Dalam penelitian ini, jurnalis berperan
dalam mendukung bukti bahaya COVID-19 dengan menghadirkan berbagai data korban COVID-19.
Namun tetap saja hal tersebut tidak menjadi penghalang dalam membentuk nilai dan norma
komunikasi yang sudah mapan. Nilai dan norma yang terbentuk selama pandemi COVID-19,
pemerintah Indonesia memiliki komunikasi satu arah mulai dari dinas kesehatan, kementerian
kesehatan, kementerian komunikasi dan informasi, bahkan staf kepresidenan sehingga dapat
meminimalisir penyebaran hoax yang sering terjadi di Indonesia. Kemudian, masyarakat Indonesia,
media massa, bahkan kelompok organisasi berperan bersama dalam merespons pandemi COVID-19
dengan #DiRumahAja dan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar/PSBB di beberapa
daerah. Semua elemen tersebut memiliki kontribusinya masing-masing dalam menghadapi
permasalahan yang terjadi sehingga komunikasi ini menjadi sarana dukungan bagi pemerintah
Indonesia untuk terus mengedukasi permasalahan yang sedang dihadapi dan selalu ingat untuk
tetap tenang dan jangan panik selama pandemi ini.
Social distancing atau pembatasan sosial yang dianggap sebagai langkah tepat dalam upaya
pencegahan penyebaran COVID-19 berjalan tidak efektif dan menuai pro dan kontra di tengah
masyarakat. Penempatan informasi berupa data numerik yang mengacu pada jumlah pasien dan
korban di dunia dan Indonesia berdampak pada kemudahan pengaksesan data secara bersamaan.
Akses atau publik tidak perlu mencari informasi secara terpisah dari sumber berita dari pihak non
pemerintah untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.
Artikel berita di detikcom ini disajikan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang saling berkaitan
dan merupakan kalimat yang saling mendukung untuk menyampaikan ideologi yang sama. Kalimat-
kalimat tersebut mengandung ideologi yang menggambarkan perintah untuk mematuhi social distancing
sebagai program yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Hasil ini diungkapkan oleh Maghfiroh & Triyono
(2020) bahwa kalimat memiliki tujuan tertentu selain dari aspek struktur bahasa tetapi cenderung
digunakan untuk menyampaikan makna tersirat di luar kata. Bahasa merupakan alat yang efektif
digunakan untuk menyelundupkan maksud tertentu secara lisan maupun untuk mewakili ideologi
penuturnya. Oleh karena itu, kecenderungan ideologisnya terletak pada aspek tema yaitu mengajak
(sengaja). Kalimat-kalimat tersebut saling terkait dengan merepresentasikan tema dan topik yang sama
sehingga dihasilkan koherensi.
Upaya penerapan social distancing yang sedang digencarkan oleh pemerintah dinilai sebagai
langkah yang tepat karena memiliki niat untuk mengosongkan tempat-tempat keramaian. Hal ini
menjadikan komunikasi sebagai instrumen penting selama kegiatan WFH di masa pandemi
COVID-19. Komunikasi yang terjalin antara pemerintah Indonesia dengan Kementerian Kesehatan
memiliki komunikasi satu arah sehingga penyebaran informasi ini memiliki validitas yang jelas.
Komunikasi yang dilakukan tidak hanya untuk menginformasikan kepada masyarakat tetapi juga
untuk mengedukasi masyarakat dalam menjalin komunikasi kesehatan.
Protokol di sini dibedakan menurut lokasi yang tidak memiliki kedekatan atau
kesamaan. Dalam hal ini, pada protokol kedua, frase public area dan public transport
memiliki keterkaitan tempat sehingga dijadikan satu proposisi dan protokol. Protokol
kedua adalah frasa wilayah perbatasan Indonesia dan yang ketiga adalah frasa pendidikan
ini detic.com tidak bermasalah dengan akses media. Seperti yang dikemukakan oleh Fairclough bahwa isu akses terhadap media itu penting. Fairclough percaya ada
banyak individu dan kelompok sosial yang tidak memiliki akses yang sama ke media massa dalam hal menulis, berbicara atau penyiaran. Fairclough berpendapat
bahwa ini karena keluaran media berada di bawah kendali profesional dan institusional, dan secara umum mereka yang sudah memiliki bentuk kekuatan ekonomi,
politik, atau budaya memiliki akses terbaik ke media (Sheibeh & Deedari, 2016). Namun, adanya kebebasan ini dalam dunia jurnalis membuat sulitnya membuat
laporan yang akurat. Detik. com juga hanya menyediakan penyaringan pada penulisan kata-kata yang mengandung ras dan agama dan bukan pada kebenaran isi
berita. Dengan demikian, ada kebebasan dari media dalam membentuk opini publik dan publik harus pandai menyerap informasi dan memilah keakuratan
informasi. Seperti yang dikemukakan oleh Benzehaf (2017) bahwa peran mendasar yang dialokasikan kepada media adalah untuk membentuk opini publik tentang
isu-isu topikal, sehingga tindakan untuk memperoleh informasi yang akurat dan terverifikasi menjadi tantangan utama. Hal ini seperti dalam penelitiannya bahwa
pemberitaan Islam di media cenderung tidak objektif dengan mengutamakan satu pihak. adanya kebebasan dari media dalam membentuk opini publik dan publik
harus pandai menyerap informasi dan memilah keakuratan informasi. Seperti yang dikemukakan oleh Benzehaf (2017) bahwa peran mendasar yang dialokasikan
kepada media adalah untuk membentuk opini publik tentang isu-isu topikal, sehingga tindakan untuk memperoleh informasi yang akurat dan terverifikasi menjadi
tantangan utama. Hal ini seperti dalam penelitiannya bahwa pemberitaan Islam di media cenderung tidak objektif dengan mengutamakan satu pihak. adanya
kebebasan dari media dalam membentuk opini publik dan publik harus pandai menyerap informasi dan memilah keakuratan informasi. Seperti yang dikemukakan
oleh Benzehaf (2017) bahwa peran mendasar yang dialokasikan kepada media adalah untuk membentuk opini publik tentang isu-isu topikal, sehingga tindakan
untuk memperoleh informasi yang akurat dan terverifikasi menjadi tantangan utama. Hal ini seperti dalam penelitiannya bahwa pemberitaan Islam di media
praktek. Setiap teks dalam wacana dipengaruhi oleh faktor ekonomi, politik (kekuasaan dan ideologi), dan budaya (nilai dan identitas) yang
mempengaruhi institusi media. Fairclough membuat tiga tingkat analisis tentang praktik sosial budaya. Pada tataran situasional, setiap media massa
akan mengangkat suatu fenomena atau peristiwa yang memiliki nilai berita. Tentu saja berita tersebut dianggap penting karena layak untuk disajikan
kepada publik. Peristiwa yang memiliki nilai berita, misalnya mengundang konflik, keanehan, human interest, sex, dan berbagai nilai lainnya. Berita
pencegahan adalah berita yang dapat memberikan informasi serta mensosialisasikan kebijakan pemerintah dalam pencegahan virus COVID-19 yang
dianggap penting untuk menjadi bahan berita dengan semakin tegangnya situasi penyebaran COVID-19 seperti yang ditunjukkan oleh data korban.
Sementara itu, Wacana yang ditampilkan juga dapat membentuk situasi sosial baru dimana masyarakat yang sempat panik akan sedikit lega dengan
kebijakan pencegahan yang telah dikeluarkan dan diberikan oleh Pemerintah. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Fairclough bahwa sebuah teks
diperoleh dalam situasi tertentu sehingga teks yang satu dapat berbeda dengan teks yang lain. Jika wacana dimaknai sebagai suatu tindakan, maka
tindakan tersebut merupakan respons terhadap situasi sosial tertentu (Eriyanto, 2001). Situasi budaya penting untuk memahami potensi masalah
komunikasi antarbudaya, untuk dapat memahami teks yang muncul dalam editorial. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Fairclough bahwa sebuah
teks diperoleh dalam situasi tertentu sehingga teks yang satu dapat berbeda dengan teks yang lain. Jika wacana dimaknai sebagai suatu tindakan,
maka tindakan tersebut merupakan respons terhadap situasi sosial tertentu (Eriyanto, 2001). Situasi budaya penting untuk memahami potensi
masalah komunikasi antarbudaya, untuk dapat memahami teks yang muncul dalam editorial. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Fairclough
bahwa sebuah teks diperoleh dalam situasi tertentu sehingga teks yang satu dapat berbeda dengan teks yang lain. Jika wacana dimaknai sebagai
suatu tindakan, maka tindakan tersebut merupakan respons terhadap situasi sosial tertentu (Eriyanto, 2001). Situasi budaya penting untuk memahami
potensi masalah komunikasi antarbudaya, untuk dapat memahami teks yang muncul dalam editorial.
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, menilai social distancing tidak efektif sebagai strategi dalam upaya pencegahan COVID-19. Pemilihan
kosakata positif, sembuh, dan meninggal untuk mewakili jumlah orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, orang yang sembuh dari COVID-19, dan jumlah korban
meninggal akibat COVID-19. Kosakata dipilih seefektif mungkin dengan hanya menggunakan kosa kata positif, sembuh, dan mati tanpa penambahan satuan bahasa
lain, untuk menonjolkan data sebagai bagian penting. Penggunaan pihak pemerintah dalam pernyataan kalimat dalam berita ini menunjukkan legitimasi kekuasaan
yang ingin disampaikan. Berita ini memberikan argumentasi logis mengenai makna dan tujuan social distancing disertai dengan data pendukung mengenai
pentingnya pelaksanaan program bagi kesehatan masyarakat, namun juga menggambarkan pernyataan Pemerintah yang melegitimasi keberadaan kekuatan politik
di dalamnya. Artinya, ideologi sebagai cara untuk merepresentasikan ketimpangan relasi dalam masyarakat muncul dalam teks berita ini. Hasil ini sejalan dengan
Fauzan (2018) bahwa struktur tekstual berita merupakan pengembangan argumen logis dimana selain menyajikan informasi dan argumen logis tentang semburan
lumpur Lapindo sebagai bencana buatan manusia, ideologi dalam berita MetroTV secara eksplisit menampilkan ideologi politik. dan melegitimasi kekuatan di balik
tragedi itu. tetapi juga menggambarkan pernyataan Pemerintah yang melegitimasi keberadaan kekuatan politik di dalamnya. Artinya, ideologi sebagai cara untuk
merepresentasikan ketimpangan relasi dalam masyarakat muncul dalam teks berita ini. Hasil ini sejalan dengan Fauzan (2018) bahwa struktur tekstual berita
merupakan pengembangan argumen logis dimana selain menyajikan informasi dan argumen logis tentang semburan lumpur Lapindo sebagai bencana buatan
manusia, ideologi dalam berita MetroTV secara eksplisit menampilkan ideologi politik. dan melegitimasi kekuatan di balik tragedi itu. tetapi juga menggambarkan
pernyataan Pemerintah yang melegitimasi keberadaan kekuatan politik di dalamnya. Artinya, ideologi sebagai cara untuk merepresentasikan ketimpangan relasi
dalam masyarakat muncul dalam teks berita ini. Hasil ini sejalan dengan Fauzan (2018) bahwa struktur tekstual berita merupakan pengembangan argumen logis
dimana selain menyajikan informasi dan argumen logis tentang semburan lumpur Lapindo sebagai bencana buatan manusia, ideologi dalam berita MetroTV secara
eksplisit menampilkan ideologi politik. dan melegitimasi kekuatan di balik tragedi itu.
Dari segi reliabilitas tentunya mengandung unsur-unsur yang menjadi pertimbangan apakah
sesuatu akan diandalkan atau tidak. Tentang produk informasi, dalam hal ini, halaman
Tentang COVID-19, salah satu unsur yang bisa menjadi pertimbangan masyarakat untuk
membuat produk dapat diandalkan atau tidak adalah dari segi keterusterangannya dalam
menyampaikan informasi. Masyarakat menginginkan produk informasi yang berisi
informasi yang lugas, lugas dan disampaikan secara sederhana sehingga mudah
dipahami. Orang-orang berharap ketika mereka mengakses suatu halaman, mereka dapat
segera menemukan apa yang mereka cari. Demikian pula pemerintah sebagai penyedia
informasi akan berusaha memberikan informasi sejelas mungkin tentang informasi yang
banyak ingin diketahui masyarakat. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V menyebutkan
komponen-komponen makna kata 'terus terang' yang meliputi (a) hanya hal-hal penting;
(b) sebagaimana adanya; (c) sangat sederhana; (d) langsung, dan (d) tidak bersifat pribadi
atau objektif. Kemudian, situasi yang terjadi akibat COVID-19 berdampak pada
keingintahuan masyarakat terhadap berita yang sedang terjadi terkait COVID-19. Dalam
tiga proposisi dalam Menu Berita ini, keberadaan kata COVID-19 menjadi bahasan utama
yang dibahas dalam setiap berita.
Aspek kelembagaan ingin menjelaskan pengaruh lembaga media dalam praktik
produksi wacana. Lembaga-lembaga tersebut dapat berasal dari media internal
maupun eksternal yang akan menentukan proses produksi berita. Produksi berita di
media saat ini tidak mungkin lepas dari pengaruh ekonomi media yang dalam
beberapa hal mempengaruhi wacana yang muncul dalam berita. Argumen ini
memang dapat dibuktikan karena media yang memproduksi berita bertindak sebagai
institusi bisnis yang berorientasi pada keuntungan (Fairclough, 2003). Berita harus
dibuat semenarik mungkin, agar orang lain tertarik untuk memasang iklan di media
yang dikelolanya. Audiens pembaca dapat ditunjukkan dengan data sirkulasi dan
rating, persaingan antar media, dan bentuk-bentuk intervensi lembaga ekonomi
lainnya,
6. KESIMPULAN
Dalam produksi teks berita “Tentang Social Distance, Cara Pemerintah
Cegah Penyebaran Virus Corona” di Detikcom, topik beritanya adalah
pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk menjalankan social
distance atau pembatasan sosial sebagai langkah untuk mencegah
penyebaran virus corona. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks dibuat
dengan representasi sosial yang sesuai dengan kondisi masyarakat dan
melibatkan aktor-aktor terkait yang penting dalam meyakinkan apa yang
disampaikan. Wacana teks yang dibuat detikcom juga dapat memberikan
umpan balik terhadap situasi sosial masyarakat dengan mengurangi perasaan
panik akibat gencarnya penyebaran virus COVID-19 menjadi tenang dengan
munculnya kebijakan dari pemerintah berupa social distancing.
REFERENSI
Alfaritsi, S., Anggraeni, D., & Fadhil, A. (2020). Analisis Wacana Kritis Berita '
Tentang Social Distance , Cara Pemerintah Cegah Penyebaran Virus Corona ' Di
Detik . Com.Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Jurnal,8(1), 131-152. Amer, M.
(2009). Analisis wacana kritis pemberitaan perang di pers internasional:
kasus perang Gaza 2008-2009.Komunikasi Palgrave, 1–11. https://doi.org/
10.1057/s41599-017-0015-2
Amoussou, F., & Allagbe, AA (2018). Prinsip, Teori dan Pendekatan Kritis
Analisis Wacana.Jurnal Internasional tentang Studi dalam Bahasa dan Sastra
Inggris,6(1), 11–18. https://doi.org/10.20431/2347-3134.0601002 Benzehaf, B.
(2017). Meliput Islam di Media Barat: Dari Islam ke Islamofobia
wacana.jeli,2(1), 1–11. https://doi.org/10.21462/jeltl.v2i1.33 Bergström, A. (2020). Menjelajahi
kesenjangan digital dalam konsumsi berita orang dewasa yang lebih tua.
Ulasan Nordicom,41(2), 163–177. https://doi.org/10.2478/nor-2020-0021
David, H., Azhar, EI, Madani, TA, & Ntoumi, F. (2020). Lanjutan 2019-
Ancaman epidemi nCoV dari virus corona baru terhadap kesehatan global —
Wabah virus corona baru 2019 terbaru di Wuhan, China The.Jurnal Internasional
Penyakit Menular,91(Januari).
Els, K. (2019). Breaking “News”: Mayoritas Tidak Dapat Mendefinisikan Komunikasi Massa.
Pendidik Jurnalisme & Komunikasi Massa,74(1).
https://doi.org/10.1177/1077695818756738
Eriyanto. (2001).Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKIS. Fairclough,
N, Mulderrig, J., & Wodak, R. (2011).Analisis Wacana Kritis. dalam
Van Dijk (ed.). Studi Wacana. Pengantar multidisiplin.Sage. Fairclough,
Norman. (1989).Bahasa dan Kekuatan. Addison Wesley Longman. Fairclough,
Norman. (2003).Menganalisis Wacana. Routledge.
Fauzan, U. (2018). Ideologi dan retorika: Membingkai berita metrotv di Lapindo
Tragedi lumpur.Jurnal Penelitian Pendidikan Ilmu Sosial,9(4), 364–381.
https://doi.org/10.17499/jsser.26974
Fombrun, CJ (1996).Reputasi: Mewujudkan Nilai dari Citra Perusahaan. Harvard
Pers Sekolah Bisnis.
Gulbrandsen, IT, Plesner, U., & Raviola, E. (2019). Media dan Strategi Baru
Penelitian : Menuju Pendekatan Relational Agency.Ulasan Jurnal Manajemen
Internasional,00, 1–20. https://doi.org/10.1111/ijmr.12213 Hopkins, DJ, Kim, E., &
Kim, S. (2017). Apakah liputan surat kabar mempengaruhi atau
mencerminkan persepsi masyarakat tentang ekonomi ?Riset dan Politik. https://
doi.org/10.1177/2053168017737900
Kartikasari, S. (2020). Analisis Wacana Kritis Nourman Fairclough terhadap
Pemberitaan Jokowi Naikkan Iuran BPJS di Tengah Pandemi.Jurnal An Nida, 12(2).