Anda di halaman 1dari 14

DAMPAK INTERPERSONAL DARI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL

INTENSITAS TINGGI TERHADAP INTERAKSI TATAP MUKA


KELUARGA NUKLIR
(Analisis Data Deskriptif Kualitatif terhadap…)

Disusun oleh:

NADA KAMILIYA ICHSAN 1211003104


RACHEL THALITA BUDHIANTO 1211003134
SRI JASMINE PUTRI WANGGANA 1211003039

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA
2022
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

SAMPUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
BAB II:
2.1
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BIBLIOGRAFI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah pola hidup
masyarakat global. DataReportal per Oktober 2022 menyebut terdapat pertumbuhan
pengguna Internet sebanyak rata-rata setengah juta setiap tahunnya. Menurut laporan
digitalnya, Data Reportal mendata 5.7 miliar pengguna Internet. Angka tersebut setara
dengan 63.5% dari total penduduk dunia. Rata-rata pengguna Internet dari seluruh dunia
menghabiskan 6 jam 37 menit setiap harinya untuk ‘menyelam’ (2022).
University of South Florida (n.d.) mendefinisikan media sosial sebagai bentuk
komunikasi berbasis internet. Platform media sosial memungkinkan penggunanya untuk
mengadakan percakapan, berbagi informasi, dan membuat konten web.
DataReportal per Oktober 2022 mendata 4.74 miliar pengguna media sosial secara
global atau setara dengan 59.3% dari populasi dunia. Pengguna media sosial bertambah
4.2% setiap tahunnya. Rata-rata dari mereka mengunjungi atau memakai 7.2 platform
sosial yang berbeda setiap bulan (2022).
Miliaran orang dari seluruh penjuru dunia menggunakan media sosial untuk berbagi
informasi dan memperluas jaringan sosial. Pada tingkat pribadi, media sosial
memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga [secara daring],
mempelajari hal-hal baru, mengembangkan potensi dan minat, dan mendapat hiburan
(University of South Florida, n.d.).
Secara umum, komunikasi keluarga adalah proses tukar menukar informasi secara
verbal maupun nonverbal di antara anggota keluarga. Media sosial secara aktif banyak
digunakan banyak orang untuk keperluan berbeda, termasuk untuk berkomunikasi dengan
anggota keluarga.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah pola komunikasi di
antara anggota keluarga. Komunikasi melalui media sosial mencirikan gaya hidup dan
hubungan yang modern, termasuk pada interaksi keluarga (Procentese et al., 2019).
DeVito (2016) mendefinisikan keluarga sebagai sekelompok orang yang memiliki
peran masing-masing yang telah ditentukan, kewajiban terhadap anggota kelompok lain,
sejarah dan masa depan yang sama, dan biasanya ruang hidup (tempat tinggal) bersama,
serta aturan dalam berkomunikasi.
Peran dan aturan yang berlaku dalam hubungan keluarga beragam dari budaya satu
terhadap budaya lain, dan dilihat secara berbeda dari persepsi pria dan wanita. (DeVito,
2016)
Menurut Lanigan (2009) dari perspektif teori sistem keluarga (family systems theory),
diadopsi oleh Procentese et al. (2019), keberfungsian keluarga (family functioning)
merujuk kepada proses dan interaksi di mana para anggota sistem terlibat untuk
memenuhi kebutuhan utama, membuat keputusan, dan menetapkan aturan untuk diri
mereka sendiri dan untuk sistem secara keseluruhan.
Baran (2004) menyebut komunikasi intra-keluarga adalah pertukaran pesan di antara
anggota keluarga, mencakup: Komunikasi dalam keluarga; komunikasi peer-to-peer
(kami definisikan sebagai ‘antar sebaya’; komunikasi antara orangtua dan anak;
komunikasi antar saudara; dan komunikasi antar generasi (dikutip oleh Başaslan, 2022).
Dalam bukunya, Interpersonal communication: Everyday encounters, Wood (2015)
menyebutkan bahwa semua keluarga pasti berkomunikasi, tetapi tidak semua keluarga
berkomunikasi menggunakan cara yang sama. Setiap keluarga memiliki kebiasaan dan
pola komunikasi yang berbeda. Bentuk komunikasi yang mengkarakteristikan sebuah
keluarga membentuk kedekatan, keterbukaan, dan kepuasan antar anggota keluarga.
Perubahan dalam masyarakat juga mengubah cara keluarga berkomunikasi, yaitu unit
terkecil dalam masyarakat (Bakan, 2017). Dalam hal ini, era digitalisasi dan penggunaan
internet telah memungkinkan masyarakat untuk berpindah dari interaksi tatap muka
menjadi computer-mediated communication (CMC).
Wood (2015) mengatakan bahwa media sosial telah mengubah komunikasi keluarga,
salah satunya menambah cara anggota keluarga berinteraksi. Media sosial memudahkan
anak untuk menjalin hubungan di luar lingkup keluarga, juga untuk terus terkoneksi
dengan orang tua.
Bertambahnya cara dalam berkomunikasi dan konsekuensi yang berkaitan dengan
fungsionalitas dan kebiasaan dalam keluarga: seperti penetapan ulang peran dan batasan;
dan jenis keintiman, komunikasi, dan ritual baru (Jordan et al., 2006, Hertlein, 2012),
orang tua dapat memiliki persepsi yang ambivalen tentang dampak media sosial terhadap
hubungan dan komunikasi dengan anak remaja mereka (Procentese et al., 2019).
Orang tua dapat menggunakan smartphone atau gawai lainnya untuk
mempertahankan, bahkan memantau anak-anak yang berada di luar rumah (Wood, 2015).
Fischer (2011) menyebut media sosial penting dalam komunikasi keluarga untuk mengisi
kesenjangan komunikasi.
Data Reportal (2022) mencatat kenaikan 0.7% pengguna media sosial dalam jangka
waktu Juli sampai Oktober 2022. Menurut data kenaikan penggunaan media sosial, di
antara Oktober 2021 dan Oktober 2022 saja, terdapat sebanyak 170 juta pengguna baru.
Berdasarkan data tersebut, DataReportal memperkirakan adanya kenaikan 6 pengguna
media sosial setiap detik.
Selain memiliki kegunaan yang positif dalam kebiasaan komunikasi keluarga,
pertumbuhan penggunaan media sosial yang pesat dapat mengganggu hubungan antar
anggotanya. Banyaknya waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media sosial bukan
hanya mempererat hubungan keluarga, tetapi juga dapat menimbulkan problematika. Hal
tersebut bergantung pada durasi penggunaan.
Berdasarkan data dari Comparitech (2022), rata-rata pengguna Internet di seluruh
dunia menghabiskan 6 jam dan 57 menit setiap harinya. Oberlo (2022) mencatat rata-rata
pengguna media sosial di dunia menghabiskan 2 jam dan 27 menit. Lanigan (2009)
menduga bahwa penggunaan teknologi komunikasi dan informasi (dalam hal ini media
sosial) dipengaruhi oleh kepribadian anggota keluarga, yaitu cara ia mempersepsikan dan
menginterpretasikan penggunaan media sosial anggota keluarga lain.
Makalah kami bermaksud untuk membahas dampak penggunaan media sosial tingkat
tinggi terhadap interaksi tatap muka keluarga melalui perspektif komunikasi
interpersonal. Kami menemukan banyak publikasi yang membahas dampak buruk
penggunaan media sosial terhadap interaksi tatap muka keluarga, tetapi jarang yang
secara khusus membedah tipe keluarga tertentu.
Secara khusus, kami akan mengangkat tipe keluarga nuklir yang dicetuskan oleh
Malinowski pada 1925. Secara umum, keluarga nuklir adalah unit keluarga yang terdiri
dari orang tua dan anak (satu atau lebih). Keluarga nuklir dilihat sebagai struktur utama
dari sebuah keluarga. Durkheim menyebutkan sistem keluarga mencakup tiga elemen
utama: (1) Sanak saudara (kin), (2) keluarga suami-istri (conjugal family), dan (3) negara
(the state). Dalam keluarga konjugal, anak-anak membentuk subsistem sekunder dari
pasangan, yaitu orang tua mereka. Pada masanya, Durkheim memandang keluarga suami-
istri sebagai inti dari keluarga (Lamanna, 2002).
Oleh karena itu, kami mengangkat judul “Dampak Interpersonal dari Penggunaan
Media Sosial Tingkat Tinggi terhadap Interaksi Tatap Muka Keluarga Nuklir”.
Adapun kami akan melihat dampak penggunaan media sosial terhadap hubungan
interpersonal keluarga nuklir melalui perspektif Ilmu Komunikasi. Kami menggunakan
teknik analisis data deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan data sekunder untuk
menunjang kelengkapan data dalam penyusunan makalah ini. Berikut landasan teori dan
pembahasan akan dijabarkan dan diuraikan berdasarkan referensi atau acuan utama dari
makalah ini, yaitu buku Interpersonal communication: Everyday encounters yang disusun
oleh Wood, J. T (2015). Kami juga akan meneliti dari berbagai sumber lain seperti buku,
literatur, artikel, jurnal, dan publikasi internet lainnya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibubuhkan, kami merumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
1.2.1 Apa kolerasi dan dampak antara penggunaan media sosial tingkat tinggi terhadap
komunikasi interpersonal khususnya hubungan intra keluarga nuklir?
1.2.2 Apa peranan dan upaya yang dilakukan oleh anggota keluarga dalam family time di
tengah menghadapi penggunaan sosial media yang tinggi?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut.
1.3.1 Mengetahui keterkaitan penggunaan media sosial tingkat tinggi dalam konteks
hubungan interpersonal dalam konteks komunikasi interpersonal, khususnya
hubungan intra keluarga nuklir.
1.3.2 Mengetahui bagaimana penggunaan media sosial berdampak pada interaksi tatap
muka anggota keluarga nuklir.
1.3.3 Mengetahui pentingnya peran serta upaya anggota keluarga dalam family time di
tengah kepentingannya untuk menggunakan media sosial.

BAB II
LANDASAN TEORI
Kerangka teori sangat penting untuk penelitian, peneliti memberikan menjelaskan
masalah yang terkait dengan variabel kunci, subvariabel atau subjek dalam kajiannya
(Arikunto, 2002: 92). Peran teori dalam penelitian adalah untuk menjelaskan bagaimana
fenomena sosial atau alam menjadi fokus perhatian. Teori adalah seperangkat konstruk
(konsep), definisi dan mengusulkan untuk menyajikan visi sistematis gejala dengan
menggambarkan hubungan antara variabel, sehingga menjelaskan dan memprediksi
gejala-gejala ini (Kriyanto, 2006: 45).
Adapaun Teori komunikasi yang sesuai adalah Teori Dialektika Relasional.
Goldhaber mendefinisikan sebagai proses menciptakan dan bertukar pesan dalam
jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk menghadapi lingkungan
yang tidak pasti dan terus berubah di mana ada lebih banyak interaksi antar individu
akan dipelajari lebih lanjut menggunakan teori tingkat komunikasi pribadi atau
interpersonal. Teori dialektika relasional sendiri ialah salah satu teori komunikasi pada
tingkat komunikasi keterampilan komunikasi dan diskusi ekstensif tentang
perkembangan tautan. Teori ini dikembangkan oleh Leslie Baxter dan Barbara. Menurut
teori ini, hidup berhubungan ditandai dengan ketegangan berkepanjangan antara konfilik
yang mana Baxter dan Montgomery menyarankan pendekatan dengan cara monolog,
dualisme, dan dialektika dapat digunakan untuk memahami penglihatan dari perilaku
manusia.

2.1 . Dampak
Menurut KBBI, Dampak merupakan benturan ataupun suatu pengaruh yang dapat
memberikan baik pengaruh positif maupun negatif. Keadaan di mana terdapat suatu
hubungan yang bercirikan timbal balik ataupun suatu sebab akibat atas apa yang
dipengaruhi. Dampak juga secara sederhana dapat dimaknai sebagai proses lanjutan
dari keputusan yang diambil oleh individu dan akan memberikan suatu pengaruh baik
ataupun akibat negatif.
Sehingga dari penjabaran yang telah dijelaskan di atas, dampak dapat di bagi
menjadi dua bagian, yakni:
2.1.1 Dampak Positif
Dampak merupakan keinginan untuk meyakinkan, membujuk, mempengaruhi atau
untuk mengesankan orang lain dengan maksud bahwa mereka akan mengikuti atau
untuk mendukung keinginannya. Sedangkan positif sendiri ialah keadaan jiwa seseorang
yang mempertahankan diri agar dirinya tidak membelokkan fokusnya terhadap sesuatu
yang negatif yang dipertahankan dengan usaha yang sadar. Orang yang memiliki pikiran
positif telah berpikir buruk yang menyebabkan individu tersebut akan dengan cepat
memulihkan diri. Sehingga seperti yang kita dapat mengerti bahwa dampak positif ialah
sebuah kemauan dalam meyakinkan, membuhuj rayu, mempengaruhi mengenai
argumen positif kepada orang lian dengan tujuan agar orang lain mengikuti serta
mendukung keinginannya dengan baik.
2.1.2 Dampak Negatif
Dalam kamus bahasa Indonesia, dampak negatif adalah pengaruh yang kuat yang
dapat memiliki konsekuensi negatif . Dampak sendiri ialah keinginan untuk membujuk,
sengaja membujuk, mempengaruhi, atau mengesankan orang lain sehingga mereka
mengikuti atau mendukung kehendaknya. Menurut berbagai penelitian ilmiah, telah
disimpulkan bahwa efek negatifnya lebih besar dibandingkan dengan efek positifnya.
Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa gagasan dampak negatif adalah
harapan membujuk, membujuk, mempengaruhi atau mengesankan orang lain, niat
mereka adalah untuk mengikuti atau mendukung keinginan jahatnya, dan menimbulkan
konsekuensi tertentu.

2.2 Media Sosial


Suatu media online di mana setiap orang ataupun yang disebut dengan pengguna
dapat dengan gampang dalam berpartisipasi , mengakses, serta meciptakan suatu hal
yang dikenal sebagai suatu blog, forum, dunia virtual, dsb. Yang mana selain
melakukan aktivitas dalam dunia nyata, aktivitas di sosial mediapun dapat dilakukan
secara unreal (Husa, N. 2017).
Seiring dengan kemajuan akan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), jejaring
sosial serta internet secara langsung telah mengubah cara komunikasi yang awalnya
hanya memberi/mentransfe informasi dan berita (komunikasi satu arah) menjadi lebih
maju lagi dengan cara pengguna ataupun orang tsb dapat berintereaksi antara penedia
atau pengguna mengenai informasi (interaktif dua arah). Di mana secara langsung
media sosial telah memberi wajah baru ataupun telah mengubah cara ataupun pola
komunikasi antar manusia yang mana hal tersebut berdampak pada pola hubungan
manusia antar individu ataupun suatu kelompok.
2.2.1 Karakteristik Media Sosial
Media lain tidaklah mempunyai suatu karakteristik khusus layaknya media sosial.
Di mana terdapat suatu ciri khas serta batasan-batasan yang hanya dipunyai oleh media
sosial. Jaringan, informasi, arsip, interaksi, simulasi sosial, serta konten merupakan
karakteristik dari sosial media (nasrullah, 2016). Dengan penjelasan terhadap masing-
masing karakteristik ialah sebagai berikut:
1. Jaringan
Dimengerti sebagai terminologi teknologi seperti sains komputer yang memiliki
arti yakni sebuah infrastruktur yang menghubungkan antar komputer dengan
perangkat lain yang mana pada saat ini media sosial mempunyai suatu
karakter jaringan menyerupai struktur sosial. Seperti yang telah dikatakan oleh
Castells, jaringan ataupun struktur yang terbentuk di internet pada dasarnya
didasari oleh teknologi informasi mikroelektronika yang terbentuk antara
pengguna peralatan teknologi layaknya smartphone, komputer, tablet, dsb.
Membentuk jaringan antar pengguna di sini memiliki arti sama-sama saling
mengenal maupun yang tidak mengenal sekalipun di dunia maya. Kehadiran
internetpun sangat berguna dalam menyediakan kemampuan untuk terhubung
ke jaringan mekanisme teknologi yang dapat digunakan oleh pengguna.
2. Informasi
Sebuah entitas yang paling berguna dalam bersosial media. Tidak seperti
media lain yang terdapat di Internet, berintereaksi dengan infromasi,
merepresntasi identitas, dan membuat konten merupakan hal-hal yang dapat
dilakukan oleh pengguna sosial media. Dalam beberapa hal, dalam masyarakat
informasi, informasi dapat ditukarkan, konumsi, serta diproduksi oleh seluruh
pengguna.
3. Arsip
Satu karakter yang menjelaskannya Informasi disimpan dan dapat digunakan
kapan saja dan di perangkat apa saja. Semua informasi diunggah ke media sosial
tidak langsung hilang mulai dari Hari, bulan, tahun yang akan berganti.
4. Interaksi
Jaringan yang ada di media sosial mengarah pada keberadaannya Interaksi antar
pengguna media sosial. Perangkat teknis disesuaikan dengan ruang dan waktu,
dengan tempat kerja dan di rumah, pada semua aspek kehidupan publik
terkadang dia sendiri tidak lagi mampu membedakan secara sadar apa itu
kehidupan nyata (offline) dan apa yang tidak (online).
5. Simulasi Sosial
Saat berinteraksi dengan pengguna lain melalui media antar muka pengguna
(interface). Media sosial mengharuskan pengguna untuk melalui dua kondisi
yakni pertama pengguna mesti login sebelumnya di jejaring sosial dengan cara
perhatikan nama pengguna dan kata kunci (password). Kedua, ketika berada di
media sosial, pengguna akan melakukan suatu keterbukaan perihal identitas
sekaligus memberitau mengenai identifikasi ataupun konstruk dirinya di dunia
virtual.
6. Konten
Media sosial mempunyai karakteristik konten buatan pengguna dikenal sebagai
Konten Buatan Pengguna (UGC). Menunjukkan bahwa dalam konten media
sosial seluruhnya dimiliki dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik
Akun. UGC adalah hubungan simbiosis dalam budaya media peluang dan
kebebasan baru pengguna yang berpartisipasi.

3. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal ialah komunikasi antara dua orang orang yang menjadi
kontak langsung dalam bentuk percakapan komunikasi karena ini bisa tatap muka dan
juga bisa dilakukan melalui media Telepon. Secara umum, komunikasi antar manusia
dapat diartikan sebagai suatu proses
Pertukaran makna antara orang-orang yang berkomunikasi satu sama lain.
definisi proses mengacu pada perubahan dan tindakan yang sedang berlangsung.
Komunikasi antara manusia juga merupakan pertukaran, yaitu. pertunjukan Kirim dan
terima pesan bolak-balik. Pada saat yang sama, artinya Berbagi selama proses, yaitu
saling pengertian orang-orang yang mengirimkan pesan yang digunakan dalam proses
untuk berkomunikasi
Para ahli komunikasi, diantaranya DeVito menyatakan: “interpersonal
communication is defined as communication that takes place between two persons who
have a clearly established relationship; the people are in some way connected.” (DeVito,
1992:11).
DeVito memiliki pendapat bahwa komunikasi diantara dua orang yang memiliki
suatu hubungan yang terhubungkan dengan beberapa cara merupakan makna dari
komunikasi interpersonal.
Secara umum komunikasi interpersonal merupakan suatu komunikasi di antara
orang-orang secara langsung yang mana komunikasi tersebut akan saling melibatkan
serta mempengaruhi presepsi dan argumentasi lawannya. Sedangkan, Deddy Mulyana
memiliki argumentasi yang menyatakan bahwa komunikasi yang terjadi antara orang-
orang secara langsung tatap muka, dengan memungkinkan setiap inividu memberikan
serta menangkan reaksi secara verbal ataupun non verbal disebut dengan komnikasi
interpersonal. Sehingga komunikasi interpersonal secara singkat ialah komunikasi yang
melibatkan orang secara tatap muka yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak
berdasarkan informasi yang disampaikan.
Pada dasarnya, komunikasi antar manusia ini adalah sebuah proses yang saling
mempengaruhi komunikasi. Hubungan interpersonal tatap muka memungkinkan umpan
balik atau tanggapan langsung (immediate feedback). Penerima pesan dapat dengan
cepat menanggapi pesan yang diterima. Salah satu manfaat komunikasi Setiap pihak
yang terlibat saling berhadapan Komunikasi dapat langsung merasakan dan
mengetahui umpan balik dari partner komunikasi.

4. Pengertian Keluarga
Menurut Friedman, dua orang atauapun lebih yang bersatu yang didasari dengan
kebersamaan serta ikatan emosional dengan mengidentifikasi diri individu tersebut dari
sebagaian kelompok disebut dengan keluarga. Menurut PP No.21 tahun 1994, unit kecil
yang terbangun oleh suami-istri; suami,istri, dan anaknya; ayah dan anak; ibu dan anak
disebut sebagai keluarga.
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat memiliki arti yang strategi untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sistem. Keluarga adalah sistem
terbuka atau sistem sosial yang hidup yang terdiri dari beberapa subkomponen, yaitu
pasangan, orang tua, Anak-anak, saudara kandung, kakek-nenek, dll. Semua sistem Ini
saling mempengaruhi, mengkondisikan satu sama lain dan mengkondisikan satu sama lain
serta standar atau peraturan yang mewakili bahwa semua anggota keluarga harus patuh.
4.1 Tipe Keluarga
Secara tradisional dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Keluarga inti terdiri dari pasangan dan anak-anak mereka - kandung, adopsi atau
keduanya,
b. Keluarga besar meliputi keluarga inti dan mereka yang juga memiliki hubungan
darah seperti kakek nenek, bibi, paman, sepupu (Friedman, 2003).

Sedangkan secara modern dikelompokkan menjadi:


a. Inti tradisional adalah keluarga inti (ayah, ibu dan anak) yang tinggal dalam satu
rumah yang ditentukan oleh sanksi hukum hubungan perkawinan.
b. Restrukturisasi nuklir adalah pembentukan keluarga inti oleh pasangan yang
menikah lagi, tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya, baik warisan dari
perkawinan lama maupun perkawinan baru.

BIBLIOGRAFI

Publikasi Buku
Devito, J. A. (2016). The Interpersonal Communication Book (14th edition). Pearson
Education Limited. ISBN-13 978-0133753813
Wood, J. T. (2015). Interpersonal communication: Everyday encounters (8th edition).
Cengage Learning. ISBN-13 978-1285445830

Publikasi Artikel/Jurnal
Başaslan, Z. (2022). THE PLACE OF SOCIAL MEDIA IN FAMILY COMMUNICATION.
European Journal of Social Sciences Studies, 7(5).
http://dx.doi.org/10.46827/ejsss.v7i5.1278
Hertlein, K. M. (2012). Digital dwelling: Technology in couple and family relationships.
Family Relations, 61(3), 374-387. https://doi.org/10.1111/j.1741-
3729.2012.00702.x
Jordan, A. B., Hersey, J. C., McDivitt, J. A., & Heitzler, C. D. (2006). Reducing children's
television-viewing time: a qualitative study of parents and their children. Pediatrics,
118(5), e1303-e1310. https://doi.org/10.1542/peds.2006-0732
Lamanna, M. A. (2002). The family system: Kin, conjugal family, and the state. SAGE
Publications, Inc., https://dx.doi.org/10.4135/9781452233888
Lanigan, J. D. (2009). A sociotechnological model for family research and intervention: How
information and communication technologies affect family life. Marriage & Family
Review, 45(6-8), 587-609. http://dx.doi.org/10.1080/01494920903224194
Procentese, F., Gatti, F., & Di Napoli, I. (2019). Families and social media use: The role of
parents’ perceptions about social media impact on family systems in the relationship
between family collective efficacy and open communication. International journal
of environmental research and public health, 16(24), 5006.
http://dx.doi.org/10.3390/ijerph16245006

Publikasi Internet

DataReportal. (n.d.). Digital around the world - datareportal – global digital insights.
DataReportal. Retrieved December 11, 2022, from https://datareportal.com/global-
digital-overview#:~:text=A%20total%20of%205.07%20billion,12%20months
%20to%20October%202022.

Published by Statista Research Department, & 20, S. (2022, September 20). Internet and
social media users in the world 2022. Statista. Retrieved December 11, 2022, from
https://www.statista.com/statistics/617136/digital-population-worldwide/

University of South Florida - UCM. (n.d.). Marketing. Introduction to Social Media |


University Communications and Marketing. Retrieved December 11, 2022, from
https://www.usf.edu/ucm/marketing/intro-social-media.aspx#:~:text=Social
%20media%20is%20an%20internet,information%20and%20create%20web
%20content.

Anda mungkin juga menyukai