PATTERN MAKER
1.1 Pengertian Pattern Maker
Pattern maker secara umum merupakan bagian sample yang bertugas membuat pola/pattern.
Pola/pattern yang dibuat harus sesuai dengan ketentuan dan styling pada techpack dan tentunya sesuai
dengan keinginan buyer. Sebagai seorang pattern maker dibutuhkan ketelitian, ketepatan dan mampu
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Jika seorang pattern maker tidak memiliki keahlian tersebut
maka akan menunda pekerjaan bagian departemen lain seperti cutting, sewing, finishing, hingga
produk yang dipesan buyer tidak bisa kirim tepat waktu. Hal tersebut akan mengakibatkan hilangnya
kepercayaan dari seorang buyer terhadap perusahaan. Pattern maker sebelum membuat pola perlu
melakukan analisa styling dan spek. Hal tersebut dilakukan supaya pattern maker tidak membuat
kesalahan dalam membuat pattern nantinya. Seorang pattern maker harus memahami segala informasi
yang ada di techpack (Technical Package). Pattern maker juga harus memahami keseluruhan proses
dari awal order masuk hingga sample dikirim ke buyer.
1.2 Hal – hal yang perlu diperhatikan pattern maker
- Sesering mungkin menanyakan order baru kepada IE sample.
- Membaca techpack, comment, DO (Detail order) dengan cermat dan teliti.
- Membuat skala prioritas sesuai dengan permintaan shipment.
- Tidak menunda-nunda waktu, ada order langsung dikerjakan.
- Jika size spec dari buyer terdapat hasil pola yang kurang bagus, komunikasikan dengan buyer melalui
PPMC.
- Memperhatikan kelengkapan pattern, membuat lembar checklist.
- Memahami karakteristik fabric yang dipakai.
- Pelaksanaan PP Meeting harus setelah mendapatkan comment approval dari buyer.
Jika pada sample terdapat reject yang perlu diperbaiki, maka pattern maker harus segera mengecek dan
memperbaiki pattern.
- Techpack, comment, DO dan lainnya dalam satu style order, harus disusun dalam satu file sesuai
urutan yang pertama kali diterima.
-Pattern maker bertanggungjawab atas pattern yang dibuat dari proto sample hingga shipment sample
ke buyer.
- Membuat pattern berdasarkan hasil tes shrinkage per colour dikarenakan hasil shrinkage dari masing-
masing warna berbeda tidak bisa disamakan.
1.3 Tahapan utama pembuatan pattern
- Membuat basic pattern 0% sesuai size spec, yang dapat digunakan untuk membuat sample maupun
pilot produksi
- Grading pattern sesuai size spec
- Skala shrinkage, yang disesuaikan dengan hasil persentase dari test shrinkage
- Standar operational procedure pattern pilot (memperhatikan jenis fabric)
- memberi seam allowance sesuai dengan SOP pada pattern yang telah siap
1.4 Hubungan kerja pattern maker
Pattern maker memiliki hubungan kerja yang berbeda-beda dengan masing-masing bagian di
sample room. Berikut ini hubungan kerja pattern maker dengan departemen lainnya :
1.Hubungan pattern maker dengan PPMC (Production Planning & Material Control)
- Saling mengingatkan jika ada instruksi dari PPMC yang kurang jelas
- Komunikasi mengenai fabric yang berkaitan dengan centre line (CL), printing, dll
- Jika ada material yang belum datang, pattern maker mempunyai kewajiban untuk memfollow up ke
PPMC
2. Hubungan pattern maker dengan buyer
- Memastikan bahwa fitting dan size specnya bagus
- Dapat memberi saran ke buyer bila terdapat ukuran yang kurang cocok
3. Hubungan pattern maker dengan GGT
- Pattern maker harus memastikan sebelum merelease pattern perlu mengecek keseluruhan pattern,
seperti penempatan, grading, styling, kuantiti, material, dan description pada pattern
- GGT bertugas membuat marker dari pola yang sudah di release oleh pattern maker
4. Hubungan pattern maker dengan cutting
- Cutting meminta posisi untuk embroidery maupun printing
- Pattern maker memberikan informasi mengenai center line (CL) dan standar matching yang
disampaikan melalui PP Meeting
- Jika ada revisi manual, maka harus segera diperbaiki dan diinformasikan
5. Hubungan pattern maker dengan sewing
- Pattern maker menerangkan cara ukur agar persepsi sama
- Pattern maker harus membuat pattern mudah untuk dijahit
- Jika ada perubahan styling harus review styling lagi
- Pattern maker harus banyak berkomunikasi dengan produksi terkait sample yang sedang dikerjakan.
- Pattern maker membuat mock up sebagai acuan di produksi. Mock up /trial adalah contoh jahitan
yang tidak utuh seperti garmen (panel).Mock up dibuat apabila ada permintaan dari produksi. Mock up
biasanya digunakan sebagai alat bantu untuk produksi yang dijadikan sebagai acuan dalam
mengerjakan garmen.
6. Hubungan pattern maker dengan finishing
- Menyampaikan tentang cara ironing dan temperaturnya
- Memahami karakteristik fabric sehingga dapat memberikan instruksi yang sesuai
- Mencari feedback dari hasil folding berdasarkan pattern.
7. Hubungan pattern maker dengan Quality Control (QC)
- Pattern maker menyajikan pola yang dibuat sesuai size spec dan SOPnya
- Pattern maker menyajikan pola sesempurna mungkin untuk menghindari dan mengantisipasi
comment dari Quality Control (QC)
- Menyiapkan tiga size spec untuk washing :
• size spec dari buyer
• size spec pattern
• size spec before wash
- Memberikan info mengenai hasil dari test shrinkage
- Samakan persepsi untuk cara mengukur garment (how to measure), tidak semua buyer cara
mengukurnya sama sehingga harus diperhatikan
8. Hubungan pattern maker dengan IE sample
- IE sample yang akan membantu pattern maker untuk berhubungan dengan PPMC
- Pattern maker selalu memfollow up ke IE sample terkait update terbaru atau order terbaru dari buyer
- IE sample akan membantu mencetakkan tech pack order kepada pattern maker
- IE sample akan membuat plan sample begitu juga dengan pattern maker
- Setelah pattern maker realease pola/pattern IE sample akan mengupdate/ merecord dibantu oleh
record sample
PP Meeting dilakukan untuk membahas semua order/styling yang akan dijalankan di produksi
dan antisipasi segala bentuk masalah agar style jalan dengan lancar. Berikut adalah hal-hal yang
disampaikan saat PP Meeting :
1. Jenis marker yang dibuat berdasarkan PPS approval terakhir dan standart matching dari buyer
2. Detail spec pada garment, detail stitching, dan comment-comment dari buyer
3. Jenis interlining yang dipakai dan penempatan sesuai dengan detail order (DO)
4. Saat PP Meeting pastikan bahwa spec yang dibahas adalah spec update terbaru.
Pilot sample merupakan sample yang dibuat dengan tujuan untuk dianalisa segala kendala dan
kesulitan yang dialami dan solusi mengatasinya selama proses pembuatan garmen dari cutting hingga
finishing. Pilot sample dikerjakan sebelum jalan produksi massal. Hal tersebut dilakukan untuk
mengurangi tingkat kesalahan saat jalan produksi massal. Dari masing-masing departemen akan
menuliskan kendala yang dialami dan cara terbaik dalam mengerjakannya. Dengan begitu, pada saat
berjalan produksi massal operator dapat berjalan dengan lancar tanpa terhambat.
Sample garmen merupakan suatu produk yang dibuat sebelum dilakukan produksi secara
massal. Ada prinsip yang perlu dilakukan saat mengerjakan sample suatu garmen, berikut diantaranya :
1. First time right,yaitu dalam mengerjakan sesuatu harus benar saat pertama kali proses, harus
penuh dengan hati-hati dan ketelitian yang tinggi supaya tidak terjadi kesalahan. Jika saat pertama
kali membuat sudah benar maka untuk proses seterusnya akan mengikuti.
2. No rework,yaitu dalam mengerjakan sesuatu diharapkan tidak terjadi kerja ulang/perbaikan
dikarenakan hal tersebut akan membuat waktu dan tenaga dalam mengerjakan terbuang sehingga
tidak efisien.
3. No rejection,yaitu tidak ada kecacatan/kesalahan.
4. Delivered on time, yaitu tepat waktu yang megerjakan suatu pekerjaan tidak menunda-nuda
dan selalu on time.
Dalam membuat sample ada beberapa tahapan yang harus dilakukan khususnya bagi pattern
maker/pembuat pola. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan secara berurutan :
1. Techpack review
Tech pack merupakan suatu buku yang menjelaskan segala sesuatu baik ukuran, styling, color,
dan lain sebagainya terkait dengan garmen yang akan dibuat sesuai dengan permintaan buyer.
Techpack review merupakan menganalisa segala hal-hal penting mengenai garmen yang akan
dibuat. Memahami dan mengerti segala informasi dan teliti dalam membacanya sebelum proses
selanjutnya. Jika terdapat suatu hal yang tidak dimengerti dikomunikasikan dengan tim/
diklarifikasikan ke buyer.
2. Pattern review
Pattern review merupakan suatu kegiatan untuk menganalisa hasil pola yang sudah dibuat
sebelum ke proses selanjutnya yaitu cutting. Kebenaran suatu pola sangat penting, dikarenakan
pola adalah kunci dari suatu garmen. Jika terdapat kesalahan pada pola maka hasil garmen yang
dibuat tidak akan bagus. Pastikan pola sesuai dengan permintaan techpack. Mengecek pola dengan
cara mengukur semua ukuran di pola apakah sesuai dengan techpack atau tidak. Cek juga
keseimbangan dari pola tersebut.
3. Final (latest) approved sample review
Setelah sample dibuat maka akan dikirimkan kepada buyer dan akan di review untuk
mengetahui apakah ada comment atau tidak. Sample di fitting di mannequin untuk mengetahui
kecocokan dan styling yang dibust sudah sesuai atau belum.
4. Sample review & measure
Selesai membuat sample, pattern maker harus menganalisa bersama dengan sample-sewer,
technician terkait dengan ukuran, styling, konstruksi, dan workmanship. Sample harus diukur
sesuai dengan BUYER'S MEASURING MANUAL.
Proses membuat sample :
• cek kualitas fabric sebelum diproses
• sample harus 100% benar dengan kesesuaian good fit, construction, and workmanship.
Untuk dapat menghasilkan sampel yang baik maka seorang pattern maker, teknisi dan operator
jahit sampel harus memahami dengan benar techpack, pattern, fit and styling yang diinginkan oleh
buyer.
Standar operasional prosedur FITTING :
1. Meletakkan garmen pada mannequin. Ada beberapa kriteria saat fitting di mannequin,
diantaranya :
• Pasang garmen pada mannequin/dummy dengan benar sesuai dengan jatuhnya baju, tidak
boleh ditarik-tarik supaya kain tidak molor.
• Jatuhnya shoulder seam pada garmen harus sesuai dengan shoulder seam pada
mannequin/dummy.
• Jika shoulder seam pada garmen di desain forward/backward dari shoulder seam pada
mannequin/dummy harus dipastikan simetris.
• Jika tidak ada shoulder seam (yoke) tandai batas shoulder seam seharusnya terlihat
seimbang pada manekin/dummy.
• Lengan harus terlihat seimbang (balance)
• Front center harus match dengan manekin/dummy (batas tengah)
• Jika tidak ada potongan depan, tandai batas center nya dan harus seimbang sesuai dengan
manekin/dummy
• Side seam baju harus sesuai dengan side seam manekin/dummy
• Jika side seam di desain tidak pas dengan side seam pastikan tetap seimbang kanan dan kiri
2. Jika baju sudah balance pada garmen, proses fitting bisa dilanjutkan.
3. Jika baju sudah terlihat balance pada manekin/dummy, masih ada beberapa hal yang kurang
pas, harus di fitting dengan benar.
• Perbedaan style sportwear men shirt dengan dress shirt :
- Dress shirt size chartnya lebih banyak daripada sportwear
- Dress shirt dari buyer sudah memberikan blok pattern
- Dress shirt style nya tidak berubah banyak dan hanya merubah standar cutting nya saja
• Flow process pilot sample :
- detail order (DO) release ; pilot pattern making ; polit cutter pattern ; plot nest pattern ; check
cutter pattern using nest pattern ; cutter pattern OK ; plotting marker for cutting process ; cutting
; sewing component ; assembly ; finishing ; check MQA ; PP Meeting ; pilot result analysis ;
bulk pattern release ; production process sesuai request buyer.
• Pilot sample merupakan sample yang dibuat dengan tujuan untuk dianalisa segala kendala dan
kesulitan yang dialami dan solusi mengatasinya selama proses pembuatan garmen dari mulai
cutting hingga finishing. Pilot sample dikerjakan sebelum jalan produksi massal. Hal tersebut
dilakukan untuk mengurangi tingkat kesalahan saat jalan produksi massal.
• Detail order (DO) merupakan sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh PPMC untuk referensi
produksi, store, QC, mechanic, dan shipping (pengiriman). DO merupakan suatu instruksi untuk
dimulainya proses produksi suatu order, menjelaskan detail spesifikasi order secara rinci dan
didistribusikan dalam bentuk soft copy dan hard copy.
• PP Meeting
PP Meeting adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membahas style yang akan jalan di
produksi. PP Meeting ini dihadirkan dari seluruh perwakilan departemen untuk membahas
kesulitan yang dialami dan membahasnya untuk menemukan solusi sehingga pada saat produksi
tidak terjadi kesalahan yang fatal.Berikut adalah alur jalannya PP Meeting :
- PP Meeting dibuka oleh PPMC, PPMC akan menjelaskan detail order dari style yang akan jalan di
produksi
- IE akan menjelaskan tentang fabric in house date, fabric defect, fabric bowing, dan PCD (plan
cutting date) PSD (plan sewing date)
- GGT akan menjelaskan standar cutting/standar matching
- QC akan menjelaskan hasil cek dari pilot yang sudah dikerjakan oleh produksi.
Hasil ceknya yaitu dilihat dari measurement dan detail shape dari garment sesuai atau tidak dan juga
menyampaikan kesulitan yang ditemui pada saat proses sewing dan finishing.
- Pattern maker akan menjelaskan tentang detail stiching style yang akan jalan mulai dari SPI (stitch
per inch), kemudian detail stitch per bagian yaitu dari collar, shoulder seam, sleeve, dan
seterusnya. Kemudian pattern maker menjelaskan tentang placement label dan stitchingnya.
Kemudian menjelaskan jumlah button baik button front dan button cuff. Setelah menjelaskan
detail stitching dengan jelas pattern maker akan menyampaikan comment PPS dari
buyer.Kemudian menyampaikan teknik ironing nya atau washing nya sesuai yang sudah
ditentukan. Setelah menjelaskan detail stiching garmen, pattern maker akan membacakan
comment – comment PPS apparoval dari buyer. Sebelum mengakhiri pattern maker menanyakan
kembali kepada audiens apakah ada pertanyaan atau tidak, supaya pada saat sudah jalan
produksi bagian sewing tidak kebingungan atau bahwa ada kesalahan fatal.
- Dept. Store akan menjelaskan fabric inspection report, yaitu hasil cekking fabric yang inhouse di
store. Yang di cek adalah tanggal in house fabric nya, point defect , major defect, bowing, dan
lain lainnya.
Berikut ini merupakan urutan detail konstruksi yang disampaikan oleh pattern maker. Detail
konstruksi perlu disampaikan dengan urut dan detail supaya yang mendengarkan tidak
kebingungan dan bisa fokus mendengarkannya. Diantaranya :
- SPI (Stitch per inch)
- Top stitch collar dan collar stay
- Top stitch neckband dan hem band
- Back yoke
- Shoulder
- Armhole topstitch, jika short sleeve (hemming sleeve)
- Side seam
- Bottom hem
- Cuff (top stitch, hem cuff, button cuff, placket length, placket witdh, under sl placket, button
placket, pleat sleeve (jarak dari tepi, depth )
- Front (top+under) placket
- Button position + jumlah button (first button & last button)
- Label position (main label, size label, care label, button spare)
• Kelengkapan pattern maker dalam merelease bulk pattern :
- Pola bulk
- plot nest pattern ; plot pola di cetak pada kertas coklat, fungsi dari nest pattern untuk mengecek
ukuran actual apakah sesuai atau tidak, dan untuk bagian cutting untuk mengcrosscheck hasil
cutting nya apakah amblong atau tidak.
- sketch revise ; isi dari sketch revise adalah keterangan style, problem measurement, report test
shrinkage, dan gambar sketch nya. Sketch revise disimpan di folder N/Project/Online
sketch/PA3. Sketch revise dibutuhkan untuk diakses semua departmen yang membutuhkan
untuk kebutuhan cekking dengan actual pattern nya apakah sudah sesuai atau belum.
- Pola YY ; pola YY yaitu pola yang dibuat secara keseluruhan untuk kebutuhan marker. Nanti
pola YY yang sudah di release akan diserahkan ke bagian GGT untuk diproses lebih lanjut
untuk marking nya dan penghitungan jumlah banyaknya kain yang dibutuhkan untuk satu
garmen.
BAB II
CUTTING
Shipment merupakan salah satu bagian yang bertugas untuk mengirimkan sample yang sudah
siap dikirm ke buyer. Proses shipment bagian sample tidak jauh berbeda dengan departemen shipment
di produksi. Berikut ini adalah alur proses shipment di sample :
1. Trimming, setelah garmen selesai dijahit dilakukan trimming terlebih dahulu. Trimming merupakan
proses untuk membersihkan garmen dari sisa-sisa benang setelah proses sewing.
2. Cek QC, setelah di trimming dengan bersih kemudian di cek QC. Cek QC ini dilakukan untuk
mengecek kualitas hasil jahitan dan kesesuaian stitch dengan style yang telah ditentukan.
3. Pasang aksesoris, setelah di cek QC dipasang aksesoris garmen. Aksesoris garmen meliputi: hantag,
label, price, dll. Aksesoris yang digunakan sudah tertera pada techpack sehingga tinggal menyesuaikan
sesuai kebutuhan.
4. Ironing, setelah di cek QC kemudian dilakukan proses ironing. Proses ironing dilakukan dengan
sesuai ketentuan pada techpack atau menyesuaikan dengan karakteristik fabricnya. Masing-masing
fabric memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dalam proses ironingnya juga berbeda.
5. Cek QC spek, setelah proses ironing dilakukan cek QC spek. Cek QC spek merupakan proses
pengecekan garmen untuk melihat kesesuaian spek/ukuran yang diinginkan oleh buyer. Cek QC harus
diukur dengan benar dan ukuran/ spek yang diukur harus sesuai dengan techpack atau sesuai batas
toleransi.
6. Review pattern maker, review pattern maker dilakukan setelah cek QC spek, pattern maker harus
mengecek kembali garmen yang sudah siap akan dikirim. Cara pattern maker dalam mereview garment
dilakukan fitting menggunakan dummy. Jika setelah di cek sudah sesuai garmen siap dikirim. Namun,
apabila ada yang tidak sesuai maka akan dilakukan repair.
7. Folding/hanging, setelah di review dan sudah sesuai dan siap untuk dikirim maka garmen sampel
dilakukan foldng/hanging. Folding dan hanging dilakukan sesuai dengan kebutuhan pada techpack, ada
buyer yang menginginkan sample di folding ada juga yang di hanging. Komponan yang akan
dikirimkan ke buyer yaitu sample garmen, techpack spec, dan foto saat fitting (jika dibutuhkan).
8. Diberikan kepada PPMC untuk dikirim, setelah melalui beberapa proses diatas, garmen sample siap
untuk dikirim. Proses pengiriman sample tidak sama dengan di produksi. Jadi sample garmen
diserahkan ke PPMC, tidak langsung di berikan ke bagian pengiriman produksi. Dikhawatirkan akan
mengalami kesalahpahaman apabila diserahkan ke produksi. Sehingga untuk proses terakhir dari
shipment di sample diberikan ke PPMC.
BAB VI
IE SAMPLE (INDUSTRIAL ENGINEERING)
IE ( Industrial Engineering) merupakan bagian departemen yang bertugas untuk membuat plan,
memonitoring jalannya produksi dan memantau. IE sample memiliki tugas- tugas sebagai berikut :
1. Membuat planning sample production
2. Memonitoring jalannya sample production
3. Mengontrol/memantau jalannya sample production agar sesuai dengan plan yang telah dibuat.
4. Membuat SMV (standar minute value), Standar minute value adalah waktu yang dibutuhkan untuk
membuat satu garmen
5. Selalu memfollow up pattern yang dibuat oleh pattern maker
6. Menghubungkan komunikasi antara pattern maker dengan PPMC.
7. Mengukur kinerja operator sewing sample, sesuai dengan SOP (standar operasional produksi)
operator per harinya mengisi LKH (Lembar Kerja Harian) untuk mengetahui berapa banyak output per
harinya. Target sewing sample produksi di PA 3 perhari nya tanpa over time 25-35 pcs.
8. IE sample bertugas menghitung (costing) konsumsi material fabric, thread, interlining, dll.
9. Membuat priority sample per harinya.
10. Mengupdate status perkembangan sample untuk dikirimkan kepada PPMC.
11. Jika terdapat sample yang keluar tidak sesuai dengan target maka IE sample akan melakukan
review terhadap tim sample yang meliputi sewing, cutting, dan pattern maker untuk mengetahui
penyebab/kendala yang mengakibatkan tidak sesuai dengan target.
12. Jika sample tidak sesuai target maka akan menyebabkan proses pengiriman mengalami delay,
sehingga membuat berkurangnya rasa kepercayaan buyer terhadap perusahaan sehingga harus tepat
waktu.
BAB VII
MEASUREMENT PATTERN
Mengukur pattern secara actual dan menggunakan optitex. Mengukur pattern yang actual
dilakukan untuk mengcross check kembali ukuran pattern yang dibuat apakah sudah sesuai atau belum
untuk mengurangi terjadinya kesalahan yang terlalu besar. Sebelum dipotong pola harus di cek
ukurannya. Macys ada 6 terdiri dari : INC, Clubroom, BAR III, Sun+stone, Alfani, Tasso Elba, dan
Karen Scoot.
Dalam mengukur spek pattern pada optitex dan actual berbeda caranya. Mengukur spek pattern
pada optitex dapat dilakukan menggunakan short cut 5 (measure length). Kemudian tekan titik point
satu hingga ke titik berikutnya pada bagian yang hendak diukur. Untuk mengukur spek pattern secara
actual dapat dilakukan dengan menggabungkan bagian body belakang dengan front kemudian di pas
kan garis center back bertemu dengan garis center front. Kemudian tandai batas allowance pada pola.
Ukur bagian yang hendak diukur yang sudah ditandai batas seam allowance nya.
Setelah diukur ukuran spek di cocok an dengan ukuran spek pada techpack. Biasanya ukuran
pada pola actual dengan ukuran pada techpack terdapat selisih tergantung dari besarnya presentase
shrinkage length dan width nya. Jadi, ukuran pada pola bisa minus atau plus dari ukuran yang tertera di
techpack. Oleh sebab itu, pattern maker juga harus membuat spek ukuran pola untuk diberikan kepada
QC yang terdiri dari 3 spek yaitu : spek techpack ( spek original), spek pattern ( spek ukuran +
persentase shrinkage + SOP pattern), kemudian yang terakhir spek before washing/after washing.
Untuk spek finish akan sesuai kembali dengan ukuran spek original atau spek yang ada di techpack.
Permintaan spek pada masing-masing buyer berbeda-beda ada yang point spek nya lengkap dan
ada yang spek nya tidak begitu lengkap. Untuk spek yang tidak begitu lengkap biasanya dari pihak
buyer akan mengirimkan blok pattern kepada pattern maker perusahaan sehingga hanya mengubah
ukuran dan pola sesuai style yang inginkan pada techpack.
Ukuran size spec pada pola/pattern biasanya ada yang minus dan ada yang plus dari ukuran
yang ada di techpack, hal ini dikarenakan hasil persentase shrinkage masing-masing fabric berbeda-
beda untuk bagian length dan width nya sehingga perlu adanya penambahan atau pengurangan ukuran
pada pola supaya pada saat garmen sudah selesai dan di cek hasil ukurannya/ size spec nya sesuai
dengan yang ada di techpack dan masih dalam batas toleransi.
BAB VIII
ISTILAH – ISTILAH GARMENT
Standart cutting
• Collar stripe = horizontal balance mengikuti grain line, dilihat dari instruksi buyer tentang
dominan stripenya
• Collar plaid = vertical horizontal balance (2 arah kain) mengikuti grainline balance block
repeat vertical horizontal (1 arah) mengikuti grainline
• Collar band = horizontal balance mengikuti grainline
• Top yoke = searah dengan collar (jika tidak ada request stripe dan plaid dibuat horizontal
balance mengikuti grainline
• Under yoke = bebas
• Front body = stripe dan plaid full matching
jika repeat plaid diatas 10 inch kanan kiri tidak matching
• Pocket = stripe dan plaid full matching
jika pocket ada dua di front dan ada permintaan bias, maka dibuat bias bebas, jangan di matchingkan
begitu juga dengan flap pocket sesuai dengan request buyer
• Sleeve = L/S : jika tidak ada permintaan, dibuat mirror (stripe dan plaid). Jika L/S tidak
ada standar matching dari buyer
S/S : plaid, horizontal balance mengikuti grainline
• Sleeve placket = bebas (jika tidak ada request dari buyer)
• Back body = searah dengan front body (stripe maupun plaid)
• Epaulet = horizontal balance (mirror) di shoulder
• Sleeve tab = bebas
• Welt pocket = bebas, tidak matching
• Front yoke = jika ada request bias, dibuat bias bebas
• Cuff = horizontal balance (stripe atau plaid) mengikuti grainline
• French seam = Front (CF) full matching horizontal balance mengikuti grainline. French
seamnya jangan di matchingkan tapi balance verticalnya bebas (jika tidak ada permintaan)
BAB IX
PENGENALAN OPTITEX
Sebelum membuat pola, pattern maker harus menganalisa styling sesuai dengan permintaan
buyer terlebih dahulu. Maka dari itu pattern maker harus mengetahui bagian/panel yang terdapat dalam
satu garment. Panel tersebut antara lain :
1. Back body
2. Yoke
3. Front kiri
4. Front kanan
5. Front placket
6. Sleeve
7. Cuff
8. Top sleeve
9. Collar dan collar band
10. Pocket
Dalam pembuatan pattern, terdapat tahapan-tahapan pengerjaan pattern yang mutlak harus
dilakukan secara berurutan, yaitu :
A. BASIC PATTERN
2. Back
yoke
Berdasarkan pola back yang telah dipotong, yoke hanya diubah arah baselinenya saja, karena
posisi yoke pada pattern dan garment dibuat berlawanan arah dengan arah back body. Pada garis across
shoulder dinaikkan sesuai jatuhnya untuk ukuran forward shoulder. Menaikkan garis shoulder tidak
boleh merubah ukuran sebelumnya. Geser paralel menggunakan ctrl + shift + M.
across shoulder dan potongan yoke pada pola front Geser secara paralel garis shoulder kebawah sebesar
ukuran forward shoulder (ctrl + shift + M).
4.
Sleeve
Langkah – langkah :
Beri shape pada armhole untuk bagian front dan back sesuai ukuran armhole around ditambah ¼.
Penambahan ¼ pada armhole around di sleeve adalah stay stitch. Fungsi stay stitch adalah untuk
mempertahankan shape armhole sesuai pola sehingga tidak mudah mulur.
Kemudian buka sleeve menjadi satu sleeve utuh menggunakan shift + H. Buat shape armhole pada
bagian back. Beri tanda dye cut pada sleeve back dibagian sleeve opening, ¼ dari ukuran cuff opening
dari tepi sleeve. Ukuran length dye cut diperoleh dari top sleeve placket length – box stitch + 1/8 .
Beri tanda letak pleat dengan tanda notch. Setelah proses selesai copy bagian sleeve menggunakan ctrl
+ B.
Fungsi pemberian tanda dye cut untuk sebagai tanda belahan sleeve, sebagai petunjuk potongan, dan
fungsi tanda untuk mengurangi proses diproduksi.
5. Cuff
Langkah – langkah :
Buat new pieces dengan ukuran :
Length = ½ cuff opening (edge to edge) / overall length
width = cuff height
Bentuk shape cuff sesuai ketentuan pada techpack. Kemudian di half.
Beri garis bantu dari A naik 1 3/8 sebagai button and button hole placement.
Beri garis bantu dari A – C mundur ½ sebagai button placement pertama kemudian ¾ sebagai button
placement kedua.
Standar posisi button dan button hole di cuff =
buttonhole cuff dari tepi adalah lebar sleeve placket : 2 – 1/8
button cuff dari tepi adalah lebar sleeve placket :2
6. Sleeve placket dan under placket
Langkah – langkah :
buat new pieces dgn ukuran length = sleeve placket length
witdh = ½ sleeve placket witdh
A = box
stitch ; B =
1/3 box
xtitch
(sesuai
8. Collar band
Langkah – langkah :
buat new
piece
dengan
ukuran :
length
= ½ neckband length + ½ front placket
width = neckband height + ¼
beri garis bantu horizontal dengan jarak masing-masing ¼ kemudian bentuk shape yang bagus pada
keliling collar band. Beri perintah half agar collar band terbuka.
9. Collar
Langkah – langkah :
Buat new
10. Pocket
Langkah – langkah :
buat new pieces dengan ukuran :
length = pocket length
witdh = pocket width
Bentuk sudut round pada pocket dengan radius 11/16 atau sesuai dengan ketentuan style pada techpack.