Anda di halaman 1dari 11

A.

Departemen Sample
Departemen yang bertanggungjawab membuat/ memproduksi sample sesuai
permintaan atau pemesanan buyer (pembeli).
Proses penerimaan order dari buyer :
a) Bagian produksi dan pemasaran harus memiliki link ke luar Negara lain seperti :
jepang, korea, amerika, dll.
Sebelum melakukan pemesanan / order buyer akan datang ke garment :

 Mengamati bagaimana perusahaan memeberi kesejahteraan karyawannya


( keselamatan keamanan kerja, sanitasi, peralatan kerja, dll )
 Melihat dan mengamati bagaimana proses produksi mataram tunggal garmen
seperti, : standar produksi, kualitas dan kuantitas produksi, dan spesifikasi proses
produksi.
b) Buyer akan menilai lalu terjadi kesepakatan order dengan PPC
Pemesanan / order dimulai dari :

 Pemesanan bahan baku seperti (kain, & benang) dan bahan pelengkap
seperti (kancing, zipper, label, & manik-manik) sesuai permintaan desain
buyer/pembeli dari supplier.
 Bahan dari supplier akan diberikan dan disimpan di gudang/ warehouse lalu
dicek kualitasnya.
 Bahan lalu diloading ke bagian produksi yang memproses bahan.
Alur pemesanan dari buyer ke Mataram Tunggal Garment :
Buyer (menghubungi) Merchandise (mengkonfirmasi) Administarsi
(memberikan) Techpack/pattern pack bagian marker dan pattern
1. Bagian Marker
Bertugas membuat mengubah pola/pattern menjadi marker (pola yang siap
dicutting) menggunakan aplikasi Gerber Acomap 8.3.
Biasanya pegawai marker dapat membuat 1-3 marker dalam sehari.
a. Proses pembuatan Marker :
 Pegawai marker mendapat Techpack, yaitu segala informasi mengenai
permintaan pemesanan busana (desain, pola, ukuran, bahan, dan
pelengkapnya).
 pola pesanan busana didapat dari buyer atau perusahaan membuatkan sesuai
permintaan buyer.
 pola/pattern diproses digitizer ( mesin scan mengubah hard pattern menjadi soft
pattern)
 soft file pola diubah sesuai kebutuhan produksi, seperti grading, dan kehematan
bahan.
 Marker yang telah selesai dicetak/print sesuai ukuran bahan sebenarnya dan
siap diberikan ke bagian cutting.

2. Bagian pola/ Pattern


Pola yang akan diproduksi dapat diperoleh dari buyer atau perusahan membuatkan
sesuai permintaan desain buyer.
Pegawai pattern dapat membuat 3-4 pola dalam sehari
Proses pembuatan pola:
a. Pola dari buyer :

 Pola dikirim dalam bentuk softfile melalui email dan ada pula dalam bentuk
hardfile.
 Pola yang telah diterima dicek ukuran dan kesesuaian dengan desain oleh
petugas pola.
 Pola dibuatkan sample busananya, setelah sesuai dengan permintaan buyer,
pola diproses menjadi marker yang siap produksi.
b. Pola dari perusahaan mataram tunggal garmen :
Ada dari beberapa buyer yang memesan tidak membuatkan pola busananya,
sehingga perusahaan perlu membuat pola tersendiri sesuai permintaan desain
dan ukuran buyer.

 Petugas pola mendapat techpack mengenai desain dan ukuran busana.


 Petugas membuat pola menggunakan teknik standar perusahaan.
 Pola akan dibuatkan sample lalu diperlihatkan kepada buyer sampai mencapai
kesepakatan.
 Setelah diterima, pola akan diubah menjadi marker untuk produksi.

3. Bagian Sewing Sample


Pada bagian ini bertanggungjawab untuk membuatkan sample busana setelah
dibuatkan polanya. Sample busana akan diperlihatkan kepada buyer lalu dicek
hingga tercapai kesepakatan produk.
Proses sewing sample meliputi :
a. Cutting sample :
 Memotong kain secara manual dan peletakan pola diatur oleh pemotong
(secara manual)
 Saat memotong, kain diberi kelebihan 3mm agar mencegah kekurangan
kampuh.
b. Check panel :
 Didalam garmen pegawai operator mesin jahit dilarang menggunakan
jarum pentul, sehingga kain sebelum dijahit diberi tanda sebuah
guntingan kecil untuk tanda jahit.
 Memotong dan memasang interlining berupa vislin, sesuai dengan
kebutuhan desain busana.
c. Sewing :
 Menjahit secara manual/ busana dijahit oleh seorang operator dari awal
hingga proses finishing
d. Finishing :
 Memberi dan memasang aksesoris busana sesuai permintaan desain
buyer berupa (kancing, lubang kancing, zipper, dll).
e. Quality Control :
 Mengecek keakuratan jahitan busana yang telah diproduksi. Seperti :
jarak setikan, ukuran badan busana, kerapiahan busana, dll.
B. Departemen Produksi

1. Bagian cutting
Bertugas untuk memotong kain yang akan diproduksi (jahit) dengan menggunakan marker
yang telah dibuat, mengguanakan mesin pemotong kain massal.
a. Standar operasional prosedur departemen cutting
# Spreading
1. Membersihkan meja.
2. Perhatikan jam start dan finish.
3. Pasang marker dan cocokkan style + ratio, jenis, item harus sesuai dengan
instruksi spreading (allowen 0.5”).
4. Cocokkan jenis kain dan warna sesuai instruksi spreading.
5. Cek sisi kiri, sisi kanan, tengah (check shading).
6. Cek lebarkain dengan marker.
7. Gelar harus control kualitas kain.
8. Gelaran tidak boleh ada sambungan.
9. Rijek ditandai dengan kertas.
10. Hasil per roll harus dihitung.
11. Sisa kain harus ditulis no roll.
12. Hitung hasil keseluruhan harus sama dengan instruksi spreading bila ada sisa roll
informasi ke Administasi, apakah boleh dihabiskan.
13. Pasang marker dan siap dipotong.
# Cutter
1. Cek marker + gelaran ujung dengan ujung.
2. Sisip sisi kanan dan kiri kain.
3. Potong dari komponen yang kecil.
4. Potong leher berhenti ditengah leher.
5. Potong tangan harus berhenti ditengah.
6. Potong lubang tangan berhenti ditengah.
7. Usahakan potong jadi semua komponen.
8. Tanda bor sesudah komponen dipotong hati-hati antara pola+potong harus
sama.
9. Jaga kebersihan limbah sampah dibuang dibox sampah.
# Bendel
1. Harus melihat sample.
2. Dikelompokkan semua komponen per size.
3. Cek potongan harus sama dengan pola potongan.
4. Ikat potongan harus sama dengan tiketing, size, no urut, style, no bendel antar
komponen.
5. Perhatikan code kalau size ada 2 pcs.
6. Perhatiakan cek matching.

# Ganti Rijek
1. Harus matching.
2. Irit kain.
3. Perhatikan luar dalam kain.
4. Perhatikan serat kain lebar atau memanjang.

1. Bagian Spreading
Work instruction :
a. Penanggung jawab :
Kepala bagian cutting
b. Pelaksana :
Kelompok spreading
c. Alat dan Bahan :
Gunting
Paku (proses match kain)
Kain, shade band, marker
Troli rak kain
Alat tulis (untuk membuat laporan)
Apron / celemek dan masker
d. Uraian kerja :
 Menerima instruksi gelar dari kepala bagian sesuai dengan jadwal
produksi cutting.
 Menyiapkan kain berdasarkan style, warna dan item sesuai dengan
instruksi.
 Memastikan kain yang diambil untuk proses gelar menggunakan LOT
yang sama.
 Menyiapkan alat-alat kerja, seperti gunting, form laporan gelar, alat tulis,
kertas marker.
 Menyiapkan ukuran panjang gelaran sesuai dengan pola marker, pastikan
marker yang diterima telah mendapat approval dari bagian sample / pola
marker.
 Ketentuan dalam proses gelar adalah:
Tinggi gelaran menurut jenis kainnya dengan ketentuan :
o C&S : tidak lebih dari 15 cm.
o Woven : tidak lebih dari 10 cm
o Pattern Fitting : tidak lebih dari 3 cm
Panjang gelaran dengan ketentuan :
o Woven : tidak lebih dari 11.5 cm
o Knit : tidak lebih dari 8.5 cm
 Pencatatan laporan form instruksi – spreading meliputi :
o Tanggal gelar
o Nama buyer, style dll
o Nama operator spreading
o Nama oprator cutting / cutter
o Uraian proses, meliputi spreading start-finish, cutting start-finish
o Uraian proses, meliputi spreading start-finish, cutting start-finish
o Ratio gelaran
o Panjang kain yard / roll
o No. lot tiap roll (untuk memastikan proses spreading menggunakan
lot yang sama)
o Actual penggunaan kain tiap-tiap roll dan sisa kainnya
 Melakukan proses spreading sesuai dengan instruksi spreading
 Setelah selesai temple marker pada gelaran
 Pasang selotip untuk merekatkan marker dengan kain. Penempelan
kertas marker tidak boleh menggunakan jarum pentul
 Sisa kain dari proses spreading diberi identitas lengkap seperti style, no.
lot, size kain digunakan untuk proses replace panel yang reject
2. Bagian Cutting
Work instruction:
a. Penanggung jawab:
Chief Cutting
Kepala Bagian Cutting
b. Pelaksana:
Cutter / operator cutting
C. Alat dan Bahan:
Mesin cutter
Claimping / penjempit kain
Metal hand glove/ sarung tangan pelindung
Apron/celemek & marker
c. Uraian kerja:
 Menyiapkan mesin potong
 Pastikan pisau yang akan digunakan dalam kondisi yang baik, tajam, dan tidak
berkarat
 Asah pisau menggunakan abrasive
 Gunakan mata pisau sesuai ukuran mesin, 5” atau 10”
 Check ratio pada marker sesuai dengan instruksi, konfirmasi kepada kepala
bagian atau ketua regu spreading bahwa gelaran sudah ready untuk dipotong
 Potong sesuai dengan bentuk marker/fix cut
 Panel potongan diletakkan dengan posisi marker dibawah/langsung diikat
 Untuk jenis kain dengan warna terang hasil panel langsung dimasukkan pada
polybag, untuk menghindari kotor dan debu
 Perca potongan dipisahkan dan ditaruh dibox yang sudah disediakan , untuk
kemudian dibuang oleh bagian cleaning service
3. Numbering dan Bundle
Work Instruction:
a. Penanggung jawab :
Chief Cutting
Kepala Bagian Cutting
b. Pelaksana :
Operator Numbering
c. Alat dan Bahan :
Mesin numbering dan sticker
Kartu bundle
Polybag (jika diperlukan)
Apron/celemek & masker
d. Uraian Kerja :
 Siapkan alat-alat yang digunakan untuk proses numbering dan bundle
 Membuat catatan sebagai pedoman numbering
 Panel dipisahkan sesuai size (per size)
 Proses numbering diurutkan dari layer teratas sampai dengan layer
terbawah. Penomoran tidak boleh sampai salah atau selip. Hal tersebut
bertujuan supaya tidak terjadi shading color
 Panel yang sudah dinumbering dipasang kartu bundle sesuai dengan sizenya.
Kartu bundle memuat keterangan no. cutting, style, warna, size, jumlah,
nama panel, dan lot
 Ketentuan pemberian kartu bundle adalah :
o Ukuran petit / small menggunakan kartu warna hijau
o Ukuran missy / medium menggunakan kartu warna merah dan
biru
o Ukuran woman / big menggunakan kartu warna kuning
 Panel yang sudah dinumbering & dibundle disimpan dalam rak yang
disediakan. Tulis identitas panel dalam papan yang sudah disediakan pada
tiap-tiap rak.
4. Replace panel
Work instruction :
a. Penanggung jawab :
Chief Cutting
Kepala Bagian Cutting
b. Pelaksana :
Operator bagian replace
c. Alat dan Bahan :
Gunting
Pola / pattern
Shadeband
Laporan replace
Apron/celemek & masker
d. Uraian kerja :
 Kepala bagian cutting mendapat laporan dari QC Cutting untuk jumlah panel
reject untuk kemudian dihitungkan prosentase rejectnya
 Kepala bagian melakukan analisis penyebab reject (reject fabric, reject
karena benda/alat tajam, atau reject karena perlakuan manusia)
 Langkah yang perlu dilakukan adalah :
Apabila reject fabric
o Sampaikan kebagian warehouse inspect fabric untuk dilakukan
evaluasi
o Order fabric untuk proses replace sesuai dengan jumlah konsumsi
replace panel reject
o Untuk presentase reject yang terlalu tinggi segera lapor kepada
manager produksi. MD terkait untuk mendapatkan solusinya agar
tidak menghambat proses produksi berikutnya
o Replace panel

Reject karena benda / manusia


o Lihat fasilitas tempat kerja (meja spreading, gunting tumpul, box
rusak,dll) apabila ada yang rusak segera diganti sehingga tidak
menyebabkan fabric rusak / reject
o Melakukan briefing teknik penanganan fabric untuk jenis-jenis
tertentu
o Melakukan replace panel
 Proses replace panel :
o Siapkan alat-alat yang digunakan untuk proses penggantian panel
reject
o Siapkan kain sesuai dengan nomer lot panel reject
o Potong kain sesuai dengan pola panel reject
o Catat setiap proses penggantian panel memuat detail style,
warna, size, dan jumlah panel yang diganti/direplace
o Ketentuan untuk penggantian panel reject adalah gunakan lot
yang sama, jika tidak ada lot yang sama maka komponen yang lain
dianggap reject semua
o Setelah replace panel disusun pada urutan seri dalam bundlenya
o Panel reject size replace dikumpulkan dan ditimbang kemudian
disimpan pad rak yang sudah disediakan

2. Bagian Sewing

Pada bagian ini bertugas untuk memproduksi (menjahit) busana yang telah dipotong
dengan system line. Setiap line dipimpin oleh satu line chief yang mengatur jalannya line
agar sesuai target produksi dan 4 line dipimpin oleh supervisor. Dalam satu line terdiri dari
20 operator yang memiliki tugas berbeda-beda dan dikerjakan secara terhubung.
a. Operator jahit :
SOP Operator jahit
 Siapkan alat kerja
 Gunting harus diikat
 Coba mesin sebelum dipakai
 Potong benang mepet
 Buang sticker ditempat yang disediakan
 Check jahitan sebelum dipass ke depan
 Bersihkan mesin 2kali sehari (pagi dan sore)
 Cek jarum 2kali sehari (pagi&siang)
 Cek mesin setiap sore
b. Trimming :
Bertugas untuk membersihkan sisa benang setelah proses jahit. Bagian trimming
dilakukan oleh satu orang operator.
c. Quality Control (QC)
Setiap line, terdapat 1/2 orang QC berada didepan line mengecek keakuratan dan
adanya kecacatan pada produk. Apabila terjadi defect/reject dapat diperbaiki maka
busana akan diberi tanda dengan menggunakan sebuah ikat tali.
Cek inline :
 Cek s.p (stitch per inch)
 Cek tension mesin
 Cek seam jahitan
 Cek gambar/ notches
 Cek pada critical proses setiap 3 jam, random sebanyak 5 pcs berproses
Inspection masing-masing critical proses
Inspection review apakah ada masalah dari proses yang sama
 Jika masih ditemukan masalah yang sama segera sampaikan ke sewing line
untuk mendapat solusi dan perbankan
 Cek measurement 3x sehari sebanyak 5 pcs
Cek endline :

 Cek 3-5 pcs garment first output dan diproseskan sampai finishing
 Cek measurement/ukuran first output produksi (sudah sesuai buyer spec atau
belum)
 Cek all stitch disemua seam
 Cek broken stitch / jahitan putus
 Cek kebersihan buang benang
 Cek fabric termasuk shading

Anda mungkin juga menyukai