Anda di halaman 1dari 31

TUGAS 3

MR 3101 ASESMEN TEKNOLOGI

OLEH:

Andina (13409044)
Mouline Septania (13409089)
Faradiani Sekar Putri (13409118)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

Mulanya celana biru yang biasa disebut jeans hanya dikenakan oleh para pekerja kasar,
pelaut, dan pengembala ternak di Negeri Paman Sam. Jeans yang terbuat dari bahan yang biasa
disebut denim ini mulai menjadi favorit remaja sejak tahun 1950-an. Denim sendiri berasal dari kata
Serge de Nimes yang merupakan sebuah kota di Perancis, sedangkan jeans berasal dari Genoese yang
merupakan sebutan bagi para pelaut dari Italia yang selalu memakai baju berwarna biru saat berlayar.
Kini kebiasaan memakai jeans sudah bukan hanya milik remaja lagi. Siapa pun, tua muda, pria
maupun wanita, tak ketinggalan terkena “wabah” si biru ini.
Perkembangan produk denim Indonesia kini kian marak. Banyak merek denim lokal yang
bermunculan dan kualitasnya tidak kalah dengan denim impor. Pot Meets Pop (PMP) misalnya,
merupakan salah satu merek denim Indonesia yang didirikan pada akhir tahun 2008. Denim PMP
dibuat di Bandung dalam skala industri rumah dan ditargetkan untuk setiap orang yang memiliki
kepribadian dan rasa akan fashion yang kuat. PMP memiliki visi yaitu “Menjadi merek denim terbaik
di asia tenggara”. Misi yang dilakukan oleh PMP adalah menyajikan celana jeans yang nyaman
dipakai bukan hanya ketika berdiri, tetapi juga ketika duduk, berjalan, dan beraktivitas. Selain itu,
PMP juga membuat produk denim yang cocok dengan kepribadian pemakainya dengan bahan denim
terbaik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Untuk mencapai visi yang ada, PMP harus memiliki strategi teknologi yang tepat. Strategi
teknologi mencakup pemilihan teknologi dan pengadaan teknologi yang berdasar kepada kompetensi
inti perusahaan.

1.2. Formulasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dilihat bahwa untuk mencapai visi dan tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya, PMP harus memiliki strategi teknologi yang tepat.Oleh
karena itu, penulis akan mengkaji mengenai strategi teknologi perusahaan agar visi dan misi
perusahaan yang sejak semula ditetapkan dapat direalisasikan.

1.3. Tujuan (sasaran) kajian

Berangkat dari formulasi masalah diatas, maka tujuan dari kajian ini adalah merumuskan strategi
teknologi, sehingga visi dan misi perusahaan yang sejak semula ditetapkan dapat direalisasikan.

1.4. Batasan masalah

Batasan masalah yang dikaji adalah :

1. Ruang lingkup yang dikaji adalah perusahaan jeans lokal yang berasal dari Bandung
2. Dalam model teknometrik, yang dihitung hanya TCC, tanpa menghitung TCA.
BAB II
METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Berikut ini adalah uraian langkah-langkah dan kerangka dasar pemikiran yang digunakan
dalam merumuskan strategi teknologi perusahaan denim lokal PMP.
1. Pengumpulan Data
Tahap awal yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk mencari
usulan strategi teknologi. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada
pihak PMP.

2. Estimasi Derajat Kecanggihan Komponen Teknologi


Langkah-langkah pada tahap ini antara lain pengumpulan data derajat kecanggihan teknologi,
pengamatan kualitatif terhadap THIO tingkat perusahaan, evaluasi THIO & pemberian skor untuk
menentukan derajat kecanggihan, tentukan batas atas & batas bawah kecanggihan teknologi yang
tersedia.

3. Penilaian State of The Art


Pada tahap ini ditentukan status komponen teknologi terhadap state of the art. Pengetahuan
teknis mengenai fasilitas dtransformasi dihubungkan dengankondisi terbaik dengan memberikan
skor pada masik-masing criteria.

4. Penentuan Kontribusi Komponen


Pada tahap ini ditentukan kontribusi komponen dengan menggunakan nilai-nilai dari batasan
derajat kecanggihan dan state of the art.

5. Pengkajian Intensitas Kontribusi Komponen


Pada tahap ini ditentukan intensitas kontribusi komponen dengan menggunakan matriks
perbandingan berpasangan.

6. Perhitungan TCC
Setelah menentukan intensitas kontribusi komponen, kita mnghitung TCC (Technology
Contribution Coefficient) yang didapatkan dengan rumus TCC = Tb t x Hb h x Ib i x Ob o

7. Pemetaan THIO
Langkah yang selanjutnya dilakukan adalah pemetaan THIO. Pemetaan ini didapatkan dengan
memetakan nilai dari nilai Component Contribution dan Intensity of Contribution. Dari pemetaan
ini dapat diketahui posisi perusahaan PMP dibandingkan dengan kompetitornya yaitu PT. Lea
Sanent.

8. Usulan Strategi Teknologi


Setelah mengetahui posisi perusahaan, dicari strategi teknologi yang memungkinkan untuk
membantu merealisasikan visi misi yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap ini metode
yang dilakukan adalah dengan menggunakan matriks yang dikembangkan oleh Dussauge Stuart
& Ramanantsoa (1997)
BAB III
ANALISIS SISTEM TINJAUAN

Model Penilaian Teknologi : Teknometrik

Tahap 1 : Estimasi derajat kecanggihan komponen teknologi

Sebelum mengestimasi derajat kecanggihan komponen teknologi dari PMP, akan dijelaskan
terlebih dahulu proses produksi celana jeans PMP. Proses produksinya terdiri dari beberapa tahapan
seperti yang dijelaskan di bawah ini :

1. Proses Carding
Carding adalah proses mekanik yang bertujuan untuk merapikan serat pada kapas agar sejajar
dan siap untuk dipintal menjadi benang. Kapas yang tidak melewati proses ini akan menjadi
kasar dan rapuh. Proses ini nantinya akan menentukan kualitas benang. Proses ini
menggunakan mesin carding yang terdapat sikat kawat di dalamnya.

2. Proses Pemintalan
Kapas yang telah melalui proses carding selanjutnya akan dipintal menjadi benang. Proses ini
menggunakan mesin pemintal

3. Proses Dyeing
Setelah dipintal menjadi benang, selanjutnya gulungan – gulungan besar benang akan dicelup
(dyed) ke dalam campuran berwarna indigo yang telah disintesissecara kimia. Proses ini
dilakukan berkali – kali hingga campuran menutupi seluruh bagian pada benang. Proses ini
memerlukan mesin yang bernama dyeing machine.

4. Proses Tenun
Benang yang sudah dicelup kini siap untuk ditenun menjadi kain denim. Kain ini tidak
sepenuhnya berwarna indigo, karena benang yang telah dicelup tadi juga ditenun
menggunakan benang putih. Proses penenunan ini telah menggunakan alat tenun mekanik
agar prosesnya tidak memakan waktu lama seperti alat tenun tradisional yang masih
membutuhkan tenaga manusia. Kain denim kini digulung menjadi gulungan – gulungan besar
dan siap untuk melewati proses selanjutnya.
5. Proses Pemotongan
Bahan denim dipotong menjadi pola – pola yang nantinya siap untuk dijahit menjadi celana.
Proses ini dilakukan secara manual menggunakan gunting kain.

6. Proses Perakitan
Setelah bahan denim dipotong menjadi pola, bahan dijahit menjadi celana jadi menggunakan
mesin jahit tangan.Dalam proses ini juga dilakukan pemasangan kancing, rivet, retsleting, dan
leather patch.Untuk proses pemasangan kancing dan rivet digunakan alat pemasang kancing
dan rivet tekan. Proses ini menghasilkan celana jeans yang telah sempurna.
7. Proses Finishing
Proses ini mencakup pemasangan ukuran/label dan pengemasan. Untuk pemasangan label
digunakan mesin khusus pemasang label dan untuk pengemasan dilakukan secara manual
oleh tenaga manusia.

Setelah meninjau proses pembuatan celana jeans pada PMP dan , kami melakukan
benchmarking pada kompetitor PMP, yaitu PT. Lea Sanent yang produknya dikenal dengan nama
Lea Jeans.
Proses pembuatan celana jeans dari Lea Jeans yang diproduksi oleh PT Lea Sanent
mempunyai urutan proses pembuatan yang sama dengan PMP. Yang membedakan dalam proses
produksinya adalah pada mesin yang digunakan dalam beberapa tahapan proses. Pada proses carding
dan pemintalan benang, spesifikasi mesin yang digunakan kurang lebih sama antara Lea Jeans dan
PMP. Begitu pula halnya dengan proses dyeing dan proses tenun, spesifikasi mesin yang digunakan
kurang lebih memiliki spesifikasi yang sama.
Selanjutnya pada proses pemotongan, mesin yang digunakan oleh Lea Jeans lebih canggih
daripada yang digunakan oleh PMP. Jika PMP masih menggunakan gunting kain, Lea Jeans sudah
menggunakan mesin pemotong yang bisa memotong banyak bahan sekaligus. Proses pemotongan
masih dilakukan secara manual oleh tenaga manusia namun karena bisa memotong banyak bahan
sekaligus, hal tersebut dapat menghemat waktu dan tenaga pada proses. Mesin pemotong ini dapat
memotong hingga 100 tumpuk bahan sekaligus sesuai dengan pola yang dibuat.
Pada proses penjahitan, jenis mesin jahit yang digunakan oleh Lea Jeans lebih canggih karena
membuat waktu proses penjahitan lebih cepat. Proses yang cepat ini bukan hanya karena kecanggihan
dari mesin yang digunakan namun juga keahlian pekerja yang termasuk tinggi sehingga proses cepat
selesai dengan jumlah produksi yang tinggi namun meminimasi kesalahan yang dilakukan. Hal ini
juga berlaku pada proses finishing dan pengemasan. Karena perusahaan yang memproduksi Lea Jeans
lebih besar daripada PMP dan jumlah produksi yang dihasilkan jumlahnya jauh lebih banyak,
kecanggihan mesin dan keahlian pekerja sangat diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi produksi.

Berikut ini adalah ketentuan estimasi derajat sophistikasi technoware, humanware, infoware,
dan orgaware.
Setelah dilakukan peninjauan proses produksi dari kedua perusahaan, pengumpulan data
derajat kecanggihan teknologi, pengamatan kualitatif terhadap THIO tingkat perusahaan, kami
melakukan estimasi derajat kecanggihan komponen teknologi dan menentukan batas atas & batas
bawah kecanggihan teknologi yang ditunjukkan pada tabel berikut :
Tingkat Kecanggihan
Keterangan Keterangan
Pot Meets Pop PT. Lea Sanent
Komponen
Lower Upper Lower Upper
Limit Limit Limit Limit Pot Meets Pop PT. Lea Sanent

TECHNOWARE
Carding 5 7 5 7 Mesin otomatis Mesin otomatis
Pemintalan 5 7 5 7 Mesin otomatis Mesin otomatis
Dyeing 1 3 2 6 Mesin manual Mesin manual dan mesin otomatis
Tenun 5 6 5 7 Mesin otomatis Mesin otomatis
Pemotongan 1 3 2 4 Mesin manual Mesin bermotor
Perakitan
Penjahitan 2 3 2 4 Mesin bermotor Mesin bermotor
Pemasangan kancing 1 3 4 6 Mesin manual Mesin khusus
Pemasangan 2 3 2 4 Mesin bermotor Mesin bermotor
retsleting
Pemasangan rivet 1 3 4 6 Mesin manual Mesin khusus
Pemasangan leather 2 3 2 4 Mesin bermotor
patch Mesin bermotor
Finishing
Pemasangan label 2 3 2 4 Mesin bermotor
ukuran Mesin bermotor
Pengemasan 1 3 2 4 Mesin manual Mesin bermotor
HUMANWARE
Owner 5 9 5 9 Antara adaptasi dan inovasi Antara adaptasi dan inovasi
Manager 5 8 5 8 Antara adaptasi dan Antara adaptasi dan
menyempurnakan menyempurnakan
Supervisor 3 8 4 9 Antara mengeset dan
Antara mereproduksi dan
menyempurnakan
menginovasi
Penjahit 3 5 3 7 Antara mengoperasikan dan Antara mengoperasikan dan
mereparasi menyempurnakan
Designer 5 9 5 9 Antara adaptasi dan inovasi Antara adaptasi dan inovasi
Quality 5 8 5 9 Antara adaptasi dan Antara adaptasi dan inovasi
Controller menyempurnakan
INFOWARE 2 8 3 9 Antara mengenal dan
mengkaji Antara mengenal dan mengkaji

Antara mencari bentuk pola


Antara mencari bentuk pola kerja
ORGAWARE 2 8 3 9 kerja dan memapankan pola
dan menguasai pola kerja unggulan
kerja
Tahap 2 : Penilaian State-of-The-Art

Pada tahap ini ditentukan status komponen teknologi terhadap state-of-the-art. Pengetahuan
teknis mengenai fasilitas transformasi dihubungkan dengan kondisi terbaik dengan memberikan skor
pada masik-masing kriteria sesuai dengan apa yang terjadi pada kedua perusahaan tersebut. Para
pakar kemungkinan dapat memberikan kriteria yang lebih detil lagi, namun karena informasi yang
didapat sangat terbatas dan indikator performansi yang dirahasiakan oleh perusahaan, maka kriteria
yang kami jabarkan bersifat tidak terlalu detil. Tabel – tabel dibawah ini menunjukkan spesifik
kriteria dan penghitungan nilai STi untuk Technoware,SHi untuk Human ware,SIi Infoware, dan SOi
untuk Orgaware.

1. Penilaian State-of-The-Art Technoware

Carding
PMP LEA JEANS
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria
Kapasitas produksi per jam (≥60 kg : 10, ≤40 kg : 0) 50 5 55 2,5
Kecepatan silinder ( 2 4
Energi yang digunakan 1 2
Kemampuan untuk memisahkan serat panjang dan serat Mampu 10 Mampu 10
pendek (mampu : 10 , tidak mampu: 0)
Proses penyisiran serat (ada : 10 , tidak ada: 0) Ada 10 Ada 10
Total 31 22,5
STi 0,84 0,45

PEMINTALAN BENANG
PMP LEA JEANS
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria
Kecepatan putar silinder (≥ 18,000 rpm : 10 , ≤12,000 rpm : 15.000 5 17.000 8,33
0)
Kapasitas produksi per jam (≥60 kg : 10, ≤40 kg : 0) 850 2,5 920 6
Jumlah spindle (≥1000 spindle : 10, ≤800 spindle : 0) 850 2,5 920 6
Sensor untuk menghentikan mesin saat ada kotoran logam Ada 10 Ada 10
yang masuk
Total 20 30,33
STi 0,5 0,75825
DYEING
PMP LEA JEANS
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria
Waktu proses pencelupan (≥ 120 menit : 10 , ≤ 5 menit : 0)
Zat warna yang digunakan (indigo : 10, yang lainnya : 0) Indigo 10 Indigo 10
Temperatur larutan celup (≥ 30oC : 10 , ≤20oC : 0) 28 8 25 5
pH larutan celup (7 : 10 , selain 7 : 0) 5 0 6 0
Total 18 15
STi 0,45 0,375

TENUN
PMP LEA JEANS
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria

Sensor otomatis berhenti ketika benang putus (ada: 10 , tidak Ada 10 ada 10
ada: 0)
Kecepatan poros utama (≥ 800 rpm : 10 , ≤500 rpm : 0) 600 3,33 600 3,33
Sensor untuk memastikan benang pakan mencapai ujung kain Ada 10 ada 10
(ada:10 , tidak ada:0)
Sistem penguluran benang lusi otomatis (ada: 10 , tidak ada: Ada 10 ada 10
0)
Total 33,33 33,33
STi 0,83325 0,83325

PMP LEA JEANS


Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria

Kemampuan mesin untuk membentuk pola (ada: 10 , tidak ada 0 tidak ada 0
tidak ada: 0)
Tebal tumpukan yang dapat dipotong (≥ 100 : 10 , ≤1 3 0,2 100 10
rpm : 0)
Kecepatan potong per menit (≥ 500 : 10 , ≤1 rpm : 0) 6 0,1 480 9,6
Terdapat motor listrik (ada: 10 , tidak ada: 0) tidak ada 0 tidak ada 0
Pemrograman mesin oleh komputer (ada: 10 , tidak ada: tidak ada 0 tidak ada 0
0)
Total 0,3 19,6
STi 0,006 0,392
PERAKITAN
PMP LEA JEANS
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria
Tombol pengatur kecepatan (ada : 10, tidak ada : 0) tidak ada 0 ada 10
Kemampuan mesin membuat lubang kancing otomatis (ada tidak ada 0 tidak ada 0
: 10, tidak ada : 0)
Energi yang digunakan (≥ 200: 0 , ≤40 rpm :10) 100 6,25 58 8,875
Sensor benang pada mesin jahit (ada : 10, tidak ada : 0) ada 10 ada 10
Perubahan resistansi pada dinamo (≥600 : 0 , ≤250 ohm : 400 5,7 300 8,6
10)
Pemasangan kancing (menggunakan tangan:0, chainstitch 5 lockstitch 10
chainstitch:5, lockstitch:10)
Total 26,95 47,475
STi 0,449167 0,79125

FINISHING
PMP LEA JEANS
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria
Waste packaging yang dihasilkan (≥ 1% : 10 , ≤10% rpm 0,50% 1 3% 3
: 0)
Pemasangan label menggunakan mesin otomatis (ada: 10 tidak ada 0 ada 10
, tidak ada: 0)
Total 1 13
STi 0,05 0,65
2. Penilaian State-of-The-Art Humanware

Owner
Pot Meets Pop PT. Lea Sanent
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria
Kreativitas
Tingkat kreativitas yang dievaluasi melalui
tipe kontribusi, pemberian ide - ide kreatif,
High 7 High 9
dll
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)

Kerja Sama
Tingkat kemampuan bekerja - sama yang
dievaluasi melalui beberapa aspek seperti
High 8 High 9
team spirit, penghargaan thd bawahan, dll
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)

Risk Bearing
Tingkat keberanian dalam mengambil resiko
yang diukur melalui kemauan untuk Low 4 High 7
bereksperimen, kemampuan untuk
mengambil inisiatif, dll
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)
Inovatif High 8 High 7
Tingkat aktivitas inovasi yang dievaluasi
melalui tipe kontribusi, pemberian ide - ide
inovatif, level of patenting, dll.
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)

Total 27 32
STi 0,7 0,8
Manager
Pot Meets Pop PT. Lea Sanent
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria
Kerja Sama High 8 High 9
Tingkat kemampuan bekerja - sama yang
dievaluasi melalui beberapa aspek seperti
team spirit, penghargaan thd bawahan, dll
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)

Low 3 High 8
Risk Bearing
Tingkat keberanian dalam mengambil resiko
yang diukur melalui kemauan untuk
bereksperimen, kemampuan untuk
mengambil inisiatif, dll
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)
Medium 6 Very High 10
Integritas terhadap Waktu
Tingkat kedisiplinan dan penghargaan
terhadap waktu (Sangat tinggi : 10, Tidak
ada : 0)
Total 17 27
STi 0,57 0,9

Supervisor
Pot Meets Pop PT. Lea Sanent
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria

Integritas terhadap Waktu


Tingkat kedisiplinan dan penghargaan Medium 5 High 10
terhadap waktu (Sangat tinggi : 10, Tidak
ada : 0)
Utilitas Kapasitas Efektif 70% 4 90% 8
(100% : 10, ≤ 50% : 0)
Kerja Sama
Tingkat kemampuan bekerja - sama yang
dievaluasi melalui beberapa aspek seperti
High 8 High 8
team spirit, penghargaan thd bawahan, dll
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)

Total 17 26
STi 0,57 0,86666667
Penjahit
Pot Meets Pop PT. Lea Sanent
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria

Integritas terhadap Waktu


Tingkat kedisiplinan dan penghargaan Low 3 High 9
terhadap waktu
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)
Utilitas Kapasitas Efektif 70% 4 90% 8
(100% : 10, ≤ 50% : 0)
Total 7 17
STi 0,35 0,85

Designer
Pot Meets Pop PT. Lea Sanent
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria
Kreativitas
Tingkat kreativitas yang dievaluasi melalui
tipe kontribusi, pemberian ide - ide kreatif,
Very High 10 High 9
dll
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)

Risk Bearing
Tingkat keberanian dalam mengambil resiko
yang diukur melalui kemauan untuk High 7 High 8
bereksperimen, kemampuan untuk
mengambil inisiatif, dll
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)
Inovatif
Tingkat aktivitas inovasi yang dievaluasi
melalui tipe kontribusi, pemberian ide - ide
High 7 High 8
inovatif, level of patenting, dll.
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)

Integritas terhadap Waktu


Tingkat kedisiplinan dan penghargaan Medium 5 Very high 10
terhadap waktu
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)
Utilitas Kapasitas Efektif 90% 8 100% 10
(100% : 10, ≤ 50% : 0)
Total 37 45
STi 0,74 0,9
Quality Controller
Pot Meets Pop PT. Lea Sanent
Kriteria Nilai Skor Nilai Skor
Kriteria Kriteria
Medium 6 High 8
Integritas terhadap Waktu
Tingkat kedisiplinan dan penghargaan
terhadap waktu
(Sangat tinggi : 10, Tidak ada : 0)
Utilitas Kapasitas Efektif 90% 8 100% 10
(100% : 10, ≤ 50% : 0)
Total 14 18
STi 0,7 0,9

3. Penilaian State-of-The-Art Infoware

Infoware
Pot Meets Pop PT. Lea Sanent
Kriteria Nilai Kriteria Skor Nilai Kriteria Skor

Perluasan manajemen informasi


(informasi industri total : 10, Informasi Informasi
informasi sebagian : 5, informasi sebagian 5 10
industri total
perusahaan saja :0)

Perluasan networking (networking Networking Networking


korporasi online :10, tidak ada korporasi online 10 korporasi 10
networking korporasi online :0) online
Kelengkapan database (Sangat Cukup lengkap 7 Lengkap 9
lengkap : 10, Tidak lengkap : 0)

Cukup Sangat
Kejelasan struktur organisasi (Sangat terstruktur 6 10
terstruktur
terstruktur : 10, tidak terstruktur : 0)
Total 28 39
STi 0,7 0,975
4. Penilaian State-of-The-Art Orgaware

Orgaware
Pot Meets Pop PT. Lea Sanent
Kriteria Nilai Kriteria Skor Nilai Kriteria Skor

Profitabilitas (ROI diatas rata - rata ROI dibawah ROI dibawah


industri : 10, ROI dibawah rata - rata rata - rata 5 rata - rata 5
industri : 5, rugi : 0) industri industri
Utilitas kapasitas keseluruhan (100%
: 10, ≤ 50l% : 0) 70% 6 85% 7

Penjualan (pieces/year) (≥1.000.000 200.000 2 1.000.000 10


: 10, ≤ 100.000 : 0
Modernisasi (program konsisten : Cukup 7 Konsisten 10
10, tanpa usaha : 0) konsisten
Total 20 32
STi 0,5 0,8

Tahap 3 : Penentuan Kontribusi Komponen

Pada tahap ini ditentukan kontribusi komponen dengan menggunakan nilai-nilai dari batasan
derajat kecanggihan dan state-of-the-art yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tabel dibawah ini
dirangkum seluruh kontribusi komponen yang telah dinormalisasi.
Pop Meets Pop PT. Lea Sanent

Lower Upper State Normalized Lower Upper State Normalized


Komponen Limit Limit of the contribution Limit Limit of contribution Bobot Overall Contribution
art the
rating art
rating
LT i UT i ST i Ti LT i UT i ST i Ti Pop Meets PT. Lea Sanent Pop Meets PT. Lea
TECHNOWARE
Pop Pop Sanent
Carding 5 7 0,840 0,742 5 7 0,850 0,744 0,117 0,117
Pemintalan 5 7 0,500 0,667 5 7 0,758 0,724 0,083 0,083
Dyeing 1 3 0,450 0,211 2 6 0,375 0,389 0,073 0,073
Tenun 5 6 0,833 0,648 5 7 0,833 0,741 0,265 0,265
Pemotongan 1 3 0,006 0,112 2 4 0,392 0,309 0,190 0,190
Perakitan 0,000 0,000
Penjahitan 2 3 0,449 0,272 2 4 0,791 0,398 0,238 0,238
Pemasangan
1 3 0,449 0,211 4 6 0,791 0,620 0,238 0,238
kancing 0,342 0,504
Pemasangan
2 3 0,449 0,272 2 4 0,791 0,398 0,238 0,238
retsleting
Pemasangan
1 3 0,449 0,211 4 6 0,791 0,620 0,238 0,238
rivet
Pemasangan
2 3 0,449 0,272 2 4 0,791 0,398 0,238 0,238
leather patch
Finishing 0,000 0,000
Pemasangan
2 3 0,050 0,228 2 4 0,650 0,367 0,035 0,035
label ukuran
Pengemasan 1 3 0,050 0,122 2 4 0,650 0,367 0,035 0,035
HUMANWARE LH i UH i SH i Hi LH i UH i SH i THi
Owner 5 9 0,675 0,856 5 9 0,800 0,911 0,338604316 0,338604316
Manager 5 8 0,567 0,744 5 8 0,900 0,856 0,269916305 0,269916305 0,747 0,887
Supervisor 3 8 0,567 0,648 4 9 0,867 0,926 0,143567789 0,143567789
Penjahit 3 5 0,350 0,411 3 7 0,850 0,711 0,079340474 0,079340474
Designer 5 9 0,740 0,884 5 9 0,900 0,956 0,124193171 0,124193171
Quality
5 8 0,700 0,789 5 9 0,900 0,956 0,044377945 0,044377945
Controller
INFOWARE LI i UI i SI i Ii LI i UI i SI i TIi
Level
2 8 0,700 0,689 3 9 0,975 0,983 1 1 0,689 0,983
Perusahaan
ORGAWARE LO i UO i SO i Oi LO i UO i SO i THi
Level
2 8 0,500 0,556 3 9 0,8 0,867 1 1 0,556 0,867
Perusahaan
Tahap 4 : Pengkajian Intensitas Kontribusi Komponen ()

Pada tahap ini ditentukan intensitas kontribusi komponen dengan menggunakan


matriks perbandingan berpasangan. Penjabaran dari perbandingannya sebagai berikut :
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
T H

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
T I

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
T O

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
H I

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
H O

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
I O

Setelah dilakukan perbandingan tersebut, didapatkan matriks perbandingan untuk


komponen-komponen teknologi industri jeans :
T H I O
T 1 0.166667 4 2
H 6 1 3 5
I 0.25 0.333333 1 0.25
O 0.5 0.2 4 1

Kemudia dilakukan pembagian semua elemen kolom dengan jumlah dari kolom
tersebut dan didapatkan,
Rata-rata
T 0.129032 0.098039 0.333333 0.242424 0.200707
H 0.774194 0.588235 0.25 0.606061 0.554622
I 0.032258 0.196078 0.083333 0.030303 0.085493
O 0.064516 0.117647 0.333333 0.121212 0.159177
1 1 1 1 1

Tahap 5 : Perhitungan TCC

Setelah menentukan intensitas kontribusi komponen, tahap selanjutnya adalah


menghitung TCC (Technology Contribution Coefficient). TCC merupakan nilai tambah
kandungan teknologi per-satuan keluaran.
Koefisien TCC : TCC = Tb t x Hb h x Ib i x Ob o

TCC = kontribusi teknologi operasi total transformasi terhadap keluaran

TCC perusahaan → kontribusi dari total operasi transformasi yang menghasilkan


output

Pada tabel dibawah ini, dirangkum hasil perhitungan TCC menggunakan rumus yang
telah disebutkan sebelumnya.

SUMMARY OF TCC COMPUTATION


Component component TCC
Contributions conribution
Technology components PMP LEA intensities PMP PT. Lea
Jeans Sanent
Technoware 0,411 0,525 0,201
Humanware 0,722 0,886 0,555
0,616 0,802
Infoware 0,689 0,983 0,085
Orgaware 0,556 0,867 0,159

Tahap 6 : Pemetaan THIO

Langkah yang selanjutnya dilakukan adalah pemetaan THIO. Pemetaan ini


didapatkan dengan memetakan nilai dari nilai kontribusi komponen dan intensitas kontribusi
komponen. Dari pemetaan ini nantinya akan dapat diketahui posisi perusahaan PMP
dibandingkan dengan kompetitornya yaitu PT. Lea Sanent.
Diagram THIO sebagai berikut :
T

1
0.9
0.8
0.7
0.6 LEA JEANS
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
H O
0.4

0.1

0.1
0.2

0.4

0.7
0.8
0.9
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5

0.3
0.2

0.3

0.5
0.6

1
0.1
1

0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7 POT MEETS
0.8 POP

0.9
1

I
BAB IV
USULAN STRATEGI TEKNOLOGI

Dari analisis yang telah dilakukan pada bab 3, didapatkan selisih nilai pada table
THIO sebagai berikut :

Component Contributions Selisih


Technology components PMP LEA Jeans

Technoware 0,411 0,525 0,113


Humanware 0,722 0,886 0,164
Infoware 0,689 0,983 0,294
Orgaware 0,556 0,867 0,311

Dari selisih ini kita dapat mengetahui pada aspek apa saja perbaikan dapat
dilakukan.

1. Technoware
Bila dibandingkan dengan LEA Jeans kelemahan dari PMP adalah kurangnya
peralatan otomatis yang digunakan dalam pembuatan jeans. Perbedaan yang paling
mencolok pada proses pembuatan jeans terlihat pada kapasitas mesin pemotongan
antara PMP dan LEA Jeans, pengemasan, dan pemasangan label. PMP sebaiknya
menggunakan mesin-mesin yang lebih otomatis dalam pembuatannya.

2. Humanware
Dari sisi humanware, PMP harus memberikan pelatihan kepada pekerjanya agar skill
yang dimiliki dapat bertambah, dan kemampuan untuk menggunakan software dan
mesin yang digunakan dapat meningkat. Owner dan manager juga harus
meningkatkan kemampuan manajerialnya untuk memimpin perusahaan.

3. Infoware
Tindakan untuk memperluar manajemen informasi pada PMP masih kurang, tetapi
networking yang dilakukan sudah cukup baik, bahkan sudah setara dengan LEA
Jeans. Kelengkapan database dari PMP juga masih kurang lengkap jika
dibandingkan dengan LEA Jeans. PMP juga harus lebih memperjelas struktur
organisasinya.

4. Orgaware
Untuk dapat menyamai LEA Jeans, PMP harus manaikan utilitas kapasitas
keseluruhannya dengan cara memperbaiki kinerja humanware-nya agar segala
aktivitas dapat dilakukan dengan lebih efektif. PMP juga harus berusaha menaikkan
jumlah total penjualannya.

Untuk dapat mengetahui strategi yang memungkinkan, digunakan matriks yang


dikembangkan oleh Dussauge Stuart & Ramanantsoa (1997) untuk mencari posisi
perusahaan dengan melihat dari tiga aspek, antara lain: potensi pertumbuhan bisnis, posisi
pasar, dan kemampuan teknologi. Bentuk dari matriks ini adalah sebagai berikut:
Posisi Pasar
Untuk mencari posisi pasar digunakan bantuan Matriks General Electric atau GE yang
didapatkan dengan menganalisisis market attractiveness dan competitive strength.
Matriks GE digambarkan sebagai berikut:

Skala yang digunakan dalam pemberian nilai untuk masing-masing atribut adalah
skala 0 sampai 9.
Analisis matriks GE dari perusahaan PMP adalah sebagai berikut :

Pot Meets Pop


Market Attractive Bobot
rating nilai terbobot
Market Size 0.125 2 0.25
Market growth 0.1 4 0.4
Market profitability 0.1 6 0.6
Pricing trends 0.15 7 1.05
Competitive intensity / rivalry 0.05 7 0.35
Opportunity to differentiate products and services 0.1 4 0.4
Segmentation 0.125 6 0.75
Distribution structure 0.15 5 0.75
Technology development 0.1 3 0.3
Total 1 4.85
Pot Meets Pop
Competitive Strength
Bobot rating nilai
Relative brand strength 0.175 2 0.35
Market share 0.15 1 0.15
market share growth 0.15 2 0.3
Customer loyalty 0.075 3 0.225
Relative cost position (cost structure compared with competitors) 0.1 3 0.3
Distribution strength 0.1 3 0.3
Record of technological or other innovation 0.1 5 0.5
Access to financial and other investment resources 0.05 3 0.15
Marketing 0.1 5 0.5
Total 1 2.775
9
PMP

PMP
3

0
0 3 6 9

Pada grafik diatas sumbu y menyatakan market attractiveness dan sumbu x


menyatakan competitive strength.
Dari analisis market attractiveness dan competitive strength didapatkan bahwa posisi
perusahaan PMP adalah pada selective growth. Posisi ini tergolong posisi yang lemah untuk
suatu perusahaan.

Potensi Pertumbuhan Bisnis


Bisnis denim yang dioperasikan oleh Pot Meets Pop adalah suatu bisnis yang sedang
berkembang dan diperkirakan bisnis denim seperti ini masih akan terus berkembang hingga
beberapa tahun kedepan. Dari kondisi ini dapat disimpulkan bahwa potensi pertumbuhan
bisnis dari Pot Meets Pop adalah kuat.

Kapabilitas Teknologi
Berdasarkan analisis teknologi yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, telah didapatkan
bahwa perusahaan memiliki kapabilitas teknologi yang cukup lemah.
Dari ketiga analisis diatas posisi PMP adalah sebagai berikut:

Posisi ini adalah posisi question mark dimana potensi pertumbuhan pasar tinggi,
sedangkan kemampuan teknologi dan pertumbuhan pasar lemah. Posisi ini menunjukkan
suatu bisnis yang membutuhkan kas dalam umlah besar untuk bertahan dalam pasar yang
tumbuh sangat pesat dan untuk memasarkan produk agar dapat membangun pangsa pasar
dan menjadi pemimpin dalam industri. Jika bisnis ini berhasil membangun pangsa pasar,
maka posisinya akan menjadi posisi Star, tetapi jika gagal maka bisnis akan berangsur –
angsur menjadi berada pada posisi Dog.
Pada posisi ini strategi yang disarankan pada posisi ini adalah dengan melakukan
investasi yang besar dalam teknologi dan pasar atau tinggalkan bisnis. Berdasarkan analisis
kami strategi yang seharusnya dilakukan oleh PMP adalah dengan melakukan investasi
teknologi dan pasaryang besar. Bila dibandingkan dengan pesaingnya, PMP memiliki
kelemahan di bidang technoware terutama dalam hal pembuatan yang masih tergolong
sederhana. Karena proses yang masih belum terlalu canggih ini, kapasitas produksi yang
dihasilkan tidak terlalu besar. Langkah yang dapat dilakukan oleh PMP yaitu melakukan
investasi pada peralatan-peralatan yang lebih canggih untuk dapat membantu kegiatan
produksinya. Hal tersebut dapat dilakukan apabila perusahaan mau mengambil resiko yang
cukup besar. Apabila perusahaan tidak berani mengambil resiko, sebaiknya perusahaan
meninggalkan pasar dan menghentikan bisnis. Keputusan untuk melakukan investasi besar
atau tidak ini perlu dipertimbangkan dan dianalisa secara matang agar perusahaan tidak salah
dalam pemilihan strategi teknologi.
BAB V
KESIMPULAN

Setelah dilakukan peninjauan mengenai kekuatan dan kelemahan teknologi yang


berkaitan dengan produk dan proses menggunakan metode teknometrik, dapat disimpulkan
bahwa komponen teknologi pada PMP yang memiliki perbedaan yang signifikan dari PT.
Lea Sanent adalah Orgaware, sedangkan untuk komponen Technoware tidak memiliki
perbedaan yang terlalu jauh. Kelemahan teknologi yang ada dan tersedia di PMP adalah pada
mesin yang digunakan dalam proses pembuatan celana jeans. Mesin – mesin tersebut tingkat
kecanggihan dan kinerjanya masih kalah dibandingkan dengan perusahaan benchmark yaitu
PT. Lea Sanent. Mesin – mesin yang dimiliki PMP sebagian masih membutuhkan bantuan
tenaga manusia (manual) seperti mesin potong, mesin pemasang kancing & rivet, dan mesin
pengemas.Dari segi humanware, skill yang dimiliki juga masih kurang dibandingkan dengan
PT. Lea Sanent. Hal tersebut bisa diartikan bahwa teknologi yang dimiliki oleh PMP perlu
ditingkatkan lagi, agar proses produksi dapat berjalan lebih efektif dan efisien dan agar
produktivitas perusahaan dapat lebih ditingkatkan
Setelah melihat dan memahami kekurangan, kelebihan, serta masalah yang dihadapi
PMP, dapat dirumuskan strategi dan solusi teknologi yang tepat untuk perusahaan ini. Posisi
bisnis PMP ditentukan menurut posisi bisnis yang diperkenalkan oleh Dussauge, Stuart, dan
Ramanantsoa. Didapatkan bahwa posisi bisnis PMP adalah Question Mark, yaitu memiliki
potensi pertumbuhan pasar yang tinggi, posisi pasar yang lemah, dan posisi teknologi yang
juga lemah.
Strategi teknologi yang tepat untuk posisi bisnis tersebut adalah investasi besar
dalam teknologi dan pasar. Hal tersebut dapat dilakukan apabila perusahaan mau mengambil
resiko yang cukup besar. Apabila perusahaan tidak berani mengambil resiko, sebaiknya
perusahaan meninggalkan pasar dan menghentikan bisnis. Keputusan untuk melakukan
investasi besar atau tidak ini perlu dipertimbangkan dan dianalisa secara matang agar
perusahaan tidak salah dalam pemilihan strategi teknologi.
BAB VI
REFERENSI

1. http://www.madehow.com/Volume-1/Blue-Jeans.html
2. http://www.fibre2fashion.com/industry-article/8/752/process-parameters-in-
carding1.asp
3. http://www.pismaputra.com/textbox/i_textprocess.htm
4. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/22973548.pdf
5. http://batikyogya.wordpress.com/2008/08/13/pewarnaan-bahan-tekstil/
6. http://www.easytextileprocess.com/?p=392&lang=id
7. http://www.datacon.co.id/Tekstil1-2009Pintal.html
8. http://teddypram.blogspot.com/2011/02/praktek-teknologi-pertenunan-
modern.html
9. http://www.kaskus.us/showthread.php?p=195449315
10. http://novi-smk.blogspot.com/2011/04/pemeliharaan-kecil.html
11. http://sijanggut.blogdetik.com/tag/mesin-jahit/
12. http://wiwike.wordpress.com/motor-dinamo-control/

Anda mungkin juga menyukai