Anda di halaman 1dari 8

Masuk dan berkembangnya pengaruh

VOC di indonesia

Kelompok 1 : Dhea Nabilah


Jufita ceria kencana
Nayya erian hidayah
Adielya nur syafitri
Frades Al-Vizan
M. Dzaky Hasan
Berta Birma T.

SMAN 1 BENGKULU SELATAN


TAHUN AJARAN 2022/2023
PEMBENTUKAN VOC
Setelah berhasil mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia, persaingan cukup keras
terjadi antarperusahaan dagang Belanda.

Masing-masing ingin memenangkan kelompoknya supaya mendapatkan keuntungan yang


lebih besar.

Kenyataan ini mendapatkan perhatian khusus dari pihak pemerintah dan Parlemen Belanda.

Sebab, persaingan antarkongsi juga dapat merugikan Kerajaan Belanda sendiri.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Prins Maurits dari Parlemen Belanda pada 1598
mengusulkan agar antarkongsi dagang saling bekerja sama untuk membentuk sebuah
perusahaan yang lebih besar.

LATAR BELAKANG
VOC adalah singkatan dari Vereenigde Oostindische Compagnie atau kongsi dagang dari
kerajaan Belanda yang memiliki monopoli perdagangan di Asia, terutama rempah-rempah.
Kongsi dagang VOC didirikan pada tanggal 20 Maret 1602. Perusahaan ini dianggap
sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia karena merupakan yang pertama
mengeluarkan sistem pembagian saham.

Tidak lama setelah berdirinya VOC, badan ini berhasil menyingkirkan orang Portugis di
mana satu abad sebelumnya telah berhasil membangun imperium perdagangan di Asia, dan
hampir menyisihkan persaingan di perdagangan Asia-Eropa. Bisa dikatakan di antara
semua perserikatan dagang yang ada pada abad 17 dan 18, Perserikatan Dagang Hindia
Timur (VOC) merupakan yang paling sukses.

Meskipun hanya sebuah badan dagang, tetapi VOC memiliki keistimewaan karena didukung
oleh negara sekaligus diberikan berbagai fasilitas sendiri yang istimewa. Misalnya VOC
boleh memiliki tentara dan bernegosiasi dengan negara lainnya.

Latar Belakang Berdirinya VOC


Setelah mengetahui apa itu VOC, perlu diketahui juga latar belakang berdirinya VOC selain
keinginan untuk memonopoli perdagangan adalah sebagai berikut. Dikutip dari buku Pasti
`Sejarah Indonesia` untuk SMA/MA Kelas XI terbitan Penerbit Duta, berdirinya VOC bermula
dari ekspedisi Belanda.

Atas ekspedisi tersebut, Belanda melakukan perdagangan rempah-rempah yang banyak


hingga mengundang pengusaha lain berdatangan ke Nusantara. Hal ini kemudian
mendorong adanya persaingan di antara mereka.
Akibatnya, Belanda harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris.
Mereka pun saling menderita kerugian, terlebih lagi sering terjadinya perampokan oleh bajak
laut.

Atas prakarsa dari dua orang tokoh Belanda, Pangeran Maurits dan johan van
Oldenbarnevelt, pada tahun 1602, kongsi-kongsi dagang Belanda kemudian dipersatukan
menjadi sebuah kongsi dagang besar yang disebut VOC atau 'Perserikatan Maskapai
Perdagangan Hindia Timur'.

Adapun pengurus pusat VOC sendiri terdiri dari 17 orang. VOC membuka kantor
pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois Witter.

Sehingga dengan demikian, latar belakang berdirinya VOC antara lain adalah sebagai
berikut.

Menghilangkan persaingan yang akan merugikan para pedagang Belanda.


Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa Portugis dan
pedagang-pedagang lainnya di Indonesia.
Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol.

Itulah dia informasi singkat tentang latar belakang berdirinya VOC di Indonesia. Semoga
informasi di atas dapat membantu!

GUBERNUR/JENDERAL VOC

Gubernur Jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both.


Saat ia memegang kekuasaan, markas utama dari VOC adalah di atas kapal dagang
mereka. Sesekali mereka berlabuh di Banten dan membuang jangkar di Maluku.

Pelabuhan transit yang pertama kali dipilih adalah Banten, namun VOC selanjutnya mulai
melirik Jayakarta. Sebabnya, kala itu Kesultanan Banten masih terlalu kuat bagi VOC.

Namun, Belanda pada akhirnya tetap memperoleh izin dari penguasa Banten untuk
membangun gudang di Jayakarta. Pendirian gudang tersebut adalah berdasarkan perjanjian
antara L. Herminte, Pieter Both, dan Pangeran Jayakarta, Wijayakrama.

Pada awal pembangunannya di tahun 1611, gudang atau loji tersebut dibangun dengan
bahan-bahan tak permanen. Pada tahun 1613 barulah bahan kayu dan bambu yang
awalnya digunakan, diganti dengan bahan-bahan batu.

Mulanya, dibangun gudang yang dinamai Nassau, lalu Belanda membangun lagi yang lain
dengan nama Maun'tius.

Kendati begitu, pengganti Pieter Both, yakni Geritz Reijnst dan Laurens Real justru lebih
sibuk di Maluku. Sehingga, kedua gudang ini tidak begitu diperhatikan.
Kembali mengutip dari buku Pilkada: Mencari Pemimpin Daerah, selama Pieter Both
berkuasa, ia menyelesaikan kontrak dengan masyarakat Maluku, menaklukkan TImor, serta
mengusir Spanyol dari Tidore.

Daftar Gubernur Jenderal VOC dari pertama hingga terakhir


1. Pieter Both: 1610-1614

2. Gerard Reynst: 1614-1615

3. Laurens Reael: 1615-1619

4. Jan Pieterszoon Coen: 1617 (diangkat), 1618 (dikonfirmasi), 1619 (resmi), 1623 (akhir
jabatan)

5. Pieter de Carpentier: 1623-1627

6. Jan Pieterszoon Coen: 1624 (diangkat kembali), 1627 (resmi), 1629 (akhir jabatan)

7. Jacques Specx: 1629-1632

8. Hendrik Brouwer: 1632-1636

9. Antonio van Diemen: 1636-1645

10. Cornelis van der Lijn: 1645 (diangkat), 1646 (resmi), 1650 (akhir jabatan)

11. Carel Reyniersz: 1650 (diangkat), 1651 (resmi), 1653 (akhir jabatan)

12. Joan Maetsuycker: 1653-1678

13. Rijckloff van Goens: 1678-1681

14. Cornelis Speelman: 1681-1684

15. Johannes Camphuys: 1684- 1691

16. Willem van Outhoorn: 1690 (diangkat), 1691 (resmi), 1704 (akhir jabatan)

17. Joan van Hoorn: 1704-1709

18. Abraham van Riebeeck: 1709-1713

19. Christoffel van Swol: 1713-1718

20. Hendrick Zwaardecroon: 1718 (diangkat), 1720 (resmi), 1725 (akhir jabatan)

21. Mattheus de Haan: 1724 (dinagkat), 1725 (resmi), 1729 (akhir jabatan)
22. Diederik Durven: 1729-1732

23. Dirk van Cloon: 1732-1735

24. Abraham Patras: 1735-1737

25. Adrian Valckenier: 1737-1741

26. Johannes thedens: 1741-1743

27. Gustaaf Willem Baron van Imhoff: 1743-1750

28. Jacob Mossel: 1750- 1761

29. Petrus Albertus van der Parra: 1761-1775

30. Jeremias van Riemsdijk: 1775-1777

31. Reinier de Klerk: 1777 (diangkat), 1778 (resmi), 1780 (akhir jabatan)

32. Willem Arnold Alting: 1780 (pejabat sementara), 1780 (resmi), 1797 (akhir jabatan).

Dari rincian di atas, dapat disimpulkan bahwa Gubernur Jenderal VOC yang pertama adalah
Pieter Both. Sedangkan yang terakhir adalah Willem Arnold Alting. Selamat belajar, detikers!

KEBIJAKAN KEBIJAKAN VOC

VOC menerapkan berbagai kebijakan monopoli seperti:

ekstirpasi, yaitu pemusnahan komoditas tertentu oleh VOC jika harga barang sedang jatuh
sehingga komoditas tersebut tetap langka dan berharga mahal,
pelayaran Hongi yang merupakan patroli pelayaran, sehingga tidak ada pedagang
rempah-rempah yang menjual barangnya ke pihak selain VOC,
verlipchte leverantie ialah penyerahan wajib berupa komoditas tertentu dengan harga yang
sudah ditentukan, dan
Preanger Stelsel, yaitu kewajiban penduduk Priangan untuk menanam komoditas kopi dan
menjualnya kepada VOC dengan harga yang sudah ditentukan.
Herman Willem Daendels adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memerintah pada
tahun 1808–1811 ketika Belanda berada di bawah pengaruh Prancis. Tugas utama
Daendels adalah mempertahankan Hindia Belanda dari kemungkinan serangan Inggris yang
saat itu sedang berperang demgan Prancis. Untuk itu Daendels melakukan beberapa
kebijakan di beberapa bidang.

Dalam bidang pemerintahan diantaranya:

Daendels memberi gaji tetap dan melarang pegawai kolonial Hindia Belanda melakukan
perdagangan sendiri, dan
membagi Jawa menjadi sembilan daerah prefektur untuk memudahkan administrasi.
Dalam bidang ekonomi diantaranya memberlakukan verplichte leverantie, yakni kewajiban
yang dibebankan kepada rakyat Jawa untuk menjual barang hasil bumi seperti kopi dan
tembakau kepada pemerintah Belanda dengan harga yang dipatok tetap dan mewajibkan
kerja rodi untuk pembanguna jalan. Dalam bidang peradilan diantaranya mengadopsi sistem
hukum Kode Napoleon dari Prancis yang merupakan hukum sipil yang sampai saat masih
berpengaruh sebagai dasar sistem peradulan di Indonesia, terutama sistem peradilan umum
yang meliputi penanganan perkara pidana dan perdata.

Sedangkan dalam bidang pertahanan, yakni:

membangun benteng untuk menahan kemungkinan serangan Inggris,


membangun Jalan Anyer Panarukan untuk memudahkan pergerakan pasukan, dan
membangun infrastruktur militer seperti benteng, barak dan sekolah militer.

PENYEBAB RUNTUHNYA VOC

1.Tidak sukses di bidang militer.


Dikutip dari Kepulauan Rempah-Rempah oleh M. Adnan Amal, kesuksesan VOC di bidang
niaga tidak berbanding lurus dengan kesuksesan di bidang militer terhadap bangsa
lain.Pasal 34 dan 35 hak oktroi menyatakan bahwa siapa pun kecuali VOC dilarang melayari
lautan antara Tanjung Harapan sampai Selat Magellan. Tetapi kenyataannya, kapal-kapal
Inggris, Portugis, dan Spanyol masih leluasa berlayar di perairan tanpa kontak senjata
berarti.

Kesuksesan militer VOC menghadapi bangsa Eropa pesaing di antaranya hanya terjadi saat
mengusir orang Portugis dari Maluku pada 1605. Tetapi keberhasilan ini sebagian besar
dipengaruhi kekuatan pribumi di sana.
2.Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Praktik korupsi jamak dilakukan pejabat rendah bergaji sekitar 16-24 gulden hingga pejabat
puncak seperti gubernur jenderal yang bergaji sekitar 700 gulden. Sebagian besar gubernur
jenderal menjadi orang kaya setelah berhenti dari VOC.

Contoh, Gubernur Jenderal Van Hoorn melakukan praktik nepotisme dengan menggantikan
mertuanya, mantan Gubernur Jenderal Willem van Outhoorn pada 1794. Ia kembali ke
Belanda sebagai jutawan dengan membawa lebih dari 10 juta gulden, kendati bergaji resmi
sebagai gubernur jenderal 700 gulden per bulan.

Gubernur Kepulauan Ambon Alexander Cornabe juga melakukan praktik korupsi saat
menjabat pada 1780-1793. Ia dinyatakan bersalah di Batavia atas ketekoran di pemeriksaan
kas daerah. Saat menyerahkan kekuasaan kepada Inggris pada 1796, Cornabe juga
mengambil uang pemerintahan sebesar 25.000 gulden.

Praktik korupsi di VOC juga mencakup penyelundupan barang ekspor, mark up nota
pembelian, sogokan penerimaan pegawai, dan pembuatan laporan keuangan palsu. Praktik
ini memicu istilah keruntuhan VOC sebagai Veergan Onder Coruptie (VOC), yang artinya
"rontok karena korupsi".
3.Masalah Keuangan dan Kekuasaan
VOC harus mengalami banyak pengeluaran untuk biaya peperangan yang berlangsung
lama, seperti perang melawan Sultan Hasanuddin dan pasukan Gowa. Perang dapat
berlangsung bertahun-tahun karena terus mendapat perlawanan dari pribumi dan ulama.
Peperangan tersebut, di samping soal komoditas rempah-rempah, juga terkait dengan
kekuasaan wilayah dan orang pribumi yang dapat dipekerjakan dan dijadikan pasukan
tambahan.

Daerah kekuasaan VOC yang luas juga berbuntut pada besarnya biaya gaji yang harus
dibayar pada banyak karyawan di berbagai daerah jajahan. Sementara itu, pembayaran
dividen bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC berkurang dari
perdagangan sejak sekitar tahun 1780-an.

4.Persaingan Dagang
VOC juga kesulitan mempertahankan hegemoni dengan bertambahnya saingan dagang di
Asia. Dua bangsa pesaing terbesar VOC saat itu adalah Inggris dengan East Indian
Company dan Prancis.

5.Perubahan Politik di Belanda


Sistem monopoli yang dijalankan VOC sudah tidak sesuai dengan keadaan Hindia Belanda
pada masa itu. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf (1795) yang
demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.

Kerugian VOC dari usaha dagang juga diperparah dengan praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme di kalangan pejabatnya. Contoh, residen-residen Belanda memaksa rakyat untuk
menyerahkan hasil produksi dengan harga rendah dan dijual pada VOC dengan harga
tinggi. Kerugian yang dialami menyebabkan VOC tidak dapat lagi menyetor ke kas negeri
Belanda.
Pemerintah kerajaan di bawah King William V kelak menilai VOC tidak perlu dipertahankan
lagi. Berdasarkan Grondwet (UUD Republik Bataaf) pasal 249, tanggal 17 Maret 1799,
dibentuk Dewan Penyantun Hak Milik Belanda di Asia untuk mengambil alih semua
tanggung jawab dan utang VOC. Pengambilalihan VOC oleh kerajaan Belanda diumumkan
secara resmi di Batavia, 8 Agustus 1799.

Pada 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bangkrut dan dibubarkan, serta hak miliknya
berada di bawah penguasaan kerajaan Belanda di Nederland. VOC bangkrut dengan utang
136,7 juta Gulden dan kekayaan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal, serta
daerah kekuasaan di Indonesia.
DAFTAR PUSAKA

1.https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5726167/profil-gubernur-jenderal-voc-pertama--daf
tar-penguasa-hindia-belanda-lainnya
2.https://www.inews.id/news/nasional/latar-belakang-berdirinya-voc-di-indonesia-lengkap-de
ngan-sejarahnya
3.https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/12/090000479/masuknya-voc-ke-indonesia
4.https://roboguru.ruangguru.com/question/carilah-kebijakan-kebijakan-voc-dan-apa-yang-dil
akukan-deandels-_QU-G3XEX9UK
5.https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5841239/5-penyebab-keruntuhan-voc-apa-betul-ut
amanya-karena-korupsi

Anda mungkin juga menyukai