Contents Page
1. Purpose 2
2. Scope 2
3. Affect 2
4. Definition 2
5. Procedure 4
6. Flowchart 13
7. References 14
8. Document Control 14
Appendix
Approved by Approved by
Version Issue Date Revision Prepared by Reviewed by
HSE Manager KTT
1.0 1st April 2017 - Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko Ryno Chandra
2.0 10th August 2022 - Tim HSE Ricky Simanjuntak Yogi Sasongko Ryno Chandra
1. Tujuan / Purpose
1.1. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan bahwa DPM mematuhi
semua persyaratan yang berhubungan dengan peraturan yang diterbitkan di
dalam dan luar negeri mengenai penggunaan sumber daya radioaktif untuk
memastikan operasi yang aman di area Kontrak Karya (KK) PT Dairi Prima
Mineral (DPM).
The purpose of this procedure is to ensure that DPM complies with all
requirements related to regulations issued at home and abroad regarding the
use of radioactive resources to ensure safe operation in the Contract of Work
(COW) area of PT Dairi Prima Mineral (DPM).
3. Pemberlakuan / Affect
3.1. SOP ini dibuat pada tanggal 1 April 2017 dan direvisi pada tanggal 10
Agustus 2022 dikantor DPM di Sidikalang
This SOP made on 1st April 2017 and revised on 10 th August 2022 at DPM
Office at Sidikalang
4. Definisi / Definition
4.1. Badan Berwenang – Institusi Pemerintah RI yang menangani penggunaan
sumber-sumber radioaktif. Mereka adalah BAPETEN dan BATAN.
Authorized Body – Indonesian Government Institution that handles the use of
radioactive sources. They are BAPETEN and BATAN.
4.2. BAPETEN – singkatan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir adalah institusi
Pemerintah RI yang bertugas melakukan pengawasan melalui peraturan,
perizinan dan inspeksi terhadap semua kegiatan penggunaan energi nuklir.
BAPETEN – an abbreviation of the Nuclear Energy Supervisory Agency is an
Indonesian government institution tasked with supervising through
regulations, licensing and inspections of all activities using nuclear energy.
Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by
Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
2/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif
4.3. BATAN – singkatan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional adalah institusi
Pemerintah RI yang bertugas melakukan riset dan pengembangan,
investigasi umum, eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber daya nuklir,
produksi bahan mentah yang digunakan untuk penetapan dan produksi bahan
bakar nuklir, produksi radioisotop dan riset serta pengembangan terhadap
limbah radioaktif.
BATAN – an abbreviation of the National Nuclear Energy Agency is an
Indonesian Government institution tasked with conducting research and
development, general investigations, exploration and exploitation of nuclear
resources, production of raw materials used for the determination and
production of nuclear fuel, radioisotope production and research and
development to radioactive waste.
4.4. Sumber-sumber Radioaktif – semua yang bisa mengakibatkan keterpaparan
radiasi yang terdiri dari zat serta perangkat radioaktif, atau menghasilkan
radiaso dan semua fasilitas atau pemasangan dimana zat atau perangkat
radioaktif memancarkan radiasi.
Radioactive Sources – all those that may result in radiation exposure
consisting of radioactive substances and devices, or produce radiation and
any facilities or installations where radioactive substances or devices emit
radiation.
4.5. Zat Radioaktif – semua zat yang memancarkan radiasi ionisasi yang memiliki
jenis kegiatan > 70 kBq/kg (2 μCi/g).
Radioactive Substances – all substances that emit ionizing radiation having
an activity type > 70 kBq/kg (2 Ci/g).
4.6. Radiasi Ionisasi – gelombang elektromagnetik dan partikel-partikel bermuatan
dimana dengan energinya sendiri mampu mengionisasi media yang
dilewatinya.
Ionizing Radiation – electromagnetic waves and charged particles which by
their own energy are capable of ionizing the medium through which they pass.
4.7. Perangkat yang mengandung Zat Radioaktif – alat yang menggunakan zat
radioaktif, termasuk X-ray, dimana penggunaannya dikendalikan oleh badan-
badan berwenang.
Devices containing Radioactive Substances – devices that use radioactive
substances, including X-rays, where their use is controlled by the competent
authorities.
4.8. Pemegang Izin (PI) – singkatan dari Pemegang Izin adalah karyawan
Manajemen Senior DPM yang bertanggung jawab dalam penggunaan energi
nuklir secara aman dan ia telah disetujui oleh BAPETEN. Berdasarkan
peraturan Pemerintah RI yang relevan, orang ini harus cukup senior untuk
mewakili perusahaan demi hukum (minimum orang ini harus menjadi anggota
Dewan Direksi).
Permit Holder (PI) – stands for Permit Holder is a DPM Senior Management
employee who is responsible for the safe use of nuclear energy and he has
been approved by BAPETEN. Based on the relevant GoI regulations, this
person must be senior enough to represent the company by law (at a
minimum this person must be a member of the Board of Directors).
4.9. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) – seorang petugas yang ditunjuk oleh
Pemegang Izin dan disertifikasi oleh BAPETEN dan diakui kompeten untuk
melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan perlindungan radiasi.
Radiation Protection Officer (PPR) – an officer appointed by the License
Holder and certified by BAPETEN and recognized as competent to perform
tasks related to radiation protection
4.10.Koordinator Petugas Proteksi Radiasi (KPPR) – seorang karyawan staf yang
memiliki pemahaman yang baik mengenai peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan sumbersumber radioaktif (lebih disukai bekas PPR)
yang diangkat oleh Pemegang Izin untuk mengkoordinasikan semua kegiatan
yang berhubungan dengan program perlindungan radiasi.
Coordinator of Radiation Protection Officer (KPPR) – a staff employee who
has a good understanding of the regulations relating to radioactive sources
(preferably former PPR) appointed by the License Holder to coordinate all
activities related to the radiation protection program.
4.11.Pekerja Radiasi (PR) – seorang karyawan yang memiliki lisensi PR yang
diterbitkan oleh DPM dan diangkat oleh Kepala Departemennya masing-
masing dan disetujui oleh PI, dan ditugaskan untuk menangani kegiatan-
kegiatan namun tidak terbatas pada instalasi, transportasi, perawatan dan
inspeksi perangkat yang mengandung sumber-sumber radioaktif.
Radiation Worker (PR) – an employee who has a PR license issued by DPM
and appointed by the respective Head of Department and approved by PI,
and assigned to handle activities including but not limited to installation,
transportation, maintenance and inspection of equipment containing
radioactive sources
4.12.Petugas Administrasi Radiasi (PAR) – seorang karyawan yang diangkat oleh
PI untuk menangani tugas-tugas yang berhubungan dengan administrasi
yang diperlukan untuk mendukung penerapan program perlindungan
radioaktif.
Radiation Administration Officer (PAR) – an employee appointed by PI to
handle administrative-related tasks required to support the implementation of
a radioactive protection program.
4.13.Perangkat Penanganan Yang Mengandung Zat Radioaktif – semua tugas
atau kegiatan yang berhubungan dengan perangkat yang mengandung zat
radioaktif, seperti namun tidak terbatas pada pengepakan – pembongkaran,
pemasangan – pelepasan, pengangkutan, pemeliharaan, kalibrasi dan
inspeksi dimana karyawan bisa terpapar pada keterpaparan radiasi.
Handling Equipment Containing Radioactive Substances – all tasks or
activities related to equipment containing radioactive substances, such as but
not limited to packing – unloading, installing – removing, transporting,
maintaining, calibrating and inspecting where employees may be exposed to
radiation exposure.
.
5. Prosedur / Procedure
5.1. Umum / General
untuk mengangkut. Keterpaparan tidak boleh melebihi 0,75 mRem per jam.
PPR harus mengambil langkah keselamatan yang sesuai untuk mencegah
keterpaparan radiasi melebihi tingkat keterpaparan radiasi yang tersebut.
Before transporting radioactive substances, PPR must measure radiation
exposure in the vehicle cabin and around the vehicle used for transport.
Exposure should not exceed 0.75 mRem per hour. PPR must take
appropriate safety measures to prevent radiation exposure from exceeding
the radiation exposure level.
5.3.4. Perangkat yang mengandung zat radioaktif tidak boleh diangkut dengan
menggunakan kendaraan penumpang seperti Bis, Feri atau Tram. Jika
tidak ada alternatif transportasi tersedia, penggunaan kendaraan
penumpang diperbolehkan hanya jika tidak ada penumpang selain dari
PPR dan PR.
Devices containing radioactive substances may not be transported by
passenger vehicles such as buses, ferries or trams. If no alternative
transportation is available, the use of passenger vehicles is allowed only if
there are no passengers other than PPR and PR
5.3.5. Ketika mengangkut zat radioaktif, kargo lain tidak boleh diangkut dan
kendaraan harus dilengkapi dengan tanda radiasi yang benar.
When transporting radioactive substances, other cargo must not be carried
and the vehicle must be equipped with the correct radiation markings.
5.3.6. Pengangkutan zat radioaktif dari satu area ke area lain (misalnya Tambang
ke Mill) harus dikawal oleh PPR. Tranportasi dalam area yang sama tidak
perlu dikawal oleh PPR.
Transport of radioactive substances from one area to another (eg Mine to
Mill) must be escorted by PPR. Transportation within the same area does
not need to be escorted by PPR.
5.3.7. Pengangkutan sumber radioaktif ke luar area proyek DPM atau keluar
pulau tidak boleh dilakukan kecuali semua izin telah diterbitkan oleh badan-
badan yang berwenang.
Transportation of radioactive sources outside the DPM project area or
outside the island may not be carried out unless all permits have been
issued by the competent authorities.
5.3.8. Perangkat yang mengandung zat radioaktif yang tidak diperlukan lagi harus
dilaporkan kepada PPR untuk pengelolaan lebih lanjut.
Devices containing radioactive substances that are no longer needed must
be reported to PPR for further management.
5.4.5. Manajer Proyek dari perusahaan kontraktor yang terpilih harus segera
melapor ke PI atau akilnya segera setelah tiba di jobsite DPM.
The Project Manager of the selected contracting company must
immediately report to the PI or his representative as soon as he arrives at
the DPM jobsite.
5.4.6. PPR yang ditunjuk kemudian harus melaksanakan inspeksi lapangan untuk
melakukan yang berikut ini :
The appointed PPR must then carry out a field inspection to do the
following:
1) Pengukuran keterpaparan radioaktif dari setiap perangkat yang
mengandung zat radioaktif yang dibawa oleh kontraktor terpilih, dan
harus termasuk fasilitas penyimpanan sebagaimana diperlukan
Measurement of radioactive exposure of any equipment containing
radioactive substances carried by the selected contractor, and must
include storage facilities as required
2) Verifikasi perangkat dan karyawan sesuai dengan dokumen-dokumen
yang telah dikirim sebelumnya.
Verification of equipment and employees in accordance with the
documents that have been sent previously
3) Verifikasi izin dan lisensi yang diperlukan sesuai dengan dokumen yang
telah dikirim sebelumnya.
Verify the required permits and licenses according to the previously
submitted documents.
5.4.7. Semua isu yang diobservasi selama inspeksi lapangan bisa mengakibatkan
ditundanya atau ditolaknya Izin Kerja. Perusahaan Kontraktor dan
departemen pengguna harus bertanggung jawab atas semua konsekuensi
yang disebabkan oleh penundaan atau penolakan tersebut.
All issues observed during the field inspection may result in the suspension
or rejection of a Work Permit. The Contractor Company and the user
department shall be responsible for all consequences caused by such
delay or refusal.
5.4.8. Segera setelah penyelesaian pekerjaan, Manajer Proyek dari perusahaan
kontraktor yang dipilih harus melapor kepada PI atau wakilnya, minimum
dalam waktu tujuh haru sebelum meninggalkan jobsite DPM.
Immediately after completion of the work, the Project Manager of the
selected contracting company must report to the PI or his representative, at
least seven days before leaving the DPM jobsite
5.4.9. PPR yang ditugaskan harus melakukan inspeksi lapangan untuk izin
pelepasan kontraktor.
The assigned PPR must conduct a field inspection for the contractor's
release permit.
5.6.3. Satu salinan laporan inspeksi harus tersedia dan disimpan oleh PPR dan
Manajer Departemen masing-masing. Semua catatan harus disimpan dan
dijaga oleh PAR.
One copy of the inspection report must be available and kept by the PPR
and the respective Department Manager. All records must be kept and
maintained by the PAR.
5.9. Pelatihan
Training
5.9.1. Karyawan yang akan ditugaskan sebagai PR harus mengikuti dan lulus
Pelatihan Keselamatan dan Perlindungan Radiasi (RSP) yang
diselenggarakan oleh Departemen K3DPM sebelum penugasannya.
Employees who will be assigned as PR must attend and pass the Radiation
Safety and Protection Training (RSP) organized by the DPM OHS
Department prior to their assignment.
5.9.2. Pelatihan RSP yang diberikan untuk PR harus mencakup minimum topik-
topik berikut:
RSP training provided for PR should cover a minimum of the following
topics:
1) Aturan dan ketentuan yang berlaku mengenai Keselamatan Radiasi;
The applicable rules and regulations regarding Radiation Safety;
2) Sumber Radioaktif atau X-Ray yang akan digunakan;
Radioactive or X-Ray sources to be used;
3) Pemantauan keterpaparan radiasi;
Radiation exposure monitoring;
4) Sifat Radiasi Ionisasi;
Properties of Ionizing Radiation;
5) Bahaya Radiasi Ionisasi terhadap kesehatan;
Hazards of Ionizing Radiation to health;
6) Prinsip Keselamatan dan Perlindungan Radiasi;
Principles of Safety and Radiation Protection;
7) Tanggap Darurat.
Emergency Response.
5.9.3. Organisasi Perlindungan Radiasi DPM akan menerbitkan lisensi untuk
semua kandidat PR yang lulus pelatihan yang disyaratkan, dan lisensi
tersebut berlaku selama dua (2) tahun. Minimum nilai kelulusan untuk PR
dari pelatihan tersebut adalah 75.Lisensi bisa diperpanjang setelah PR
mengikut dan lulus pelatihan penyegaran
The DPM Radiation Protection Organization will issue a license to all PR
candidates who pass the required training, and the license is valid for two
(2) years. The minimum passing grade for PR from the training is 75. The
license can be renewed after the PR has attended and passed the
refresher training
5.9.4. Pelatihan penyegaran harus diberikan kepada PR untuk sekurang-
kurangnya 1 x 8 jam per tahun, sebagaimana diperlukan untuk
perpanjangan lisensinya.
Refresher training must be provided to PRs for at least 1 x 8 hours per
year, as required for renewal of their license.
Berikut bagan alir dalam proses penanganan perangkat yang mengandung zat
radioaktif :
The following is a flow chart in the process of handling devices containing
radioactive substances :
Pengangkutan sumber
radioaktif ke luar area PT Setelah semua izin diterbitkan oleh
DPM badan yang berwenang
Transportation of radioactive After all permits are issued by the
sources outside the PT DPM authorized institution
area
7. Referensi / References
Lampiran / Appendix
Nomor/ Number
Masa Berlaku/ Valid thru
Diberikan Kepada/ Issued To:
Perusahaan/ Company
Alamat/ Address
Penanggungjawab
Lapangan / Site Manager
Lokasi Pekerjaan/ :
Work Area
Jenis Pekerjaan/ :
Type of Services
Departemen Pemakai/ :
User
Penanggungjawab & No. HP/:
Contact Person & Phone No.
Jenis Sumber/ : Terbuka
Type of Source Tertutup
Nama Isotop/ :
Name of Isotope
Kapasitas dan No. Seri/ :
Strength and Serial No.
Operator Radiografi/ :
Radiographer Operator
Ahli Radiografi/ :
Radiographer Specialist
Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by
Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
15/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif
Tanda Radioaktif
Radioactive Sign