Anda di halaman 1dari 16

Pengelolaan Sumber Radioaktif

Standard Operating Procedure

Pengelolaan Sumber Radioaktif


(Radioactive Source Management)

Contents Page
1. Purpose 2
2. Scope 2
3. Affect 2
4. Definition 2
5. Procedure 4
6. Flowchart 13
7. References 14
8. Document Control 14
Appendix

Approved by Approved by
Version Issue Date Revision Prepared by Reviewed by
HSE Manager KTT

1.0 1st April 2017 - Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko Ryno Chandra

2.0 10th August 2022 - Tim HSE Ricky Simanjuntak Yogi Sasongko Ryno Chandra

Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by


Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
1/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

1. Tujuan / Purpose
1.1. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan bahwa DPM mematuhi
semua persyaratan yang berhubungan dengan peraturan yang diterbitkan di
dalam dan luar negeri mengenai penggunaan sumber daya radioaktif untuk
memastikan operasi yang aman di area Kontrak Karya (KK) PT Dairi Prima
Mineral (DPM).
The purpose of this procedure is to ensure that DPM complies with all
requirements related to regulations issued at home and abroad regarding the
use of radioactive resources to ensure safe operation in the Contract of Work
(COW) area of PT Dairi Prima Mineral (DPM).

2. Ruang Lingkup / Scope


2.1. Prosedur ini berisi persyaratan minimum keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) untuk mengola sumber-sumber radioaktif.
This procedure contains the minimum requirements for occupational health
and safety (OHS) for treating radioactive sources.
2.2. Prosedur ini berlaku untuk:
This procedure effect for :
2.2.1. Seluruh departemen yang ada di PT DPM, Perusahaan Mitra dan
Kontraktor yang beroperasi di dalam area Kontrak Karya (KK) PT. DPM.
All DPM Department, Company Partner and Contractors who operating in
Working Area of PT. DPM
2.2.2. Karyawan dan personel lain (termasuk karyawan sementara dan karyawan
kontraktor), tamu perusahaan, atau siapa pun yang bekerja dan/atau
berada di tempat kerja di Wilayah Kontrak Karya PT. DPM
Employes and other Personnel (include temporary employee and
Contractor Employes), Company Guest, or every person who working
and/or located in Working Area of PT. DPM

3. Pemberlakuan / Affect
3.1. SOP ini dibuat pada tanggal 1 April 2017 dan direvisi pada tanggal 10
Agustus 2022 dikantor DPM di Sidikalang
This SOP made on 1st April 2017 and revised on 10 th August 2022 at DPM
Office at Sidikalang

4. Definisi / Definition
4.1. Badan Berwenang – Institusi Pemerintah RI yang menangani penggunaan
sumber-sumber radioaktif. Mereka adalah BAPETEN dan BATAN.
Authorized Body – Indonesian Government Institution that handles the use of
radioactive sources. They are BAPETEN and BATAN.
4.2. BAPETEN – singkatan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir adalah institusi
Pemerintah RI yang bertugas melakukan pengawasan melalui peraturan,
perizinan dan inspeksi terhadap semua kegiatan penggunaan energi nuklir.
BAPETEN – an abbreviation of the Nuclear Energy Supervisory Agency is an
Indonesian government institution tasked with supervising through
regulations, licensing and inspections of all activities using nuclear energy.
Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by
Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
2/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

4.3. BATAN – singkatan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional adalah institusi
Pemerintah RI yang bertugas melakukan riset dan pengembangan,
investigasi umum, eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber daya nuklir,
produksi bahan mentah yang digunakan untuk penetapan dan produksi bahan
bakar nuklir, produksi radioisotop dan riset serta pengembangan terhadap
limbah radioaktif.
BATAN – an abbreviation of the National Nuclear Energy Agency is an
Indonesian Government institution tasked with conducting research and
development, general investigations, exploration and exploitation of nuclear
resources, production of raw materials used for the determination and
production of nuclear fuel, radioisotope production and research and
development to radioactive waste.
4.4. Sumber-sumber Radioaktif – semua yang bisa mengakibatkan keterpaparan
radiasi yang terdiri dari zat serta perangkat radioaktif, atau menghasilkan
radiaso dan semua fasilitas atau pemasangan dimana zat atau perangkat
radioaktif memancarkan radiasi.
Radioactive Sources – all those that may result in radiation exposure
consisting of radioactive substances and devices, or produce radiation and
any facilities or installations where radioactive substances or devices emit
radiation.
4.5. Zat Radioaktif – semua zat yang memancarkan radiasi ionisasi yang memiliki
jenis kegiatan > 70 kBq/kg (2 μCi/g).
Radioactive Substances – all substances that emit ionizing radiation having
an activity type > 70 kBq/kg (2 Ci/g).
4.6. Radiasi Ionisasi – gelombang elektromagnetik dan partikel-partikel bermuatan
dimana dengan energinya sendiri mampu mengionisasi media yang
dilewatinya.
Ionizing Radiation – electromagnetic waves and charged particles which by
their own energy are capable of ionizing the medium through which they pass.
4.7. Perangkat yang mengandung Zat Radioaktif – alat yang menggunakan zat
radioaktif, termasuk X-ray, dimana penggunaannya dikendalikan oleh badan-
badan berwenang.
Devices containing Radioactive Substances – devices that use radioactive
substances, including X-rays, where their use is controlled by the competent
authorities.
4.8. Pemegang Izin (PI) – singkatan dari Pemegang Izin adalah karyawan
Manajemen Senior DPM yang bertanggung jawab dalam penggunaan energi
nuklir secara aman dan ia telah disetujui oleh BAPETEN. Berdasarkan
peraturan Pemerintah RI yang relevan, orang ini harus cukup senior untuk
mewakili perusahaan demi hukum (minimum orang ini harus menjadi anggota
Dewan Direksi).
Permit Holder (PI) – stands for Permit Holder is a DPM Senior Management
employee who is responsible for the safe use of nuclear energy and he has
been approved by BAPETEN. Based on the relevant GoI regulations, this
person must be senior enough to represent the company by law (at a
minimum this person must be a member of the Board of Directors).

Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by


Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
3/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

4.9. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) – seorang petugas yang ditunjuk oleh
Pemegang Izin dan disertifikasi oleh BAPETEN dan diakui kompeten untuk
melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan perlindungan radiasi.
Radiation Protection Officer (PPR) – an officer appointed by the License
Holder and certified by BAPETEN and recognized as competent to perform
tasks related to radiation protection
4.10.Koordinator Petugas Proteksi Radiasi (KPPR) – seorang karyawan staf yang
memiliki pemahaman yang baik mengenai peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan sumbersumber radioaktif (lebih disukai bekas PPR)
yang diangkat oleh Pemegang Izin untuk mengkoordinasikan semua kegiatan
yang berhubungan dengan program perlindungan radiasi.
Coordinator of Radiation Protection Officer (KPPR) – a staff employee who
has a good understanding of the regulations relating to radioactive sources
(preferably former PPR) appointed by the License Holder to coordinate all
activities related to the radiation protection program.
4.11.Pekerja Radiasi (PR) – seorang karyawan yang memiliki lisensi PR yang
diterbitkan oleh DPM dan diangkat oleh Kepala Departemennya masing-
masing dan disetujui oleh PI, dan ditugaskan untuk menangani kegiatan-
kegiatan namun tidak terbatas pada instalasi, transportasi, perawatan dan
inspeksi perangkat yang mengandung sumber-sumber radioaktif.
Radiation Worker (PR) – an employee who has a PR license issued by DPM
and appointed by the respective Head of Department and approved by PI,
and assigned to handle activities including but not limited to installation,
transportation, maintenance and inspection of equipment containing
radioactive sources
4.12.Petugas Administrasi Radiasi (PAR) – seorang karyawan yang diangkat oleh
PI untuk menangani tugas-tugas yang berhubungan dengan administrasi
yang diperlukan untuk mendukung penerapan program perlindungan
radioaktif.
Radiation Administration Officer (PAR) – an employee appointed by PI to
handle administrative-related tasks required to support the implementation of
a radioactive protection program.
4.13.Perangkat Penanganan Yang Mengandung Zat Radioaktif – semua tugas
atau kegiatan yang berhubungan dengan perangkat yang mengandung zat
radioaktif, seperti namun tidak terbatas pada pengepakan – pembongkaran,
pemasangan – pelepasan, pengangkutan, pemeliharaan, kalibrasi dan
inspeksi dimana karyawan bisa terpapar pada keterpaparan radiasi.
Handling Equipment Containing Radioactive Substances – all tasks or
activities related to equipment containing radioactive substances, such as but
not limited to packing – unloading, installing – removing, transporting,
maintaining, calibrating and inspecting where employees may be exposed to
radiation exposure.
.
5. Prosedur / Procedure
5.1. Umum / General

Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by


Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
4/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

5.1.1. Perusahaan Mitra dan Kontraktor yang menggunakan perangkat yang


mengandung zat radioaktif harus membentuk organisasi perlindungan
radiasi di area mereka sendiri dengan mematuhi semua peraturan
Partner Companies and Contractors who use devices containing
radioactive substances must establish radiation protection organizations in
their own areas in compliance with all regulations
5.1.2. Pembentukan organisasi perlindungan radiasi tidak diperlukan jika sumber
radioaktif adalah milik DPM. Untuk situasi khusus ini, organisasi harus
mematuhi dan dikelola oleh organisasi perlindungan radiasi DPM.
The formation of a radiation protection organization is not required if the
radioactive source belongs to the DPM. For this particular situation, the
organization must comply with and be managed by the DPM radiation
protection organization.
5.1.3. Hanya PPR, PR dan orang yang disahkan oleh PI yang diizinkan untuk
menangani pekerjaan dengan sumber radioaktif dan akses ke semua
fasilitas dimana perangkat yang mengandung zat radioaktif dipasang atau
disimpan.
Only PPR, PR and persons authorized by PI are permitted to handle work
with radioactive sources and access to all facilities where equipment
containing radioactive substances is installed or stored.
5.1.4. PPR, PR orang yang disahkan oleh PI harus dilengkapi dengan perangkat
pemantauan diri yang benar yang digunakan untuk mencatat keterpaparan
radiasi yang diterima oleh setiap personel ketika melakukan tugas-tugas
yang berhubungan dengan sumbersumber radioaktif.
PPR, PR of persons authorized by PI must be equipped with proper self-
monitoring devices used to record radiation exposure received by each
personnel when performing tasks related to radioactive sources.
5.1.5. Setiap PPR atau PR harus menyimpan kartu catatan kesehatan dan meng-
update-nya. Kartu catatan kesehatan harus menjelaskan sifat dari tugas
yang dilakukan, akibat keterpaparan radiasi dan hasil pemeriksaan medis.
Every PPR or PR must keep a health record card and update it. The health
record card must describe the nature of the task performed, the effects of
radiation exposure and the results of the medical examination
5.1.6. Perangkat yang mengandung zat radioaktif harus diidentifikasi dengan
tanda yang benar sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran yang dipasang
di area-area yang jelas..
Devices containing radioactive substances must be identified with the
correct markings as described in the Appendix posted in clearly defined
areas.
5.1.7. Zat radioaktif tidak boleh disimpan sebagai stok di warehouse.
Radioactive substances should not be kept as stock in the warehouse.
5.2. Penyediaan / Pembelian
Suppy / Purchase
5.2.1. Perangkat yang mengandung zat radioaktif tidak boleh diimpor atau dikirim
ke jobsite DPM sebelum izin yang diterbitkan oleh badan berwenang
tersedia
Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by
Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
5/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

Equipment containing radioactive substances may not be imported or


shipped to the DPM jobsite until a permit issued by the competent authority
is available
5.2.2. PAR, berdasarkan informasi yang diberikan kemudian harus melengkapi
formulir permohonan izin yang disediakan oleh badan-badan berwenang
dan mengirimnya ke badan tersebut untuk memperoleh izin-izin yang
diperlukan.
The PAR, based on the information provided, must then complete the
permit application form provided by the competent authorities and send it to
the agency to obtain the necessary permits.
5.2.3. Setelah izin diterbitkan, PI harus memberikan salinan izin kepada pemohon
dan Departemen Pengadaan / EPC untuk memfasilitasi pembelian.
Once the permit is issued, the PI must provide a copy of the permit to the
applicant and the Procurement Department/EPC to facilitate the purchase.
5.2.4. Pemohon dan/atau Departemen Pengadaan harus segera memberitahukan
PI atau wakilnya ketika perangkat yang mengandung zat radioaktif tiba di
semua fasilitas pelabuhan DPM.
The applicant and/or the Procurement Department must immediately notify
the PI or his representative when equipment containing radioactive
substances arrives at all DPM port facilities.
5.2.5. Tergantung pada rencana penggunaan perangkat yang mengandung zat
radioaktif , PAR berdasarkan informasi yang diberikan oleh PPR kemudian
harus mengajukan pemohonan izin-izin yang sesuai kepada badan-badan
berwenang.
Depending on the planned use of the device containing the radioactive
substance , the PAR based on the information provided by the PPR must
then apply for the appropriate permits to the competent authorities.

5.3. Penanganan Perangkat yang Mengandung Zat Radioaktif


Handling Devices Containing Radioactive Substances
5.3.1. PPR atau PR harus melakukan pengukuran radiasi dengan menggunakan
Survey Meter yang dikalibrasi sebelum menangani perangkat yang
mengandung zat radioaktif. Mereka harus memastikan bahwa area kerja
aman, pencegahan akses untuk orang yang tidak berwenang dilakukan,
dan tanda bahaya radiasi yang benar telah dipasang.
PPR or PR must take radiation measurements using a calibrated Survey
Meter before handling equipment containing radioactive substances. They
must ensure that the work area is safe, that unauthorized access is
prevented, and that proper radiation warning signs are posted
5.3.2. Survey Meter yang telah dikalibrasi harus dipasang dan diaktifkan dalam
moda operasi di lokasi kerja selama penanganan semua perangkat yang
mengandung zat radioaktif untuk memantau keterpaparan radiasi.
A calibrated Survey Meter must be installed and activated in operating
mode at the job site during the handling of all equipment containing
radioactive substances to monitor radiation exposure.
5.3.3. Sebelum mengangkut zat radioaktif, PPR harus mengukur keterpaparan
radiasi pada kabin kendaraan dan di sekitar kendaraan yang digunakan
Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by
Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
6/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

untuk mengangkut. Keterpaparan tidak boleh melebihi 0,75 mRem per jam.
PPR harus mengambil langkah keselamatan yang sesuai untuk mencegah
keterpaparan radiasi melebihi tingkat keterpaparan radiasi yang tersebut.
Before transporting radioactive substances, PPR must measure radiation
exposure in the vehicle cabin and around the vehicle used for transport.
Exposure should not exceed 0.75 mRem per hour. PPR must take
appropriate safety measures to prevent radiation exposure from exceeding
the radiation exposure level.
5.3.4. Perangkat yang mengandung zat radioaktif tidak boleh diangkut dengan
menggunakan kendaraan penumpang seperti Bis, Feri atau Tram. Jika
tidak ada alternatif transportasi tersedia, penggunaan kendaraan
penumpang diperbolehkan hanya jika tidak ada penumpang selain dari
PPR dan PR.
Devices containing radioactive substances may not be transported by
passenger vehicles such as buses, ferries or trams. If no alternative
transportation is available, the use of passenger vehicles is allowed only if
there are no passengers other than PPR and PR
5.3.5. Ketika mengangkut zat radioaktif, kargo lain tidak boleh diangkut dan
kendaraan harus dilengkapi dengan tanda radiasi yang benar.
When transporting radioactive substances, other cargo must not be carried
and the vehicle must be equipped with the correct radiation markings.
5.3.6. Pengangkutan zat radioaktif dari satu area ke area lain (misalnya Tambang
ke Mill) harus dikawal oleh PPR. Tranportasi dalam area yang sama tidak
perlu dikawal oleh PPR.
Transport of radioactive substances from one area to another (eg Mine to
Mill) must be escorted by PPR. Transportation within the same area does
not need to be escorted by PPR.
5.3.7. Pengangkutan sumber radioaktif ke luar area proyek DPM atau keluar
pulau tidak boleh dilakukan kecuali semua izin telah diterbitkan oleh badan-
badan yang berwenang.
Transportation of radioactive sources outside the DPM project area or
outside the island may not be carried out unless all permits have been
issued by the competent authorities.
5.3.8. Perangkat yang mengandung zat radioaktif yang tidak diperlukan lagi harus
dilaporkan kepada PPR untuk pengelolaan lebih lanjut.
Devices containing radioactive substances that are no longer needed must
be reported to PPR for further management.

5.4. Kontraktor Undangan


Invitation Contractor
5.4.1. Sebelum menyewa kontraktor untuk memberikan layanan dengan
menggunakan perangkat yang mengandung zat radioaktif (misalnya
layanan NDT), Departemen yang memerlukan layanan tersebut harus
mengisi formulir permohonan terlampir (Lihat Lampiran 1) dan mengirimnya
ke PI untuk ditinjau dan disetujui. Kesepakatan kontrak tidak boleh
ditandatangani bersama kontraktor sebelum persetujuan diperoleh.

Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by


Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
7/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

Prior to hiring a contractor to provide services using devices containing


radioactive substances (eg NDT services), the Department requiring such
services must complete the attached application form (See Appendix 10.2)
and send it to the PI for review and approval. Contract agreements must
not be signed with the contractor before approval is obtained.
5.4.2. Bersama dengan formulir aplikasi yang telah diisi, dokumen-dokumen
berikut harus dilampirkan pada dokumen untuk tinjauan dan verifikasi lebih
lanjut oleh PPR yang ditugaskan.
Together with the completed application form, the following documents
should be attached to the document for further review and verification by
the assigned PPR.
1) Salinan Izin Kerja sah yang diterbitkan oleh BAPETEN, untuk
perusahaan masingmasing.
Copy of valid Work Permit issued by BAPETEN, for each company.
2) Salinan Izin Angkut sah yang diterbitkan oleh BAPETEN untuk
pengangkutan perangkat yang mengandung zat radioaktif (tidak berlaku
untuk alat X-ray).
Copy of valid Transport Permit issued by BAPETEN for transportation of
equipment containing radioactive substances (not valid for X-ray
equipment).
3) Salinan lisensi sah yang diterbitkan oleh BAPETEN untuk setiap
Operator Radiografi yang akan ditugaskan untuk melakukan pekerjaan.
Copy of valid license issued by BAPETEN for each Radiographic
Operator who will be assigned to do the work.
4) Salinan lisensi sah yang diterbitkan oleh BAPETEN untuk ahli
Radiografi atau Petugas Perlindungan Radiografi yang akan ditugaskan
untuk melakukan pekerjaan.
Copy of valid license issued by BAPETEN for Radiography expert or
Radiography Protection Officer who will be assigned to do the work.
5) Salinan sertifikat sah untuk Survey Meter yang telah dikalibrasi.
Copy of valid certificate for the calibrated Survey Meter.
6) Salinan Prosedur Pengoperasian Aman yang harus terdiri dari
persiapan keadaan darurat.
A copy of the Safe Operating Procedures which should consist of
emergency preparations.
5.4.3. Hanya setelah PI menyetujui aplikasi, Departemen Kontrak bisa melakukan
penandatangan perjanjian kontrak dan kontraktor yang dipilih dapat mulai
mengirim perangkat yang mengandung zat radioaktif yang diperlukan ke
site.
Only after the PI approves the application can the Contracts Department
sign the contract agreement and the selected contractor can start shipping
the equipment containing the required radioactive substances to the site.
5.4.4. Setelah permohonan untuk mempekerjakan kontraktor disetujui, PI
kemudian harus menerbitkan Izin Kerja untuk kontraktor tersebut
Once the application for hiring a contractor is approved, the PI must then
issue a Work Permit for that contractor

Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by


Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
8/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

5.4.5. Manajer Proyek dari perusahaan kontraktor yang terpilih harus segera
melapor ke PI atau akilnya segera setelah tiba di jobsite DPM.
The Project Manager of the selected contracting company must
immediately report to the PI or his representative as soon as he arrives at
the DPM jobsite.
5.4.6. PPR yang ditunjuk kemudian harus melaksanakan inspeksi lapangan untuk
melakukan yang berikut ini :
The appointed PPR must then carry out a field inspection to do the
following:
1) Pengukuran keterpaparan radioaktif dari setiap perangkat yang
mengandung zat radioaktif yang dibawa oleh kontraktor terpilih, dan
harus termasuk fasilitas penyimpanan sebagaimana diperlukan
Measurement of radioactive exposure of any equipment containing
radioactive substances carried by the selected contractor, and must
include storage facilities as required
2) Verifikasi perangkat dan karyawan sesuai dengan dokumen-dokumen
yang telah dikirim sebelumnya.
Verification of equipment and employees in accordance with the
documents that have been sent previously
3) Verifikasi izin dan lisensi yang diperlukan sesuai dengan dokumen yang
telah dikirim sebelumnya.
Verify the required permits and licenses according to the previously
submitted documents.
5.4.7. Semua isu yang diobservasi selama inspeksi lapangan bisa mengakibatkan
ditundanya atau ditolaknya Izin Kerja. Perusahaan Kontraktor dan
departemen pengguna harus bertanggung jawab atas semua konsekuensi
yang disebabkan oleh penundaan atau penolakan tersebut.
All issues observed during the field inspection may result in the suspension
or rejection of a Work Permit. The Contractor Company and the user
department shall be responsible for all consequences caused by such
delay or refusal.
5.4.8. Segera setelah penyelesaian pekerjaan, Manajer Proyek dari perusahaan
kontraktor yang dipilih harus melapor kepada PI atau wakilnya, minimum
dalam waktu tujuh haru sebelum meninggalkan jobsite DPM.
Immediately after completion of the work, the Project Manager of the
selected contracting company must report to the PI or his representative, at
least seven days before leaving the DPM jobsite
5.4.9. PPR yang ditugaskan harus melakukan inspeksi lapangan untuk izin
pelepasan kontraktor.
The assigned PPR must conduct a field inspection for the contractor's
release permit.

5.5. Keadaan Darurat


Emergency Situation
5.5.1. Ketika perangkat yang mengandung zat radioaktif ditemukan rusak atau
dicurigai hilang, Security dan Emergency Service harus dilaporkan segera
melalui nomor darurat yang benar.
Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by
Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
9/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

When a device containing a radioactive substance is found to be damaged


or suspected to be missing, the Security and Emergency Service must be
reported immediately through the correct emergency number.
5.5.2. Security dan Emergency Service kemudian akan melaporkan ke Manajer
Keselamatan dan Kesehatan Industrial yang kemudian harus
melaporkannya ke PI dan berkoordinai dengan PPER yang ditugaskan
untuk merencanakan respons yang benar.
The Security and Emergency Service will then report to the Industrial
Safety and Health Manager who must then report it to the PI and
coordinate with the assigned PPER to plan the correct response.
5.5.3. PI akan membuat laporan tertulis awal untuk BAPETEN mengenai kasus
tersebut bersama dengan rencana tindakan untuk respons darurat.
The PI will make an initial written report to BAPETEN regarding the case
along with an action plan for emergency response
5.5.4. PI kemudian juga melaporkan kasus tersebut ke pihak-pihak berhubungan
lainnya seperti Kepolisian (untuk sumber daya radioaktif yang hilang) dan
Departemen Lingkungan sebagaimana diperlukan.
PI then also reports the case to other relevant parties such as the Police
(for missing radioactive resources) and the Environment Department as
necessary.

5.6. Inspeksi dan Penyimpanan Catatan


Inspection and Record Keeping
5.6.1. Semua perangkat yang mengandung zat radioaktif harus diinspeksi setiap
semester dan mencakup persyaratan minimum berikut:
All devices containing radioactive substances must be inspected every
semester and cover the following minimum requirements:
1) Kondisi umum di tempat penyimpanan sumber;
General conditions at the source storage area;
2) Konfirmasi nomor seri;
Confirm serial number;
3) Konfirmasi lokasi terkini perangkat yang dipasang;
Confirm the current location of the installed device;
4) Konfirmasi status izin;
Confirm permission status;
5) Pengukuran keterpaparan radiasi dengan mengggunakan survey meter
yang telah dikalibrasi;
Measurement of radiation exposure using a calibrated survey meter;
6) Hasil evaluasi film badge (atau perangkat pemantau diri yang benar);
The results of the evaluation of the film badge (or correct self-monitoring
device);
7) Kondisi umum semua tanda-tanda yang dipasang.
General condition of all posted signs.
5.6.2. Laporan inspeksi tertulis, yang menjelaskan rincian temuan, harus dikirim
ke PI sekurang-kurangnya di minggu kedua dari semester berikutnya.
A written inspection report, detailing the findings, must be sent to the PI at
least in the second week of the following semester.
Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by
Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
10/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

5.6.3. Satu salinan laporan inspeksi harus tersedia dan disimpan oleh PPR dan
Manajer Departemen masing-masing. Semua catatan harus disimpan dan
dijaga oleh PAR.
One copy of the inspection report must be available and kept by the PPR
and the respective Department Manager. All records must be kept and
maintained by the PAR.

5.7. Pemeriksaan Medis


Medical Check up
5.7.1. Setiap karyawan yang ditugaskan sebagai PPR atau PR harus mengikuti
pemeriksaan medis yang dilakukan olen dokter perusahaan., yang
mencakup pra-penugasan, selama penugasan dan pasca-penugasan.
Every employee assigned as PPR or PR must attend a medical
examination conducted by the company doctor, which includes pre-
assignment, during assignment and post-assignment.
5.7.2. Pemeriksaan medis yang dilakukan selama penugasan PPR dan PR harus
dilakukan teratur sekurang-kurangnya sekali setahun atau setiap kali
terdapat persyaratan ataukondisi spesifik.
Medical examinations carried out during PPR and PR assignments must be
carried out regularly at least once a year or whenever there are specific
requirements or conditions.
5.7.3. Dokter perusahaan harus menentukan persyaratan perawatan /
pengawasan Kesehatan setelah PPR / PR berhenti bekerja untuk
memantau kondisi kesehatannya.
The company doctor must determine the requirements for Health care /
supervision after PPR / PR stops working to monitor his health condition.

5.8. Pembuangan Limbah


Waste Disposal
5.8.1. Semua perangkat yang mengandung zat radioaktif yang tidak lagi
digunakan harus dikirim kembali ke pabrik pembuat asal.
All devices containing radioactive substances that are no longer in use
must be sent back to the original manufacturer.
5.8.2. Jika pengiriman ulang ke pabrik pembuat tidak praktis dilakukan, perangkat
harus dikirim ke pusat pembuangan limbah radioaktif yang dikelola oleh
badan-badan yang berwenang.
If retransmission to the manufacturer is impracticable, the device must be
sent to a radioactive waste disposal center managed by the competent
authority.

5.9. Pelatihan
Training

Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by


Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
11/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

5.9.1. Karyawan yang akan ditugaskan sebagai PR harus mengikuti dan lulus
Pelatihan Keselamatan dan Perlindungan Radiasi (RSP) yang
diselenggarakan oleh Departemen K3DPM sebelum penugasannya.
Employees who will be assigned as PR must attend and pass the Radiation
Safety and Protection Training (RSP) organized by the DPM OHS
Department prior to their assignment.
5.9.2. Pelatihan RSP yang diberikan untuk PR harus mencakup minimum topik-
topik berikut:
RSP training provided for PR should cover a minimum of the following
topics:
1) Aturan dan ketentuan yang berlaku mengenai Keselamatan Radiasi;
The applicable rules and regulations regarding Radiation Safety;
2) Sumber Radioaktif atau X-Ray yang akan digunakan;
Radioactive or X-Ray sources to be used;
3) Pemantauan keterpaparan radiasi;
Radiation exposure monitoring;
4) Sifat Radiasi Ionisasi;
Properties of Ionizing Radiation;
5) Bahaya Radiasi Ionisasi terhadap kesehatan;
Hazards of Ionizing Radiation to health;
6) Prinsip Keselamatan dan Perlindungan Radiasi;
Principles of Safety and Radiation Protection;
7) Tanggap Darurat.
Emergency Response.
5.9.3. Organisasi Perlindungan Radiasi DPM akan menerbitkan lisensi untuk
semua kandidat PR yang lulus pelatihan yang disyaratkan, dan lisensi
tersebut berlaku selama dua (2) tahun. Minimum nilai kelulusan untuk PR
dari pelatihan tersebut adalah 75.Lisensi bisa diperpanjang setelah PR
mengikut dan lulus pelatihan penyegaran
The DPM Radiation Protection Organization will issue a license to all PR
candidates who pass the required training, and the license is valid for two
(2) years. The minimum passing grade for PR from the training is 75. The
license can be renewed after the PR has attended and passed the
refresher training
5.9.4. Pelatihan penyegaran harus diberikan kepada PR untuk sekurang-
kurangnya 1 x 8 jam per tahun, sebagaimana diperlukan untuk
perpanjangan lisensinya.
Refresher training must be provided to PRs for at least 1 x 8 hours per
year, as required for renewal of their license.

Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by


Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
12/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

6. Bagan Alir / Flowchart

Berikut bagan alir dalam proses penanganan perangkat yang mengandung zat
radioaktif :
The following is a flow chart in the process of handling devices containing
radioactive substances :

Perangkat mengandung Zat


Radioaktif
Device contains Radioactive
Substance

Menggunakan survey meter yang


PPR / PR melakukan
telah dikalibrasi, dipasang dan
pengukuran radiasi
diaktifkan
PPR / PR perform radiation
Using a survey meter that has been
measurement
calibrated, installed and activated

1. Pastikan mengukur keterpaparan


PPR / PR mengangkut radiasi pada kendaraan (<0.75
perangkat yang mRem per jam)
mengandung zat radioaktif Be sure to measure vehicle
menggunakan kendaraan radiation exposure (<0.75 mRem
khusus per hour)
PPR / PR transport devices 2. Tidak boleh menggunakan
containing radioactive kendaraan umum seperti bis, feri
substances using special atau tram
vehicles Not allowed to use public
transportation such as bus, ferry
or tram

Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by


Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
13/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

Pengangkutan sumber
radioaktif ke luar area PT Setelah semua izin diterbitkan oleh
DPM badan yang berwenang
Transportation of radioactive After all permits are issued by the
sources outside the PT DPM authorized institution
area

Pengelolaan lebih lanjut


Further management

7. Referensi / References

7.1. UU Indonesia No. 10 Tahun 1997 mengenai Energi Nuklir.


Indonesian Law No. 10 of 1997 concerning Nuclear Energy.
7.2. Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2007 mengenai Keselamatan Radiasi
Ionisasi Keamanan Sumber-Sumber Radioaktif.
RI Government Regulation No. 33 of 2007 concerning Safety of Ionizing
Radiation Safety of Radioactive Sources.
7.3. Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 2008 mengenai Izin Penggunaan Zat
Radiasi Ionisasi dan Nuklir.
RI Government Regulation No. 29 of 2008 concerning Permits for the Use of
Ionizing and Nuclear Radiation Substances.
7.4. Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 2002 mengenai Keselamatan
Pengangkutan Zat Radioaktif.
RI Government Regulation No. 26 of 2002 concerning the Safety of
Transportation of Radioactive Substances.
7.5. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2002 mengenai Pengelolaan Limbah
Radioaktif.
RI Government Regulation No. 27 of 2002 concerning Radioactive Waste
Management.
7.6. Keputusan Kepala BAPETEN No. 6 Tahun 2009 mengenai Keselamatan
Radiasi dalam Penggunaan Zat Radioaktif dan Mesin X-Ray untuk Alat
Gauging.
Decision of the Head of BAPETEN No. 6 of 2009 concerning Radiation Safety in
the Use of Radioactive Substances and X-Ray Machines for Gauging
Equipment.
8. Pengendalian Dokumen / Document Control

Version Issue Date Revision Reason for Change

Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by


Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
14/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

1.0 1st April 2017 -

1. New Format for SOP


2.0 10th August 2022

Lampiran / Appendix

- Izin bekerja dengan radiasi


Permit to work with radiation
- Tanda radioaktif
Radioactive sign

IZIN BEKERJA DENGAN RADIASI


PERMIT TO WORK WITH RADIATION

Nomor/ Number
Masa Berlaku/ Valid thru
Diberikan Kepada/ Issued To:
Perusahaan/ Company
Alamat/ Address
Penanggungjawab
Lapangan / Site Manager
Lokasi Pekerjaan/ :
Work Area
Jenis Pekerjaan/ :
Type of Services
Departemen Pemakai/ :
User
Penanggungjawab & No. HP/:
Contact Person & Phone No.
Jenis Sumber/ : Terbuka
Type of Source Tertutup
Nama Isotop/ :
Name of Isotope
Kapasitas dan No. Seri/ :
Strength and Serial No.
Operator Radiografi/ :
Radiographer Operator
Ahli Radiografi/ :
Radiographer Specialist
Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by
Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
15/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -
Pengelolaan Sumber Radioaktif

Petugas Proteksi Radiasi/ :


Radiation Protection Officer
Merek Survey Meter/ :
Brand of Survey Meter
Masa Berlaku Sertifikat
Kalibrasi/ :
Calibration Certificate Valid
Thru
Dikeluarkan Oleh/ Issued By,

Nama & Tanda Tangan/ :


Name & Signature
Tanggal/ Date
(Hanya berlaku dan sah jika dibubuhi stempel/Only valid and official if sealed)
Lembar Asli untuk pemegang izin/ Original for permit holder.
Lembar Salinan untuk PAR dan PPR/ Copy for RAO and RPO.

Tanda Radioaktif
Radioactive Sign

Document Title Prepared by Reviewed by Approved by Approved by


Pengelolaan Sumber Ryno Chandra
Tim HSE Yogi Sasongko Yogi Sasongko
Radioaktif
16/16
Document No. Version Review Date Issue Date
DPM-HSE-SAFT-SOP-020 2.0 -

Anda mungkin juga menyukai