1. Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk memberikan keseragaman demarkasi/penandaan lantai untuk jalur, jalan
orang dan area penyimpanan di bengkel-bengkel dan gudang-gudang untuk meningkatkan
keselamatan dan efisiensi kerja di kontrak karya (KK) PT Dairi Prima Mineral (DPM).
2. Ruang lingkup
a. Semua Departemen di DPM, Perusahaan Mitra dan Perusahaan Kontraktor yang bekerja di
area KK DPM.
b. Karyawan dan personel lainnya (termasuk karyawan sementara dan karyawan kontraktor),
tamu-tamu perusahaan, dan siapa pun yang bekerja dan/atau berada di lokasi kerja
perusahaan.
Istilah dan definisi yang berlaku bagi prosedur ini adalah sebagai berikut:
3.1. Demarkasi – Penandaan lantai yang menunjukkan area-area secara jelas dan mudah terlihat
untuk lalulintas atau pergerakan barang, area penyimpanan, area berbahaya, area
terbatas/terlarang atau area kerja umum.
3.2. Kebersihan dan Kerapian - "cara menempatkan barang dimana segala sesuatu diletakkan pada
tempatnya,” agar ruang lantai yang ada termanfaatkan secara maksimal dengan kebersihan dan
penanganan yang efisien.
4. Prosedur kinerja
4.1. Kebersihan dan kerapian harus dijaga untuk memastikan keselamatan karyawan dan properti
perusahaan, agar waktu produksi yang berharga tidak terbuang hanya untuk mencari-cari lokasi
keberadaan barang.
4.2. Survei area atau penilaian risiko harus dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan demarkasi jalur
dan lantai. Dalam permbuatan demarkasi jalur dan tempat penyimpanan, harus dipertimbangkan hal-
hal berikut:
4.3. Demarkasi jalur dan tempat penyimpanan harus dibuat jika pemisahan permanen / fisik (Kontrol
Rekayasa) tidak praktis untuk dilakukan.
1) Semua jalur orang di bengkel-bengkel dan gudang-gudang harus diberi tanda dengan jelas.
2) Jalur orang harus diberi demarkasi garis kuning. Lebar garis demarkasi jalur orang harus
100mm (millimeter).
3) Jalur orang harus dijaga agar tetap bersih, bebas dari kondisi licin, dan tidak terdapat
penghalang.
4) Lebar minimal jalur orang haruslah 800mm.
1) Lantai dengan perubahan ketinggian harus diberi demarkasi dengan garis setrip kuning dan
hitam, dan lebar garis tersebut harus 100mm. Lihat Lampiran 10.1 – Contoh Demarkasi Jalur
dan Tempat Penyimpanan.
2) Garis demarkasi harus mudah terlihat dari kedua arah (tingkat atas dan bawah).
3) Tinggi minimum low headroom yang memerlukan demarkasi haruslah 2,13m (7 kaki).
c. Area Penyimpanan:
1) Semua area penyimpanan permanen harus diberi demarkasi yang jelas dengan garis putih, dan
lebar marka garis tersebut harus 100mm.
2) Tidak ada material (bahan/barang) yang boleh menonjol melewati garis demarkasi.
d. Switchgear Listrik:
1) Area di atas lantai di depan semua switchgear listrik harus diberi demarkasi dengan garis
oranye, dan lebar garis tersebut harus 100mm.
2) Luas area yang diberi demarkasi minimal harus 450mm X 450mm. Jika lebar switchgear lebih
dari 450mm, maka luas yang diberi marka harus diperluas sampai ke ujung switchgear
tersebut.
1) Semua peralatan keadaan darurat harus diberi demarkasi dengan jelas menggunakan garis
merah selebar 100mm untuk memastikan identifikasi yang cepat serta akses yang jelas.
2) Luas area yang diberi demarkasi di bagian depan peralatan keadaan darurat harus 450mm X
450mm.
4.6. Demarkasi jalur dan tempat penyimpanan harus dijaga agar tetap mudah dilihat, dan warna yang
pudar/hilang harus segera diganti.
5. Prosedur akuntabilitas
a. Memastikan DPM memiliki Prosedur HSE sendiri untuk mengatur demarkasi jalur dan tempat
penyimpanan dan meninjau ulang prosedur minimal setiap 3 (tiga) tahun.
b. Menyediakan sumber daya untuk pelaksanaan prosedur ini secara efektif.
c. Memastikan prosedur dilaksanakan di seluruh wilayah Kontrak Kerja DPM.
a. Mengalokasikan sumber daya untuk pelaksanaan prosedur ini secara efektif di area tanggung
jawabnya.
b. Melaksanakan prosedur ini di area tanggung jawabnya. Ini termasuk:
5.4. Karyawan
Dokumen dan rekaman yang dapat diaudit berikut ini, sekurang-kurangnya, harus disediakan.
7. Referensi
7.1. United States Mine Safety and Health Administration (MSHA) Regulations: Subpart J (57.11001);
Subpart M (57.14000); and Subpart O (57.16001).
7.2. Keputusan No. 555K/M.PE/1995; Pasal 92 (2) dan Pasal 159 Menteri Pertambangan dan Energi
Republik Indonesia tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pertambangan Umum.
7.3. OHSAS 18001:2007 – Occupational Health and Safety Management Systems, Clauses
4.3.1; 4.4.2; 4.4.6.
7.4 BRM.HSE.JSO.003 - Peraturan dan Persyaratan Lainnya terkait K3LK v.1.0 – 131202
8. Lampiran
10.1. Contoh Demarkasi Jalur Jalan dan Tempat Penyimpanan