1. Tujuan
Tujuan prosedur ini adalah untuk memberikan pedoman bagi PT Dairi Prima Mineral (DPM):
Untuk melindungi karyawan yang memilih tidak merokok (perokok pasif) dari efek buruk
merokok bagi kesehatan;
Untuk mendidik karyawan tentang bahaya merokok;
Untuk menghilangkan dan/atau meminimalkan bahaya kebakaran yang berkaitan dengan
kegiatan merokok; dan
Untuk memenuhi praktik industri yang baik (good industrial practices) dan persyaratan
asuransi perusahaan.
2. Ruang lingkup
2.1. Prosedur ini menetapkan persyaratan minimum larangan merokok di dalam fasilitas perusahaan,
termasuk kendaraan dan alat bergerak.
2.2. Prosedur ini berlaku bagi:
a. Departemen di DPM, Perusahaan Mitra, dan Perusahaan-perusahaan Kontraktor yang bekerja
di wilayah Kontrak Kerja DPM.
b. Karyawan dan personel lain (termasuk karyawan sementara dan karyawan kontraktor), tamu-
tamu perusahaan, atau siapa pun yang bekerja dan/atau berada di tempat kerja.
3.1. Merokok: Mengkonsumsi produk yang berkaitan dengan tembakau dimana produk tersebut
dibakar/dinyalakan untuk dikonsumsi.
4. Prosedur kinerja
4.1. Merokok dilarang keras di dalam wilayah-wilayah fisik berikut ini, kecuali di tempat-tempat yang
telah ditentukan:
a. Semua kendaraan ringan, bis, dan alat transportasi lain milik perusahaan;
b. Gedung-gedung perkantoran;
c. Barak dan Messhall;
d. Pusat-puast hiburan dan fasilitas rekreasi;
e. Wilayah-wilayah lain yang ditentukan yang ditandai dengan tanda “Dilarang Merokok” (“ No
Smoking”).
4.2. Semua tempat dimana merokok dilarang harus dilengkapi dengan tanda “Dilarang Merokok” (“ No
Smoking”).
4.4.Setiap karyawan harus diberikan pengetahuan mengenai bahaya merokok, bagi baik kesehatannya
sendiri maupun praktik industri yang baik (good industrial practices) dan persyaratan asuransi.
5. Prosedur akuntabilitas
5.4. Karyawan
a. Mentaati prosedur pelarangan merokok dan prosedur-prosedur terkait.
b. Melaporkan setiap ketidakberaturan yang berkaitan dengan prosedur pelarangan merokok dan
prosedur kepada atasan langsungnya.
Dokumen dan rekaman yang dapat diaudit berikut ini, sekurang-kurangnya, harus disediakan.
6.2 Bukti komunikasi (sosialisasi) prosedur Departemen di DPM, Perusahaan Mitra dan
kepada para karyawan dan pihak-pihak Perusahaan Kontraktor
7. Referensi
7.1. Praktik Industri yang Baik (Good industrial practices) dan persyaratan asuransi.
7.2. OHSAS 18001:2007 – Occupational Health and Safety Management Systems, Clause 4.4.6.
7.3. BRM.HSE.JSO.003 - Peraturan dan Persyaratan Lainnya terkait K3LK v.1.0 – 131202
8. Lampiran