Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK KEHILANGAN ORANG TUA

TERHADAP PERKEMBANGAN
ANAK

Rancangan Penelitian Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran


“Sosiologi”

Guru Mata Pelajaran:


Atik Mubaroroh, S.Pd

Disusun oleh:
Dika Eri Saputra (08)
Ittabiul Hadiyan (17)
M. Hussein Mauladdin Akbar (21)
Sindu Tali Buwana (35)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1


KEDUNGWARU TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KELAS 21 IPS 10
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa
pula aya ucapkan terima kasih kepada Bapak Atik Mubaroroh, S.Pd selaku guru
mata pelajaran Sosiologi yang senantiasa membimbing saya dalam menyelesaikan
tugas laporan ini.
Laporan yang berjudul “Dampak Kehilangan Orang Tua Terhadap
Perkembangan Anak” ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran
Sosiologi. Adapun tujuan dari penyusunan laporan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak kehilangan orang tua terhadap perkembangan anak.
Dalam melakukan percobaan ini, tentunya banyak sekali hambatan yang
telah saya rasakan, oleh sebab itu saya berterimakasih kepada beberapa pihak
terutama Ibu pengajar mata pelajaran Sosiologi yang telah membantu membina
dan mendukung saya dalam mengatasi beberapa hambatan.
Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam laporan ini, izinkan
saya menghaturkan permohonan maaf. Sebab, laporan ini tiada sempurna dan
masih memiliki banyak kelemahan. Saya juga berharap pembaca laporan ini dapat
memberikan kritik dan sarannya kepada saya.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan,
ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis laporan lainnya.

Tulungagung, 13 November 2021

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap individu tidak selalu siap menerima kematian orang tua dengan
cepat apalagi seorang anak yang masih sangat memerlukan peran orang tuanya
dalam meraih perkembangan dan hasil belajar yang baik. Dalam masyarakat
sebutan bagi orang yang kehilangan orang tua digolongkan menjadi tiga, yaitu
yatim, piatu, dan yatim piatu.
Kematian salah satu atau kedua orang tua akan menyisakan luka yang
mendalam bagi anak. Bahkan tidak jarang anak mengalami shock dan sangat
terpukul, krisis yang ditimbulkan akibat kehilangan orang tua memiliki dampak
serius dalam tahapan perkembangan psikis dan fisik anak. Masa perkembangan
anak merupakan tonggak penting dalam pembentukan identitas tentunya sangat
membutuhkan dukungan dari orang-orang yang dicintainya, dalam hal ini orang
tua. Orang tua yang menanamkan nilai-nilai dasar, menyediakan kasih sayang,
dukungan baik berupa moral maupun materil. Kematian orang tua menjadi
peristiwa yang sangat berarti bagi anak karena dengan demikian keluarganya
tidak lagi utuh. Akan banyak perubahan dan penyesuaian yang terjadi, hal ini
tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan konflik dalam diri anak. Tidak
selamanya anak menganggap kehilangan adalah sebagai suatu hal yang buruk,
sebagian anak mampu menerima kehilangan sebagai suatu hal yang positif.
Anak yang kehilangan orang tua seringkali mengalami hambatan dalam
perkembangan fisik. Hal ini dikarenakan asupan gizi yang kurang. Tidak adanya
orang tua yang mengamati perkembangan anak merupakan faktor utama. Jika
anak tersebut mendapatkan orang tua pengganti yang senantiasa peduli terhadap
mereka, tentu perhatian yang didapatkan anak tersebut berbeda karena bukan
orang tua kandungnya sendiri. Selain hambatan fisiologis, anak-anak yang
kehilangan orang tua cenderung mengalami hambatan emosional. Gagalnya
fungsi orang tua dalam memberikan perlindungan terhadap anak mengakibatkan
anak menjadi sulit mengontrol emosinya.
Beranjak dari permasalahan di atas, kami bermaksud untuk
mengetahui lebih jauh mengenai permasalahan yang berjudul “Dampak
Kehilangan Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak”.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada fenomena dalam latar belakang diatas maka permasalahan yang
akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana definisi dari yatim, piatu, dan yatim piatu?
2. Bagaimana perbedaan yang ditemukan pada anak yang tumbuh
tanpa orang tua dan dengan orang tua?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui definisi dari yatim, piatu, dan yatim piatu.
2. Mengetahui perbedaan yang ditemukan pada anak yang tumbuh
tanpa orang tua dan dengan orang tua.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan informasi
bagi para remaja yang mengalami kasus kehilangan orang tua atau
masyarakat yang memiliki kerabat yang memiliki kasus yang sama agar
melewati dan menyelesaikan masa-masa sulit pasca kematian orang
yang disayang, serta dapat kembali hidup normal.
2. Memberi pengalaman kepada peneliti khusunya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kehilangan


Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat
dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup
sehingga terjadi perasaan kehilangan (Hidayat, 2012). Kehilangan adalah suatu
keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Iyus
Yosep, 179). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap
individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah
mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali
walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Dapat diambil kesimpulan dari definsi-definisi di atas bahwa Kehilangan
adalah sebuah perasaan pada diri individu yang diakibatkan dari peristiwa
menjadi tidak adanya suatu hal baik orang atau apapun yang sebelumnya
ada. Peristiwa tersebut bisa berupa kematian, perceraian, kecelakaan,
bencana alam, PHK, dan lain lain. Kehilangan akibat kematian merupakan
kehilangan yang paling berat dan sulit diterima, seperti yang diungkapkan
oleh suntrock (2004) kehilangan dapat datang dalam kehidupan dengan
berbagai bentuknya seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, matinya
binatang peliharaan, tetapi tidak ada kehilangan yang lebih besar selain
kematian seseorang yang dicintai dan disayangi seperti orang tua, saudara
kandung, pasangan hidup, sanak saudara atau teman.

2.2 Jenis-jenis kehilangan orang tua :


a) Yatim
Istilah yatim berasal dari Arab yang artinya seorang anak yang belum
dewasa dan tidak mempunyai Ayah lagi karena wafat atau telah meninggal
dunia. Batasan umur

b) Piatu

Piatu adalah anak yang belum dewasa dan tidak mempunyai Ibu lagi
dikarenakan wafat atau telah meninggal dunia. Batasan umurnya yaitu adalah
sampai baligh.

c) Yatim piatu

Yatim piatu adalah Anak yang ditinggal wafat atau meinggal dunia oleh

kedua orang tuanya.


2.3 Dampak kehilangan orang tua :
a) Secara psikis
1. Rentan terhadap masalah emosional
Seorang anak yang kehilangan orang tua dan mengalami rasa duka
dalam waktu lama akan rentan memiliki masalah emosional jangka
panjang.
2. Sulit berkomunikasi dengan orang sekitar
Anak yang ditinggal orang tua akan sulit memahami situasi dengan
baik. Ia akan bertanya-tanya mengapa dia tidak memiliki orang
tua. Ia akan merasa kesepian, terlebih bila mengalami kenangan
bersama orang tua. Ketika tak mendapat jawabannya, tumbuhlah
perasaan marah dan frustasi pada diri anak.
3. Mudah stres dan depresi
Kepergian sosok orang tua karena kematian tentunya
menimbulkan trauma bagi anak. Kehilangan sosok terdekat untuk
selama-lamanya tentu akan meninggalkan luka yang mendalam
pada batinnya. Ketika anak terlalu lama berduka dan tidak
menemukan jalan keluar untuk menghentikan kesedihan, ia akan
menjadi lebih rentan terhadap gejala depresi.
4. Merasa tidak berharga
Perasaan seolah tak lagi berharga ini sering terjadi pada anak-anak
yang ditelantarkan oleh orang tua. Terbiasa diabaikan membuat
anak kerap merasakan hal ini. Akibatnya, psikologi anak tanpa
orang tua akan cenderung merasa ragu, kurang percaya diri, dan
tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri. Ketika berhasil
melakukan suatu pencapaian, bukannya merasa senang ia bisa saja
menganggap itu bukanlah keberhasilan, melainkan hanya sebuah
keberuntungan.
5. Sulit mempercayai orang lain
Anak yang tumbuh besar tanpa kasih sayang orang tua juga
cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang rendah pada orang
lain, terutama bila orang tua yang pergi karena perceraian.
Akibatnya, saat tumbuh dewasa, ia mungkin mengalami
kesulitan saat membangun hubungan dengan orang lain.
Saat orang tua sebagai orang terdekatnya bahkan tidak
memberikan kasih sayang yang diinginkan, anak jadi sulit
menghadapkannya dari orang lain.
b) Secara fisik

1. Resiko terserang penyakit


Rasa sedih yang dialami seorang anak karena kehilangan orang tua
bisa menyebabkan seorang anak mengalami sesak, mual, sakit
kepala, ketegangan otot, dan kelelahan.
2. Berat badan anak tidak stabil
Stres yang diakibatkan kehilangan orang tua, mengkibatkan nafsu
makan anak menjadi naik turun sehingga jadwal makan menjadi
tidak teratur dan menyebabkan kehilangan berat badan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, artinya penelitian ini dilakukan dengan maksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya tingkah laku, cara pandang, motivasi, dan

sebagainya secara menyeluruh dalam bentuk kata-kata atau bahasa pada

suatu kejadian khusus yang alamiah. Pendekatan dalam penelitian ini

tidak menggunakan angka-angka. Penelitian kualitatif bertujuan untuk


mengumpulkan informasi aktual secara rinci, dan melukiskan realita yang

ada.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang kami pilih berada di SMAN 1 Kedungwaru


tepatnya di kelas 21 IPS 10. Selain itu kami juga melakukan penelitian di rumah
narasumber (agar narasumber merasa lebih leluasa untuk menjawab).

3.3 Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer, data primer adalah data
yang diperoleh peneliti secara langsung dari pihak yang bersangkutan. Dalam
kasus ini, kami memperoleh informasi dari Sindu dan Hussein selaku narasumber
yang terlibat dalam penelitian ini.

Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif. Data kualitatif adalah data
yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat
menggunakan kata kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati.
Dalam kasus yang kami angkat tidak menggunakan data yang berupa angka dan
hanya menggunakan kata kata yang menggambarkan permasalahan yang dibahas
dalam penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Kami menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara.


Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka
dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Kategori wawancara
yang kami gunakan adalah wawancara terpusat. Wawancara terpusat merupakan
proses penelitian yang memperoleh informasi dengan cara-cara tanya jawab
secara tatap muka antara peneliti (sebagai pewawancara dengan atau tidak
menggunakan pedoman wawancara) dengan subjek yang diteliti.

3.5 Analisa Data

1. Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang


akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Validitas instrumaen
pengumpulan data serta kualifikasi pengumpul data sangat diperlukan untuk
memperoleh data yang berkualitas.
2. Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian
rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

3. Penyajian data adalah aktivitas yang dilakukan oleh seorang peneliti,


baik individu ataupun berkelompok untuk melengkapi proses pembuatan laporan
atas hasil penelitin kuantitatif/kualitatif yang telah dilakukan, sehingga senantiasa
bisa dianalisis sesuai dengan standar keilmiahan

4. Penarikan kesimpulan berguna untuk memperjelas suatu hasil


penalaran ilmiah. Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk menjelaskan apakah
hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak.

Anda mungkin juga menyukai