Apa itu buku besar pembantu? Buku besar pembantu adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat akun
tertentu dan perubahan-perubahannya secara lebih rinci. Dengan demikian akun buku besar berfungsi sebagai
akun kontrol sedang akun yang ada dalam buku pembantu merupakan rincian dari akun buku besar. Untuk
lebih jelas coba Anda amati bagian dari siklus akuntansi berikut ini!
SIKLUS AKUNTANSI
2 5
6
6
4. Laporan 7
Keuangan 3. Neraca Lajur
(L/R, Perubahan
Modal, Neraca,
8
Arus Kas) 9
9 Jurnal Penutup
Jurnal Pembalik
(Jika diperlukan)
10 10 10
Dari contoh buku besar dan buku besar pembantu di atas, apa yang dapat Anda simpulkan? Ya, di
antaranya yaitu, semakin banyak langganan (debitur) perusahaan maka semakin banyak pula buku
pembantu yang perlu dibuat. Semakin banyak jenis dari barang dagang maka semakin banyak buku pembantu
persediaan yang diperlukan.
Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Tgl Keterangan Ref Kredit (Rp)
Contoh:
PD. Samahati selama bulan Juli 2000 melakukan transaksi penjualan kepada beberapa langganan sebagai
berikut:
Juli 5 Dijual barang dagang secara kredit kepada Tn. Sabar Bandung dengan harga Rp 1.400.000,00.
Faktur Nomor 010.
Juli 7 Dijual barang dagang Rp 1.170.000,00 kepada Toko Tiya secara kredit. Faktur Nomor 011.
Juli 8 Dijual dengan kredit barang dagang kepada Toko Sehati Medan seharga Rp 2.100.000,00. Faktur
Nomor 012.
Juli 12 Dijual barang dagang dengan harga Rp 1.000.000,00 kepada Tn.
Ryan Bandar Lampung dengan kredit. Faktur Nomor 013.
Juli 16 Dijual barang dagang secara kredit kepada Tn. Sabar Bandung seharga Rp 2.000.000,00. Faktur
Nomor 014.
Juli 18 Diterima kembali barang dagang yang dijual tanggal 16 Juli lalu seharga Rp 400.000,00 karena
tidak sesuai dengan pesanan Nota kredit Nomor 004.
Juli 22 Dijual barang dagang seharga Rp 1.100.000,00 kepada Tn. Ryan
Bandar Lampung secara kredit. Faktur Nomor 015.
Juli 28 Diterima pelunasan faktur penjualan Nomor 014 tanggal 16 yang lalu dari Tn. Sabar Bandung
Bukti Kas masuk 047.
Juli 29 Diterima piutang dagang dari Toko Tiya sejumlah Rp 470.000,00
Bukti Kas masuk 048.
Diminta:
Catatlah transaksi di atas dalam buku besar pembantu piutang dagang
(Bentuk staffel) sebagai berikut:
1. Tn. Sabar, Jl. Merapi 22, Bandung.
2. Toko Sehati, Jl. Candrawasih 12, Medan.
3. Tn. Ryan, Jl. Menara Baru 234, Bandar Lampung.
4. Toko Tiya, Jl. Kaswari 17, Tangerang.
Keterangan:
1. Kolom tanggal : Diisi dengan tanggal transaksi.
2. Kolom keterangan : Diisi dengan faktur.
3. Kolom Referensi : Diisi dengan faktur penjualan nomor.
4. Kolom Debit : Diisi dengan jumlah piutang bertambah.
5. Kolom kredit : Diisi dengan jumlah piutang berkurang.
6. Kolom saldo : Diisi dengan selesih kolom debit dan kredit.
Apa yang perlu disiapkan untuk mencatat transaksi tersebut di atas? Bagaimana pencatatannya? Baiklah,
Anda perhatikan pencatatannya berikut ini.
BUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG DAGANG
Nama : Tn. Sabar
Alamat : Jl. Merapi 22 Bandung
(01)
Saldo Debit
Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
(Rp)
Mengapa pencatatan buku besar pembantu sederhana seperti di atas? Baik, apabila Anda perhatikan pencatatan
buku besar pembantu sumbernya adalah dari bukti transaksi. Transaksi di atas semua berhubungan dengan
penjualan barang dagang yang dilakukan secara kredit (menambah piutang dagang), retur penjualan (mengurangi
piutang dagang) dan penerimaan pelunasan faktur penjualan (menguragi piutang dagang).
Analisis transaksi penjualan barang dagang secara kredit, akan dicatat dalam akun piutang dagang pada sisi debit
karena harga jumlah penjualan tidak langsung diterima saat itu. Dalam pencatatannya dalam buku besar
pembantu piutang atas nama masing-masing debitur perusahaan.
Begitu juga dengan buku besar pembantu utang dagang, sumber pencatatannya berasal dari transaksi pembelian
yang dilakukan secara kredit, analisisnya hanya terhadap akun utang dagang bertambah akibat pembelian yang
dilakukan dengan kredit yang harus dicatat di sisi kredit, akun utang dagang berkurang karena adanya transaksi
retur pembelian dan transaksi pembayaran/pelunasan faktur pembelian yang jatuh tempo yang mestinya dicatat di
sisi debit dalam buku besar pembantu utang dagang.
Selanjutnya akan disajikan contoh transaksi dan pencatatannya dalam buku besar pembantu utang dagang, pada
PD. Samahati.
Juli 3. Dibeli barang dagang dari PD Maju secara kredit seharga
Rp.800.000,00 Semarang. Faktur nomor 082.
Juli 6. Dibeli barang dagang seharga Rp 1.200.000,00 dari PT. Agung Jakarta secara kredit. Faktur nomor 028.
Juli 6. Dikirim kembali sebagian barang dagang yang dibeli tanggal 3 Juli yang lalu Rp 100.000,00 karena
rusak. Nota debit 01.
Juli 7. Dibeli barang dagang Rp 600.000,00 secara kredit dari UD. Setuju
Bandung. Faktur nomor 061.
Juli 10. Dibeli barang dagang secara kredit Rp 700.000,00 dari PT. Agung
Jakarta. Faktur nomor 055.
Juli 12. Dibeli barang dagang Rp 400.000,00 dari UD. Jujur Jakarta dengan kredit. Faktur 063.
Juli 14. Dibeli barang dagang Rp 1.400.000,00 dari PD. Maju Semarang, secara kredit. Faktur nomor 99.
Juli 15. Dilunasi faktur pembelian nomor 082 dari PD. Maju tanggal 3 Juli yang lalu. Bukti kas keluar 08.
Diminta:
1. Catatlah transaksi di atas ke dalam buku besar pembantu utang dagang atas nama:
1. PD. Maju, Jl. Paus 18, Semarang.
2. PT. Agung, Jl. Baru 28, Jakarta.
3. UD. Setuju, Jl.Melati 61, Bandung.
4. UD. Jujur, Jl. Mandiri 10, Jakarta.
Saldo Debit
Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
(Rp)
Saldo Debit
Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
(Rp)
Nah, apakah Anda sudah mengusai cara pencatatan dalam buku besar pembantu tadi? Baiklah untuk menambah
penguasaan Anda maka kerjakanlah latihan yang di bawah ini.
Diminta:
1. Gunakanlah format yang tersedia berikut ini!
2. Catatlah transaksi berikut ke dalam buku besar pembantu utang dan buku besar pembantu piutang!
3. Transaksi berikut selama bulan Januari 2000, pada PD. Baik Hati, Jl.Rajawali
IV/122 Jakarta.
Jan 4. Dibeli barang dagang Rp 1.500.000,00 dari PT. Sabar secara kredit.
Faktur nomor 21.
Jan 5. Dibeli barang dagang dengan kredit Rp 1.750.000,00 dari PT. ABC Jakarta. Faktur nomor 28.
Jan 6. Dijual barang dagang Rp 1.200.000,00 secara kredit kepada Tn. Ryan, Jakarta. Faktur nomor 08.
Jan 7. Dikirimkan kembali barang dagang seharga Rp 400.000,00 yang dibeli tanggal 4 Januari yang lalu. Nota
debit 01 karena rusak.
Jan 8. Dijual barang dagang kepada Ny.Elvi RA, Jakarta Rp 1.000.000,00 secara kredit. Faktur nomor 09.
Jan 8. Dijual barang dagang Rp 1.800.000,00 kepada Tn. Ryan secara kredit, Jakarta. Faktur nomor 010.
Jan 9. Dijual barang dagang Rp 1.650.000,00 dengan kredit kepada Ny. Elvi
RA, Jakarta. Faktur nomor 011.
Jan 12. Dibeli barang dagang dari PT. ABC, Jakarta Rp 2.000.000,00 dengan kredit. Faktur nomor 76.
Jan 16. Dilunasi faktur pembelian nomor 21 tanggal 4 Januari yang lalu kepada
PT. Sabar.
Jan 18. Dibeli barang dagang dari PT. Maju Jakarta Rp 1.000.000,00 dengan kredit. Faktur nomor 51.
Jan 19. Dijual barang dagang kepada Sdr Nurul, Jakarta secara kredit
Rp.1.500.000,00. Faktur nomor 012.
Jan 20. Dijual barang dagang kepada Tn. Heppy, Jakarta Rp 1.000.000,00 secara kredit. Faktur nomor 013.
Jan 21. Dibeli barang dagang Rp 700.000,00 dari PT. Sabar secera kredit, Jakarta. Faktur nomor 44.
Jan 22. Dijual kepada Sdr Nurul barang dagang secara kredit Rp. 200.000,00.
Faktur nomor 014.
Jawaban Latihan 1
Saldo Debit
Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
(Rp)
Saldo Debit
Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
(Rp)
Jan
18 FB51 1.000.000 1.000.000
Pengelolaan Kartu Pesediaan Barang dagang perlu dan penting untuk memberikan pelayanan sebaik
mungkin kepada pelanggan, dalam mempenjualan dengan efisien. Agar berhasil secara efektif dalam
mengelola persediaan barang dagang perlu dikembangkan suatu sistim yang terpadu dan terkoordinasi
dengan baik.
Untuk mencapai hasil yang efektif dalam pengelolaan persediaan barang dagang, perlu adanya
prosedur pengelolaan kartu persediaan barang dagang, peralatan yang digunakan, dokumen sumber serta
pengelompokan persediaan barang dagang yang sesuai dengan identitas masing-masingjenis.
PT. ATOK
Jl. Padang Kerinci No.123456789
Kupang
SURAT ORDER PEMBELIAN
Tanggal :
Syarat :
Kirim Ke : Tanggal
diperlukan :
Spesifikasi
No. Urut Nama Barang Barang Satuan Kuantitas Harga Jumlah
Satuan Harga
Jumlah
Penting :
Penerimaan barang ditutup jam 16.00 kecuali
dengan janji khusus
………………………..
Maneger Bagian Pembelian
2. Gambar 2 : Faktur Penjualan
PT. ATOK
Jl. Padang Kerinci
Kupang
FAKTUR PENJUALAN
Dijual
Kepada
Dikirim
Kepada
Jumlah
PT. ATOK
Jl. Padang Kerinci
Kupang
No Mobil No. segel dan No. surat order No. Surat order
kondisi segel pembelian pengiriman
Jumlah JBungkus atau Biji Macam Ukuran Penjelasan Tanda pada Kuantitas Kondisi pada
Pembungkus lengkap ttg pembungkus saat diterima
barang , merk,
mutu, dsb
Diperiksa Diterima
Oleh Oleh
4. Gambar 4 : Memo Debit
PT. ATOK
Jl. Padang Kerinci
Kupang
MEMO DEBIT
Kepada Yth :
Nomor : 45678
Tanggal :
Rekening utang kami pada saudara telah kami debit dengan adanya pengembalian kepada saudara,
karena adanya ketidak sesuaian antara barang yang kami terima dengan barang yang dipesan
menurut order pembelian kami.
Jumlah
Bagian Pembelian
5. Gambar 5 : Laporan Pengiriman Barang
PT. ATOK
Jl. Padang Kerinci
Kupang
LAPORAN PENGIRMAN BARANG
Nomor 12657 Tanggal No.surat Order Pembelian Tanggal SOP
LPB
Kepada
Yth :
Dikirim
Ke :
Nomor Tanggal
Prosedur permintaan dan pengeluaran barang dagang
Bagian penjualan yang membutuhkan barang , mengisii bukti permintaan barang sebanyak 3 lembar.
Setelah bukti permintaan barang tersebut diotorisasi oleh yang berwenang, 3 lembar bukti permintaan
barang tersebut dibawah kebagian gudang.
Bagian gudang menyiapkan barang dagang sesuai dengan yang tercantum dalam bukti permintaan
barang dan menyerahkannya pada bagian penjualan yang membutuhkannya. Bagian gudang mengisi
jumlah barang dagang yang diserahkan pada kolom “diserahkan” dalam bukti permintaan barang dan
setelah diotorisasi oleh kepala bagian gudang, 3 lembar bukti permintaan barang tersebut oleh bagian
gudang dibagikan sebagai berikut :
Lembar 1 bagian akuntansi persediaan
Lembar 2 arsip begian gudang
Lembar 3 diserahkan kembali kepada bagian penjualan yang meminta barang dagang bersaman dengan
penyerahan barang dagang.
Bagian gudang mencatat pemakaian barang dagang ini di dalam kartu gudang pada kolom “dipakai”
dan mencatatnya pula pada kartu barang . Bagian akuntansi pesediaan menerima bukti permintaan
barang lembar 1 dari bagian gudang, kemudiaan mengisi informasi harga satuan dan menghitung serta
mencantumkan jumlah harga pokok barang dagang yang dpakai dalam bukti permintaan barang
tersebut. Informasi mengenai harga satuan diperoleh dari kartu harga pokok persediaan barang dagang
yang bersangkutan.
Mutasi persediaan barang dagang yang terjadi akibat pembelian dan pemakaian dicatat dalam buku
jurnal sebagai berikut :
1. Pembelian barang dagang
a. Metode Perpektual
Persediaan Barang dagang Rp. XX
Kas/hutang dagang Rp. XX
b. Metode Fisik
Pembelian barang dagang Rp. XX
Kas/Hutang dagang Rp. XX
2. Pemakaian Barang dagang
a. Metode Perpektual
Barang dalam proses biaya barang dagang Rp. XX
Persediaan barang dagang Rp. XX
b. Metode fisik
Tidak dijurnal, karena pemakaian barang dagang dapat diketahui apabila persediaan
akhir barang dagang sudah diketahui pada akhir periode
Contoh :
PT. Lembayung merupakan perusahan dagang yang bergerak dalam bidang penjualan beras yang
mempunyai data persediaan barang dagang berupa :
Beraskualitas A pada tanggal 1 Agustus 2005 terdiri dari :
- 5000 Kg. @Rp.2.000,- = Rp.10.000.000,-
- 7000 Kg. @Rp. 2.050,- = Rp.14.350.000,-
Transaksi pembelian dan pemakaian barang dagang selama bulan agustus 2005 adalah sebagai berikut :
Agustus 5, Pembelian 10.000 Kg @Rp.2.100
7, Pemakaian 6.000 Kg
12, Pemakaian 9.000 Kg
19, Pembelian 12.000 Kg @Rp.2.000,-
20, Pemakaian 7.500 Kg
Berdasarkan contoh soal diatas, dapat dikerjakan dengan metode :
1. METODE PERPEKTUAL
KARTU PERSEDIAAN
Metode : MPKP/FIFO
Pembelian Pemakaian Saldo
Tgl kg Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Agst, 1 5.000 2.000 10.000.000
7.000 2.050 14.350.000
5 10.000 2.100 21.000.000 5.000 2.000 10.000.000
7.000 2.050 14.350.000
10.000 2.100 21.000.000
7 5.000 2.000 10.000.000 0 2.000 0
1.000 2.050 2.050.000 6.000 2.050 12.300.000
10.000 2.100 21.000.000
12
6.000 2.050 12.300.000 0 0
3.000 2.100 6.300.000 7.000 2.100 14.700.000
19 12.000 2.060 24.720.000 7.000 2.100 14.700.000
12.000 2.060 24.720.000
20 7.000 2.100 14.700.000
500 2.060 1.030.000 11.500 2.060 3.690.000
45.720.000 46.390.000
Jadi harga pokok barang dagang yang dipakai untuk proses penjualan sebesar Rp.46.390.000,-
KARTU PERSEDIAAN
Metode : MTKP/LIFO
Pembelian Pemakaian Saldo
Tgl Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Agst, 1 5.000 2.000 10.000.000
7.000 2.050 14.350.000
5 10.000 2.100 21.000.000 5.000 2.000 10.000.000
7.000 2.050 14.350.000
10.000 2.100 21.000.000
7 6.000 2.100 12.600.000 5.000 2.000 10.000.000
7.000 2.050 14.350.000
4.000 2.100 8.400.000
12 4.000 2.100 8.400.000 0 2.100 0
5.000 2.050 10.250.000 5.000 2.000 10.000.000
2.000 2.050 4.100.000
19 12.000 2.060 24.720.000 5.000 2.000 10.000.000
2.000 2.050 4.100.000
12.000 2.060 24.720.000
20 7.500 2.060 15.450.000 5.000 2.000 10.000.000
2.000 2.050 4.100.000
4.500 2.060 9.270.000
45.720.000 46.700.000
Jadi harga pokok barang dagang yang dipakai untuk proses penjualan sebesar Rp.46.700.000,-
KARTU PERSEDIAAN
45.720.000 46.374.150
Jadi harga pokok barang dagang yang dipakai untuk proses penjualan sebesar Rp.46.374.150,-
2. METODE FISIK
a. Metode MPKP
Perhitungan harga pokok persediaan akhir barang dagang :
- 11.500 Kg @Rp.2.060 =Rp.23.690.000,-
Jadi harga pokok barang dagang yang dipakai untuk proses penjualan dihitung sebagai berikut :
Persediaan awal :
-5.000 Kg @Rp.2.000,- =Rp.10.000.000,-
-7.000 Kg @Rp.2.050,- =Rp.14.350.000,-
Rp.24.350.000,-
Pembelian :
- 5 Agustus 10.000 Kg @Rp.2.100,- =Rp.21.000.000,-
- 19Agustus 12.000 Kg @Rp.2.060,- =Rp.24.720.000,-
Rp.45.720.000,-
Barang dagang siap dipenjualan Rp.70.070.000,-
Persediaan akhir Barang dagang (Rp.23.690.000,-)
Harga pokok barang dagang yang dipenjualan Rp.46.380.000,-
=============
b. Metode MTKP
Perhitungan harga pokok persediaan akhir barang dagang :
-5.000 Kg @Rp.2.000,- =Rp.10.000.000,-
-6.500 Kg @Rp 2.050,- =Rp 13.325.000,-
Rp 23.325.000,-
Jadi harga pokok barang dagang yang dipakai untuk proses penjualan dihitung sebagai berikut:
Persediaan awal barang dagang Rp 24.350.000,-
Pembelian total Rp 45.720.000,-
Barang dagang siap dipenjualan Rp 70.070.000,-
Persedian akhir barang dagang (Rp 23.350.000,-)
Harga pokok barang dagang yang dipenjualan Rp 46.645.000,-
=============
c. Metode Rata-Rata Bergerak
Perhitungan harga pokok persediaan akhir barang dagang :
Perhitungan harga pokok rata-rata:
Persediaan awal 5.000 Kg @Rp 2.000,- = Rp 10.000.000,-
7.000 Kg @Rp 2.050,- = Rp 14.350.000,-
Pembelian 5 Agustus 10.000 Kg@Rp.2.100,- = Rp.21.000.000,-
19Agustus 12.000Kg @Rp.2.060,- = Rp.24.720.000,-
34.000.Kg Rp.70.070.000,-
======== =============
Harga pokok rata-rata per kg =Rp.70.070.000,- : 34 Kg =Rp.2.060,88/kg
Jadi harga pokok persediaan akhir barang dagang sebesar :
11.500 Kg @Rp.2.060,88 =Rp.23.700.120,-
Jadi harga pokok barang dagang yang dipakai untuk proses penjualan adalah sebagai berikut :
Dari catatan saldo kartu persediaan, kemudian dibuat Laporan Daftar Saldo Persediaan Barang dagang.
Adapun contoh formatnya adalah sebagai berikut :
PT………… :
Bulan :
Dalam mengelola kartu persediaan barhan baku dibutuhkan perhitungan fisik persediaan barang dagang
secara periodik dengan membuat berita acara hasil perhitungan fisik persediaan barang dagang.
Formulir perhitungan bisa dibuat satu jenis saja yang dapat digunakan untuk mencatat hasil perhitungan
kuantitas maupun untuk mencatat harga. Namun demikian formulir juga bisa dibuat beberapa jenis, yaitu untuk
mencatat hasil perhitungan fisik, untuk mencatat akumulasi informasi yang tercantum pada formulir hasil
perhitungan fisik dan untuk mencatat harga dan ikhtisar total persediaan.
Untuk memudahkan hasil perhitungan dan memperkuat pengendaliann intern , perhitungan persediaan
dilakukan dengan menggunakan alat Bantu formulir perhitungan yang disesuaikan dengan cara kerja.
Formulir terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Bagian pertama memuat data hasil perhitungan yang dilakukan kelompok pertama.
2.Bagian kedua memuat data hasil perhitungan kelompok kedua.
3. Bagian ketiga, apabilla perhitungan telah selesai akan ditinggal pada barang dan akan berfungsi sebagai
tanda bahwa barang bersangkutan telah selesai dihitungdan tertulis atasnya rata-rata selesai dihitung.
Selanjutnya kelompok pertama melakukan perhitungan pertama dan mengisi data antara lain :
1. Nomor persediaan
2. .Uraian barang
3. Hasil perhitungan jumlah barang
Data pertama, kedua dan ketiga dicatat pada formulir bagian kedua, sedangkan data keempat ditulis pada
formulir bagian pertama .
Nomor : 1309
Selesai dihitung
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nomor : 1309
Hasil perhitungan kedua
Nomor kode barang ------------------------------------------------------------------------------------------------
Uraian barang ------------------------------------------------------------------------------------------------
Lokasi ---------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah kuantitas barang -------------------------------------------------------------------------------------------
Satuan ---------------------------------------------------------------------------------------
Dihitung oleh
Nomor 1309
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hasil Perhitungan Pertama
Jumlah Barang Kuantitas
Satuan
Dihitung oleh
Setelah melakukan perhitungan persediaan selanjutnya petugas perhitungan persediaan membuat berita acara
pemeriksaan seperti di bawah ini. :
Kode Barang Jenis Barang Data barang sebelum Data Setelah diperiksa Selisih Keterangan
No. pemeriksaan