ABSTRAK
ABSTRACT
bacteria due to its resistant to the drug. The purpose of this study is to identify any risk
factors that can affect the incidence of tuberculosis with multidrug-resistant tuberculosis
(MDR-TB) in RSUD Ulin Banjarmasin. The variables in this study were knowledge,
motivation and regularity of taking drugs. The research method was a cross sectional
design using questionnaire to the patients. The population in this study was all patients
with a diagnosis of multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) and non-MDR TB patients
who used as a comparison which were selected randomly. The results of this study indicate
that the risk factor that has been shown to influence the incidence of MDR-TB was the
regularity of taking medication (p-value <0.05). Therefore, to reduce the potential of MDR-
TB sufferers to increase, it is necessary to pay attention to taking drug regularity of patient,
ensuring that the patient is really routine and taking medication regularly.
kuesioner. Responden dibagi menjadi 2 sampel pasien TB Non MDR yang sedang
kelompok yaitu kelompok kasus (pasien menjalani pengobatan di RSUD Ulin
MDR-TB) dan kelompok pembanding Banjarmasin pada periode 2018 – 2019
(pasien TB Non MDR). yang diambil secara acak dan pasien
bersedia menjadi responden.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada E. Kriteria Eksklusi
bulan 5 September – 5 Oktober 2019 di Kriteria eksklusi dalam penelitian
Instalasi RSUD Ulin Banjarmasin. ini adalah pasien MDR-TB dan TB Non
MDR yang tidak menjalani pengobatan di
C. Populasi RSUD Ulin Banjarmasin (pindah
Populasi dalam penelitian ini pengobatan) dan pasien tidak melengkapi
adalah seluruh pasien dengan diagnosis kuesioner.
tuberculosis dengan multidrug resistant
tuberculosis (MDR-TB) dan pasien TB F. Instrumen Penelitian
Non MDR di Instalasi RSUD Ulin Instrumen yang digunakan pada
Banjarmasin pada periode 2018 – 2019 penelitian ini adalah lembar kuesioner
masing-masing berjumlah 17 orang. Pasien pada pasien tuberculosis dengan multidrug
TB Non MDR dalam penelitian ini resistant tuberculosis (MDR-TB) di
digunakan sebagai pembanding yang Instalasi RSUD Ulin Banjarmasin yang
dipilih secara acak dengan jumlah pasien sedang menjalani pengobatan. Instrumen
disesuaikan dengan jumlah populasi pasien untuk mengetahui faktor risiko yang
MDR-TB. berpengaruh pada kejadian tuberkulosis
dengan MDR-TB responden pada
D. Kriteria Inklusi penelitian ini meliputi:lembar persetujuan
Kriteria inklusi kelompok kasus menjadi responden (informed consent),
dalam penelitian ini adalah pasien MDR- diisi oleh responden dengan petunjuk yang
TB yang sedang menjalani pengobatan di diberikan peneliti, kuesioner
RSUD Ulin Banjarmasin pada periode demografi/karakteristik responden, diisi
2018 – 2019, pasien yang masih aktif oleh responden dengan petunjuk yang
menjalani pengobatan (rutin mengambil diberikan peneliti. Kuesioner berupa
obat) dan pasien bersedia menjadi pertanyaan yang dibuat peneliti tentang
responden. Kriteria inklusi kelompok pengetahuan, motivasi dan keteraturan
pembanding dalam penelitian ini adalah minum obat yang diisi oleh responden
dengan petunjuk yang diberikan peneliti. TB) pada tahun 2019. Kuesioner berisi
identitas responden dan pertanyaan berupa
G. Uji Validitas tingkat pengetahuan, motivasi dan
Uji validitas dilakukan untuk keteraturan minum obat yang akan
menunjukkan kelayakan dari suatu alat menjawab tujuan dari peneliti.
ukur yang digunakan sehingga perlu
diukur dengan uji kolerasi antara skors J. Pengolahan Data
(nilai) dari tiap-tiap pertanyaan dengan Data yang terkumpul dari
skors total pertanyaan pada kuesioner. kuesioner yang telah di isi responden akan
Kuesioner dinyatakan valid apabila r dilakukan pengolahan data terlebih dahulu,
hitung > r tabel (Notoatmodjo, 2010). sehingga mendapatkan informasi yang
diinginkan yang akan digunakan untuk
H. Uji Reliabilitas menjawab dari tujuan peneliti. Proses
Reliabilitas merupakan kestabilan pengolahan data tersebut meliputi editing
alat ukur. Uji ini menunjukkan sejauh yaitu pemeriksaan pada kuesioner, setelah
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya editing dilakukan coding yaitu mengubah
atau dapat diandalkan. Pengukuran data kalimat atau huruf menjadidata angka,
reliabilitas dapat menggunakan uji selanjutnya dimasukkan dalam software
Cronbach’s Alpha dengan bantuan SPSS komputer (data entry), kemudian
24. Uji Cronbach’s Alpha digunakan dilakukan tabulasi data (Notoatmodjo,
untuk dapat menunjukkan seberapa baik 2010).
item dalam suatu kumpulan secara positif
K. Analisis Data
berkorelasi satu sama lain. Hasil
Analisis data pada penelitian ini
dinyatakan reliabel apabila nilai
adalah analisis data secara univariat dan
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6
bivariat dengan uji Chi Square dan uji
(Notoatmodjo, 2010).
Fisher Exact (karena tidak memenuhi
syarat uji chi square).
I. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan memperoleh data
Penelitian ini merupakan penelitian
primer. Data primer merupakan data yang
dengan rancangan Cross Sectional
diperoleh dari hasil kuesioner yang
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor
diberikan kepada penderita TB dengan
risiko apa saja yang dapat berpengaruh
multidrug-resistant tuberculosis (MDR-
pada kejadian tuberkulosis dengan
Motivasi berdasarkan hasil dengan nilai .sig yang didapat yaitu 0.020
penelitian lain merupakan salah satu faktor yang artinya ada hubungan antara
yang berpengaruh terhadap kejadian keteraturan minum obat dengan faktor
MDR-TB. Motivasi adalah faktor eksternal risiko kejadian MDR-TB. Hasil ini sesuai
(diluar diri pasien) yang dapat memicu dengan penelitian Sarwani, et al., (2012)
terjadinya TB-MDR Berdasarkan hasil yang menyatakan bahwa keteraturan
penelitian, motivasi tidak ada hubungan minum obat terbukti menjadi faktor risiko
dengan kejadian MDR-TB dilihat dari nilai kejadian MDR-TB. Seseorang yang
.sig yang diperoleh yaitu 1,000. Motivasi mengkonsumsi obat TB secara tidak
baik, sedang maupun buruk dari penderita teratur akan mempunyai risiko 2,3 kali
TB tidak menjadi faktor risiko seseorang lebih besar untuk menderita MDR-TB
terkena TB-MDR ataupun tidak. Hasil ini dibanding yang mengkonsumsi obat secara
tidak sesuai dengan penelitian Sarwani, et teratur (Sarwani, et al., 2012).
al., (2012) yang menyatakan bahwa Tabel II. Hasil Analisis Faktor Risiko
motivasi berhubungan dengan faktor risiko MDR-TB
kejadian MDR-TB. Dari hasil TB- TB Non
Var MDR MDR .sig Ket.
menunjukkan bahwa penderita memiliki N % N %
motivasi yang baik, bisa jadi disebabkan Tingkat Pengetahuan
Tinggi 11 64.7 10 58.8 1.000 TA
karena penderita memiliki keinginan untuk Rendah 6 35.3 7 41.2
sembuh sehingga motivasi tidak Total 17 100 17 100
Motivasi
berpengaruh terhadap kejadian MDR-TB.
Baik 16 94.1 17 100 1.000 TA
Motivasi yang rendah yang dimiliki Sedang 1 5.9 0 0
Buruk 0 0 0 0
penderita bisa juga menimbulkan dampak
Total 17 100 17 100
yang buruk bagi penderita, dimana
Keteraturan Minum Obat
motivasi yang rendah bisa menjadi
Teratur 12 70.6 17 100 0.020 A
penghambat proses pengobatan dan Sedang 2 11.8 0 0
Tidak
penyembuhan akibat tidak adanya Teratur
3 17.6 0 0
minum obat dan adanya rasa bosan harus dan kesemutan. Efek samping dari OAT
minum banyak obat yang dilakukan setiap inilah bisa jadi salah satu penyebab
hari dengan jangka waktu yang cukup penderita tidak teratur dan menimbulkan
lama selama beberapa bulan. Rasa jenuh rasa malas dalam minum obat. Efek
yang dirasakan membuat penderita malas samping obat TB menjadi salah satu alasan
menjalani pengobatan. Waktu pengobatan ketidakpatuhan pasien mengkonsumsi obat
TB yang lama bisa saja dijadikan beban sampai tuntas (Wulandari, 2015).
oleh penderita sehingga keteraturan Penderita yang tidak teratur minum
minum obatpun akan ikut terabaikan. obat dapat menyebabkan kegagalan terapi
Menurut Safitri et al (2017), peningkatan berupa resisten antibiotik, sehingga obat
jumlah MDR-TBdiantaranya disebabkan antibiotik yang digunakan sudah tidak
karena tingkat kepatuhan penderita dalam efektif lagi dalam membunuh kuman
minum obat yang rendah, walaupun dari Mycobacterium tuberculosis karena sudah
beberapa hasil penelitian tingkat resisten terhadap obat tersebut ketika
kepatuhan minum obat TB lebih banyak dikonsumsi. Bakteri Mycobacterium
pasien yang patuh dibandingkan yang tuberculosis penyebab TB ini adalah jenis
tidak patuh, namun kejadian resistensi obat bakteri tahan asam yang tergolong sulit
anti tuberkulosis di Indonesia masih ada. untuk dimatikan. Resistansi kuman
MDR-TB (Multidrug-Resistant Mycobacterium tuberculosis (MTB)
Tuberculosis) adalah salah satu jenis TB terhadap OAT adalah keadaan dimana
yang resisten dengan OAT terhadap 2 obat kuman tidak dapat lagi diobati dengan
anti tuberkulosis yang paling ampuh yaitu OAT yang efektif mengeliminasi MTB
rifampisin dan isoniazid dimana obat (Nugrahaeni & Upep S.M., 2015).
rifampisin dan isoniazid sudah tidak Berdasarkan hasil penelitian ini,
efektif dalam membunuh kuman keteraturan minum obat inilah yang paling
mycobacterium tuberculosis mempengaruhi seseorang berisiko terkena
(Munawwarah, 2013). Rifampisin MDR-TB atau tidak sehingga untuk
menyebabkan efek samping gangguan mencegah terjadinya MDR-TB perlu
gastrointestinal, mual, gatal, nafsu makan dilakukan tindakan untuk memastikan
menurun dan demam, Disamping itu bahwa penderita TB teratur dalam minum
penggunaan vitamin B6 dapat obat. Dengan hal ini, untuk mengurangi
meminimalisir efek samping mual muntah potensi bertambahnya penderita MDR-TB
dari rifampisin. Sedangkan Isoniazid maka perlu diperhatikan lagi keteraturan
menyebabkan efek samping tangan kram minum obat penderita, memastikan agar