Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

PROFIL TB-MDR
(Tuberculosis Multi Drug Resistance)
PRESEPTOR : dr. Andreas Infianto, MM, Sp.P(K), FISR
Disusun oleh:

1. Siska Monika Faridz S.Ked (21360088)


2. Nurul Jannah S. Ked (21360102)
3. Muhamad Ifan Fadhil S.Ked (21360171)
4. Shelly Novitri S. Ked (21360208)
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB)
atau TB MDR adalah TB resistan Obat
terhadap minimal dua OAT yang paling
poten yaitu Isoniazid (INH/H) dan Rifampisin
(R) secara bersama sama atau disertai
resisten terhadap OAT lini pertama lainnya
seperti etambutol, streptomisin dan
pirazinamid.
(Kemenkes RI, 2021)
EPIDEMIOLOGI
161.000 kasus TB MDR
139.000 mulai
2017 dari 558.000 kasus baru
pengobatan
TB

Angka pengobatan Angka keberhasilan


penderita TB MDR pengobatan TB MDR
sebesar 59% rata-rata 55%,

Angka putus berobat TB


MDR rata-rata 30%,

Angka pengobatan
2018 penderita TB MDR
sebesar 51%
(WHO, 2018)
ETIOLOGI
Kegagalan pengobatan merupakan salah satu
penyebab TB MDR yang dipengaruhi oleh:
1. Lamanya pengobatan
2. Kepatuhan dan keteraturan
penderita untuk berobat
3. Daya tahan tubuh pasien
4. Faktor social ekonomi penderita
Pengobatan TB yang tidak sesuai dengan standar
DOTS
(Widiastuti, 2017)
FAKTOR RESIKO

01 Faktor Pasien

02 Faktor Obat

03 Faktor Pelayanan Sistem Kesehatan

04 Faktor Dokter

(Widiastuti, 2017)
KLASIFIKASI

06
05
05
04
Resisten Rifampisin (TB RR)
03
03 Extensive drug resisten (TB XDR)
0204
Highly drug resisten (TB HDR)
02
Multi drug resisten (TB MDR)
01 (Kemenkes RI, 2016)
Poli resisten (TB PR)

Mono resisten (TB MR)


PATOFISIOLOGI
Pemberian OAT Mutasi spontan
tidak tepat / kromosom pada bakteri
gagal pengobatan TB

Multiplikasi selektif resistensi TB terhadap OAT yang


dipengaruhi oleh:
1. Perbedaan aktivitas bakterisidal selama
pembunuhan bakteri
TB MDR 2. Monoterapi yang menyebabkan populasi spesifik
menjadi steril
3. Konsentrasi hambat minimal selama bakteri
tersebut tumbuh kembali
(Kemenkes RI, 2021;
4. Perbedaan efek pasca pengobatan selama
Amin and Bahar, 2015)
bakteri tersebut tumbuh kembali
KRITERIA TB MDR
Pasien gagal OAT Pasien Riwayat OAT Pasien TB yang mempunyai riwayat
Kategori 2 kategori 2 yang tidak pengobatan TB yang tidak standar
konversi setelah 3 serta menggunakan kuinolon dan obat
Pasien gagal OAT bulan pengobatan injeksi lini kedua paling sedikit selama 1
Kategori 1 bulan
Pasien Riwayat OAT
Pasien TB Relaps kategori 1 yang tidak Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak
setelah pengobatan konversi setelah 2 respons secara bakteriologis maupun
OAT I dan 2 bulan pengobatan klinis terhadap pemberian OAT, (bila
pada penegakan diagnosis awal tidak
Pasien loss to follow up Pasien terduga kontak menggunakan TCM TB)
dengan penderita TB
MDR lainnya
(Kemenkes RI, 2016)
Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis TB Resisten (TB-MDR)
menggunakan uji kepekaan obat dengan menggunakan
metode standart yang telah ditetapkan, yaitu:

Kultur Lowenstein-Jensen
Rapid Test GeneXpert
Line Probe Assay

(Kemenkes RI, 2016)


(Kemenkes RI, 2021)
(Kemenkes RI, 2021)
PENATALAKSANAAN

Paduan OAT standar jangka pendek yang diberikan adalah


(Tahap Awal):
4-6 Km - Mfx - Eto - Cfz – Z – H dosis tinggi – E / 5
Mfx - Eto - Cfz - Z – E

(Kemenkes RI, 2021)


PENATALAKSANAAN

Paduan OAT individual (Tahap Lanjut):


• Pasien TB RO yang tidak dapat diberikan paduan jangka pendek akan mendapatkan paduan individual
• Paduan individual terdiri dari setidaknya 5 obat efektif yaitu 4 obat inti lini kedua ditambah pirazinamid (Z).
• Lama Pengobatan 20 – 24 bulan
• Cara Pemilihan Paduan Individual :
- 1 obat dari grup A
- 1 obat dari grup B
- Sisanya dari grup C, D2 atau D3 sampai terpenuhi sejumlah 5 obat efektif

(Kemenkes RI, 2021)


(Kemenkes RI, 2021)
PENCEGAHAN
1. Vaksin BCG (Bacillus
Calmette-Guerin)
2. Mengenakan masker
saat berada di tempat
ramai dan jika
berinteraksi dengan
penderita TB
3. Sering mencuci tangan

(Riello, 2016)
KOMPLIKASI

- Komplikasi Dini: Pleuritis, Efusi pleura,


Empiema, Laringitis, Poncets arthropy.
- Komplikasi lanjut: Obstruksi jalan napas
pasca TB, Kerusakan parenkim berat,
Kor pulmonal, ARDS, Karsinoma paru,
TB milier, Kavitas TB

(Amin and Bahar, 2015)


PROGNOSIS

Kasus TB MDR ini merupakan kasus


yang dapat mengancam nyawa
karena dapat menurunkan fungsi
sistem pernapasan. Berdasarkan
sebuah studi, dikatakan bahwa angka
kesembuhan tanpa relaps hanya
mencapai 31%

(WHO, 2014)
PROFILE PASIEN TB
MDR RS AHMAD
YANI 2020
PROFILE PASIEN TB MDR DI RSAY TAHUN 2020
Tingginya presentase laki-laki karena
Jenis Kelamin mempunyai mobilitas yang tinggi,
dimana aktifitas yang banyak
ditambah dengan istirahat yang
kurang, memungkinkan penularan
41% yang lebih luas terjadi.
59%
Selain itu frekuensi keluar rumah laki-
laki juga lebih tinggi dibandingkan
perempuan, sehingga laki-laki lebih
Laki-laki Perempuan berisiko dibanding perempuan

(Bijawati et al., 2018).


PROFILE PASIEN TB MDR DI RSAY TAHUN 2020

Usia
Usia produktif memiliki risiko lebih
13% 13%
besar mengalami kejadian TB MDR
disebabkan karena lebih banyak
20% beraktivitas selain itu kemungkinan
34%
lain disebabkan pengobatan yang
tidak tepat atau tidak lengkap di masa
20%
lalu

18-26 27-35 36-44 45-53 54-62 (Bijawati, Amansyah and Nurbiah,


2018; Kawatsu et al., 2018).
PROFILE PASIEN TB MDR DI RSAY TAHUN 2020

Alamat
Berdasarkan alamat, penderita TB
14%
MDR yang melakukan rawat inap di
13%
RSUD Ahmad Yani Kota Metro Tahun
2020 yang berasal dari Kota Metro
60%
13%
berjumlah 13,3%, dari Lampung
Timur berjumlah 60%, dari Lampung
Tengah 13,3%, Tulang Bawang
Metro Lampung Tengah 13,3%.
Tulang Bawang Lampung Timur
PROFILE PASIEN TB MDR DI RSAY TAHUN 2020

Pekerjaan
Hasil ini menggambarkan orang yang
13% bekerja lebih banyak menderita TB
7% MDR dikarenakan kepatuhan
40%
7% pengobatan selama 6 bulan,
7% terkadang para pekerja sibuk bekerja
dan melupakan jadwal konsumsi obat.
13%
13% Satu kali melewati jadwal konsumsi
Wiraswasta IRT Petani obat beresiko gagal dalam
Buruh Nelayan Mahasiswa pengobatan

(Fox et al., 2017).


PROFILE PASIEN TB MDR DI RSAY TAHUN 2020

Hasil ini tidak sejalan dengan


IMT
penelitian (Dwiastuti and Jano, 2019)
20%
dimana penderita TB MDR paling
banyak ditemukan pada IMT kurus
(underweight).

Penurunan berat badan sering dialami


80% oleh pasien TB, terutama dikeluhkan
sebelum terdiagnosis dan memulai
Kurus Normal terapi

(Saputri and Munthe, 2020)


PROFILE PASIEN TB MDR DI RSAY TAHUN 2020

Keluhan Utama Berdasarkan keluhan utama,


penderita TB MDR yang melakukan
rawat inap di RSUD Ahmad Yani Kota
Metro Tahun 2020 yang memiliki
50% 50%
keluhan utama batuk sebanyak 50%,
keluhan utama sesak 50%.

Luasnya variasi gejala terkait TB


membuat tidak adanya gejala tertentu
Batuk Sesak
sebagai penanda khas TB-MDR
(Saputri and Munthe, 2020).
PROFILE PASIEN TB MDR DI RSAY TAHUN 2020

Kriteria TB MDR Peluang kejadian TB MDR lebih besar


pada pasien TB MDR yang telah
13%
memiliki riwayat pengobatan
40% sebelumnya (Dessalegn et al., 2016).
20%

Kesalahan dalam penatalaksanaan TB


serta faktor lain yang mempengaruhi
27%
ketidakpatuhan merupakan faktor-
OAT I OAT II faktor yang berperan penting dalam
OAT MDR Kasus Baru
kegagalan terapi (Rumende, 2018).
PROFILE PASIEN TB MDR DI RSAY TAHUN 2020

Pemeriksaan Imunologi
0%
Berdasarkan hasil pemeriksaan
13%
imunologi, penderita TB MDR yang
melakukan rawat inap di RSUD
Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2020
tidak ada yang menderita HIV, dan
sebanyak 13% memiliki hasil HBSAg
87%
(+).

HIV HBSAg Negatif


PROFILE PASIEN TB MDR DI RSAY TAHUN 2020

Pemeriksaan
Resistensi Obat Berdasarkan pemeriksaan kultur
0%
resistensi, penderita TB MDR yang
melakukan rawat inap di RSUD
Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2020
yang memiliki bakteri TB resistensi
terhadap obat Rifampicin sebanyak
100%.
100%

Rifampicin Isoniazid
PROFILE PASIEN TB MDR DI RSAY TAHUN 2020

Efek Samping OAT


Pada hasil ini terlihat bahwasanya
pasien yang mengalami gangguan
pendengaran (SHL) maupun hepatitis
47%
40%
B merupakan efek samping dari OAT
terutama OAT lini ke 2 bersifat
kokleotoksik serta hepatotoksik.
13%
(Adriztina et al., 2014)
SHL Hepatitis B Tidak ada efek
PERTANYAAN
1. Apa yang harus dilakukan sebagai dokter umum ketika ada pasien datang ke klinik anda dan pasien
mengaku dinyatakan sebagai TB Resisten Obat, dengan catatan klinik anda tidak memiliki fasilitas TCM?
= Ketika ada pasien yang mengaku TB Resisten obat, hal yang harus dilakukan:
a) Memastikan kembali status TB Resisten Obat pasien
b) Bila klinik anda tidak memiliki fasilitas TCM, bisa di lakukan pemeriksaan TCM dengan merujuk ke
fasilitas kesehatan lain yang memiliki fasilitas TCM
c) Apabila hasilnya bukan TB resisten obat, anda bisa lakukan pemeriksaan lain seperti foto Rontgen
(bila diperlukan)
d) Apabila hasilnya ternyata TB resisten obat, rujuk ke fasilitas Kesehatan yang ada fasilitas
pengobatan pasien TB resisten obat
PERTANYAAN
2. Indikasi keberhasilan pengobatan TB MDR?
= Keberhasilan pengobatan TB MDR ketika adanya konversi atau perbaikan secara klinis dari penyakit
TB itu sendiri. Adapun rinciannya adalah:
a) Terjadi perbaikan secara klinis
b) Sputum BTA (-/-) pada akhir pengobatan
c) Pada foto rontgen paru terjadi perbaikan (bersih)
PERTANYAAN
3. Mengapa harus mengecek anti HIV pada setiap pasien TB MDR?
= Karena untuk mengetahui apakah TB MDR ini terjadi karena HIV atau bukan, hal tsb dapat
memberikan kita gambaran apakah TB MDR ini juga menyebar ke tempat selain paru (Ekstraparu),
sehingga kita dapat mengetahui tatalaksana lebih lanjut mengenai pasien TB MDR ini sendiri serta
prognosis dari si pasien itu sendiri. Selain itu, HIV sendiri penyakit yg bersifat immunocompremised yang
mana hal tersebut akan meningkatkan resiko penularan dari TB MDR, sehingga wajib dilakukan
pemeriksaan anti HIV pada pasien TB MDR / Resisten obat.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai