KAJIAN PUSTAKA
2.1 Multimedia
Kata media berasal dari bahasa lain medius yang secara harfiah berarti
„tengah‟,‟perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2011). Media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap (Gerlach & Ely dalam Arsyad, 2011). Dalam pengertian ini
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011).
Multimedia merupakan istilah dari suatu kombinasi antara komputer dan video
atau dengan kata lain multimedia merupakan kombinasi dari gambar, teks, grafik,
suara, video, dan animasi yang dibuat dengan menggunakan komputer. Multimedia
sendiri dapat dinikmati secara online via internet maupun secara offline. Pada
penelitian ini disajikan multimedia offline (Prasetyo, F. H., 2007). Istilah multimedia
yang digunakan dalam pendidikan sekarang ini memberi gambaran terhadap suatu
sistem komputer dimana semua media; teks, grafik, audio/suara, animasi, dan video
berada dalam satu model perangkat lunak yang menjelaskan atau menggambarkan
satu program pendidikan (Munir, 2012).
Multimedia adalah pengunaan berbagai jenis media (teks, suara, grafik, animasi,
dan video) untuk menyampaikan informasi, kemudian ditambahkan elemen atau
komponen interaktif. Berikut ini penjelasan atau komponen multimedia yaitu:
a. Teks
Teks adalah suatu kombinasi huruf yang membentuk satu kata atau kalimat
yang menjelaskan suatu maksud atau materi pembelajaran yang dapat dipahami
oleh orang yang membacanya. Multimedia menyajikan informasi kepada
pengguna dengan cepat, karena tidak diperlukan membaca secara rinci dan teliti.
Penggunaan teks pada multimedia perlu memperhatikan penggunaan jenis huruf,
ukuran huruf, dan style hurufnya (warna, bold, italic) (Munir, 2012).
Video pada dasaranya adalah alat atau media yang dapat menunjukkan
simulasi benda nyata (Munir, 2012). Video sebagai media digital yang
menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar bergerak dan dapat
memberikan ilusi/fantasi (Agnew dan Kellerman dalam Munir, 2012). Video juga
sebagai saran untuk menyampaikan informasi yang menarik, langsung dan
efektif. Video pada multimedia digunakan untuk mengambarkan suatu kegiatan
atau aksi (Munir, 2012).
d. Animasi
f. Interaktifitas
Pada bidang pendidikan, penyampaian bahan ajar secara interaktif dan dapat
mempermudah pembelajaran karena didukung oleh berbagai aspek seperti
suara/audio, video, animasi, teks, dan grafis. Pendidikan sangat membutuhkan
teknologi multimedia. Peserta didik dapat langsung melihat dan mendengar tentang
hal-hal yang dipelajarinya. Dalam aplikasi pembelajaran peserta didik dapat memilih
materi yang akan dipelajari. Di layar monitor akan muncul teks materi disertai
gambar, suara atau gambar hidup dari materi yang dipelajari. Perhatian peserta didik
akan lebih terpusat dan rasa ingin tahunya akan lebih tinggi untuk mempelajari hal-
hal lain karena merasa tertarik akan media penyajiannya. (Munir, 2012).
Media pembelajaran tidak akan mendapatkan perhatian dari siswa ketika media
yang dibuat tidak bersifat interaktif, menarik, menantang dan menyenangkan.
Interaktif, menarik, menantang dan menyenangkan merupakan syarat pokok yang
harus dipenuhi dalam pengembangan media. Interaktif memberikan kesan apa yang
dapat dilakukan siswa atau mahasiswa terhadap media, menarik berkaitan dengan
visualisasi dari media dan menantang memberikan makna konflik kognitif dan rasa
keingintahuan siswa, menyenangkan mengubah situasi belajar jadi lebih hidup dan
bermakna. Manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang
dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari
yang dilihatnya hanya 30%, dari yang didengarnya hanya 20%, dan dari yang dibaca
hanya 10%. (Handika, 2012)
Libraries
Libraries ini adalah layer dimana fitur-fitur android berada, biasanya
para pembuat aplikasi mengakses libraries untuk menjalankan aplikasinya.
Berjalan diatas kernel, layer ini meliputi berbagai library C/C++ inti seperti
Libc dan SSL.
Android Run Time Layer
Layer yang membuat aplikasi android dapat dijalankan dimana dalam
prosesnya menggunakan implementasi Linux
Linux Kernel
Linux Kernel merupakan inti dari operating system dari android itu
berada. Berisi file-file sistem yang mengatur sistem processing, memory,
resource, drivers, dan sistem-sistem operasi android lainnya. Linux
Kernel yang digunakan android adalah linux kernel release 2.6.
( Murtiwijayati dalam Utami, et al., 2016)
2.3 Deskripsi Materi Hidrolisis Garam
Hidrolisis garam berkaitan dengan garam-garam yang larut dalam air
sehingga garam tersebut trurai menjadi ion-ionnya dan bereaksi dengan air
menghasilkan basa/asam konjugat dan ion hidronium /hidroksida (Brown, et.al,.
2012).
2.3.1. Garam tidak Terhidrolisis
garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis.
(Soedarmo, Unggul. 2017)
Contoh:
Ion Na+ dan ion Cl- di dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air,
maka ion Na+ akan menghasilkan NaOH yang akan segera terionisasi kembali
menjadi ion Na+ (Soedarmo, Unggul. 2017).Jika garam mengandung anion yang
tidak bereaksi dengan air dan kation yang tidak bereaksi dengan air, maka pH
menjadi netral (Brown, et.al,. 2012). Oleh karena itu, larutan garam dari basa
kuat dan asam kuat bersifat netral karena tidak ada ion dari garam tersebut yang
bereaksi untuk mengganggu keseimbangan H3O+/OH- dalam air (Whitten, dkk).
2.3.2. Garam terhidrolisis Sebagian (Hidrolisis Parsial)
Jika garam mengandung anion yang bereaksi dengan air untuk
menghasilkan ion hidroksida dan kation yang tidak bereaksi dengan air, Maka pH
menjadi basa (Brown, et.al,. 2012).
Contoh :
CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+ (aq)
Ion CH3COO-(aq) berakasi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan :
CH3COO-(aq) + H2O (l) CH3COOH (aq) + OH- (aq) (Soedarmo, Unggul.
2017).
larutan natrium asetat, NaCH 3COO, yang merupakan garam dari basa kuat NaOH
dan asam lemah CH3COOH (asam asetat). Ini larut dan terdisosiasi sepenuhnya
dalam air (Whitten, dkk,. 2014). Hidrolisis ini disebut hidrolisis sebagian
(hidrolisis parsial) sebab hanya sebagian ion (ion CH3COO-) yang terhidrolisis
(Soedarmo, Unggul. 2017).
2.3.3. Garam terhidrolisis Sempurna (Hidrolisis Total)
Jika garam mengandung anion dan kation yang mampu bereaksi dengan
air, dihasilkan ion hidroksida dan ion hidronium (Brown, et.al,. 2012).
Contoh:
CN4(aq) → NH4+(aq) + CN- (aq)
Ion NH4+(aq) bereaksi dengan air membentuk reaksi keseimbangan :
NH4+ (aq) + H2O (aq) NH4OH (aq) + H+ (aq)
Ion CN-(aq) bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan:
CN-(aq) + H2O(aq) HCN (aq) + OH- (aq)
Karena dari kedua ion garam masing-masing menghasilkan ion H + dan
OH-, maka sifat larutan garam ini ditentukan oleh nilai tetapan kesetimbangan
dari kedua reaksi tersebut. Hidrolisis garam yang anionnya berasal dari asam
lemah dan kationnya berasal basa lemah merupakan hidrolisis total, sebab kedua
ion garam mengalami reaksi hidrolisis dengan air (Soedarmo, Unggul. 2017).
Garam yang paling umum dari jenis ini adalah amonium asetat, NH 4CH3COO,
garam NH3 berair dan CH3COOH. Konstanta ionisasi untuk NH3 dan CH 3COOH
berair adalah 1,8 X 10-5 (Whitten, dkk,. 2014).
Tahap analisis adalah salah satu tahap yang penting dalam model
ADDIE, tetapi tahap ini sering dilewatkan dalam penelitian. Pada tahap ini
dilakukan identifikasi masalah berdasarkan studi literatur atau studi lapangan.
Tahap analisis dilakukan untuk memperoleh kejelasan sasaran, kejelasan
tujuan pembelajaran, kejelasan media yang digunakan untuk menyampaikan
materi. (Shelton dalam Tomei, 2008). Terdapat dua hal penting dalam tahap
analisis, yaitu analisis kurikulum dan analisis wacana. Analisis kurikulum
dilakukan untuk memperoleh rumusan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa setelah menggunakan aplikasi, sedangkan analisis wacana
dilakukan agar materi dalam aplikasi sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan.
Analisis wacana dilakukan melalui tiga tahap yaitu: 1) penghalusan teks
sumber 2) penurunan struktur makro 3) penurunan keterampilan intelektual.
Berikut ini merupakan langkah-langkah analisis wacana.
1) Penghalusan teks sumber
a. Penghapusan
Penghapusan dilakukan dengan cara menghapus proposisi yang
tidak diperlukan dari sederetan proposisi tertentu dalam
menginterpretasikan teks.
b. Generalisasi
Generalisasi dilakukan terhadap proposisi tertentu atau sejumlah
proposisi yang menjadi acuan sehingga dihasilkan proposisi yang
bersifat umum.
c. Konstruksi
Konstruksi dilakukan untuk membangun proposisi baru dari
beberapa proposisi mikro.
(Setiadi, 2014).
3) Penurunan Keterampilan Intelektual
Setiap kalimat dalam paragraf mempunyai tujan eksplanasi,
demikian juga sebuah paragraf yang di dalamnya terdapat sejumlah
kalimat. Tujuan kalimat atau tujuan paragraf merupakan tindakan
pedagogi penulis dalam membuat eksplanasi yang pada gilirannya di
pihak pembaca menjadi jenis keterampilan intelektual yang ingin dicapai
melalui eksplanasi yang diekspresikan dalam paragraf/kalimat yang
bersangkutan. Klasifikasi keterampilan intelektual ditunjukan pada tabel
2.1
(Setiadi, 2014).