Secara estimologi media berasal dari bahasa latin, bentuk jamak dari “medium” yang berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Menurut suparman (1997) dalam Asyar (2012:4) media
merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan
kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1980) dalam dalam Anitah (2012: 6) media adalah
grafik, fotografi, elektronik atau lata-alat mekanik untuk menyajikan, memproses dan
menjelaskan informasi lisan atau visual. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
(AECT) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) dalam Sadiman,dkk (2002:6) menyatakan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.
Berdasarkan pengertian tersebut bisa disimpulkan secara ringkas media adalah alat, bahan
yang digunakan sebagai perantara, saluran, penyaji pesan atau informasi dari satu orang ke
orang lain. Sehingga jika di kaitkan dengan media pembelajaran adalah bila pesan yang
diantarkan oleh media merupakan materi atau informasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Asyar (2012:8) mengartikan media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara
terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Suprihatiningrum (2014:319)
menyebutkan media pembelajaran cenderung diklasifikasikan ke dalam alat- alat grafis,
fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris “instruction” yang berarti
proses interktif antara guru dan siswa yang berlangsung secara dinamis, sehingga cakupannya
lebih dari sekedar teaching atau mengajar yang berlangsung satu arah dari guru ke siswa.
Kegiatan pembelajaran melibatkan komponen-komponen yang satu dan yang lainnya,
diantara komponen itu adalah guru, siswa, metode, lingkungan, sarana prasarana dan media
(Suprihatiningrum, 2014:77).
Media pembelajaran selain sebagai alat bantu untuk menyampaikan tujuan pembelajaran,
juga mempunyai fungsi-fungsi yang menurut Asyar (2012:29) sebagai berikut:
Seiring dengan berkembangnya laju globalisasi dan berimbas pada pesatnya laju teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) maka berbagai macam media pembelajaran juga mengalami
perkembangan dari generasi ke generasi. Pengelompokkan jenis media secara umum adalah
sebagai berikut:
Media visual
Anitah (2012:7) media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat
menghayati media tersebut melalui penglihantannya. Media ini oleh Anitah di bedakan
menjadi dua, yaitu:
1. media visual yang tidak diproyeksikan. Termasuk didalam visual yang tidak
diproyeksikan adalah gambar mati atau gambar diam (still picture), ilustrasi,
karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta datar, realita dan model dan berbagai
jenis papan.
2. visual yang dapat diproyeksikan. Termasuk dalam visual yang dapat diproyeksikan
adalah overhead projector (OHP), Slide Proyektor (proyektor film bingkai), Filmstrip
Proyektor, Opaque Proyektor
Menurut Asyar (2012:45) media visual yaitu jenis media yang digunakan hanya
mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Oleh Asyar membagi
menjadi: (a) media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar, dan poster: (b) model dan
prototipe seperti globe bumi, dan (c) media realitas alam sekitar dan sebagainya.
Sadiman, dkk (2002:28) menyebut media grafis masuk sebagai media visual. Saluran yang
dipakai menyangkut indera penglihatan sedangkan pesan yang akan disampaikan dituangkan
dalam simbol-simbol komunikasi visual. Jenis media grafis diantaranya: gambar/foto, sketsa,
diagram, Bagan/chart, Grafik, Kartun, Poster, peta dan Globe, Papan flanel (flannel board),
papan buletin (buletin board).
Media audio
Anitah (2012:37) menjelaskan dengan media audio, informasi (bahan pelajaran) dapat
disampaikan dengan berbagai cara penyampaian dan rekaman suara manusia atau suara-suara
lain untuk tujuan pembelajaran. Jenis media audio yang dapat dipergunakan di dalam kelas
seperti, open-reel tape recorder, cassette tape recorder, piringan hitam, radio atau mp3.
Asyar (2012:45) menyebutkan “media audio adalah jenis media yang digunakan dalam
proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik”. Pesan dan
informasi yang diterima adalah berupa pesan verbal seperti bahasa lisan, kata-kata dan lain-
lain. Sedangkan pesan nonverbal adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, bunyi tiruan
dan sebagainya. Contoh media audio: tape recorder, radio, CD player.
Sadiman, dkk (2002:49) menyatakan bahwa “media audio berkaitan dengan indera
pendengaran”. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif,
baik verbal (kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun nonverbal. Beberapa jenis media audio:
radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratium bahasa.
Anitah (2012:45) melalui media audio visual ini, seseorang tidak hanya dapat melihat atau
mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan.
Diantaranya adalah slide suara dan televisi.
Asyar (2012:45) menyebutkan “media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu
proses atau kegiatan”. Pesan dan informasi bisa dalam bentuk verbal ataupun nonverbal yang
mengandalkan pendengaran dan penglihatan. Beberapa contohnya adalah film, video,
program tv dan lain-lain.
Multimedia
Menurut Asyar (2012:45) “multimedia yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media
dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran”.
Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan, dan pendengaran melalui media
teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif berbasis komputer dan
teknologi informasi dan komunikasi.
Multimedia interaktif sering dalam dipakai dalam proses pembelajaran karena terdapat
interaksi (perlakukan dua arah dari user dan program) membuat peserta didik tidak mudah
merasa bosan. Manjit Singh, Ramesh dan Selvanathan (2004) dalam International Journal of
Computing & Information Sciences yang berjudul The Multimedia Approach in Visualizing
Engineering Concept menjelaskan bahwa multimedia interaktif dapat digunakan untuk
mendukung (memotivasi) peserta didik serta untuk meningkatkan pemahaman dan visualisasi
rekayasa konsep untuk siswa.