Anda di halaman 1dari 20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian media Pembelajaran

Kata Latin medius, yang secara kasar diterjemahkan menjadi: tengah,

pengantar, atau perantara Dalam bahasa Arab, istilah "media" sarana pemindahan

pesan dari pengirim ke penerima Gerlach dan Ely (1971) menegaskan bahwa media

keseluruhan, adalah materi, manusia, atau peristiwa positif. Media dapat menjadi

bagian dari sumber daya untuk belajar atau wahana nyata yang memiliki bahan ajar di

dalamnya dan dapat mendorong siswa untuk belajar (Azhar Arsyad, 2011:5). Menurut

Sanjaya (2006):163, Gerlach umumnya mengacu pada orang, benda, kegiatan, atau

peralatan yang membantu siswa mempelajari keterampilan, pengetahuan, dan sikap

baru. Bila dibandingkan dengan metode lain, seperti kuliah tatap muka dan lainnya

yang tidak menggunakan alat atau metode, dalam menyampaikan pengetahuan. media

pendidikan , media pendidikan merupakan alat yang memungkinkan siswa dengan

cepat memahami dan menyimpan informasi (Rusman, 2012:162).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah alat yang digunakan untuk

membantu seseorang menyampaikan isi pesan dengan menggunakan beberapa

pengertian di atas. Guru sering menggunakan media untuk membantu mereka

mengkomunikasikan isi pesan, seperti dalam instruksi studi sosial.

Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar

dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan guru dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang lebih efektif dan tepat.. Kegiatan belajar mengajar dapat

ditingkatkan melalui penggunaan media pembelajaran (Kustandi) dan 2013

Sutjipto:80. Segala sesuatu yang memungkinkan untuk mengirim pesan dari satu
orang ke orang lain untuk mendorong pikiran, perasaan, kekhawatiran, dan minat

siswa, serta keinginan belajarnya, dianggap sebagai media pembelajaran (Sukiman,

2012: 29), di sisi lain, Hamalik23), mendefinisikan media pendidikan sebagai "alat,

metode, dan teknik yang digunakan untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi

guru-siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran".

Menurut Sanjaya, oleh Rossi dan Breidle (2006):media pendidikan mencakup

segala sesuatu mulai dari buku, radio, televisi, surat kabar, majalah, koran, hingga

buku.163. Padahal, Gagne dan Briggs 1975 (dalam Azhar Arsyad, 2011 :4)

mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi hal-hal seperti buku, kaset, kamera

video, perekam video, slide (bingkai foto), foto, grafik, televisi, dan komputer yang

benar-benar digunakan untuk mengajarkan materi.

Media dalam pendidikan mengacu pada segala sesuatu yang dapat mengirim

pesan dari satu orang ke orang lain dengan cara yang membuat siswa berpikir,

merasa, peduli, dan ingin belajar lebih banyak dengan cara yang memfasilitasi

pembelajaran (Sadiman, 2009:7). Media pembelajaran pendidikan, juga dikenal

sebagai media pembelajaran, adalah suatu bentuk perangkat keras dan perangkat

lunak yang digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa selama proses belajar

mengajar sehingga proses pembelajaran, hasil, dan tujuan dapat dengan mudah

dicapai (Rohani, 1997:4). (Wuryandani & Fathurrohman, 2012: ) Media pembelajaran

adalah alat untuk membantu siswa mempelajari suatu mata pelajaran.76).

Berdasarkan berbagai sudut pandang Berdasarkan apa yang telah

dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah

kumpulan alat yang dapat digunakan pendidik untuk membantu mengajar konten.

kepada peserta didik dan dalam mencapai tujuan pendidikan. Media pembelajaran
digunakan untuk memudahkan guru dalam mengajarkan materi IPS kepada siswa dan

memudahkan siswa dalam memahaminya.

2. Jenis media pembelajaran

Klaim Rudy Bretz (dalam Sadiman, 2009:20) Berikut delapan kriteria yang

digunakan untuk mengklasifikasikan berbagai jenis media pembelajaran:a) media

gambar bergerak dan video;b) media cetak, media, media semi bergerak, media audio

visual bisu, media visual gerak, media visual diam, dan media audioGagne (2009,

dalam Arief S. Sadiman):23) menciptakan tujuh jenis pengelompokan media, antara

lain komunikasi lisan, media cetak, objek yang akan didemonstrasikan, film suara,

gambar diam, gambar bergerak, dan pembelajaran mesin.

Mempertimbangkan ukuran dan kompleksitas peralatan, media pembelajaran

dibagi menjadi lima kategori: media tanpa dua atau audio, proyeksi, tiga dimensi,

televisi, video, dan komputer (Ibrahim dalam Daryanto, 2010:18). Wina (2006): 173

dan 174) membagi media pembelajaran menjadi beberapa kategori. Media

pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan sifatnya.

Media yang hanya dapat didengar atau hanya mengandung unsur suara, seperti

radio dan rekaman suara, disebut media auditif.

Jenis media yang dikenal sebagai media audio-visual tidak hanya mencakup

suara tetapi juga gambar yang dapat dilihat, seperti film, slide suara, dan rekaman

video. Karena menggabungkan Media ini dianggap lebih menarik dan efektif. .Media

Visual adalah jenis Media yang hanya dapat dilihat tidak termasuk suara, seperti

gambar, lukisan, media grafis, dan foto.

Media pembelajaran dikategorikan sebagai media dengan cakupan terbatas

dan media dengan cakupan luas secara bersamaan berdasarkan jangkauannya. Radio

dan televisi merupakan contoh media simultan dengan cakupan yang luas. Siswa
dapat belajar tentang hal atau peristiwa aktual dalam waktu yang bersamaan tanpa

harus menggunakan media yang terpisah. ruangan dengan media ini, tidak seperti film

slide dan film, yang memiliki jangkauan terbatas oleh ruang dan waktu. Video. Media

transparansi semacam Ini memerlukan penggunaan alat proyeksi khusus seperti

proyektor film, proyektor slide, dan OHP, serta cara tekniknya. digunakan

membaginya menjadi media yang diproyeksikan, seperti film, slide, dan film strip.

Media yang tidak diproyeksikan antara lain radio, lukisan, dan media lainnya.

3. Mamfaat media pembelajaran

Dari segi tingkat berpikir siswa, Hasil belajar mengajar keduanya dapat

ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran. Karena beberapa keunggulan

media pembelajaran tersebut Oleh karena itu, bahan ajar pembelajaran memang layak

untuk digunakan dalam pendidikan. Media pembelajaran ini tidak hanya dapat

meningkatkan minat belajar IPS siswa tetapi juga meningkatkan proses dan hasil

belajar mereka (Wuryandani & Fathurrohman, 2012:77-76).

Rivai dan Sudjana (2011:2) menunjukkan bahwa bahan ajar dapat

meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah beberapa dari banyak

keuntungan yang ditawarkan media pengajaran. Pengajaran akan dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa dengan menarik lebih banyak perhatian siswa.Siswa akan dapat

lebih memahami bahan ajar jika maknanya diperjelas.Agar Metode pengajaran akan

ditingkatkan jika siswa tidak bosan dan tidak hanya mengandalkan komunikasi

verbal. bervariasi.Selain mendengarkan deskripsi guru, siswa terlibat dalam kegiatan

pembelajaran tambahan seperti mengamati, melaksanakan, dan mendemonstrasikan.

Media pembelajaran antara lain: Motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan

dengan menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan dan mengarahkan

perhatian mereka. Mereka mampu menghindari keterbatasan ruang, waktu, dan


indera; Mereka akan memfasilitasi kerjasama yang lebih erat antara pendidik dan

siswa.; mereka akan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri; dan mereka akan

meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dengan membuat penyajian pesan dan

informasi lebih jelas. (Kustandi, 2013:23)

Berdasarkan beberapa pandangan di atas, penggunaan Media pembelajaran

memiliki banyak manfaat bagi proses pembelajaran, antara lain: IPS. Siswa akan lebih

tertarik untuk belajar, lebih memperhatikan, dan lebih mudah memahami materi.

Hasil dari penggunaan media pembelajaran, yang akan meningkatkan proses dan hasil

belajar siswa.

4. Pengertian video pembelajaran

Media elektronik yang dikenal dengan media video memanfaatkan kekuatan

suara dan gambar untuk berkomunikasi dengan khalayaknya. Suara berfungsi sebagai

penambah atau pelengkap dari gambar yang ada, sedangkan gambar adalah kekuatan

utama (Warsita, 2011:118). kekuatan ini, media video dapat mempengaruhi emosi

setiap pemirsa, dan informasi yang disampaikan melalui media video akan jelas dan

mudah dipahami karena dilihat dan didengar.

Warsita, sebagaimana dinyatakan dalam 2011:118) Pesan dan informasi dalam

domain kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan dan apresiasi), dan psikomotor

(keterampilan) dapat disampaikan melalui desain dan penggunaan media video. Lebih

lanjut, seperti yang dikemukakan oleh Nugent dalam Samldino dkk. (2011:404), yang

menyatakan bahwa fungsi video di dalam kelas dapat dimanfaatkan untuk

memperkenalkan suatu topik, menyajikan materi, menawarkan penyempurnaan, dan

meningkatkan pengayaan.

5. Klasifikasi video
Menurut Suyanto (2003 : 2-9) berdasarkan perkembangan teknologi video

dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a) Live video feed

Objek tautan multimedia secara real time disediakan oleh umpan video langsung.

Biasanya menggunakan webcam untuk melihat umpan video internasional. Contoh

objek tautan termasuk umpan kamera langsung dan saluran televisi

b) Video tape

Video tape adalah jenis peralatan elektronik yang dapat menyimpan suara dan

gambar dalam sebuah kaset pita magnetik yang mudah untuk dimasukkan dan

dikeluarkan.VHS (Video Home System), video 8, Hi-8, VHS-C, super VHS, dan

betacam adalah berbagai format pita video. Informasi pada pita video disimpan

dalam gulungan, dan untuk mengaksesnya, kita harus mempercepat atau memutar

kembali untuk mencapai lokasi yang diinginkan, yang dapat memakan waktu

hingga tiga menit. Kedua, pita video bersifat linier. Kedua, sebagian besar pemutar

pita video tidak memiliki kendali komputer.

c) Video disk

Dua format disk video yang paling populer adalah: CED (Capacitance Electronic

Disc) dan CAV (Constant Angular Velocity) Pada abad ke-20, disk video adalah

salah satu sarana paling populer untuk menyediakan video untuk digunakan dalam

aplikasi multimedia di pemerintahan, industri, dan pendidikan. Cakram video, di

sisi lain, telah digantikan oleh video digital dan Digital Versatile Disc (DVD).

telah berkurang. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa disk video memiliki akses

acak yang sangat cepat dan menggunakan sumber daya komputer multimedia yang

sangat sedikit.
d) Digital Video

Dibandingkan dengan video analog, Jenis perekaman video yang menggunakan

teknologi digital disebut video digital. Klip video yang disimpan sebagai data pada

hard disk, memori hanya baca-baca disk kompak, atau perangkat penyimpanan

massal, biasanya direkam pada pita dan kemudian didistribusikan melalui cakram

optik, seperti VCD (Video Compact Disc) dan DVD. Jika tidak, klip dapat ditonton

dan diputar ulang tanpa memerlukan peralatan khusus.

Menurut Razaq, A., dan Ispantoro (2011), klasifikasi video juga dapat didasarkan

pada tujuan pembuatannya. Ini selain klasifikasi video berdasarkan kemajuan

teknologi.30), yang tercantum di bawah ini :

a) Video training dan pembelajaran

Untuk memudahkan pelatih, instruktur, guru, atau manajer untuk menyelesaikan

tanggung jawab mereka, video pelatihan dapat dibuat untuk memberikan

penjelasan mendalam tentang prosedur tertentu, instruksi untuk menyelesaikan

tugas tertentu, dan latihan. Sebuah klip video akan disajikan dalam berbagai format

(pemotretan video, grafik, animasi, narasi, dan teks) selama produksi,

memungkinkan pemirsa untuk sepenuhnya memahami konten.

b) Video klip musik

Media audio visual, atau media dengan unsur suara dan gambar yang dirancang

untuk mewakili sebuah lagu, termasuk klip video.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa klip video adalah pertunjukan lagu audio

visual. Penonton dalam hal ini dapat menonton penyanyi atau personel

membawakan lagu dan mendengarkan lagu, yang berlangsung antara tiga dan lima

menit. Format untuk televisi, DVD, dan banyak format lainnya dapat digunakan

untuk menampilkan klip video.


c) Video dokumenter

Video dokumenter telah lama digunakan sebagai sarana komunikasi. Mereka

menunjukkan realitas suatu objek atau peristiwa kehidupan dengan cara tertentu

dan secara efektif menyampaikan pesan tertentu kepada khalayak.

d) Video amatir

Saksi mata yang kita lihat di televisi adalah kontribusi dari video amatir, bukan

hasil pemotretan juru kamera stasiun televisi yang melakukan pekerjaan

profesional dan komersial. Video amatir adalah video yang menampilkan

peristiwa-peristiwa penting di dunia, terutama yang bersifat tragis (tidak

direncanakan). Gambar-gambar tersebut tidak hanya bermanfaat bagi banyak orang

yang hanya ingin mengetahui apa yang terjadi, tetapi juga dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan yang ingin mengetahuinya. untuk menyelidiki

dan belajar dari kejadian tersebut.

e) Video pendek dan iklan

Pertunjukan audio-visual dapat berlangsung dalam bentuk panjang dan pendek,

tergantung pada bagaimana mereka dipandang sebagai sarana komunikasi.

Misalnya, film fitur berdurasi penuh dapat berlangsung lebih dari 60 menit. Video

pendek bisa berdurasi lima menit, bahkan iklan bisa berdurasi 30 detik. Semuanya

mungkin memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari cara agar orang menerima

pesan yang mereka dengar, baik secara langsung maupun tidak langsung.

f) Video for fun

Video ini bisa digunakan untuk mengekspresikan diri yang dimudahkan dengan

acara TV yang narsis. Anda juga bisa membuat video keluarga yang asyik untuk

merekam aktivitas keluarga yang berpotensi membuat orang tertawa, antara lain
produk-produk yang berupa kegiatan "Reality Show". menampilkan kamera sirkuit

terbuka dan tertutup.

g) Video liputan acara

Dengan merekam suatu peristiwa dalam video sehingga dapat dibagikan kepada

orang lain dan dibagikan kepada mereka yang berkepentingan, atau dengan

menyimpannya untuk dinikmati generasi mendatang, maka pesan atau hikmah

yang disampaikan pada acara tersebut dapat tersebar.

h) Video profile

Seorang utusan (komunikator) membuat profil video untuk audiens tertentu atau

audiens yang menjadi fokus komunikasinya. Tujuannya adalah untuk menciptakan

citra positif yang pada akhirnya akan memotivasi audiens untuk mengubah sikap

dan mengambil tindakan.

Video digital adalah jenis video yang digunakan oleh peneliti, seperti yang

ditunjukkan oleh klasifikasi video di atas. Video digital digunakan oleh peneliti

karena dapat disimpan pada media penyimpanan acak apa pun, seperti hard disk

atau disk magnetik/optik. Mengakses bagian mana pun dari video digital dapat

dilakukan dalam waktu singkat. Video peneliti termasuk dalam kelompok video

pelatihan dan pembelajaran karena dimaksudkan untuk menyampaikan informasi

selama proses belajar mengajar, meskipun klarifikasi didasarkan pada tujuan. dari

produksinya.

6. Kelebihan dan kekurangan media video

Warsita, sebagaimana dinyatakan dalam 2011:121) Ada manfaat dan

kelemahan penggunaan video sebagai perangkat pembelajaran pada umumnya, antara

lain (a) merupakan media yang dikenal digunakan oleh semua lapisan masyarakat;b)

bersifat gerak dan audiovisual, sehingga pesan lebih mudah dipahami;c) menarik
karena dapat menampilkan gambar dan kenyataan yang hidup dan memanipulasi atau

menekankan hal-hal tertentu;d) dapat memberikan informasi terkini dengan segera;e)

Ada kemungkinan menghadirkan objek berbahaya yang terlalu besar atau terlalu

kecil;f) dapat menyusup ke batas dari kenyataan; gsubjek mungkin

Selain kelebihan dan kekurangan video, Azhar Arsyad (2011:50), misalnya: a)

Membeli video biasanya mahal, dan b) ketika video diputar, gambarnya bergerak

terus-menerus, sehingga tidak semua siswa dapat mengikuti informasi. apa yang perlu

Anda sampaikan melalui video. (c) tidak semua video yang tersedia memenuhi

persyaratan dan tujuan pembelajaran yang diinginkan; kecuali video tersebut dibuat

dan dirancang khusus untuk kebutuhan individu.

7. Pengertian hasil belajar

Aspek belajar yang paling menentukan adalah hasil. Sudjana Nana (2009:3)

Pada hakikatnya Perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar lintas domain

kognitif, afektif, dan psikomotor dikenal sebagai hasil belajar siswa.. Dimyati dan

Mudjiono Selain itu, mengemukakan bahwa interaksi antara belajar mengajar

menghasilkan hasil belajar Dari sudut pandang guru, evaluasi hasil belajar

menandakan kesimpulan dari proses pengajaran. Dari sudut pandang siswa, hasil

belajar adalah titik kritis dalam proses pembelajaran.

Dimyati dan Mudjiono (2006 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah

kognitif, sebagai berikut.

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari

dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,

peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.


b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal

yang dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru, misalnya, menggunakan prinsip.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci satu kesatuan ke dalam bagian

bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipatim dengan baik. misalnya

mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya

kemampuan menyusun suatu program.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kemampuan menilai hasil ulangan.

Disimpulkan, berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, bahwa siswa telah

mempelajari keterampilan sebagai hasil dari pengalaman belajarnya. Kemampuan

tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan evaluasi yang

bertujuan untuk mengumpulkan data bukti yang akan menunjukkan seberapa baik

siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran. dapat digunakan untuk mengevaluasi

hasil belajar. Hasil belajar kognitif IPA (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3)

merupakan tiga tingkat hasil belajar yang dikaji dalam penelitian ini. Tes merupakan

instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa.

8. Indikator dalam Hasil Belajar

Secara teori, semua domain Pengungkapan hasil belajar yang ideal mencakup

perubahan psikologis yang disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar siswa.

Sangat penting untuk mengetahui daftar indikator yang terkait dengan jenis

pencapaian yang perlu diungkapkan atau diukur. Faktor-faktor dalam memperoleh

siswa ukuran dan data hasil belajar. Tingkat penguasaan siswa disebut hasil
belajar.dengan berpegang pada program belajar mengajar dan mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006):3) Belajar mengajar berjalan

beriringan untuk menghasilkan hasil belajar. 2011:Menurut 922), hasil belajar

seseorang adalah realisasi atau perluasan potensi keterampilan atau kapasitas. Namun

demikian, hasil belajar Aunurrahman.2012:63) sebagai hasil yang telah dicapai

seseorang setelah mengalami proses pembelajaran dengan terlebih dahulu

mengevaluasi proses pembelajaran.

Ada banyak hadits dalam Islam yang berbicara tentang pentingnya menuntut

ilmu, dan semuanya menekankan betapa pentingnya mempelajari sains, begitu juga

dengan agama, sains, budaya, dan teknologi. Rasulullah SAW bersabda

‫أطلب العلم من المهد إلى التحد‬

Artinya : Dari kandungan sampai liang lahat, menuntut ilmu.” Setiap

muslim wajib menuntut ilmu juga.

Nabi SAW menyatakan dalam sebuah hadits mencari informasi tambahan

tentang manfaat mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam:

‫ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل هللا له به طريقا إلى الجن‬

Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan

mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699).

Jika hasil belajar memenuhi syarat Tingkat ketuntasan minimum setiap guru

mata pelajaran dianggap lengkap. Sering kali, hasil belajar digunakan dalam arti yang

sangat luas—apa yang telah dicapai siswa sesuai dengan berbagai aturan. Pekerjaan

rumah, ujian lisan, ujian semester, dan ujian harian diberikan di kelas, dan

sebagainya.

Warsita (2010:) mengacu pada hasil belajar as6) mengemukakan bahwa tiga

jenis domain digunakan untuk mencapai hasil belajar. antara lain:


a. Ranah kognitif, yang terhubung dengan hasil belajar intelektual dan mencakup

enam komponen—pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.;

b. Ranah afektif dalam kaitannya dengan keyakinan dan sikap. Ada lima tingkat

kemampuan dalam domain afektif: menerima, menanggapi atau bereaksi,

mengevaluasi, mengatur, dan mendefinisikan dengan nilai atau nilai yang

kompleks; dan

c. Ranah Koordinasi neuromuskular, manipulasi objek, dan keterampilan motorik

semuanya termasuk dalam psikomotorik..

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal

yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri

siswa. kemampuannya. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi secara signifikan

oleh faktor kemampuan siswa Clark (2007) menyatakan dalam Sugihartono

(2012:89), yang menyatakan bahwa lingkungan berpengaruh 30% terhadap hasil

belajar di sekolah, sedangkan kemampuan siswa berpengaruh 70%. Dorongan untuk

belajar, minat dan perhatian, sikap, dan kebiasaan belajar adalah semua pertimbangan

penting selain kemampuan siswa. Selain itu, banyak variabel yang berbeda.

Karena tindakan Belajar adalah perubahan perilaku yang dimaksudkan dan

disadari, maka adanya pengaruh dari dalam diri siswa adalah logis dan wajar. Siswa

harus memiliki keinginan yang kuat untuk belajar dan mencapai kesuksesan. Namun

demikian, lingkungan terus mempengaruhi hasil adalah bahwa berbagai faktor dapat

berdampak pada hasil belajar yang dicapai. eksternal. Kualitas pengajaran di sekolah

merupakan salah satu pengaturan terbaik untuk belajar signifikan yang mempengaruhi
prestasi siswa. Apakah mendidik dan pengalaman pendidikan sangat menarik dalam

mencapai tujuan yang ditunjukkan atau apakah sifat mendidik itu rendah atau tinggi.

10. Penilaian hasil belajar

Menurut Djamarah dan Zain (2010):120), tes prestasi belajar harus dapat

digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Tes prestasi belajar

dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut berdasarkan tujuan dan ruang

lingkupnya:

a. Tes formatif : Tujuan penilaian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai

jumlah hari siswa telah menyerap topik jawaban. Dapat mengukur sato stai topik

diskusi tertentu. Dalam waktu yang telah ditentukan, Proses belajar-mengajar

ditingkatkan dengan memanfaatkan hasil tes...

b. Tes subsumatif : Tes ini menggabungkan sejumlah bahan ajar tertentu yang telah

ditampilkan dalam waktu tertentu. Dalam rangka meningkatkan tingkat prestasi

belajar atau hasil belajar siswa, Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa baik

siswa terserap.. Rapor didasarkan pada hasil tes subsumatif ini, yang digunakan

untuk meningkatkan proses belajar dan mengajar.

c. Tes sumatif : Tujuan dari tes ini adalah untuk menilai seberapa baik siswa telah

memahami materi yang selama satu semester.Tujuannya adalah untuk memastikan

bahwa siswa belajar dengan sukses selama periode pembelajaran tertentu.Hasil tes

sumatif ini digunakan untuk kenaikan kelas dan pemeringkatan (ranking).dan

review kualitas sekolah.

11. Ilmu Pengetahuan Sosial

mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar dan menengah, serta nama

program universitas yang identik dengan “ilmu IPS” disebut dengan “Ilmu Sosial”

disingkat IPS. Di SD/MI/SDL, salah satu bidang studi Ilmu Sosial yang diajarkan
(IPS).Pengetahuan yang mempelajari peristiwa, fakta, dan gagasan dikenal sebagai

ilmu-ilmu sosial. dan generalisasi terkait masalah sosial (Sadun Akbar et al.,2010:77).

Siswa IPS jenjang SD/MI diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia dan

warga dunia yang demokratis, bertanggung jawab, dan cinta damai..

(Hidayati, 2008). digabungkan atau dilebur membentuk IPS. Karena kesamaan

karakteristiknya, mata pelajaran tersebut digabungkan menjadi satu bidang studi yang

dikenal sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Sehingga jelaslah bahwa IPS adalah ilmu yang menggabungkan ide-ide dari

berbagai bidang ilmu sosial dan bidang ilmu lain yang mempelajari hubungan

manusia dan fenomena yang berhubungan dengan lingkungan sosial dan fisik.

Menurut Taneo (2010), tujuan umum pembelajaran IPS adalah melatih siswa

untuk berpikir kritis dan melestarikan budaya suatu bangsa sekaligus mempersiapkan

mereka menjadi negara dan warga negara yang baik.. Hidayati, sebagaimana

dinyatakan dalam 2008:1.26) Tujuan dari pendidikan IPS adalah membantu peserta

didik menjadi warga negara yang baik dengan pengetahuan, keterampilan, dan

kepedulian sosial yang bermanfaat tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi

masyarakat dan bangsa. Menurut Hamalik (Hidayati, 2008, 1.26), ketiga tujuan IPS

itu yang paling relevan dengan tindakan siswa adalah (1) pengetahuan dan

pemahaman, (2) sikap hidup belajar, dan (3) nilai dan sikap sosial.4) kemampuan

Penjelasan Mendiknas tentang tujuan IPS (2006:75), adalah agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu. inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.


c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Menurut Hidayati (2008:1.26) ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan tejadi di sekitar anak dari keluarga,

sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan

berbagai permasalahannya.

b. Kegitan manusia, misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,

komunikasi, transportasi.

c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi

yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.

d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai

dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan

kejadian yang besar.

e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian

permainan, keluarga.

Jadi dapat dipahami bahwa sumber belajar materi IPS adalah kehidupan

masyarakat dan lingkungan individu (siswa)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Salah satu dari beberapa penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan

permasalahan yang sedang dihadapi saat ini adalah penelitian pertama yang

dilaksanakan pada tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Video

Terhadap Hasil Belajar IPS (Studi Eksperimen di Kelas VII Siswa SMP Negeri 8

Jakarta)."Dengan tingkat signifikansi 0,05, temuan menunjukkan bahwa nilai tining

lebih besar dari Itabel pada materi kegiatan ekonomi dan pemanfaatan potensi sumber
daya alam, menunjukkan bahwa hipotesis H diterima. Berdasarkan hal tersebut

Berdasarkan temuan, terlihat bahwa hasil belajar IPS siswa dipengaruhi secara

signifikan oleh konten video. Kelas VII SMP Negeri 8. Jakarta. Hal ini terlihat dari

banyaknya siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran dan tertarik untuk

menerima perlakuan melalui video. media, sehingga menghasilkan hasil belajar yang

positif.

Penelitian berikut yang Nurfitriana melakukan penelitian pada tahun 2018

berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual dan Variasi Metode Terhadap

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di Negeri 1 Matajang 1 Makassar”.

hasil, dan variabel metode t-tabel (1,734) secara simultan berpengaruh signifikan dan

signifikan terhadap media audio visual pada taraf signifikan 5% masing-masing.

Miftahul Jannah kemudian melakukan penelitian tambahan pada tahun 2018

dengan judul “Pengaruh Media Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS

Siswa Kelas VI SDN 10 Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang”. desain. Hasil

perhitungan digunakan rumus independent sample t test. Tingkat signifikansi 0,030

0,05 menunjukkan bahwa hasil belajar IPS dipengaruhi oleh media video

pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran

berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 10 Pangkajene Kabupaten

Sidenreng Rappang.

Para peneliti menemukan sejumlah persamaan dan perbedaan dari hasil

penelitian sebelumnya. Misalnya, kedua penelitian menemukan bahwa penggunaan

media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Peneliti

juga menemukan perbedaan lokasi dan waktu penelitian, khususnya yang berkaitan

dengan jenis materi pembelajaran.


C. Kerangka Pikir

Ilmu ekonomi, sejarah, sosiologi, geografi, dan hukum adalah semua contoh

ilmu-ilmu sosial yang termasuk dalam payung IPS. Pembelajaran IPS dapat dianggap

sebagai mata pelajaran yang didasarkan pada realitas dan fenomena sosial.

masyarakat, alam dengan segala sumber dayanya, dan wilayah di permukaan bumi

semuanya tercakup dalam kurikulum IPS. Kegiatan ekonomi dan potensi pemanfaatan

sumber daya manusia termasuk di antara materi pembelajaran IPS. Karena materi

yang tercakup dalam IPS begitu luas dan kompleks, pendidik harus memilih alat dan

metode pembelajaran seefisien mungkin. Jika materi yang disajikan dapat dibawa ke

dalam kelas dengan media pembelajaran yang dapat menjelaskan fenomena sosial

yang terjadi di masyarakat, maka konten pengajaran IPS akan sangat bermakna. .

Kerangka konseptual penelitian ini dapat diringkas sebagai berikut: dalam

pendidikan IPS, kelompok kelas eksperimen berbasis video dan kelompok tradisional

di kelas metode pembelajaran tradisional) dibagi. Berdasarkan hasil pembagian

tersebut, peneliti akan melakukan evaluasi dan analisis untuk mengetahui apakah

metode tersebut berpengaruh.berdampak pada hasil belajar siswa yang mempelajari

IPS. Berikut adalah uraian kerangka konseptual penelitian ini:


Pembelajaran IPS

Penggunaan Media Video Pembelajaran dengan


Metode Konvensional

Evaluasi

Analisis

Temuan

Mengambil tindakan Tidak ada dampak

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir


D. Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2013) mengatakan bahwa Hipotesis hanya merupakan tanggapan

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. sebagai kalimat tanya.99). Hipotesis

berikut dapat dirumuskan dengan menggunakan kajian teoritis, penelitian terdahulu,

dan kerangka konseptual.

1. Hipotesis alternatif : Ada pengaruh penggunaan media video terhadap hasil

belajar IPS siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

2. Hipotesis Nihil : Hasil belajar IPS siswa tidak terpengaruh dengan

penggunaan media video. eksperimen dan kelas

kontrol

Anda mungkin juga menyukai