Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara perangkat lunak (bahan belajar) dan perangkat keras (alat belajar). Association for Education and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi. National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan Heinich, dkk (1982) mengartikan istilah media sebagai “the term refer to anything that carries information between a source and a receiver”. (Muhson, 2010: 2-3). Wilbur Schram (1982) berpendapat bahwa media adalah Information carying technologies that can be used for instruction. The media instruction, consequently are extensions of the teacher. Menurutnya media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru. Pengertian yang dikemukakannya tidak jauh beda dengan pengertian yang dikemukakan oleh Asociation of Education Comunication Technology (AECT), yang mana media diartikan dengan segala bentuk dan saluran yang dapat dipergunakan untuk proses penyalur pesan. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah media sebagai perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. (Mahnun, 2012: 28). Menyalurkan pesan. Sedangkan Noehi Nasution (2004: 7) menuliskan media pembelajaran menurut 1) Gagne, media pembelajaran sebagai komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar, 2) Briggs, media pembelajaran adalah wahana fisik yang mengandung materi pelajaran dan 3) Wilbur Schramm, media pembelajaran adalah teknik pembawa informasi atau pesan Pengertian media pembelajaran juga disampaikan oleh beberapa pakar pendidikan diantaranya, Mulyani Sumantri (2000: 125) menuliskan: menurut Bringgs (1970) ialah segala alat fisik yangdapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar, contoh buku, film, kaset.Aristo Rahardi (2003: 9) menuliskan menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk pembelajaran. Yusuf Hadi Miarso: media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadi nya proses belajar mengajar (Adam, 2015: 79). 2. Manfaat Media Pembelajaran Pada dasarnya pengertian media telah menunjukkan bahwa manfaat media adalah memperlancar proses interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat terbantu untuk belajar secara optimal. Kemp dan Dayton (dalam Irawan dkk) mengidentifikasi manfaat media dalam proses belajar mengajar sebagai berikut. 1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. 2) Proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. 3) Proses belajar lebih interaktif 4) Jumlah waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien. 5) Kualitas belajar dapat lebih ditingkatkan. 6) Proses belajar dapat dilakukan tidak hanya di kelas. 7) Sikap positif siswa terhadap bahan belajar maupun proses belajar dapat ditingkatkan 8) Peran guru berubah kearah yang lebih positif dan produktif. (Darmanto, 2015: 10-11) Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (dalam Depdiknas, 2003) mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu : 1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif 4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa 6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar 8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan di atas, masih terdapat beberapa manfaat praktis. Manfaat praktis media pembelajaran tersebut adalah : 1) Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkret 2) Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu 3) Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia. 4) Media dapat menyajikan objek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas (Muhson, 2010: 4). 3. Jenis-Jenis Media
Berdasarkan kategori media, Paul dan David (1999) melalui Rishe
(2007) berpendapat bahwa ada enam kategori media, yaitu media yang tidak diproyeksikan, media yang diproyeksikan, media audio, media film dan video, multimedia, dan media berbasis komunikasi. Sementara, menurut Schramm mengkategorikan media dari dua segi: dari segi kompleksitas dan besarnya biaya dan menurut kemampuan daya liputannya. Briggs mengidentifikasikan 13 macam media pembelajaran yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film televisi, dan film gambar. Bretz (dalam Hujair., 2009) mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis, dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu, Bretz juga membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga terdapat delapan klasifikasi media: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio visual semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak. (Muhson, 2010: 5). Jenis-jenis media menurut Rudi Bretz sebagaimana dikutip oleh (Arif Sadiman, 1993) yang membagi media ke dalam 8 klasifikasi, yakni: 1) Media audio visual gerak, 2) Media audio visual diam, 3) Media audio semi gerak, 4) Media visual gerak, 5) Media visual diam, 6) Media visual semi gerak, 7) Media audio, 8) Media cetak. (Talizaro, 2018: 106). Media pembelajaran secara arbiter dapat dikategorikan dalam lima kategori sebagai berikut: 1) Media visual: gambar, sketches, ilustrasi, pola, diagram, foto, film, film strip slide, chart, graphs (pictorial, lingkaran, balok, garis), drawings, lukisan, buletin, koran, majalah, poster, periodical, buku (teks, referensi, perpustakaan), ensiklopedia, kamus, komik, kartun, karikatur, peta (wisata, komersial atau ekonomi, politik) globe, direktori jalan brosur perjalanan, rute dan timetable, kereta dan pesawat, iklan kalender, tabel diorama, simbol, demontrasi, miming, desk presenter, 2) Audio (musik, kata, suara, efek suara): rekaman, tape, radio, laporan siswa, cerita, puisi, drama, alat musik, pre-recored plays, laporan, diskusi, 3) Audio-visual: sound moving pictures, televisi, puppets (stick, gloves, string), improvized and scripted dramatization, role playing, ekskursi, fenomena alamiah yang ditemui di sekeliling, demonstrasi, LCD dan komputer, 4) Tactile: specimen, objek, ekshibit, artifact, model, sculptured figure, live and stuffed animal, eksperimen: tool material yang telah dikonstruksi dari suatu model, mainan, wayang dan pertunjukan wayang, mengukur dan menimbang, kebun pekarangan, templates dan termometer, 5) Virtual: internet, website, e-mail, audio-videostreaming, chatting, messaging, audio, video conferencing, e- newsgroup, cybernews. (Rindiantika, 2018: 2-3).