3. Media Projeksi
Media projeksi diam memiliki persamaan dengan media grafis, dalam art] dapat menyajikan
rangsangan-rangsangan visual. Bahan-bahan grafis banyak digunakan juga dalam media projeksi
diam. Media projeksi gerak, pembuatannya juga memerlukan bahan-bahan grafis, misalnya untuk
lembar peraga (captions). Dengan menggunakan perangkat komputer (multi media), rekayasa
projeksi gerak lebih dapat bervariasi, dan dapat dikerjakan hampir keseluruhannya menggunakan
perangkat komputer. Untuk mengajarkan skill (keterampilan motorik) projeksi gerak mempunyai
banyak kelebihan di bandingkan dengan projeksi diam. Beberap media projeksi antara lain adalah:
(1) Film Bingkai, (2) Film rangkai, (3) Film gelang (loop), (4) Film transparansi, (5) Film gerak 8 mm,
16 mm, 32 mm, dan (6) Televisi dan Video.
D. Kelaikan Media
Dikenal adanya tiga macam kelaikan media, yaitu kelaikan praktis, kelaikan teknis, dan kelaikan
biaya
1. Kelaikan Praktis, didasarkan pada kemudahan dalam mengajarkannya bahan ajar dengan
menggunakan media, seperti: (1) media yang digunakan telah lama diakrabi, sehingga
mengoperasikannya dapat terlaksana dengan mudah dan lancar, (2) mudah digunakan tanpa
memerlukan alat tertentu, (3). mudah diperoleh dari sekitar, tidak memerlukan biaya mahal, (4) mudah
dibawa atau dipindahkan (mobilitas tinggi), dan (5) mudah pengelolaannya.
2. Kelaikan Teknis, adalah potensi media yang berkaitan dengan kualitas media. Di antara unsur yang
menentukan kualitas tersebut adalah relevansi media dengan tujuan belajar, potensinya dalam memberi
kejelasan informasi, kemudahan untuk dicerna. Dan segi susunannya adalah sistematik, masuk akal,
apa yang terjadi tidak rancu. Kualitas suatu media terutama berkaitan dengan atributnya. Media
dinyatakan berkualitas apabila tidak berlebihan dan tidak kering informasi.
3. Kelaikan Biaya, mengacu pada pendapat bahwa pada dasarnya ciri pendidikan modern adalah efisiensi
dan keefektifan belajar mengajar. Salah satu strategi untuk menekan biaya adalah dengan simplifikasi
dan memanipulasi media atau alat bantu dan material pengajaran.
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan
komponen dari sistem instrusional di samping pesan, orang, teknik dan peralatan. Dari usaha penantaan
yang timbul yaitu pengelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan atau karakteristiknya.
Beberapa contoh usaha ke arah taksonomi media tersebut antara lain :
1)Taksonomi menurut Rudy Bretz
Bertz mengidentifikasikan ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu : suara, visual
dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu garis ( line graphic ) dan simbol yang merupakan suatu
kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan. Bretz juga membedakan antara
media siar ( telecommunication ) dan media rekam ( recording ) sehingga terdapat 8 klasifikasi media,
yaitu :
Media audiovisual gerak
Media audiovisual diam
Media audio semi-gerak
Media visual gerak
Media visual diam
Media semi-gerak
Media audio
Media cetak
2) Hirarki media menurut Duncan
Dalam penyusunan taksonomi media menurut hirarki pemanfaatan untuk pendidikan, Duncan
ingin mensejajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya disatu pihak dan
kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain
pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki.
3) Taksonomi menurut Briggs
Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu :
Obyek
Model
Suara langsung
Rekaman audio
Media cetak
Pembelajaran terprogram
Papan tulis
Media transparansi
Film rangkai
Film bingkai
Film
Televisi
Gambar
MEDIA PEMBELAJARAN
2 SKS / 2 JP
Disusun :
Dr. H. Y. PADMONO
STAF PENGAJAR FKIP UNS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
MARET, 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas berkat rahmatNya penulian buku Media
Pembelajaran ini dapat diselesaikan.
Penulian ini masih pada tahap uji coba, hal ini disebabkan terbatasnya waktu dan
tersedianya sarana-prasarana penunjang, sehingga buku ini masih bersifat pengantar
yang diharapkan pada waktunya nanti akan dapat dilengkapi dengan gambar-gambar
yang sangat diperlukan dalam mempelajari media pembelajaran. Akan tetapi dengan
pengantar yang sederhana dan kemauan para calon guru untuk mengembangkan
sendiri, maka itu tujuan mempelajari materi media pembelajaran akan tercapai.
Konsekuensi logis dari buku ini , tentunya masih perlu perbaikan dan penyempurnaan.
Untuk itu saran dan kritik penyusun harapkan demi penyempurnaan penulisan buku
ini di waktu yang akan atang.
Semoga buku ini memberikan manfaat bagi calon guru dan pemerhati pendidikan
umumnya. Amien
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
i
KATA
PENGANTAR
. ii
DAFTAR
ISI
..
iii
BAB I KOMUNIKASI DAN MEDIA
INSTRUKSIONAL.. 1
A. Faktor-faktor yang menghambat PBM
1
B.
C.
12
A. Taksonomi
.
12
B. Karakteristik
.
14
1.
Media
Grafis..
2.
Media Tiga
Dimensi
14
23
3.
4.
5.
Media
Audio..
BAB III PERENCANAAN DAN PENGGUNAAN
MEDIA..
33
29
26
28
A.
33
B.
36
1.
Pengembangan Media
2.
Langkah-langkah Pengembangan.
3.
4.
Penulisan
Naskah..
40
5.
Produksi
Program.
42
6.
Uji
Coba
C.
Patokan Pembuatan Media
Grafis.
37
37
38
44
45
DAFTAR
PUSTAKA
.
49
Lampiranlampiran
50
BAB I
KOMUNIKASI DAN MEDIA INSTRUKSIONAL
Penggunaan media secara efektif menuntut seorang guru untuk memahami latar
belakang secara teoritis tentang pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar.
Dengan pemahaman tersebut, guru akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman
hal-hal yang berkenaan dengan proses belajar mengajar, dimana proses belajar
mengajar pada hakikatnya merupakan aktivitas komunikasi.
Proses komunikasi belajar mengajar akan semakin efektif apabila terdapat komponen
media yang berfungsi sebagai penyampai pesan sehingga subjek didik akan
terangsang, baik pikiran maupun perasaan sehingga akan timbul perhatian dan minat
yang mendorong subyek untuk belajar.
Beberapa latar belakang perlunya penggunaan media dalam kegiatan belajar
mengajar. Berikut akan diuraikan hal-hal mendasari atau melatar belakangi
penggunaan media di dalam proses komunikasi belajar.
A.
Verbalisme
Verbalisme terjadi apabila seorang guru terlalu banyak atau hanya menggunakan katakata di dalam menjelaskan isi pelajaran, memberi contoh, dan di dalam
mengilustrasikan. Cara mengajar demikian sering menimbulkan terganggunya
konsentrasi belajar dan timbulnya penangkapan materi yang bersifat abstrak.
Perbedaan pengalaman, kosa kata, kosa bahasa tidaklah sama antara guru dan murid,
antara siswa dengan siswa. Perbedaan tersebut berdampak timbulnya kesulitan siswa
di dalam menerima materi-materi bersifat verbal.
2.
Kekacauan Makna
lebih dingin dibanding s dan air, padahal salju tidaklah keras bahkan sangat lunak,
halus, dan ringan.
Kesulitan tersebut akan semakin besar jika siswa mempunyai sifat pemalu dn takut
untuk bertanya pada guru.
3.
Pada proses belajar mengajar tampak siswa tengah mengikuti pelajaran dan tidak
pernah menimbulakan kesulitan pda guru dan kelas nampak tenang dan penuh
perhatian. Padahal kenyataan tidakah demikian (mengingat usia siswa berada pada
masa imajinatif / suka berangan-angan). Banyak siswa yang sebenarnya tidak
tertarik pada pelajaran, bosan, bingung terhadap apa yang dijelaskan guru, akan tetapi
siswa tak berdaya karena takut mengganggu, takut bertanya. Akhirnya sisa melarikn
diri pada dunianya dari dunia kelas ke dunia angan-angan.
Keadaan demikian tentu mengganggu tercapainya tujuan pengajaran. Guru perlu
tanggap terhadap gejala perilaku siswa yang suka lari ke dunia angan-angan dengan
berusaha mencari penyebabnya.
Dalam hal tersebut media merupakan alternatif yang dapat memelihara minat,
memberi variasi, menguarangi rasa jemu, menarik, dan memusatkan perhatian.
4.
Suatu objek bila diamati oleh beberapa individu kadang mempunyai kesan yang
berbeda terhadap objek tersebut.
Perbedaan kesan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : pengalaman,
pengetahuan, tingkat kecakapan, kosa kata, dan kosa bahasa.
Kondisi tersebut sering pula terjadi dalam aktifitas belajar mengajar. Siswa dalam
satu kelas mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap tujuan dan isi pelajaran.
Perbedaan persepsi tersebut berkembang terhadap apa yang menjadi tujuan guru
mengajarkan topik tertentu.
Kenyataan tersebut mengakibatkan persepsi yang kemudian akan mempengaruhi
siswa dalam memperoleh persepsi dan pemahaman yang keliru, yang pada akhirnya
mempengaruhi respon mereka ketika mengerjakan soal.
Untuk mendapatkan pemahaman dan persepsi yang sama terhadap tujuan isi
pelajaran, dan proses belajar mengajar pemanfaatan media sangat membantu, sebab
Proses Komunikasi
Pengertian Komunikasi
4)
Secara teori komunikasi adalah proses yang dilakukan oleh suatu sistem untuk
mempengaruhi sistemyang lain melalui pengaturan lambang-ambang yang
disampaikan.
Dari uraian tersebut nampak bahwa komunikasi tidak hanya mempunyai pengertian
hubungan saja, melainkan lebih kompleks yaitu adanya pengiriman pesan dalam ujud
lambang yang telah dimengerti pelaku komuniksai (sender-receiver). Lebih lanjut
dapat dilihat, bahwa komunikasi merupakan suatu proses, yaitu proses berupa
tindakan pengirim (komunikator;sender) kepada (komunikasi; receiver = penerima).
Komunikasi dilihat dai bentuknya dibedakan :
1. Komunikasi satu arah (One Way communication), yaitu komunikasi dimana
peran pelaku komunikasi tidak berubah.
Komunikator Pesan Komunikan
2. Komunikasi dua arah ( Two Way communication / double way communication),
yaitu komunikasi dimana peran pengirim dan penerima saling bertukar peran.
Komunikator
Komunikan
Komunikan
Komunikator
Pesan
Pesan/ Respon
b.
Bentuk-bentuk Komunikasi
1)
Intra Persona
Receiver
Pesan
3)
Komunikan
Receiver
Komunikator
Sender
Komunikator
Sender
Komunikan
receiver
Balikan
Pesan
Komunikasi dua arah (langsung)
4)
Encoder
Interprenter
Decoder
Encoder
Interprenter
Decoder
Signal / pesan
Umpan Balik
c.
Komponen Komunikasi
2)
3)
4)
Alat atau segala sesuatu yang menunjang penyampaian pesan ( instrumen,
media, signals)
Secara sederhana komponen utama komuniksai adalah :
1)
2)
Pesan (message)
3)
Paul Bergevin (1963) proses merupakan prosedur yang terjadi intra dan inter personal
(hubungan kedalam diri dan hubungan antar pribadi) sebagai faktor bagaimana
seseorang secara kontras mempelajari apa yang dipelajari.
Whiterington dan Cronbach (1982) proses belajar merupakan perbuatan, melakukan
reaksi, sedang mengalami (menghayati), dan tengah menyerap pengalaman.
Arief Sadiman ; proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,
yaitu penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran media tertentu kepada
penerima.
Wilbur Schramm dan Phillips Combs (1971) mengatakan bahwa proses (dalam bidang
pembelajaran) adalah kesatuan dari metode-metode, teknik-teknik dan organisasi serta
pengolahan input guna mencapai dasar tujuan.
Dengan demikian jelas bahwa proses belajar mengajar merupakan proses yang tengah
berlangsng/komunikasi interaktif antar person yang melibatkan pendidikan dan siswa,
metode-metode, teknik serta pengolahan input dalam mencapai tujuan pengajaran.
Dengan demikian dapat dikatan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan proses
komunikasi instruksional.
Sumber pesan
(guru)
Pesan
Bahan belajar
Umpan Balik
(hasil)
Penerima pesan
(siswa)
Dari komunikasi intruksional dapat dilihat komponen komponen yang terlibat :
1.
Sumber pesan
2.
3.
Sumber pesan
Media, metoda, teknik
Umpan Balik
(guru)
Siswa
c. Pengertian, Pemanfaatan Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari kata medium (latin) yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima.
Association of Education An Communication Technology (AECT) (1977)
menyatakan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan/ informasi. Lebih lanjut dikatakan media atau bahan adalah
perangkat lunak (soft ware) berisi pesan / informasi pendidikan yang biasanya
disajikan dengan mempergunakan peralatan. Sedang peralatan atau perangkat keras
(hard ware) merupakan sarana untuk menampilkan pesan terkandung pada media.
Gagne (1970) menngatakan media adalah berbagai jenis komponen dlm lingkungan
siswa yang merangsangnya untuk belajar.
Briggs (1970) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.
National Education Association media adalah bentuk-bentuk komunikasibaik
tercetak maupun audio visual serta peralatannya.
Ensyclopedia Webster Dictionary (1960) ; media atau medium adalah sesuatu yang
terletak di tengah atau alat apa saja yang digunakan sebagi perantara atau
penghubung dua pihak atau dua hal.
Bretz(1971) media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah,jadi suatu
perantara.
Gerlach dan Elly (1980) media adalah grafik, foto grafik, elektronik,atau alat-alat
mekanik untuk menyajikan, memproyeksikan dan menjelaskan informasi lisan atau
visual
Dari beberapa batasan tersebut,nyata bahwa media makna segala hal (manusia, alat)
yang ,membantu atau perantara pesan dari pengirim kepada penerima.
Dalam buku ini dapat disimpulkan pengertian media mengandung makna intruksional
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan sehingga subyek didik
terangsang pikiran,emosinya sehingga timbul perhatian/minat dan memungkinkan
subyek belajar.
2. Manfaat Media
Edgar Dale,dkk (1949) menyatakan fungsi dan manfaat media,meliputi :
a)
b)
c)
Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga
memungkinkan hasil belajar lebih tahan lama.
d)
Memberi pengalaman-pengalaman nyata pada siswa sehingga usaha belajar
sendiri dapat berkembang.
e)
f)
Ikut membantu pertumbuhan pengertian yang berakibat pula pada
pertumbuhan kosa kata.
g)
1) managemen pengajaran
2) pengajaran secara individual
3) pemberian pengajaran khusus (hal tertentu).
Arif Sadiman, dkk (1986) secara garis besar kegunaan media, sebagai berikut :
a)
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata, tertulis, maupun lisan belaka)
b)
1)
Obyek terlalu besar : bisa digantikan dengan realia, gambar, model, film
bingkai, film.
2)
Obyek terlalu kecil : bisa digantikan dengan proyektor mikro, film bingkai,
film, atau gambar
3)
Gerak yang terlalu cepat, dapat di bantu dengan Time lapse atau High-speed
photography.
4)
Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa di tampilkan lagi lewat
rekaman film, video, film bingkai, foto.
5)
Obyek yang terlalu kompleks (misal mesin-mesin,jaringan tubuh) dapat
disajikan dengan model diagram.
6)
Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa, iklim) dapat ditampilkan
dalam bentuk film bingkai, gambar, dan lain-lain.
c)
Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat negativ
siswa :
1)
2)
Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak dengan lingkungan
dan kenyataan
3)
memungkinkan anak didik belajar sndri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya
d)
Dengan media pengajaran bisa mengatasi kesulitan guru dalam menghadapi
siswa-siswa yang mempunyai sifat unik dengan lingkungan dan pengalaman yang
berbeda.Kesulitan akan bertambah bila latar belakang siswa berbeda dengan siswa
lain.Masalah ini dapat diatasi dengan media yang mampu :
1)
2)
Mempersembahkan Pengalaman
3)
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai(1990) alasan berkenaan dengan maanfaat media
pengajaran dalam proses belajar mengajar :
a.
Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
b.
Bahan pengajaran akan lebih jelas maksudnya, sehingga dapat lebih dipahami
oleh para sisw a, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran dengan
lebih baik.
c.
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seprti mengamati, melaksanakan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.
3.Fungsi media
Penggunaan kata fungsi dan maanfaat kadang dipertukarkan penggunaannya.Akan
tetapi pada hakikatya berbeda, karena di dalam fungsi mengandung suatu misi
tertentu, sehingga dari fungsi justru muncul manfaat.Dengan demikian pengertian
fungsi ini mempunyai kedekatan pengertian dengan role (peranan).
Arif Sadiman (1986), mengemukakan fungsi medis instruksional meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
The Role Of Mass Communication In America Society, dalam buku Mass Media
and Education, menyatakan fungsi media, meliputi :
a. Fungsi informasional ( pnyampaian informasi )
b. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan mulai dari berpikir konkrit
menuju brpikir abstrak, dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks.
5. Jenis dan Kriteria Media
Ada beberapa jenis medi pengajaran yang bisa digunakan dalam proses belajar
mengajar :
a. Media Grafis : gambar/foto, grafik, diagram, dsb.
b. Media tiga dimensi : realita, model, spesiment
c. Media Proyeksi :
1) Diam
2) Gerak
: Film Gelang.
b.
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, bahan yang bersifat fakta, konsep,
prinsip, generalisasi sangat memerlukan bantuan media untuk mempermudah.
c.
d.
e.
f.
A. Taksonomi
Dalam teknologi pendidikan, terdapat beberapa komponen instruksional, antara lain :
media atau sumber bahan, pesan, orang, teknik latar, dan peralatan. Pengertian media
sampai saat ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. AECT (1977) Media atau
bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang
biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau
perangkat keras (hard ware) sendiri merupakan sarana untuk dapat menampilkan
pesan yang terkandung pada media tersebut.
Masuknya berbagai pengaruh ke dalam khasanah pendidikan, antara lain : seperti ilmu
cetak mencetak, tingkah laku, komunikasi, dan laju perkembangan teknologi
elektronik, pada akhirnya media tampil dalam berbagai jenis dan format ( modul,
cetak, film, televise, slide/film bingkai, film strip/film rangkai, program audio,
computer dan sebagainya ), masing-masing dengan cirri-ciri dan kemampuannya
sendiri.
Dari hal-hal tersebut timbul usaha-usaha penataan, yaitu pengelompokan atau
klarifikasi menurut kesamaan cirri atau karakteristiknya. Beberapa contoh usaha
kearah taksonomi media tersebut antara lain :
1.
Taksonomi menurut Rudy Bretz. Bretz mengidentifikasi cirri utama dari media
menjadi tiga unsure pokok, yaitu : a. suara, b. visual, c. gerak, garis (line graphic),
dan simbul yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan
indera penglihatan. Disamping itu Bretz juga membedakan antara media siar
(telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi
media : a. media audio visual gerak, b. media audio visual diam, c. media audio semi
gerak, d. media visual gerak, e. media visual diam, f. media semi gerak, g. media
audio, dan h. media cetak. Skema dari klarifikasi media dapat dilihat pada gambar 1.
2.
hirarki Duncan disusun menurut tingkat kerumitan perangkat media yang digunakan.
Skema hirarki ini dapat dilihat pada gambar 2.
Catatan :
Semakin rendah tingkat hirarki media, semakin tinggi satuan biayanya dan semakin
umum sifat penggunaanya. Namun sebaliknya kemudahan dan keluasan
penggunaannnya semakin berkurang.
3.
Taksonomi menurut Briggs. Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik
menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkannya daripada medianya
sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas
pembelajaran, bahan, dan transmisinya. Briggs mengidentifikasikan 13 macam media
yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu : obyek, model, suara 1
langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media
transparansi, film bingkai, film, televise dan gambar. Matriks ini dapat dilihat pada
gambar 3.
4.
Taksonomi menurut Gagne. Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing
medianya, Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu : benda untuk
didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film
bersuara dan mesin belajar. Ke tujuh kelompok media ini kemudian dikaitkannya
dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang
dikembangkannya, yaitu : pelontaran stimulus belajar, memberi kondisi minat belajar,
contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir,
memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik. Taksonomi ini
dapat dilihat pada gambar 4.
Masih banyak taksonomi dari para ahli, misalnya dari J.V. Edling yang membagi
media berdasar kontinum pembelajaran, Schramm (1977) membagi berdasarkan
kerumitan media, dan media mahal atau sederhana/murah, disamping itu Schramm
membagi pula berdasar daya luputnya menjadi media masal, media kelompok, media
individual, allen mengelompokkan media dengan mencoba menghubungkannya
dengan fungsi media dengan mencoba menghubungkannya dengan fungsi media
dengan tujuan belajar yang hendak dicapai.
Dari berbagai taksonomi dari para ahli, Nampak jelas bahwa sampai saat ini belum
dapat disatukan atau belum dapat diambil suatu kesepakatan tentang taksonomi media
yang berlaku secara umum dan menjangkau semua aspeknya, khusunya aspek
instruksionalnya.
Dari perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, nampaknya tidak akan
muncul kesatuan pandan gan tentang taksonomi media. Berkenaan dengan itu seorang
guru di dalam kegiatan pemilihan media, dapat menggunakan salah satu taksonomi
media, atau dengan menggunakan beberapa taksonomi ditinjau dari tujuan guru
menggunakan media dan daya dukungnya terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.
Dapat pula seorang guru berusaha memilih media dengan menggunakan acuan
pemilihan media oleh Anderson ( akan dibahas dalam pemilihan media ).
B.
Karakteristik
Media Grafis
Media grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi umtuk menyampaikan
pesan dari sumber ke penerima pesan, saluran yang dipakai menyangkut indera
penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbul-simbul
komunikasi visual.
Simbul-simbul tersebut perlu difahami benar artinya agar proses penyampaian pesan
dapat berhasil dan efisien. Secara khusus grafis berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan
cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Media grafis mudah pembuatannya, sederhana, relative murah, Jenis-jenis media
grafis, anatara lain :
a.
Gambar / foto
Sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata (pepatah cina). Kelebihan
gambar :
1.) Sifat konkrit, realistis menunjukkan pokok masalah disbanding media verbal.
2.) Gambar mengatasi batasan ruang dan waktu. Banyak peristiwa atau objek tidak
mungkin dibawa kedalam kelas, untuk itu foto/gambar dapat mewakilinya.
3.) Ganbar mengatasi keterbatasan pengamatan. Missal : sel, penampang daun, tidak
mungkin kita lihat denga mata telanjang.
4.) Dapat memperjelas suatu masalah yang mencegah atau membertulkan kesalah
pahaman.
5.) Murah dan gampang didapat serta digunakan (tanpa peralatan khusus)
Foto / gambar yang baik sebagai media pendidikan, adalah gambar yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, selain itu ada 6 syarat foto / gambar yang baik, yaitu :
1.)
2.)
3.) Ukuran relatif ; dalam gambar perlu diberi pembanding (skala) agar siswa tidak
sulit membayangkan besar benda.
4.)
5.) Gambar bagus belum tentu baik untuk mencapai pembelajaran. Walau dilihat
dari segi mutu kurang, gambar / foto kiranya siswa sendiri sering lebih baik.
6.) Tidak semua gambar bagus merupakan media yang bagus. Gambar harus bagus
dari sudut seni dan sesuai tujuan pembelajaran.
b.
Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagianbagian pokoknya tanpa detail.
Setiap orang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru harus dapat
menuangkan ide dalam bentuk sketsa, selain dapat menarik perhatian murid,
menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan.
setiap jenis kemudian ditutup dengan potongan kertas yang mudah untuk dilepas.
Potongan kertas ini akan menari saat penyajian satu persatu.
2.) Chart Sekaligus
Bagan / chart disajikan sekaligus banyak macamnya antara lain :
a) Bagan organisasi ; bagan organisasi adalah bagan yang menjelaskan hubungan
fungsional antara bagian-bagian dalam suatu organisasi. Missal : struktur organisasi di
Perguruan Tinggi.
b) Bagan berganbar (bagan lukisan) ; bagan yang disampaikan berupa lukisan,
missal : dalam peta dicantumkan gambar binatang tertentu yang hidup di daerah
tertentu.
c) Bagan pandangan tembus ; bagan yang menerangkan keadaan di dalam suatu
benda, tanpa menghilangkan bentuk utuh benda.
d) Bagan terurai ; bagan yang memberikan gambaran seandainya sesuatu diurai,
tetapi tetap dalam posisi dan urutan semula. Missal : ganbar meja atau kursi yang siap
untuk dirakit.
e) Bagan petunjuk ; bagan yang memberikan petunjuk pembuatan sesuatu. Misal :
pembuatan mebel.
f)
Bagan garis waktu (time line chart) ; bagan yang melukiskan keadaan waktu
tertntu dan menggambarkan hubungan antara peristiwa yang terjadi pada waktu
tersebut.
Misal : tumbuhnya kacang dari menuangkan biji sampai tumbuh.
-
g) Bagan pohon (tree chart) ; Ibarat sebuah pohon yang terdiri dari batang, cabang,
dan ranting. Biasanya posisi atau hubungan antara kelas / keturunan. Missal : silsilah
raja
h) Bagan arus (flow chart) ; Menggambarkan arus suatu produksi atau dapat pula
menelusuri tanggung jawab atau hubungan kerja antar berbagai bagian atau saksi
suatu organisasi. Tanda panah seringkali untuk menggambarkan arah arus tersebut.
Missal : alur produksi suatu barang dari produsen sampai ke konsumen.
i)
Stream Chart ; merupakan kebalikan dari tree chart. Jika diagram pohon
dimulai dari suatu hal kemudian memecah menjadi bagian, maka dalam stream chart
berbagai hal tersebut akhirnya menyimpul / menuju ke suatu hal yang sama. Missal :
suatu produk dihasilkan dari berbagai bahan mentah.
j)
Wall Chart ; media ini berupa denah, bagan, skema, atau gambar-gambar pada
kertas lembar yang biasanya digantungkan pada dinding.
Contoh : karta gambar benda bernyawa, benda tak bernyawa, gambar perbuatan, alatalat pertanian.
k) Flash chart ; Media ini berupa kartu-kartu ukuran 15 X 20 X cm2 yang terbuat
dari karton. Kartu ini berisi gambar yang berbentuk stick figure / gambar dengan
garis pokok saja, akan tetapi dapat menggambarkan maksud. Kartu paling sedikit
berjumlah 20 buah. Media ini cocok untuk melatih ketrampilan berbicara secara
spontan dengan pola kalimat tertentu.
l)
Ritatoon ; Media ini berupa gambar lepas yang cukup menarik dan
mengandung suatu pesan / informasi dimana di belakang ganbar diberikan tambahan
keterangan tentang gambar tersebut, sehingga ketika guru menjelaskan isi gambar
guru tidak perlu membalik / melihat gambar akan tetapi cukup membaca keterangan
yang ada di sebalik gambar.
Media ini cocok untuk mengajarkan materi bersifat informasi baru yang merangsang
anak untuk terlibat secara intelektual dan emosional untuk membuat tanggapan
terhadap gambar yang ditampilkan.
1. Diagram
Diagram adalah gambaran terbuka dari suatu obyek atau proses. Maksud diagram
adalah untuk menerangkan irisan atau penampangan dari suatu yang ditunjukkan
dengan gambar, garis, dan kata.
Missal : penampang batang pohon, penampang kulit manusia, diagram cara membuat
air bersih
1. Grafik (Graphs)
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, `garis atau gambar.
Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol verbal digunakan disitu.
2)
3)
4)
5)
6)
Sederhana (simplicity)
7)
8)
9)
Termasuk grafik dua skala, atau dua proses yang dinyatakan dalam garis vertical dan
garis horizontal yang saling bertemu. Baik pada garis vertical maupun horizontal
dicantumkan angka-angka yang akan menyampaikan informasi tertentu dari pesan
yang disajikan. Selain membandingkan dua data, grafik garis dapat menunjukkan
perkenbangan dengan jelas. Penggambaran dapat dengan menggunakan garis lurus,
garis patah, dimulai dari kiri ke kanan, naik, turun, atau mendatar.
2)
Grafik batng juga menggunakan proses vertical dan horizontal. Grafik jenis ini
bermanfaat untuk membandingkan sesuatu obyek, atau peristiwa yang sama dalam
waktu berbeda, atau menggambarkan berbagai hal / obyek yang berbeda tentang
sesuatu yang sama.
3)
menggunakan symbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan
cepat.
1. Karikatur
Karikatur adalah gambar yang disederhanakan bentuknya dan biasanya berisi sindiran.
Karikatur dapat digunakan sebagai media komunikasi untuk semua tingkatan social,
mulai dari orang tak bersekolah sampai berpendidikan tinggi.
1. Poster
Poster merupakan suatu gambar yang mengkombinasikan unsure-unsur visual seperti :
garis, gambar, dan kata-kata yang bermaksud menarik perhatian serta
mengkomunikasikan pesan secara singkat.
Poster yang baik seharusnya berwarna tetapi tidak berkesan ruwet.
Poster dalam proses belajar dapat digunakan, misalnya untuk mengenalkan bahasan
yang mengandung peringatan tentang hal-hal berbahaya. Poster disamping
menyampaikan pesan juga dapat mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang
yang melihatnya.
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, kayu, seng, dan semacamnya. Pemasangannya
bias di dalam kelas di luar kelas, dipohon, di jalan, dimajalah. Ukuran fleksibel sesuai
kebutuhan. Namun secara umum poster yang baik hendaknya :
1)
Sederhana
2)
3)
Berwarna
4)
5)
Tulisannya jelas
6)
3)
Dengan penggunaan peta / globe dalam proses belajar mengajar mempunyai kelebihan
:
1) Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan,
dan lain-lain.
2)
Peta ini menunjukkan hubungan antara wilayah tertentu dengan keadaan ekonominya.
3) Peta politik ; Peta yang menggambarkan batas-batas suatu Negara sampai pada
bagian-bagian atau batas-batas terkecil, yang dilengkapi kata-kata terpenting, lautan,
sungai, danau serta rute transportasinya.
Peta ditinjau dari bentuknya dibagi atas :
1) Peta buta ; peta ini digunakan untuk menguji sejauh mana pemahaman siswa
tentang isi peta. Peta disajikan dalam bentuk kosong tanpa informasi.
2) Peta timbul ; peta berbentuk tiga dimensi yang menyajikan perbedaan tinggi
rendahnya permukaan tanah diwujudkan dalam relief.
3) Atkas ; himpunan berbagai jenis peta sehingga berujud semacam kamus
geografi yang lengkap.
4) Globe ; model bumi bulat dalam bentuk kecil. Globe memungkinkan untuk
melihat perbandingan darat dan laut secara tepat, perbandingan luas, jarak, bagaimana
bumi berputar, katulistiwa, garis lintang, garis bujur.
1. Papan
Dengan semakin terbukanya dunia pendidikan, maka penggunaan papan tidak terbatas
pada papan hitam. Jenis-jenis papan, antara lain :
1)
2)
7) Papan flannel ; papan yang dilapisi kain flannel yang dapat untuk menempelkan
pias / kertas yang telah dilapisi dengan busa / kain pasir.
8) Papan tetap ; papan yang telah ada gambar ( tak dapat di hapus ). Kerangka dari
suatu bentuk tertentu, sehingga guru tinggal menjelaskan sesuatu dengan menambah
bagian-bagian secara detail.
9) Papan temple ; Papan yang dapat digunakan untuk menempelkan pengumuman,
berupa berita singkat, brosur.
10) Papan tali ; papan yang berupa bentangan tali yang dapat digunakan
menggantungkan struktur atau operasi angka / bilangan.
11) Papan selip (slot board / Pocket chart ) ; papan yang berguna untuk meletakkan
kartu-kartu kata / bilangan disusun menjadi satu kalimat / operasi bilangan
2.
Kubus Struktur
Media ini dibuat dari beberapa kubus yang terbuat dari kayu ataupun karton. Pada
keenam sisinya bertuliskan kata-kata tertentu. Kubus pertama biasanya berisi kata
yang menduduki gatra subyek, kubus ke dua gatra predikat, kubus ke tiga gatra obyek,
dan gatra ke empat gatra keterangan. Akan tetapi dalam perkembangannya maka gatra
lain dapat disiapkan pada sela atau akhir kubus yang telah disebutkan di muka.
Kubus structural ini dapat pula digunakan untuk bidang studi selain bahasa Indonesia,
yaitu : dalam bidang studi bahasa inggris, bahasa arab, matematika (dalam operasi
bilangan)
b.
Bumbung substitusi
Media ini berupa bumbung panjang yang pada bagian luarnya dilapisi karton manila
yang dapat diputar (missal empat karton). Penggunaan media ini pada prinsipnya
sama dengan kubus struktur.
c.
Media yang berupa rangkaian gambar yang berkaitan satu dengan lain ( seperti flip
chart) yang penyajiannya dengan memutar tombol pemutar sehinggga gambar akan
berganti sesuai dengan yang dikehendaki.
Dalam penyajian rotation ganda (dua macam gambar) dapat dilengkapi dengan
gambar tumpang tindih (overlays) seperti dalam media over head transparan (OHT).
d.
Model
Model adalah media yang mewakili benda sebenarnya. Suatu model mungkin lebih
besar, lebih kecil, atau sama dengan benda aslinya.
Macam-macam model antara lain :
1)
Model susunan terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu
bagian penting dari obyek tersebut.
Contoh : Model susun dari tubuh manusia untuk mengenal susunan dan ukuran tubuh.
3)
Model kerja adalah tiruan dari suatu obyek yang memperlihatkan bagian luar dari
obyek asli, dan mempunyai beberapa bagian luar dari obyek asli, dan mempunyai
beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya.
Contoh : Suatu kelas membangun stasion cuaca sendiri. Para siswa mendirikan
Model Kerja dari rambut Hygrometer untuk mengukur hujan, indicator kecepatan
angin, panah arah angin, indicator awan, satu barometer indicator gerakan udara
(konstruksi sederhana yang petunjukkannya terdapat di dalam naskah Ilmu
Pengetahuan).
Model dibuat agar siswa tidak hanya mengenal prinsip akan tetapi siswa akan
mengetahui mekanisme suatu obyek berfungsi.
Contoh lain : telegraf, telepon, kapal api, mistar sorong, busur derajat, protaktor,
biola, seruling, harpa, tamburin (kesemuanya dapat dibuat dan merupakan bentuk dari
model kerja)
e.
Specimen
Specimen merupakan media yang merupakan bagian atau pecahan dari benda
sebenarnya (atau contoh). Misalnya : pecahan gelas, contoh daun, contoh uang, dsb.
f.
Mock up
Media yang berupa bagian benda yang ingin ditunjukkan cara kerjanya. Misalnya ;
guru akan mengajarkan tentang mesin pembangkit tenaga listrik, maka guru cukup
memperlihatkan salah satu bagian yang perlu diterangkan dengan membuat tiruannya
ke dalam kelas.
g.
Diorama
2)
Peristiwa bersejarah
3)
4)
5) Adegan cerita, peristiwa pokok dari suatu cerita yang menceritakan urutan
kejadian.
h.
Boneka (marionette / bahasa perancis) ada dua, yaitu : 1) tubuh yang dihubungkan
dengan lengan, kaki dan badannya, digerakkan dari atas dengan tali atau kawat kawat
halus. 2) Boneka yang digerakkan dari bawah oleh seseorang dengan tangannya
masuk ke bawah pakaian boneka (wayang golek / sunda).
i.
Menggunakan benda nyata atau makhluk hidup (real life materials) dalam
pembelajaran sering kali paling baik, karena siswa akan dengan tepat memperoleh
pengalaman nyata. Penggunaan benda nyata perlu mempertimbangkan 1) apakah
memungkinkan dimanfaatkan dalam kelas secara efisien, 2) bagaimana caranya agar
benda nyata sesuai dengan pola belajar siswa, 3) dari mana sumbernya benda nyata
digunakan.
Penggunaan benda nyata dalam pelajaran dengan cara :
1)
Memperkenalkan unit baru perlu metode khusus yang menarik perhatian anak
Melengkapi perbandingan
5)
Film bingkai adalah suatu film transparan berukuran 35mm dalam bentuk positif film,
yang biasanya dibungkus bingkai 2 X 2 inci ( 5 X 5 cm ) terbuat dari karton / plastic.
Film yang telah diframing (diberi bingkai) kemudian diproyeksikan pada layar di
ruang gelap baik secara manual, remote control, maupun dengan sunc tape (operasi
secara otomatis bersama suara).
b.
Berbeda dengan film bingkai yang terpisah, maka dalam film rangkai film berujud
dalam satu rangkaian. Konsekuensinya dalam memproduksi, film rangkai harus
berurutan antara gambar satu dengan yang lain.
c.
Media ini senantiasa disajikan secara bersama-sama dengan perangkat kerasnya yaitu
OKP (Overhead Proyektor). Media ini dibuat diatas bahan transparasi (film aceate
atau plastic). Cara penyajian transparasi antara lain :
1) Overlays : Penyajian transparasi secara tumpang tindih yang diproyeksikan
bersama-sama.
2) Revelation ; penyajian dengan cara buka tutup jendela, yaitu dengan membuka
dan menutup sebagian dari transparasi dengan maksud untuk mempertunjukkan
bagian-bagian tertentu yang mendapat perhatian terlebih dahulu.
d.
Media ini memproyeksikan benda-benda datar tiga dimensi. Kelebihan media ini,
bahwa bahan cetak, majalah bagan, peta dapat diproyeksikan secara langsung tanpa
dipindah ketransparan, kelemahan perlu ruangan gelap dan arus listrik yang besar.
f.
Microfis ( Microfishe )
4.
Media pandang proyeksi gerak dibedakan menjadi dua yaitu : media pandang
proyeksi gerak tanpa suara dan media pandang proyeksi gerak bersuara.
a.
Yang termasuk dalam kategori media yang terdiri dari film gelang ( Loop Film ) yaitu
media yang terdiri dari film berukuran 8 mm atau 16 mm yang ujung-ujungnya saling
bersambungan sehingga film ini akan berputar terus berulang0ulang kalau tidak
dimatikan.
Film 8 mm lebih praktis karena dirancang dalam bentuk kaset, lama putarnya 3 4
menit, karena bisu terkadang guru perlu member narasi (ulasan)
b.
Media Audio
Media audio merupakan salah satu media yang setiap hari selalu digunakan manusia
dalam komunikasi yang bersifat auditif. Demikian pula di dalam pembelajaran mulai
dari SD, sampai perguruan tinggi, media audio merupakan media yang banyak
digunakan (hasil penelitian).
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaran terutama digunakan di dalam :
a.
b.
c.
c.
d.
e.
Menambah pengalaman belajar bahasa bagi anak yang belum bias membaca.
a.
Bentuk ini berupa uraian topic permasalahan yang dibawakan secara sederhana, katakata yang akrab dan mudah dimengerti pendengar.
Bentuk ini periu pembicara yang menarik, bernada tidak menggurui
b.
Bentuk ini berupa percakapan dua pihak tentang sesuatu masalah. Pihak-pihak yang
terlibat saling tukar pendapat, oleh karena itu mereka mempunyai kedudukan yang
sama, dalam arti percakapan seimbang.
c.
Bentuk Wawancara
Merupakan bentuk percakapan antara dua pihak yang berbeda kedudukannya. Dalm
arti satu pihak menjadi pewawancara dan pihak lain orang yang diwawancarai.
Pertanyaan dan jawaban hendaknya satu persatu yang jelas dan tidak beruntun.
Wawancara dapat dibedakan :
1) Wawancara informasi ; ialah wawancara yang mengemukakan fakta-fakta,
kadang ada sedikit ulasan dari pewawancara dalam rangka melancarkan pembicaraan.
Missal : wawancara berita, program documenter, wawancara dalam majalah udara.
2) Wawancara pribadi ; ialah wawancara untuk mengenalkan pribadi seseorang
yang terkenal, penting, menarik, berprestasi untuk dapat mengemukakan ide-idenya,
kehidupannya, pengalamannya, prestasinya. Wawancara bentuk ini biasanya berjalan
lamban, menampilkan profil karakter atau potret orang yang ditokohkan.
d.
Bentuk Diskusi
e.
Bentuk Berita
Merupakan bentuk penyajian yang berisi sejumlah kesaksian mata, ringkasan pidato,
laporan kejadian, komentar, pembicaraan pendek, wawancara, yang hamper sama
dengan isi suatu Koran.
Program ini akan mahal jika dibuat secara professional.
f.
Bentuk Dokumenter
Program berisi berita mengenai peristiwa yang sesungguhnya terjadi. Lama program
15 60 menit. Documenter dapat menceriterakan kisah tentang sesuatu sedang terjadi
atau telah terjadi. Contoh : Letusan Gunung Gelunggung, pembuatan Koran, cara
menanam padi.
g.
Feature
Majalah Udara
Program ini sama dengan feature akan tetapi tidak hanya satu masalah melainkan
beberapa topic yang disusun dalam berbagai bentuk
i.
Drama
BAB III
Untuk penggunaan media, maka guru dapat menganalisis kemampuan awal siswa
sehingga dapat disesuaikan dengan media yang akan dipilih. Edgar Dale membuat
suatu analisis penggunaan media disesuaikan dengan taraf pengalaman siswa yaitu
The Cone Experience yang terbagi atas : doing, observing, dan symbolysing.
Masing-masing dapat diuraikan
a. Doing, berupa pengalaman-pengalaman yang dapat mendorong individu untuk
memperoleh pengalaman langsung. Yang termasuk doing, yaitu:
1) Direct, pursefull experiences: merupakan pengalaman-pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dengan jalan berhubungan langsung dengan
benda, kejadian, dan keadaan sebenarnya di mana siswa aktif belajar/bekerja sendiri,
mengalami, memecahkan masalah sendiri, semua dihayati didasarkan atas tujuan
tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.
2) Contrived experinces (pengalaman tiruan)
Pengalaman yang diperoleh melalui benda-benda atau kejadian-kejadian tiruan dari
yang sebenarnya.
Proses penciptaan kembali, yang disebabkan benda atau kejadian yang sulit di dapat,
terlalu kecil/besar, terlalu jauh, terlalu rumit, dan sebagainya.
Misal : model, mock up, obyek.
3) Dramatic participation (dramatisasi)
Penyajian dalam bentuk drama dari berbagai gerakan sampai permainan yang
lengkap. Penyajian ini akan menarik perhatian, pelaku mengalam watak yang
diperankan, bernilai terapi, melatih kerja sama, melatih penguasaan bahasa, mimik,
sikap, dan gaya.
Demonstration (demonstrasi)
Dengan kegiatan karya wisata memberi kesempatan siswa melihat obyek yang
mengandung informasi secara langsung, sehingga akan memperluas dan memperkaya
pengalaman. Kegiatan karya wisata dapat diefektifkan dengan mencatat, diskusi,
tanya jawab, dan membuat laporan.
3)
Exhibition (Pameran)
Gambar hidup akan memberikan informasi aktual dan autentik (nyata) dan dapat
menghemat waktu, sehingga dapat menimbulkan minat dan perhatian anak.
5)
Gambar diam dapat berupa lukisan, ilustrasi, karikatur, kartun, poster, gambar seri,
potret slide, OHT, film strip, opaque proyektor.
Radio dan tape recorder dapat digunakan dalam pembelajaran yang efektif, dapat
menambah pengetahuan, pengalaman, dan memotivasi belajar. Siaran radio/kaset
dapat berupa ceramah, ceritera, wawancara, sadiwara, feature, majalah udara, narasi,
dialog, diskusi, dan sebagainya.
c. Symbolizing
Di dalam kehidupan intelek tidak dapat dilepaskan dari simbol, abstraksi, kerena
individu dapat belajar dengan tidak melihat. Individu belajar dari taraf konkrit ke arah
abstrak, dari sederhana ke kompleks. Termasuk dalam symbolizing, antara lain:
1)
Yaitu visualisasi dari keseluruhan sesuatu yang dijelaskan ke dalam suatu bentuk
tertentu, misalnya : bnetuk sketsa, bagan, grafik, poster, komik, diagram, peta, dan
sebagainya.
2)
Simbol-simbol mewakili obyek ide yang tidak sama dengan objeknya, misalnya
berupa kata, rumus, ide (baik, cantik)
Pengalaman belajar menurut Edgar Dale tidaklah terpisah secara diskrit, akan tetapi
kadang berkaitan antara satu dan yang lain, di mana pengalaman adalah sumber
belajar.
The Cone of Experience dapat digambarkan sebagai berikut :
10. Verbal symbol
9.
Visual symbol
8.
7.
Motion pictures
6.
Exhition
5.
Filed strip
4.
Demontrasion
3.
Dramatic participation
2.
Contrived experience
1
2
3
4
5
6
7
8
10
9
SYMBOLIZING
OBSERVING
Gambar The Cone of Experience Edgar Dale
B. PENGEMBANGAN MEDIA INTRUKSIONAL
Di dalam pengembangan media instruksional, meliputi kegiatan: pertama pembahasan
pengertian pengembangan media instruksional, kedua membahas langkah-langkah
dalam pengembangan media instruksional, ke tiga membahas tentang hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menyusun rencana program. Ke empat membahas tentang
langkah-langkah umum dalam penulisan naskah program media, ke lima membahas
langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam melaksanakan kegiatan produksi media,
ke enam membahas tentang maksud dan jenis-jenis uji coba program media
instruksional.
Mengingat jenis media bermacam-macam dan cara pembuatannya berbeda-beda,
maka dalam bahasan ini hanya dibahas prinsip-prinsip umum dalam pengembangan
media. Dengan pembahasan bahasan ini pembaca/guru/calon guru diharapkan dapat
memiliki kemampuan dalam merencanakan dan langkah-langkah pengembangan
media.
1. Pengembangan Media
Pengertian hakiki media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, hal ini
membuktikan bahwa kaset, radio, video, film, surat kabar, majalah, buku merupakan
media. Sedangkan intruksional (instruction = inggris) diartikan pembelajaran, yaitu
usaha-usaha atau kegiatan yang bertujuan agar sasaran didik/subyek didik belajar.
Dengan demikian dalam pemanfaatan media siswa merupakan titik sentral perhatian.
Dalam pembelajaran yang penting bukanlah apa yang dilakukan guru, akan tetapi apa
yang dapat dilakukan siswa (subyek didik). Proses belajar diharapkan bukan karena
guru mengajar siswa dapat belajar, akan tetapi dimungkinkan interaksi aktif antara
Dari uraian kegiatan pengembangan media dapat divisualisasikan dalam bagan arus
sebagai berikut :
Penulisan naskah
SELESAI
Uji Coba
Revisi
Tidak
ya
PRODUKSI
Bagan Arus : Pengembangan Media
3.
Dalam rancangan isi terdiri dari tiga komponen, yaitu : topik, tujuan, fan pokok-pokok
materi program.
a. Topik
Topik ditentukan berdasar kurikulum yang digunakan dalam proses belajar mengajar,
kecuali itu program media haruslah berisi materi yang diperlukan siswa.
Kebutuhan belajar adalah kesenjangan/beda antara penegtahuan, ketrampilan, dan
sikap yang seharusnya dimiliki siswa, dengan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
yang telah siswa miliki.
Contoh: kurikulum kelas III SD menuntut supaya siswa bersikap bersih dan
menghargai kebersihan. Kalau pada saat ini semua siswa kleas III SD telah memiliki
siskap hidup bersih dan menghargai kebersihan, maka materi sikap hidup bersih dan
menghargai kebersihan bukanlah kebutuhan belajar siswa. Dengan demikian topik
didasarkan atas analisis kebutuhan siswa.
b. Tujuan Instruksional
Setelah topik ditentukan, perlu segera dirumuskan tujuan instruksional yang ingin
dicapai melalui program media. Tujuan disusun dalam kemampuan, pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan yang diharapkan dari siswa yang dapat diamati dan diukur
(obserable dan measureble).
c. Pokok-Pokok Materi Instruksional
Tujuan pembelajaran dapat tercapai bila bahan belajar disusun sesuai dengan tujuan
yang telah dirumuskan. Pokok-pokok materi merupakan penjabaran/ perincian lebih
lanjut dari tujuan yang telah dirumuskan.
Contoh: Jika tujuannya adalah Siswa dapat menjelaskan keuntungan keluarga kecil
., maka pokok-pokok materi dapat dijabarkan:
Keluarga kecil terdiri dari .
Pada keluarga kecil kesehatan ibu terjamin
Keluarga kecil ibu banyak waktu memperhatikan anak
Keluarga kecil, makanan dan pakaian lebih terjamin
Keluarga kecil lebih mampu membiayai sekolah
Berikut merupakan bagan arus pembuatan rancangan isi program media.
PEMBUATAN RANCANGAN ISI
R
A
N
C
A
N
G
A
N
I
S
I
TUJUAN
Analisis Kebutuhan
TOPIK
Analisis Sumber
Analisis Siswa
Pokok-pokok Materi
Bagan arus: Pembuatan Rancangan Isi Program Media
Adapun garis besar penyusunan rancangan isi program media dapat dibuat tabel
sebagai berikut:
Tabel: GARIS-GARIS BESAR RANCANGAN ISI PROGRAM MEDIA
No. Topik
Tujuan
Umum
Tujuan
Khusus
4.
Pokok-pokok Ket.
Materi
Penulisan Naskah
Sebelum penulisan naskah, langkah yang perlu dilakukan adalah mempelajari prinsipprinsip penulisan naskah.
Setiap media mempunyai kebiasaan sendiri dalam menuangkan isi program ke dalam
naskah. Secara garis besar penulisan naskah meliputi:
a. Format naskah
Tiap media mempunyai bentuk sendiri, misal: media audio terdiri dari tiga kolom,
yaitu kolom nomor urut, kolom pelaku dan jenis bunyi yang akan direkam
(musik/sound effect), kolom berisi kalimat-kalimat yang harus dibaca oleh pengisi
suara.
Naskah video terdiri dari kolom gambar dan petunjuk tentang pengambilan gambar,
dan kolom yang harus diisi dialog (kalimat) yang harus dibaca oleh pelaku,
musik/sound effect yang harus direkam.
b. Terminologi
Naskah adalah rencana produksi, naskah adalah pedoman sutradara, pelaku, teknisi,
dalam kegiatan produksi. Agar pedoman/petunjuk tidak salah tafsir, maka penulis
harus menggunakan terminologi yang biasa digunakan dalam penulisan naskah.
Misal: Off mike artinya; kode bagi pembaca/pemain untuk pada saat membaca naskah
mulutnya tidak diarahkan langsung ke mike.
Tilt down artinya; memberi petunjuk kepada juru kamera, bahwa gambar harus
diambil dengan gerakan kamera dari atas ke bawah.
c. Bentuk-bentuk Program
Ada berbagai bentuk program, misalnya dokumentasi, cerita, drama, feature, dan
sebagainya. Bentuk ini mempunyai gaya dan cara penulisan yang berbeda-beda,
karena itu bentuk-bentuk program ini juga perlu dipelajari dengan seksama.
Setelah penguasaan prinsip-prinsip penulisan naskah maka dapat menentukan
program apa yang akan ditulis. Pada penulisan harus senantiasa mengacu pada
rancangan isi yang telah disusun. Pokok-pokok materi yang telah dirinci di dalam
rancangan isi dialihkan ke dalam naskah sesuai bentuk program.
Naskah yang telah selesai ditulis perlu direview oleh orang yang dipandang ahli, baik
daris segi isi maupun dari segi penyajian, serta medianya. Idealnya review dilakukan
oleh ahli bidang pelajaran, ahli pengembang instruksional, dan ahli media
instruksional.
Reviewer bertugas mengkaji kelemahan-kelemahan yang ada dan memberi
saran perbaikannya.
Naskah yang telah dinilai baik oleh reviewer maupun penulis belum tentu baik bagi
sasaran didik, mungkin terlalu sulit bagi siswa, kurang menarik. Untuk itu naskah
perlu diuji coba kepada sampel sasaran didik. Sampel diberi gambar-gambar sesuai
uraian gambar. Naskah yang masih lemah perlu diperbaiki dan direvisi, naskah yang
baik siap diproduksi.
Adapun penulisan naskah dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
PENULISAN NASKAH
PRINSIP PRINSIP PENULISAN NASKAH
PENULISAN
REVIEW
REVISI
UJI COBA
Tidak
ya
REVISI
PRODUKSI
Tidak
ya
.
5.
Produksi Program
Produksi program berarti mengubah naskah menjadi program siap pakai, baik berupa
kaset rekaman, film,slide, dan sebagainya. Kegiatan produksi ini dipimpin oleh
seorang sutradara dan melibatkan sejumlah kerabat kerja dan pemain.
Sutradara adalah orang yang bertugas menyiapkan, mengkoordinir, dan memimpin
pelaksanaan produksi. Baik buruknya suatu program menjadi tanggung jawab
sutradara. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan sutradara dalam menjalankan
tugas:
a. Mempelajari Naskah
Seorang sutradara setelah menerima naskah, ia harus mempelajari denagn
seksama.Naskah harus dimengerti betul. Ia harus menghayati adegan demi adegan,
bagian demi bagian, situasi, perwatakan tiap pelaku naskah.
Dari penghayatan dapat dibayangkan adegan, situasi, suasana yang akan diciptakan.
b. Memilih Kerabat Kerja Produksi (crew)
Kerabat kerja adalah staf/orang-orang yang membantu sutradara dalam pelaksanaan
produksi. Jumlah crew tergantung media yang diproduksi.
Pada produksi program media audio, kerabat produksi yang diperlukan hanyalah
seorang atu dua orang operator mesin perekam. Produksi slide suara, kecuali dua
operator juga diperluakn juru kamera, juru gambar grafis, editor gambar, petugas
pemberi bingkai (framing=framer). Dlam produksi film lebih banyak lagi, antara lain :
juru kamera, juru lampu, juru suara, ahli rias, juru gambar grafis, properties, juru
dekor, desainer interior (ruang), kleper, asisten sutradara, juru catat dan sebagainya.
c. Memesan Studio
2) Kesiapan kerabat dan pemain : perlu penjadwalan dan job diskripsion yang jelas
dan tepat.
3) Kesiapan peralatan : perlu cek peralatanyang akan digunakan, apakah semaunya
berfungsi dengan baik dan siap digunakan.
4) Kesiapan barang-barang yang akan digunakan : kesiapan peralatan perlengkap,
misal : alat rumah tangga, kendaraan, pakaian, yang dapat menciptakan suasana.
5) Menyiapkan lokasi : bila dilakukan di studio perlu disiapkan tempat dan
peralatan, bila di luar studio perlu ditentukan lokasi yang tepat. Sutradara dapat
mencari (hunting) lokasi bersama crew.
f.
Pelaksanaan Produksi
Pada jadwal pelaksanaan semua pemain da kerabat kerja produksi harus siap di tempat
yang telah ditentukan dengan segala peralatan, perlengkapan, yang diperlukan.
Pemain dapat segera menyiapkan untuk make up, latihan terakhir sebelum shooting
atau rekaman.
Kendali produksi ada di tangan sutradara. Produser tiap produksi media berbeda,
petunjuk lengkap dapat dilihat pada pembuatan media secara khusus.
Uji Coba
Suatu program agar baik dan efektive, sebelumdigunakan sasaran didik. Suatu
program media yang oleh pembuat dirasa baik, tetapi mungkin media tersebut tidak
menarik, sukar dipahami siswa, atau tidak merangsang proses belajar sasaran didik,
maka media dapat dikatakan tidak baik.
Uji coba dimaksudkan untuk melihat efektivitas progarm itu bila digunakan oleh
sasaran didik.
Adapun langkah uji coba, adalah:
a. Menentukan tujuan
Dalam uji coba harus dirumuskan secara spesifik dan jelas, apakah bertujuan untuk
melihat menarik tidaknya media, mengetahui mutu teknisnya, atau apakah sasaran
didik dapat belajar dari program itu, atau beberapa tujuan sekaligus.
b. Membuat alat uji coba
Data-data yang berkaitan dengan kebaikan, kelemahan, efisiensi, dan efektivitas
program dapat dikumpulkan melalui observasi, interview dengan sasaran didik,
kuisioner, atau tes. Untuk itu sebelum uji coba perlu membuat alat uji coba itu. Alat
uji coba dapat berupa daftar cek, pedoman interview, kuisioner, soal-soal tes.
Uji coba dengan dua atau tiga sasaran didik sabagai sampel. Sampel diminta belajar
dengan menggunakan media yang dicobakan. Siswa membaca, mendengarkan,
melihat program tersebut. Selama proses belajar kita dapat mengamati reaksi dari
sampel terhadap media.
Apakah sampel mengalami kesulitan dalam memahami program, apakah sampel
tertarik, atau sebaliknya.
Kita dapat memcatat dengan teliti, dan memberi tanda bagian mana yang sulit
dipahami, membingungkan, urutannya tidak logis, kurang menarik.
Uji coba dengan cara ini bermanfaat untuk media yang biayanya mahal.
2)
Uji coba dilakukan pada sekelompok kecil siswa sebagai sampel. Sampel di tata
dalam setting PBM sebenarnya.
Uji coba meliputi program dan hal-hal lain, misal petunjuk pemanfaatan media,
prosedur KBMnya, evaluasinya. Dalam uji coba ini guru dilibatkan sebagai
pengembang program.
3)
Dalam uji coba ini program digunakan betul-betul dalam proses belajar mengajar
sesungguhnya. Program beserta kelengkapannya seperti petunjuk pemanfaatan
petunjuk guru, alat evaluasi, dan sebagainya diserahkan pada guru kelas dan guru
melaksanakannnya.
Pengembang program tidak perlu ikut campur dalam proses belajar, tugas
pengembang mengamati dan mencatat kelemahan-kelemahan yang ada dan kesulitankesulitan yang dihadapi baik sasaran didik maupun guru.
C.
Graphics diartikan sebagai penjelasan yang hidup, penjelasan yang kuat atau
penyajian yang efektive.
Grafis sebagai media pengajaran dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasangagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan ungkapan kata-kata dan gambar.
Baik dalam bentuk sketsa, diagram, grafik.
Nilai media grafis terletak pada kemampuan dalam menarik perhatian dan minat
dalam menyampaikan jenis informasi tertentu secara tepat. Peran utamanya
memvisualisasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan dalam bentuk yang ringkas dan
padat.
Media grafis yang baik hendaknya mengembangkan daya imajinasi atau citra anak
didik. Imajinasi dapat ditimbulkan dengan menata dan menyusun unsur-unsur visual
dalam meteri pengajaran. Beberapa patokan pembuatan media grafis antara lain :
1. Kesederhanaan
Dalam tata letak (lay out) media pengajaran tampak pada gambar yang cukup besar
dan jelas rincian pokoknya. Lambang-lambang gambar harus diberi garis yang cukup
tebal karena ingin ditonjolkan pentingnya, tetapi rincian penjelasannya cukup dengan
garis-garis tipis. Dalam hal ini, harus terlihat perbedaan antara latar depan dengan
latar belakang, unsur pokok yang ditonjolkan. Perhatian siswa harus dipusatkan pada
gagasan pokok atau inti pelajaran. Kata-kata, kalimat, huruf harus sederhana, ringkas,
padat, tetapi mudah dipahami siswa.
2. Keterpaduan
Media mengandung pengertian ada hubungan erat antara berbagai unsur visual
sehingga secara keseluruhannya berfungsi padau. Penggunaan unsur-unsur tumpang
tindih, panah, petunjuk arah, garis, bentuk, tekstur, warna, dan tuang secara seimbang.
3. Penekanan
Penekanan memegang peranan penting dalam penyajian media pengajaran, walaupun
penyajian visual bersifat tunggal, dengan satu gagasan pokoknya memiliki
keterpaduan, seringkali memerlukan titik penekanan pada satu unsur saja yang justru
memerlukan titik perhatian dan minat siswa. Dengan memanfaatkan ukuran,
hubungan, perspektif dan unsur-unsur visual seperti bentuk, garis, tekstur, warna, dan
ruang.
4. Keseimbangan
b)
c)
3) Warna tertier, yaitu warna yang terjadi dari perpaduan warna-warna primer dan
sekunder, serta menggunakan jenis non warna (hitam dan putih). Warna tersier
cenderung terkesan kecoklat-coklatan dan nampak kusam, tua, dan primitif.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald H., (1987), pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk
Pembelajaran, Jakarta : Rajawali
Arief S. Sadiman. R. Rahardjo, Anung Haryono, (1986), Media Pendidikan, Jakarta :
Rajawali
Miarso, Yusuf Hadi, (1984), Technologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta : Rajawali.
Nana Sudjana, Akhmad Rivai, (1990), Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru.
Depdikbud (1987) Materi Penataran Jilid 1 30, Jakarta : Depdikbud.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://padmono.staff.fkip.uns.ac.id/category
/uncategorized/
PENDAHULUAN
2.
3.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
belajar
dengan
media.
Menurut
Edling,
media
merupakan
bagian
dari
enam unsure[M3] rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi
subjektif visual dan kodifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi
subjektif audio dan kodifikasi objektif visual, dan dua pengalaman belajar 2 dimensi meliputi
pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda.
2.2 Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran
Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan,
komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar.
Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi fungsi
menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya.
2.3 Taksonomi Media Menurut Hirarki Pemanfaatannya Untuk Pendidikan
Menurut Duncan, semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya
investasinya, semakin sulit pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaanya dan semakin
luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya
akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus, dan lingkup
sasaranya lebih terbatas. Jadi, pada dasarnya hirarki Duncan menurut tingkat kerumitan perangkat
media yang dipergunakan.
Pada
klasifikasinya
tersebut,
ia
juga
membedakan
antara
media
siar
(telecommunication) dengan media rekam (recording), sehingga terdapat 8 klasifikasi media, yakni:
media audio-visual gerak, media audio-visual diam, media audio semi gerak, media visual gerak,
media visual diam, media semi gerak, media audio dan media cetak.
Dari uraian di atas telah dijelaskan berbagai pengklasifikasian media pembelajaran, namun
dalam makalah ini akan diuraikan jenis-jenis media secara umum yang akan didasarkan pada indera
yang terlibat seperti yang telah dilakukan Rudy Bretz. Dengan demikian, media dalam proses
pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar, yakni media audio, media
visual, media audio visual dan multimedia.
A.
MEDIA AUDIO
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu
memanipulasi kemampuan suara semata. Pada dasarnya, mendengarkan merupakan suatu proses
rumit yang melibatkan empat unsur, yakni:
1. Mendengar. Mendengar
merupakan
proses
fisiologis
otomatik
penerimaan
rangsangan
pendengaran. Mendengar adalah sebuah proses di mana gelombang suara masuk melalui telinga
bagian luar terhubung dengan gendang telinga di bagian tengah telinga dan menimbulkan getarangetaran yang kemudian merangsang impuls-impuls saraf sampai ke otak.
2. Perhatian.
3. Memahami. Memahami biasanya diartikan sebagai proses pemberian makna pada kata yang kita
dengar, yang sesuai dengan makna yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan.
4. Mengingat. Mengingat adalah menyimpan informasi untuk diperoleh kembali.
Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan memungkinkan menjangkau sasaran yang
luas.
2)
3)
Mampu memusatkan perhatian siswa pada penggunaan kata-kata, bunyi, dan arti dari kata/bunyi
itu.
4)
Sangat tepat/cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa. Sedangkan kekurangan media audio ini
adalah sifat komunikasinya hanya satu arah. Disamping itu, penyajian dengan suara, mempunyai
kekurangan ditinjau dari sudut pandang belajar.
B.
MEDIA VISUAL
Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan
yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas
kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan yang
dituangkan ke dalam simbiol-simbol nonverbal-visual. Posisi symbol-simbol nonverbal-visual yakni
sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia biasa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah
yang kemudian menjadisoftware-nya media visual.
Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk,
warna, dan tekstur.[1]
Bentuk adalah sebuah konsep simbol yang dibangun atas garis-garis atau gabungan garis dengan
konsep-konsep lainnya.
Warna adalah digunakan untuk memberi kesan pemisah atau penekanan, juga untuk membangun
keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi tingkat realisme dan menciptakan respon emosional
tertentu.
Tekstur digunakan untuk menimbulkan kesan kasar dan halus, juga untuk memberikan penekanan
seperti halnya warna.
Simbol pesan visual untuk pembelajaran hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan,
keterpaduan dan penekanan.[2]
Kesederhanaan. Secara umum ia mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu
visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan
yang disajikan visual itu.
Penekanan. Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang
ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat
perhatian siswa.
Keterpaduan. Ia mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual yang
ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.
Gambar
Gamabar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis, yakni stetsa, lukisan dan
photo. Pertama, stetsa atau bias disebut jiga sebagai gambar garis (stick figure), yakni gambar
sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok suatu objek tanpa detail. Kedua,
lukisan merupakan gambar hasil representasi simbolis dan artistic seseorang tentang suatu objek
atau situasi. Ketiga, photo yakni gambar hasil pemotretan atau photografi.
b.
Grafik
Grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data
kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti. Dengan mengalihkan
data angka-angka ke dalam sebuah grafik, arti angaka-angka tersebut menjadi jelas.
1) Grafik Garis
Grafik Garis yaitu, grafik berupa garis di atas suatu bidang yang dibagi petak-petak empat persegi
yang sama besar.
2) Grafik Batang
Grafik bisa pula merupakan gambar batang-batang, maka disebut grafik batang.
3) Grafik Lingkaran
Grafik bisa juga berupa lingkaran yang dibagi dari titik tengahnya menjadi beberapa sektor. Karena
ia berbentuk lingkaran, maka grafik demikian disebut grafik lingkaran. Tujuan grafik lingkaran ialah
memperlihatkan pembagian sebuah lingkaran, perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang
lain dan antara masing-masing bagian dengan lingkaran seluruhnya.
4) Grafik Simbol
Grafik bisa juga berupa gambar-gambar atau simbol-simbol. Dalam hal ini namanya grafik gambar
atau grafik symbol atau disebut juga grafik piktorial.
c.
Diagram
Diagram sering juga digunakan untuk menerangkan letak bagian-bagian sebuah alat atau mesin
serta hubungan satu bagian dengan bagian yang lain.
d.
Bagan
Bagan hampir sama dengan diagram. Bedanya, bagan lebih menekankan kepada suatu
perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu organisasi. Bagan ada kalanya disertai simbol
atau gambar, maka hal ini sifatnya piktorial. Ada juga bagan yang ditambah dengan keterangan
singkat.
1) Bagan Organisasi
Bagan organisasi adalah bagan yang menggambarkan struktur sebuah organisasi.
2) Bagan Arus
Bagan arus dapat diartikan sebagai beberapa anak sungai yang menuju ke satu arah yang sama
untuk bersama-sama melahirkan sebuah sungai yang baru.
3) Bagan Pohon
Bagan pohon digunakan untuk menjelaskan bahwa dari satu benda dapat dihasilkan berbagai benda
yang lain. Bagan pohon dapat juga digunakan untuk menjelaskan hubungan antara konsep iman,
islam, dan ihsan.
4) Bagan Proses
Bagan proses menggambarkan tahap-tahap pembuatan sesuatu. Dengan bagan ini dapat dijelaskan
tahap-tahap pembuatan kaca; dan dapat juga menjelaskan bagaimana sebuah rancangan undangundang diolah sehingga mencapai tahap terakhir untuk disahkan menjadi undang-undang; dan lainlain.
e.
Peta
Peta adalah gambar permukaan bumi atau sebagian daripadanya. Sebenarnya peta bisa disebut
juga sebagai bagan. Secara langsung atau tidak langsung peta mengungkapkan sangat banyak
informasi seperti lokasi suatu daerah, luasnya, bentuknya, penyebaran penduduknya, daratan,
perairan, iklim, sumber ekonomi, serta hubungan yang satu dengan yang lainnya.
C.
Mampu menggambarka peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat.
2. Video
Karakteristik video banyak kemiripannya dengan media film, di antaranya adalah:
3. Televisi
Television is an electronic motion picture with conjoined or attendant sound; both picture
and sound reach the eye and ear simultaneously from a remote broadcast point[M4] [3]. Definisi
tersebut menjelaskan bahwa televise[M5] sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada
dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya
sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat.
Televisi sebagai media pengajaran mengandung beberapa keuntungan antara lain:
Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam inservice training.
Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Jenis-jenis media pembelajaran :
1. Taksonomi menurut rudy bretz
2. Hierarki media menurut Duncan
3. Taksonomi menurut Briggs
4. Taksonomi menurut Gagne
5. Taksonomi menurut Edling
Karakteristik media pembelajaran:
1. Media grafis
2. Madia Audio
3. Media Proyeksi diam
DAFTAR PUSTAKA
Arif S. Sadiman, dkk. Media pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Arsyad Azhar, Media Pengajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.
Munadi Yudhi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
http://www.mtkstkip.co.cc/2009/12/jenis-dan-karakteristik-media.html
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
kami membahas Mengamankan Akun Media Sosial, suatu permasalahan yang selalu dialami
bagi masyarakat yang menggunakan media sosial utuk mengakses suatu informasi dengan
menggunakan
internet.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah keamanan yang sangat
diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan keamanan dalam memanfaatkan teknologi
informasi terutama yang menggunakan internet dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas
mahasiswa
yang
mengikuti
mata
kuliah
Jaringan
Keamanan
informasi.
Dalam proses pendalaman materi security ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,
koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan : Dr. Ir.
Ismi Aisyah, selaku dosen mata kuliah Keamanan Jaringan informasi, rekan-rekan mahasiwa
yang
telah
banyak
memberikan
masukan
untuk
makalah
ini.
Demikian makalah ini saya buat semoga memberikan faedah.