Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara etimologis, media berasal dari Bahasa Latin yang merupakan

bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara atau

pengantar” (Arief S. Sadiman dkk, 2010). Media merupakan komponen yang

sangat penting dalam suatu proses komunikasi. Menurut Arief S. Sadiman,

dkk (2010), media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehinnga proses belajar terjadi.

Media memiliki peran yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau

perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses

komunikasi. Pesan yang disalurkan melalui suatu media oleh sumber atau

pengirim pesan akan dapat dikomunikasikan kepada sasaran penerima pesan,

apabila terdapat daerah lingkup pengalaman yang sama antara sumber dan

penerima pesan, Rayandra (2012). Media hendaknya dapat dimanipulasi,

dapat dilihat, didengar dan dibaca.

Menurut Rayandra (2012), pembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang

berlangsung antara pendidik dengan pesera didik. Seseorang telah belajar jika

terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi

akibat adanya interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut harus


bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap. Proses pembelajaran

terjadi dalam diri siswa karena ada yang mengajar secara langsung (guru,

insruktur) dan dapa juga terjadi secara tak langsung ( interaksi dengan media

atau sumber belajar lainnya).

menurut Zainal (2013), media pembelajaran merupakan segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya

proses belajar pada si pembelajar (siswa). Pesan yang akan dikomunikasikan

adalah isi ajaran atau didikan yang ada didalam kurikulum. Media

pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang dapat menjadikan

lingkungan belajar kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses

belajar secara efisien dan efektif.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan media

pembelajaran merupakan alat yang digunakan sebagai perantara dalam

menyampaikan pesan berupa materi pembelajaran kepada peserta didik yang

dibuat dengan sekreatif mungkin.

a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat

dilihat, didengar atau diraba dengan pancaindera.

b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat

dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan

kepada siswa.

c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.


d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar

baik di dalam maupun di luar kelas.

e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi

guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

f. Media pendidikan dapat digunakan secara massal, kelompok besr dan

kelompok kecil atauu perorangan.

g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang

berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

2. Manfaat Media Pendidikan dalam proses belajar mengajar

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan – kegunaan

sebagai berikut : ( Arief S. Sadiman dkk, 2010)

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti

misalnya:

1) Objek yang terlalu besar-bisa digantikan dengan realita,

gambar, film bingkai, film atau model

2) Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film

bingkai, film atau model

3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu

dengan timelapse atau high-speed photography.

4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa

ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto

maupun secara verbal.


5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat

dijadikan dengan model, diagram dan lain-lain.

6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim

dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film

bingkai, gambar dan lain-lain.

c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan

berguna untuk:

1) Menimbulkan kegairahan belajar

2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik

dengan lingkungan dan kenyataan

3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum

dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa.

3. Jenis – Jenis Media

Menurut Rayandra (2012:45), ada 4 jenis media pembelajaran yaitu:

a. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya

mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik.

Beberapa contoh media visual antara lain media cetak seperti

buku, modul, jurnal, peta, gambar dan poster, model prototipe

seperti globe bumi dan media realitas alam sekitar.


b. Media audio, yaitu jenis media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran

peserta didik. Pesan yang diterima merupakan pesan verbal seperti

bahasa lisan, kata-kata dan lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal

adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, bunyi tiruan dan

sebagainya. Contoh media audio yang umum digunakan adalah

tape recorder, radio dan CD player.

c. Media Audio-Visual, yaitu jenis media yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan

penglihatan sekaligus dalam satu proses kegiatan. Beberapa

contoh media audio-visual adalah film, video, program TV dan

lain-lain.

d. Multimedia, yaitu jenis media yang melibatkan beberapa jenis

media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau

kegaiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan

indera penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual

diam, visual gerak dan audio serta media interaktif berbasis

komputer dan teknologi komunikasi informasi.

4. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media

Pembelajaran

Menurut Arief S. Sadiman, dkk (2009) beberapa penyebab orang

memilih media antara lain adalah :

a. Bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah

tentang media
b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut

c. Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret

d. Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa

dilakukannya.

Menurut Rayandran (2012), prosedur pemilihan media pembelajaran

dimulai dengan menganalisis kebutuhan (need assessment). Analisis

kebutuhan ini didasarkan pada faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan

medai, yaitu:

1) Mengindentifikasi karakteristik peserta didik

2) Menelaah tujuan pembelajaran

3) Mengkaji karakteristik bahan ajar

4) Menetapkan pilihan media

5) Mereview

5. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Zainal (2013:53) ada beberapa prinsip dalam penggunaan media

pembelajaran, yaitu:

a. Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan

b. Gunakan media seperlunya, jangan berlebihan

c. Penggunaan media mampu mengaktifkan pelajar

d. Pemanfaatan media harus terencana dalam program pembelajaran

e. Hindari penggunaan media yang hanya sekedar mengisi waktu

f. Perlu persiapan yang cukup sebelum menggunakan media


B. Media Video

Menurut Arief S. Sadiman, dkk (2012), video merupakan media audio-

visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam

masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian atau peristiwa

penting, berita) ataupun fiktif (seperti cerita), dapat bersifat informatif, edukatif,

maupun instruksional. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu media videoscribe. Videoscribe adalah salah satu media berbasis video

animasi berlatar dengan tulisan tangan.

Berikut beberapa penjelasan tentang videoscribe

1. Pengertian Videoscribe

Videoscribe adalah sebuah software (perangkat lunak) untuk membuat

whiteboard animation ( animasi papan tulis) secara otomatis.

Videoscribe diluncurkan pada tahun 2012 oleh perusahaan sparkol

United Kingdom (UK) di Ingris. Videoscribe ini dikembangkan oleh

adobe flash dan flash video. Videoscribe adalah salah satu bentuk

media video dengan konsep papan tulis yang menggunakan gambar

tangan dan seolah-olah sedang menggambar atau menulis di papan

tulis. Konsep videoscribe / gambaran tangan tersebut biasa digunakan

sebagai video presentasi, promosi, pembelajaran dan lain-lain.

2. Kelebihan dan Kelemahan Videoscribe

a. Kelebihan Videoscribe

Videoscribe dapat digunakan untuk keperluan bisnis online,

ide marketing, dapat digunakan untuk keperluan presentasi,

menunjukkan kemampuan berpikir yang dikombinasi melalui


Videoscribe, serta dapat digunakan oleh tenaga pendidik sebagai

salah satu media pembelajaran yang menarik.

Muhammad Novan juga menuliskan bahwa Videoscribe

dapat digunakan sebagai sarana promosi, presentasi, bisnis online,

dan media pembelajaran. Media videoscribe dalam pembelajaran

dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran,

hal ini dikarenakan aplikasi dalam videoscribe memiliki animasi

yang unik dan menarik sehingga proses pembelajaran lebih

menyenangkan.

Selain itu, jika dilihat dari karakteristiknya media

videoscribe dalam pembelajaran termasuk media audio visual yang

memiliki kelebihan diantaranya: mampu memusatkan perhatian

siswa pada saat kegiatan pembelajaran sehingga pesan dapat

disampaikan dengan lebih efektif, mampu memberikan stimulus

yang baik bagi siswa, dapat dilakukan pengulangan

(reinforcement), memperjelas hal-hal yang abstrak dan

memberikan penjelasan yang lebih realistik, pesan yang

disampaikan cepat dan lebih mudah diingat, serta mampu

menampilkan teks, gambar, audio musik dan gambar dalam satu

kesatuan sehingga tujuan pembelejaran dapat tercapai.

b. Kelemahan videoscribe

Dalam pembelajaran media videoscribe memiliki kelemahan

diantaranya : dibutuhkan peralatan khusus dalam penyajiannya,


memerlukan tenaga listrik, dan memerlukan keterampilan khusus

dalam membuat videoscribe.

3. Langkah – Langkah Membuat VideoScribe

a. Cara Menjalankan Aplikasi

Terlebih dahulu instal software videoscribe sehingga aplikasi

sparkol videoscribe dapat dijalankan dengan meng-klik/menekan

menu seperti gambar 2.1 pada dekstop dikomputer atau laptop.

Gambar 2.1. aplikasi videoscribe

b. Cara Login

Pertama kali software dijalankan, akan muncul isian user dan

pasword untuk login. Masukkan user name dan pasword, namun

untuk penggunaan selanjutnya langsung meng-klik tombol LOG

IN seperti gambar 2.2.

Gambar 2.2m menu log in videoscribe


Setelah sukses login akan muncul pesan seperti gambar 2.3

dibawah ini. Klik gambar contreng ( √ ).

gambar 2.3, menu yang tampil setelah login

Selanjutnya akan muncul pilihan seperti gambar 2.4 dibawah ini.

Gambar 2.4, tampilan ikon untuk menjalankan videoscribe

c. Membuat Project Video Baru

Untuk membuat project videoscribe kita dapat meng-klik kotak

pilihan seperti pada gambar 2.5 berikut

Gambar 2.5, menu untuk membuat videoscribe baru (48)

Selanjutnya akan muncul jendela proses seperti gambar 2.6 berikut

Gambar 2.6. tampilan awal pembuatan videoscribe


Ada 8 tools yang akan membantu proses pembuaatn

videoscribe seperti pada gambar 2.7 berikut ini:

Gambar 2.7. menu-menu untuk pembuatan videoscribe

Keterangan :

1. Digunakan untuk menyimpan atau mengekspor videoscribe yang

dibuat

2. Digunakan untuk memasukkan gambar

3. Digunakan untuk memasukkan teks

4. Digunakan untuk memasukkan musik

5. Digunakan untuk mengubah tampilan dan warna papan tulis

6. Digunakan untuk menggantikan tangan dalam video yang dibuat

7. Digunakan untuk memutar / menampilkan video

8. Digunakan untuk mempublikasikan video baik melalui youtube,

power point, dan dalam video.


C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Menurut Purwanto (2011), pengertian

hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu

aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.

Sedangkan menurut Jihad (2009), pengertian belajar adalah kegiatan berproses

dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan

jenjang pendidikan. Sehingga pengertian hasil belajar adalah segala sesuatu yang

menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya

(Juliah dalam Asep Jihad , 2009).

Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang dilakukan oleh pelajar

dalam proses pembelajaran baik itu perilaku, sifat, kemampuan dan pengetahuan

siswa tersebut. Menurut Abdurrahman (dalam Asep Jihad,2009) hasil belajar

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Sedangkan menurut Purwanto (2009) hasil belajar merupakan perilaku yang

diperoleh pembelajar adalah mengalami aktivitas belajar. Dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang

cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses

belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu (Asep Jihad, 2009).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010), tujuan belajar adalah untuk mendapatkan

pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan cara-cara yang dipakai itu akan
menjadi kebiasaan. Pencapain tujuan belajar berarti akan meningkatkan hasil

belajar. Dari pendapat ini dapat dijelaskan bahwa hasil belajar adalah tingkat

kepandaian siswa dalam mempelajari materi pelajaran sesuai dengan pengajaran

yang diukur dengan alat pengukur berupa tes (ulangan harian) yang diberikan oleh

guru setelah suatu materi pelajaran diberikan kepada siswa.

Menurut Slameto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhu hasil belajar

banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar. Faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa antara lain:

a. Kesehatan

b. Kematangan atau pertumbuhan

c. Intelegensi

d. Minat

e. Motivasi

f. Latihan

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang

sedang belajar. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa antara lain:


a. Keadaan keluarga

b. Cara orang tua mendidik

c. Guru dan cara mengajar (metode mengajar)

d. Alat – alat pelajaran

e. Lingkungan

3. Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria

ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh masing-masing guru

mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat

luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai

oleh murid, misalnya ulangan harian,tugas-tugas pelajaran rumah, tes lisan

yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan

sebagainya.

Berkaitan dengan hasil belajar tersebut, Sahono (2010) mengemukakan

bahwa hasil belajar dicapai melalui 3 kategori ranah, antara lain:

a. Ranah kognitif, yakni meliputi hasil belajar intelektual yang terdiri

dari 6 aspek, yaitu ; pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

sintesis dan penilaian.

b. Ranah afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah

afektif meliputi lima jenjang kemampuan, yaitu menerima,

menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan

suatu nilai atau kompleks nilai.


c. Ranah psikomotor, meliputi keterampilan motorik, manipulasi

benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan,

mengamati).

Pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan, maka disini dapat ditentukan oleh dua kriteria yang bersifat

umum. Menurut Sudjana (dalam Juliah Asep Jihad, 2009), kedua kriteria

tersebut adalah:

a. Kriteria ditinjau dari prosesnya

Kriteria ini merupakan kepala pengajaran sebagai suatu proses yang

merupakan interaksi dinamis sehingga siswa mampu mengembangkan

potensinya melaui belakar sendiri. Untuk mengukur keberhasilan

pengajaran dari sudut prosesnya dapat dikaji melaui beberapa

persoalan, yaitu:

1) Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih

dahulu oleh guru dengan melibatkan siswa secara sistematik?

2) Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga ia

melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesbaran,

kesesungguhan dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat

penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta sikap yang

dikehendaki dari pengajaran ini?

3) Apakah guru memakai multimedia?

4) Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan

menilai sendiri hasil belajar yang dicapainya?


5) Apakah proses pengajaran atau proses belajar mengajar cukup

menyenangkan dan merangsang siswa belajar?

6) Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya,

sehingga menjadi laboratorium belajar?

b. Kriteria ditinjau dari hasilnya

Selain ditinjau dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat

dari segi hasil. Berikut ini merupakan persoalan yang dapat

dipertimbangkan untuk menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau

dari segi hasil atau produk yang dicapai siswa:

1) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses

pengajaran nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara

menyeluruh?

2) Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran

dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa?

3) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat

dan mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi

perilaku dirinya?

4) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh siswa

merupakan akibat dari proses pengajaran?

D. Materi Struktur Atom

1. Perkembangan Teori Atom


Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari
banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli
filsafah Yunani pada tahun 500 SM telah mengemukakan kemungkinan
bahwa zat terdiri dari partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi.
Kenyataannya, kata atom berasal dari bahasa Yunani “atomos” yang
berarti “tidak dapat dibagi”. Pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad
ke-19 telah ditemukan beberapa reaksi kimia secara kuantitatif yang
dikenal sebagai hukum-hukum persenyawaan kimia atau hukum-hukum
pokok reaksi kimia yaitu: Hukum kekekalan massa, Lavoisier, 1774;
Hukum Perbandingan Tetap, Proust, 1797 dan Hukum Perbandingan
Berganda, Dalton, 1803. Untuk menerangkan hukum-hukum tersebut,
Dalton mengemukakan hipotesis bahwa zat tidak bersifat kontinu
melainkan terdiri atas partikel-partikel kecil yang disebut atom.

2. Teori Atom Dalton (1803)

Pada tahun 1803, seorang guru dan ilmuan Inggris yang bernama
John Dalton mengemukakan teorinya yang disebut teori atom Dalton yang
telah merubah arah ilmu kimia. Teori atom Dalton didasarkan pada dua
hukum alam yaitu:

a) Hukum Kekekalan Massa


Ahli kimia Antonie Lavoiser (1743-1794) yang menyatakan

bahwa "Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama

dengan massa total zat-zat hasil reaksi". Hukum ini didasarkan

pada serangkaian percobaan untuk mengetahui mekanisme

pembakaran dan semua proses yang berhubungan. Reaksi cairan

merkuri dengan oksigen membentuk merkuri oksida yang

berwarna merah. Bila merkuri oksida ini dipanaskan lagi, maka

senyawa ini terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan


gas oksigen yang sama banyaknya dengan yang dibutuhkan

waktu pembentukan merkuri oksida.

b) Joseph Proust (1754-1828)

Joseph Proust (1754-1828) melakukan banyak analisis untuk

memperlihatkan bahwa susunan suatu senyawa kimia tetap.

Dalam tahun 1799, ia menganalisis sampel tembaga karbonat

alam dari beberapa tempat yang berbeda termasuk sampel yang

dibuat di laboratorium. Ia memperoleh bahwa susunan dari

semua sampel itu sama sehingga Proust menyatakan bahwa

"Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu

tetap". Pernyataan ini kemudian disebut dengan “Hukum

Susunan Tetap” atau “Hukum Perbandingan Tetap”.

Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan teori tentang

atom dalam postulat sebagai berikut:

 Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat

dibagi lagi.

 Atom digambarkan sebagai bola pejal (Gambar 1.1) yang sangat kecil,

suatu unsur memiliki atom- atom yang identik dan berbeda untuk unsur

yang berbeda.

 Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan

bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen

dan atom-atom oksigen.


 Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau

penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat

diciptakan atau dimusnahkan.

Gambar 2.8. Model Atom Dalton

Kelebihan atom Dalton:

1. Dapat Menjelaskan Hukum Kekekalan Massa

Jika atom-atom dari unsur-unsur tidak dapat dihancurkan, maka

atom-atom yang sama harus ada setelah reaksi selesai. Seperti

halnya sebelum reaksi berlangsung maka massa keseluruhan

dari pereaksi dari hasil reaksi harus sama.

2. Dapat Menjelaskan Hukum Perbandingan Tetap

Jika semua atom dari sebuah unsur memiliki massa yang sama,

dan jika satuan-satuan. Atom memiliki perbandingan tetap,

persentase susunan senyawa harus memiliki nilai tertentu,

dengan mengabaikan ukuran contoh yang dianalisis atau

keadaan semula.

Kekurangan Teori Atom Dalton:

1. Asumsinya bahwa semua atom dari suatu unsur memiliki

massa dan sifat yang sama terbukti tidak benar.


Setelah diketemukannya isotop oleh Mc. Coy dan Ross pada

1907, isotop yang hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain

secara kimia, mempunyai susunan elektron yang sama tetapi

mempunyai massa yang berbeda.

2. Asumsinya bahwa selama reaksi kimia, atom tidak bisa

diciptakan dan dimusnahkan (tidak mengalami perubahan),

teori ini kurang tepat.

Bagaimana atom dapat saling mengadakan ikatan baik dengan

atom-atom lain yang sejenis maupun yang tidak sejenis, jika

sama sekali tidak mengalami perubahan? Sekarang ditemukan

fakta bahwa ada sedikit perubahan energi listrik pada bagian

luar atom sehingga atom dapat mengadakan ikatan satu dengan

lainnya.

3. Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan

dapat menghantarkan arus listrik.

Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus

listrik? padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Hal ini

berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya

daya hantar listrik.

Hal yang menarik dari teori atom Dalton adalah ditemukannya

hukum kombinasi kimia lain yang dinamakan Hukum Perbandingan

Berganda yang dapat dinyatakan sebagai berikut: misalnya kita

mempunyai dua sampel yang dibentuk oleh dua unsur yang sama apabila
massa dari salah satu unsur dalam kedua sampel itu sama, maka massa dari

unsur yang lain berada dalam perbandingan dari bilangan bulat sederhana.

Sebagai contoh: karbon dapat membentuk dua macam senyawa dengan

oksigen, yaitu karbon monoksida dan karbon dioksida. Dalam 2,33 g

karbon monoksida ditemukan 1,33 g oksigen yang bergabung dalam 1,00 g

karbon. Dalam 3,66 g karbon dioksida, ditemukan 2,66 g oksigen yang

bergabung dengan 1,00 g karbon. Perhatikan bahwa massa karbon yang

sama (1,00 g) berada dalam perbandingan 2:1 (perbandingan dengan

bilangan bulat sederhana).

2 ,66 g 2
=
1 ,33 g 1

Hasil ini sejalan dengan teori atom, yaitu sebuah molekul karbon

monoksida (CO) mengandung 1 atom C dan 1 atom O, serta sebuah

molekul karbon dioksida (CO2) mengandung 1 atom C dan 2 atom O.

Terdapat atom oksigen dalam karbon dioksida dua kali lebih banyak

daripada karbon monoksida sehingga perbandingan dari massa oksigen

adalah 2:1.

3. Model Atom Thomson (1897)

Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William

Crookers, maka J. J. Thomson (1856-1940) melakukan serangkaian

penelitian untuk menentukan sifat sinar katoda (Gambar 1.2). Dalam

kajian awalnya diketahui bahwa kecepatan sinar katoda jauh lebih rendah
dibandingkan kecepatan cahaya, sehingga sinar ini bukan merupakan

radiasi elektromagnetik. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa:

 Sinar katoda merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom)

yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.

 Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron

bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan

positif untuk menetralkan muatan negatif elektron tersebut.

Gambar 2.9. Peralatan Thomson untuk membedakan nisbah muatan


terhadap massa (e/m sinar katoda)

Thomson juga menemukan perbandingan/nisbah muatan listrik (e)

dengan massa (m), yaitu e/m. Berkas 1: hanya dengan adanya medan

listrik, berkas sinar katoda dibelokkan ke atas, menyentuh layer pada titik

1. Berkas 2: hanya dengan adanya medan magnet, berkas sinar katoda

dibelokkan ke bawah, menyentuh layer pada titik 2. Berkas 3: berkas sinar

katoda akan harus (tidak dibelokkan), dan menyentuh layer di titik 3, bila

besarnya gaya medan listrik dan medan magnet sama besar.

Pengukuran muatan listrik e dilakukan oleh Robert Millikan (1868-

1953) di Universitas Chicago selama periode 1906-1914. Percobaan

Millikan terkenal dengan nama percobaan “tetes minyak” (Gambar 1.3).

Millikan menemukan bahwa muatan listrik pada semua tetes minyak


sebesar n x e dengan n adalah bilangan bulat positif atau negatif, dan e

menyatakan muatan listrik terkecil yang dapat diamati. Dengan

menggabungkan hasil Millikan dan Thomson, diperoleh massa sebuat

-28
elektron sebesar 9,110 x 10 g.

Gambar 2.10. Percobaan “tetes minyak” Millikan

Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari

teori atom Dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai

Teori Atom Thomson. Menurut Thomson, atom adalah materi yang

bermuatan positif dan didalamnya tersebar elektron (muatan negatif)

bagaikan kismis dalam roti kismis (Gambar 2.11).

Gambar 2.11. Model atom Thomson

Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Thomson


 Kelebihan : membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan

negatif dalam atom

 Kelemahan : model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan

muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

4. Model Atom Rutherford (1911)

Berdasarkan hasil percobaan penghamburan sinar α Rutherford

mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford

(Gambar 1.5) yang menyatakan bahwa:

 Sebagian besar dari massa dan semua muatan positif sebuah atom

terpusat pada daerah yang sangat kecil yang disebut dengan inti

atom. Sebagian besar sisanya merupakan ruang kosong.

 Muatan inti berbeda-beda pada setiap jenis atom, besarnya kira-

kira setengah dari nilai bobot atom unsur.

 Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif,

dikelilingi oleh elektron yang jumlahnya sama dengan muatan inti.

Rutherford menduga bahwa di dalam inti atom terdapat partikel

netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak

saling tolak-menolak

Gambar 2.12. Penafsiran Rutherford pada pembauran partikel α oleh


lempeng logam setiap tanda panah menyatakan partikel α lambang (+)
menggambarkan inti atom
Model Atom Rutherford (Gambar 1.6) memiliki kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan Model Atom Rutherford adalah membuat hipotesis

bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi inti dan

Rutherford telah memperkenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti

disebut dengan kulit. Kelemahan Model Atom Rutherford adalah tidak

dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.

Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai

pemancaran energi sehingga lama-kelamaan energi elektron akan

berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke

dalam inti.

Gambar 2.13. Model Atom Rutherford

5. Model Atom Niels Bohr (1914)

Niels Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang

bermuatan positif dan dikelilingi elektron-elektron yang beredar pada

kulit-kulit atom tanpa disertai pemancaran atau penyerapan energi.

Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan

percobaannya menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang

berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah:


a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh

elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.

b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan

menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron

atom itu tidak akan berkurang. Jika berpindah lintasan ke

lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi.

Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan

memancarkan energi.

Gambar 2.14. Model Atom Bohr

Kelebihan Teori Atom Niels Bohr dapat menjelaskan bahwa atom

terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron. Kelemahan

Teori Atom Niels Bohr berdasarkan hasil penelitian berikutnya terbukti

bahwa gerakan elektron menyerupai gelombang. Oleh karena itu, posisi

elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti. Jadi orbit lingkaran dengan

jari-jari tertentu yang diungkapkan Niels Bohr tidak dapat diterima dan

tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak,

sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna dari model atom

Bohr.

6. Model Atom Modern ( Mekanika Gelombang / Mekanika Kuantum)


Model Atom Mekanika Gelombang (Gambar 2.15) menjelaskan

bahwa di dalam atom elektron beredar pada orbital-orbital, yaitu daerah di

sekitar inti atom dengan kebolehjadian menemukan elektron. Teori Atom

Mekanika Gelombang memiliki persamaan dengan Teori Atom Niels Bohr

di mana tingkat-tingkat energi atau kulit-kulit atom berbeda dalam hal

bentuk lintasan elektronnya. Dalam Teori Mekanika Gelombang posisi

elektron adalah tidak pasti. Hal yang dapat ditentukan mengenai

keberadaan elektron dalam atom adalah daerah dengan peluang terbesar

untuk menemukan elektron, daerah tersebut dinamakan Orbital.

Gambar 2.15. Model Atom Mekanika Gelombang

Anda mungkin juga menyukai