Disusun oleh :
Suparyani, S.Pd
NIP.
Penilaian Pengetahuan
Kisi-kisi soal essay/Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Perancangan sistem kontrol kendaraan
Kompetensi Dasar: menguraikan komunikasi data antar sistem di kendaraan ( in vehicle network communication)
Kunci Jawaban
1. Fungsi cek lampu (mesin mati) MIL menyala saat ignition switch di set ke ON, dan mati saat mesin mencapai 400
rpm atau lebih, untuk memeriksa apakah bola lampu lampu berfungsi atau tidak
2. Fungsi indikator kerusakan (mesin menyala) Bila ECU mesin mendeteksi keruskan di dalam rangkaian, ECU mesin
memonitor ketika mesin bekerja, ia menyalakan MIL untuk menginformasikan pengendara tentang kerusakan. Bila
kerusakan sudah di atasi, lampu mati selama 5 detik. Untuk CARB OBD II dan EURO OBD, bila kerusakan sudah di
atasi MIL mati saat tidak terdeteksi kerusakan lain dalam tiga siklus berurutan.
3. Fungsi tampilan kode diagnosa
Saat di arus pendek terminal TE1-E1 pada kendaraan dengan DLC1 dan DLC2 saja, DTC ditampilkan oleh pola kedipan
MIL. Pada kendaraan dengan DLC3, bila di arus pendek terminal RC-CG, ada sistem dimana DTC di tampilkan oleh pola
kedipan MIL, dan sistem dimana MIL tidak berkedip.
4..Cara menghapus DTC : ECU mesin merekam DTC menggunakan catu daya konstan, jadi DTC tidak dibersihkan
ketika ignition switch di set ke OFF. Untuk membersihkan DTC, kita menggunakan hand-held tester untuk
berkomunikasi dengan ECU mesin dan membersihkan DTC, atau memindahkan fuse EFI atau kabel batere untuk
memutus catu daya konstan ECU mesin. Tetapi, dibutuhkan kehati-hatian, karena memutus catu daya konstan ECU
mesin juga membersihkan nilai yang terekam dalam memori ECU mesin.
5. Mode cek : Mode ini memberikan senstivitas deteksi yang lebih baik dibanding mode normal dan mempermudah
deteksi kerusakan. Lebih mudah untuk mendeteksi DTC dalam mode ini ketika melakukan test reproduksi kerusakan
pada kendaraan. Semua DTC dan data freeze frame akan dibersihkan pada mode ini. PETUNJUK: Ada dua tipe untuk
mode cek: Dengan berpindah dari mode normal saat menggunakan tester genggam untuk berkomunikasi dengan ECU
mesin, atau dengan berpindah dari mode normal ketika menggunakan TE1 dan TE2 pada DLC.
Kriterian penskoran
1. Penskoran penilaian untuk soal no 1 :
a. Jika menjawab 4 tipe dengan benar diberikan skor 4
b. Jika menjawab 3 tipe dengan benar diberikan skor 3
c. Jika menjawab 2 tipe dengan benar diberikan skor 2
d. Jika menjawab 1 tipe dengan benar diberikan skor 1
e. Jika menjawab salah / tidak menjawab diberikan skor 0
2. Penskoran penilaian untuk soal 2 :
a. Jika menjawab cara kerja dengan benar diberikan skor 2
b. Jika hanya sebagian dari skemanya saja diberikan skor 1
c. Jika menjawab salah/ tidak menjawab diberikan skor 0
3. Penskoran penilaian untuk soal 3 :
a. Jika menjawab 3 fungsi dengan benar diberikan skor 3
b. Jika menjawab 2 fungsi dengan benar diberikan skor 2
c. Jika menjawab 1 fungsi dengan benar diberikan skor 1
d. Jika menjawab salah / tidak menjawab diberikan skor 0
4. Penskoran penilaian untuk soal 4 :
a. Jika menjawab lengkap dengan benar diberikan skor 3
b. Jika menjawab dengan benar tetapi kurang lengkap diberikan skor 2
c. Jika menjawab kurang benar diberikan skor 1
d. Jika menjawab salah / tidak menjawab diberikan skor 0
5. Penskoran penilaian untuk soal 5 :
e. Jika menjawab lengkap dengan benar diberikan skor 3
f. Jika menjawab dengan benar tetapi kurang lengkap diberikan skor 2
g. Jika menjawab kurang benar diberikan skor 1
h. Jika menjawab salah / tidak menjawab diberikan skor 0
TUJUAN NO SOAL SKOR NILAI
3 Nomer 3 Skor 3
4 Nomer 4 Skor 3
Nomer 5 Skor 3
TOTAL SKOR 15
PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : Perancangan sistem kontrol kendaraan
Kompetensi Dasar: mengoperasikan komunikasi data antara scantool dengan kendaraan
I. Persiapan Kerja
SKOR PERSIAPAN
II Sikap Kerja
2.2. Kebersihan, alat, Alat, area kerja dan kendaraan tetap 91-100
area kerja dan bersih
kendaraan/
media.
SKOR PROSES
IV. Waktu
KETERANGAN :
Skor perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian.
Skor maksimal merupakan rerata skor per komponen penilaian.
Bobot diisi dengan persentase setiap komponen setiap komponen. Besarnya
persentase dari setiap komponen ditetapkan secara proporsional sesuai
dengan karakteristik kompetensi keahlian. total bobot untuk komponen
penilaian adalah 100.
NK adalah Nilai Komponen merupakan perkalian skor perolehan dengan
bobot dibagi skor maksimal dikali 100.
NK = (Skor perolehan /skor maksimal) x Bobot x 100
NP Adalah Nilai Praktik merupakan penjumlahan dari NK