Anda di halaman 1dari 11

TUGAS P3

AMIRULLAH
1625042023

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian Multimedia

Limbong (2020) mendefinisikan Multimedia adalah penggunaan teknologi computer

untuk mengolah dan menyajikan serta menggabungkan type file teks, suara,gambar, animasi,

audio dan video dengan alat bantu (tool). Di dunia pednidikan multimedia digunakan sebagai

media atau alat bantu pengajaran dan pembelajaran. Menurut Lestari (2018) adalah gabungan

berbagai media (format file) dari trks, suara, citra, maupun video. Begitu juga dengan

Binanto (2010) yang menyatakan bahwa multimedia bidang yang berkaitan dengan integritas

teks, grafik, gambar, gambar diam dan bergerak yang didesain dan dikendalikan

menggunakan computer (animasi), audio, dan media lainnya dimana setiap jenis informasi

dapat diwakili, disimpan, dikirim dan diproses secara digital.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah salah satu sarana

media komunikasi dan informasi pada computer yang mengkombinasikan antara grafik, teks,

animasi, audio, dan video. Kombinasi dari berbagai elemen ini dapat di tampilkan, disimpan

atau dikirim dengan perangkat tertentu. Contohnya komputer. Multimedia saat ini sudah

banyak dimanfaatkan di berbagai sector. Terutamanya pada sector pendidikan.

B. Manfaat Multimedia Pembelajaran

Manfaat Multimedia Pembelajaran menurut Oka (2017) yaitu:

1. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan dan keinginan mereka. Artinya

pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran.

2. Siswa belajar dari tutor yang sabar (computer) yang menyesuaikan diri dengan

kemmpuan dari siswa.


3. Siswa akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik yang

seketika.

4. Siswa menghadapi suatu evaluasi yang objektif melalui keikutsertaannya dalam

latihan/tes yang disediakan.

5. Siswa menikmati privasi dimana mereka tak perlu malu saat melakukan kesalahan.

6. Belajar saat kebutuhan muncul (just in time learning).

7. Belajar kapan saja meeka mau tanpa terikat suatu waktu yang telah ditentukan.

Sedangkan manfaat multimedia menurut Rusli, dkk ( 2017) adalah:

1. Dapat belajar sesuai waktu dan kesempatan yang tersdia

2. Dapat belajar di ruang kelas atau tempat yang berbeda

3. Dapat menyimulasikan eksperimen-eksperimen rill yang kompleks

4. Dapat bekerja secara lebih kreatif

5. Menggantikan aktivitas belajar yang tidak efektif

6. Dapat menambah waktu kontak peserta didik untuk berdiskusi.

Philips (dalam Lestari, 2013) menyatakan bahwa ‘IMM has the potential to

accommodate people with different learning style”. Bahwa multimedia interaktif dapat

mengakomodasi cara belajar yang berbeda-beda. Lebih lanjut Philips, menyatakan bahwa

multimedia interaktif memiliki potensi untuk menciptakan suatu lingkungan multisensori

yang mendukung cara belajar tertentu. Begitu juga dengan Arsyad (dalam Iswandi dan

Rosnelli, 2014) menyatakan bahwa manfaat multimedia pembelajaran yaitu:

1. Multimedia pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga

dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar.

2. Multimedia pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahka perhatinan anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung anatara
siswa dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri-sendiri

sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Multimedia pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.

4. Multimedia pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswasiswa

tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi

langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungan.

Dapat disimpulkan bahwa manfaat multimedia pembelajaran adalah metode

pengajaran yang awalnya dirasa monoton dan membosankan, menjadikan multimedia sebagai

inovasi yang menarik untuk peserta didik sehingga peserta didik mampu memahami dan

menyukai metode pengajaran tersebut.

C. Tujuan Multimedia Pembelajaran

Adapun tujuan umum dari pembuatan multimedia menurut Rusli, dkk (2017) yaitu:

1. Mengkontruksi pengetahuan yang bermakna dan dapat dimengerti.

2. Mengkontruksi pengetahuan yang dapat diaplikasikan

3. Mengkontruksi pengetahuan tentang belajar.

D. Jenis-Jenis Multimedia

Menurut Limbong (2020) jenis-jenis Multimedia terdiri dari: Multimedia Hiperaktif,

interaktif, dan linear/ sequential, multimedia presentasi pembelajaran, multimedia

pembelajaran mandiri.

1. Multimedia Hiperaktif

Multimedia jenis ini mempunyai stuktur dengan elemen terkait yang dapat diarahkan

oleh pengguna melalui tautan (link) dengan elemen-elemen multimedia yang

ada.Contoh: World wide web, web site, mobile banking, game online, dll.

2. Multimedia Interaktif
Pengguna/user dapat mengontrol secara penuh mengenai apa dan kapan elemen

multimedia akan ditampilkan atau dikirimkan. Contoh: Game, CD interaktif, aplikasi

program, virtual reality, dll.

3. Multimeia Linear/Squential

Multimedia Linear adalah jenis multimedia yang berjalan lurus. Multimedia jenis ini bisa

dilihat pada semua jenis film, tutorial video, dll. Multimedia interakrif adalah jenis

multimedia interaksi, artinya ada interaksi antara media dengan pengguna media melalui

bantuan computer, mouse, keyboard dan sebagainya. Multimedia linear berlangsung

tanpa kontrol navigasi dari pengguna. Penyajian multimedia linear harus berururtan atau

sekuensial dari awal sampai akhir. Contoh: Movie, e-book, music, siaran TV.

4. Multimedia presentasi pembelajaran

Multimedia presentasi pembelajaran adalah alat bantu guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran di kelas dan tidak untuk menggantikan peran guru secara keseluruhan.

Contoh: Microsoft Power Point.

5. Multimedia pembelajaran mandiri

Multimedia pembelajaran mandiri adalah perangkat lunak pembelajaran yang dapat

dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri tanpa bantuan guru. Multimedia pembelajaran

mandiri harus dapat memadukan explicit knowledge dan tacit knowledge, mengandung

fitur assemen untuk latihan, ujia dan simulasi termasuk tahapan pemecahan masalah.

Contoh: Macromedia Authorware atau Adobe Flash.

E. Karakteristik Multimedia

Menurut Binanto (2010) multimedia mempunya empat ciri atau karakteristik dasar,

yaitu: 1) Merupakan sistem yang dikontrol oleh computer, 2) Merupakan sebuah sistem yang

terintegrasi, 3) Informasi yang ditanagi dipresentasikan secara digital dan 4) Antarmuka pada

media tampilan akhir biasanya bersifat interaktif. Begitu juga dengan Rusli, dkk (2017)
menyatakan bahwa karakteristik multimedia terdiri atas elemen-elemen teks, grafik, animasi,

video, dan suara yang terintegrasi, serta konten yang disusun yang dipresentasikan secara

berbeda. Salah satu karakteristik terpenting dalam sebuah produk multimedia adalah adanya

interakstivitas multimedia, mengingat eksistensinya yang dapat mempengaruhi proses belajar

dan konten yang dipelajari.

Menurut Gerlach dan Ely dalam bukunya Arsyad (2003) mengemukakan tiga ciri multimedia

yaitu:

1. Ciri fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek.

2. Ciri manipulatif (Manipulative Propwerty) Ciri ini memiliki makna bahwa transformasi

suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki manipulatif. Kejadian

yang memakan waktu sehari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau

tiga menit dengan teknik pengambilan gambar.

3. Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu

objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang secara bersama kejadian tersebut

disajikan kepada jumlah besar siswa dengan stimulus pangalaman yang relatif sama

mengenai kejadian itu.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, multimedia memiliki

karakteristik yaitu: Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalhnya

menggabungkan unsur audio dan visual juga bersifat mandiri dalam pengertian memberi

kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan

tanpa bimbingan orang lain.

F. Fungsi Multimedia Pembelajaran

Menurut Sanjaya dalam Nurrita (2018) ada beberapa fungsi dari penggunaan media

pembelajaran yaitu:
1. Fungsi komunikatif Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi

antara penyampai pesan dan penerima pesan. Sehingga tidak ada kesulitan dalam

menyampaikan bahasa verbal dan salah persepsi dalam menyampaikan pesan.

2. Fungsi motivasi Media pembelajaran dapat memotivasi siswa dalam belajar. Dengan

pengembangan media pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistic saja akan

tetapi memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan

gairah siswa untuk belajar.

3. Fungsi kebermaknaan Penggunaan media pembelajaran dapat lebih bermakna yakni

pembelajaran bukan hanya meningkatkan penambahan informasi tetapi dapat

meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta.

4. Fungsi penyamaan persepsi Dapat menyamakan persepsi setiap siswa sehingga memiliki

pandangan yang sama terhadap informasi yang di sampaikan.

5. Fungsi individualitas Dengan latar belakang siswa yang berbeda, baik itu pengalaman,

gaya belajar, kemampuan siswa maka media pembelajaran dapat melayani setiap

kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.

Menurut Iswadi dan Rosnelli (2014) mengemukakan fungsi media diantaranya yaitu:

1. Multimedia pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh


siswa

2. Multimedia pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas

3. Multimedia pembelajaran memungkinan adanya interaksi langsung antara siswa dengan


lingkungan

4. Multimedia pembelajaran menghasilkan keseragaman pengamatan

5. Multimedia pembelajaran dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan
realistis.

6. Multimedia pembelajaran membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar

7. Multimedia pembelajaran memberikan penglaman yang integral dari yang kongkrit


sampai dengan yang abstrak.
Menurut Lestari (2013) Berdasarkan hal tersebut, multimedia dalam proses belajar
mengajar dapat digunakan dalam tiga fungsi, yaitu sebagai berikut,

1. Multimedia dapat berfungsi sebagai alat bantu instruksional.

2. Multimedia dapat berfungsi sebagai tutorial interaktif, misalnya dalam simulasi.

3. Multimedia dapat berfungsi sebagai sumber petunjuk belajar, misalnya, multimedia

digunakan untuk menyimpan serangkaian slide mikroskop atau radiograf.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi multimedia

pendidikan adalah sebagai salah satu unsur pembelajaran di kelas, membangkitkan motivasi

belajar, memperjelas penyajian pesan dan informasi dan memberikan stimulasi belajar atau

keinginan untuk mencari tahu.

G. Teori Kognitif tentang Multimedia Pembelajaran

Menurut Mayer (dalam Damayanti, 2013), asumsi yang mendasari teori kognitif

tentang multimedia learning, yakni dual-channel (saluran ganda), limited capacity (kapasitas

terbatas), dan active-processing (pemrosesan aktif). Asumsi saluran ganda (dual-channel

assumption) menyatakan bahwa manusia memiliki saluran terpisah bagi pemrosesan

informasi untuk materi visual dan materi auditori. Informasi berupa kata-kata diterima oleh

mata dan telinga, sedangkan gambar diterima oleh mata yang merupakan memori sensorik.

Setelah diseleksi oleh memori sensorik, informasi diteruskan ke memori kerja. Di dalam

memori kerja, informasi diorganisasikan untuk diintegrasikan yang selanjutnya diteruskan ke

memori jangka panjang. Kedua saluran tersebut diilustrasikan dalam ilustrasi gambar berikut:
H. Prinsip Multimedia

Menurut Hardianto (2011) perkembangan multimedia pembelajaran yang ada saat ini,

ternyata belum semuanya memenuhi kaidah pengembangan media yang baik, layak dan

memenuhi kaidah standar pengembangan multimedia pembelajaran. Masih banyak

multimedia yang beredar dipasaran tidak menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dan

prinsip-prinsip desain multimedia pembelajaran. Banyak pengembang multimedia yang

hanya mementingkan kemenarikan dari sisi tampilan seperti animasi atau warna-warna yang

ditonjolkan dengan tidak mengikuti kaidah pembelajaran dan desain pesan pembelajaran

secara benar. Multimedia pembelajaran dibuat kurang didasarkan pada need assesment dan

kurang memperhatikan aspek perkembangan peserda didik yang akan menjadi pengguna

media tersebut.

Lebih lanjut Richard E. Mayer (2009) menyebutkan tujuh prinsip desain multimedia

untuk dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan belajar siswa. Prinsip-prinsip

tersebut telah dibuktikan melalui penelitian oleh Richard E Mayer dengan menggunakan tes

retensi (mengingat) dan tes transfer (memahami).


I. Prinsip multimedia Pembelajaran

Siswa dapat belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar daripada hanya kata-

kata saja. Apabila pengembang multimedia pembelajaran menginginkan peningkatan

pemahaman dan meningkatkan mutu desain multimedia maka sajian multimedia hendaknya

memadukan dua kata-kata (teks) dan diikuti dengan sajian gambar.

1. Prinsip keterdekatan ruang (spatial contiguity principle)

Siswa dapat belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan secara

berdekatan daripada saat disajikan saling berjauhan dalam halaman atau layar slide.

Gambar dan kata-kata yang disajikan haruslah berdekatan dalam on-screen. Gambar dan

teks/ kata yang berjauhan akan menyulitkan bagi siswa untuk memahami-nya atau bisa

jadi bias makna yang disebabkan tek dan gambar yang berjauhan tersebut.

2. Prinsip keterdekatan waktu

Siswa dapat belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar terkait disajikan secara simultan

(berbarengan) daripada suksesif (bergantian). Untuk meningkatkan pemehaman siswa

gambar dan teks/kata sebaiknya disajikan secara berbarengan dalam on-screen bukan

bergantian sebab jika disajikan secara bergantian dapat menyebabkan terjadi kesalahan

dalam memproses informasi yaitu hubungan mental antara representasi verbal dan

representasi visual tidak terjadi.

3. Prinsip Koherensi

Siswa dapat belajar lebih baik saat kata-kata, gambar-gambar atau suara-suara

ekstra/tambahan dibuang daripada dimasukkan. Unsure-unsur tambahan yang tidak perlu

sebaiknya dihilangkan dalam tampilan on-screen, karena unsure tambahan tersebut akan

mengalihkan perhatian siswa dari materi yang penting, bisa menggangu proses penataan

materi, dan dapat menggiring siswa pada materi yang tidak sesuai dengan tujuan

pembelajaran.
4. Prinsip modalitas

Siswa dapat belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada animasi dan teks on-

screen. Gambar-gambar dan kata-kata sama disajikan secara visual (yakni sebagai

animasi dan teks) akan menyebabkan saluran visual/pictorial kelebihan beban sebaliknya

saluran auditori/verbal tidak termanfaatkan. Oleh karena itu dlam pengembangan

multimedia saluaran visual dan auditori digunakan secara seimbang.

5. Prinsip redundansi

Siswa dapat belajar lebih baik dari animasi dan narasi darpada animasi, narasi dan teks

on-screen. Jika kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara visual yakni animasi dan

teks akan menyebabkan saluran visual kelebihan beban sehingga pemrosesan informasi

kurang maksimal.

6. Prinsip perbedaan individual

Pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa berpengatahuan rendah daripada siswa

berpengetahuan tinggi, dan siswa berkemampuan spatial tinggi lebih baik daripada siswa

berspasial rendah. Penggunaan multimedia sebainya digunakan pada siswa yang belum

mempelajari materi bukan untuk mengulang (remidi), sebab siswa yang memiliki

pengetahuan kurang tertarik pada unsur-unsur multimedia. Begitujuga siswa yang

kemampuan spasial rendah juga tidak begitu tertarik dengan tampilan multimedia.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar . M. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Binanto Binanto. 2010. Media dan Multimedia Pembelajaran. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Damayanti Fifi. 2013. Pembelajaran berbantuan multimedia berdasarkan teori beban kognitif
untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah program linear siswa X TKR 1
SMKN 1 Doko. Jurnal pendidikan sains. Vol. 1 (2)

Deni hardianto. Penerapan prinsip desain multimedia untuk pembelajarn. International


conference proceding

Iswadi Taruna dan rosnelli. 2014. Pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia
pada mata pelajaran instalasi penerangan listrik. Jurnal pendidikan teknologi dan
kejuruan. Vol 4 (2)

Lestari Ambar Sri . 2013. Pembelajaran Multimedia. Jurnal Al Ta’dib. Vol 6 (2)

Lestari Novia, S. 2018. Media Pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Penerbit


Lakeisha: Jawa Tengah

Limbong Teonni. 2020. Media dan Mutimedia Pembelajaran Teori dan Praktik. Yayasan kita
menulis: Sumatera Utara

Nurrita Teni. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Misykat. Vol 3 (1).

Rusli. M., Hermawan D., Supuwiningsih N.N. 2017. Multimedia pembelajaran yang inofativ.
Yogyakarta: Penerbit ANDI

Oka Gde Putu Arya. Media dan multimedia pembelajaran. 2017. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai