Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan

Diabetes Mellitus
Disampaikan Oleh:
Sugiyarto, SST., Ners., M.Kes
• Diabetes adalah penyakit kronis serius yang
terjadi karena pankreas tidak menghasilkan
cukup insulin (hormon yang mengatur gula
darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak
dapat secara efektif menggunakan insulin yang
dihasilkannya. Diabetes adalah masalah
kesehatan masyarakat yang penting, menjadi
salah satu dari empat penyakit tidak menular
prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh
para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan
prevalensi diabetes terus meningkat selama
beberapa dekade terakhir. (WHO Global
Report, 2016).
Gejala :
❑ Poliuria Gejala hiperglikemia kronis :
❑ Polidipsia ❖ suseptibilitas terhadap infeksi
❑ Polifagia Komplikasi kronis :
❑ Berat Badan turun ❖ Retinopati
❑ Penglihatan kabur ❖ Nefropati (renal failure)
Komplikasi akut : ❖ Neuropati perifer (foot ulcers,
❑ Hipoglikemia amputation, Charcot joint)
❑ Hiperglikemia & ❖ Neuropati autonom (causing
Ketoasidosis gastrointestinal, genitourinary,
❑ Sindroma hiperosmolar and cardiovascular symptoms &
non ketosis sexual disfunction)
Juvenile Diabetes
1. Diabetes tipe 1 → kerusakan sel β mengarah kepada
defisiensi insulin absolut
A. Imun
B. Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (80%) → defisiensi insulin relatif sampai
defek sekresi
3. Tipe spesifik lainnya
A. Defek genetik dari fungsi sel β
B. Defek genetik pada kerja insulin
C. Penyakit pankreas eksokrin
D. Endokrinopati
E. Induksi obat atau bahan kimiawi
F. Infeksi
G. Bentuk tidak umum dari diabetes dimediasi imun
H. Sindroma genetik lainnya
4. DM kehamilan (Gestational DM)
▪ 1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl.
Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8
jam, atau
▪ 2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam
setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan
beban glukosa 75 gram, atau
Kriteria ▪ 3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl
Diagnosa DM dengan keluhan klasik (poliuria, polidipsia, polifagia
dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya), atau
▪ 4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan
metode yang terstandarisasi oleh National
Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
Intervensi farmakologis ditambahkan
jika sasaran kadar glukosa darah
belum tercapai dengan pengaturan
Intervensi
makan dan latihan jasmani
Farmakologis

Intervensi farmakologis meliputi:


1. OHO (Obat Hipoglikemik Oral)
2. Insulin
▪ Penyuntikan : subkutan dan vena
(dalam keadaan akut)
▪ Lokasi subkutan, spt.gambar
Aktivitas/ Istirahat (Lemah, letih, kram otot,
1 tachycardia, tachypnea, disorientasi, koma)

2 Sirkulasi (Riwayat HT, Disritmia, bradicardia)

3 Neurosensori (Pusing, gangguan penglihatan,


disorientasi, mengantuk, gangguan memory)

4 Nyeri/Kenyamanan (Abdomen tegang/ nyeri


sedang berat, wajah meringis)
Keamanan (Ulkus kulit, parastesia/ paralysis,
5 demam, diaphoresis, gatal pada kulit)

6 Vital Sign (Suhu, Nadi, RR, Nyeri, TD)

7 Pemriksaan Diagnostik (GDS ≥ 200 mg/dl)


Resiko Ketidakstabilan kadar glukosa
darah

Defisit Nutrisi < kebutuhan Tubuh

Gangguan Integritas Kulit

Gangguan Integritas Jaringan

Hipovolemia
Gangguan Persepsi Sensori
▪ Ibu D ( 45 thn ) masuk rumah sakit dengan luka
diabetikum pada kaki yang lama tidak sembuh sudah 6
bulan, bahkan lukanya sangat dalam sampai kelihatan
bentuk tulangnya. Klien mengatakan merasa lemas dan
sering sekali minum, dan ingin makan terus-menerus.
Dari hasil pengkajian sementara didapatkan : kondisi
umum klien : lemah, TTV TD : 160/90 mmhg HR: 90x/
menit , suhu : 37 C, RR: 18x/ menit , sudah terjadi
neuropati ekstremitas, kaki teraba dingin dan terlihat
pucat, gula darah sementara : 450/dl, ada riwayat DM
pada anggota keluarga (bapaknya meninggal karena
komplikasi) . sejak kecil ibu D mengalami gizi lebih
(obesitas) , BB sekarang : 42 kg , TB : 160 cm, sebelum
sakit-sakitan BB nya pernah mencapai 84 kg.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai