Anda di halaman 1dari 16

By

Dr. Donny M. Shalahuddin


RINGAN
GEJALA COVID 19 1. Seperti flu tanpa demam : sakit kepala,
kehilangan indera penciuman, nyeri otot,
batuk, sakit tenggorokan, nyeri dada, dan
tidak demam.
2. Seperti flu dengan demam
3. Gastrointestinal : sakit kepala,
kehilangan penciuman, kehilangan nafsu
makan, diare, sakit tenggorokan, nyeri
dada, dan tidak ada batuk.

SEDANG
4. Tingkat satu yang parah (kelelahan) : sakit
kepala, kehilangan penciuman, batuk,
demam, suara serak, nyeri dada, dan
kelelahan.

BERAT
5. Tingkat dua yang parah (kebingungan) :
gejala No.4 ditambah kebingungan, dan
nyeri otot.
6. Tingkat tiga yang parah (perut dan
pernapasan): gejala No.5 ditambah
SESAK NAPAS, diare, dan sakit perut.
Golongan Vaksin : Virus Utuh yg dilemahkan
 Vaksin Virus Utuh : attenuated dan (inactivated) :
bahan genetiknya dirusak, virus tidak
inactivated
bisa menginfeksi sel dan tdk bisa
 Vaksin Asam Nukleat : mRNA dan DNA bereplikasi tapi masih bisa
 Vaksin Protein Subunit menbangkitkan respon imun

Uji klinis vaksin Sinovac - Bandung


Jumlah relawan: 1.620 orang
Positif COVID-19: 25 orang (7 dari kelompok vaksin, 18 dari kelompok plasebo)
Efikasi: 65,4 persen
Sinovac :
Keuntungan : mudah diproduksi, mudah penyimpanan, mudah ditransportasikan,
cepat membangkitkan respon imun
Kontra Indikasi :
Penyakit Komorbid Covid 19 :
1. Pasien penyakit autoimun
1. Diabetes Mellitus sistemik, seperti systemic lupus
2. Penyakit autoimun seperti Lupus/SLE erythematosus (SLE), Sjogren
3. Penyakit ginjal syndrome, rheumatoid arthritis, dan
4. Penyakit jantung coroner vaskulitis
5. Hipertensi 2. Pasien dengan riwayat reaksi
6. Tuberkulosis efek samping berat terhadap
7. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) vaksin, seperti asma, urtikaria,
8. Penyakit kronis lain dispnea, atau edema
9. Tumor/kanker/keganasan angioneurotik
10. Penyakit terkait geriartri
KAJIAN TELAAH KLINIS

Vaksin CoronaVac tidak dikontraindikasikan pada Hati-hati pada kondisi sebagai berikut:
 Lansia usia >59 tahun dengan kelayakan
pasien dengan penyakit akut dan/atau serangan akut vaksinasi ditentukan oleh kondisi frailty
dari penyakit kronik. (kerapuhan), dimana lansia belum layak
divaksin jika skor dari kuesioner RAPUH
Namun, pemberiannya harus ditunda hingga lebih dari 2

kondisi akut telah tertangani  Pasien trombositopenia atau gangguan


koagulasi, karena injeksi vaksin ini secara
intramuskular dapat menyebabkan
perdarahan

 Pasien dengan riwayat imunodefisiensi atau


mendapat terapi imunosupresi, seperti terapi
imunoglobulin intravena dan kortikosteroid
jangka panjang

 Pasien epilepsi tidak terkontrol, dan


penyakit neurologis progresif lainnya seperti
Guillain-Barre Syndrome

 Pasien penyakit kronik serius, misalnya


penyakit jantung, hipertensi tidak terkontrol,
diabetes melitus tidak terkontrol, penyakit
hati dan ginjal, dan keganasan
Pe n i l a i a n ko n d i s i ke s e h a t a n : Pe r s i a p a n s eb e l u m va k s i n a s i :

1. Melakukan penilaian kesehatan diri 1. Jangan konsumsi makanan &


terkait syarat vaksinasi : minuman yang mengandung
o Komorbid ? alkohol
o Kontra indikasi ? 2. Jangan aktivitas berat dan
o Kondisi Frailty (kerapuhan) ? olahraga berlebihan
3. Lakukan istirahat yang cukup
2. Menginformasikan kondisi kesehatan
diri : 4. Cukupi kebutuhan nutrisi
• Demam / batuk pilek 5. Jalani pengobatan dari dokter
• Riwayat alergi terhadap vaksin (bagi yang memiliki penyakit
• Penyakit tertentu, seperti kelainan kronis) :
darah, penyakit autoimun, penyakit • Diabetes Mellitus, bisa diberikan jika kadar
kardiovaskular, diabetes, HIV, gangguan HbA1C berada di bawah 58 mmol/mol atau 7,5%
ginjal, atau penyakit liver
• HIV, bisa diberikan jika jumlah sel darah putih
• Konsumsi obat-obatan tertentu CD4 lebih dari 200
• Hamil atau berencana hamil
Peringatan adalah tindakan yang perlu dipahami
sebagai upaya kehati-hatian saat pemberian
vaksin CoronaVac, di antaranya:

 Vaksin CoronaVac tidak boleh diberikan


bersamaan dengan vaksin lain

 Epinefrin injeksi dan perlengkapan


resusitasi jantung paru lain harus tersedia
untuk mengontrol reaksi alergi yang serius,
seperti reaksi anafilaksis

 Observasi selama 30 menit setelah proses


vaksinasi untuk memantau adanya efek
samping yang muncul pasca pemberian
vaksin

 Jangan memaparkan desinfektan terhadap


vaksin saat membuka vial vaksin dan
melakukan injeksi

 Vaksin CoronaVac tidak boleh dibekukan


dan diberikan sesegera mungkin setelah
dikeluarkan dari pendingin dan vial dibuka
Perhatikan Aktifitas setelah
Efek Samping Vaksin : vaksinasi :
1. Redakan efek samping vaksin
2. Terapkan protokol kesehatan
3. Konsumsi Makanan bergizi
(protein, vitamin, mineral)
4. Tidak mengkonsumsi zat atau obat
yang mengganggu munculnya
imunitas
5. Istirahat Cukup dan Olah raga
ringan
6. Siapkan diri untuk vaksinasi kedua
7. Mendapatkan vaksinasi untuk
penyakit lain setelah vaksinasi
COVID-19
 Tidak ada jaminan 100 persen vaksin Corona
membuat 100 persen kebal dari COVID-19
 Antibodi pasca vaksinasi tidak langsung terbentuk
 Virus Corona terus bermutasi
 Silent spreader pasca divaksin
 Belum ada data klinis berapa lama antibodi bertahan di
tubuh kita
 Di rumah boleh lepas masker, bila seluruh anggota
keluarga telah divaksin

Orang yang sudah divaksin COVID-19 tetap bisa terkena penyakit ini, bahkan
menularkannya kepada orang lain.

Oleh karena itu :


 Tetaplah menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah COVID-19
 Berusaha meningkatkan kondisi diri agar tetap bugar dan fit
 Selalu berdo’a dan menggenggam harapan agar Pandemi ini segera berakhir

Anda mungkin juga menyukai