Anda di halaman 1dari 10

Farmakologi Dasar

Bu Kiki

Nuclear Receptors as a drug targets

Perbedaan Nuclear reseptro dengan reseptor


lain

DBD

Memiliki 2 daerah zinc yang diikat oleh 4 residu


sistein

DBD memiliki 2 heliks

CI Zinc finger : Pengikatan spesifik DNA disebut


the ligand-independent activation function (AF-1 recognition helix.
The ligand-dependent activation function (AF-2) CII Zinc finger : Interaksi dengan gugus fosfat
DNA
AF-1 berfungsi dalam konteks promotor dan /
atau cara spesifik tipe sel dan bekerja sama Glukokortikoid reseptor
denganAF-2 dalam regulasi transkripsi gen

Fungsi AF-2 makes the function of


agonist/antagonist ligand response, changing
the LDB conformation and regulating the gene
transcription, according to each case and with
participation of other coregulatory elements.

Klasifikasi former
Struktur holo lebih kompak daripada struktur
apo, menunjukkan bahwa pengikatan ligan
menginduksi perubahan konformasi dalam LBD

Steroid hormone receptors bind primarily as


homodimers

Klasifikasi NR
LBD helix 12 (H12)  Their DNA binding specificity
 Their hormone binding specificity
Konformasi/ perubahan struktur
 Their dimerization properties
In holo-receptors, berubah tergantung tipe ligan
(agonist and antagonist) is bound to the LBD:

Agonists Ligands: ligands that fit into the Enzym


hormone-binding pocket and trigger Enzim adalah molekul protein yang berperan
conformational changes in the LBD, which are sebagai katalis; membuat reaksi menjadi lebih
suitable for activation. cepat, menurunkan energi aktivasi, eksoterm,
Antagonists Ligands: ligands that mengganggu reaksi spontan
the basic structure of the LBD or perubahan
posisi of H12 yang dibutuhkan untuk pengikatan
co-activators.

Obat antibiotik berkerja secara target obat


spesifik dalam metabolisme bakteri. Misalnya
peran penisilin yang berikatan dengan enzim
bakteri yang menghambat pembentukan dinding mengubah 2 fosfogliserat menjadi
sel bakteri fosfoenolpiruvat selama glikolisis

Mekanisme Enzim

Cara kerja enzim perlu diketahui untuk


mengetahui desain obat sebagai target enzim.
Substrat berikatan dengan situs aktif
membentuk kompleks enzim substrat

Cara berikatan obat dengan situs aktif

Enzim dan beberapa reseptor adalah protein


yang mengandung polipeptida terdiri dari asam
Docking adalah salah satu metode yang dapat amino (AA) yang dihubungkan dengan ikatan
memprediksi interaksi antar molekul, dapat peptida; terdapat 20 residu AA
berupa protein termasuk enzim, DNA,
karbohidrat, lemak terhadap substrat, tetapi
lebih banyak yang mengeksplorasi terhadap
enzim

Inhibitor diklasifikasikan non-reversible dan


reversible

 Non reversible : berikatan kuat pada situs


aktif sehingga tidak terbentuk substrat
 Reversible ada 2 tipe :
- Inhibitor kompetitif : Berikatan di situs
aktif. Dapat hilang dengan penambahan
substrat
- Inhibitor non kompetitif : berikatan pada
sisi alosterik, sehingga merubah struktur
enzim; menurunkan produk;
menurunkan kinerja enzim. Dapat hilang
hanya dengan pengurangan konsentrasi
inhibisi
Inhibitor ada yang berikatan dengan situs aktif
dan situs alosterik sekaligus. Contoh :
Aspirin : untuk analgesik; non-reversible;
Mencegah pengikatan asam arakhidonat dengan
COX enzim, penting untuk pembentukan
prostaglandin
Metotrexat : untuk treatment kanker;
competitif; kompetitif dengan tetrahidrofolate
untuk situs aktif dari dihidrofolate reduktase;
untuk sintesis nukleotida Inhibisi enzim dan kerja obat
Fluoride : antibakteri; non-competitive;
berikatan dengan enzim enolase yang
Grafik kecepatan reaksi terhadap konsentrasi
substrat dikenal sebagai plot Michaelis-Menten.

Penjelasan grafik dengan penambahan inhobitor

kompetitif : Vm tetap; Km meningkat

Non kompetitif : Vm menurun ; Km tetap

Lineweaver-burk plots

Peptide-hydrolyzing enzymes such as


thermolysin needs Zn2+ for proper functioning.

Tujuan metabolisme : membuat obat jadi polar


shg mudah ekskresi

Fase 1 : CYP p450 : Oksidasi, reduksi

Surface Receptor
Local signaling : Parakrin dan sinaptik
Long Tahap sinyal : Resepsi – transduksi- respon
Defosforilasi dikarenakan protein fosfatase
melepaskan fosfa dari protein
Second Messenger
adalah molekul kecil, nonprotein, molekul
atau ion yang larut dalam air yang menyebar
ke seluruh sel melalui difusi
• berpartisipasi dalam jalur yang diprakarsai
oleh GPCR dan RTK
• AMP siklik dan ion kalsium adalah
pembawa pesan kedua yang umum.
Ca2+ Pathways leading to the release of
calcium involve inositol triphosphate (IP3)and
Long distance diacylglycerol (DAG)as additional second
messengers

cAMP : Adenilil siklase berfungsi mengubah atp


menjadi AMP
d. Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari
penggunaan obat untuk menyembuhkan
penyakit

2. Jelaskan perbedaan obat bebas,obat keras,


cAMP biasanya mengaktivasi TKR A obat psikotropik, dan obat bius, dengan contoh
nya.!

a. Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan


tanpa resep dokter. Obat bebas dalam
kemasannya ditandai dengan lingkaran
berwarna hijau garis tepi hitam. Contohnya
adalah Parasetamol, Vitamin-C, Asetosal
(Aspirin), antasida Daftar Obat Esensial (DOEN),
dan Obat Batuk Hitam (OBH)

b. Obat keras adalah obat yang hanya bisa


diperoleh dengan resep dokter. Disebut
golongan G (gevaarlijk) yang artinya berbahaya.
Kemasan obat ditandai dengan lingkaran yang
didalamnya terdapat huruf K berwarna merah
yang menyentuh tepi lingkaran yang berwarna
 Komunikasi sel berlangsung via sinyal kimia. hitam. Contoh Obat ini adalah Asam mefenamat,
Ex. Ephineprine Ranitidine, Chloroquine
Bu Sri c. Obat Psikotropik adalah Obat keras yang
penggunaannya mempengaruhi system syaraf
Soal bu sri
dan dapat mempengaruhi tingkah laku dan
1. Jelaskan perbedaan definisi ilmu pengetahuan mental manusia. Psikotropika adalah zat atau
yang berhubungan denga Farmakologi: obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
a. Biofarmasi adalah ilmu yang bertujuan menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mempelajari pengaruh-pengaruh pembuatan mental dan perilaku. Psikotropika sebenarnya
sediaan farmasi terhadap efek terapeutik obat termasuk golongan obat keras, tetapi bedanya
dapat mempengaruhi aktivitas psikis.
b. Farmakokinetika adalah ilmu yang
Penggunaannya harus dengan resep dokter dan
mempelajari setiap proses yang dilakukan tubuh
dilaporkan setiap bulan. Contoh: Diazepam,
terhadap obat, yaitu absorbpsi, distribusi,
nitrazepam, golongan barbital.
biotransformasi (metabolisme), dan ekskresi
(ADME). Secara singkat artinya pengaruh tubuh d. Obat Bius mempunyai efek membius
terhadap obat (narkotik), penggunaannya menimbulkan
ketagihan. Penggunaannya di apotik/RS harus
c. Farmakodinamika adalah ilmu yang
dilaporkan, harus dengan resep dokter ,dan logo
mempelajari cara kerja obat, efek obat terhadap
yaitu lingkaran bergaris tepi warna merah
fungsi berbagai organ dan pengaruh obat
dengan tanda plus (+) di dalamnya. Contoh
terhadap reaksi biokimia dan struktur organ.
morfin dan turunannya, cocain dari daun koka,
Secara singkat artinya pengaruh obat terhadap
sel hidup.
narkotika modern: petidin, metadon, tanaman
ganja (Cannabis sativa)
4. Jelaskan perbedaan obat yang bekerja dengan
efek sistemik dengan obat efek local.

3. Jelaskan perbedaan Obat farmakodinamik dan Efek sistemik adalah efek obat yang dapat
Obat Khemoterapeutik, masing-masing dengan terjadi di seluruh tubuh melalui peredaran
contoh. darah, contohnya saat pemberian secara
peroral, parenteral/disuntikkan, rektal, dan
Obat farmakodinamik terjadi intreraksi obat
sebagainya. Sedangkan efek lokal adalah efek
yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja
obat yang terjadi hanya pada lokasi pemberian
atau sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi
saja, contohnya topikal dan inhalasi.
efek yang aditif, sinergistik, atau antagonistik,
tanpa ada perubahan kadar plasma ataupun
profil farmakokinetik lainnya. Interaksi
5. Jelaskan pengertian cara pemberian
farmakodinamik umumnya dapat
intravena, transdermal, rektal, injeksi, subkutan
diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan
dan implantasi.
dengan obat yang berinteraksi, karena klasifikasi
obat adalah berdasarkan efek Intravena : Penyuntikan dilakukan ke dalam
farmakodinamiknya. Selain itu, umumnya pembuluh darah vena. Reaksinya sangat cepat
kejadian interaksi farmakodinamik dapat karena langsung ke peredaran darah dan obat
diramalkan sehingga dapat dihindari sudah beredar ke seluruh tubuh atau jaringan.
sebelumnya jika diketahui mekanisme kerja
obat. Jadi, pada intinya Obat Farmakodinamik Transdermal : Cara pemakaian melalui
itu adalah obat yang bekerja terhadap tuan permukaan kulit berupa plester, obat menyerap
rumah dengan jalan mempercepat atau secara perlahan dan kontinue masuk ke dalam
memperlambat proses fisiologis atau fungsi sistem peredaran darah, langsung ke jantung.
biokimia dalam tubuh. Misalnya : hormon, Rektal : Pemberian obat melalui rektal atau
diuretik, hipnotika, obat otonom, NSAIDs dubur. Cara ini baik digunakan untuk obat yang
(aspirin, fenilbutason, indometasin). mudah dirusak asam lambung.

Injeksi : Proses memasukkan suatu cairan ke


Sedangkan pada obat khemoteraoeutik tubuh menggunakan jarum melalui parenteral
didefinisikan sebagai obat-obat kimiawi yang (rute selain saluran pencernaan). Jarum yang
digunakan untuk memberantas penyakit infeksi digunakan adalah jarum hipodermik dan jarum
akibat mikroorganisme seperti bakteri, fungi, suntik.
virus, juga terhadap infeksi cacing. Dalam hal ini Subkutan :Penyuntikan yang dilakukan di bawah
obat-obat khemoterapeutik dapat berkhasiat kulit. Obatnya tidak merangsang dan larut dalam
memusnahkan parasit tanda merusak jaringan air atau minyak, efeknya agak lambat.
inti dalam tubuh. Misalnya : antibiotik (penisilin,
sefalosporin, tetrasiklin, aminoglikosida, Implantasi: Obat dalam bentuk pellet steril
makrolida, dan rifampisin), antivirus dimasukkan dibawah kulit dengan alat khusus
(oseltamivir, zanamivir ,cyclovir, valacyclovir, (trocar), digunakan untuk efek yang lama.
famciclovir, ganciclovir, valganciclovir), dan lain- Back To PPT Cawww
lain. Obat ini diharapkan memiliki aktivitas
farmakodinamik yang kecil terhadap organisme PPT Fase Farmakodinamika
tuan rumah dan bekerja selektif terhadap
Reseptor
kuman, parasit atau mikroba patogen lain.
Reseptor Non Fisiologi (Tidak menenimbulkan Efek teurapeutik
efek fisiologi) : protein enzim, protein struktural,
Terapi Simtomatis : Pemberian obat
asam nukleat
dimaksudkan untuk meniadakan gejala penyakit:
Reseptor fisiologi : dapat menimbulkan efek Analgesik. Diuretik, obat Asma, obat diare dsb.
fisiologi : Hormon dan neurotransmiter
Terapi kausal : Pemberian obat dimaksudkan
(Noradrenalin, asetilkolin)
untuk meniadakan penyebab penyakit:
Ikatan Obat dengan reseptor Antibiotika, sulfa, antivirus dsb.

Ikatan lemah (Ion, Vanderwals, hidrofobik) Tetapi Substitusi : Memberikan obat sbg
pengganti zat yg lazimnya dibuat oleh organ
Konsep ikatan obat dengan reseprot
yang sakit: Insulin pada diabetes, enzim.
Potensi yang tinggi mean Obat dapat bekerja
Plasebo
pada dosis yang kecil
 Zat tanpa kegiatan farmakologi dalam
Spesivisitas biologi yang tinggi mean Adrenalin bentuk yg dikenal ( tablet, kapsul, cairan)
menimbulkan efek yang nyata pada jantung  Tujuannya menyenangkan dan
menenangkan, menggenapkan atau
Spesivisitas Kimia yang tinggi mean Aktivitas
meningkatkan moral pasien
obat mudah dipengaruhi dengan merubah
 Contoh: Obat tidur, analgetika, obat KB,
struktur kimia
obat asma
dan tonikum
 Plasebo umumnya zat inaktif seperti laktosa
dg kinin utk rasa pahit, ukuran kecil atau
sangat besar, warna menyolok untuk
menambah efek psikologis

Efek yang tidak diinginkan

1. Efek samping : Khasiat yang tidak diinginkan


untuk tujuan terapi yg dimaksud pada dosis
yang dianjurkan.
Kerja tambahan adalah efek tdk langsung
akibat kerja utama obat. Misalnya
antibiotika spectrum luas menyebabkan
kekurangan vitamin shg perlu diberikan
Mekanisme Kerja Obat yang lain bersama-sama vitamin.
2. Idiosinkrasi
1. Secara kimia : Antasida Peristiwa di mana suatu obat memberikan
efek yang berlainan dg efek normalnya.
Umumnya krn ada kelainan genetika.
Misalnya: Pemberian obat penenang
2. Secara Fisika : Norit menyebabkan gelisah.
3. Secara kompetisi : Sulfa menyaingi PABA 3. Alergi Misalnya, Penisilin
sehingga sintesis protein terhambat 4. Fotosensitisasi, Misalnya Antibiotik,
4. Memodifikasi proses metabolisme organ bithinol, tetrasiklin
: Antibiotik menghambat sintesis dinding 5. Toleransi
sel, sintesis protein, dan menghambat a. Toleransi primer (bawaan)
asam lemak Kelinci sangat toleran thdp atropin.
b. Toleransi sekunder (yg diperoleh)  ( 1 jam sebelum makan atau 2 jam
Timbul setelah menggunakan obat setelah makan)
beberapa lama.
(Setelah Makan ) Obat yg merangsang mukosa
c. Toleransi silang
lambung harus dimakan selama makan atau
Terjadi untuk zat yg struktur kimianya
setelah makan
mirip
d. Tachyfylaksis Misalnya:
Toleransi yg timbul dg pesat sekali bila
obat diulang dalam jangka waktu yg  Kortikosteroid
pendek, misal efedrin.  Antidiabetes dan antiepileptika
6. Teratogenik  Garam besi, kalium dan litium
7. Toksik  Obat cacing dan antasida (1/2 jam p.c)
Obat dg dosis tinggi dpt menimbulkan efek  Vasodilator, teofilin, nikotinat
yang berbahaya/keracunan ( toksik) yg  Kotrimoksazol, metronidazol
berbanding lurus dg dosis.
Pemerian dosis tergantung : Usia, Jenis kelamin
Habituasi : Organisme kurang peka terhadap Berat penyakit dan keadaan pasien, BB Luas
obat karena induksi enzim atau reseptor permukaan badan
sekunder
Indeks Terapi dan Luas Terapi
Adiksi : Ketagihan
INDEKS TERAPI: (ukuran kemanan obat)
Kombinasi Obat
Adalah perbandingan (rasio) antara dosis yang
Antagonis : Barbital dengan Strikhin ; Morfin mematikan pada 50% hewan percobaan (LD 50)
dengan nalorfin, Nifedipine dengan dosis yang menghasilkan efek 50%
hewan percobaan (ED 50)
Sinergis : salbutamol
LD 50
- Adisi :Efek kombinasi ini merupakan jumlah Indeks Terapi =
ED 50
kegiatan
LUAS TERAPI:
masing-masing obat. Misal asetosal dg
parasetamol. Adalah jarak LD 50 dengan ED 50, merupakan
jarak
- Potensiasi: Kegiatan obat I diperkuat oleh obat
II. keamanan obat.

Misal sulfametoksazol dan trimetoprim. Grafik Inhibitor

Waktu penggunaan Obat

(Sebelum makan) Penggunaan obat untuk


mendapatkan efek yang cepat sebaiknya ditelan
sebelum makan karena obat diabsorpsi lebih
cepat pada lambung kosong.

Misal:

 Analgetika (kecuali asetosal dan


fenilbutazon)
PPT
 Antibiotika , dipiridamol, tonikum, INH
Syaraf yang posganglionnya melepaskan
asetilkolin dinamakan syaraf kolinergik

Syaraf yang posganglionnya melepaskan


noradrenalin dinamakan syaraf adrenergik

Mekanisme pada Potensial aksi saraf:

Depolarisasi:

Ion kalium lebih banyak 20x di dalam sel dari


pada di luar sel, ion Na dan ion Cl lebih banyak di
luar sel.

Bila ada rangsangan impuls mencapai


ambang rangsang maka permeabilitas terhadap
ion Na meningkat sehingga masuk ke dalam sel.

Potensial menuju positif disebut polarisasi


terbalik.

Repolarisasi:: Keadaan kembali ke potensial


istirahat.

Perangsangan ini mengakibatkan pasca ganglion


sistem syaraf otonom melepaskan transmitor
neurohumoral ( neurotransmitor):

- S.S. Parasimpatis : Asetilkolin (Ach)

- S.S Simpatis :
Norepinefrin(NE)/Noradrenalin

Anda mungkin juga menyukai