RESEPTOR ADRENERGIK
OLEH :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
1
A. ADRENERGIK
Struktur umum:
HO OH
HO CH-CH-NH-R
Senyawa adrenergik adalah senyawa yang dapat menghasilkan efek serupa dengan
respons akibat rangsangan pada sistem saraf adrenergik. Disebut juga dengan nama
adrenomimetik, perangsang adrenergik, simpatomimetik atau perangsang simpatetik.
Sistem saraf adrenergik adalah cabang sistem saraf otonom dan mempunyai
neurotransmitter yaitu norepinefrin.
Sintesis Epinefrin
2
PENERTIAN RESEPTOR ADRENERGIK
Reseptor Norepinephrine
1) alfa-1 adrenergik
3
menyebabkan vasokonstriksi pada pembuluh darah, saluran gastrointestinal, vasodilatasi
otot bronkus (efeknya lebih kecil dibanding beta-2)
2) alfa-2 adrenergik
inhibisi pelepasan insulin, induksi pelepasan glukagon, kontraksi spincher pada gastro
intestinal
menaikkan heart rate (jumlah denyut jantung per unit waktu), menaikkan kontraksi
jantung
2.) beta 2: terdapat di pembuluh darah, otot polos skeletal, otot polos bronkus
relaksasi otot polos di gastro intestinal dan bronkus, dilatasi arteri, glukoneogenesis
Biosintesis norepinefrin
1. Tyrosine
Asam amino Tyrsine memasuk sel syaraf secara transport aktif. Tyrosine mengalami
hidroksilasi dengan bantuan Tyrosine hydroxylase menjadi L-DOPA di sitosol sel syaraf
2. DOPA
4
DOPA mengalami dekarboksilasi menjadi DOPAMINE dengan bantuan L-amino acid
decarboxylase
3. DOPAMINE
5
Antagonis Reseptor dan adrenergik
6
e. Atom N paling sedikit mempunyai satu atom hidrogen (R=H atau gugus alkil)
Reseptor yang terlibat dalam respon saraf adrenergik adalah reseptor -adrenergik
dan reseptor -adrenergik.
a. Gugus hidroksi fenolat membantu interaksi obat dengan sisi reseptor -
adrenergik melalui ikatan hidrogen atau kekuatan elektrostatik. Hilangnya
gugus ini menyebabkan menurunnya aktivitas -adrenergik, tetapi tidak
mempengaruhi aktivitas -adrenergik.
b. Gugus hidroksi alkohol dalam bentuk isomer (-) dapat mengikat reseptor secara
serasi melalui ikatan hidrogen atau kekuatan elektrostatik. Atom C- seri
feniletilamin yang dapat membentuk karbokation juga menunjang interaksi
obat reseptor.
c. Adanya gugus amino juga penting terutama untuk aktivitas -adrenergik,
karena dalam bentuk kationik dapat berinteraksi dengan gugus fosfat reseptor
yang bersifat anionik. Penggantian gugus amino dengan gugus OCH 3 akan
menghilangkan aktivitas adrenergik.
d. Adanya substituen gugus alkil yang besar pada atom N akan meningkatkan
afinitas senyawa terhadap -reseptor dan menurunkan afinitasnya terhadap -
reseptor.
e. Peran R-stereoselektivitas terlihat lebih besar pada -reseptor. -agonis dan -
antagonis mempunyai struktur mirip seperti yang terlihat pada struktur
isoproterenol, tipe perangsang -adrenergik, dan propanolol, tipe pemblok
adrenergik.
Molekul senyawa adrenomimetik bersifat lentur dan dapat membentuk konformasi
cis dan trans. Penelitian dengan analog dopamin menunjukkan bahwa bentuk
konformasi trans yang memanjang berinteraksi lebih baik dengan reseptor dan
-adrenergik dibanding bentuk konformasi cis yang tertutup.
Hubungan struktur dan aktivitas senyawa -agonis didapatkan bahwa :
a. Pemasukan gugus metil pada atom C- rangka feniletilamin akan
meningkatkan selektivitas terhadap.
b. Penghilangan gugus 4-OH dari cincin aromatik, secara drastis meningkatkan
selektivitas terhadap 1-reseptor.
c. Penghilangan gugus 3-OH dari cincin aromatik, pada banyak kasus dapat
meningkatkan selektivitas terhadap
7
d. Semua turunan imidazolin menunjukkan selektivitas yang lebih baik terhadap 2
reseptor dan aktivitasnya akan lebih besar bila ada substituen pada posisi 2 dan 6
cincin aromatik.
Obat adrenergik, yang juga sebagai amin simpatomimetik, mempunyai struktur
dasar -feniletilamin, yang terdiri dari inti aromatis berupa cincin benzen dan
bagian alifatis berupa etilamin. Substitusi dapat dilakukan pada cincin benzen
maupun pada atom C-, atom C-, dan gugus amino dari etilamin.
1. Substitusi pada cincin benzen dan pada atom C-.
a. Amin simpatomimetik dengan substitusi gugus OH pada posisi 3 dan 4
cincin benzen disebut katekolamin (o-dihidroksibenzen disebut katekol).
Sebstitusi pada gugus OH yang polar pada cincin benzen atau pada atom C-
mengurangi kelarutan obat dalam lemak dan memberikan aktivitas untuk
bekerja langsung pada reseptor adrenergik di perifer. Karena itu, obat
adrenergik yang tidak mempunyai gugus OH pada cincin benzen maupun
pada atom C- (misalnya amfetamin, metamfetamin) mudah menembus
sawar darah otak sehingga menimbulkan efek sentral yang kuat. Disamping
itu, obat-obat ini kehilangan aktivitas perifernya yang langsung, sehingga
kerjanya praktis hanya secara tidak langsung.
b. Katekolamin dengan gugus OH pada C- (misalnya epinefrin, norepinefrin
dan isoprenalin) sukar sekali masuk SSP sehingga efek sentralnya minimal.
Obat-obat ini bekerja secara langsung dan menimbulkan efek perifer yang
maksimal.
c. Amin simpatomimetik dengan 2 gugus OH, pada posisi 3 dan 4 (misalnya
dopamin dan dobutamin) atau pada posisi 3 dan C- (misalnya fenilefrin,
metaramirol) juga sukar masuk SSP.
d. Obat dengan 1 gugus OH, pada C- (misalnya efedrin, fenilpropanolamin)
atau pada cincin benzen (misalnya hidroksiamfetamin) mempunyai efek
sentral yang lebih lemah daripada efek sentral amfetamin
(hidroksiamfetamin hampir tidak mempunyai efek sentral).
e. Gugus OH pada posisi 3 dan 5 bersama gugus OH pada C- dan substitusi
yang besar pada gugus amino memberikan selektivitas reseptor 2.
f. Katekolamin tidak efektif pada pemberian oral dan masa kerjanya singkat
karena merupakan substrat enzim COMT (katekol-O-metiltransferase) yang
banyak terdapat pada dinding usus dan hati; enzim ini mengubahnya
menjadi derivat 3-metoksi yang tidak aktif.
8
g. Tidak ada atau hanya satu substitusi OH pada cincin benzen, atau gugus OH
pada posisi 3 dan 5 meningkatkan efektivitas oral dan memperpanjang masa
kerja obat, misalnya efedrin dan terbutalin.
2. Substitusi pada atom C-.
a. Menghambat oksidasi amin simpatomimetik oleh enzim monoamin
oksidase (MAO) menjadi mandelat yang tidak aktif.
b. Meningkatkan efektivitas oral dan memperpanjang masa kerja amin
simpatomimetik yang tidak mempunyai substitusi 3-OH pada inti benzen
(misalnya efedrin, amfetamin), tetapi tdak memperpanjang masa kerja amin
simpatomimetik yang mempunyai substitusi 3-OH (misalnya etil-
norepinefrin).
3. Substitusi pada gugus amino.
a. Makin besar gugus alkil pada atom N, makin kuat aktivitas , seperti
terlihat pada Isoprenalin > epinefrin > norepinefrin.
b. Makin kecil gugus alkil pada atom N, makin kuat aktivitas , dengan
gugusmetil memberikan aktivitas yang paling kuat, sehingga urutan
aktivitas : epinefrin >> norepinefrin > isoprenalin.
4. Isomeri optik.
a. Substitusi yang bersifat levorotatory pada atom C- disertai aktivitas perifer
yang lebih kuat. Dengan demikian, L-epinefrin dan L-norepinefrin
mempunyai efek perifer > 10 kali lebih kuat daripada isomer dekstonya.
b. Substitusi yang bersifat dextrorotatory pada atom C- menyebabkan efek
sentral yang lebih kuat, misalnya d-amfetamin mempunyai efek sentral
lebih kuat daripada L-amfetamin.
Obat obat yang bekerja pada reseptor adrenergik beserta aksi farmakologisnya
10
a2 Klonidin Menghambat Yohindin Vasodilatasi periferr,
pelepasan untuk mengatasi
noropinerfrin, gangguan ereksi pada
antihipertensi sentral pria
Daftar pustaka
Siswandono, Soekardjo, B, 2008, Kimia Medisinal, Jilid 2, Airlangga University Press,
Surabaya.
Ganiswara, Sulistia G(Ed), 1995, Farmakkologi dan Terapi, Edisi 4, Fakultas Kedokteran
UI, Jakarta.
11