Anda di halaman 1dari 17

Hubungan struktur dengan aktivitas

adrenergic dan antiadrenergic

Kelas B
Kelas A 1. Reza Widya Putri
1. Rismawidya febrianti 2. Rianti Indah Sari
2. Rumini Liski 3. Rosy Vilasari
3. Setiya budi pratama 4. Sasi Suci
4. Tia Mandasari 5. Siti Munawaroh
5. Vnni Septiningrum 6. Tataayu
6. Wiwin Farmita Nurindahsari
7. Tri gunawan
Tinjauan umum farmakologi obat adrenergic dan
antiadrenergic

 ADRENERGIK
 Senyawa adrenergik disebut juga dengan
adrenomimetik adalah senyawa yang
dapat menghasilkan efek serupa dengan
respon akibat rangsangan pada sistem
saraf adrenergik

 Obat adrenergik beraksi pada sel efektor


melalui adrenoreseptor yang normalnya
diaktifkan oleh norepinefrin atau beraksi
pada neuron yang melepaskan
neurotransmitter

 Obat anti adrenergik atau adrenolitik


merupakan golongan obat yang
menghambat respon terhadap
perangsangan saraf simpatetik
Reseptor adrenergik dibagi menjadi 2: Alfa dan
beta adrenergic

Alfa – I Menyebabkan vasokonstriksi pada pembuluh


darah, saluran gastrointestinal, vasodilatasi otot
Adrenergic bronkus (efeknya lebih kecil dibanding beta-2)

Fungsi dari reseptor ini dapat menginhibisi


Alfa-2 pelepasan insulin, induksi pelepasan
adrenergic glukagon, kontraksi spincher pada gastro
intestinal
Reseptor adrenergik dibagi menjadi 2: Alfa dan
beta adrenergic

terdapat di jantungmenaikkan heart rate


(jumlah denyut jantung per unit waktu),
Beta menaikkan kontraksi jantung alfa 1-
1 adrenoreseptor postsinaptik terdapat pada
otot polosvaskuler, otot miokardial, sel
hepatosit, dan sel adiposity

terdapat di pembuluh darah, otot polos


skeletal, otot polos bronkus relaksasi otot
Beta polos di gastro intestinal dan bronkus,
dilatasi arteri, glukoneogenesis. Alfa 2-
2 adrenoreseptor prasinaptik terdapat pada
semua organ yang sarafnya dikontrol oleh
sistem saraf simpatetik.
Hubungan Struktur dan Aktivitas
Adrenergik

 Adrenomimetik yang bekerja secara langsung


mekanisme aksinya yaitu obat ini membentuk kompleks
reseptor khas.
 Contoh senyawanya yaitu B-feniletilamin derivatif
(epinefrin, norepinefrin, isoproterenol, dan
metaproterenol) dan imidazolin derivatif a-agonis
(klonidin, naphazolin, oximetazolin).
 Struktur induk fenietilamin
 Substituen 3-hidroksi fenolat pada cincinatau yang lebih
baikadalah substituen 3.4 dihidroksifenolat pada cincin

 Atom N paling sedikit mempunyai satu atom hidrogen (R=H atau


gugus alkil)
Adrenomimetik yang bekerja secara langsung

 Adrenomimetik yang bekerja secara langsung


mekanisme aksinya yaitu obat ini membentuk
kompleks reseptor khas.

 Contoh senyawanya yaitu B-feniletilamin derivatif


(epinefrin, norepinefrin, isoproterenol, dan
metaproterenol) dan imidazolin derivatif a-agonis
(klonidin, naphazolin, oximetazolin).
Hubungan Struktur Aktivitas Imidazolin

 Hubungan Sruktur Aktivitas


Imidazolin derivatif a-agonis
 Optimum jembatan unit (X)
biasanya merupakan suatu amino
tunggal atau gugus metilen
 Aktivitas agonis pada al dan a2
reseptor ditingkatkan ketika cincin
aromatic disubstitusi dengan atom
halogen seperti klorida atau gugus
alkil lipofilik seperti metil
khususnya ketika gugus ini
diposisikan pada 2 posisi orto
 Gugus lipofilik menyerang cincin
fenil pada posisi meta atau para
memberikan selektivitas terhadap al-
reseptor dengan mengurangi afinitas
pada a2-reseptor.

 Contoh obat : klonidin


Hubungan Struktur Aktivitas Klonidin

 Klonidin termasuk  Dilihat dari struktur klonidin,


obat ini memiliki substituen
prototype dari kelas 2- lipofilik pada posisi orto di
aminoimidazolin (a2- cincin fenil. Pada cincin
agonist). Obat ini selektif aromatiknya disubstitusi oleh
atom halogen yaitu klorida.
terhadap a2-agonis.  Adanya gugus orto-klorida
Klonidin juga memiliki dapat memperbaiki aktivitas
beberapa aktibitas al-agonis dibandingkan gugus orto-
dalam perifer. metil pada a2-reseptor.
 Kehadiran gugus amino
 Obat ini juga bekerja di membuat cincin imidazolin
reseptor imidazolin dalam bagian dari gugus guanidine.
SSP untuk mengontrol
tekanan darah.
Adrenomimetik bekerja tidak langsung

 Adrenomimetik bekerja tidak langsung Mekanisme


kerja adrenomimetik tidak langsung yaitu bekerja
dengsn melepaskan katekolamin terutama
norepinefrin dari granul-granul penyimpanan di
ujung saraf simpatetik atau menghambat
pemasukan norepinefrin pada membran saraf.
Hubungan struktur akyivitas adrenergik bekerja
tidak langsung
Struktur umum aktivitas adrenomimetik bekerja tidak langsung

 Memiliki gugus fenil, yang memungkinkan dapat diganti dengan


gugus aromatik lain atau gugus alkil dan sikloalkil •
 Tidak mempunyai gugus hidroksi fenolat pada posisi 3 dan 4. Hal
ini dapat meningkatkan absorpsi obat pada pemberial secara oral
dan meningkatkan penetrasi obat dalam sistem saraf pusat,
 Gugus hidroksi benzyl atau B-hidroksi alcohol, mungkin ada atau
tidak. Obat yang tidak mengandung gugus hidroksi alkohol bersifat
kurang polar sehingga lebih mudah menembus sawar darah otak
dan menunjukkan efek rangsangan saraf pusat yang lebih besar.

 Contoh senyawanya adalah efedrin, fenilpropanolamin, dan


oktopamin.
ANTI ADRENERGIK

 Obat anti adrenergik atau adrenolitik merupakan golongan


obat yang menghambat respon terhadap perangsangan saraf
simpatetik.

 Mekanisme kerja dari obat ini meliputi :


 Berinteraksi dengan reseptor khas yaitu obat pemblok a-adrenergik yang
memblok efek rangsangan pada a-reseptor dan obat pemblok B-adrenergik
yang memnlok efek rangsangan pada ß-reseptor
 Menghambat enzim yang terlibat pada proses biosintesis norepinefrin. Misal
obat yang menghambat enzim dopa-dekarboksilase dan alfa metil tirosin
yang menghambat enzim tirosin dekarboksilase
 Pelepasan norepinefrin dari tempat penyimpanan pada ujung saraf
simpatetik. Contoh : obat pemblok saraf adrenergik
 Mempengaruhi tempat penyimpanan katekolamin. Contoh : reserpin.
PEMBLOK a- ADRENERGIK

Pemblok a-adrenergik dibedakan Selektif al-bloker


menjadi 4 yaitu :
 Quinazolin prazosin,
Non selektif a-bloker
terazosin
 Imidazolin : tolazolin, phentolamin  Arilsulfonamid : tamsulosin
 Ergot alkaloid : ergotamine,  Alkaloid indol : indoramin
ergotoksin
 Miscellaneous : klorpromazin
Selektif a2-bloker
Irreversible a-bloker  Alkaloid indol : yohimbin
 Beta-haloetilamin :  Komponen tetrasiklik :
fenoksibenzamin
mirtazapin
Mekanisme kerja dari pemblok a-adrenergik

 Sebagai antagonis kompetitif terhadap


amindiogenik, seperti norepinefrin pada reseptor a-
adrenergik. Contoh. Alkaloid indoetilamin, turunan
imidazol, turunan benzodioksan, dan turunan
quinanzolin
 Sebagai antagonis non kompetitif terhadap
norepinefrin. Cintoh : B-haloetilamin
 Relaksasi secra langsung otot polos arteriola. Contoh
: turunan quinazolin
Hubungan struktur aktivitas turunan Quinazolin

 Bagian 4-amino pada cincin quinazolin merupakan


dasar dari afinitas al- reseptor
 Piperasin dapat digantikan dengan bagian
heterosiklik lainnya tanpa kehilangan aktivitas
 Kelompok asil alami mempunyai pengaruh
signifikan dalam menentukan farmakokinetiknya.
Hubungan struktur dan aktivitas turunan
ariletanolamin

Struktur umum
R CH3 CH CH2NH C R OH CH3 Modifikasi tertentu telah digunakan menggunakan
struktur dasar isoproterenol dalam usaha mendapatkan senyawa pemblok beta
adrenergik yang kuat.

Modifikasi tersebut antara lain :

 Mengganti gugus hidroksi katekol dengan CI menghasilkan dikloroisoproterenol yang


mempunyai aktivitas beta bloker
 Mengganti gugus 3,4 dihidroksi katekol yang kaya elektron dengan gugus yang juga
kaya akan elektron menghasilkan senyawa prometalol dengan aktivitas beta bloker
lebih besar disbanding dikloroisopreterenol
 Senyawa N,N disubstitusi tidak aktif sebagai beta bloker
 Adanya gugus alfa metil menurunkan aktivitas beta bloker
 Aktivitas dipertahankan apabila gugus fenetil, hidroksi fenetil atau metoksi fenetil
ditambahkan pada gugu amin
Kesimpulan

Dapat mengidentifikasi obat adrenergik dan


antiadrenergik.mengetahui hubungan struktur dan
aktivitas obat adrenergik dan antiadrenergik.
Daftar pustaka

 Lemke, Thomas L., David A. W. Victoria F Roche, dan S. William


Zito. 2008. Foye's Principle of Medicinal Chemistry 6" Edition.
Philladelpia : Lippincott William & Wilkins, a Wolters Kluwer
Business.
 Moffat, Anthony C.. Osselton, dan Brian Widdo. Clarke's Analysis of
Drugs and Poisons Third Edition. United State : Pharmaceutical
Press.
 Nicholls, Antony et al., 2010. Molecular Shape and Medicinal
Chemistry : a perspective. J. Med Chem 53, 3862-3886,
 Ruffly. 2009. Conceptual Medicinal Chemistry Adrenergic and Anti-
Adrenergic Drugs. Serial online. ( cited 2011 November 7). Available
at
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21978/5/Chapter
%201 pdf
 Siswandono dan Bambang Soekardjo. 2008. Kimia Medisinal 2.
Surabaya : Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai