Salah satu penyebab anak enggan ke sekolah adalah masalah kemandirian. Ketidak mampuan
untuk menyesuaikan diri dengan pelajaran, dengan tugas-tugas sekolah, dengan teman-teman, atau
dengan guru bisa jadi sebagai penyebab utamanya. Anak memililih ke tempat lain (mall, warnet, atau
warkop dll) karena ditempat seperti itu dia merasa lebih bebas dan nyaman, bisa melakukan segala
sesuatu sesuai kemauannya.
Definisi mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain. Kemandirian anak,
kemampuannya disesuaikan dengan tugas perkembangan, apabila seorang anak telah mampu
melakukan tugas perkembangan, ia telah memenuhi syarat kemandirian. Untuk itu membentuk
kemandirian, perlu dikembangkan sejak anak usia dini. Peran orangtua atau lingkungan terhadap
tumbuhnya kemandirian pada anak sejak usia dini merupakan suatu hal yang penting, mengingat
kemandirian pada anak tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Anak perlu dukungan, seperti sikap positif
dari orangtua dan latihan-latihan ketrampilan menuju kemandiriannya.
Dalam menanamkan kemandirian pada anak, hindarilah perintah dan ultimatum Karena dapat membuat
anak selalu merasa berada di bawah orangtua dan tidak mempunyai otoritas pribadi. Menanamkan
disiplin dan rasa hormat tetap dilatih tanpa harus bersikap galak pada anak. Mengarahkan, mengajar
serta berdiskusi dengan anak akan lebih efektif daripada memerintah, apalagi bila perintah tidak
didasari dengan alasan yang jelas. Lama kelamaan anak akan bergantung pada perintah atau larangan
dalam melakukan segala sesuatu, yang akhirnya anak tidak berani ambil keputusan sendiri, karena
kurangnya kepercayaan diri. Orangtua harus bersikap positif pada anak, seperti: memuji, memberi
semangat sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mandiri yang dilakukan anak. Adanya penghargaan
atas usaha anak untuk menjadi pribadi mandiri, terlepas dari apakah pada saat itu ia berhasil atau tidak.
Dengan tumbuhnya perasaan berharga, anak akan memiliki kepercayaan diri yang sangat dibutuhkan
dalam proses pembelajaran selanjutnya.
Orangtua atau lingkungan tidak perlu bersikap terlalu cemas, terlalu melindungi, terlalu membantu atau
bahkan selalu mengambil alih tugas-tugas yang seharusnya dilakukan anak, karena hal ini dapat
menghambat proses pencapaian kemandirian anak. Kesempatan untuk belajar mandiri dapat diberikan
orangtua atau lingkungan dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan pada anak untuk melakukan
tugas-tugas perkembangannya. Namun demikian peran orangtua atau lingkungan dalam mengawasi,
membimbing, mengarahkan dan memberi contoh teladan tetap sangat diperlukan, agar anak tetap
berada dalam kondisi atau situasi yang tidak membahayakan keselamatannya. Kegiatan praktis sehari-
hari di rumah perlu dilakukan untuk membiasakan hidup mandiri.
Selain bersikap positif dan selalu mendukung anak, praktek kemandirian juga perlu diajarkan
kepada anak melalui materi ketrampilan hidup dengan konsep-konsep sederhana. Seperti: anak
diajarkan untuk mengerti bahwa semua barang miliknya (sepatu, pakaian, mainan, buku-buku, dan
barang-barang lainnya) diperoleh karena orangtua bekerja keras untuk mndapatkan penghasilan, supaya
mampu membeli semua kebutuhan keluarga. Karena itu, perlu adanya sikap tegas bahwa tidak semua
yang dia inginkan harus dipenuhi pada saat itu juga. Perlu waktu menunggu untuk menabung terlebih
dahulu. Dengan konsep seperti itu, dalam diri anak akan tertanam nilai untuk menghargai jerih payah
orang tua sekaligus belajar menjadi pribadi mandiri secara ekonomis.
Belajar Mandiri
Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya,
strategi belajarnya, merencanakan proses belajar, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya,
membuat keputusan dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Belajar mandiri
adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak
terikat dengan kehadiran guru, pertemuan/ tatap muka di kelas, atau dengan kehadiran teman sekolah.
Belajar mandiri merupakan belajar dalam pengembangan diri, ketrampilan dengan cara tersendiri. Peran
guru sebagai fasilitator dan konsultan, guru bukan satu-satunya sumber ilmu, dan dapat menggunakan
apa saja sebagai sumber dan media untuk belajar. Belajar mandiri membutuhkan motivasi, keuletan,
keseriusan, kedisiplinan, tanggungjawab, kemauan, dan keingintahuan untuk berkembang dan maju
dalam pengetahuan. Alvin Tovler, mengatakan”Siapa yang banyak menguasai informasi, maka dialah
yang menguasai dunia.”
Belajar mandiri memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi, afeksi dan psikhomotor
siswa, yaitu: