Encep R Marsadi
Pendiri Klinik Rumah Indonesia / Inisiator Riset Pasar Perumahan RUMI Mobile
/ Ketua AKPPI Jawa Barat / Sekretaris Pokja PKP Jawa Barat
Inisiator Forum Pokja PKP Nasional
Benchmarking Sesi Ini :
3
MENGAPA PEMERINTAH
“MENGURUSCAMPURI” PEMBANGUNAN PKP RUMAH*)
5
Visi PKP
UUD 45, psl. 28 H ayat (1), “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan
SEJAHTERA
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat,
serta berhak mendapatkan pelayanan kesehatan”
“SETIAP orang berhak BERTEMPAT TINGGAL serta berkehidupan yang layak”
(ps. 40 UU No. 39 Tahun 1999 ttg. HAM)
SEHAT
“SETIAP orang berhak untuk menempati dan/atau menikmati dan/atau memiliki/memperoleh RUMAH YANG LAYAK dalam
LINGKUNGAN yang sehat, aman, serasi dan teratur”
(UU No. 1 Tahun 2011 ttg. PKP)
berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan” Prasyarat Sejahtera
8
Transformasi & Tahapan Menuju : 403/KPTS/M/2002 Rev. 403/PRT/M/20--
Standar [fungsional]
bangunan. Batas Rumah Sehat tidak diizinkan lebih atau kurang dari 36 m2.
Rumah Tumbuh, adalah skim penyediaan perumahan yang memenuhi luas minimum Rumah Sehat-1 Rumah Inti
36 m2 akan tetapi secara konstruksi baru memenuhi aspek keselamatan dan
kesehatan bangunan, yang sifatnya sangat fungsional. Definisi Rumah Tumbuh
setara dengan Rumah Sehat – 2 (RSh 02) pada Permen Kimpraswil
403/KPTS/M/2002. Rumah tumbuh adalah rumah yang dimungkinkan untuk
dikembangkan menjadi Rumah Sehat. Luas Rumah Tumbuh tidak Rumah Inti
diperkenankan lebih atau kurang dari 36 m2. Tumbuh -2
Rumah Inti, adalah rumah dengan spesifikasi maupun luas ruang (spasial) paling
minimal dan dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi Rumah Tumbuh.
Batas ruang minimal adalah 12 m2, setara dengan RIT-01 pada Permen
Kimpraswil 403/KPTS/M/2002. Bangunan dengan luas kurang dari 36 m2 Rumah Inti
dikatagorikan sebagai bangunan Rumah Inti dengan batas terkecil 12 m2, Minimum 12 m2
kurang dari 12 m2 tidak diizinkan.
Tumbuh-1
Sumber Dasar : Prof. Arief Sabaruddin, Puskim
Apa Isu Kritis
Dalam Penyelenggaraan Perumahan Rakyat..?
10
(catatan pakar) SENSE OF CRISIS PKP Fokus Sektor Rumah
K O N D I S I S A AT INI
• Sektor Perumahan dan Kawasan Permukiman Adalah “SIMPUL KETERKAITAN ANTAR SEKTOR”
• Penyelengaraan Perumahan sudah dianggap ultra esensial/darurat perumahan, namun banyak tantangannya:
• Konon seperti “Tari Poco-Poco” dalam penanganan perumahan
• Perumahan Rumit dan Sulit Dinamis
• Tidak bisa diselesaikan dengan membagi urusan “konkuren” (pusat-provinsi-kab/kota) Kolaborasi
• Target yang direncanakan sulit tercapai (RPJMN, SEJUTA RUMAH, DLL), ditengah-tengah GAP besar (yang
jarang diperhatikan), seperti : Menurunkan Backlog, Rumah Tidak Layak Huni, Kumuh (seperti amanat
RPJMN 2015-2019), Target 2020-2024 (misal : 1 Juta Publik Houisng, TOD, Rumah Millenials, Rumah
Komunitas)
• Masih Kurang Populer (mainstream), Dinas di daerah 70% Type C (Mulai ada yang di merger dengan dinas
lainnya), Efektifitas Anggaran Perumahan Rendah
• Multi pelaku di tengah lemahnya koordinasi dan ketidakjelasan pembagian peran dan fungsi
stakeholders (Konkurensi-UU 23/2014, Kemitraan UU 1/2011 Kolaborasi)
• Permasalahan Klasik, yang tidak pernah tuntas : Pertanahan, Perijinan, Pembiayaan, Tata Ruang,
Teknologi, Bahan Bangunan, Data, dll
• Tantangan Baru Covid-19 : Perubahan “MEGA PARADIGMA” Penyelenggaraan Perumahan Kedepan
Apa Tantangan Bidang PKP …??
Makro : Mikro, Kebijakan : Operasional Pusat : Daerah
12
IN-HARMONISASI : BERGERAK DI TENGAH ATURAN YANG KURANG HARMONIS
UU 1/2011
Semangat
Kab/Kota Desentralisasi Siasat : PP Konkuren
Penyediaan Lahan x x
Perumahan MBR
Ket. Simbol Diatur Tidak Diatur Diatur terbatas X Tidak termasuk dalam prasyarat kegiatan
UU 1/2011 PUPR 14/2018 UU 23/2014 Kepmendagri UU 1/2011 PUPR 14/2018 UU 23/2014 Kepmendagri
Perencanaan
Pengadaan Tanah x x x x
Pemeliharaan Lingkungan
Pembinaan KSM
Penyadaran Publik
Penyelenggaraan PSU
Pemeliharaan Lingkungan
Pembinaan masyarakat
Penyadaran Publik
Hunian Sementara
www.24slides.com 17
Sandingan Kesinambungan Regulasi Sektoral dan Regulasi terkait Kepemerintahan Daerah
D. Pembangunan Baru dan Peningkatan Kualitas Rumah
Regulasi Sektoral Regulasi Kepemerintahan Daerah
Dukungan PSU x x
Pemanfaatan/Rekayasa Teknologi x x x
Pembangunan Rumah
www.24slides.com 18
KITA SEDANG BERGERAK DIANTARA : HAK AZASI vs AMANAT UU vs TANTANGAN
KONKUREN (UU)
KOLABORATIF
?
Dibatasi Geraknya : UU 23 / 2014 KOMPREHENSIF
Terbatas Geraknya : Pelaku Utama Masyarakat & INOVATIF
Swasta (90%)
Spirit AKSELERASI
KAWASAN PERMUKIMAN
LINGKUNGAN HUNIAN
(KASIBA)
PERMUKIMAN
PERUMAHAN
(LISIBA)
RUMAH
IMPLIKASI
Memperoleh sekurang-kurangnya 20% Diupayakan memperoleh alokasi sebesar PKP mendapatkan kurang dari
APBN dan APBD untuk penyelenggaraan 5% dari total APBN 2016 atau kurang lebih 1% APBN maupun APBD
pendidikan Rp. 100 Triliun
Padahal PKP PONDASI IPM KESEHATAN JUGA PENDIDIKAN
Di Negara lain : Pondasi-nya Di Bereskan, Pembiayaan Kesehatan Akan Berkurang
PENDIDIKAN KESEHATAN PKP
UU 20 / 2003 SITEM UU 1 / 2011 PKP
UU 36 / 2009 KESEHATAN
PENDIDIKAN NASIONAL ++ UU 39/2009 HAM
PP…?
3 PP, PP 14/2016, 64/2016 PP…? PP…? Ada Yang Tumpang
(dari 20 PP) + 6 Permen (dari 13 PP, 3 Permen) 5 PP Tindih..?
SE. Kemendagri 2015 : Dukungan Daerah Untuk Gerakan Sejuta Rumah, PP 83/2015 : Perumnas, Perpres 3/2016 : Percepatan Proyek Stranas,
Inpres 1/2016 Percepatan Pelaksanaan Proyek Stranas, Inpres 3/2016 : Penyederhanaan Perijinan Pembangunan PKP, dll..Kepmen
Angin Segar ++ NAHP Kebijakan, Kelembagaan, Capacity Building Pemda “Reformasi PKP” + Omnibus Law??
RP3 RKP CK
RPIJM PKP
? DOK. RKP..?
(permen)
Jangka Panjang RISPAM, SSK,
RP2KPKP
Jangka Menengah Jangka Menengah
RPIJM CK
Jangka Pendek Jangka Pendek
27
#Mengusik : Ruang Kosong Kebijakan
Perumahan Karena Lemahnya Data Bidang
Perumahan & Tidak Terlaksananya Rencana
RPJMN
PERMASALAHAN (KLASIK, SEJAK 1992)
1 Dukungan Kebijakan Bidang PKP
Belum Memadai
UU 1/2011 dan UU 20/2011 belum implementatif karena peraturan
2
Koordinasi dan Kelembagaan
Pembangunan PKP belum optimal
Ketidakjelasan pembagian peran dan kewenangan antara Pemerintah Pusat
perundangan turunannya belum selesai
dan Daerah
Belum tersedia kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan
Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi antar pelaku pembangunan PKP (Pokja
PKP yang terpadu dengan perencanaan pembangunan nasional dan
PKP)
kebijakan lintas sektor (Grand Desain PKP, Baru By People, Belum By
Belum optimalnya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas bagi pemangku
System)
kepentingan
Lemahnya perencanaan kebijakan karena tidak didukung oleh data yang
Belum optimalnya dukungan kelembagaan dalam pembangunan PKP
memadai
8
Lemahnya Pengawasan Terbatasnya dan
3 dan Pengendalian
dalam
Penyelenggaraan
Mahalnya Bahan
Bangunan untuk
Pembangunan PKP
Pembangunan PKP BACKLOG
RTLH Tidak Efisiennya
7
Minimnya Pengembangan
4 dan Pemanfaatan
dan Proses dan Mahalnya
Teknologi untuk KUMUH Biaya Perizinan untuk
Pembangunan PKP Pembangunan PKP
Terbatasnya dan
6
Belum Optimalnya Pemanfaatan
9
Terbatasnya Akses untuk Pembiayaan untuk Pembangunan
infrastruktur
Pembangunan PKP Khususnya Bagi MBR PKP
perumahan
KEBIJAKAN PKP DALAM RPJM 1-4
0.8*decil 5
Low income
25.61
Komposisi harga lahan 0.5*decil 5
=37.85% Very low-income 18.11
15.61
0.3*decil 5
Asumsi Harga Dasar Lahan Extremely low-income
13.12
= Rp. 40,459,832.00
10.62
9.37
Harga jual empiris rumah Hsg cost Aff. Inex = 10 8.49
T36/72 = Rp 202 juta 3 8.12
9 7.73
Harga jual empiris rumah Hsg cost Aff. Inex = 6.87
5.61
T36/72 = Rp 171 juta 3 6.42 8 5.46 5.31
7 4.71 5.00
Harga jual empiris rumah Hsg cost Aff. Inex = 4. 76
3
4.54 4.03
T36/72 = Rp 145 juta 6 3.96
3.91
Desain harga rumah Hsg cost Aff. Inex =
T36/72 = Rp 122 juta 3 3.42
3.29 5 3.20
4 2.83
Komposisi Konstruksi 2.66
2.56
Bangunan =49.78% 3 2.45
2.35
2.10
2.10 2 2.07
Asumsi Harga Konst Bgn 2.03
2015
2016
2006
2014
2013
0.8*decil 5
Low income
25.61
0.5*decil 5
Very low-income 18.11
15.61
0.3*decil 5
Extremely low-income
13.12
10.62
9.37
10 8.49
8.12
9 7.73
6.87
5.61
6.42 8 5.46 5.31
7 4.71 5.00
4. 76
4.54 4.03
6 3.96
3.91
Desain harga rumah Hsg cost Aff. Inex =
T36/72 = Rp 122 juta 3 3.42
3.29 5 3.20
4 2.83
2.66
2.56
3 2.45
2.35
Selisih = Rp.86.42 juta 2.10 2 2.07
2.10
2.03
1.72 1.60
1.30 1 1.51
1.25 1.20
Desain harga rumah Hsg cost Aff. Index = 0.98 0.98
T36/72 = Rp 35,58 juta 3 0.94
0.96
0.70
2015
2016
2014
2013
2006
35
• Pelaku Utama Pembangunan PKP, (Rumah) Bukan Pemerintah
Konsideran : • Harus Diselesaikan Dengan Membagi Urusan Pemerintah
(pusat-provinsi-kab/kota) dan Pelaku Lain
URUSAN FORUM PKP
PEMERINTAHAN
Pemeduli
PEMERINTAHAN KONKUREN
UMUM DIBAGI Bersama
antar tingkatan
(pusat/provinsi/kab/kota) Swasta
dan/atau susunan
pemerintahan Pusat 10%-20%
ABSOLUT Masyarakat
70%
1. Moneter dan Fiskal
2. Agama
3. Kehakiman Provinsi
4. Pertahanan
5. Keamanan
6. Luar Negeri
POKJA PKP Kabupaten/ Kota
Kemitraan
5%-10% Penanganan PKP :
Konkuren, Kolaboratif,
Komprehensif, Komunitas
FAKTA : “MASIH BANYAK WARGA KBB YANG BELUM MENEMPATI RUMAH YANG LAYAK”
(BACKLOG, RTLH, KAWASAN KUMUH, RAWAN BENCANA, PELANGGARAN RUANG)
DIBUAT 1 RESEP PRAKTEK AKSELERASI PKP DI DAERAH
4 OBAT BERSAMA
TA Penyusun
Pokja Harus “NENDANG” (Pak Budi P) 158 Aplikasi PUPR, Data Pihak Ketiga
X Paradigma, x Housing Policy Si-KASEP, KPR Online (BTN) ,
(Pak Tjuk K) HRC Klinik Rumah Sehat e-RTLH (Dit. Swadaya). dll
KLINIK RP3KP
(Tahap Penyiapan Instrumen)
“BRANDING PROGRAM” UNIT KLINIK RUMAH APLIKASI RISET PASAR
KONSEP GRYA KITA GRYA KITA PERUMAHAN (RUMI MOBILE)
Menghasilkan Kualitas Perencanaan
Mainstreaming Paradigma : Rumah Sebagai Yang Operasional (bisa dijalankan) &
Unit Kegiatan Pelayanan Langsung Kepada Upaya Melalui : NAHP Riset Pasar Responsif (Sesuai Kebutuhan daerah)
HAK AZASI Bukan Sekedar Fungsi
MBR Untuk Bisa Mengakses Rumah Layak. Perumahan, Si-KASEP, HREIS Serta lolos passing grade
Penyediaan, Operasionalisasi Urusan
Terjangkau & Berkelanjutan
Wajib Pelayanan Dasar
Membangun “OTOMATISASI”
System Penyelenggaraan Perumahan
40
CONTOH PENGALAMAN PENDAMPINGAN KLINIK RUMAH UNTUK PROSES PEMANFAATAN APLIKASI RUMI MOBILE
Data Diserahkan juga Ke Pengembang, Pengembang Memberikan
1 2 Beli Dari 3 Informasi dan Tawaran Termasuk Fasilitasi Kunjungan Lapangan, Sehingga
Akhirnya Masyarakat Memnentukan Pilihan Lokasi Untuk Rumahnya
Sosialisasi / Pengembang
Entry Data & Verifikasi, Analisis & Bisnis Gathering /
Pemasyarakatan
Informasi Masyaraat Penafisan Data & Sewa Chanelling Sesuai
RUMI MOBILE &
(Riset Pasar Berbasis Penyiapan Dokumen Minat Pembangunan
Penyiapan
Masyarakat) Masyarakat Bangun Sendiri (PS) Rumah
Masyarakat
Dilakukan Melalui Kegiatan Masyarakat Secara langsung Berdasarkan Data Entry Ambil Contoh Data
Data Masyarakat Diserahkan Ke Proses Wawancara Oleh Bank Akad Kridit Dengan Bank
Sosialisasi Langsung (workshop, Memberikan Informasi Untuk Masyarakat, Bisa Di olah dan Masyarakat Yang Minat
Bank, Bank Memproses Sesuai
lokakarya, rembug, Klinik Kebutuhan rumah Sesuai Kategori, kelompokan peminat perumahan, Penyediaan Rumahnya
Aturan Yang Berlaku
Rumah), Dan Tidak Langsung Kelompok, Minat Dan missal dari cara penyediaannya : Melalui Pengembang
(Kendaraan PEPELING, dll) Kemampuan beli, sewa, bangun sendiri
Apa Respon Terhadap Pandemi Covid-19
(diantara tantangan klasik & pandemi)
42
vs Penduduk Perkotaan Di Jepang (91,8%) :
Penduduk Perkotaan Di Indonesia: 13 % Rumah Perdesaan Terbengkalai
Selama Covid-19 Ada Trend Kembali Ke Desa
Tren ke Depan Di Tokyo (3 Bulan Terakhir), orang yang pulang kampung lebih banyak
dari yang datang
GDP
600.000,00
ditangani di kota/kab, bahkan 400.000,00
propinsi 200.000,00
-
2005 2006 2007 2008 2009 2010
• Kebijakan Perkotaan Nasional: Kecil 4.480, 5.567, 6.402, 7.344, 9.466, 10.631
• Kebijakan untuk permasalahan Sedang 200.60 225.79 301.35 301.35 310.77 346.25
perkotaan yang multidimensi dan Besar 269.80 310.11 430.91 430.91 478.71 544.85
lintas batas administratif Metropolitan 612.55 710.96 978.62 978.62 1.096. 1.250.
• Mengambil manfaat sebesar-
besarnya dari urbanisasi bagi
kesejahteraan masyarakat luas.
China Asia Timur & Pasifik* Indonesia Urbanisasi yang tak terencana akan menyebabkan
*Kecuali China and Indonesia tingginya biaya yang harus ditanggung oleh
60 16.000 60 16.000 masyarakat Bencana Kota..?
60 16.000
50 50
12.000
50
12.000
45,9% Rumah 74,58% penduduk
40
12.000
40 40 tangga tinggal memiliki akses
di rumah tidak sanitasi layak
30 8.000 30 8.000 30 8.000
layak huni
20 20 20 72.14% penduduk
4.000
10
4.000
10
4.000
16.9% kab/kota memiliki akses air
10
memiliki minum layak
0 0
0 0 0 0
pengelola
1996
2001
2006
2011
2016
1996
2001
2006
2011
2016
1996
2001
2006
2011
2016
persampahan
Grafik 3: Urbanisasi dan Pertumbuhan Ekonomi Penggunaan
13.4% kab/kota transportasi umum
Di China Di Asia Timur & Di Indonesia memiliki masih rendah
pertumbuhan 1% Pasifik pertumbuhan pertumbuhan 1% pengelola limbah (Jakarta<20%,
penduduk, 1% penduduk, penduduk, hanya domestik Bangkok 43%,
meningkatkan 3% meningkatkan 2.7% meningkatkan 1.4% Singapura 48%,
PDB per kapita PDB per kapita PDB per kapita Tokyo 51%)
Pengelolaan Urbanisasi yang Optimal akan memberikan Sumber: Bappenas (2019)
manfaat bagi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
44
Sumber: World Urbanization Prospects (2018) PDB = Produk Domestik Bruto
ISU
STRATEGIS Bermukim Yang Mengabaikan Tata Ruang dan Potensi Bencana
Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang mengabaikan rencana tata ruang dan daya dukung
lingkungan serta lingkungan yang potensi bencana menyebabkan lokasi perumahan dan kawasan permukiman
menjadi rentan terhadap bencana, seperti yang terjadi di DIY Yogyakarta (2006 dan Prov. Sulawesi Tengah
(Kota Palu, Kab. Donggala, Kab. Sigi, dan Kab. Parigi Moutong) (2018)
40%
Aspek dengan tingkat
30%
02 kelayakan paling
20% rendah adalah sanitasi
10%
0%
2015 2016 2017 2018 Contoh Jateng Sudah Menaikan Level,
RLH Fisik bangunan luas bangunan akses air akses sanitasi Tidak Hanya Menggarap RLH,
Sumber : Bappenas, 2020 Tapi Rumah Sehat Tangguh Bencana
1/19/2021
Sumber: Susenas 2015 – 2018, diolah 46
BEST PRACTICE PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN BARU OLEH DAERAH
Perumahan RSTB
Transformasi & Tahapan Menuju : 403/KPTS/M/2002 Rev. 403/PRT/M/20--
Standar [fungsional]
bangunan. Batas Rumah Sehat tidak diizinkan lebih atau kurang dari 36 m2.
Rumah Tumbuh, adalah skim penyediaan perumahan yang memenuhi luas minimum Rumah Sehat-1 Rumah Inti
36 m2 akan tetapi secara konstruksi baru memenuhi aspek keselamatan dan
kesehatan bangunan, yang sifatnya sangat fungsional. Definisi Rumah Tumbuh
setara dengan Rumah Sehat – 2 (RSh 02) pada Permen Kimpraswil
403/KPTS/M/2002. Rumah tumbuh adalah rumah yang dimungkinkan untuk
dikembangkan menjadi Rumah Sehat. Luas Rumah Tumbuh tidak Rumah Inti
diperkenankan lebih atau kurang dari 36 m2. Tumbuh -2
Rumah Inti, adalah rumah dengan spesifikasi maupun luas ruang (spasial) paling
minimal dan dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi Rumah Tumbuh.
Batas ruang minimal adalah 12 m2, setara dengan RIT-01 pada Permen
Kimpraswil 403/KPTS/M/2002. Bangunan dengan luas kurang dari 36 m2 Rumah Inti
dikatagorikan sebagai bangunan Rumah Inti dengan batas terkecil 12 m2, Minimum 12 m2
kurang dari 12 m2 tidak diizinkan.
Tumbuh-1
Sumber Dasar : Prof. Arief Sabaruddin, Puskim
ISU
STRATEGIS
Perlunya Perluasan Akses Air Minum : LAYAKAMANSEHAT
Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Standar kualitas air minum ditetapkan sesuai Permenkes No. 492 tahun 2010
Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, PP 122/2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
CAPAIAN TARGET
100% • Capaian akses sanitasi layak tahun 2018 adalah
7,42% 74,58%, termasuk akses aman 7,42%.
20% • Peningkatan akses terhadap sanitasi layak rata-rata
sebesar 1,4% per tahun (2010-2018).
80%
• Penurunan tingkat praktek Buang Air Besar
74,58% akses Sembarangan (BABS) di tempat terbuka rata-rata
90% akses
sanitasi layak sebesar 1,2% per tahun (2010-2018).
60% (termasuk
sanitasi layak
7,42% aman) (termasuk
20% aman) ISU STRATEGIS
40% • Rendahnya kesadaran masyarakat dalam
Akses Aman pencapaian akses layak dan aman sanitasi
ditunjukkan dengan tingginya angka BABS
Akses Layak
20%
di tempat terbuka dan BABS tertutup
Akses Belum Layak • Belum optimalnya pendanaan
pengembangan sektor sanitasi
9,36% BABS 0% BABS Buang Air Besar • Rendahnya jumlah kab/kota yang memiliki
lembaga pengelola air limbah domestik:
0%
Sembarangan (BABS)
2018* 2024 di Tempat Terbuka hanya 13,4% kab/kota yang sudah memiliki
Sumber: Susenas KOR 2018, diolah Bappenas berdasarkan SDGs
lembaga layanan air limbah domestik50
Sumber : Bappenas, 2020
Mendorong Konsekwensi Perubahan Mega Paradigma Bermukim (Perubagan Prilaku Hidup Sehat (35%)
yang Didukung Oleh Prasarana Dasar Bermukim Yang Layak (40%) Menuju Aman-Sehat 75%)
Prilaku + Budaya Baru Serta Lingkungan Baru
54
TANTANGAN KEBIJAKAN vs OPERASIONAL DAN
TANTANGAN MAKRO – MIKRO PENYELENGGARAAN PKP
UU
23/2014
Pemda
BSPS
• KIP II Hunian Layak,
SUBSIDI-SUBSIDI
• KIP III Lingkungan Layak
FLPP, BP2BT, KOTAKU, DLL
• P3KT
• P2PP
• P2LDT
• P2BPK
MEMASTIKAN SEMUA MASYARAKAT (TERUTAMA MBR) PUNYA AKSES
FORMULASI Equity and Fairness Progressif Effective and Efficient Avoiding Bias
BERBAGAI STRATEGI Untuk semua Orang yang lebih Mencari program Menghindari bias vertikal-
DAN segmentasi dalam mampu diberi yang memiliki daya horizontal dan
PENGEMBANGAN pemberian subsidi/ bantuan lebih sedikit ungkit terbesar kepentingan politik.
PROGRAM bantuan