Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Berbasis Literasi dan Numerasi

Satuan Pendidikan : MA Laboratorium Al Khoziny Buduran


Sidoarjo Mata Pelajaran : Al Qur’an Hadits
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Materi Pokok : Pola Hidup Sederhana dan
Qana’ah Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit (2 Kali
Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran:
1. Melalui pembelajaran discovery, peserta didik mampu menganalisis QS. alFurqan (25):67 tentang
kesederhanaan, QS. alIsra' (17):26-27, 29-30 tentang kesederhanaan dalam hidup, QS. alQashash
(28): 79-82, QS. al-Bagarah (2):177 tentang beberapa macam kebajikan, QS. al Ma`un (107):1-7
tentang bermegah-megahan di dunia dengan baik dan benar.
2. Melalui pembelajaran discovery, peserta didik mampu menganalisis hadis riwayat Ibnu Majah dan
Ahmad dari Abdullah bin Amru tentang larangan berlebih-lebihan: dan hadis riwayat Bukhari dari
Hakim bin Hizam tentang keutamaan memberi daripada menerima: dan Tirmidzi, Ibnu Majah dan
Muslim tentang proporsi dalam tubuh seorang muslim.

B. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (Tujuan Pembelajaran Nomor 1)
1. Pendahuluan:
a.Guru menunjuk peserta didik yang fasih membaca al Qur’an untuk memimpin teman-temanya
membaca Q.S. al Ma’un; 1-7 dan meneriakkan yel-yel anti korupsi; jujur YES, korupsi NO
(Religius, Nasionalis, Collaboration).
b.Guru melakukan tanya jawab tentang materi al Qur’an yang telah dipelajarai di kelas XI dan
menghubungkannya dengan materi al Qur’an yang akan dipelajari (Creativity, Critical Thinking
Skill).
c.Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan (Integritas, Communication).
2. Kegiatan Inti:
Mengamati
Peserta didik menyimak tayangan power point tentang makna QS. al Furqan (25):67 tentang
kesederhanaan, QS. al Isra' (17):26-27, 29-30 tentang kesederhanaan dalam hidup, QS. al Qashash
(28): 79-82, QS. al-Baqarah (2):177 tentang beberapa macam kebajikan, QS. al-Ma`un (107):1-7
tentang bermegah-megahan di dunia (Stimulation, Integritas, Communication).
Menanya
Peserta didik mengidentifikasi permasalahan melalui tanya jawab makna QS. alFurqan (25):67
tentang kesederhanaan, QS. alIsra' (17):26-27, 29-30 tentang kesederhanaan dalam hidup, QS.
alQashash (28): 79-82, QS. al-Bagarah (2):177 tentang beberapa macam kebajikan, QS. al-Ma`un
(107):1-7 tentang bermegah-megahan di dunia (Creativity, Problem Statemen, Critical Thinking
Skill).
Menalar
1. Secara berkelompok peserta didik membaca buku paket untuk menemukan makna QS. al
Furqan (25):67 tentang kesederhanaan, QS. al Isra' (17):26-27, 29-30 tentang kesederhanaan
dalam hidup, QS. al Qashash (28): 79-82, QS. al Baqarah (2):177 tentang beberapa macam
kebajikan, QS. al Ma`un (107):1-7 tentang bermegah-megahan di dunia (Gotong Royong,
Collaboration, Data Collection).
2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis dan mengevaluasi makna QS.
alFurqan (25):67 tentang kesederhanaan, QS. alIsra' (17):26-27, 29-30 tentang kesederhanaan
dalam hidup, QS. alQashash (28): 79-82, QS. al-Bagarah (2):177 tentang beberapa macam
kebajikan, QS. al-Ma`un (107):1-7 tentang bermegah-megahan di dunia (Creativity, Critical
Thinking Skill, Data Processing).
Mengasosiasi
1. Secara berkelompok peserta didik merumuskan kembali makna QS. al Furqan (25):67 tentang
kesederhanaan, QS. al Isra' (17):26-27, 29-30 tentang kesederhanaan dalam hidup, QS. al
Qashash (28): 79-82, QS. al Baqarah (2):177 tentang beberapa macam kebajikan, QS. al Ma`un
(107):1-7 tentang bermegah-megahan di dunia (Creativity, Critical Thinking Skill,
Verification).
2. Secara berkelompok peserta didik menyusun kesimpulan untuk bahan presentasi dalam forum
diskusi kelas (Gotong Royong, Collaboration, Generalization).
Mengkomunikasikan
Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok dalam forum diskusi kelas,
kelompok lain menyanggah atau memberikan tanggapan. (Creativity, Critical Thinking Skill).
3. Penutup:
a. Guru melakukan refleksi dengan meminta pendapat peserta didik tentang kegiatan pembelajaran
yang baru saja dilaksanakan sebagai bahan umpan balik (Creativity, Critical Thinking Skill).
b. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas perbaikan (mempelajari kembali
materi yang belum dipahami) bagi peserta didik yang belum tuntas dan memberikan tugas
pengayaan (mempelajari materi selanjutnya) bagi peserta didik yang telah tuntas. (Mandiri,
Creativity).
c. Guru menunjuk peserta didik untuk memimpin teman-temanya membaca QS. al Furqan (25):67
dan menjelaskan kegiatan pembelajaran selanjutnya sebagai penutup pembelajaran (Religius,
Communication).
Pertemuan Kedua (Tujuan Pembelajaran Nomor 2)
1. Pendahuluan:
1. Guru menunjuk peserta didik yang fasih membaca al Qur’an untuk memimpin teman-temanya
membaca hadis riwayat Ibnu Majah dan Ahmad dari Abdullah bin Amru tentang larangan
berlebih-lebihan dan meneriakkan yel-yel anti korupsi; jujur YES, korupsi NO (Religius,
Nasionalis, Collaboration).
2. Guru melakukan tanya jawab tentang materi Hadits yang telah dipelajarai di kelas XI dan
menghubungkannya dengan materi al Qur’an yang akan dipelajari (Creativity, Critical Thinking
Skill).
3. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan (Integritas, Communication).
2. Kegiatan Inti:
Mengamati
Peserta didik menyimak tayangan power point tentang hadis riwayat Ibnu Majah dan Ahmad dari
Abdullah bin Amru tentang larangan berlebih-lebihan: dan hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin
Hizam tentang keutamaan memberi daripada menerima: dan Tirmidzi, Ibnu Majah dan Muslim
tentang proporsi dalam tubuh seorang muslim. (Stimulation, Integritas, Communication).
Menanya
Peserta didik mengidentifikasi permasalahan melalui tanya jawab makna hadis riwayat Ibnu Majah
dan Ahmad dari Abdullah bin Amru tentang larangan berlebih-lebihan: dan hadis riwayat Bukhari
dari Hakim bin Hizam tentang keutamaan memberi daripada menerima: dan Tirmidzi, Ibnu Majah
dan Muslim tentang proporsi dalam tubuh seorang muslim. (Creativity, Problem Statemen, Critical
Thinking Skill).
Menalar
1. Secara berkelompok peserta didik membaca buku paket untuk menemukan makna hadis riwayat
Ibnu Majah dan Ahmad dari Abdullah bin Amru tentang larangan berlebih-lebihan: dan hadis
riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam tentang keutamaan memberi daripada menerima: dan
Tirmidzi, Ibnu Majah dan Muslim tentang proporsi dalam tubuh seorang muslim.
(Gotong Royong, Collaboration, Data Collection).
2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis dan mengevaluasi makna hadis
riwayat Ibnu Majah dan Ahmad dari Abdullah bin Amru tentang larangan berlebih-lebihan: dan
hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam tentang keutamaan memberi daripada menerima:
dan Tirmidzi, Ibnu Majah dan Muslim tentang proporsi dalam tubuh seorang muslim.
(Creativity, Critical Thinking Skill, Data Processing).
Mengasosiasi
1. Secara berkelompok peserta didik merumuskan kembali makna hadis riwayat Ibnu Majah dan
Ahmad dari Abdullah bin Amru tentang larangan berlebih-lebihan: dan hadis riwayat Bukhari
dari Hakim bin Hizam tentang keutamaan memberi daripada menerima: dan Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Muslim tentang proporsi dalam tubuh seorang muslim. (Creativity, Critical Thinking
Skill, Verification).
2. Secara berkelompok peserta didik menyusun kesimpulan untuk bahan presentasi dalam forum
diskusi kelas (Gotong Royong, Collaboration, Generalization).
Mengkomunikasikan
Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok dalam forum diskusi kelas,
kelompok lain menyanggah atau memberikan tanggapan. (Creativity, Critical Thinking Skill).
3. Penutup:
1. Guru melakukan refleksi dengan meminta pendapat peserta didik tentang kegiatan pembelajaran
yang baru saja dilaksanakan sebagai bahan umpan balik (Creativity, Critical Thinking Skill).
2. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas perbaikan (mempelajari kembali
materi yang belum dipahami) bagi peserta didik yang belum tuntas dan memberikan tugas
pengayaan (mempelajari materi selanjutnya) bagi peserta didik yang telah tuntas. (Mandiri,
Creativity).
3. Guru menunjuk peserta didik untuk memimpin teman-temanya membaca Bukhari dari Hakim bin
Hizam tentang keutamaan memberi daripada menerima dan menjelaskan kegiatan pembelajaran
selanjutnya sebagai penutup pembelajaran (Religius, Communication).

C. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Sikap
a. Sikap Spiritual; Penilaian Antar Teman (Instrumen Penilaian Terlampir).
b. Sikap Sosial: Observasi (Instrumen Penilaian Terlampir).

2. Penilaian Pengetahuan
a. Penugasan; Tugas Kelompok (Instrumen Penilaian Terlampir).
b. Tes Tulis; Uraian (Lembar Soal Terlampir).

Mengetahui Sidoarjo, 12 Juli 2021


Kepala Madrasah, Guru Mata Pelajaran,

………………………………………. ………………………………….….

Catatan:

………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
Lampiran 1
PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

1. Indikator Pencapaian Kompetensi:


1.1.1 Mengikuti perintah Allah SWT tentang pola hidup sederhana dan bersikap qana'ah.
1.1.2 Mempraktikkan pola hidup sederhana dan bersikap qana'ah.
2. Penilaian Antar Teman:
Rubrik Penilaian

Peserta Didik Yang Dinilai : ………………………………………………………………………


Peserta Didik Yang Menilai : ………………………………………………………………………
Tanggal Penilaian : ………………………………………………………………………
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom Skor Penilaian sesuai dengan kondisi sebenarnya!
Skor Penilaian
No. Aspek Penilaian Kadang- Tidak
Selalu Sering
kadang Pernah
1. Melaksanakan shalat fardlu tepat waktu dengan
berjama’ah.
2. Meluangkan waktu untuk membaca al Qur’an dengan
rutin.
3. Mengikuti kajian keagamaan di madrasah atau di
masyarakat.
4. Menunjukkan pola hidup sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Menunjukkan sikap qana'ah dalam kehidupan sehari-
hari.
Jumlah Skor
Skor Perolehan
Skor Maksimal 20
Nilai
Keterangan Skor:
Selalu = 4 Kadang-kadang = 2
Sering = 3 Tidak Pernah = 1
Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal

Keterangan Nilai:
91 – 100 = Sangat Baik 61 – 70 = Kurang Baik
81 – 90 = Baik > 60 = Sangat
Kurang 71 – 80 = Cukup Baik
Lampiran 2
PENILAIAN SIKAP SOSIAL

1. Indikator Pencapaian Kompetensi:


2.1.1 Menyetujui sikap pola hidup sederhana dan konsisten dalam kehidupan sehari-hari untuk
membangun budaya anti korupsi.
2.1.2 Menunjukkan sikap pola hidup sederhana dan konsisten dalam kehidupan sehari-hari untuk
membangun budaya anti korupsi.
2. Observasi (Pengamatan):
Rubrik Penilaian

Peserta Didik Yang Diamati : ………………………………………………………………………


Tanggal Pengamatan : ………………………………………………………………………
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom Skor Penilaian sesuai dengan kondisi sebenarnya!
Skor Pengamatan
No. Aspek Pengamatan Kadang- Tidak
Selalu Sering kadang Pernah
1. Menunjukkan pola hidup sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Menunjukkan sikap konsisten dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Menunjukkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Menunjukkan sikap terbuka dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Menunjukkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-
hari.
Jumlah Skor
Skor Perolehan
Skor Maksimal 20
Nilai
Keterangan Skor:
Selalu = 4 Kadang-kadang = 2
Sering = 3 Tidak Pernah = 1
Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal

Keterangan Nilai:
91 – 100 = Sangat Baik 61 – 70 = Kurang Baik
81 – 90 = Baik > 60 = Sangat
Kurang 71 – 80 = Cukup Baik
Lampiran 3
PENILAIAN PENGETAHUAN

1. Indikator Pencapaian Kompetensi:


3.1.1 Menganalisis QS. al Furqan (25):67 tentang kesederhanaan, QS. al Isra' (17):26-27, 29-30 tentang
kesederhanaan dalam hidup, QS. al Qashash (28): 79-82, QS. al Baqarah (2):177 tentang
beberapa macam kebajikan, QS. al Ma`un (107):1-7 tentang bermegah-megahan di dunia;
3.1.2 Menganalisis hadis riwayat Ibnu Majah dan Ahmad dari Abdullah bin Amru tentang larangan
berlebih-lebihan: dan hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam tentang keutamaan memberi
daripada menerima: dan Tirmidzi, Ibnu Majah dan Muslim tentang proporsi dalam tubuh seorang
muslim.
2. Instrumen Penilaian
a. Penugasan (Diskusi Kelompok):
Diskusikan dengan kelompokmu permasalahan berikut ini kemudian presentasikan hasilnya di
depan kelas!
1. Kelompok I; QS. al Furqan (25):67 tentang kesederhanaan,
2. Kelompok II; QS. al Isra' (17):26-27, 29-30 tentang kesederhanaan dalam hidup,
3. Kelompok III: QS. al Qashash (28): 79-82, QS. al-Baqarah (2):177 tentang beberapa
macam kebajikan,
4. Kelompok IV: QS. al-Ma`un (107):1-7 tentang bermegah-megahan di dunia
5. Kelompok V: Hadis riwayat Ibnu Majah dan Ahmad dari Abdullah bin Amru tentang
larangan berlebih-lebihan
6. Kelompok VI: Hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam tentang keutamaan memberi
daripada menerima
7. Kelompok VII: Hadis Tirmidzi, Ibnu Majah dan Muslim tentang proporsi dalam tubuh
seorang muslim
Rubrik Penilaian

Peserta Didik Yang Diamati : ………………………………………………………………………


Tanggal Pengamatan : ………………………………………………………………………
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom Skor Penilaian sesuai dengan kondisi sebenarnya!
Aspek Penilaian
Jumlah
No. Nama Peserta Didik Rasa Ingin Nilai
Kerjasama Santun Komunikatif Skor
Tahu
1. Abdullah
2. Burhanuddin
3. Cyntia
4. Devitasari
5. Emilia
dst.
Keterangan Skor: 4 = Sangat Baik 2 = Cukup Baik
3 = Baik 1 = Kurang
Baik
Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal
b. Tes Tertulis (Uraian):
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!
Kerjakan 10 dari 15 soal yang ada, pilih soal yang benar-benar kamu kuasai!
1. Apakah yang dimaksud dengan kesederhanaan dalam QS. alFurqan (25):67 dan QS. alIsra'
(17):26-27, 29-30?
2. Mengapa umat Islam harus menerapkan pola hidup sederhana?
3. Apakah yang dimaksud dengan beberapa macam kebajikan dalam QS. alQashash (28): 79-82, QS.
al-Baqarah (2):177?
4. Mengapa umat Islam harus selalu berbuat kebajikan?
5. Apakah yang dimaksud dengan bermegah-megahan di dunia dalam QS. al-Ma`un (107):1-7?
6. Mengapa umat Islam dilarang bermegah-megahan di dunia?
7. Apakah yang dimaksud dengan berlebih-lebihan dalam hadis riwayat Ibnu Majah dan Ahmad dari
Abdullah bin Amru?
8. Mengapa umat Islam dilarang berlebih-lebihan?
9. Bagaimana keutamaan memberi daripada menerima dalam hadis riwayat Ibnu Majah dan Ahmad
dari Abdullah bin Amru?
10. Mengapa Islam lebih mengutamakan memberi daripada menerima?
11. Bagaimana proporsi tubuh seorang muslim dalam hadis riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan
Muslim?.
12. Mengapa tubuh seorang muslim harus proporsional?
13. Bagaimana caranya agar kita mampu menerapkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-
hari?
14. Bagaimana caranya agar kita terbiasa berbuat kebajikan dalam kehidupan sehari-hari?
15. Bagaimana caranya agar kita mampu menerapkan pola hidup proporsional dalam kehidupan
sehari-hari?
Lampiran 4
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

https://purwakartanews.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-110844294/

Bacalah dengan seksama Wacana berikut ini!


Purwakarta News – Peniliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana menyebut mobil
mewah seharga Rp. 1,4 miliar yang dianggarkan Komisi Pemerantasan Korupsi (KPK) mengikis
integritas KPK yang identik dengan kesederhanaan. Menurutnya, sejak dulu KPK selalu menjunjung
tinggi pola hidup sederhana. “Salah satu nilai yang ada di KPK yang selalau ‘dijual’ KPK ke beberapa
daerah atau seluruh Indonesia adalah menjunjung tinggi pola hidup sederhana. Tentu pembelian mobil
mewah seharga Rp. 1,4 miliar itu tidak mungkin kita kategorikan sebagai implementasi atas pola hidup
sederhana,” jelasnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Sabtu 17 Oktober 2020.
ICW sangat menyayangkan KPK yang menganggarkan mobil mewah itu. Terlebih, lembaga antirasuah
tersebut memiliki puluhan mobil dinas yang bisa digunakan. Di tambah lagi, kinerja KPK dinilainya saat
ini menurun. Sehingga, Kurnia menilai apresiasi berupa mobil mewah tak semestinya dilaksanakan. “Dari
sisi kinerja sekarang menurun. Lebih banyak kontroversi daripada memperoleh prestasi. Logika sederhana
ketika fasilitas atau anggaran itu didapat, (harus-red) ada sesuatu yang bisa dibanggakan ada prestasi. Ini
prestasi tidak ada tiba-tiba menginginkan mendapatkan mobil, itu yang tidak logis,” tambah Kurnia
seperti dikutip Purwakarta News dari PRFMnews dalam artikel, “KPK Beli Mobil Mewah Harganya Rp.
1,4 Miliar, ICW: Kok KPK Tunjukan Gaya Hidup Hedonisme?”.
Menurutnya, dari sejarah KPK, tidak pernah ada anggaran khusus yang diperuntukan bagi
pembelian mobil mewah. Karena setiap lembaga negara pasti disediakan kendaraan dinas. “Kita sudah
mendengar pernyataan dari ketua dewan pengawas sekaligus mantan pimpinan KPK Tumpak Hatorangan
Panggabean. Dia mengatakan, tidak pernah ada anggaran khusus untuk membeli mobil dinas
pimpinan KPK. Karena pada dasarnya setiap lembaga negara pasti sudah disediakan mobil operasional
atau mobil dinas,” ungkapnya. Terlebih, lanjut Kurnia, perekonomian Indonesia saat ini tengah dalam
kondisi yang di bawah normal karena pandemi Covid-19. Namun, KPK yang malah menunjukan gaya
hidup hedonisme.

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!


1. Apakah nilai-nilai kesederhanaan sebagaimana ajaran al Qur’an dan al Hadits telah tergambar dalam
wacana di atas? Lengkapi jawabanmu dengan argumentasi yang jelas!
2. Mengapa peneliti ICW menyoroti anggaran KPK?
3. Bagaimana pendapatmu tentang gaya hidup Hedonisme?
4. Mengapa negara kita masih memerlukan KPK padahal sudah ada lembaga peradilan yang lain?
5. Bagaimana pendapatmu jika dana 1,4 miliar digunakan untuk program bantuan sosial?

Anda mungkin juga menyukai